Anda di halaman 1dari 12

Pendekatan

Kota Sehat
Untuk Kesetaraan
Kesehatan dan
Kesejahteraan

Dr Fransiska Mardiananingsih, MPH


NPO – Determinan Sosial Kesehatan
& Promosi Kesehatan

Credit: freepik.com
Konstitusi Badan Kesehatan Dunia (WHO) Prasyarat Untuk Sehat:
“Sehat adalah keadaan sejahtera secara fisik, mental, dan
 Kondisi damai
sosial dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kelemahan”
 Tempat tinggal
 Pendidikan
 Makanan
Piagam Ottawa (1986)  Penghasilan
“Promosi Kesehatan adalah proses yang memampukan
individu dan masyarakat untuk mengendalikan dan  Ekosistem yang stabil
meningkatkan kesehatan mereka’”  Sumber daya yang
berkelanjutan
 Keadilan sosial
Advokasi Pemberdayaan Mediasi  Kesetaraan

2
Mengapa ‘Kota Sehat’

 Sejjak tahun 2008, lebih banyak penduduk dunia


bermukim di daerah perkotaan daripada pedesaan.
 Diproyeksikan dua-per-tiga penduduk dunia akan

mendiami perkotaan pada tahun 2050.


 Di Indonesia: Urban
 56.7% penduduk bermukim di daerah perkotaan
Rural
(Sensus Penduduk 2020).
 Diproyeksikan, 66.6% penduduk Indonesia akan

mendiami daerah perkotaan pada tahun 2035


Kondisi ekonomi, sosial, dan lingkungan pada daerah
perkotaan akan berdampak besar pada kesehatan dan
kualitas hidup manusia secara global.

3
“Kota Sehat adalah kota yang 9 Domain Aksi Kota Sehat
menempatkan kesehatan, 1. Tatakelola perkotaan untuk kesehatan dan
kesejahteraan (Urban Governance for Health and
kesejahteraan sosial, Wellbeing).
2. Menutup kesenjangan kesehatan.
kesetaraan, dan pembangunan 3. Membangun kebijakan berorientasi kesehatan
berkelanjutan sebagai pusat masyarakat (Health-in-All-Policies/HiAP).
4. Pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.
kebijakan, strategi, dan 5. Mengembangkan lingkungan fisik dan buatan yang
program-program” mendukung kesehatan dan pola hidup sehat.
6. Meningkatkan kualitas dan akses pada layanan
WHO, 2020 kesehatan dan sosial.
7. Mengembangkan perencanaan dan program
inklusif.
8. Meningkatkan kapasitas sistem kesehatan untuk
menghadapi kedaruratan kesehatan.
9. Meningkatkan kesiapsiagaan, kesiapan, dan
respons dalam kedaruratan kesehatan masyarakat.
3 Permasalahan Utama (Triple-Threat) Kesehatan Perkotaan

Layanan Kesehatan dan ‘Farm to Fork’ distance Overcrowding


Sosial Kurang Memadai
Urbanisasi tinggi dan
kesenjangan akses dan Kesenjangan akses tidak terencana
pemanfaatan layanan pada makanan sehat Kesenjangan akses
sosial dan kesehatan dan aman pada pemukiman sehat Mobilitas lintas batas
Wilayah Perkotaan
menjadi episentrum yang tinggi
Kemiskinan karena
o Penyebaran kehilangan pekerjaan, Tingginya konsumsi Keterbatasn ruang yang
inklusif dan aman Kurangnya integrasi aspek
penyakit menular disabilitas, atau usia processed-food
untuk beraktivitas fisik kesehatan masyarakat dan
tua
o Peningkatan lingkungan serta
beban penyakit Kesenjangan akses
Tingginya insiden
kesetaraan dalam
tidak menular Kekerasan pada orang pada air bersih, air tatakelola perkotaan
lain atau diri sendiri layak minum, dan tenggelam dan
o Kasus cedera dan sanitasi aman kecelakaan lalu lintas Aktivitas komersial
kekerasan industri
Masalah Penyakit dan Kondisi global
Polusi air, udara, dan (perubahan iklim,
Kesehatan jiwa suara cedera akibat kerja
fluktuasi ekonomi,
Rendahnya kohesi dan Lingkungan Binaan yang pandemi)
Degradasi Lingkungan Tidak Sehat dan Tidak
sistem pendukung sosial Aman

5
Visi Integratif Pendekatan Promosi Kesehatan Berbasis Tatanan
Kolaborasi Multisektor dan
Pelibatan Barmakna Semua Kota Sehat Pencegahan Penyakit
Kelompok Masyarakat

Pembangunan dan Layanan


Inklusif (disabilitas, anak, Keselamatan Jalan
wanita, dan lansia) (Road Safety)
Sekolah yang Tempat Kerja Sehat/
Mempromosikan Kesehatan dan
Kesehatan/Sekolah Sehat Keselamatan Kerja
Peningkatan Kualitas
Lingkungan dan Kelestarian Pencegahan Kekerasan dan
Sumber Daya Alam Cedera

Penanganan Determinan Sosial Kesehatan (termasuk determinan komersial)

6
Jejaring Kota Sehat Kawasan Asia Tenggara
 Tujuan:
1. Memfasilitasi perluasan cakupan dan penguatan pelaksanaan Kota Sehat di Kawasan Asia Tenggara
2. Memfasilitasi pembelajaran dan kolaborasi antar Kota Sehat di Kawasan Asia Tenggara
3. Membangun kapasitas dan mendokumentasikan bukti-bukti hasil penyelenggaraan Kota Sehat
 Sasaran:
Semua Kota (dan Kabupaten dalam konteks Indonesia) di negara-negara anggota WHO Kawasan Asia
Tenggara (Bangladesh, Bhutan, Korea Selatan, India, Indonesia, Maladewa, Myanmar, Nepal, Sri Lanka,
Thailand, dan Timor Leste)
 Manfaat:
1. Kesempatan bertukar pembelajaran dan membangun kolaborasi antar Kota Sehat di Kawasan Asia Tenggara
dan kawasan lain (Eropa, East Mediterranean, West Pacific,dll)
2. Kesempatan mengikuti kegiatan peningkatan kapasitas (pelatihan, mentoring, webinar) dari ahli dan
peneliti regional/global untuk penguatan pelaksanaan KKS
3. Penghargaan

7
Akreditasi Kota Sehat Kawasan Asia Tenggara
• Membuat akun anggota melalui https://who-ughw.com/register/
• Menyampaikan informasi umum tentang Kota/Kabupaten (Formulir 1A dan 3 foto profil Kota/Kabupaten)
Tahap 1: • Menyampaikan komitmen tertulis dari Walikota/Bupati dan Lembaga/Forum Non-Pemerintah,

• Melaksanakan asesmen mandiri (Formulir 1B)


• Menyusun profil kesehatan perkotaan (Formulir 2A)
Tahap 2: • Menyusun rencana pengembangan kesehatan perkotaan (Formulir 2B)

• Review oleh Panel Ahli


• Kota/Kabupaten yang mencapai 13 indikator minimum dan memiliki Rencana Pengembangan Kesehataan
Perkotaan yang menyasar setidaknya 2 dari 9 Domain Aksi Kota Sehat, akan mendapatkan akreditasi sebagai Kota
Tahap 3:
Sehat Asia Tenggara

8
13 Indikator Minimal Akreditasi Kota Sehat Kawasan Asia Tenggara
 Penghidupan Aman  Layanan Dasar:
1) Tingkat kriminalitas <40/100,000 penduduk 7) % penduduk menggunakan layanan air minum (minimum
2) Tingkat kematian lakalantas <10/100,000 penduduk tingkat dasar) > 94%
8) % penduduk menggunakan layanan sanitasi (minimal tingkat
 Tingkat Aktivitas Fisik Masyarakat
dasar) > 80%
3) Rata-rata tingkat aktivitas fisik orang dewasa (18-64
9) % penduduk mendapatkan akses listrik > 94%
tahun) > 100 menit/minggu
 Aksesibilitas Fasilitas Publik
 Layanan Sanitasi
10) Desain standar ruang-ruang publik memberikan kesetaraan
4) % rumah tangga yang menerima layanan
akses ke ruang publik bagi anggota masyarakat dengan
pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan
keterbatasan kemampuan fisik karena usia, disabilitas, atau
sampah padat >70%
faktor lainnya.
 Lingkungan Kerja
 Layanan Kesehatan
5) Terdapat kebijakan keselamatan kerja dan
11) Rata-rata waktu tempuh ke fasilitas kesehatan terdekat < 30
penyediaan peralatan secara lengkap.
menit
 Ketenagakerjaan
 Perlindungan Sosial dan Jaminan Kesehatan
6) % angkatan kerja yang tidak bekerja < 6%
12) Perlindungan sosial dan jaminan kesehatan mencakup tiga
(3) manfaat: pensiun, disabilitas, dan kecacatan, dan
survivors.
 Literasi Kesehatan
13) Tingkat literasi kesehatan > 90%
9
Dukungan Teknis WHO
Untuk Peningkatan Kapasitas Anggota Jejaring Kota Sehat Asia Tenggara di Indonesia

Regional Meeting on Urban Global Training of Trainers for Regional Meeting on City Health
Governance for Health & Wellbeing Urban Leaders Profile and Development Plan
Bangkok-Thailand, September 2022 Tunis-Tunisia, March 2023 Kathmandu-Nepal, April 2023
Memperkenalkan:  Melatih akademisi di negara anggota  Orientasi tentang proses membangun
 Model jejaring Kota Sehat di beberapa WHO sebagai fasilitator/pelatih Profil dan Rencana Pembangunan
Kawasan WHO. peningkatan kapasitas anggota Kesehatan Perkotaaan
Jejaring Kota Sehat dalam tatakelola
 Konsep, mekanisme aplikasi, dan perkotaan untuk kesehatan dan
indikator Jejaring Kota Sehat Asia kesejahteraan:
Tenggara.
 Peserta dari Indonesia:
 SE Regional Laboratory on Urban
Governance for Health and  Professor Sukri Palutturi – Pakar
Wellbeing/UGHW (Universitas Kesehatan Masyarakat,
Chulalongkorn, Thailand) sebagai Universitas Hasanuddin
pendukung teknis Jejaring Kota Sehat  Dr. Ihsan Latief – Pakar
Asia Tenggara Perencanaan Urban, Universitas
Hasanuddin

10
Dukungan Teknis WHO
Untuk Peningkatan Kapasitas Anggota Jejaring Kota Sehat Asia Tenggara di Indonesia

Kota Makassar & Kabupaten Wajo

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Tahap 6

Pendaftaran Penyusunan Profil Pelatihan dan Pelaksanaan Evaluasi Diseminasi hasil &
menjadi anggota dan Rencana Lokakarya untuk Rencana Aksi kemajuan pembelajaran
Jejaring Kota Pengembangan Pemimpin Penanganan Rencana Aksi pelaksanaan
Sehat Asia Kesehatan Perkotaan Determinan Penanganan Rencana Aksi
Tenggara. Perkotaan. Kesehatan Determinan Penanganan
Perkotaan Kesehatan Determinan
Perkotaan Kesehatan
Rencana Aksi
Perkotaan
penanganan
determinan
kesehatan
perkotaan

11
Terimakasih

Kontak:
Email: contact@who-ughw.com / mardiananingsihf@who.int
Website: https://who-ughw.com

Anda mungkin juga menyukai