PEDOMAN MANUAL MUTU Fix
PEDOMAN MANUAL MUTU Fix
Disusun Oleh :
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Profil Organisasi
ada di wilayah Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli berlokasi di Desa Pengotan. Puskesmas
yang dibangun tahun 2012 ini memiliki luas wilayah 35,9 Km 2 dengan surat izin operasional
Puskesmas yaitu sebelah utara berbatasan dengan kecamatan kintamani, sebelah timur dengan
kecamatan Tembuku , sebelah selatan dengan kelurahan kawan Bangli, dan sebelah barat
kecamatan susut.
Secara fisik wilayah kerja UPT Puskesmas Bangli Utara merupakan daerah
pegunungan atau dataran tinggi, terletak 17 Km sebelah utara dari kota Bangli, UPT.
Puskesmas Bangli Utara mewilayahi 3 Desa dengan 22 Banjar Dinas dan 2 Kelurahan dengan
11 Lingkungan, UPT. Puskesmas Bangli Utara memiliki 37 Posyandu aktif dengan jumlah
penduduk sebanyak 27.301 jiwa. Mata pencaharian penduduk sebagian besar adalah petani.
b) Terdapat 5 desa siaga, artinya semua desa merupakan desa siaga namun belum semua
aktif.
2) Sarana Pendidikan
Di wilayah kerja UPT Puskesmas Bangli Utara terdapat 12 TK/PAUD, 18 SD/MI, 5
SLTP/MTs, 3 SMU/MA/SMK.
JUMLAH : 45 Orang.
4) Pembiayaan
Pembiayaan kegiatan di UPT Puskesmas Bangli Utara bersumber dari dana BLUD
fungsional dan non-fungsional. Dana fungsional terdiri dari retribusi umum,
kapitasi, non-kapitasi, dan pendapatan lain yang sah. Dana non-fungsional
bersumber dari APBD (dana BOK). Dana fungsional BLUD dipergunakan untuk
belanja pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja modal. Dana BOK digunakan
untuk pelayanan kegiatan promotif dan preventif seperti kegiatan KIA-KB,
Imunisasi, Promosi Kesehatan, Pencegahan Penyakit dan KLB, Upaya Kesehatan
Gizi dan Lingkungan, serta program penunjang lainnya.
b. Visi Organisasi
Terwujudnya pelayanan prima dan terpadu menuju masyarakat yang mandiri untuk hidup
sehat.
c. Misi Organisasi
1. Mengembangkan pelayanan kesehatan masyarakat yang terjangkau, merata,adil dan
berkualitas serta didukung denagan pengembangan system dan data bassed riwayat kesehatan
2. Mengembangkan system tata kelola Puskesmas berbasis TIK yang efektif, terbuka,
d. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi UPT Puskesmas Bangli Utara tahun 2023 dapat dilihat di halaman
lampiran.
e. Motto
3
Dalam rangka mendorong dan memberikan semangat untuk meningkatkan kinerja pelayanan,
UPT Puskesmas Bangli Utara berpedoman pada motto yaitu “MELAYANI DENGAN HATI”
f. Tata Nilai
Tata Nilai dalam pelaksanaan program di UPT.Puskesmas Bangli Utara yaitu ;
“CEMARA”:
2. E: EMPATI, Pemberi pelayanan bisa merasakan apa yang di rasakan oleh pasien.
3. Proses Pelayanan
Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dan pelayanan klinis perseorangan, UPT
Puskesmas Bangli Utara selalu memperhatikan keselamatan sasaran/pasien dengan
menerapkan manajemen risiko. Pelayanan yang tersedia di UPT Puskesmas Bangli Utara
adalah sebagai berikut :
1) UKM Esensial
1.1) Pelayanan Promosi Kesehatan
1.2) Pelayanan KIA yang bersifat UKM
1.3) Pelayanan Gizi yang bersifat UKM
1.4) Pelayanan Kesehatan Lingkungan
1.5) Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
1.6) Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit :
~ TB Paru
4
~ Kusta
~ Imunisasi
~ ISPA
~ Malaria
~ Diare
~ Surveilans
2) UKM Pengembangan
2.1) Pelayanan Kesehatan Jiwa
2.2) Pelayanan Kesehatan Mata
2.3) Pelayanan Kesehatan Reproduksi
2.4) Pelayanan Posyandu Lansia
2.5) Pelayanan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM
2.6) Layanan Klinis Berkesinambungan (LKB) HIV/AIDS
2.7) Pelayanan UKS
2.8) Pelayanan UKGS
2.9) Pelayanan UKK
2.10) Pelayanan Kesehatan Olahraga
2.11) Pelayanan Kesehatan Tradisional
KEPUASAN PELANGGAN
Analisa Data
B. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pedoman mutu ini disusun berdasarkan Persyaratan ISO 9001:2015 dan
Standar Akreditasi Puskemas Tahun 2017, yang meliputi : persyaratan umum sistem manajemen
mutu, tanggung jawab manajemen, manajemen sumber daya, dan proses pelayanan di Puskesmas.
Proses pelayanan di UPT Puskesmas Bangli Utara terdiri dari penyelenggaraan upaya kesehatan
masyarakat dan penyelenggaraan pelayanan klinis. Rincian dari tiap kegiatan pelayanan tersebut
telah dijelaskan di atas.
Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dan pelayanan klinis perseorangan,
UPT Puskesmas Bangli Utara selalu memperhatikan keselamatan sasaran/pasien dengan
menerapkan manajemen risiko.
6
C. TUJUAN
Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan dalam membangun sistem manajemen mutu, baik
untuk penyelengaraan UKM maupun Pelayanan Klinis di UPT Puskesmas Bangli Utara
Landasan hukun yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini adalah :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144;
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 193;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan
Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 001 Tahun 2012 tentang Sistem
Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri
Dokter Gigi;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas.
Acuan yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini adalah Persyaratan ISO
9001:2015 dan Standar Akreditasi Puskemas Tahun 2017.
1. Pelanggan
Pelanggan adalah yang paling berpengaruh dari nilai suatu organisasi dalam menjalankan
usahanya. Pelanggan adalah aset keuangan dari suatu perusahaan atau organisasi yang harus
diukur, dijaga dan dimaksimalkan seperti aset-aset yang lainnya.
7
2. Kepuasan Pelanggan
Kepuasan Pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang (senang atau kecewa) setelah
membandingkan antara persepsi dan harapannya dengan hasil yang dirasakan terhadap
kinerja suatu produk.
3. Pasien
Istilah pasien berasal dari kata kerja bahasa latin yang artinya “menderita”, secara
tradisional telah digunakan untuk menggambarkan seseorang yang menerima perawatan.
Pasien adalah seseorang yang menerima perawatan medis, seringkali pasien menderita
penyakit atau cedera dan memerlukan bantuan dokter untuk memulihkannya.
4. Koreksi
Kata koreksi dapat berarti pembetulan, perbaikan, pemeriksaan, koreksi terhadap diri
sendiri ataupun orang lain sehingga akan menumbuhkan sikap rendah hati dan tidak cepat
menyalahkan orang lain.
5. Tindakan Preventif
Tindakan preventif merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
penyimpangan.
6. Tindakan Korektif
Tindakan korektif adalah tindakan yang dilakukan untuk mengenali kesalahan yang muncul
sehingga dari kesalahan tersebut dapat diperbaiki dan diisolasi ke dalam lingkup yang lebih
kecil.
7. Pedoman Mutu
Pedoman mutu adalah sebuah dokumen yang berisi pernyataan dan komitmen sebuah
organisasi. Dalam hal ini juga memuat kebijakan dan sasaran organisasi, ringkasan dan
cross-reference procedure.
8. Dokumen
Dokumen menurut Bahasa Inggris berasal dari kata document yang memiliki arti sesuatu
yang tertulis atau tercetak, serta segala benda yang mempunyai keterangan-keterangan
dipilih untuk dikumpulkan, disusun, disediakan atau untuk disebarkan.
9. Rekaman Mutu
Rekaman adalah suatu proses menyalin ulang suatu objek, apakah objek tersebut berupa
gambar, suara atau apa saja dengan menggunakan media atau alat perekaman tertentu yang
hasilnya dapat disimpan pada suatu media penyimpanan. Rekaman mutu adalah dokumen
yang dapat menunjukkan bukti dilaksanakannya suatu pekerjaan.
10. Efektivitas
Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas
dan waktu) telah tercapai, dimana makin besar presentase target yang dicapai, maka makin
tinggi efektivitasnya.
8
11. Efisiensi
Efisiensi adalah suatu proses internal atau sumber daya yang diperlukan oleh organisasi
untuk menghasilkan satu satuan output. Oleh karena itu, efisiensi dapat diukur sebagai ratio
output terhadap input.
12. Proses
Proses adalah serangkaian kegiatan yang saling terkait atau berinteraksi, yang mengubah
input menjadi output, serta memerlukan alokasi sumber daya seperti orang dan materi.
16. Sarana
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau
tujuan suatu kegiatan.
17. Prasarana
Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu
proses kegiatan.
9
BAB II
SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN PENGENDALIAN DOKUMEN
A. PERSYARATAN UMUM
UPT Puskesmas Bangli Utara menetapkan, mendokumentasikan dan memelihara sistem
manajemen mutu sesuai dengan Persyaratan ISO 9001:2015 dan Standar Akreditasi Puskesmas
Tahun 2017. Sistem ini disusun untuk memastikan telah diterapkannya persyaratan pengendalian
terhadap proses-proses penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat, baik penyelenggaraan
upaya kesehatan masyarakat maupun pelayanan klinis, yang meliputi kejelasan proses pelayanan
dan interaksi proses dalam penyelenggaraan pelayanan, kejelasan penanggung jawab, penyediaan
sumber daya, penyelenggaraan pelayanan itu sendiri mulai dari perencanaan yang berdasarkan
kebutuhan masyarakat/pelanggan, verifikasi terhadap rencana yang disusun, pelaksanaan
pelayanan, dan verifikasi terhadap proses pelayanan dan hasil-hasil yang dicapai, monitoring dan
evaluasi serta upaya penyempurnaan yang berkesinambungan.
B. PENGENDALIAN DOKUMEN
Secara umum dokumen-dokumen dalam sistem menajemen mutu yang disusun tersebut,
meliputi :
~ Dokumen level 1 : kebijakan/SK;
~ Dokumen level 2 : pedoman/manual, RUK, RPK;
~ Dokumen level 3 : standar prosedur operasional; dan
~ Dokumen level 4 : bukti-bukti (dokumen, absensi, undangan, notulensi) dan rekaman-
rekaman sebagai catatan akibat pelaksanaan kebijakan, pedoman dan
prosedur.
e. Memastikan bahwa dokumen yang berasal dari luar puskesmas yang ditetapkan oleh
organisasi yang penting untuk perencanaan dan operasional sistem manajemen mutu
diidentifikasi dan distribusinya dikendalikan.
6. Pengesahan Dokumen
Dokumen akreditasi yang telah disusun, baik berupa Surat Keputusan (SK), Pedoman,
Panduan, Kerangka Acuan, maupun Standar Operasional Prosedur (SOP), akan dilakukan
pengesahan oleh Pemimpin UPT Puskesmas Bangli Utaradengan menandatangani dokumen
tersebut.
7. Sosialisasi Dokumen
Setelah dilakukan pengesahan oleh Pemimpin UPT Puskesmas Bangli Utara, dokumen
akreditasi kemudian dapat diberlakukan dan dijadikan sebagai acuan oleh petugas untuk
melakukan sebuah kegiatan.
Agar dokumen dapat dikenali oleh seluruh pelaksana maka perlu dilakukan sosialisasi
dokumen tersebut. Khusus untuk dokumen SOP, bila rumit, maka untuk melaksanakan SOP
tersebut perlu dilakukan pelatihan.
13
8. Distribusi Dokumen
a. Penanggung Jawab Manajemen Mutu bertanggung jawab atas distribusi dokumen
seperti Pedoman, Panduan, Kerangka Acuan, Standar Operasional Prosedur (SOP),
serta memelihara Daftar Distribusi Dokumen Internal.
b. Penanggung Jawab Manajemen Mutu harus menjamin bahwa dokumen mutu/akreditasi
yang berlaku senantiasa tersedia di unit pelayanan yang kegiatannya berkaitan dengan
Sistem Manajemen Mutu.
c. Dokumen yang didistribusikan sudah diberi stempel “Dokumen Terkendali”.
d. Distribusi dokumen bisa hanya untuk unit kerja tertentu tetapi bisa juga untuk seluruh
unit kerja lainnya.
e. Pendistribusian dokumen internal berupa Pedoman, Panduan, Kerangka Acuan, Standar
Operasional Prosedur (SOP), tercatat dalam Daftar Distribusi Dokumen Internal.
f. Pendistribusian dokumen/pedoman eksternal tercatat dalam Daftar Distribusi Dokumen
Eksternal.
BAB III
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
A. KOMITMEN MANAJEMEN
Pelayanan yang disediakan oleh UPT Puskesmas Bangli Utara dilakukan dengan berfokus
pada sasaran/pasien. Pasien dilibatkan mulai dari identifikasi kebutuhan dan harapan pasien,
perencanaan penyelenggaraan upaya Puskesmas dan pelayanan klinis, pelaksanaan pelayanan,
monitoring dan evaluasi, serta tindak lanjut terhadap pelayanan.
Kepala UPT Puskesmas Bangli Utara, Penanggung Jawab Upaya (UKM dan UKP)
berkewajiban memiliki pengetahuan yang baik tentang profil setiap sasaran/pasien. Pelaksana
Unit Pelayanan/Program senantiasa memelihara dan memperbaharui data serta catatan tentang
sasaran/pasien untuk memungkinkan semua staf memahami profil setiap sasaran/pasien.
Sedangkan Penanggung Jawab Manajemen Mutu bertanggung jawab untuk :
1. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan, serta memahami persyaratan yang diminta oleh
sasaran/pasien UPT Puskesmas Bangli Utara.
2. Mengkomunikasikan informasi mengenai persyaratan yang diminta oleh sasaran/pasien
kepada unit-unit terkait secara tercatat.
3. Memastikan Pelaksana Unit Pelayanan/Program yang berhubungan dengan informasi
mengenai persyaratan sasaran/pasien bertanggung jawab untuk koordinasi.
C. KEBIJAKAN MUTU
berkelanjutan. Kebijakan mutu dituangkan dalam Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas
Bangli Utara yang meliputi kebijakan mutu pelayanan klinis dan kebijakan mutu pelayanan
UKM.
Kebijakan mutu dijadikan sebagai acuan untuk menetapkan sasaran mutu dan kinerja,
mengevaluasi pencapaian sasaran, serta acuan perbaikan kinerja dan pelayanan yang akan
dilakukan. Kebijakan mutu ini disosialisasikan dan dipastikan dapat dipahami oleh seluruh
karyawan UPT Puskesmas Bangli Utara. Kebijakan mutu ditinjau secara berkala untuk menjamin
kesesuaiannya.
Kebijakan Mutu UPT Puskesmas Bangli Utara:
1. Kami jajaran pengelola dan seluruh karyawan UPT Puskesmas Bangli Utara berkomitmen
untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan memperhatikan
kebutuhan dan harapan pasien, memperbaiki proses pelayanan berdasarkan fakta, serta
melakukan peningkatan kualitas secara terus-menerus dan berkesinambungan.
2. Kami jajaran pengelola dan seluruh karyawan UPT Puskesmas Bangli Utara juga
berkomitmen menerapkan sistem manajemen mutu secara efektif dan efisien.
3. Kami jajaran pengelola dan seluruh karyawan UPT Puskesmas Bangli Utara akan mematuhi
peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang berlaku.
2. Menetapkan pembagian tugas dan tanggung jawab untuk mencapai indikator/sasaran mutu
pada setiap unit dan fungsi di dalam UPT Puskesmas Bangli Utara.
3. Menetapkan rencana tindakan dan batas waktu yang ditentukan untuk mencapai indikator/
sasaran yang ditetapkan.
4. Memantau pelaksanaan program kerja tiap unit pelayanan.
5. Meninjau program kerja dan memastikan integritas sistem manajemen mutu tetap
terpelihara bila terdapat pengembangan atau modifikasi terhadap sistem manajemen mutu.
Tanggung jawab dan wewenang Kepala Puskesmas Bangli Utara, Penanggung Jawab
Manajemen Mutu, Penanggung Jawab UKM dan Pelayanan Klinis, Pelaksana Pelayanan/Program
diatur dengan jelas dan terdokumentasi, khususnya yang terkait dengan mutu dan kepuasan
sasaran/pasien.
Dokumen uraian tugas dipegang oleh staf yang bersangkutan dan salinan disimpan di
Subbagian Tata Usaha Puskesmas. Dokumen uraian tugas harus dikendalikan dan isinya
diperbaharui bila terjadi perubahan proses pekerjaan.
18
Pemimpin UPT Puskesmas Bangli Utara menunjuk seorang Penanggung Jawab Manajemen
Mutu yang bertugas melakukan koordinasi seluruh kegiatan mutu di Puskesmas. Penanggung
Jawab Manajemen Mutu adalah seorang pegawai internal UPT Puskesmas Bangli Utara yang
ditunjuk oleh Kepala Puskesmas.
Penanggung Jawab Manajemen Mutu bertanggung jawab untuk :
20
G. KOMUNIKASI INTERNAL
Komunikasi internal dilakukan melalui mini lokakarya, pertemuan, diskusi, apel pagi,
email, sms, memo dan media sosial lainnya yang tepat untuk melakukan komunikasi. Komunikasi
internal antara pemimpin dengan karyawan merupakan kegiatan yang sangat penting untuk
menunjang mekanisme kerja. Oleh karena itu, sistem komunikasi dipastikan diatur secara
sistematis dan terdokumentasi dengan menekankan hal-hal sebagai berikut :
1. Komunikasi diarahkan untuk meningkatkan pemahaman seluruh staf dan karyawan
mengenai sistem manajemen mutu.
2. Komunikasi diarahkan agar pelaksana kegiatan memahami sasaran mutu yang ingin dicapai.
3. Komunikasi internal diharapkan dapat membangun kesadaran mutu demi kepuasan
sasaran/pasien.
BAB IV
TINJAUAN MANAJEMEN
A. TINJAUAN UMUM
Pertemuan Tinjauan Manajemen adalah pertemuan yang dilakukan oleh Tim Manajemen
Mutu, Penanggung Jawab Upaya beserta Pelaksana di masing-masing unit terkait secara periodik
untuk meninjau kinerja sistem manajemen mutu dan pelayanan di Puskesmas Bangli Utara.
Pertemuan ini juga bertujuan untuk memastikan kelanjutan, kesesuaian, kecukupan dan
efektivitas dari sistem manajemen mutu dalam penyelenggaraan kegiatan UKM dan pelayanan
UKP di UPT Puskesmas Bangli Utara.
Pertemuan Tinjauan Manajemen dipimpin oleh Penanggung Jawab Manajemen Mutu dan
dilaksanakan secara berkala dengan interval waktu yang disesuaikan dengan tingkat kepentingan.
Pertemuan tinjauan manajemen sebaiknya dilakukan setidaknya dua kali dalam setahun sehingga
dapat dijadikan sebagai forum evaluasi tiap semester.
Pertemuan Tinjauan Manajemen harus direncanakan dengan baik dengan kejelasan tujuan,
agenda, dan penjadwalan. Pertemuan Tinjauan Manajemen ini dipastikan terdokumentasi dengan
baik sehingga dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dalam penerapan sistem manajemen mutu serta
dampaknya terhadap mutu dan kinerja pelayanan UKP dan penyelenggaraan UKM.
BAB V
MANAJEMEN SUMBER DAYA
Kepala UPT Puskesmas Bangli Utara berkewajiban menyediakan sumber daya yang
dibutuhkan untuk penyelenggaraan pelayanan di Puskesmas. Penyediaan sumber daya dibutuhkan
untuk menerapkan dan memelihara sistem manajemen mutu serta melakukan peningkatan
berkesinambungan terhadap efektivitasnya serta memenuhi persyaratan pelanggan untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan.
Peningkatan sumber daya harus ditangani agar menunjang sistem manajemen mutu UPT
Puskesmas Bangli Utara. Untuk menyediakan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam
penerapan sistem manajemen mutu, UPT Puskesmas Bangli Utara harus :
1. Memastikan setiap petugas yang pekerjaannya mempengaruhi mutu pelayanan memiliki
kompetensi yang sesuai berdasarkan pendidikan, pengalaman, keterampilan dan pelatihan.
2. Menetapkan kompetensi yang diperlukan untuk pekerjaan yang mempengaruhi kesesuaian
pelayanan, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam bentuk job specification
(uraian tugas).
3. Menyediakan dan memberikan pelatihan atau kegiatan lainnya sesuai dengan tanggung
jawab, kemampuan, pendidikan dan risiko pekerjaannya untuk memenuhi kompetensi yang
diperlukan.
4. Melakukan evaluasi terhadap efektivitas dari tindakan yang dilakukan.
5. Memastikan setiap petugas sadar akan keterkaitan dan pentingnya kegiatan mereka, serta
kontribusinya terhadap pencapaian sasaran mutu.
6. Memelihara catatan pendidikan, pelatihan, keterampilan dan pengalaman.
Penyediaan sumber daya meliputi alat kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan yang
dibutuhkan untuk penyelenggaraan UKM maupun UKP.
1. Alat Kesehatan
a. Analisa kebutuhan dengan membandingkan antara standar alat kesehatan yang harus
dimiliki oleh Puskesmas sesuai dengan ketentuan Permenkes RI Nomor 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, dengan ketersediaan alat yang ada di Puskesmas.
b. Selisih adalah kekurangan alat kesehatan yang diusulkan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten Bangli untuk rencana pengadaan atau pengadaan sendiri oleh UPT
Puskesmas Bangli Utara sesuai peraturan yang berlaku.
c. Alat yang telah dibeli dan diterima oleh UPT Puskesmas Bangli Utara dikelola oleh
Bendahara/Pengurus Barang (Buku Inventaris dan Kartu Inventaris Barang).
d. Alat kesehatan diserahkan ke petugas/unit pelayanan yang membutuhkan, disertai
pelatihan mengenai cara penggunaan dan pemeliharaan alat (lengkap dengan SOP
Pemakaian Alat, SOP Pemeliharaan Alat, Jadwal Pemeliharaan Alat).
24
1. Perencanaan
Perencanaan kebutuhan dilakukan dengan melakukan analisis kebutuhan berdasarkan
analisis jabatan dan beban kerja, sehingga muncul pola ketenagaan yang ada dan kebutuhan
tenaga, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
3. Pengorganisasian
Pengorganisasian dilakukan dengan menetapkan tugas pokok dan fungsi masing-masing
pegawai dengan SK Pimpinan UPT Puskesmas bangli Utara, baik tugas secara fungsional
maupun tugas secara struktural/pemegang program seperti yang tertuang dalam struktur
organisasi Puskesmas yang telah ditetapkan.
C. INFRASTRUKTUR
Pemenuhan kebutuhan infrastruktur dilakukan melalui perencanaan yang melibatkan
seluruh bagian pelayanan sehingga kebutuhan sarana dan prasarana infrastruktur lebih efektif.
Manajemen infrastruktur dilakukan dengan penjadwalan kegiatan pemeliharaan/perawatan
berkala oleh tenaga yang kompeten, misalnya untuk alat kesehatan menjadi tanggung jawab
petugas, alat kantor lainnya menjadi tanggung jawab teknisi, dan gedung perkantoran serta
sejenisnya oleh tenaga kebersihan.
25
Jadwal dipasang di setiap ruangan dan setiap petugas yang telah melakukan pemeliharaan
wajib mengisi jadwal tersebut sebagai bukti bahwa pemeliharaan dan pemeriksaan infrastruktur
telah dilakukan.
D. LINGKUNGAN KERJA
Situasi dan kondisi lingkungan kerja di UPT Puskesmas Bangli Utara menjadi tanggung
jawab seluruh karyawan untuk memelihara dan menjaga agar tetap aman dan nyaman, sehat, serta
hijau dan bersih, sehingga dapat menunjang peningkatan mutu pelayanan di UPT Puskesmas
Bangli Utara secara lebih optimal. Terlaksananya 5R di lingkungan kerja UPT Pusksmas Bangli
Utara, yaitu :
1. Rajin : setiap individu melaksanakan tugas masing-masing dengan bertanggung jawab dan
tidak melanggar aturan.
2. Ringkas : barang yang ada hanya yang berguna, jelas identitasnya dan sesuai dengan stok
barang.
3. Rapi : barang ditempatkan dengan baik, diberi label dan menempati tempat yang sudah
ditentukan.
4. Resik : setiap barang dijaga kebersihannya dan petugas bertanggung jawab dengan
menyediakan sarana kebersihan yang cukup.
5. Rawat : pemeliharaan keadaan ringkas, rapi, resik, terpelihara dengan pengawasan secara
berkala.
Upaya memelihara lingkungan kerja tetap aman, hijau dan bersih dilakukan dengan
mengadakan tenaga khusus kebersihan, yang telah diberikan uraian tugas dan jadwal kegiatan
yang jelas. Pemantauan pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan monitoring melalui ceklist
kegiatan yang harus diisi oleh petugas setiap selesai melaksanakan kegiatan.
Monitoring dapat dilakukan langsung oleh penanggung jawab dengan melakukan
pemeriksaan kondisi kebersihan, ketertiban, dan keamanan lingkungan Puskesmas.
26
BAB VI
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya pelayanan kesehatan, baik tindakan promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang
dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat. Pelayanan kesehatan UPT
Puskesmas Bangli Utara mencakup keempat pelayanan tersebut dan memiliki usaha pokok yang
bertanggung jawab untuk menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perseorangan (UKP).
Akses UKM :
a. Rencana kegiatan yang telah tertuang dalam RPK dan POA disosialisasikan/
komunikasikan ke masyarakat sasaran melalui pertemuan minilokakarya bulanan/lintas
program, minilokakarya lintas sektor, pertemuan lintas sektor tingkat kecamatan, atau
melalui media (brosur/leaflet/papan pengumuman).
b. Kepastian pelaksanaan kegiatan sesuai jadwal yang ditetapkan, dan menginformasikan
bila terjadi perubahan jadwal kegiatan.
c. Informasi umpan balik (mutu/kinerja, kepuasan sasaran) diperoleh melalui sms, kotak
saran, SMD/MMD, survey kepuasan, atau wawancara langsung setelah pelaksanaan
kegiatan.
27
3. Penyelenggaraan UKM
a. Umum
Dalam rangka monitoring dan evaluasi mutu dan kinerja UKM, maka perlu ditetapkan
sebuah indikator yang bisa diukur dan menggambarkan suatu kondisi sebenarnya dari
hasil proses kegiatan UKM. Sasaran kegiatan UKM adalah masyarakat/pengguna
layanan kesehatan UPT Puskesmas Bangli Utara. Indikator mutu UKM disesuaikan
dengan standar pelayanan minimal (SPM) yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Lombok Barat dengan mengacu kepada Permenkes RI Nomor 43 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
29
d. Analisis Data
30
Hasil yang tidak sesuai atau tidak tercapai dilakukan analisis penyebab masalah, dengan
tahapan identifikasi masalah, tetapkan masalah prioritas, tentukan penyebab masalah,
tentukan alternatif pemecahan masalah, buat keputusan pemecahan masalah yang akan
direncanakan untuk tahun depan, melalui mekanisme penyusunan perencanaan tingkat
puskesmas.
e. Peningkatan Berkelanjutan
Mekanisme yang harus dilakukan untuk mengendalikan peningkatan berkelanjutan
dengan manajemen mutu dengan tahapan/siklus : perencanaan, pelaksanaan, analisis, dan
tindak lanjut untuk semua penyelenggaraan secara terus menerus.
f. Tindakan Korektif
Hasil audit internal, hasil monitoring indikator kinerja, dan indikator mutu dapat
dilakukan tindakan korektif untuk perbaikan pelaksanaan kegiatan selanjutnya.
g. Tindakan Preventif
Dari hasil analisis masalah tersebut diidentifikasi penyebab kegagalan tahun sebelumnya,
sehingga saat perencanaan perlu ditentukan kegiatan antisipatif agar kegagalan tidak
terulang kembali.
B. PELAYANAN KLINIS
1. Perencanaan Pelayanan Klinis
2. Proses yang berhubungan dengan pelanggan
3. Pembelian atau pengadaan barang yang terkait dengan pelayanan klinis :
a. Proses pembelian
b. Verifikasi barang yang dibeli
c. Kontrak dengan pihak ketiga
BAB VII
PENUTUP
7.1. KESIMP
ULAN
Pedoman mutu menjadi acuan dalam upaya peningkatan mutu dan kinerja pelayanan di
UPT Puskesmas Bangli Utara. Pedoman ini dapat di revisi sesuai dengan kebutuhan dan
pertimbangan teknologi.
7.2. SARAN
Pedoman mutu harus di terapkan secara bijak dalam upaya memperoleh kinerja yang
optimal.