Tentang
Oleh:
Dosen Pengampu:
FAKULTAS SYARI’AH
1444H/2023M
Keuangan perkara
1. Dasar Hukum
Dasar hukum pola tentang keuangan perkara adalah Pasal 121 Ayat (4) HIR dan Pasal 145 Ayat
(4) RBg., yaitu biaya perkara yang besamya ditentukan oleh Ketua Pengadilan.
Asas yang dianut oleh ketentuan tersebut adalah tidak ada biaya tidak ada perkara, kecuali
perkara prodeo sebagaimana di- tentukan Pasal 237 HIR dan Pasal 273 RBg.
Buku jurnal keuangan perkara mencatat tentang kegiatan penerimaan dan pengeluaran uang
perkara untuk setiap perkara, sehingga jurnal untuk setiap perkara itu merupakan rekening koran
bagi pembayar panjar perkara untuk tingkat pertama, banding, kasasi, dan peninjauan kembali.
Jurnal keuangan perkara merupakan pertanggungjawaban Panitera terhadap pihak ketiga sebagai
pembayar panjar perkara.
Semua kegiatan yang terjadi dalam Buku Jurnal Keuangan Perkara, harus disalin dalam Buku
Induk Keuangan Perkara yang berupa buku tabelaris. Buku tabelaris ini mencatat semua kegiatan
penerimaan dan pengeluaran biaya perkara untuk semua perkara yang masuk di Pengadilan dan
dicatat setiap hari.
Buku induk yang berkaitan dengan keuangan perkara di Pengadilan Agama adalah Buku Induk
Keuangan Perkara, Buku Keuangan Eksekusi, dan Buku Penerimaan Hak-hak Ke- paniteraan.
Sedangkan di Pengadilan Tinggi Agama hanya ada dua buku induk keuangan, yaitu Buku Induk
keuangan Perkara dan Buku Penerimaan Hak-hak Kepaniteraan.
Jumlah
No Penerimaan Pengeluaran
No Jumlah
Uraian Penerimaan (Rp) Pengeluaran
(Rp) (Rp)
1 2 3 4
No Uraian Jumlah
Penerimaan Pengeluaran
(Rp) (Rp)
1 2 3 4
4 Biaya Pendaftaran Rp -
5 Biaya Proses/ATK Rp -
6 Redaksi Rp -
7 Materai Rp -
8 Legas Rp -