Anda di halaman 1dari 12

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK

NORFA HUSADA
Jln. Mayor Ali Rasyid No. 17 ABCD Telp : (0762) 21600 – Fax : (0762) 21672
HP. 082248513243
i

BANGKINANG

KEPUTUSAN DIREKTUR RSIA NORFA HUSADA


Nomor :NH-ADM/SEK/SK/V/2020/____

TENTANG
PANDUAN RAWAT GABUNG
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK NORFA HUSADA

DENGAN MEMOHON TAUFIK DAN HIDAYAH


ALLAH YANG MAHA KUASA

DIREKTUR RSIA NORFA HUSADA,


MENIMBANG : a. Bahwa RSIA Norfa Husada memiliki kewajiban memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran strategis dalam
meningkatkan kesehatan masyarakat guna memajukan kesejahteraan
umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh sebab itu RSIA Norfa
Husada wajib memberikan pelayanan yang bermutu tinggi, professional,
diterima masyarakat, dan berbasis keselamatan pasien;
b. bahwa agar penyelenggaraan pelayanan di RSIA Norfa Husada dapat
terlaksana dengan baik, maka telah disusun Struktur Organisasi dan Tata
Kerja (SOTK) RSIA Norfa Husada sebagai landasan bagi penyelenggaraan
organisasi seluruh pelayanan di RSIA Norfa Husada;
c. bahwa untuk mendukung terselenggaranya Struktur Organisasi dan Tata
Kerja (SOTK) RSIA Norfa Husada Bangkinang dengan baik, maka
diperlukan panduan Rawat Gabung RSIA Norfa Husada;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a, b, dan
c, perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur RSIA Norfa Husada;
MENGINGAT : 1. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
2. Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2006 tentang Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang klarifikasi dan
Perizinan Rumah Sakit;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129/
Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 603/Menkes/SK/VII/2008 tentang
Pemberlakuan Pedoman Pelaksanaan Program Rumah Sakit Sayang Ibu
ii

dan Bayi ;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1051/Menkes/SK/XI/2008 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) 24 jam di Rumah Sakit;
7. Akta Pendirian PT. Bumi Damai Mandiri oleh Notaris PPATK Neni Sanitra,
SH Nomor 25 tanggal 19 Februari 2008; dan
8. Akta Pendirian PT. Bumi Damai Mandiri Terbaru oleh Notaris PPATK Neni
Sanitra, SH Nomor 20, 21, 22 tanggal 18 Februari 2016.
MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN :
KESATU : Keputusan Direktur RSIA Norfa Husada Tentang Panduan Rawat Gabung RSIA
Norfa Husada.
KEDUA : Panduan Rawat Gabung RSIA Norfa Husada sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Keputusan ini.
KETIGA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Panduan Rawat Gabung RSIA
Norfa Husada dilaksanakan oleh Direktur dan Ketua Tim PONEK RSIA Norfa
Husada.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di :Bangkinang
Pada Tanggal : 2020
DIREKTUR RSIA NORFA HUSADA

dr. Ratih Sari Putri,Sp.OG


NH-D.19820928.2.1
Lampiran: Peraturan Direktur RSIA Norfa
Nomor : NH-ADM/SEK/SK/V/2020/____
Tanggal : 2020

PANDUAN RAWAT GABUNG


RSIA NORFA HUSADA

BAB I
DEFINISI

Rawat gabung adalah pelayanan yang diberikan kepada bayi baru lahir, ditempatkan bersama ibunya
dalam satu ruangan.
Rawat gabung dimaksudkan agar bayi mudah diamati dan dijangkau oleh ibunya setiap saat sehingga
memungkinkan pemberian ASI kepada bayi sesuai dengan kebutuhannya.

1
BAB II

RUANG LINGKUP

Pelayanan rawat gabung merupakan pelayanan yang diberikan kepada ibu dan bayi yang baru
dilahirkan, dimana ibu dan bayi berada dalam satu tempat atau ruangan. Dengan rawat gabung diharapkan
bayi bisa mendapatkan ASI setiap saat sesuai dengan kebutuhannya (on Cue). Pelaksanaan rawat gabung
sangat membantu ibu dalam memulai dan menetapkan menyusui secara eksklusif.

2
BAB III

TATALAKSANA

A. Persyaratan rawat gabung


Persyaratan rawat gabung terdiri dari :
a. Kondisi bayi
 Semua bayi
 Kecuali bayi beresiko dan mempunyai kelainan yang tidak memungkinkan untuk
menyusu pada ibu.
b. Ibu
Ibu dalam keadaan sehat jasmani dan rohani
c. Ruangan rawat gabung
 Untuk bayi
1. Bayi ditempatkan dalam dox tersendiri dekat dengan tempat tidur ibu.
2. Bisa juga bayi ditempatkan di tempat tidur disamping ibunya (bledding inn).
3. Tempat tidur ibu ada penghalangnya (side guard) untuk mengurangi bahaya bayi
jatuh.
4. Tersedianya pakaian bayi.
 Untuk ibu
1. Tempat tidur ibu, diusahakan rendah agar memudahkan ibu naik turun.
2. Tersedianya perlengkapan nifas
 Ruangan
1. Ruangan cukup hangat, sirkulasi udara cukup, suhu minimal 28˚C.
2. Ruangan unit ibu/bayi yang masih memerlukan pengamatan khusus harus dekat
dengan ruang petugas.
d. Manfaat rawat gabung
 Manfaat bagi ibu :
Manfaat ditinjau dari segi psikologis ibu :
1. Meningkatkan hubungan batin antara ibu dan bayi melalui sentuhan fisik, yang
terjadi segera setelah kelahiran dan pada waktu menyusui.
2. Memberi kesempatan pada ibu untuk belajar merawat bayi baru lahir.
3. Meningkatkan rasa percaya diri dan tanggung jawab kepada ibu untuk merawat
bayinya.
4. Memberikan kesempatan pada ibu untuk belajar mengenal tangisan yang
disebabkan rasa sakit, lapar dan ingin dimanja sehingga mengurangi kegelisahan
ibu.

3
5. Ibu dapat segera merespon bayi, hal ini membantu bonding attachment.
6. Memberikan kesempatan bagi ibu untuk lebih sering menyusui dan tidak
dijadwal/dibatasi.
 Manfaat dari segi fisik ibu :
1. Mempercepat uterus menjadi normal sehingga perdarahan post partum dapat
dikurangi
2. Menstimulasi mobilisasi ibu, karena aktivitas ibu merawat sendiri bayinya.
3. Mempercepat produksi ASI.
4. Ibu menyusui lebih lama, sehingga menghindari pembengkakan payudara
 Manfaat bagi bayi
Manfaat ditinjau dari segi psikologis bayi :
1. Menstimulasi mental dini yang diperlukan bagi tumbuh kembang bayi khususnya
dalam memberikan rasa aman dan kasih sayang.
2. Ritme tidur bayi lebih terpelihara.
Manfaat ditinjau dari segi fisik bayi :
1. Melindungi bayi dari bahaya infeksi karena ASI terutama kolustrum (susu
jolong) mangandung zat-zat antibodi (kekebalan).
2. Bayi mendapatkan makanan sesuai dengan kebutuhan.
3. Mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi nosokomial.
4. Mengurangi bahaya aspirasi yang disebabkan oleh pemberian susu formula.
5. Mencegah timbulnya penyakit alergi yang disebabkan pemberian susu formula.
6. Mengurangi kemungkinan terjadinya maloklusi gigi (pertumbuhan/ penutupan
gigi yang kurang baik).
7. Melatih bayi untuk menghisap putting dan areola dengan benar.
8. Memperlancar pengeluaran mekoneum.
9. Pertambahan berat badan bayi lebih cepat karena disusui lebih lama.
 Manfaat bagi keluarga
Manfaat dari segi psikologis keluarga :
1. Rawat gabung memberikan peluang bagi keluarga untuk memberikan dorongan
pada ibu dalam menyusui bayinya.
2. Memberikan kesempatan kepada ibu dan keluarga untuk mendapatkan
pengalaman cara merawat bayinya segera setelah lahir.
Manfaat dari segi ekonomi keluarga :
1. Mengurangi beban biaya perawatan, karena tidak perlu membayar dua ruangan.
2. Mengurangi anggaran belanja untuk pembelian susu formula dan pelengkapannya.
3. Kesehatan ibu cepat pulih, sehingga biaya perawatan lebih sedikit.
4. Bayi jarang sakit sehingga biaya pengobatan berkurang.

4
 Manfaat bagi petugas kesehatan
1. Petugas mempunyai lebih banyak kesempatan untuk berkomunikasi dengan ibu
dan keluarga.
2. Petugas akan merasa tenang dan dapat melakukan pekerjaan lain yang
bermanfaat, karena ibu/bayi merasa nyaman.
 Manfaat bagi institusi pelayanan kesehatan
1. Kebutuhan tenaga perawatan ibu dan bayi berkurang.
2. Morbiditas ibu dan bayi berkurang, sehingga mengurangi hari perawatan.
3. Ruangan khusus untuk bayi dapat dikurangi.
e. Peran dalam menciptakan rawat gabung
 Peran institusi
1. Pimpinan mengeluarkan kebijakan yang mendukung pelaksanaan rawat gabung.
2. Mensosialisasikan kebijakan pada unsur terkait
3. Menyiapkan sarana prasarana yang mendukung
4. Menyiapkan SDM yang terampil
5. Melakukan Monev (Monitoring dan Evaluasi)
6. Memberikan reward dan punishment secara internal
 Peran tenaga kesehatan
1. Melakukan kebijakan dan tata tertib rawat gabung
2. Melaksanakan perawatan ibu dan anak
3. Merencanakan, melaksanakan dan menilai kegiatan-kegiatan KIE kepada ibu dan
keluarganya
4. Memotivasi ibu melakukan perawatan payudara, cara menyusui, perawatan bayi,
perawatan nifas
5. Mengatasi masalah laktasi
6. Memantau keadaan ibu dan bayi terutama dapat mengidentifikasi kelainan yang
timbul
7. Melakukan pencatatan pelayanan yang diberikan
 Peran ibu
1. Mempraktekkan hal-hal yang diajarkan petugas kesehatan misalnya tentang
merawat payudara, kebersihan diri, menyusui dan merawat bayi.
2. Mengamati kelainan yang terjadi pada bayi atau dirinya dan melaporkan kepada
petugas.
 Peran suami dan keluarga
1. Memberikan dukungan pada ibu

5
2. Membantu merawat ibu dan bayi
3. Membantu persiapan alat kebutuhan ibu dan bayi
4. Mengambil keputusan yang mendukung
f. Langkah-langkah pelaksanaan rawat gabung
 Persiapan
Untuk melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi yang perlu dipersiapkan adalah
institusi pelayanan, ibu hamil, suami dan atau keluarga, petugas, sarana dan
prasarana pelayanan Institusi pelayanan :
1. Perlu adanya kebijakan yang tertulis dari rumah sakit yang merupakan komitmen
dari unsur terkait untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan rawat gabung ibu
dan bayi.
2. Rawat gabung ibu dan bayi merupakan salah satu kegiatan atau program untuk
mendukung keberhasilan menyusui pada program sayang ibu dan sayang bayi.
3. Program sayang ibu dan sayang bayi dengan memberikan hak ibu antara lain
mendapat pelayanan yang sesuai standar, dekat dengan bayinya, bisa
mencurahkan kasih sayang sesuai keinginan.
4. Hak bayi antara lain mendapatkan gizi terbaik untuk tumbuh kembang. Gizi yang
terbaik bagi bayi adalah air susu ibu (ASI) yang tidak dapat tergantikan oleh
apapun, dan juga dapat setiap saat mendapatkan ASI sesuai kebutuhan,
mendapat kasih sayang, dan selalu dekat dengan ibunya.
g. Ibu hamil, suami dan keluarga :
1. Salah satu factor keberhasilan menyusui adalah kesiapan calon ibu dan dukungan dari
keluarga. Sehingga sejak awal ibu hamil sudah memahami rawat gabung.
2. Suami dan keluarga perlu juga mendapatkan informasi tentang rawat gabung ibu dan
bayi sejak masa kehamilan pada waktu pelayanan antenatal care (ANC).
3. Informasi dapat diperoleh melalui sosialisasi tentang rawat gabung ibu dan bayi
minimal 2 kali pertama pada ANC (trimester I dan II), dimulai secara kelompok,
dilanjutkan dengan konseling kepada ibu, suami dan keluarga.
h. Petugas
Kesiapan petugas dalam melaksanakan rawat gabung untuk kesehjateraan ibu dan bayi
adalah :
1. Memahami pentingnya rawat gabung untuk kesehjateraan ibu dan bayi.
2. Mampu menilai persyaratan ibu dan bayi untuk dilakukan rawat gabung.
3. Terampil dalam memberikan asuhan rawat gabung untuk kesehjateraan ibu dan bayi.
4. Mampu menolong ibu dalam memposisikan bayi dan perlekatan yang baik.
5. Mampu menolong ibu dalam mengatasi kendala yang timbul dalam menyusui bayinya,
misalnya puting ibu lecet, payudara bengkak.

6
6. Mampu menolong ibu memerah ASI, bila atas indikasi medis bayi harus berpisah dari
ibunya
7. Memahami dan mampu melaksanakan laktasi yang benar.
8. Pelatihan petugas untuk menghindari hambatan dalam melaksanakan rawat gabung.
i. Sarana dan prasarana pelayanan rawat gabung
Untuk melaksanakan rawat gabung perlu adanya sarana dan prasarana yang mendukung
antara lain:
1. Ruang poli kebidanan atau ANC dilengkapi dengan ruang konsultasi dan pojok laktasi
2. Kamar Bersalin : Ruang nifas dengan rawat gabung dengan penyuluhan dan
bimbingan.
3. Adanya ruang pojok laktasi di ruang nifas.
B. Pelaksanaan rawat gabung ibu dan bayi
 Pelaksanaan rawat gabung hendaknya disiapkan semenjak perawatan kehamilan (ANC).
 Diawali dengan inisiasi dini pada masa persalinan di kamar bersalin.
 Dilanjutkan rawat gabung di ruang nifas, sebagai berikut :
1. Menyusui On Cue (melihat tanda-tanda bayi ingin menyusui)
2. Menyusui eksklusif
3. Asuhan bayi baru lahir antar lain :
- Mencegah hypotermi
- Pemeriksaan klinis bayi
- Perawatan umum (merawat tali pusat, mengganti popok, memandikan bayi, menjaga
hygiene bayi)
- Deteksi dini bayi baru lahir
4. Asuhan ibu nifas antara lain
- Puerperium
- Breast care, termasuk memerah dan menyimpan ASI
- Pendampingan menyusui, termasuk perlekatan dan posisi menyusui yang benar,
mengenali tanda bayi ingin menyusu, dan tanda bayi telah puas dalam menyusu.
- Mengenalihambatan pada nifas.
- Asuhan ibu nifas pasca tindakan.
- Membantu ibu bila ditemukan penyulit dalam menyusui (kelainan putting,
pembengkakan mamae, engorgement, dll).

7
5. Komunikasi informasi edukasi (KIE)
Keberhasilan dalam melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi, untuk mendukung
keberhasilan menyusui, calon ibu perlu mendapat informasi tentang berbagai hal sebagai
berikut :
- Nutrisi ibu menyusui
- Pengetahuan tentang menyusui secara eksklusife
- Kerugian bila bayi tidak mendapat ASI
- Manajemen laktasi yang benar, termasuk kendala-kandala dalam menyusui bayi
- Mengenali tanda-tanda bahaya pada ibu dan bayi
- Perawatan payudara
- KB

8
BAB IV

DOKUMENTASI

Pencatatan merupakan bukti dari kualitas pelayanan atau asuhan yang diberikan kepada ibu dan bayi,
hal-hal yang perlu ditulis pada pencatatan dan pelaporan rawat gabung adalah :
 Catatan perkembangan klien rawat gabung sebagai bukti asuhan yang diberikan oleh bidan dengan
menggunakan metode SOAP.
 Cakupan rawat gabung :
- Jumlah rawat gabung
- Inisiasi menyusui dini
 Jumlah persalinan
- Persalinan normal
- Persalinan tindakan
 Jumlah rujukan (dirujuk dan menerima rujukan)

Ditetapkan di :Bangkinang
Pada Tanggal : 2020
DIREKTUR RSIA NORFA HUSADA

dr. Ratih Sari Putri,Sp.OG


NH-D.19820928.2.1

Anda mungkin juga menyukai