Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dinda Putri Aprilia

Nim: J1A122022

Kelas: Kesmas A

ABSTRAK
Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia yang selanjutnya
disingkat AKG adalah suatu nilai yang menunjukkan kebutuhan rata-rata zat gizi tertentu
yang harus dipenuhi setiap hari bagi hampir semua orang dengan karakteristik tertentu yang
meliputi umur, jenis kelamin, tingkat aktivitas fisik, dan kondisi fisiologis, untuk hidup
sehat. dimana hal ini meliputi kecukupan energi, protein, lemak, karbohidrat, serat, air,
vitamin, dan mineral. Dan Data pada Tabel Komposisi Pangan Indonesia (2017) merupakan
pengembangan dari Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI) tahun 2009 yang dimana
memberikan informasi yang lengkap dan terpercaya tentang kandungan zat gizi pangan dan
perencanaan pangan yang sesuai dengan kebutuhan gizi. Upaya perbaikan gizi dapat
dilakukan dengan memperbaiki pola konsumsi pangan masyarakat. Salah satu instrumen
yang diperlukan sebagai dasar
perencanaan pangan dan evaluasi konsumsi pangan serta asupan gizi yaitu Data Komposisi
Pangan yang dapat memberikan informasi kandungan zat gizi pangan dari berbagai daerah di
Indonesia. Data Komposisi Pangan ini dapat digunakan baik oleh akademisi, organisasi
profesi, nutrisionis, masyarakat umum maupun bagi pemegang kebijakan.
Menganalisis manfaat, kelebihan, dan kelemahan pada PMK no 28 tahun 2019 tentang
Angka Kecukupan Gizi (AKG)
 Manfaat
1. Sebagai acuan dalam menentukan kebutuhan gizi individu, PMK No 28 Tahun
2019 memberikan acuan yang jelas dan terukur untuk menentukan kebutuhan gizi
individu yang sesuai dengan usia, jenis kelamin, tinggi badan, dan aktivitas fisik.
Hal ini dapat membantu individu untuk menghitung kebutuhan gizi mereka dan
memilih jenis makanan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

2. AKG digunakan sebagai acuan bagi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan
pemangku kepentingan untuk :
a. menghitung kecukupan gizi penduduk di daerah
b. menyusun pedoman konsumsi pangan
c. menilai konsumsi pangan pada penduduk dengan karakteristik tertentu
d. menghitung kebutuhan pangan bergizi pada penyelenggaraan makanan
institusi
e. menghitung kebutuhan pangan bergizi pada situasi darurat
f. menetapkan Acuan Label Gizi
g. mengembangkan indeks mutu konsumsi pangan
h. mengembangkan produk pangan olahan
i. menentukan garis kemiskinan
j. menentukan biaya minimal untuk pangan bergizi dalam program jaminan
sosial pangan
k. menentukan upah minimum
l. kebutuhan lainnya.

3. Di dalam Pedoman PMK No 28 Tahun 2019, individu dapat memastikan bahwa


asupan gizi yang mereka konsumsi mencukupi kebutuhan tubuh mereka. Hal ini
dapat membantu mencegah kekurangan gizi dan penyakit yang disebabkan oleh
kekurangan nutrisi.

 Kelebihan
1. PMK No. 28 tahun 2019 sudah menentukan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang
dianjurkan untuk masyarakat Indonesia yang harus dikonsumsi sesuai kebutuhan
rata-rata zat gizi tertentu yang harus dipenuhi setiap hari bagi hampir semua orang
dengan karakteristik tertentu yang meliputi umur, jenis kelamin, tingkat aktivitas
fisik, dan kondisi fisiologis, untuk hidup sehat, dimana hal ini meliputi kecukupan
energi, protein, lemak, karbohidrat, serat, air, vitamin, dan mineral.

2. Dalam pedoman Angka Kecukupan Gizi (AKG) sudah ditetapkan estimasi rata-
rata angka kecukupan energi dan rata-rata angka kecukupan protein bagi
masyarakat Indonesia.

3. Mengurangi risiko terjadinya penyakit yang disebabkan oleh kurang atau lebih
gizi, karena dalam pedoman PMK No 28 Tahun 2019 dapat mengurangi risiko
terjadinya penyakit yang disebabkan oleh kurang atau lebih gizi. Dengan
memperoleh asupan gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dapat membantu
individu dalam menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit.
4. Penggunaan AKG dapat merencanakan penyediaan pangan, penggunaan AKG
untuk penetapan garis kemiskinan, penggunaan AKG untuk penetapan upah
minimum, penggunaan AKG untuk penetapan skor Pola Pangan Harapan (PPH),
penggunaan AKG untuk penetapan panduan gizi seimbang, dan penggunaan AKG
untuk Penetapan Acuan Label Gizi (ALG).

5. PMK No 28 Tahun 2019 dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang


pentingnya gizi dan pentingnya memperoleh asupan gizi yang cukup dan
seimbang. Hal ini dapat membantu masyarakat untuk lebih memperhatikan pola
makan mereka dan memilih makanan yang sesuai dengan kebutuhan gizi mereka.

 Kelemahan
1. Pelaksanaannya yang kuraf efektif karena meskipun aturan dan pedoman telah
ditetapkan dalam PMK no 28 tahun 2019, pelaksanaannya dapat menjadi sulit dan
kurang efektif jika tidak ada pengawasan yang tepat.

2. Masih perlunya menerjemahkan pedoman Angka Kecukupan Gizi (AKG) menjadi


komposisi pangan yang beragam untuk memenuhi prinsip gizi seimbang, dimana
hal ini memerlukan keterampilan khusus dari ahli gizi, sehingga diperlukannya
konsultasi, bimbingan, atau pelatihan bagi pemangku kepentingan yang
memerlukannya.

3. Pedoman Angka Kecukupan Gizi (AKG) masih banyak yang belum tercantum
didalamnya, maka dari itu perlu dikembangkan lagi untuk menyesuaikan dengan
kebutuhan serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

4. Kurangnya dukungan dan perhatian pemerintah, karena jika pemerintah tidak


memberikan dukungan yang cukup dan perhatian yang tepat, PMK no 28 tahun
2019 tentang Angka Kecukupan Gizi (AKG) tidak akan berjalan dengan baik dan
tidak akan mencapai tujuannya.

5. Dalam pedoman PMK No 28 Tahun 2019 tidak mempertimbangkan faktor sosial


dan budaya yang dapat mempengaruhi pola makan individu. Kebiasaan makan
dan pola hidup yang berbeda-beda pada tiap daerah atau kelompok sosial dapat
mempengaruhi asupan gizi individu.

6. Dalam PMK no 28 tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi (AKG) masih
banyak hal-hal yang melenceng bahwasannya kasus-kasus terkait kekurangan gizi
itu dapat teratasi tapi nyatanya masih banyak saja kasus kekurangan gizi yang
terjadi, seperti laporan BPS jumlah desa di tanah air yang menderita kekurangan
gizi sebanyak 12.183 desa, dimana angka tersebut sangat besaryang seharusnya
bisa diantisipasi sebaik mungkin.
Menganalisis manfaat, kelebihan, dan kelemahan pada Tabel Komposisi Pangan
Indonesia tahun 2017
 Manfaat
1. Tabel Komposisi Pangan Indoensia tahun 2017 dapat memberikan informasi
kandungan zat gizi pangan dan perencanaan pangan yang baik untuk masyarakat
Indoensia.

2. Tabel Komposisi Pangan Indonesia tahun 2017 dapat digunakan sebagai acuan
untuk merencanakan dan mengembangkan menu makanan yang sehat dan
seimbang. Dengan mengetahui komposisi nutrisi dari berbagai jenis makanan dan
minuman, seseorang dapat memilih makanan yang tepat untuk memenuhi
kebutuhan gizi tubuhnya.

3. Tabel Komposisi Pangan Indoensia tahun 2017 dapat menjadi acuan dalam
pembuatan kebijakan gizi dan pangan di Indonesia. Dengan memperoleh
informasi tentang komposisi nutrisi dari makanan dan minuman yang umum
dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, pemerintah dapat membuat kebijakan
yang tepat untuk meningkatkan status gizi masyarakat.

4. Tabel Komposisi Pangan Indonesia tahun 2017 dapat berguna bagi ahli gizi
sebagai sumber informasi untuk membantu pasien atau kliendalam membuat
rencana diet yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan nutrisi individu.

 Kelebihan
1. Tabel Komposisi Pangan Indonesia tahun 2017 memberikan informasi yang
lengkap dan terpercaya tentang kandungan zat gizi pangan dan perencanaan
pangan yang sesuai dengan kebutuhan gizi.

2. Tabel Komposisi Pangan Indonesia tahun 2017 dapat digunakan unuk mengetahui
konsumsi makanan atau asupan zat gizi yang diperlukan dalam penentuan label
gizi, penelitian gizi dan kesehatan, praktek klinis seperti konsultasi gizi/diet dan
ketahanan pangan.

3. Tabel Komposisi Pangan Indoensia tahun 2017 dapat membantu dalam


pemantauan konsumsi pangan masyarakat. Dengan mengetahui komposisi nutrisi
pada bahan makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat, dapat dilakukan
pemantauan terhadap pola konsumsi pangan dan kecukupan asupan nutrisi
masyarakat. Hal ini dapat membantu dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
tentang pentingnya pola makan yang sehat dan seimbang.

4. Tabel Komposisi Pangan Indonesia tahun 2017 sangat membantu dalam informasi
pengembangan produk pangan. Informasi yang terdapat pada tabel ini dapat
digunakan untuk mengembangkan produk pangan yang mengandung nutrisi yang
seimbang dan sesuai dengan kebutuhan gizi masyarakat Indonesia.

5. Tabel Komposisi Pangan Indonesia tahun 2017 dapat membantu dalam


pemantauan konsumsi pangan masyarakat.
6. Tabel Komposisi Pangan Indonesia tahun 2017 dapat menjadi acuan dalam
penelitian gizi

 Kelemahan
1. Tabel Komposisi Pangan Indoensia tahun 2017 tidak mencakup seluruh jenis
makanan dan variasinya. Beberapa jenis makanan yang kurang terwakili dalam
tabel ini, seperti makanan yang kurang populer atau makanan local/daerah, dapat
menyebabkan kesulitan bagi orang yang ingin menggunakan tabel ini untuk
menentukan komposisi nutrisi dari makanan yang mereka konsumsi.

2. Tabel Komposisi Pangan Indoensia tahun 2017 tidak mencakup faktor pengolahan
makanan. Metode pengolahan makanan dapat mempengaruhi komposisi nutrisi
pada bahan makanan. Misalnya, bahan makanan yang direbus, dibakar, atau
digoreng dapat memiliki komposisi nutrisi yang berbeda-beda.

Anda mungkin juga menyukai