Anda di halaman 1dari 8

Ivo Christania Manurung (2015100200)

Syaloom Lestari Simanjuntak (2015100262)


Cici Zulvani Anastasia Silalahi (222500161)

Beneish
Model &
Fraud
Star
Beneish Model
Beneish Model adalah model matematika yang dibuat oleh Profesor Messod Beneish dan digunakan untuk
tujuan mengetahui apakah perusahaan telah melakukan manipulasi apa pun dengan pendapatannya dengan
bantuan rasio keuangan yang berbeda.Beneish M-score merupakan metode untuk mengungkapkan adanya
kemungkinan perusahaan melakukan fraud terhadap pendapatan yang dicatat dalam laporan
keuangan.Christy,et.al. (2015 ), menyatakan bahwa penganalisaan atau penilaian terhadap posisi keadaan
keuangan dan perkembangannya pada suatu perusahaan dapat dilakukan oleh dua pihak, yaitu pihak yang
ada dalam perusahaan (internal) dan pihak di luar perusahaan(eksternal). Kemungkinan adanya laporan
keuangan yang tidak asli atau adanya praktik kecurangan karena sudah diolah sedemikian rupa sehingga
kelihatan baik.Model ini hanya dapat mengestimasikan informasi keuangan perusahaan publik, model ini
juga tidak bisa digunakan untuk perusahaan private atau non-publik.

Variabel ini adalah rasio penjualan harian dalam piutang


pada tahun pertama dimana manipulasi laba ditemukan (tahun t) dengan ukuran yang sesuai pada tahun t-1.
DSRI mengukur apakah piutang dan pendapatan sudah berada pada keseimbangan antara dua tahun
berturut-turut.

DSRI = (Piutang Bersih t / Penjualan t ) / Piutang Bersih t-1 / Penjualan t-1 )


Rasio ini membandingkan beban depresiasi terhadap aktiva
GMI adalah rasio marjin laba kotor pada tahun sebelum (t-1)
tetap sebelum depresiasi pada uatu tahun (t) dan tahun
ke margin laba pada tahun berjalan (t). Jika GMI lebih besar
sebelumnya (t -1). DEPI = (Depresiasi t-1 / (PP&E t-1 +
dari 1, ini mengindikasi jika perusahaan memiliki prospek Depresiasi t-1 )) / (Depresiasi t / (PP&E t + Depresiasi t ))
negatif, maka perusahaan lebih rentan untuk memanipulasi
laba ke sinyal yang negatif bagi prospek perusahaan.
GMI = [(Penjualan t-1 – COGS t-1 ) / Penjualan t-1 ] / [(Penjualan
Rasio ini membandingkan beban penjualan, umum, dan
t – COGS t ) / Penjualan t ]
administrasi terhadap penjualan pada suatu tahun (t) dan
)
tahunsebelumnya (t -1). SGAI = (Beban SG&A t / Penjualan t ) /
Rasio ini membandingkan aktiva tidak lancar yang dimiliki (Beban SG&A t-1 / Penjualan t-1 )
oleh perusahaan selain aktiva tetap dengan total aktiva
perusahaan pada suatu tahun (t) dan tahun sebelumnya (t - Rasio ini membandingkan jumlah hutang terhadap total
1). aktiva pada suatu tahun (t) dan tahun sebelumnya (t – 1).
AQI = [1 – (Aset Lancar t + PP&E t + Efek t ) / Total Aset t ] / [1 –
Rasio ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat
((Aset Lancar t-1 + PP&E t-1 + Efek t-1 ) / Total Aset t-1 ) ]
hutang yang dimiliki perusahaan terhadap total aktivanya
dari tahun ke tahun. LVGI = [(Utang Lancar t + Total Utang
Variabel ini mengukur tingkat pertumbuhan penjualan Jangka Panjang t ) / Total Aset t ] / [(Utang Lancar t-1 + Total
perusahaan. Hasil yang lebih besar dari 1 mengindikasikan Utang Jangka Panjang t-1 ) / Total Aset t-1 ]
bahwa penjualan meningkat dari tahun sebelumnya. SGI
bukan merupakan indikasi manipulasi pendapatan, tetapi Total Accrual merupakan rasio untuk menjelaskan
perusahaan yang mengalami pertumbuhan penjualan lebih keuntungan akuntansi yang tidak diperoleh dari keuntungan
cenderung untuk melakukan manipulasi pendapatan. kas. TATA = (Pendapatan dari Operasi yang Dilanjutkan t – Arus
SGI = Penjualan t / Penjualan t-1 Kas dari Operasi t ) / Total Aset t
Fraud adalah penyajian laporan keuangan palsu secara sengaja dengan
menghilangkan atau menambahkan jumlah tertentu untuk menipu pemilik
hak dari laporan keuangan tersebut.Contoh fraud adalah penipuan pajak,
penipuan kartu kredit, penipuan sekuritas, dan penipuan-penipuan keuangan
yang lain. Fraud sendiri dapat dilakukan oleh satu individu, kelompok maupun
perusahaan secara utuh.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengertian dari apa itu fraud adalah
serangkaian ketidakberesan (irregularities) dan perbuatan melawan hukum
(illegal act) yang dilakukan oleh suatu pihak guna mendapatkan keuntungan
pribadi.Faktor yang menjadi pemicu seseorang melakukan fraud star adalah
integritas. Semakin tinggi integritas seseorang, maka akan semakin kecil
kemungkinannya dalam melakukan fraud.
Terdapat 5 teori Fraud Star:
(Tekanan) yang dijelaskan oleh Skousen et.al (2015) bahwa
tekanan saat kinerja entitas menempati pada titik di bawah standar kinerja
industri. Situasi ini menunjukkan saat entitas berada pada keadaan yang tidak
stabil dikarenakan ketidakmampuan perusahaan untuk mengoptimalisasikan
asetnya dan tidak mampu mengelolah sumber dana investasi secara efisien.
adalah alasan yang
merupakan komitmen pribadi yang
sering ada di pemikiran agen saat kecurangan telah
teguh terhadap prinsip-prinsip etis dan ideologi serta
dilakukan (Apriliana & Agustina, 2017). Ide ini muncul
menjadi bagian dari citra diri yang tercermin dalam
dikarenakan manajemen tidak mau jika tindakan
perilaku (Nita & Supadmi, 2019).
mereka diketahui, sehingga membenarkan manipulasi
yang telah dilakukan. Langkah tersebut diambil untuk Selain 5 Theory Fraud Star atau teori bintang
menjaga mereka tetap aman dan terhindar dari penipuan didasarkan oleh beberapa hal yaitu :
hukuman. v ·Insentif
) yang di jelaskan oleh Romney Individu bersedia, terlalu percaya diri, dan terlalu
& Steinbart (2015) dalam Sari & Nugroho (2020) optimis untuk melakukan penipuan.
menjelaskan bahwa peluang muncul dari kelemahan v Kapasitas
sistem pengendalian intern pada perusahaan. Pada Individu memiliki potensi dan kemungkinan
perusahaan dengan pengendalian intern yang lemah, melakukan kejahatan, dengan terlalu percaya diri
akan banyak terjadi kecurangan pada kemampuan untuk melakukan penipuan.
manajemen dalam mengatur transaksi, khususnya v Cakupan eksternal
transaksi keuangan yang dicantumkan dalam laporan Individu menemukan pada tingkat norma sosial,
keuangan. tingkat kontrol sosial dan tingkat hukuman yang
atau kompetensi mengacu efektif, dimana hukuman tidak dirasakan, untuk
pada seberapa besar kekuatan dan kemampuan yang melakukan kecurangan.
dimiliki seseorang untuk melakukan kecurangan dalam
perusahaan. Menurut Wolfe & Hermanson (2004)
menyatakan bahwa pergantian direksi merupakan
wujud dari konflik kepentingan.
v Budaya sosial/organisasi
Individu merasakan sistem budaya/organisasi internal/eksternal di mana
tingkat norma, tingkat kontrol, dan tingkat hukuman yang efektif, dalam
berbagai organisasi masyarakat, publik, dan/atau swasta, tidak efisien
dalam melakukan kejahatan. korupsi, dan sebagai konsekuensinya,
mekanisme sosial korupsi sistemik dirasakan, meninggalkan jalan bebas
untuk melakukan penipuan.
v
Beberapa tahun terakhir perusahaan go-public terindikasi melakukan
tindakan kecurangan atas pelaporan keuangan tahunan di Bursa Efek
Indonesia. Kecurangan akuntansi digambarkan sebagai penyimpangan yang
disengaja dari akuntansi perusahaan, seperti kesalahan penerapan prinsip
akuntansi, yang mengakibatkan laporan keuangan yang menyesatkan secara
material (Komisi Treadway dalam Pramulasari (2021)). Menurut data survei
ACFE (2020) bahwa Indonesia menduduki peringkat ke 85 dari 180 negara
dengan kasus terbanyak yaitu korupsi sebesar 69.9% dengan total kerugian Rp
373.650.000.000 , kemudian penyalahgunaan aset sebesar 20.9% dengan total
kerugian Rp 257.520.000.00 dan financial statement fraud sebesar 9.2% total
kerugian mencapai Rp 242.260.000.000.
Hasil survei dari ACFE (2022) menyatakan bahwa terdapat tiga kategori utama kecurangan yaitu
asset misappropriations, corruption dan financial statement fraud.
Maraknya skandal kecurangan
pelaporan keuangan di Indonesia menjadi Rp 2,49 triliun atau turun
dibuktikan dengan adanya salah 39,15% dibandingkan dengan pendapatan
satu kasus kecurangan pelaporan penjualan beras perseroan pada 2016
keuangan oleh perusahaan yang sebesar Rp 4,10 triliun. Penurunan
terdaftar di BEI sektor Consumer pendapatan penjualan perseroan sudah
Non-Cyclicalsyang pernah terjadi terjadi sejak kuartal-III 2017, disusul
salah satunya yaitu PT FKS dengan kasus beras racikan yang melanda
Sejahtera Food dengan kasus beras pada akhir 2017. Sementara itu, pada
racikan yang menyeret produk periode tersebut perseroan sudah tidak
beras bermerk IBU sehingga mendapatkan kontribusi pendapatan
menyebabkan kesulitan keuangan penjualan dari produk agri bisnisnya yaitu
AISA dan menghentikan minyak sawit mentah, tandan buah segar
operasional produksi ketiga anak serta inti sawit dan turunannya. Padahal,
perusahaan sejak 1 Desember selama periode yang sama tahun 2016,
2017.Manajemen perusahaan perusahaan menghasilkan pendapatan
sudah dikenakan sanksi pidana oleh sebesar Rp 36,90 miliar dari sektor
Pengadilan Negeri Bekasi dan pertanian (Wareza, 2019).
menyatakan menerima keputusan
tersebut. Pada 2017, pendapatan
penjualan beras AISA turun drastis
Berdasarkan kasus tersebut, financial statement fraud perlu dideteksi sedini
mungkin agar tidak menyebabkan kerugian yang dapat merugikan pemangku
kepentingan. Salah satu cara terungkapnya suatu kecurangan dengan menggunakan
berbagai fraud theory yang dikembangkan oleh para peneliti sebelumnya. Dalam
penelitian ini peneliti menerapkan fraud star theory yaitu teori yang menjelaskan
bahwa terdapat lima faktor yang melatarbelakangi seseorang melakukan kecurangan
adalah Pressure (Tekanan), Rationalization (Rasionalisasi), Opportunity (peluang),
Capability (kemampuan)dan Integrity (Integrasi).
Penelitian yang menggunakan teori fraud star) pada penelitian ini, peneliti
memproksikan lima indikator fraud star kedalam beberapa variabel yaitu pressure,
opportunity, justification, capability, integrity dan internal control untuk mendeteksi asset
missappropriation. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tiga variabel yang memiliki
pengaruh secara signifikan adalah pressure (tekanan), opportunity (peluang) dan
Rasionalisasi.

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai