Titik Rawan Korupsi BUMD - Batch 2
Titik Rawan Korupsi BUMD - Batch 2
PADA PENGELOLAAN
BADAN USAHA MILIK
DAERAH
Kedeputian Bidang Koordinasi dan Supervisi
KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI
2
TINDAK PIDANA KORUPSI
TP lain yg Berhubungan dg
Korupsi:
Kerugian Keuangan Negara
01 Ps 2; Ps 3
• Merintangi pemeriksaan
• Keterangan kekayaan Gratifikasi 07
• Keterangan rekening Ps 12B jo. Ps 12C
• Identitas pelapor 02 Penggelapan dlm Jabatan
7 Kelompok Ps 8; Ps 9; Ps 10 a, b, c
TPK
Suap Menyuap 06 Dari 30 jenis korupsi
Ps 5(1 a,; Ps 13, Ps 5(2); Ps 12 a,b; berdasarkan UU 31/
Ps 11; Ps (1) a,b; Ps 6(2), Ps 12 c,d 1999 jo. UU No. 20/
2001
Perbuatan Curang
03 Ps 7(1) a,b,c,d; Ps 7(2); Ps 12 h
3
TITIK RAWAN KORUPSI PENGELOLAAN BUMD
Direksi dan Komisaris tidak dipilih berdasarkan kompetensinya,
Pemilihan Direksi dan Komisaris namun seringkali berdasarkan “kedekatan” dengan Kepala Daerah.
186 BUMD posisi Dewas lebih banyak daripada Direksi
Implementasi GCG tidak optimal GCG tidak diimplementasikan secara sungguh-sungguh. Tidak ada
target capaian GCG dan evaluasi kepada masing-masing BUMD
Pemanfaatan Penyertaan Modal tidak PMD tidak dikelola untuk mengembangkan BUMD secara ekonomi.
transparan dan akuntabel Business Plan tidak disusun dan/ atau tidak dievaluasi dengan baik
Pengawasan Internal Lemah Jumlah dan kompetensi SPI kurang memadai. Dari 958 BUMD, 60%
atau 239 BUMD tidak memiliki SPI
Pengelolaan aset tidak transparan dan Dari 958 BUMD, tercatat kepemilikan aset Rp855 T (1 BUMD Rp1 T
akuntabel aset). 17 BUMD kekayaannya lebih kecil daripada kewajiban ekuitas/
modal negative (secara hukum sudah pailit/ bangkrut)
Penyaluran Jasa Produksi yang Jasa Produksi terlalu tinggi dan menjadikan modus pemberian
berpotensi korupsi gratifikasi
PENCEGAHAN PENINDAKAN
6
MODUS KORUPSI PENYERTAAN
MODAL BUMD
Penyuapan
Penggelapan
Korupsi Proyek
7
MODUS KORUPSI BUMD
Modus Korupsi Pengaduan Incracht
Penyuapan kepada Anggota DPRD 10 3
PENYUAPAN
Penyuapan kepada Kepala Daerah 4 0
Penggelapan dana penyertaan modal oleh 4 5
Direksi di BUMD
PENGGELAPAN
Penggelapan dana penyertaan modal oleh 2 1
Kepala Daerah
Proyek/ Pengadaan Fiktif 7 2
KORUPSI PROYEK
Markup proyek/ proyek underspek 2 3
Berdasarkan data pengaduan korupsi yang disampaikan kepada KPK pada periode
November 2012 – November 2022
8
PERKARA KORUPSI PENYERTAAN MODAL BUMD
Korupsi PMD Pemkab Bengkalis untuk PT Bumi Laksamana Jaya dalam rangka pembangunan
PLTU dan PLTG tahun 2022. Suap Rp7M diberikan kepada Ketua DPRD sehingga DPRD
meloloskan Raperda menjadi Perda
Korupsi PMD Pemprov Banten untuk PT Banten Global Development. Tahun 2015 dan 2016
Pemprov Banten menganggarkan PMD Rp250M dan Rp350M dalam rangka pembentukan
Bank Banten. Dirut PT BGD menyuap anggota DPRD Prov. Banten
Korupsi PMD Pemkot Banjarmasin untuk PDAM Banjarmasin tahun 2017. Penyuapan Direksi
PDAM kepada DPRD Kota Banjarmasin terkait Raperda PMD Rp50,5M dengan nilai suap Rp150
juta. Uang suap berasal dari rekanan PDAM.
PENYUAPAN
Commitment fee pihak BUMD kepada kepala daerah yang berasal dari korupsi proyek BUMD.
Hasil investasi BUMD yang berasal dari PMD menjadi jatah bagi Kepala Daerah. Penyuapan
bahkan tidak hanya diberikan kepada kepala daerah, namun diberikan juga kepada
keluarganya.
PMD menjadi modus pihak swasta untuk menyuap kepala daerah dengan melakukan
penyertaan modal kepada BUMD. Saham BUMD dikuasai Kepala Daerah
9
PERKARA KORUPSI PENYERTAAN MODAL BUMD
PMD Pemkab Bengkalis bagi PT Bumi Laksamana Jaya sebesar 1. Kepemilikan Direksi BUMD
Rp300M untuk pembangunan PLTU dan PLTGU. Setelah PMD diterima, atas perusahaan swasta
PLTU dan PLTGU tidak dibangun namun menyalurkan ke sejumlah dimana PMD yang
anak perusahaannya dan digunakan untuk kepentingan pribadi
diterima BUMD
Direksi BUMD.
digunakan untuk
Korupsi PMD Pemkab Maluku Barat Daya untuk PDAM Maluku Barat
Daya tahun 2014 sebesar Rp5M. Dirut PDAM mengambil sejumlah mendanai kegiatan
uang dari PMD sebagai insentif pribadi. operasional perusahaan
Korupsi PMD Kab Kapuas 2016-2018 untuk PDAM Kapuas. Adanya swasta milik Direksi.
2. Sebagian dana PMD
PENGGELAPAN selisih antara dana yang disalurkan oleh pemda dengan realisasi
ditransfer ke rekening
penggunaan dana yang dikuasai Dirut PDAM, digunakan untuk
DANA kegiatan yang tidak relevan dengan operasional BUMD dan pribadi direksi dan
PENYERTAAN digunakan untuk kepentingan pribadi Dirut PDAM.
Korupsi PMD Kab Kutai Kartanegara kepada Perusda PT Mahakam
digunakan untuk
kepentingan pribadi.
MODAL Gerbang Raja Migas tahun 2018. PT MGRM melakukan kerjasama 3. Dana PMD yang diterima
pembangunan tangka timbun dan terminal BBM dengan PT Petro BUMD ditempatkan ke
TNC International dan PT Petro TNC Indotank (dimiliki Dirut PT MGRM dalam deposito an.
dan anaknya). PT MGRM melakukan pembelian saham PT Petro TNC
Direksi BUMD dimana
Indotank sebagai modus mengambil sebagian dana PMD dari
keuntungan deposito
Pemkab Kutai Kartanegara.
Korupsi PMD Pemkab Lombok Tengah untuk BUMD PT Lombok Tengah dibagi kepada direksi
Bersatu tahun 2015 dimana PT LTB mendapatkan PMD Rp1M dan BUMD.
dipindahbukukan ke rekening pribadi Dirut Utama BUMD dan 4. Selisih realisasi
ditransfer ke rekening BUMD yang lain sejumlah orang diluar BUMD. penerimaan PMD
10
PERKARA KORUPSI PENYERTAAN MODAL BUMD
Pada saat proses pencairan dana PMD untuk BUMD, dana langsung dipotong oleh Kepala
Daerah sehingga dana yang diterima oleh BUMD kurang dari yang seharusnya.
PENGGELAPAN BUMD menerima dana PMD dari Pemda namun kemudian dipotong dan diminta Kepala
Daerah.
DANA PMD
OLEH KEPALA PMD Pemkab Simeulue untuk Perusda Kab Simeulue (PDKS) 2002-2012 sebesar Rp227M. Bupati
DAERAH minta sebagian dari dana PMD kepada Direktur perusda dan digunakan untuk kepentingan
pribadi.
11
PERKARA KORUPSI PENYERTAAN MODAL BUMD
MARKUP Pengadaan mesin cetak terjadi markup (PDAM Maluku Barat Daya)
PENGADAAN Markup pembebasan lahan, ganti rugi lebih dari yang seharusnya. Pembelian mesin yang
seharusnya buatan Eropa namun yang dating mesin buatan China (underspec) – perusda
ATAU KUALITAS Aneka Usaha Kab Trenggalek
UNDERSPEC
12
PERKARA KORUPSI PENYERTAAN MODAL BUMD
TAHAPAN PRA PENYERTAAN MODAL
BUMD membuat dokumen fiktif untuk memenuhi persyaratan administrasi diberikannya penyertaan modal
daerah.
Pemda tidak melakukan analisis thd permohonan PMD yang diajukan BUMD baik analisis portfolio BUMD maupun
analisis risiko.
Kada tidak mendapatkan persetujuan DPRD sebelum melakukan kegiatan PMD namun PMD tetap dilakukan.
PMD tidak disertai dengan perda namun dana tetap dicairkan.
Perkara korupsi Perusda pertambangan dan energy (PDPDE) Sumatera Selatan tahun 2010 yang melakukan
kerjasama dengan PT Dika Karya Lintas Nusa menggunakan PMD namun kerjasama tidak didasari studi kelayakan.
PENYALAHGUNAAN
KEWENANGAN, TAHAPAN PROSES PMD
PEMDA mengklaim jumlah PMD lebih besar dari realisasi sebenarnya.
KESEMPATAN, Tidak dilakukan pencatatan atas PMD yang dilakukan pemda dan tidak dilakukan pencatatan bukti kepemilikan
SARANA ATAU modal atas BUMD.
MELAWAN HUKUM PMD berupa asset belum dicatatkan dengan tertib
Korupsi PMD Kota Surabaya untuk perusda Pasar Surya 2015 – 2016. PMD digunakan untuk pembayaran gaji, BPJS,
PBB, listrik, kredit karyawan, THR serta pengeluaran lain yang tidak sesuai rencana awal (revitalisasi pasar di Kota
Surabaya) tanpa persetujuan Walikota.
PMD Perusda Aneka Usaha Kab Pacitan tahun 2010, hibah tidak berdasarkan RAB pada proposal.
PDAM Kapuas tahun 2016, proyek fiktif dan penggelapan PMD oleh Direksi BUMD dengan SPK fiktif.
PMD Kab Trenggalek untuk perusda Aneka Usaha tahun 2007. PDAU membentuk perusahaan patungan bersama
PT Surabaya Sore namun tidak didasarkan studi kelayakan. PDAU mengalami kerugian, PT Surabaya Sore hanya
menyumbangkan persiapan pendirian perusahaan patungan tanpa menyetorkan uang namun mendapatkan
hak 20% kepemilikan perusahaan patungan.
13
PERKARA KORUPSI PENYERTAAN MODAL BUMD
PMD Kab Maluku Barat Daya untuk PDAM Maluku Barat Daya tahun 2014, dana PMD Rp5M
digelapkan direksi. Untuk menutupinya dibuatkan laporan fiktif dan kwitansi palsu atas barang yang
dibeli.
14
DAMPAK KORUPSI BUMD
Kerugian Keuangan Negara
PDPDE Sumatera Selatan, kerugian dari selisih pendapatan penyaluran gas dengan biaya penyaluran gas yang seharusnya
menjadi hal Pemprov Sumsel (USD 30.194.453).
Suap BGD Rp193.500.000,- dan USD 11.000
Pelaksanaan Proyek
Proyek fiktif, markup, pengadaan underspec
Masyarakat tidak merasakan manfaat dari proyek pengadaan yang dilaksanakan.
Proyek berisiko bagi yang menggunakan.
Proyek fiktif mengakibatkan tidak tercapainya PAD yang seharusnya disetorkan BUMD kepada pemda.
15
PERKARA KORUPSI PD PEMBANGUNAN SARANA JAYA
• Revisi SOP Pengadaan Tanah dengan memasukkan proses penyusunan
Kasus Korupsi Pengadaan Tanah Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah
• Menyusun prosedur yang mengatur proses persiapan pengadaan tanah dengan
melaksanakan: (a). pemberitahuan rencana pembangunan; (b).pendataan awal
lokasi rencana pembangunan; (c). konsultasi public.
• Pengadaan tanah tidak sesuai dengan RTRW dan RDTR, serta • Menyertakan dokumen persyaratan pendukung dalam proses negosiasi yaitu
belum menjadi prioritas pembangunan dalam RPJMD. salah satunya adalah Laporan Hasil Penilaian oleh KJPP dan telah divalidasi oleh
Komposisi tanah adalah 70% berada pada zona hijau dan 30% divisi terkait.
zona kuning. Hal ini mengakibatkan Pembelian tanah tidak • Membuat sebuah sistem dokumentasi persuratan yang dapat meminimalisir
efektif dan tidak dapat memberikan nilai manfaat. risiko tanggal dimanipulasi dan telah tertuang didalam SOP yang didalamnya
• Belum melakukan tahapan persiapan berdasarkan dokumen terdapat fitur hak akses dan log (daftar riwayat akses dan modifikasi)
perencanaan • Menyertakan dokumen kajian pemanfaatan tanah yang didalamnya terdapat
• Negosiasi dan penandatanganan BA Negosiasi Harga dilakukan klausul kesesuaian dengan RDTR
sebelum dilakukan survey harga dan belum ada penilaian KJPP • Divisi Keuangan dan Akuntansi (DKA) memverifikasi dokumen kelengkapan
• Tanggal pada dokumen proses/tahapan pengadaan tanah yang disertakan seperti: (1). Laporan Kajian atas Legalitas hasil dari
menggunakan tanggal mundur Inventarisasi dan Identifikasi yang telah disahkan oleh Pejabat Berwenang di
• KJPP dipilih yang dapat melakukan manipulasi untuk divisi terkait; (2). Laporan Kajian atas Kesesuaian Pemanfaatan Tanah yang
menyesuaikan harga appraisal dengan harga pembelian tanah telah disahkan oleh Pejabat Berwenang di divisi terkait.
• Pembayaran dilakukan sebelum mengecek legalitas status tanah • Menyusun SOP Penunjukan KJPP yang didalamnya melibatkan Asosiasi
dan Akta Jual Beli. Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI) agar lebih independen dan
transparan
PERMASALAHAN PERBAIKAN
16
PERKARA KORUPSI BANK RIAU KEPRI
Gratifikasi kepada Pejabat Daerah dan Pejabat BUMD dari Perusahaan Broker/ Pialang Asuransi
Tahun 2017 PT Bank Riau Kepri PT BRK melaksanakan pemilihan Pialang Premi dibayarkan nasabah: Dugaan penyimpangan
(BRK) mewajibkan pertanggungan asuransi dan menetapkan 4 Perusahaan pengelolaan porsi
Pialang: 1. 65% untuk perusahaan asuransi pembagian pendapatan
Asuransi dalam pemberian
PT Adonai Pialang Asuransi 2. 25% pendapatan Pialang tidak hanya terjadi di PT
fasilitas Kredit Aneka Guna (KAG) BRK namun di beberapa
PT Global Risk Manajemen asuransi
dengan bekerja sama dengan PT Proteksi Jaya Mandiri 3. 10% fee based income PT BRK BPD lainnya
Pialang asuransi untuk memilih PT Brocade Insurance Broker
perusahaan asuransi penyedia 25% pendapatan pialang asuransi
pertanggungan kredit PT GRM yg menjadi rekanan untuk digunakan untuk feedback kepada
mengelola cover asuransi PT Jamkrida Kacab PT BRK
• Perusahaan broker/ pialang asuransi melakukan upaya agar ditunjuk menjadi • Fee Based Income yang diterima daerah lebih
pengelola pertanggungan kredit oleh BPD melalui pemberian gratifikasi kepada kecil dibandingkan dengan yang diterima oleh
oknum bank yang memiliki kewenangan menunjuk mitra asuransi. perusahaan Pialang, yang diakibatkan adanya
• Perusahaan broker/pialang asuransi menjadi alat bagi oknum pejabat di daerah Gratifikasi kepada oknum BPD, pejabat daerah
maupun oknum pejabat BPD untuk mencari keuntungan dengan cara meminta maupun APH
BPD menjalin kerjasama dengan perusahaan broker/ pialang asuransi asuransi • Pendapatan yang diterima oleh perusahaan
yang telah berkomitmen Pialang menjadi lebih kecil karena telah habis
untuk Gratifikasi tersebut.
17
PERKARA KORUPSI PERUSDA KALTIM UTAMA
Kerjasama dengan Pihak Lain yang Mengakibatkan Piutang Tidak Tertagih Tanpa Persetujuan Badan
Pengawas dan RUPS
Perusda Kaltim Utama atau PT Agro Kaltim Utama (PT AKU) Pemberian modal kepada 7 perusahaan lain melalui
merupakan perusahaan yang bergerak di bidang usaha perjanjian kerjasama yang mengakibatkan adanya piutang
pertanian, perdagangan, perindustrian, dan pengangkutan tidak tertagih sebesar Rp29 Miliar.
darat. Penyerahan dana dilakukan tanpa persetujuan Badan
Mendapatkan penyertaan modal dari Pemprov Kaltim sebesar Pengawas Perusda Kaltim Utama dan tanpa melalui RUPS.
Rp27 Miliar pada 2003 - 2010
18
PENCEGAHAN KORUPSI BUMD
19
PENYELENGGARA NEGARA
UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
Menteri;
Gubernur;
Hakim;
Pejabat lain yang memiliki fungsi strategis dalam kaitannya dengan penyelenggara negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
20
PENYELENGGARA NEGARA
UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
Dalam penjelasan pasal 2 angka 7, yang dimaksud dengan “pejabat lain yang memiliki fungsi strategis” adalah
pejabat yang tugas dan wewenangnya didalam melakukan penyelenggaraan negara rawan terhadap praktek
korupsi,kolusi,dan nepotisme,yang meliputi:
1. Direksi,Komisaris,dan pejabat struktural lainnya pada Badan Usaha Milik Negara dan
Badan Usaha Milik Daerah;
2. Pimpinan Bank Indonesia dan Pimpinan Badan Penyehatan Perbankan Nasional;
3. Pimpinan PerguruanTinggi Negeri;
4. Pejabat Eselon I dan Pejabat lain yang disamakan di lingkungan sipil,militer,dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia;
5. Jaksa;
6. Penyidik;
7. Panitera Pengadilan;dan
8. Pemimpin dan bendaharawan proyek
21
DELIK KERUGIAN KEUANGAN NEGARA
UU No. 31/1999 Jo UU No. 20/2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
PASAL 2
1) Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau
pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 tahun dan denda paling sedikit Rp. 200.000.000 dan paling banyak
Rp. 1.000.000.000,00
2) Dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam keadaan tertentu pidana mati dapat
dijatuhkan
PASAL 3
Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan,
kesempatan, atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan atau sarana yang ada padanya karena Jabatan atau
kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau
pidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 20 tahun dan atau denda paling sedikit Rp. 50.000.000 dan paling banyak Rp.
1.000.000.000
22
DELIK PASAL 2
UU No. 31/1999 Jo UU No. 20/2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
MEMPERKAYA DIRI SENDIRI, ORANG LAIN ATAU
SETIAP ORANG: PERORANGAN DAN KORPORASI SUATU KORPORASI
• Dikaitkan dengan Pasal 37 ayat (3) dan (4) UU 31/99 Terdakwa wajib
Perorangan meliputi: 1) Pegawai Negeri, 2) TNI/Polri, 3) Swasta memberikan keterangan tentang seluruh harta bendanya
Korporasi: Kumpulan orang dan atau kekayaan yang terorganisasi baik • Tidak dapat membuktikan/tidak seimbang dengan penghasilan, keterangan
merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum (Pasal 1 UU 31/ dapat memperkuat alat bukti
1999) • Wajib membuktikan sebaliknya terhadap harta benda miliknya yang
belum didakwakan, tapi juga diduga berasal dari tindak pidana korupsi -
Pasal 38B ayat (1) UU 20/2001
• Beban pembuktian terbalik - Pasal 38B ayat (2)
MELAWAN HUKUM
MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA ATAU
Bertentangan dengan hukum, Bertentangan dengan hak orang lain atau PEREKONOMIAN NEGARA
hukum subyektif seseorang, Tanpa hak atau tidak berwenang secara • Referensi UU tentang keuangan negara dan kerugian keuangan
formil dan materiil negara
• Dalam Arti Formil Kalau perbuatan telah mencocoki semua unsur • Pengelolaan keuangan BUMN dikelola berdasarkan UU No. 19 tahun
delik 2004, akan tetapi pertanggungjawaban pidana mengacu pada UU no.
• Dalam Arti Materiil Kalau perbuatan oleh masyarakat dirasakan 31 tahun 1999
tidak patut, tercela yang menurut rasa keadilan masyarakat harus • Unsur kerugian negara harus dibuktikan & harus dapat dihitung.
dituntut ditentukan oleh seorang ahli di bidangnya
23
DELIK PASAL 3
UU No. 31/1999 Jo UU No. 20/2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
MENYALAHGUNAKAN KEWENANGAN,
SETIAP ORANG: PERORANGAN DAN KORPORASI KESEMPATAN, ATAU SARANA KARENA JABATAN
ATAU KEDUDUKAN
Perorangan meliputi: 1) Pegawai Negeri, 2) TNI/Polri, 3) Swasta
Korporasi: Kumpulan orang dan atau kekayaan yang terorganisasi baik • Tidak berarti bahwa delik ini dapat dilakukan tanpa melawan hukum akan
merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum (Pasal 1 UU 31/ tetapi unsurnya inheren dalam keseluruhan perumusan. Artinya: dengan
1999) menyalahgunakan kewenangan, kesempatan berarti telah melawan hukum.
• Dengan demikian melawan hukum disini merupakan elemen delik, sebagai
genus sedangkan menyalahgunakan kewenangan, sebagai species.
DENGAN TUJUAN MENGUNTUNGKAN DIRI SENDIRI • Doktrin : menurut JEAN REVERO dan JEAN WALIME Penyalahgunaan
ATAU ORANG LAIN ATAU KORPORASI kewenangan dalam hukum Administrasi diartikan dalam tiga wujud,
• Kata-kata “dengan tujuan untuk...” merupakan kesengajaan sebagai (Dr.H.Parman Soeparman, SH,Tuada Pidana Mahkamah Agung RI):
maksud (opzet als oogmerk) “dengan maksud” artinya sengaja melakukan tindakan yang bertentangan dengan kepentingan umum
• Menguntungkan: berupa hadiah, fasilitas, kemudahan, kenikmatan atau menguntungkan kepentingan pribadi, kelompok atau golongan.
lainnya tindakan pejabat benar ditujukan untuk kepentingan umum, tapi
• Mendorong subjek delik melakukan penyalahgunaan wewenang, menyimpang dari tujuan apa kewenangan tersebut diberikan oleh
kesempatan atau sarana karena jabatan atau kedudukan UU/Aturan (Detournement de pouvoir)
menyalahgunakan prosedur yang seharusnya dipergunakan untuk
• Untuk membuktikan unsur dihubungkan dengan Pasal 37 ayat (3)
mencapai tujuan tertentu, tapi telah menggunakan prosedur lain
dan (4) UU No. 31 tahun 1999 dan Pasal 37A ayat (1) dan (2) UU
agar terlaksana
No. 20 tahun 2001
24
KEUANGAN NEGARA
UU Nomor 40 Tahun 2007 Tunduk pada UUPT Prinsip
Penjelasan Umum UU No 31 Tahun 1999 Business Judgement Rule
a. Berada dalam penguasaan, pengurusan dan pertanggungjawaban Pasal 92 ayat 1 : di dalam menjalankan kepengurusan suatu perseroan
pejabat negara baik di tingkat pusat maupun daerah. oleh Direksi yang betujuan untuk kepentingan perseroan tersebut yang
b. Berada dalam penguasaan, pengurusan dan pertanggungjawaban wajib sesuai dengan keinginan, maksud, tujuan perseroan
Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah, Yayasan, Pasal 97 ayat 2 : setiap anggota Direksi didalam kepengurusan harus
Badan Hukum dan perusahaan yang menyertakan modal negara melaksanakannya dengan itikad baik dan tanggungjawab.
atau perusahaan yang menyertakan modal pihak ketiga Pasal 97 ayat 3 : bila terjadi kerugian di perseroan yang dikarenakan
berdasarkan perjanjian dengan negara . akibat dari kesalahan dan kelalaian Direksi dalam menjalankan tugasnya,
maka setiap anggota Direksi tersebut harus menanggung dan
bertanggungjawab secara pribadi dalam menyelesaikan masalah
tersebut
UU No 17 Th 2003 tentang Keuangan
Negara Ps.2 huruf g, diantaranya:
Mahkamah Konstitusi Nomor48/PUUXI/2013 tertanggal22 Mei 2013 dan Perkara
a. Kekayaan Negara/kekayaan daerah yang dikelola
Nomor62/PUUX1/2013
sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat
Perspektif pengelolaan KN dikelompokkan: Sub bidang fiskal, moneter dan kekayaan negara yang
berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang
dipisahkan.
dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan
Sub bidang kekayaan negara yang dipisahkan (PU ketiga UU No.17/2003). Pengertian secara luas
yang dipisahkan pada perusahaan Negara/
bertujuan untuk mencegah regulasi yang merugikan negara.
perusahaan daerah.
Berdasarkan pengertian keuangan negara yang luas BHMN dan BUMN/BUMD merupakan
b. Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan
kepanjangan pemerintah dalam menjalankan fungsi pemerintahan secara luas,
menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah.
sehingga BHMN, BUMN/BUMD melakukan pengelolaan keuangan negara.
25
PENCEGAHAN KORUPSI BUMD
Batasan
Laporkan
Gratifikasi yang
Gratifikasi yang
bisa diterima
diterima
Larangan
Gratifikasi yg Unit Pengendalian
Berhubungan Gratifikasi
dengan Jabatan
28
MANAJEMEN RISIKO
Ps 4 - Ruang Lingkup:
1. Kebijakan Manajemen Risiko
2. Perencanaan, penerapan, monitoring, dan
evaluasi manajemen risiko
3. Pelaporan Manajemen Risiko
29
PEMBENAHAN DAN PENGUATAN BUMD
Penguatan Dewan Komisaris BUMD
Kemendagri sebagai unsur komisaris BUMD
• Fokus dalam optimalisasi peran BUMD dalam Revisi Peraturan Dalam Negeri
mendukung perekonomian daerah dan optimalisasi
pendapatan daerah
• Penyusunan Business Plan yang matang
30
RENCANA PENGENDALIAN KECURANGAN
Kebijakan Struktur Manajemen
Standar Penilaian WBS dan
Anti Anti Sumber Manajemen Deteksi Tindakan
Perilaku dan Risiko Perlindungan Investigasi
Kecurangan Kecurangan Daya Pihak Ketiga Proaktif Korektif
Disiplin Kecurangan Pelapor
Manusia
Kebijakan Anti Kecurangan ditetapkan secara formal oleh Pimpinan Manajemen pihak ketiga dengan uji tuntas sesuai risiko kecurangan
Tertinggi Organisasi dengan pihak ketiga
Struktur Anti Fraud dari unit kerja (divisi, direktorat, bagian, bidang) WBS untuk mengatasi kelemahan pengendalian akibat kolusi dan
atau satgas, tim, komite, pokja atau bentuk pengorganisasian pengabaian dengan mendorong peran aktif pegawai dan pihak
lainnya yang bertanggungjawab atas pengelolaan strategi eksternal organisasi. Memberikan jaminan perlindungan dari
pengendalian kecurangan kemungkinan retaliasi.
Standar Perilaku dan Disiplin menjabarkan nilai dan budaya Deteksi Proaktif mencari kemungkinan terjadinya sebuah
organisasi serta menguraikan sanksi pelanggaran kecurangan dengan memanfaatkan IT
Penilaian Risiko Kecurangan dengan mengidentifikasi, analisis, Investigasi untuk pengumpulan dan analisis data dalam
evaluasi risiko kecurangan untuk dilakukan penanganan membuktikan dugaan kecurangan. Bisa mandiri atau bekerjasama
dengan organisasi lain
Manajemen SDM untuk menciptakan suatu komunitas dalam
organisasi yang imun terhadap kecurangan Tindakan korektif untuk identifikasi dan eliminir akar masalah.
Tindakan hukuman disiplin, pengungkapan kpd eksternal, asset
recovery, reframing budaya organisasi
31
Banyak yang salah jalan
tapi merasa tenang karena
banyak teman yang sama-sama salah
- BAHARUDIN LOPA -
Kedeputian Bidang Koordinasi dan Supervisi
KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI
(021) 25578300
informasi.korsup@kpk.go.id