Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ILMU TASAWUF

TAREKAT

Dosen Pengampu
Mesi Herawati, M.E

Disusun Oleh
Rahmat Noprian 22631052

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH


FAKULTAS SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUTE AGAMA ISLAM (IAIN) NEGERI CURUP
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Sejarah Timbulnya
Tarekat serta Bagaimana Pengaruh Tarekat didunia Islam. Shalawat serta salam semoga
tercurah kepada Rasulullah SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya kelak. Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Tasawuf.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapatkan bantuan serta bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Mesi
Herawati, M.E selaku dosen mata kuliah Ilmu Tasawuf, serta teman-teman yang sudah
memberikan konstribusinya dalam penyelesaian makalah ini. Kami menyadari dalam
penyusunan malakah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun guna perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan menambah pengetahuan tentang Tarekat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................3
A. Latar Belakang................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................5
BAB II.......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
A. Sejarah Timbulnya Tarekat.............................................................................................5
B. Pengaruh Tarekat di Dunia Islam....................................................................................9
BAB III....................................................................................................................................14
PENUTUP...............................................................................................................................14
A. Kesimpulan...................................................................................................................14
B. Saran..............................................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ajaran tarekat adalah salah satu pokok ajaran yang ada dalam tasawuf. Ilmu
tarekat sama sekali tidak dapat dipisahkan dengan ilmu tasawuf dan tidak mungkin
dipisahkan dari kehidupan orang-orang sufi. Orang sufi adalah orang yang menerapkan
ajaran tasawuf dan tarekat dimana hal tersebut merupakan tingkatan ajaran pokok dari
tasawuf. Para tokoh sufi dalam tarekat, merumuskan bagaimana sistematika, jalan,
cara, dan tingkat-tingkat jalan yang harus dilalui oleh para calon sufi atau muri
tarekat secara rohani untuk cepat bertaqarrub, mendekatkan diri kehadirat Allah SWT.
Orang Islam yang tidak paham Ilmu Tasawwuf selalu mempertanyakan
mengapa ada pula ilmu Tarekat, apa tidak cukup ilmu fiqh itu saja dikerjakan untuk
melaksanakan ajaran Islam. Orang yang bertanya demikian itu sebenarnya sudah
melakukan ilmu tarekat, tatkala gurunya yang mengajarkan ilmu fiqh kepadanya,
misalnya sembahyang, menunjuk dan membimbing dia, bagaimana cara melakukan
ibadat sembahyang, bagaimana mengangkat tangan pada waktu takbir pembukaaan,
bagaimana berniat yang sah, bagaimana melakukan bacaan, bagaimana melakukan
Mukti dan sujud, semuanya itu dengan sebaik-baiknya. Semua bimbingan guru
dinamakan tarekat, secara minimum tarekat namanya, tetapi juga pelaksanaan ibadat
berbekas kepada jiwanya, pelaksanaan tersebut secara maksimum tarekat namanya,
sedang hasilnya sebagai tujuan terakhir daripada semua pelaksanaan ibadat tersebut
ialah mengenal Tuhan sebaik-baiknya, yang dengan istilah sufi ma’rifat.
Tarekat adalah sebuah jalan untuk mencapai keimanan pada Tuhan. Tarekat
mengacu baik kepada sistem latihan meditasi maupun amalan, seperti wirid dan zikir
yang dihubungkan dengan kepercayaan Islam. Di Indonesia, tarekat memiliki
pengaruh yang besar dalam kehidupan beragama. Menurut Dr. Martin van
Bruinessen, islamisasi di Indonesia bermula ketika tasawuf merupakan corak
pemikiran yang dominan di dunia Islam1. Dalam bukunya 'Tarekat Naqsyabandiyah di
Indonesia', Martin mengemukakan bahwa sebagian besar para pemimpin Muslim di
Indonesia juga menjadi pengikut ajaran tarekat.

1
Suniah, Siti. Kritik Terhadap Tarekat. MS thesis. Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

4
Dalam kehidupan sehari-hari, tarekat juga memberikan pengaruh dalam hal
etika dan moral. Tarekat mengajarkan nilai-nilai kebaikan, seperti kasih sayang,
kejujuran, dan kesederhanaan. Tarekat merupakan jalan untuk mencapai keimanan
pada Tuhan dan memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan beragama di
Indonesia. Tarekat memberikan wawasan keagamaan yang bernapaskan semangat
tasawuf dan menjadi salah satu cara kaum muslim di Indonesia dalam menghayati
agamanya. Tarekat juga memberikan cara atau aturan hidup dalam keagamaan serta
persekutuan para penuntut ilmu tasawuf. Tarekat juga memberikan pengaruh dalam
bidang sosial kemasyarakatan dan etika serta moral.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Sejarah Timbulnya Tarekat?
2. Bagaimana Pengaruh Tarekat didunia Islam?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Sejarah Timbulnya Tarektat
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Pengaruh Tarekat Didunia Islam

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Timbulnya Tarekat

Dari segi etimologi, kata tarekat yang berasal dari bahasa Arab ‫طﺮﯾﻘﺔ‬ yang

merupakan bentuk mashdar (kata benda) dari kata ‫طﺮﯾﻘﺔ‬ ‫ طﺮق ﯾﻄﺮق‬yang memiliki
arti ‫( اﻟﻜﯿﻔﯿﺔ‬jalan, cara), ‫( اﻷﺳﻠﻮب‬metode, sistem), ‫( اﻟﻤﺬھﺐ‬madzhab, aliran, haluan),

dan ‫( اﻟﺤﺎﻟﺔ‬keadaan)2. Pengertian ini membentuk dua makna istilah yaitu metode bagi
ilmu jiwa akhlak yang mengatur suluk individu dan kumpulan sistem pelatihan ruh
yang berjalan sebagai persahabatan pada kelompok-kelompok persaudaraan Islam.3
Abu Bakar Aceh mendefinisikan tarekat sebagai jalan, petunjuk dalam
melakukan sesuatu ibadat sesuai dengan ajaran yang ditentukan dan dicontohkan oleh
Nabi dan dikerjakan oleh sahabat dan tabi’in, turun-temurun sampai kepada guru-
guru, sambung- menyambung dan rantai-berantai. Guru-guru yang memberikan
petunjuk dan pimpinan dinamakan Mursyid yang mengajar dan memimpin muridnya
sesudah mendapat ijazat dari gurunya pula sebagaimana tersebut dalam silsilahnya.
Dengan demikian ahli Tasawwuf yakin, bahwa peraturan-peraturan tersebut dalam
ilmu Syari’at dapat dikerjakan dalam pelaksanaan yang sebaik-baiknya.4
Dengan demikian istilah tarekat dalam ilmu tasawuf memiliki dua makna,
Pertama, cara pendidikan akhlak dan jiwa bagi mereka yang menempuh hidup sufi
(pandangan pada abad ke-9 dan ke-10 Masehi atau sekitar abad ke-1 dan ke-2
Hijriah). Kedua, sesudah abad ke-11 M atau abad ke-3 H. tarekat mempunyai
pengertian sebagai suatu gerakan yang lengkap untuk memberikan latihan-latihan
rohani dan jasmani pada segolongan kaum muslimin menurut ajaran dan keyakinan
tertentu. 5
Para sufi menjalankan tarekat bersifat individu, sehingga mengakibatkan
adanya perbedaan antara satu sufi dengan sufi lainnya, sehingga pada prakteknya
muncul tata cara atau aturan yang berlainan pula. Lebih jauh muncullah tarekat-
tarekat dengan nama dan kaifiyat yang bermacam-macam.

2
Munawwirr, Ahmad Warson. Al Munawwir ; Kamus Arab-Indonesia. Surabaya. Pustaka Progressif.
1997. cet. XIV. hal. 849
3
Al Fandi, Muhammad Sabit dkk., Dairat al Ma’arif al Islamiyah. Teheran. Intisyirat Jahannam. t.th.
jil. XV. hal.172
4
Abubakar Aceh, Pengantar Ilmu Tarekat, Jakarta: Ramadhani, 1993. Hal.67
5
Asmaran As. Pengantar Studi Tasawuf. Jakarta. RajaGrafindo Persada. 1994.cet. I. hal.97

6
Sebagai gambaran, Syekh Abdul Qadir al Jailani (tokoh pendiri tarekat
Qadiriyah) selalu menekankan pada pensucian diri dari nafsu dunia. Karena itu, dia
memberikan beberapa petunjuk untuk mencapai kesucian diri yang tertinggi. Adapun
beberapa ajaran tersebut adalah taubat, zuhud, tawakal, syukur, ridha dan jujur6.
Bahkan di antara praktik spiritual yang diadopsi oleh tarekat ini adalah zikir (terutama
melantunkan asma’ Allah berulang-ulang). Dalam pelaksanaanya terdapat berbagai
tingkatan penekanan dan intensitas. Ada zikir yang terdiri atas satu, dua, tiga dan
empat. Praktik zikir dapat dilakukan bersama-sama, dibaca dengan suara keras atau
perlahan, sambil duduk membentuk lingkaran setelah shalat, pada waktu subuh
maupun malam hari. Setelah melakukan zikir, pelaku tarekat dianjurkan untuk
melakukan apa yang disebut dengan pas al anfas yakni mengatur napas sedemikian
rupa sehingga dalam proses menarik dan menghembuskan napas, asma’ Allah
bersikulasi dalam tubuh secara otomatis. Kemudian diikuti dengan muraqabah dan
kontemplasi.7
Dari sekian banyak pengalaman pribadi para sufi tampaknya terdapat beberapa
aturan dan cara yang bisa dikategorikan dalam kesepakatan mereka, yaitu; mendalami
ilmu yang berkaitan dengan syariah, mengendalikan nafsu untuk menghindari dosa,
memperbanyak zikir dan doa tertentu, serta tidak meringankan amaliah-amaliah yang
dilakukan.8
Dari pengertian di atas terdapat indikasi bahwa substansi dari sebuah tarekat

adalah ‫( ﷲ_ اﻟﻰ_ اﻟﺘﻘﺮب‬pendekatan diri kepada Allah SWT), hal ini dapat dipahami
dari sekian banyak penjelasan ulama utamanya yang terkait dengan pengertian
tarekat. Misalnya saja Al Habib Asy-Syaikh Al Sulthan Muhammad Sayyid Imaan
bin Abdul Hakim al- Aydrus mengatakan bahwa tarekat adalah mengarahkan maksud
(tujuan) kepada Allah Ta’ala dengan ilmu dan amal. Dikatakan juga bahwa tarekat
merupakan perbuatan nafsaniyah yang tergantung kepada sir (rahasia) dan ruh dengan
melakukan taubat, wara’, muhasabah, muraqabah, tawakal, ridha, taslim,
memperbaiki akhlak, menyadari akan kekurangan dan cela pada dirinya, dan atau
mengerjakan ibadah hanya karena mengharapkan keridha’an Allah SWT serta ingin

6
Mulyati, Hj. Sri. dkk., Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia. Jakarta.
Kencana. 2004.cet. I. hal.38
7
Mulyati, Hj. Sri. dkk., Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia, hal.44
8
Kalsum, Ummu. Ilmu Tasawuf. Makassar. Yayasan Fatiya. 2003.cet. I. hal.116

7
mendapat Nur Makrifat.9 Jadi sekali lagi, tarekat merupakan upaya pendekatan diri
kepada Allah yang teraplikasi lewat zikir yang banyak kepada-Nya.
Tarekat merupakan sebuah jalan untuk mencapai keimanan pada Tarekat
identik dengan aliran yang ada dalam Islam. Tarekat berasal dari kata "tariqah" yang
berarti jalan atau cara. Tarekat merupakan suatu jalan atau cara untuk mencapai
kebenaran dan kebahagiaan yang hakiki. Tarekat juga dapat diartikan sebagai suatu
gerakan keagamaan yang mengajarkan cara-cara untuk mencapai kesempurnaan
keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Tarekat tidak terlepas dari keberadaan
tasawuf secara umum, terutama peralihan tasawuf yang bersifat personal kepada
tarekat sebagai suatu organisasi, yang merupakan perkembangan, pengamalan serta
perluasan ajaran tasawuf. Tarekat pertama kali muncul pada abad ke-8 Masehi di
Mesir dan kemudian menyebar ke seluruh dunia Islam. Tarekat muncul sebagai suatu
gerakan keagamaan yang mengajarkan cara-cara untuk mencapai kesempurnaan
keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT10.
Tarekat yang pertama kali muncul adalah tarekat Qadariyah yang didirikan
oleh Abdul Qadir al-Jailani pada abad ke-12 Masehi di Baghdad, Irak. Tarekat ini
kemudian menyebar ke seluruh dunia Islam dan menjadi salah satu tarekat yang
paling banyak diikuti oleh umat Islam. Selain tarekat Qadariyah, ada juga tarekat
Naqsyabandiyah yang didirikan oleh Baha'uddin Naqsyaband pada abad ke-14
Masehi di Uzbekistan. Tarekat ini kemudian menyebar ke seluruh dunia Islam dan
menjadi salah satu tarekat yang paling banyak diikuti oleh umat Islam. Di Indonesia,
tarekat mulai berkembang pada abad ke-13 Masehi. Tarekat ini bermula dengan
adanya ajaran tasawuf, yang dipadukan dengan ajaran sufistik India dan sufistik
pribumi kemudian dianut oleh kalangan masyarakat Islam di Indonesia. Dengan
adanya proses tersebut, secara berangsur-angsur tarekat mulai berkembang di
Indonesia11.
Tarekat di Indonesia memiliki standar dan kualifikasi yang bisa dipraktikkan.
Sebagai contoh, organisasi Nahdlatul Ulama memberikan kualifikasi dan standar
tarekat yang bisa diikuti oleh NU seperti tarekat Muktabarah yang dikenal memiliki
keterkaitan dan garis genealogis dari Rasulullah SAW. Tarekat merupakan suatu

9
Al Aydrus, Al Habib al Syaik al Sulthan Muhammad Sayyid Iman bin Abdul Hakim. Pelita Dalam
Meniti Jalan “Thariqat”; Adab dan Kelakuan Kaum Sufi. Makassar. Pustaka Refleksi. 2006. Hal.1-2
10
Suryadilaga, M. Alfatih, dkk., Miftahus Sufi, Yogyakarta; Teras, 2008.
11
Rahman, Ahmad Sastra Ilahi; Ilham Sirriyah Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah (Pencerahan
Bagi Hamba Pencari Tuhan). Jakarta. Hikmah. 2004.

8
gerakan keagamaan yang mengajarkan cara-cara untuk mencapai kesempurnaan
keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Tarekat pertama kali muncul pada abad
ke-8 Masehi di Mesir dan kemudian menyebar ke seluruh dunia Islam. Di Indonesia,
tarekat mulai berkembang pada abad ke-13 Masehi. Tarekat di Indonesia memiliki
standar dan kualifikasi yang bisa dipraktikkan.
Dalam Islam, terdapat berbagai macam tarekat yang merupakan kelompok
atau aliran mistik yang mengajarkan praktik spiritual untuk mencapai tujuan
keselamatan dan mendekatkan diri kepada Allah. Berikut adalah beberapa contoh
tarekat yang terkenal dalam Islam:
1. Tarekat Naqsyabandiyah: Tarekat ini didirikan oleh Syekh Muhammad Bahauddin
Shah Naqshband pada abad ke-14 di Asia Tengah. Tarekat ini menekankan metode
zikir hati-hati dan meditasi yang diamati dalam kehidupan sehari-hari.
2. Tarekat Qadiriyah: Tarekat ini didirikan oleh Abdul Qadir al-Jilani pada abad ke-12 di
Baghdad, Irak. Tarekat ini menekankan pentingnya penyerahan diri kepada kehendak
Allah dan zikir untuk mencapai kesatuan dengan Tuhan.
3. Tarekat Shadhiliyah: Tarekat ini didirikan oleh Syekh Abu al-Hasan ash-Shadhili
pada abad ke-13 di Mesir. Tarekat ini mengajarkan pendekatan yang praktis terhadap
zikir dan pemahaman tentang pentingnya kecintaan kepada Allah dalam semua aspek
kehidupan.
4. Tarekat Rifaiyah: Tarekat ini didirikan oleh Syekh Ahmed al-Rifa'i pada abad ke-12
di Mesir. Tarekat ini menekankan pentingnya perasaan dan ekspresi dalam ibadah,
seperti gerakan tarian yang dipercaya dapat membantu mencapai kesadaran spiritual.
5. Tarekat Mevlevi: Tarekat ini juga dikenal sebagai Tarekat Sufi Whirling Dervishes.
Tarekat ini didirikan oleh Jalaluddin Rumi pada abad ke-13 di Turki. Praktik utama
tarekat ini adalah tarian Wirling Dervishes yang melambangkan perjalanan spiritual
menuju penyatuan dengan Tuhan.
6. Tarekat Chishtiyah: Tarekat ini didirikan oleh Syekh Khwaja Moinuddin Chishti pada
abad ke-12 di India. Tarekat ini menekankan pentingnya cinta kasih, pengabdian
kepada sesama manusia, dan pemahaman tentang nilai-nilai kebajikan dalam
mencapai keselamatan.
7. Tarekat Tijaniyah: Tarekat ini didirikan oleh Syekh Ahmad Tijani pada abad ke-18 di
Afrika Utara. Tarekat ini mengajarkan pemahaman dan praktik-paktik spiritual yang
terfokus pada zikir dan doa untuk mencapai kesatuan dengan Allah.

9
8. Tarekat Khalwatiyah: Tarekat ini didirikan oleh Syekh Umar al-Khalwati pada abad
ke-15 di Azerbaijan. Tarekat ini menekankan praktik kontemplasi dan meditasi dalam
rangka mencapai pengetahuan spiritual dan kesadaran diri.12

Tarekat-tarekat ini memiliki praktik-praktik unik dan metode yang berbeda


dalam mencapai tujuan spiritual, namun tujuan utama mereka adalah untuk
mendekatkan diri kepada Allah dan mencapai kesatuan dengan-Nya.

B. Pengaruh Tarekat di Dunia Islam


Tarekat adalah organisasi tasawuf yang memiliki peran penting dalam
perkembangan dakwah Islam. Tarekat awalnya berkiprah dalam bidang pendidikan
spiritual muslim yang concern dalam pembentukan mental salih yang sering dipahami
sebagai sebuah kelompok tertutup dan cenderung mengasingkan diri. Namun, pada
abad ke-13 M, tarekat menemukan momentumnya untuk mengembangkan peran dan
kiprahnya membentuk dalam sebuah organisasi yang militan. Tarekat kemudian
tampil menggantikan fungsi politik untuk memandu dan bertanggung jawab atas
kelangsungan dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia, walaupun dengan
menggunakan paradigma dan pendekatan dakwah yang berbeda13.
Tarekat memiliki peran dalam mengembangkan dakwah Islam dengan
berbagai macam cara, seperti melalui pendidikan spiritual, zikir, wirid, amalan-
amalan tertentu, dan kegiatan politik. Tarekat juga memiliki peran dalam
memobilisasi massa dan menyediakan jaringan untuk melakukan komunikasi
antardaerah. Selain itu, tarekat juga memiliki peran dalam menjaga tradisi keagamaan
Islam di Asia Tengah.
Tarekat memiliki pengaruh besar dalam perkembangan Islam di Indonesia.
Tarekat telah memainkan peran penting sejak dalam proses penyebaran Islam di
Indonesia. Di Jawa, proses Islamisasi berlangsung mulai dari kawasan pesisir pantai
utara Jawa, bergerak perlahan ke arah pedalaman lewat jalur tarekat dan pesantren,
hingga akhirnya mampu membentuk tatanan sosioreligius yang kokoh14. Tarekat juga

12
Abubakar Aceh, Pengantar Ilmu Tarekat, Jakarta: Ramadhani, 1993.
13
Asmaran As. Pengantar Studi Tasawuf. Jakarta. RajaGrafindo Persada. 1994.cet. I.
14
Kalsum, Ummu. Ilmu Tasawuf. Makassar. Yayasan Fatiya. 2003.cet. I. Mulyati, Hj. Sri. dkk.,
Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia. Jakarta. Kencana. 2004.cet. I

10
menjadi basis-basis komunal masyarakat Islam di Indonesia dan menjadi salah satu
faktor penting dalam pembentukan identitas keagamaan di Indonesia15.
Tarekat memiliki banyak aliran-aliran, seperti Tarekat Chisytiyah Khwaja,
Tarekat Qadiriyah, Tarekat Suhrawardiyah, dan Tarekat Naqsyabandiyah. Setiap
aliran tarekat memiliki ciri khas dan pengaruhnya dalam dunia Islam. Dalam
sejarahnya, tarekat juga turut andil dalam perjuangan politik melawan kolonialisme.
Tarekat menjadi ruang penggodokan semangat jihad dan iman pemuda Muslim.
Gerakan jihad melawan kedatangan dan ekspansi kolonial Prancis dipimpin oleh Amir
Abd al-Qadir dari Aljazair dan didukung penuh oleh Tarekat Mukhtariah, cabang dari
Tarekat Qadiriah. Tarekat Naqsyabandiyah menjadi kekuatan utama di balik
perlawanan Muslim pada paruh pertama abad ke-19. Di bawah pimpinan Syekh
Mansyur Usyurma, gerakan jihad melawan ekspansi Rusia dilakukan oleh para
pengikut tarekat ini.
Dalam kesimpulannya, tarekat memiliki pengaruh besar dalam perkembangan
Islam di dunia, terutama dalam perkembangan dakwah Islam dan perjuangan politik
melawan kolonialisme. Tarekat juga memiliki peran penting dalam menjaga tradisi
keagamaan Islam di Asia Tengah dan menjadi salah satu faktor penting dalam
pembentukan identitas keagamaan di Indonesia.
Tarekat memiliki pengaruh yang signifikan dalam dunia Islam dalam beberapa
cara:16
1. Spiritualitas dan Pengalaman Pribadi: Tarekat memberikan pendekatan praktis dan
langsung terhadap spiritualitas Islam. Melalui praktik-praktik seperti zikir, meditasi,
dan doa, anggota tarekat berusaha untuk mencapai kedekatan dengan Allah dan
pengalaman pribadi yang lebih dalam. Ini memberikan pemahaman yang mendalam
tentang agama dan meningkatkan kehidupan spiritual individu.
2. Pelembagaan Islam Sufi: Tarekat telah membantu memperkuat tradisi Islam Sufi
dalam dunia Muslim. Mereka memainkan peran penting dalam menjaga dan
menyebarkan ajaran-ajaran mistis Islam, terutama melalui pengajaran guru-guru
tarekat yang dihormati. Tarekat juga berperan dalam memelihara warisan kebudayaan
Islam Sufi seperti puisi, musik, dan seni yang khas.
3. Penyebaran Islam: Tarekat juga berkontribusi dalam penyebaran agama Islam di
berbagai wilayah. Para tokoh tarekat sering menjadi utusan spiritual dan misionaris,
15
Schimmel, Annamarie. Mistical Dimension of Islam, diterjemahkan oleh Sapardi Joko Damono
dengan judul Dimensi-dimensi Misttik dalam Islam. Jakarta. Pustaka Firdaus. 1986. cet. I.
16
Azwar, Welhendri, and Nurus Shalihin. Gerakan sosial kaum tarekat. Imam Bonjol Press, 2015.

11
yang bekerja untuk memperkenalkan Islam dan mengajar ajaran-ajaran Islam kepada
masyarakat yang belum mengenalnya. Misalnya, Tarekat Naqsyabandiyah
menyebarkan Islam di Asia Tengah, dan Tarekat Chishtiyah memainkan peran
penting dalam penyebaran Islam di India.
4. Pengaruh Sosial dan Kemanusiaan: Beberapa tarekat juga terkenal karena kontribusi
mereka dalam bidang sosial dan kemanusiaan. Mereka terlibat dalam pendidikan,
perawatan kesehatan, dan program-program bantuan sosial untuk membantu
masyarakat yang membutuhkan. Tarekat ini sering berperan sebagai pusat kegiatan
sosial dan kemanusiaan di komunitas mereka.
5. Kesatuan Umat Muslim: Tarekat dapat menjadi titik persatuan bagi umat Muslim
yang berasal dari berbagai latar belakang etnis, budaya, dan bahasa. Mereka
menempatkan penekanan pada persamaan di antara semua Muslim dan
mengedepankan nilai-nilai seperti cinta kasih, pengampunan, dan toleransi. Ini dapat
membantu mengatasi perbedaan dan memperkuat persatuan dalam umat Islam.
Pengaruh tarekat dalam dunia Islam dapat berbeda-beda di setiap wilayah, dan
pengaruhnya tergantung pada faktor-faktor budaya, sejarah, dan sosial yang berbeda
pula. Namun, secara umum, tarekat memiliki peran yang penting dalam
mempengaruhi kehidupan spiritual, sosial, dan budaya Muslim.

BAB III
PENUTUP

12
A. KESIMPULAN

Tarekat memiliki dua pengertian, yaitu: 1), tarekat bermakna jalan yang
ditempuh oleh seorang sufi untuk untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Dan 2)
tarekat bermakna semacam organisasi atau perkumpulan yang di dalamnya terdapat
syekh, upacara ritual dan zikir-zikir tertentu. Tarekat dalam pengertian pertama
bersifat individual sementara yang kedua bersifat kolektif.

Periode awal, tarekat masih dijalankan secara individual selanjutnya pada


periode-periode berikutnya (mulai abad ke-VI H dan seterusnya) pelaksanaan
tarekat telah dilakukan secara kolektif melalui pembentukan kolompok-kelompok
atau organisasi zikir. Tarekat Qadiriyah merupakan bentuk tarekat kolektif pertama
yg didirikan oleh yaitu Syekh Abdul Qadir al-Jailani. Kemudian disusul oleh
tarekat-tarekat lainnya.

B. SARAN
Kami menyadari dalam penyusunan malakah ini masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
menambah pengetahuan tentang Tarekat.

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar Aceh, Pengantar Ilmu Tarekat, Jakarta: Ramadhani, 1993.

13
Al Aydrus, Al Habib al Syaik al Sulthan Muhammad Sayyid Iman bin Abdul Hakim. Pelita
Dalam Meniti Jalan “Thariqat”; Adab dan Kelakuan Kaum Sufi. Makassar. Pustaka
Refleksi. 2006.

Al Fandi, Muhammad Sabit dkk., Dairat al Ma’arif al Islamiyah.Teheran. Intisyirat


Jahannam. t.th. jil. XV.

Al Jawi, Muhammad Nawawi. Syarh Maraqi al ‘Ubudiyah ‘ala Matn Bidayat al Hidayat.
Semarang.Toha Putra. t.th.

Al Turmudzi, Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah. Sunan al Turmudzi. Beirut. Dar al
Fikr.1994. jil. V.

Asmaran As. Pengantar Studi Tasawuf. Jakarta. RajaGrafindo Persada.1994.cet. I.

Azwar, Welhendri, and Nurus Shalihin. Gerakan sosial kaum tarekat. Imam Bonjol Press,
2015.

Bagir, Haidar. Buku Saku Tasawuf. Bandung. Mizan Pustaka. 2006. cet.II.

Gibb, H.A.R. Islam dalam Lintas Sejarah. Jakarta. Bharata Karya Aksara. 1983.

Kalsum, Ummu. Ilmu Tasawuf. Makassar. Yayasan Fatiya. 2003.cet. I.

Mulyati, Hj. Sri. dkk., Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di


Indonesia. Jakarta. Kencana. 2004.cet. I.

Munawwirr, Ahmad Warson. Al Munawwir ; Kamus Arab-Indonesia.Surabaya. Pustaka


Progressif. 1997. cet. XIV.

Rahman, Ahmad Sastra Ilahi; Ilham Sirriyah Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah
(Pencerahan Bagi Hamba Pencari Tuhan). Jakarta. Hikmah. 2004.

Schimmel, Annamarie. Mistical Dimension of Islam, diterjemahkan oleh Sapardi Joko


Damono dengan judul Dimensi-dimensi Misttik dalam Islam. Jakarta. Pustaka Firdaus.
1986. cet. I.

Simuh. Tasawuf dan Perkembangannya dalam Islam. Jakarta. Raja Grafindo


Persada. 1997. cet. II.

Suryadilaga, M. Alfatih, dkk., Miftahus Sufi, Yo gyakarta; Teras, 2008.

14

Anda mungkin juga menyukai