Anda di halaman 1dari 21

PROGRAM KOORDINASI

PENCEGAHAN KORUPSI DAERAH


TAHUN 2023
AREA PENGAWASAN APIP

melalui Monitoring Center for Prevention (MCP)

Kedeputian Bidang Koordinasi dan Supervisi


KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI
PERMASALAHAN APIP
Kurangnya komitmen Kepala Daerah
dalam pentingnya pengawasan intern APIP tidak objektif dan independen
bagi tata kelola pemerintahan

APIP blm beradaptasi dg digitalisasi


Jumlah dan Kompetensi APIP masih dan belum mengimplementasikan
kurang Audit Berbasis Risiko dalam
pengambilan prioritas audit

APIP tidak didukung dengan Kualitas audit belum efektif dalam


anggaran yang memadai menurunkan tingkat korupsi
PERAN DAN PENINGKATAN KAPABILITAS APIP
Pro Aktif
PERAN APIP Pro aktif dalam pembinaan dan a Aspek Profesionalisme
konsultasi kpd instansi pemerintah 1 APIP diisi secara cukup oleh SDM yang
kapabel

Early Warning System


Pemberi peringatan dini kpd instansi b Aspek Independensi
pemerintah atas potensi penyimpangan 2 APIP dapat bekerja secara objektif dan independen,
tidak terikat/ terasosiasi pimpinan instansinya
Trusted Advisor
Memberi pandangan bagi instansi c Aspek Probis Pengawasan
pemerintah utk mengambil kebijakan 3 Integrasi pengawasan antara APIP, BPK sebagai auditor eksternal,
tepat di antara berbagai alternatif termasuk APH sehingga tercipta kesamaan pemahaman dalam proses
audit, termasuk pelaksanakan pengawasan dan pencegahan korupsi
Quality Assurance
d Aspek Penganggaran PENINGKATAN
Mitra strategis bagi pengambil kebijakan 4
utk menjamin apa yang dilakukan,
diyakini mampu mencapai tujuan
Kecukupan anggaran APIP dalam melaksanakan
tugasnya, baik dalam penyediaan sarana prasarana, KAPABILITAS
organisasi pelaksanaan audit, pelatihan, dan TPP APIP
APIP
TANTANGAN APIP TRUSTED ADVISOR

❑ Peran memberikan advice


❑ Proactive dan preventif mencegah kesalahan
yang sama terulang kembali
❑ Mencegah permasalahan yang sering muncul
Paradigma sebagai
Watchdog KEMAMPUAN DETEKSI FRAUD

❑ Reaktif terhadap ❑ Auditor yang tajam mendeteksi fraud


permasalahan ❑ Pendalaman data informasi yang cukup
❑ Tidak melihat akar ❑ Pengelolaan Whistleblowing System
permasalahan
❑ Fokus untuk TANTANGAN DIGITALISASI
mendapatkan
temuan ❑ Sistem audit elektronik, pengawasan digital
❑ Pengawasan tata kelola elektronik (e-
purchasing, sistem keuangan elektronik, dst)
❑ Real time dan Paperless
OUTPUT AREA PENGAWASAN APIP

Kecukupan
Kapabilitas Penanganan
kuantitas dan Sosialisasi
APIP min Pengaduan
kompetensi Anti Korupsi
Level 3 Masyarakat
APIP
Pelaksanaan
Reviu
Kecukupan Pemeriksaan
Pencegahan
Anggaran Untuk Tujuan
Tertentu Korupsi
Pengisian Probity Audit
Jabatan utamanya
Inspektur pada
dan Irbansus Pelaporan
Perencanaan
(sertifikasi) Penyalahguna
/ Persiapan
an Wewenang
dan Kerugian
Keuangan
Negara dan
Daerah
AREA PENGAWASAN APIP
Pengendalian dan
Kapasitas APIP Pengawasan
INDIKATOR DAN
SUBINDIKATOR

❑ Pengisian Jabatan
❑ Kecukupan ❑ Penanganan pengaduan
Inspektur dan
kuantitas dan masyarakat
Irbansus
kompetensi SDM ❑ Probity Audit
❑ Pengawasan Dugaan
❑ Kecukupan ❑ Reviu Pencegahan
Penyimpangan
Anggaran Korupsi
❑ Level Kapabilitas ❑ Sosialisasi Antikorupsi
APIP Penguatan
Kelembagaan

❖ Pengisian Jabatan Inspektur Definitif ❖ % pengaduan masyarakat


❖ Kuantitas SDM Pengawas; ❖ Inspektur Bersertifikasi
PENILAIAN

ditindaklanjuti dan selesai


❖ Kualitas SDM ❖ Pengisian Jabatan Irbansus Definitif ❖ Probity Audit
❖ Kesesuaian dg Regulasi ❖ Pelaksanaan Pemeriksaan Untuk ❖ Reviu RKPD, KUA PPAS, LKPD, SSH, ASB,
❖ Efektivitas Anggaran Tujuan Tertentu (PUTT) Pelayanan Publik, Pendidikan,
❖ TPP APIP ❖ Pelaporan Penyalahgunaan Kesehatan, Dana Transfer, Bantuan
❖ Hasil Penilaian Kapabilitas Wewenang dan Kerugian Keuangan Pemerintah, Tata Kelola Pada Area MCP
APIP Negara dan Daerah (PWKKND ) ❖ Pelaksanaan Sosialisasi Antikorupsi
❖ MoU/ PKS dg BPKP kepada eksekutif, legislatif, masyarakat
❖ Perkada FCP
PERUBAHAN AREA PENGAWASAN APIP
TAHUN 2022 TAHUN 2023
5 INDIKATOR; 3 INDIKATOR;
PERUBAHAN
16 SUBINDIKATOR 9 SUBINDIKATOR
KAPABILITAS APIP
• Kecukupan SDM KAPASITAS APIP • Kapabilitas APIP masih menjadi isu
• Ketersediaan Anggaran ❑ Kecukupan kuantitas dan kompetensi permasalahan pengawasan di daerah
• Penilaian Kapabilitas APIP SDM • Peningkatan kapabilitas APIP, setidaknya
• Independensi dan Objektivitas APIP ❑ Kecukupan Anggaran pada Level 3 menjadi prioritas Pemda
• Penjaminan Kualitas Pengawasan ❑ Level Kapabilitas APIP sebagai tulang punggung pengawasan
KEGIATAN PENGAWASAN
• Kinerja Rutin Pengawasan • Pengisian jabatan Inspektur dan Irbansus
• Pengawasan Prioritas Nasional PENGUATAN KELEMBAGAAN bersertifikat masih menjadi hal penting
• Implementasi Audit Berbasis Risiko ❑ Pengisian Jabatan Inspektur dan dalam peningkatan kualitas APIP
Irbansus • Pelaksanaan pemeriksaan APIP diharapkan
PENGENDALIAN INTERNAL PEMERINTAH ❑ Pengawasan Dugaan Penyimpangan fokus pada kualitas dan efektivitas
• Evaluasi SPIP mendorong pencegahan korupsi Pemda
• Tingkat Maturitas APIP
• Penanganan Pengaduan • Pemda fokus mendorong pencegahan
• Rencana Pengendalian Kecurangan PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN
korupsi pada 8 area, dipertajam pada
❑ Penanganan Pengaduan Masyarakat
TL HASIL PEMERIKSAAN pengawasan atas pelaksanaan APBD dan PBJ
❑ Probity Audit
TL Hasil Pemeriksaan Internal & Eksternal • Sosialisasi antikorupsi bagi stakeholder
❑ Reviu Pencegahan Korupsi
Pemda dengan menyampaikan nilai MCP
KEGIATAN PENGAWASAN LAINNYA ❑ Sosialisasi Antikorupsi
sebagai Indeks Pencegahan Korupsi Daerah
• Pemeriksaan Khusus (Investigasi)
• Probity Audit
• Reviu Tata Kelola
Kelengkapan Dokumen dan
Penilaian
NO INDIKATOR SUB INDIKATOR DOKUMEN KELENGKAPAN PENILAIAN
1. Kapasitas APIP 1. Kecukupan Kuantitas 1. Surat Rekomendasi dari Instansi Pembina tentang 1. Kuantitas SDM pengawas (60)
dan Kompetensi SDM Formasi JFA dan PPUPD. Bobot:
2. Daftar SDM APIP: JFA, PPUPD, dan staf (CPNS atau non a. Fungsional: 80%
admin). b. Non Fungsional: 20%
3. Jadwal/kalender pelaksanaan diklat/kegiatan Perhitungan:
Pemenuhan Kompetensi terkait pengawasan 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝐹𝑢𝑛𝑔𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑅𝑒𝑘𝑜𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑠𝑖/
(Workshop, Seminar, Webinar dan Bimtek). [(𝐹𝑢𝑛𝑔𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑥 70%)+(𝑁𝑜𝑛 𝐹𝑢𝑛𝑔𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑥 30%)]
4. Rekapitulasi kewajiban minimum keikutsertaan diklat/ *) Catatan: jikalau jumlah fungsional > 100% dari
kegiatan Pemenuhan Kompetensi oleh setiap SDM rekomendasi maka otomatis dinilai 100%
pengawas (JFA, PPUPD, atau CPNS/ staf). Untuk Inspektorat yang fungsional lebih kecil dari
5. Laporan pemenuhan diklat/kegiatan Pemenuhan rekomendasi, perhitungannya:
Kompetensi oleh setiap SDM pengawas. − Misalkan Surat Rekomendasi, kebutuhan APIP = 50
orang
Catatan: Staf adalah pegawai di Inspektorat yang dilibatkan − Aktual:
dalam pelaksanaan audit walaupun belum fungsional. o Fungsional was: 20
Lampirkan Surat Tugas terkait dengan penugasan Staf. o Non-fungsional was: 20
− Perhitungan:
Fungsional Pengawas:
20/50 x 80% = 28%
Non-fungsional pengawas:
20/50 x 20% = 12
(Jika fungsional sudah mencapai 50 atau bahkan >50
maka dinilai 100% atau nilai maksimal adalah 100%)

2. Kualitas SDM (40)


Persentase pemenuhan diklat minimum 120 jam oleh
setiap pengawas.
Pastikan untuk dilakukan pengecekan atas pemenuhan
120 jam dan untuk jabatan apa saja (fungsional atau non
fungsional).

Catatan: Sekda agar memastikan kepada BPSDM terkait


pemenuhan anggaran Diklat APIP
NO INDIKATOR SUB INDIKATOR DOKUMEN KELENGKAPAN PENILAIAN
2. Kecukupan Kesesuaian dengan Regulasi Kesesuaian dengan Regulasi (30)
Anggaran Dokumen/ Laporan yang menggambarkan ketersediaan anggaran APIP, Prosentase hasil perhitungan Jumlah anggaran APIP
memuat: dibandingkan dengan Jumlah Anggaran APIP sesuai
1. Kepatuhan terhadap Permendagri 84 Tahun 2022. Permendagri 84 Tahun 2022 dikalikan 30%.
2. Jika tidak sesuai dengan Permendagri sertakan dokumen keberatan
yang dibuat dan persetujuannya dari Kemendagri. Efektivitas Anggaran (30)
3. Kepatuhan terhadap SE Kemendagri No 700.1.1/8737/SJ tanggal 09 1. Jika terdapat anggaran untuk pelatihan maka
Desember 2022, khususnya poin 1 mendapatkan nilai 15%
2. Jika terdapat anggaran untuk sarana & prasarana maka
Berdasarkan ketentuan dalam Permendagri 84 Tahun 2022, Pemerintah mendapatkan nilai 15%
Daerah mengalokasikan anggaran yang ditetapkan berdasarkan besaran 3. Jika keduanya terpenuhi maka mendapatkan nilai 30%
dari total belanja daerah dengan klasifikasi yang telah ditentukan.
TPP APIP (40)
Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi: 1. SK Kepala Daerah yang menetapkan TPP sesuai SE
a. Sampai dengan Rp4 Triliun paling sedikit sebesar 0,90% dari total Kemendagri No 700.1.1/8737/SJ. Jika terdapat regulasi
belanja daerah; TPP APIP diberikan nilai 20
b. Di atas Rp4 Triliun sampai dengan Rp10 Triliun paling sedikit sebesar 2. Jika terdapat implementasi TPP APIP diberikan nilai 20
0,60% dari total belanja daerah dan di atas Rp36 Miliar; dan 3. Jika keduanya terpenuhi maka mendapatkan nilai 40
c. Di atas Rp10 Triliun paling sedikit sebesar 0,30% dari total belanja
daerah dan di atas Rp60 Miliar. TPP APIP di atas OPD lain, namun di bawah Sekda (secara
berjenjang) – berdasarkan Permendagri 84 Tahun 2022
Anggaran Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota:
a. Sampai dengan Rp1 Triliun paling sedikit sebesar 1,00% dari total
belanja daerah;
b. Di atas Rp1 Triliun sampai dengan Rp2 Triliun paling sedikit sebesar
0,75% dari total belanja daerah dan diatas Rp10 Miliar; dan
c. Di atas Rp2 Triliun paling sedikit sebesar 0,50% dari total belanja daerah
dan diatas Rp15 Miliar.

TPP APIP
1. Regulasi TPP APIP
2. Implementasi TPP APIP
NO INDIKATOR SUB INDIKATOR DOKUMEN KELENGKAPAN PENILAIAN
3 Level Kapabilitas Hasil Penilaian Mandiri Kapabilitas APIP Terakhir Jika Kapabilitas APIP (Hasil Penilaian BPKP):
APIP Level 1 – 20%
Level 2 – 50%
Level 3 – 80%
Level 4 – 100%
Level 5 – 100%
2 Penguatan 1 Pengisian Jabatan Pengisian Jabatan Inspektur dan Irbansus Pengisian Jabatan Inspektur dan Irbansus (50)
Kelembagaan Inspektur dan 1. Dokumentasi hasil konsultasi tertulis oleh Kepala Daerah dengan 1. Surat oleh Kepala Daerah kepada Gubernur/Mendagri
Irbansus Gubernur atau Mendagri terkait dengan pemberhentian atau terkait dengan konsultansi pemberhentian Inspektur atau
mutasi Inspektur dan Irban Irban (10)
2. SK Kepala Daerah tentang penetapan panitia seleksi pengisian 2. SK Kepala Daerah tentang pembentukan Pansel (10)
jabatan Inspektur dan/atau Irban 3. Laporan Pansel kepada Kepala Daerah (5)
3. Laporan atau hasil kerja panitia seleksi pengisian jabatan inspektur 4. Surat Kepala Daerah kepada Gubernur/ Mendagri terkait
dan/atau Irban hasil pengisian jabatan Inspektur dan/atau Irban (5)
4. SK Inspektur dan Irban 5. Surat Gubernur/ Mendagri menindak-lanjuti surat Kada
5. Sertifikat CGCAE (Certification of Government Chief Audit (5)
Executive) 6. SK Kepala Daerah tentang penetapan Jabatan Inspektur
dan/atau Irban Definitif (5)
Irban yang Melaksanakan PUTT 7. Inspektur Bersertifikasi (10)
1. Perkada terkait organisasi tata kerja (OTK) yang didalamnya berisi Sertifikasi Inspektur: CGCAE
pengaturan tentang tugas/fungsi inspektur pembantu (khusus) Jika belum definitif namun sudah bersertifikasi bisa
yang melaksanakan PUTT. diberikan nilai 10.
2. Laporan pengisian jabatan Irban khusus Irban yang Melaksanakan PUTT (50)
3. Laporan Inspektur Provinsi tentang kecukupan SDM dan anggaran 1. Perkada OTK (10)
Irban khusus di Kab/Kota dan Laporan Irjen Kemendagri tentang 2. Laporan Inspektur tentang pengisian Jabatan Irban
kecukupan SDM dan anggaran Irban khusus di Provinsi: (khusus) (15)
− Inspektur Provinsi/Inspektur Kabupaten atau Kota menyurati 3. Laporan inspektur provinsi/Irjen tentang kecukupan SDM
Irjen/Inspektur Provinsi untuk melakukan reviu terutama untuk dan anggaran Irban (khusus) (25)
menilai kecukupan SDM dan anggaran Irban (khusus) untuk Porsi:
melaksana-kan tugasnya − SDM (15)
− Irjen/Inspektur Provinsi melaksanakan reviu dan menyampaikan − Anggaran (10)
hasil reviunya kepada Gubernur/Bupati atau Walikota
NO INDIKATOR SUB INDIKATOR DOKUMEN KELENGKAPAN PENILAIAN
2 Pengawasan Dugaan Pasal 11B dan Pasal 33A PP 72/2019 Pelaksanaan PUTT atas dugaan PWKKND (40)
Penyimpangan 1. Rekapitulasi informasi terkait potensi Penyalahgunaan Penilaian:
Wewenang dan/ atau Kerugian Keuangan Negara atau 1. Rekapitulasi Informasi terkait potensi penyalahgunaan
Daerah (PWKKND) wewenang dan/atau PWKKND yang bersumber dari:
2. Laporan hasil Pemeriksaan Untuk Tujuan Tertentu pengaduan masyarakat (Dumas), hasil pengawasan,
(PUTT) dan/atau penugasan dari Kepala Daerah (15)
2. Rekap hasil Telaah Dumas, hasil pengawasan dan
Pasal 11C (1) dan Pasal 33B (1) PP 72/2019 penugasan yang berisi Kesimpulan utk dilakukan atau
1. Laporan hasil pengawasan yang pada substansinya tidak dilakukan PUTT (10)
menemukan indikasi dan/atau menyimpulkan adanya 3. Rekap Laporan PUTT yang diselesaikan berdasarkan
dugaan PWKKND. kesimpulan hasil telaah untuk melaksanakan PUTT (setiap
2. Penyampaian laporan kepada Mendagri dan Gubernur laporan menginformasikan jumlah temuan yang
oleh Inspektur Provinsi dan Inspektur Kab/Kota terkait berindikasi PWKKND) (15)
dugaan PWKKND.
3. Implementasi pelaksanaan supervisi yang melibatkan Pelaporan dugaan PWKKND kepada Inspektur Provinsi/ Irjen
BPKP Perwakilan. (20)
Penilaian:
Perkada tentang Rencana Pengendalian Kecurangan (Fraud Laporan disampaikan kepada Inspektur Provinsi/Irjen terkait
Control Plan) atau regulasi yang didalamnya mengatur indikasi PWKKND (dihitung proporsional berdasarkan jumlah
tentang Pengendalian Kecurangan temuan sebagaimana disebutkan dalam poin I-3 diatas).

Implementasi Nota Kesepakatan tentang Pelaksanaan


Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah antara
Pemerintah Provinsi dengan BPKP Perwakilan dan Perjanjian
Kerja Sama antara Irjen Kemendagri dengan Deputi Bidang
PPKD BPKP (25)
1. Surat penyampaian permohonan supervisi kepada
Inspektur Provinsi/Irjen (5)
2. Surat Inspektur per triwulan yang berisi informasi
perkembangan pelaksanaan supervisi oleh BPKP
Perwakilan (10)
3. Informasi implementasi Perjanjian Kerja Sama dan Nota
Kesepakatan (10)
NO INDIKATOR SUB INDIKATOR DOKUMEN KELENGKAPAN PENILAIAN
Catatan:
• Inspektur Kabupaten/Kota dan Inspektur Provinsi perlu
melakukan koordinasi regular dengan Inspektur Provinsi
dan Itjen Kemendagri serta BPKP Perwakilan terkait
dengan implementasi Nota Kesepakatan
• KPK pada setiap semester akan meminta informasi kepada
Irjen Kemendagri dan Deputi Bidang PPKD BPKP serta
Inspektur Provinsi tentang implementasi Perjanjian Kerja
Sama dan Nota Kesepakatan

Ketersediaan Perkada tentang FCP atau regulasi yang


didalamnya mengatur tentang Pengendalian Kecurangan (15)

3 Pengendalian dan 1 Penanganan 1. Regulasi: 1. Tersedianya regulasi:


Pengawasan Pengaduan • Perkada tentang perlindungan kepada pelapor • Perkada tentang perlindungan kepada pelapor (15)
Masyarakat • SK Kada tentang pedoman/ tata cara penanganan • SK Kada tentang pedoman/ tata cara penanganan
pengaduan pengaduan (15)
2. Bukti saluran pengaduan yang telah diimplementasikan 2. Implementasi saluran pengaduan (40)
(kaidah WBS) Penilaian dilakukan berdasarkan professional judgement.
3. Laporan administrasi penerimaan Laporan Pengaduan Jika dinilai tindak lanjut belum efektif maka diberikan
yang memuat: faktor pengurang.
• Jenis/nama saluran Pengaduan 3. Laporan sosialisasi yang berisi kuesioner dan
• Rekapitulasi Jumlah Pengaduan (refer dengan Sub- membuktikan bahwa tingkat pemahaman rata-rata
Indikator Pengawasan Dugaan Penyimpangan) peserta sosialisasi atas saluran dumas ≥ 80% (30)
4. Laporan Pelaksanaan sosialisasi Pengaduan • absensi peserta
• kuesioner
• hasil kuesioner
NO INDIKATOR SUB INDIKATOR DOKUMEN KELENGKAPAN PENILAIAN
2 Probity Audit 1. Rekapitulasi pelaksanaan reviu HPS dan probity Setiap Laporan Probity Audit yang memadai menurut
audit. professional judgement diberikan nilai 20%.
2. Laporan Hasil Probity Audit Professional judgement yang dimaksud, jika reviu tidak
• Inspektorat menyampaikan 5 Laporan hasil Probity memadai maka diberikan nilai pengurang.
Audit yang merupakan bagian 10 dari Proyek
Strategis dengan nilai terbesar di Pemda Perhatikan:
• Laporan Hasil Probity Audit yang dimaksud adalah
− Ruang lingkup reviu dalam pencegahan korupsi;
pada tahap Perencanaan s/d Pelaksanaan pekerjaan
− Kedalaman reviu;
− Efektivitas hasil reviu untuk mendorong pencegahan
Laporan yang dimaksud adalah laporan kegiatan yang korupsi.
dilakukan pada tahun 2023
Probity audit diprioritaskan pada perencanaan atau
persiapan.

3 Reviu dalam rangka Dokumen Laporan Hasil Pelaksanaan: Verifikasi dan pemberian penilaian mempertimbangkan
Pencegahan korupsi 1. Reviu RKPD kedalaman reviu yang telah dilakukan dan efektivitas dalam
2. Reviu KUA PPAS mendorong pencegahan korupsi.
3. Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Penilaian:
4. Reviu SHS dan ASB 1. Reviu RKPD (10)
5. Reviu pelayanan publik: pendidikan, dan kesehatan; 2. Reviu KUA PPAS (10)
dana transfer 3. Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) (10)
6. Reviu Bantuan Pemerintah Daerah (Bantuan 4. Reviu SHS dan ASB (10)
Keuangan, Hibah, Bantuan Sosial) Pastikan Reviu SSH dan ASB juga telah menindaklanjuti hasil
7. Reviu tata kelola: penilaian SPI dan mendorong upaya perbaikan
a. PBJ 5. Reviu pelayanan publik: pendidikan (5), kesehatan (5),
b. Perizinan dan non perizinan dana transfer (5)
c. Manajemen ASN 6. Reviu Bantuan Pemerintah Daerah (Bantuan Keuangan,
d. BMD, termasuk Reviu atas Rencana Kebutuhan Hibah, Bantuan Sosial) (15), masing-masing diberikan
BMD nilai 5.
e. Pajak daerah 7. Reviu Tata Kelola (30)
NO INDIKATOR SUB INDIKATOR DOKUMEN KELENGKAPAN PENILAIAN
Laporan yang dimaksud adalah laporan kegiatan yang Untuk nomor 7:
dilakukan pada tahun 2023 Dilaksanakan minimal 2 tahun sekali. Per tahun dilakukan
reviu tata kelola sebanyak 3 reviu. Nilai masing-masing
*) Diperlukan konsinyering untuk penyusunan pedoman reviu 10. Jika Pemda melakukan reviu 3 atau lebih,
reviu oleh Inspektorat Daerah diberikan nilai maksimal 30.

1. Laporan Reviu Tata Kelola PBJ


Reviu Tata Kelola PBJ oleh Inspektorat atas sebagaimana
sub-indikator dalam Area PBJ:
− Kapasitas SDM dan kelembagaan.
− Inovasi Pemda dalam pencegahan pemecahan proyek
melalui reviu perencanaan PBJ, konsolidasi PBJ.
− Inovasi Pemda untuk transparansi dan akuntabilitas
PBJ melalui penayangan SIRUP, input PBJ dalam
sistem, implementasi e-purchasing.
− Inovasi Pemda dalam upaya pencegahan mark up
melalui reviu HPS.
− Reviu atas Implementasi e-Purchasing.
− Reviu atas Implementasi TKDN sebagai pelaksanaan
Komitmen TKDN
− Reviu atas Kepatuhan TKDN pada Pengadaan
Strategis Daerah
− Inovasi Pemda lainnya dalam pencegahan korupsi
PBJ.
− Tindak Lanjut Hasil Penilaian SPI.

Nilai maksimal 10 jika ruang lingkup reviu telah memilih


permasalahanan krusial (bukan hanya sekedar
pemenuhan dokumen MCP saja) dan reviu telah
memberikan rekomendasi yang efektif dalam
mendorong perbaikan kepada UKPBJ untuk melakukan
pencegahan korupsi.
NO INDIKATOR SUB INDIKATOR DOKUMEN KELENGKAPAN PENILAIAN
2. Laporan Reviu Tata Kelola Perizinan dan Non Perizinan
Reviu Tata Kelola oleh Inspektorat atas layanan
perizinan dan non perizinan sebagaimana sub-indikator
dalam Area Perizinan:
− Ketersediaan RTRWP dan/ atau RDTR.
− Upaya dalam pelaksanaan perizinan terpadu satu
pintu.
− Upaya transparansi dan akuntabilitas layanan
perizinan.
− Upaya memberikan kemudahan perizinan.
− Pemberian layanan perizinan tanpa praktik korupsi.
− Inovasi dan inisiasi Pemda dalam pencegahan korupsi
pelayanan perizinan dan non perizinan.
− Tindak Lanjut Hasil Penilaian SPI.
Nilai maksimal 10 jika ruang lingkup reviu telah memilih
permasalahanan krusial (bukan hanya sekedar
pemenuhan dokumen MCP saja) dan reviu telah
memberikan rekomendasi yang efektif dalam
mendorong perbaikan kepada DPMPTSP dan Dinas
Teknis untuk melakukan pencegahan korupsi dalam
memberikan layanan perizinan tanpa korupsi.

3. Laporan Reviu Manajemen ASN


Laporan Hasil Reviu Manajemen ASN memuat sejumlah
sub-indikator penting antara lain:
− Implementasi sistem merit.
− Tata kelola ASN.
− Peningkatan integritas dan Kinerja ASN.
− Evaluasi atas kesesuaian persyaratan dalam proses
promosi, rotasi, mutasi, termasuk pengisian JPT.
NO INDIKATOR SUB INDIKATOR DOKUMEN KELENGKAPAN PENILAIAN
− Upaya pencegahan korupsi dalam jual beli jabatan
serta hal lain yang relevan terkait pencegahan
korupsi di area manajemen ASN.
− Inovasi Pemda dalam upaya pencegahan korupsi
terkait manajemen ASN terutama jual beli jabatan.
− Tindak Lanjut Hasil Penilaian SPI.

Nilai maksimal 10 jika ruang lingkup reviu telah memilih


permasalahanan krusial (bukan hanya sekedar
pemenuhan dokumen MCP saja) dan reviu telah
memberikan rekomendasi yang efektif dalam
mendorong perbaikan kepada BKD dan Perangkat
Daerah terkait untuk melakukan pencegahan korupsi
dalam melaksanakan manajemen ASN tanpa praktik
korupsi.

4. Laporan Reviu Tata Kelola BMD


Laporan Hasil Reviu Tata Kelola BMD oleh inspektorat
terhadap OPD terkait kepatuhan pengelolaan BMD
sebagaimana sub indicator di MCP, yaitu:
− Regulasi
− Pengamanan Administrasi BMD
− Pengamanan Fisik dan Hukum BMD
− Efektivitas Pakta Integritas BMD
− Penertiban BMD
− Pengendalian dan Pengawasan
− Inovasi Pemda dalam melakukan pencegahan korupsi
pengelolaan BMD terutama penyalahgunaan BMD.
− Tindak Lanjut Hasil Penilaian SPI.
NO INDIKATOR SUB INDIKATOR DOKUMEN KELENGKAPAN PENILAIAN
Nilai maksimal 10 jika ruang lingkup reviu telah memilih
permasalahanan krusial (bukan hanya sekedar pemenuhan
dokumen MCP saja) dan reviu telah memberikan
rekomendasi yang efektif dalam mendorong perbaikan
kepada BPKAD dan Perangkat Daerah terkait untuk
melakukan pencegahan korupsi dalam melaksanakan
pengelolaan BMD tanpa praktik korupsi, terutama
mencegah kerugian keuangan negara karena
penyalahgunaan BMD.

5. Laporan Reviu Tata Kelola Pajak Daerah


Laporan hasil Reviu Tata Kelola Pajak Daerah memuat:
− Kecukupan regulasi
− Penguatan database pajak
− Inovasi peningkatan pajak
− Capaian atas penagihan tunggakan pajak dan
peningkatan pajak
− Reviu atas cleansing pajak daerah
− Penegakan hukum atas pelanggaran pajak daerah
− Inovasi Pemda dalam pencegahan korupsi sektor
penerimaan daerah.

Nilai maksimal 10 jika ruang lingkup reviu telah memilih


permasalahanan krusial (bukan hanya sekedar
pemenuhan dokumen MCP saja) dan reviu telah
memberikan rekomendasi yang efektif dalam
mendorong perbaikan kepada Bapenda dan Perangkat
Daerah terkait untuk melakukan pencegahan korupsi
dalam melaksanakan optimalisasi PAD tanpa praktik
korupsi, terutama mencegah kerugian keuangan negara.
NO INDIKATOR SUB INDIKATOR DOKUMEN KELENGKAPAN PENILAIAN
Nilai maksimal 10 jika ruang lingkup reviu telah memilih
permasalahanan krusial (bukan hanya sekedar pemenuhan
dokumen MCP saja) dan reviu telah memberikan
rekomendasi yang efektif dalam mendorong perbaikan
kepada BPKAD dan Perangkat Daerah terkait untuk
melakukan pencegahan korupsi dalam melaksanakan
pengelolaan BMD tanpa praktik korupsi, terutama
mencegah kerugian keuangan negara karena
penyalahgunaan BMD.

5. Laporan Reviu Tata Kelola Pajak Daerah


Laporan hasil Reviu Tata Kelola Pajak Daerah memuat:
− Kecukupan regulasi
− Penguatan database pajak
− Inovasi peningkatan pajak
− Capaian atas penagihan tunggakan pajak dan
peningkatan pajak
− Reviu atas cleansing pajak daerah
− Penegakan hukum atas pelanggaran pajak daerah
− Inovasi Pemda dalam pencegahan korupsi sektor
penerimaan daerah.

Nilai maksimal 10 jika ruang lingkup reviu telah memilih


permasalahanan krusial (bukan hanya sekedar
pemenuhan dokumen MCP saja) dan reviu telah
memberikan rekomendasi yang efektif dalam
mendorong perbaikan kepada Bapenda dan Perangkat
Daerah terkait untuk melakukan pencegahan korupsi
dalam melaksanakan optimalisasi PAD tanpa praktik
korupsi, terutama mencegah kerugian keuangan negara.
NO INDIKATOR SUB INDIKATOR DOKUMEN KELENGKAPAN PENILAIAN
4 Sosialisasi 1. Laporan Pelaksanaan Sosialisasi Antikorupsi dengan Pelaksanaan Sosialisasi kepada
Antikorupsi sasaran: 1. Legislatif (40)
− Legislatif yang melibatkan unsur: Ketua, Wakil 2. Eksekutif (30)
Ketua, Anggota DPRD 3. Masyarakat (CSO, Pelaku Usaha, Media Massa,
− Eksekutif yang melibatkan unsur: Kepala OPD dan Masyarakat Umum) (30)
Jajaran sampai Kepala dan Perangkat Desa Penilaian memperhatikan seluruh unsur pada legislatif,
− Masyarakat (CSO, Pelaku Usaha, Media Massa, eksekutif, dan masyarakat telah dilibatkan dalam kegiatan
Masyarakat Umum) sosialisasi antikorupsi. Walaupun pelaksanaan sosialisasi
2. Daftar Hadir Pelaksanaan Sosialisasi hanya 1 kali, namun jika terdapat unsur yang belum
3. Laporan Pelaksanaan Kegiatan dalam rangka dilibatkan maka diberlakukan nilai pengurang. Pertajam
Pemberdayaan Penyuluh Anti Korupsi dalam dalam laporan pelaksanaan sosialisasi apakah seluruh unsur
melakukan sosialisasi antikorupsi. telah dilibatkan.

Sosialisasi dapat dilakukan baik oleh APIP maupun


Penyuluh Antikorupsi (PAKSI).
Materi sosialisasi menyampaikan:
1. Pengenalan Tindak Pidana Korupsi
2. Upaya/ program pemberantasan korupsi daerah
3. Inovasi dalam pencegahan korupsi daerah
4. Capaian dan Evaluasi Indeks Pencegahan Korupsi
Daerah yang dilaporkan melalui Monitoring Center for
Prevention (MCP)
5. Pengelolaan dan Evaluasi Benturan Kepentingan pada
Pemerintah Daerah.
Kedeputian Bidang Koordinasi dan Supervisi
KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

Jl. Kuningan Persada Kav. K4


Setiabudi, Kuningan, Jakarta Selatan
DKI Jakarta 12920
(021) 25578300
informasi.korsup@kpk.go.id

Anda mungkin juga menyukai