Disusun Oleh :
Reren Alfiaturrahma P. 2048201100
Bettya Untari 2048201113
Nikha Izana 2048201114
Dosen Pengampu :
Dra. Armini Hadriyati M.Kes.Apt
Definition
Etik/etika berasal dari kata Moral merujuk kepada cara berfikir, dan bagaimana
ethos(Yunani) yang artinya Karakter, mereka harus bertindak Perbedaan antara moral
Watak kesusilaan atau Adat Istiadat dengan etika
atau kebiasaan.
Etika berkaitan dengan nilai-nilai,
tata cara hidup yang baik, aturan
hidup yang baik dan segala
kebiasaan yang dianut dan
diwariskan dari generasi ke generasi
Memberikan arahan bagi suatu Mencegah campur tangan yang dilakukan oleh
• Profesi adalah suatu jabatan atau juga pekerjaan yang menuntut keahlian atau suatu keterampilan
dari pelakunya
• Kode etik profesi adalah suatu sistem norma, nilai serta aturan professsional tertulis yang dengan
secara tegas menyatakan apa yang benar serta baik, dan juga apa yang tidak benar serta tidak
baik bagi professional.
• Tujuan kode etik adalah supaya dapat professional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada
pemakai atau juga customernya. Dengan adanya kode etik tersebut akan dapat melindungi
perbuatan yang tidak professional.
• Profesionalisme adalah suatu komitmen dari para anggota suatu profesi untuk dapat
meningkatkan kemampuannya dengan secara terus menerus atau berkelanjutan.
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Kewajiban terhadap Profesi
WHO juga merekomendasikan bidang pekerjaan untuk farmasis, yang katagorinya dapat
disampaikan sebagai berikut:
Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga
kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian.
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang
berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien.
Bidang Apotek/Apotek Rumah Sakit
1. Memahami prinsip-prinsip jaminan mutu (quality assurance) obat sehingga dapat mempertanggung jawabkan dan
fungsi control.
2. Menguasai masalah-masalah jalur distribusi obat (dan pengawasannya), serta paham prinsipprinsip penyediaannya.
3. Mengenal dengan baik struktur harga obat (sediaan obat).
4. Mengelola informasi obat dan siap melaksanakan pelayanan informasi.
5. Mampu memberi advice yang informatif kepada pasien tentang penyakit ringan (minor illnesses), dan tidak jarang
kepada pasien dengan penyakit kronik yang telah ditentukan dengan jelas pengobatannya.
6. Mampu menjaga keharmonisan hubungan antara fungsi pelayanan medik dengan pelayanan farmasi.
Thamaria, Netty. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak “Ilmu Perilaku dan Etika Farmasi”.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta Selatan.
Sudjaswadi, Riswaka. 2001. FARMASI, FARMASIS, DAN FARMASI SOSIAL
(PHARMACY, PHARMACIST, AND SOCIAL PHARMACY). Majalah Farmasi
Indonesia,12(3), 128-134. Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.
PERMENKES NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN
KEFARMASIAN DI APOTEK