Anda di halaman 1dari 9

Lingkar Lengan Atas (LiLA)

1. Pengertian Lingkar Lengan Atas (LiLA)

Menurut Supriasa (2012) dalam Rahmi (2016) menunjukan bahwa Lingkar

Lengan Atas (LILA) adalah jenis pemeriksaan antropometri yang digunakan

untuk mengukur risiko KEK pada wanita usia subur yang meliputi remaja, ibu

hamil, ibu menyusui dan Pasangan Usia Subur (PUS). Sedangkan ambang batas

LILA pada WUS dengan resiko KEK adalah 23,5 cm dan apabila kurang dari 23,5

cm wanita tersebut mengalami KEK.

2. Cara pengukuran LiLA ibu hamil

Menurut Utami (2016), tata cara pengukuran LiLA ibu hamil ialah sebagai

berikut :

a. Subjek diminta untuk berdiri tegak.

b. Tanyakan kepada subjek lengan mana yang aktif digunakan. Jika yang aktif

digunakan adalah lengan kanan, maka yang diukur adalah lengan kiri,

begitupun sebaliknya.

c. Mintalah subjek untuk membuka lengan pakaian yang menutup lengan yang

tidak aktif digunakan.

d. Untuk menentukan titik mid point lengan ditekuk hingga membentuk sudut

90o , dengan telapak tangan menghadap ke atas. Pengukur berdiri di belakang

subjek dan menentukan titik tengah antara tulang atas pada bahu dan siku.

1
e. Tandailah titik tersebut dengan pulpen.

f. Tangan kemudian tergantung lepas dan siku lurus di samping badan serta

telapak tangan menghadap ke bawah.

g. Ukurlah lingkar lengan atas pada posisi mid point dengan pita LILA

menempel pada kulit. Perhatikan jangan sampai pita menekan kulit atau ada

rongga antara kulit dan pita.

h. Catat hasil pengukuran LiLA ibu hamil.

3. Faktor – faktor yang mempengaruhi Lingkar Lengan Atas (LiLA)

Pengukuran lingkar lengan atas adalah suatu cara untuk mengetahui risiko

KEK wanita usia subur. Ambang batas Lingkar Lengan Atas (LILA) pada WUS

dengan risiko KEK adalah 23,5 cm, yang diukur dengan mengunakan pita ukur.

Apabila LILA kurang dari 23,5 cm artinya wanita tersebut mempunyai risiko

KEK dan sebaliknya apabila LILA lebih dari 23,5 cm berarti wanita itu tidak

berisiko dan dianjurkan untuk tetap mempertahankan keadaan tersebut.

Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan

status gizi dalam jangka pendek. Pengukuran LILA digunakan karena

pengukurannya sangat mudah dan cepat. Hasil pengukuran LILA ada dua

kemungkinan yaitu kurang dari 23,5 cm dan diatas atau sama dengan 23,5 cm.

2
Apabila hasil pengukuran < 23,5 cm berarti risiko KEK dan ≥ 23,5 cm berarti

tidak berisiko KEK.

Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi Lingkar Lengan Atas (LiLA)

sebagai indikator ibu hamil dengan Kurang Energi Kronis (KEK), diantaranya :

a. Usia ibu

Baliwati (2004) dalam Mahirawati (2014) menyatakan bahwa umur

merupakan salah satu faktor penting dalam proses kehamilan dan persalinan.

3
Kehamilan pada ibu yang dengan umur terlalu muda menyebabkan kompetisi

makanan antara janin dan ibu yang masih dalam pertumbuhan. Ibu yang berusia

lebih muda mempunyai peluang mengalami KEK 3,7 kali lebih tinggi daripada

ibu yang berusia lebih tua. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Hasil penelitian oleh Triatmaja (2017) menyebutkan Square bahwa ada pengaruh

antara umur terhadap kejadian KEK dengan nilai p = 0,049.

b. Paritas

Ibu dengan paritas yang terlalu sering akan mempunyai status gizi kurang

karena cadangan gizi dalam tubuh ibu sudah terkuras. Untuk paritas yang paling

baik adalah 2 kali. (Surasih, H., 2005).

c. Jarak kelahiran

Jarak kelahiran yang terlalu dekat (kurang dari 2 tahun) pada ibu hamil

menyebabkan status gizi ibu hamil kurang karena tubuh ibu tidak diberi

kesempatan untuk pemulihan keadaan gizi. (Surasih,2005). Hasil penelitian oleh

Triatmaja (2017) menyebutkan bahwa ada pengaruh antara jarak kelahiran

terhadap kejadian KEK dengan nilai p = 0,047 (p< 005).

4. Purpose of LILA measurement

The purpose of LILA measurements is :

- Knowing the risk of WUS SEZ, both pregnant women and future

mothers, and to filter women who have a risk of giving birth to Low Birth Weight

Babies BBLR.

- Increase public attention and awareness to play a greater role in the

prevention and countermeasures of SEZ.

- Develop new ideas among the community with the aim of improving the
4
welfare of mothers and children.

- Increase the role of cross-sectoral officers in efforts to improve the

nutrition of WUS suffering from SEZ.

- Directing health services to wus target groups suffering from SEZ.

Terjemah :

Tujuan pengukuran lila adalah :

- Mengetahui risiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, dan

untuk menyaring wanita yang memiliki risiko melahirkan Bayi Dengan

Berat Badan Lahir Rendah BBLR.

- Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat untuk berperan

lebih besar dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.

- Mengembangkan ide-ide baru di kalangan masyarakat dengan tujuan

meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.

- Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya meningkatkan

gizi wus yang menderita KEK.

- Mengarahkan pelayanan kesehatan kepada kelompok sasaran wus yang

menderita KEK.

5. Relationship of LILA Pregnant Women with Birth Weight

One way to find out whether a pregnant woman suffers or does not suffer from SEZ is

from the size of LILA, if the size of LILA is less than 23.5 cm then the pregnant woman

is said to be SEZ or malnourished and is at risk of giving birth to a baby with BBLR. The

results of Ngare and Neuman's study on 148 pregnant women in Kenya in 1998

concluded that BBLR predictor factors include, size of BMI, LILA, Hb levels and

nutritional inputs. If the input of nutrients is inadequate, it will increase the risk of BBLR.

In response to the rapid growth of the fetus and placenta as well as the increasing needs,

pregnant women experience metabolic changes. Most of the weight gain during
5
pregnancy is associated with the uterus and its contents, breasts, changing blood volume

as well as extracellular and extravascular fluids. Weight gain is the result of metabolic

changes that lead to increased water in the cells and the accumulation of fat and protein.

There is an assumption that in the I and II trimesters there is a build-up of fat reserves,

including moderate under-skin fat in the III trimester, there is a maximum use of fat

reserves, so there is a change in the size of the upper arm circumference in accordance

with changes in fat under the skin and has to do with birth weight. 7,8,10 Bhargava et al

2000 11 in their study in Kenya concluded that the nutritional status of mothers had a

positive relationship with the weight of the baby being born. These findings are supported

by the results of Humphrey and Holzheimer's 2000 12 study which states that low

nutritional status has a correlation with BBLR. Similarly, the results of a study conducted

by Rodrigues and Barros 1998 13 found that the activities of pregnant women and their

nutritional status are very important to the risk of premature babies or BBLR. A similar

study was also revealed by Ogunyemi et al 1998 14 found that there was a relationship

between the nutritional status and weight gain of pregnant women with the state of the

perinatal baby and its birth weight. So normal nutritional status and ideal weight gain in

pregnant women are associated with a decrease in complications of perinatal babies and

optimization of birth weight. Likewise, according to Merchant et al 1999 25 in their

research found that the nutritional status of mothers is one of the factors that are

important considerations as an indicator of birth outcome outcomes. The results of

research in Indonesia such as conducted by Budijanto et al 2000 15 in Madiun, East Java

found that the risk of low birth weight events is related to the size of the upper arm

circumference and heavy work. This finding supports a previous study by Purdyastuti at

Fatmawati Hospital Jakarta 1994 quoted from 16 which concluded that there was a

relationship between the nutritional status of mothers assessed from LILA and the weight

of the baby being born. scheme Follow-up measurement LILA 7 MEASUREMENTS

6
LILA WUS Women Usa Fertile ≥ 23.5 cm RISK OF SEZ NOT RISK OF SEZ

Recommendations : - Eat enough with general guidelines Balanced Nutrition - Healthy

living - Postpone pregnancy - When pregnant immediately refer as early as possible -

Given counseling Advice : - Maintain health condition - If pregnant, check pregnancy to

health workers 23.5 cm

2.6 Factors affecting the weight of the baby's birth

Terjemah : Salah satu cara untuk mengetahui apakah seorang ibu hamil

menderita atau tidak menderita KEK adalah dari ukuran LILA, jika ukuran

LILA kurang dari 23,5 cm maka ibu hamil tersebut dikatakan KEK atau

kurang gizi dan beresiko untuk melahirkan. melahirkan bayi dengan BBLR.

Hasil penelitian Ngare dan Neuman terhadap 148 ibu hamil di Kenya tahun

1998 menyimpulkan bahwa faktor prediktor BBLR meliputi, ukuran IMT,

LILA, kadar Hb dan masukan nutrisi. Jika input nutrisi tidak mencukupi,

maka akan meningkatkan risiko BBLR. Menanggapi pesatnya pertumbuhan

janin dan plasenta serta kebutuhan yang semakin meningkat, ibu hamil

mengalami perubahan metabolisme. Sebagian besar kenaikan berat badan

selama kehamilan berhubungan dengan rahim dan isinya, payudara,

perubahan volume darah serta cairan ekstraseluler dan ekstravaskular.

Pertambahan berat badan adalah hasil dari perubahan metabolisme yang

menyebabkan peningkatan air dalam sel dan akumulasi lemak dan protein.

Adanya anggapan bahwa pada trimester I dan II terjadi penumpukan

cadangan lemak, termasuk lemak bawah kulit sedang pada trimester III,

terdapat penggunaan cadangan lemak yang maksimal, sehingga terjadi

perubahan ukuran lingkar lengan atas sesuai dengan perubahan lemak di

bawah kulit dan ada hubungannya dengan berat badan lahir. 7,8,10 Bhargava

et al 2000 11 dalam penelitiannya di Kenya menyimpulkan bahwa status gizi


7
ibu memiliki hubungan positif dengan berat badan bayi yang dilahirkan.

Temuan ini didukung oleh hasil penelitian Humphrey and Holzheimer tahun

2000 12 yang menyatakan bahwa status gizi rendah memiliki korelasi dengan

BBLR. Demikian pula hasil penelitian yang dilakukan oleh Rodrigues dan

Barros 1998 13 menemukan bahwa aktivitas ibu hamil dan status gizinya

sangat penting terhadap risiko bayi prematur atau BBLR. Penelitian serupa

juga diungkapkan oleh Ogunyemi et al 199814 menemukan bahwa ada

hubungan antara status gizi dan pertambahan berat badan ibu hamil dengan

keadaan bayi perinatal dan berat lahirnya. Jadi status gizi normal dan

pertambahan berat badan ideal pada ibu hamil berhubungan dengan

penurunan komplikasi bayi perinatal dan optimalisasi berat badan lahir.

Demikian juga menurut Merchant et al 1999 25 dalam penelitiannya

menemukan bahwa status gizi ibu merupakan salah satu faktor yang menjadi

pertimbangan penting sebagai indikator luaran luaran persalinan. Hasil

penelitian di Indonesia seperti yang dilakukan oleh Budijanto et al 2000 15 di

Madiun Jawa Timur menemukan bahwa risiko kejadian BBLR berhubungan

dengan ukuran lingkar lengan atas dan pekerjaan yang berat. Temuan ini

mendukung penelitian sebelumnya oleh Purdyastuti di Rumah Sakit

Fatmawati Jakarta 1994 dikutip dari 16 yang menyimpulkan bahwa ada

hubungan antara status gizi ibu yang dinilai dari LILA dengan berat badan

bayi yang dilahirkan. Skema Pengukuran Tindak Lanjut LILA 7

PENGUKURAN LILA WUS Wanita Usa Subur 23,5 cm RISIKO KEK

BUKAN RISIKO KEK Rekomendasi : - Makan cukup dengan pedoman

umum Gizi Seimbang - Hidup sehat - Tunda kehamilan - Bila hamil segera

rujuk sedini mungkin - Diberikan Saran penyuluhan : - Jaga kondisi kesehatan

- Jika hamil periksakan kehamilan ke petugas kesehatan 23,5 cm 2.6 Faktor-

8
faktor yang mempengaruhi berat badan bayi lahir

Anda mungkin juga menyukai