Journal Manajemen
Journal Manajemen
PENERAPAN PRE-POST CONFERENCE DI RUANG RAWAT INAP RSUD H. HANAFIE MUARA BUNGO
TAHUN 2020
ABSTRAK
Kegiatan komunikasi yang kurang efektif menyebabkan menurunnya intensitas dan durasi
pemberian pelayanan kepada pasien, sehingga pemberian pelayanan menjadi monoton dan tidak
holistik. Fungsi pengarahan dalam proses manajemen akan memfasilitasi pencapaian tujuan unit atau
organisasi. Manajer, kepala unit atau kepala ruangan perawatan menggunakan elemen motivasi untuk
meningkatkan kinerja staf. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mngetahui hubungan tingkat
pengetahuan dan motivasi dengan fungsi pengarahan dalam penerapan Pre-post conference di
Ruang Rawat Inap RSUD H. Hanafie Muara Bungo. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik
dengan rancangan Cross Sectional Study yang menghubungkan tingkat pengetahuan dan motivasi
terhadap fungsi pengarahan dalam Penerapan Pre-Post Conference. Berdasarkan dari hasil
penelitian terdapat hubungan tingkat pengetahuan terhadap fungsi pengarahan dalam penerapan Pre-
Post Conference (P-Value 0,003), dan motivasi terhadap fungsi pengarahan dalam penerapan Pre-
Post Conference (P-Value 0,000). Diharapkan kepada pihak RSUD H. Hanafie Muara Bungo
agardapat lebih dipertahankan atau lebih ditingkatkan fungsi pengarahan yang dilakukan oleh kepala
ruangan dalam penerapan pre-post conference saat bekerja untuk mencapai kinerja dan tujuan yang
telah ditetapkan.
ABSTRACT
Ineffective communication activities cause a decrease in the intensity and duration of service
provision to patients, so that service provision becomes monotonous and not holistic. The function of
direction in the management process will facilitate the achievement of the objectives of the unit or
organization. The manager, unit head or head of the treatment room uses an element of motivation to
improve staff performance. The purpose of this study was to determine the relationship between the
level of knowledge and motivation with the directive function in the application of pre-post conference
in the inpatient room of H. Hanafie Muara Bungo Hospital. This research is a type of analytical
research with a Cross Sectional Study design that links the level of knowledge and motivation to the
direction function in the application of the pre-post conference. Based on the research results, there is
a relationship between the level of knowledge and the directive function in the application of the Pre-
Post Conference (P-Value 0.003), and motivation to the direction function in the application of the Pre-
Post Conference (P-Value 0.000). It is hoped that the H. Hanafie Muara Bungo Hospital can be further
maintained or further enhanced by the directing function carried out by the head of the room in the
application of pre-post conference while working to achieve the performance and goals that have been
set.
70
SCIENTIA JOURNAL
VOL 10 NO 1 MEI 2021
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN MOTIVASI DENGAN FUNGSI PENGARAHAN DALAM
PENERAPAN PRE-POST CONFERENCE DI RUANG RAWAT INAP RSUD H. HANAFIE MUARA BUNGO
TAHUN 2020
71
SCIENTIA JOURNAL
VOL 10 NO 1 MEI 2021
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN MOTIVASI DENGAN FUNGSI PENGARAHAN DALAM
PENERAPAN PRE-POST CONFERENCE DI RUANG RAWAT INAP RSUD H. HANAFIE MUARA BUNGO
TAHUN 2020
fungsi pengarahan yang tidak optimal. sesuai bagi karir individu tersebut. Usia 30-
Sedangkan dari 9 perawat yang memiliki 40 tahun merupakan tahap pemantapan
tingkat pengetahuan yang rendah sebagian pilihan karir untuk mencapai tujuan
besar sebanyak 7 (77,8%) perawat sedangkan puncak karir terjadi pada usia
memiliki fungsi pengarahan yang tidak 40 tahun.
optimal. Hasil uji statistik diperoleh nilai P Tingkat pendidikan terbanyak yang
value yaitu sebesar 0,003 < nilai alpha dimiliki oleh perawat pelaksana di ruang
(0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada inap RSUD H. Hanafie Muara Bungo
hubungan antara tingkat pengetahuan adalah D3 Keperawatan. Pendidikan D3
dengan fungsi pengarahan dalam Keperawatan merupakan jenjang
penerapan pre-post confrence di Ruang pendidikan untuk perawat yang dapat
Rawat Inap RSUD H. Hanafie Muara diambil dalam jangka waktu cepat dengan
Bungo tahun 2020. kemampuan skill yang cukup dalam
Hasil analisa hubungan antara bekerja. Asumsi peneliti ini didukung oleh
variabel motivasi dengan fungsi teori yang menyatakan bahwa pendidikan
pengarahan diperoleh bahwa terdapat vokasi/kejuruan sebagai bagian dari sistem
sebanyak 27 orang perawat yang memiliki pendidikan nasional memainkan peran
motivasi yang tinggi, 23 (85,2%) perawat yang sangat strategis bagi terwujudnya
memiliki fungsi pengarahan yang optimal tenaga kerja yang terampil. Menurut teori
dan 4 (14,8%) perawat memiliki fungsi Maliki (2010), pendidikan memiliki peran
pengarahan yang tidak optimal. Sedangkan yang besar dalam penyediaan sumber
dari 12 perawat yang memiliki motivasi daya manusia yang berkualitas dan harus
yang rendah sebagian besar sebanyak 9 bisa menjawab tuntutan masyarakat,
(75%) perawat memiliki fungsi pengarahan terutama masyarakat modern. Lamanya
yang tidak optimal. Hasil uji statistik mengenyam pendidikan dinilai memiliki
diperoleh nilai P value yaitu sebesar 0,000 banyak memberikan pengaruh terhadap
< nilai alpha (0,05), maka dapat pembentukan daya saing seseorang.
disimpulkan bahwa ada hubungan antara Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin
motivasi dengan fungsi pengarahan dalam tinggi peluang seseorang untuk
penerapan pre-post confrence di Ruang meningkatkan kualitas daya saing mereka,
Rawat Inap RSUD H. Hanafie Muara dan semakin rendah tingkat pendidikan
Bungo tahun 2020. akan semakin sulit menumbuhkan
kemampuan dan daya saing seseorang.
Pembahasan Berdasarkan tabel 4.1 diatas
Hasil penelitian menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa sebagian besar
rata-rata umur perawat pelaksana di ruang perawat di ruang rawat inap RSUD H.
rawat inap RSUD H. Hanafie Muara Bungo Hanafie Muara Bungo memiliki masa kerja
merupakan umur produktif yang > 10 tahun. Masa kerja merupakan berapa
memerlukan bimbingan dalam bekerja dan lama jangka perawat pelaksana dalam
masih berusaha memantapkan karirnya menjalankan tugas di Rumah Sakit
sebagai perawat. Asumsi peneliti ini tersebut dan memiliki kenyamanan saat
didukung oleh pendapat Siagian (2012), menjalankan tugas. Menurut teori
yang menyatakan bahwa usia dibawah 30 Koesindratmono (2011), yang menyatakan
tahun merupakan umur yang belum bahwa masa kerja merupakan jangka
memiliki loyalitas pada organisasi, waktu atau lamanya seseorang bekerja
cenderung hidup santai, sedangkan umur pada suatu instansi, kantor, dan
30-40 tahun merupakan umur yang loyal sebagainya. Masa kerja dapat diartikan
pada diri sendiri, masih cenderung kuat sebagai sepenggalan waktu yang agak
untuk memantapkan keberadaannya, kalau lama dimana seseorang tenaga kerja
perlu berpindah kerja atau profesi. masuk dalam satu wilayah tempat usaha
Menurut teori Dessler (2013), usia sampai batas tertentu (Suma’mur, 2009
produktif adalah 25-30 tahun dimana pada dalam Nisak, 2014).
tahap ini merupakan penentu seseorang Berdasarkan hasil penelitian tersebut
untuk memilih bidang pekerjaan yang didapatkan bahwa rata-rata tingkat
73
SCIENTIA JOURNAL
VOL 10 NO 1 MEI 2021
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN MOTIVASI DENGAN FUNGSI PENGARAHAN DALAM
PENERAPAN PRE-POST CONFERENCE DI RUANG RAWAT INAP RSUD H. HANAFIE MUARA BUNGO
TAHUN 2020
74
SCIENTIA JOURNAL
VOL 10 NO 1 MEI 2021
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN MOTIVASI DENGAN FUNGSI PENGARAHAN DALAM
PENERAPAN PRE-POST CONFERENCE DI RUANG RAWAT INAP RSUD H. HANAFIE MUARA BUNGO
TAHUN 2020
75
SCIENTIA JOURNAL
VOL 10 NO 1 MEI 2021
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN MOTIVASI DENGAN FUNGSI PENGARAHAN DALAM
PENERAPAN PRE-POST CONFERENCE DI RUANG RAWAT INAP RSUD H. HANAFIE MUARA BUNGO
TAHUN 2020
77
SCIENTIA JOURNAL
VOL 10 NO 1 MEI 2021
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN MOTIVASI DENGAN FUNGSI PENGARAHAN DALAM
PENERAPAN PRE-POST CONFERENCE DI RUANG RAWAT INAP RSUD H. HANAFIE MUARA BUNGO
TAHUN 2020
78
SCIENTIA JOURNAL
VOL 10 NO 1 MEI 2021