Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENGUKURAN KINERJA SEKTOR PUBLIK

“ Analisis Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD)


Kota Malang 2019-2020 “

Oleh :
Firyal haniyah shifa
Sherly Oktavia
Wildania Avinda

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS ASIA MALANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah tentang Audit Kas dan Instrumen Keuangan. Penyusunan makalah ini semata-
mata sebagai perancang dalam menyadari akan kekurangan-kekurangan yang kami
miliki.

Oleh karena itu, tidak mustahil apabila makalah ini jauh dari kata “sempurna”.
Hal ini disebabkan karena sangat terbatasnya kemampuan dan pengalaman yang kami
miliki. Makalah ini juga kami susun untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan
dosen mata kuliah PKSP yaitu bapak Anwar made. Mudah-mudahan makalah ini dapat
memberikan manfaat yang besar, khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca.
Serta dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang sangat bermanfaat bagi
semuanya.

Kami menyadari bahwa tanpa kerjasama yang terjalin dengan baik antara kami,
kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik serta tepat pada waktunya.
Dan atas segala kekurangan serta kesalahan apabila ada yang tertera dalam makalah ini,
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Tidak terlepas juga atas saran dan kritik yang
dapat membangun makalah ini supaya menjadi lebih sempurna.

Malang, 8 November 2021

Penulis
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana keuangan tahunan
pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan
DPRD dan ditetapkan dengan peraturan daerah. APBD merupakan rencana kerja tahunan
untuk mewujudkan kegiatan-kegiatan Pemerintah Daerah baik rutin maupun
pembangunan yang diatur dan diperhitungkan dengan uang. Proses penyusunan anggaran
baik itu APBD atau APBN seringkali menjadi isu penting yang menjadi sorotan
masyarakat, bahkan APBD atau APBN tersebut menjadi alat politik yang digunakan oleh
pemerintah sendiri maupun pihak oposisi.
Penyusunan anggaran pendapatan adalah suatu rencana yang disusun secara
sistematis, yang seluruh kegiatan pemerintah atau instansi yang dinyatakan dalam unit
moneter (nilai uang) untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.Anggaran
pendapatan pada dasarnya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam penyusunan
APBD. Dimana dalam Penyusunan Anggaran Pendapatan mempunyai arti penting bagi
pemerintah daerah dalam membantu kelancaran roda pembangunan dan memberikan isi
dan arti kepada tanggung jawab pemerintah daerah khususnya sehingga tercipta
perencanaan dan pelaksanaan yang efektif. Untuk menghasilkan penyelenggaraan
anggaran daerah yang efektif dan efisien, tahap persiapan atau perencanaan anggaran
merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan.
Namun demikian, tahap persiapan atau penyusunan anggaran harus di akui memang
hanyalah salah satu tahap penting dalam keseluruhan siklus / proses anggaran daerah
tersebut. Belanja daerah merupakan beban pengeluaran daerah yang dialokasikan secara
adil dan merata agar relatif dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat tanpa
diskriminasi, khususnya dalam pemberian pelayanan umum.

B. Perumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “bagaimana kinerja keuangan
APBD Kota Malang ?
PEMBAHASAN

A. Anggaran Daerah
Standar Akuntansi Pemerintahan No 02 paragraf 8, anggaran adalah pedoman
tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah meliputi rencana pendapatan, belanja,
transfer, dan pembiayaan yang diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut
klasifikasi tertentu secara sistematis untuk suatu periode. Untuk memahami akuntansi
anggaran tidak bisa terlepas dari siklus akuntansi anggaran.
- Analisis Varians Pendapatan
Pemerintah Daerah dikatakan memiliki Kinerja Keuangan Pendapatan yang baik
apabila mampu memperoleh pendapatan melebihi jumlah yang dianggarkan.
Sebaliknya apabila realisasi pendapatan dibawah jumlah yang dianggarkan, maka
hal itu dinilai kurang baik.
- Analisis Pertumbuhan Pendapatan
Kinerja Keuangan APBD-nya mengalami pertumbuhan secara positif dan
kecenderungan (trend) meningkat. Sebaliknya. Jika terjadi pertumbuhan yang
negatif, maka hal itu akan menunjukkan bahwa terjadi penurunan Kinerja
Keuangan Pendapatan Daerah. Pertumbuhan Pendapatan Daerah diharapkan dapat
mengimbangi laju inflasi.

B. Analisis Anggaran Pemerintah Daerah


a. Analisis Varians (selisih) Anggaran Pendapatan

REAL
ISASI
REALISAS TAHU
ANGG I TAHUN N
AKUN ARAN 2020 % 2019
2.289,3 2.187,
Pendapatan Daerah 2 1.956,09 100 99
25,1
PAD 731,10 491,19 1 588,07
56,6
Pajak Daerah 621,05 351,76 4 460,05
Retribusi Daerah 45,72 38,45 84,0 46,61
9
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang 110,
Dipisahkan 30,13 33,35 68 28,56
197,
Lain-lain PAD yang Sah 34,19 67,63 80 52,85
1.275,0 1.277,
TKDD 9 1.171,90 60,1 12
1.275,0 91,9 1.277,
Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat 9 1.171,90 1 12
Pendapatan Lainnya 283,13 293,00 15,1 322,81
108,
Pendapatan Transfer Antar Daerah 186,38 202,24 51 255,73
93,8
Pendapatan Hibah 96,75 90,76 1 67,08
Dana Darurat 0,00 0,00 0,00 0,00
Lain-lain Pendapatan Sesuai dengan Ketentuan
Peraturan Perundang-Undangan 0,00 0,00 0,00 0,00
2.733,0 99.9 1.909,
Belanja Daerah 0 2.103,47 8 78
1.134,7 34,6
Belanja Pegawai 8 729,28 7 791,51
1.134,7 64,2
Belanja Pegawai 8 729,28 7 791,51
38,5
Belanja Barang Jasa 838,30 811,88 9 804,01
96,8
Belanja Barang dan Jasa 838,30 811,88 5 804,01
17,2
Belanja Modal 628,01 363,23 6 238,53
57,8
Belanja Modal 628,01 363,23 4 238,53
Belanja Lainnya 131,91 199,08 9,46 0,00
Belanja bunga 0,00 0,00 0,00 0,00
Belanja Subsidi 0,00 0,00 0,00 0,00
117,
Belanja Hibah 116,45 136,45 18 73,71
62,5
Belanja Bantuan Sosial 12,82 8,02 5 0,00
2.06
Belanja Tidak Terduga 2,64 54,61 1,51 1,36
Belanja Bagi Hasil 0,00 0,00 0,00 0,00
Belanja Bantuan Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,66
33,2
Surplus/(Defisit) -443,67 -147,38 2 278,21
Pembiayaan Daerah 444,79 0,00 0,00 464,55
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
Sebelumnya 484,63 0,00 0,00 489,36
Pencairan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 489,36
Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 0,00 0,00 0,00 0,00
Penerimaan Pinjaman Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00
Penerimaan Pembiayaan Lainnya Sesuai dengan
Ketentuan Peraturan Perundang-undangan 0,00 0,00 0,00 0,00
Pengeluaran Pembiayaan Daerah 39,84 0,00 0,00 24,81
Penyertaan Modal Daerah 39,84 0,00 0,00 24,48
Pembentukan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 0,00
Pembayaran Cicilan Pokok Utang yang Jatuh
Tempo 0,00 0,00 0,00 0,00
Pemberian Pinjaman Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00
Pengeluaran Pembiayaan Lainnya Sesuai dengan
Ketentuan Peraturan Perundang-undangan 0,00 0,00 0,00 0,00

b. Analisis Derajat Desentralisasi


PAD
Derajat Desentralisasi= x 100 %
Total Pendapatan Daerah

588,07
¿ x 100 % (Tahun 2019)
2.187,99

= 26,88%

491,19
¿ x 100 % (Tahun 2020)
1.956,09

= 25,11%

c. Rasio Efektivitas dan Efisensi Pajak Daerah


Realisasi Penerimaan PD
Rasio Efektivitas Pajak Daerah= x 100 %
Target Penerimaan PD

460,05
¿ x 100 % (Tahun 2019)
430,00

= 106,97%

351,76
¿ x 100 % (Tahun 2020)
621,05
= 56,63%

Biaya Pemungutan PD
Rasio Efesiensi Pajak Daerah= x 100 %
Realisasi Penerimaan PD

46,61
¿ x 100 % (Tahun 2019)
460,05

= 10,13%

38,45
¿ x 100 % (Tahun 2020)
351,76

= 10,93%

C. Analisis Efisiensi
By . yang dikeluarkan untuk memungut PAD
Rasio Efisiensi= x 100 %
Realisasi Penerimaan PAD
Rasio Efisiensi APBD Kota Malang Tahun Anggaran 2019-2020 dalam Milyar :

Realisasi Kriteria
Tahun By. Pemungutan Rasio
Penerimaan Rasio
Anggaran Pajak Daerah Efesiensi
Pajak Daerah Efisiensi
2019 1.909,78 2.187,99 87,2846768 Tidak Efisien
2020 2.103,47 1.956,09 107,5344182 Tidak Efisien
Rata-rata Rasio Efisiensi 194,819095 Tidak Efisien

D. Analisis Efektivitas
Realisasi Penerimaan PAD
Rasio Efektivitas= x 100 %
Target Penerimaan PAD Berdasarkan Riil Daerah

Rasio Efektivitas APBD Kota Malang Tahun Anggaran 2019-2020 dalam Milyar :

Realisasi
Tahun Target Rasio Kriteria Rasio
Penerimaan
Anggaran Penerimaan PAD Efektivitas Efektivitas
PAD
2019 489,36 129,39 378,2054255 Sangat Efektif
2020 0 484,63 0 Tidak Efektif
Rata-rata Rasio Efektivitas 378,2054255 Sangat Efektif
E. Derajat Desentralisasi Fiskal
PAD
Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal= x 100 %
Total Pendapatan Daerah

588,07
¿ x 100 % (Tahun 2019)
2.187,99

= 26,88%

491,19
¿ x 100 % (Tahun 2020)
1.956,09

= 25,11%

Tahun Persentasi PAD (%) Kriteria


2019 26,88% Sedang
2020 25,11% Sedang

F. Kemandirian Keuangan Daerah


PAD
Rasio Kemandirian= x 100 %
Bantuan Pemerintah Pusat dan Pinjaman

588,07
¿ x 100 % (Tahun 2019)
1.277,12

= 46,04%

491,19
¿ x 100 % (Tahun 2020)
1.171,90

= 41,91%

Tahun Kemampuan Keuangan Kemandirian (%) Pola Hubungan


2019 Rendah 46,04% Konsultatif
2020 Rendah 41,91% Konsultatif

G. Analisis Varians Belanja


a. Analisis Belanja Operasi Terhadap Total Belanja
Realisasi Belanja Modal
Rasio Belanja Modal−Total Belanja= x 100 %
Total Belanja Daerah
238,53
¿ x 100 % (Tahun 2019)
1.909,78

= 12,49%

363,23
¿ x 100 % (Tahun 2020)
2.103,47

= 17,27%

T . Belanja Langsung
Rasio Belanja Langsung−Total Belanja= x 100 %
Total Belanja Daerah

1.669,23
¿ x 100 % (Tahun 2019)
1.909,78

= 87,40%

1.904,39
¿ x 100 % (Tahun 2020)
2.601,09

= 73,21%

T . Blnj. Tidak Langsung


Rasio Blnj .Tdk . Lngsng−Total Belanja= x 100 %
Total Belanja Daerah

867,24
¿ x 100 % (Tahun 2019)
1.909,78

= 45,41%

928,36
¿ x 100 % (Tahun 2020)
2.103,47

= 44,13%

Analisis varians belanja menunjukkan bahwa secara umum Kinerja Keuangan


Belanja Kota Malang dapat dikatakan kurang baik. Hal ini ditunjukkan dengan
tidak adanya realisasi belanja yang melebihi anggaran belanja dan realisasi
anggaran belanja dari tahun 2019-2020. Hasil ini juga mendukung pendapat yang
dikemukakan oleh Mahmudi (2010:157) yaitu pemerintah daerah dikatakan
memiliki Kinerja Keuangan Belanja yang baik apabila realisasi belanja tidak
melebihi dari yang ditargetkan.

b. Analisis Rasio Efisiensi Belanja


Realisasi Belanja
Rasio Efisiensi Belanja= x 100 %
Anggaran Belanja

3.819,56
¿ x 100 % (Tahun 2019)
4.412,05

= 86,58%

4.605,10
¿ x 100 % (Tahun 2020)
5.729,82

= 80,38%

Analisis Efisiensi Belanja Daerah menunjukkan bahwa Kota Malang telah


melakukan efisiensi belanja untuk tahun 2019- 2020. Hal ini ditunjukkan dengan
Realisasi Anggaran Belanja Kota Malang yang tidak terdapat angka melebihi
anggaran belanja. Hasil ini mendukung pendapat Mahmudi (2010:166) jika angka
yang dihasilkan dari rasio kurang dari 100% maka dinilai telah melakukan
efisiensi anggaran
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini yaitu dapat disimpulkan bahwa hasilnya yaitu: (1)
Rasio kemandirian daerah tahun anggaran tahun 2019 sampai dengan tahun 2020 berada pada
pola konsultatif, (2) Rasio efektivitas Kota Malang masuk kedalam kriteria sangat efektif,
rata-rata rasio dengan angka sebesar 378,2054255. Hal ini menunjukan kemampuan
pemerintah daerah dalam merealisasikan PAD sudah sangat efektif. (3) Rasio efisiensi selama
2 tahun masuk ke dalam kriteria tidak efisien dengan rata-rata rasio mendapat angka sebesar
194,819095. Hal ini menunjukkan bahwa perbandingan belanja terhadap pendapatan belum
efisien.

Berdasarkan laporan APBD Kota Malang Tahun 2019-2020, Pemerintah kota Malang
mengalami penurunan atau defisit dimana realisasi belanja daerah pada tahun 2020 sebesar
Rp.2.103,47 lebih besar daripada realisasi pendapatan Daerah pada tahun 2020 yaitu sebesar
Rp.1,956,09. Kontribusi terbesar terdapat pada TKDD yaitu sebesar 60,1%. Hal ini terjadi
karena pada tahun 2020, Seluruh Indonesia mengalami Covid-19 yang mengakibatkan
kegiatan ekonomi di Indonesia menjadi terganggu.

Anda mungkin juga menyukai