Biotekfar Kel.9
Biotekfar Kel.9
DOSEN PENGAMPU :
Apt. Indri Meirista, M.Sc
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita
nikmat imandan kesehatan, sehingga masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan
Makalah Bioteknologi Farmasi. Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk
junjungan nabi kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk dari
Allah SWT untuk kitasemua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni
Syariat agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi
seluruh alam semesta.
Makalah yang berjudul “Pelepasan Obat Tertarget” ini disusun dengan maksud
untuk melengkapi tugas mata kuliah Bioteknologi Farmasi. Dalam melakukan penyusunan
Makalah ini tentunya banyak sekali hambatan yang dialami, oleh karena itu kami berterima
kasih kepada dosen pengampu yang telah membantu dan mengawasi kami selama proses
ini. Selain itu kami sadar bahwa pada Makalah Bioteknologi Farmasi ini dapat ditemukan
banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca demi tersusunnya Makalah
Bioteknologi Farmasi lain yang lebih baik lagi. Akhir kata, kami berharap agar Makalah
Bioteknologi Farmasi ini dapat memberikan banyak manfaat dalam berlangsungnya
perkuliahan Bioteknologi Farmasi berikutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
c). Nanopartikel
Nanopartikel adalah sistem koloid dengan ukuran submikron (< 1 M) terbuat
dari berbagai macam bahan dalam berbagai komposisi. Vektor nanopartikel
meliputi: liposom, misel, dendrimers, nanopartikel lipid padat, nanopartikel logam,
semikonduktor nanopartikel dan polimer nanopartikel. Nanopartikel sangat baik
untuk penargetan tumor karena sifat unik yang mampu melekat pada tumor padat.
Pertumbuhan tumor padat yang cepat menyebabkan drainase Ligan/homing device
limfatik pembuluh darah yang jelek serta peningkatan efek permeabilitas dan retensi
(EPR) yang memungkinkan nanopartikel terakumulasi di lokasi tumor (Winarti,
2013).
Penelitian menunjukkan bahwa sistem penghantaran nanopartikel
memungkinkan konsentrasi obat pada tumor mencapai 10 - 100 kali lipat lebih tinggi
dibandingkan ketika pemberian obat bebas. Selain pentargetan tumor secara pasif
melalui efek EPR, lokalisasi intratumoral nanopartikel dapat lebih ditingkatkan
dengan pentargetan aktif melalui konjugasi partikel dengan molekul kecil pengenal
tumor spesifik seperti asam folat, tiamin, dan antibodi atau lektin (Winarti, 2013).
d). Dendrimers
Dendrimer merupakan makromolekul dengan struktur bercabang dan terdiri
atas inti, cabang dan gugus ujung. Dendrimer yang didekorasi dengan bioaktif ligan
yang terbuat dari peptide dan sakarida pada gugus perifer, membentuk nanomaterial
yang memiliki sifat mampu berikatan dengan reseptor spesifik. Pada level selular
konjugat bioaktif dendrimer dapat berinteraksi dengan sel berdasar afinitas dan
selektifitas sehingga menarik banyak minat karena potensi pentargetan untuk desain
sistem penghantaran obat. Selain itu konjugat dendrimer juga banyak dipelajari
karena dapat menaikkan stabilitas, solubilitas, dan absorbsi berbagai jenis tipe bahan
aktif terapetik (Winarti, 2013).
2.3 Urgensi dan tujuan pentargetan obat
Pentingnya pentargetan dalam penghantaran obat digunakan pada penyakit-
penyakit yang membahayakan jiwa seperti kanker dan infeksi virus sangat dibutuhkan
saat ini. Selektifitas dalam pengobatan sangat dibutuhkan, sebagai contoh pengobatan
kanker. Hal tersebut merupakan tantangan bagi industri farmasi untuk mengembangkan
sistem penghantaran tertarget yang memiliki fungsi spesifik pada target aksi tertentu
(Winarti, 2013).
Tujuan utama pengembangan sistem penghantaran tertarget adalah untuk
meningkatkan kontrol dosis obat pada tempat spesifik seperti pada sel, jaringan, atau
organ, sehingga akan mengurangi efek samping yang tidak diinginkan pada organ non
target. Suatu molekul obat sangat sulit mencapai tempat aksinya karena jaringan seluler
yang komplek pada suatu organisme, sehingga sistem penghantaran ini berfungsi untuk
mengarahkan molekul obat mencapai sasaran yang diinginkan (Winarti, 2013).
2.4 Ligand, Homing Device dan Homing Molecule
2.5 Desain obat bertarget
2.6 Mekanisme pentargetan obat
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Kami sebagai penulis menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki
kekurangan yang jauh dari kata sempurna. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki
makalah dengan mengacu kepada sumber yang busa dipertanggungjawabkan nantinya.
Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik serta saran mengenai
pembahasan makalah di atas.
3.3
DAFTAR PUSTAKA
Ananda, M. B. (2020). Mesoporous Silica Nanoparticles Sebagai Drug Carrier pada Aplikasi
Controlled Drug Delivery System. Jurnal Permadi: Perancangan, Manufaktur,
Material Dan Energi, 2(3), 102–109. https://doi.org/10.52005/permadi.v2i3.39
Hapsari, T. D., & Puspitasari, I. M. (2018). Potensi Kitosan Dalam Sistem Penghantaran Obat
Tertarget Pada Organ Paru Hati Ginjal Dan Kolon. Farmaka, 16(2), 54–63.
Noval, & Malahayati, S. (2021). Teknologi Penghantaran Obat Terkendali. In Pena Persada
(Issue April). CV. PENA PERSADA.