Kota Sehat
Untuk Kesetaraan
Kesehatan dan
Kesejahteraan
Credit: freepik.com
Konstitusi Badan Kesehatan Dunia (WHO) Prasyarat Untuk Sehat:
“Sehat adalah keadaan sejahtera secara fisik, mental, dan
Kondisi damai
sosial dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kelemahan”
Tempat tinggal
Pendidikan
Makanan
Piagam Ottawa (1986) Penghasilan
“Promosi Kesehatan adalah proses yang memampukan
individu dan masyarakat untuk mengendalikan dan Ekosistem yang stabil
meningkatkan kesehatan mereka’” Sumber daya yang
berkelanjutan
Keadilan sosial
Advokasi Pemberdayaan Mediasi Kesetaraan
2
Mengapa ‘Kota Sehat’
3
“Kota Sehat adalah kota yang 9 Domain Aksi Kota Sehat
menempatkan kesehatan, 1. Tatakelola perkotaan untuk kesehatan dan
kesejahteraan (Urban Governance for Health and
kesejahteraan sosial, Wellbeing).
2. Menutup kesenjangan kesehatan.
kesetaraan, dan pembangunan 3. Membangun kebijakan berorientasi kesehatan
berkelanjutan sebagai pusat masyarakat (Health-in-All-Policies/HiAP).
4. Pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.
kebijakan, strategi, dan 5. Mengembangkan lingkungan fisik dan buatan yang
program-program” mendukung kesehatan dan pola hidup sehat.
6. Meningkatkan kualitas dan akses pada layanan
WHO, 2020 kesehatan dan sosial.
7. Mengembangkan perencanaan dan program
inklusif.
8. Meningkatkan kapasitas sistem kesehatan untuk
menghadapi kedaruratan kesehatan.
9. Meningkatkan kesiapsiagaan, kesiapan, dan
respons dalam kedaruratan kesehatan masyarakat.
3 Permasalahan Utama (Triple-Threat) Kesehatan Perkotaan
5
Visi Integratif Pendekatan Promosi Kesehatan Berbasis Tatanan
Kolaborasi Multisektor dan
Pelibatan Barmakna Semua Kota Sehat Pencegahan Penyakit
Kelompok Masyarakat
6
Jejaring Kota Sehat Kawasan Asia Tenggara
Tujuan:
1. Memfasilitasi perluasan cakupan dan penguatan pelaksanaan Kota Sehat di Kawasan Asia Tenggara
2. Memfasilitasi pembelajaran dan kolaborasi antar Kota Sehat di Kawasan Asia Tenggara
3. Membangun kapasitas dan mendokumentasikan bukti-bukti hasil penyelenggaraan Kota Sehat
Sasaran:
Semua Kota (dan Kabupaten dalam konteks Indonesia) di negara-negara anggota WHO Kawasan Asia
Tenggara (Bangladesh, Bhutan, Korea Selatan, India, Indonesia, Maladewa, Myanmar, Nepal, Sri Lanka,
Thailand, dan Timor Leste)
Manfaat:
1. Kesempatan bertukar pembelajaran dan membangun kolaborasi antar Kota Sehat di Kawasan Asia Tenggara
dan kawasan lain (Eropa, East Mediterranean, West Pacific,dll)
2. Kesempatan mengikuti kegiatan peningkatan kapasitas (pelatihan, mentoring, webinar) dari ahli dan
peneliti regional/global untuk penguatan pelaksanaan KKS
3. Penghargaan
7
Akreditasi Kota Sehat Kawasan Asia Tenggara
• Membuat akun anggota melalui https://who-ughw.com/register/
• Menyampaikan informasi umum tentang Kota/Kabupaten (Formulir 1A dan 3 foto profil Kota/Kabupaten)
Tahap 1: • Menyampaikan komitmen tertulis dari Walikota/Bupati dan Lembaga/Forum Non-Pemerintah,
8
13 Indikator Minimal Akreditasi Kota Sehat Kawasan Asia Tenggara
Penghidupan Aman Layanan Dasar:
1) Tingkat kriminalitas <40/100,000 penduduk 7) % penduduk menggunakan layanan air minum (minimum
2) Tingkat kematian lakalantas <10/100,000 penduduk tingkat dasar) > 94%
8) % penduduk menggunakan layanan sanitasi (minimal tingkat
Tingkat Aktivitas Fisik Masyarakat
dasar) > 80%
3) Rata-rata tingkat aktivitas fisik orang dewasa (18-64
9) % penduduk mendapatkan akses listrik > 94%
tahun) > 100 menit/minggu
Aksesibilitas Fasilitas Publik
Layanan Sanitasi
10) Desain standar ruang-ruang publik memberikan kesetaraan
4) % rumah tangga yang menerima layanan
akses ke ruang publik bagi anggota masyarakat dengan
pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan
keterbatasan kemampuan fisik karena usia, disabilitas, atau
sampah padat >70%
faktor lainnya.
Lingkungan Kerja
Layanan Kesehatan
5) Terdapat kebijakan keselamatan kerja dan
11) Rata-rata waktu tempuh ke fasilitas kesehatan terdekat < 30
penyediaan peralatan secara lengkap.
menit
Ketenagakerjaan
Perlindungan Sosial dan Jaminan Kesehatan
6) % angkatan kerja yang tidak bekerja < 6%
12) Perlindungan sosial dan jaminan kesehatan mencakup tiga
(3) manfaat: pensiun, disabilitas, dan kecacatan, dan
survivors.
Literasi Kesehatan
13) Tingkat literasi kesehatan > 90%
9
Dukungan Teknis WHO
Untuk Peningkatan Kapasitas Anggota Jejaring Kota Sehat Asia Tenggara di Indonesia
Regional Meeting on Urban Global Training of Trainers for Regional Meeting on City Health
Governance for Health & Wellbeing Urban Leaders Profile and Development Plan
Bangkok-Thailand, September 2022 Tunis-Tunisia, March 2023 Kathmandu-Nepal, April 2023
Memperkenalkan: Melatih akademisi di negara anggota Orientasi tentang proses membangun
Model jejaring Kota Sehat di beberapa WHO sebagai fasilitator/pelatih Profil dan Rencana Pembangunan
Kawasan WHO. peningkatan kapasitas anggota Kesehatan Perkotaaan
Jejaring Kota Sehat dalam tatakelola
Konsep, mekanisme aplikasi, dan perkotaan untuk kesehatan dan
indikator Jejaring Kota Sehat Asia kesejahteraan:
Tenggara.
Peserta dari Indonesia:
SE Regional Laboratory on Urban
Governance for Health and Professor Sukri Palutturi – Pakar
Wellbeing/UGHW (Universitas Kesehatan Masyarakat,
Chulalongkorn, Thailand) sebagai Universitas Hasanuddin
pendukung teknis Jejaring Kota Sehat Dr. Ihsan Latief – Pakar
Asia Tenggara Perencanaan Urban, Universitas
Hasanuddin
10
Dukungan Teknis WHO
Untuk Peningkatan Kapasitas Anggota Jejaring Kota Sehat Asia Tenggara di Indonesia
Pendaftaran Penyusunan Profil Pelatihan dan Pelaksanaan Evaluasi Diseminasi hasil &
menjadi anggota dan Rencana Lokakarya untuk Rencana Aksi kemajuan pembelajaran
Jejaring Kota Pengembangan Pemimpin Penanganan Rencana Aksi pelaksanaan
Sehat Asia Kesehatan Perkotaan Determinan Penanganan Rencana Aksi
Tenggara. Perkotaan. Kesehatan Determinan Penanganan
Perkotaan Kesehatan Determinan
Perkotaan Kesehatan
Rencana Aksi
Perkotaan
penanganan
determinan
kesehatan
perkotaan
11
Terimakasih
Kontak:
Email: contact@who-ughw.com / mardiananingsihf@who.int
Website: https://who-ughw.com