Anda di halaman 1dari 57

Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Pemerintah Kabupaten
Tangerang

www.kpk.go.id i
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Laporan SPI 2022:


Pemerintah Kabupaten Tangerang

Tim Penyusun Survei Penilaian Integritas 2022:

Pengarah
Deputi Bidang Pencegahan dan Monitoring - Pahala Nainggolan

Penanggung Jawab
Direktur Monitoring - Agung Yudha Wibowo

Supervisi
Tri Gamarefa
Moch. Agung Sasongko

Penulis
Timotius Hendrik Partohap
Wahyu Dewantara Susilo
Dimas Marasoma Sumarsono
Sitti Rachmawati
Dicky Ade Alfarisi
Bekti Ayu Selawati
Ganther Rizki Ariotejo

Administrasi Pendukung
Arrum Retnosari
Vika Vres Ceria

Diterbitkan oleh:
KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI
Cetakan Pertama, Desember 2022
Jl. Kuningan Persada Kav. 4
Jakarta Selatan 12950
Telp. 021-2557-8300
www.kpk.go.id

ii www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Kata Pengantar

K
orupsi menimbulkan berbagai masalah dan menghambat pembangunan
suatu negara. Oleh sebab itu, berbagai upaya untuk mewujudkan
pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi terus dilakukan, baik di
tingkat pemerintahan pusat maupun pemerintahan daerah. Namun, upaya-upaya
tersebut belum memiliki indikator capaian atas dampak yang dihasilkan di tingkat
lembaga, yang langsung dirasakan oleh pegawai dan masyarakat secara luas.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menginisiasi Survei Penilaian Integritas


(SPI) sejak 2016, bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS). Survei
Penilaian Integritas (SPI) bertujuan untuk memetakan risiko korupsi dan mengukur
keberhasilan dampak yang diciptakan dari beragam upaya pemberantasan serta
pencegahan korupsi di masing-masing kementerian/lembaga/pemerintah daerah
(K/L/PD). SPI terus berevolusi menyesuaikan kebutuhan dan kondisi di lapangan
hingga pada 2021, survei dihelat secara elektronik melalui saluran daring dan tatap
muka (Computer Assisted Personalized Interview/CAPI) terhadap 96 kementerian/
lembaga (K/L), 34 pemerintah provinsi, dan 504 pemerintah kabupaten/kota di
seluruh Indonesia. Hasil survei terhadap lebih dari 250 ribu responden pegawai
K/L/PD, masyarakat, pelaku usaha, eksper, dan berbagai pemangku kepentingan
tersebut menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang perlu
diselesaikan oleh KPK dan K/L/PD secara bersama-sama.

Pada 2022 ini, SPI kembali dilaksanakan terhadap 94 kementerian/lembaga (K/L),


34 pemerintah provinsi, dan 503 pemerintah kabupaten/kota menggunakan
metode yang sama dengan metode pada 2021. Harapannya, hasil SPI 2022 yang
disajikan dalam laporan ini dapat bermanfaat untuk memandu K/L/PD dalam
memetakan risiko korupsi dan mengukur capaian keberhasilan pemberantasan
serta pencegahan korupsi di instansi peserta SPI 2022. Dengan demikian, laporan
ini dapat menjadi dasar pengambilan kebijakan pencegahan korupsi di setiap
K/L/PD untuk menciptakan pemerintahan yang bebas dari korupsi. Terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu penyelenggaraan SPI 2022. Kami juga
mengharapkan masukan untuk menyempurnakan pelaksanaan kegiatan serupa
di masa datang.

Tim Penyusun
Survei Penilaian Integritas 2022

www.kpk.go.id iii
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Daftar Isi

Ringkasan Eksekutif 1 Hasil Survei Penilaian


Integritas 25
Pendahuluan 5 Profil Responden 25
Latar Belakang 5 Profil Responden Internal 25
Rumusan Masalah 5 Profil Responden Eksternal 26
Tujuan 6 Profil Responden Eksper 27
Manfaat 6
Ruang Lingkup 6 Hasil SPI 2022 28
Indeks Integritas Nasional 28
Metodologi 7 Risiko Korupsi & Upaya Pencegahan Korupsi
Tinjauan Literatur 7 Internal 28
Metode Pengumpulan Data 9 Risiko Korupsi & Upaya Pencegahan Korupsi
Eksternal 40
Pemilihan Sampel 9
Risiko Korupsi & Upaya Pencegahan Korupsi
Pemilihan Unit Kerja 9 Eksper 44
Pemilihan Sampel Internal 10 Perbaikan Situasi Integritas (Pegawai, Pengguna,
Pemilihan Sampel Eksternal 11 Eksper) 46
Pemilihan Sampel Eksper 12 Faktor Koreksi 47
Catatan Pelaksanaan SPI 47

Perhitungan Indeks Integritas 13


Skema Perhitungan Indeks Integritas 13 Kesimpulan dan Saran 48
Variabel Yang Digunakan 14 Kesimpulan 48
Saran 49
Variabel dalam Penilaian Internal 14
Variabel dalam Penilaian Eksternal 15
Variabel dalam Penilaian Eksper 15 Daftar Pustaka 51
Penyetaraan Skala Variabel 15
Bobot Komponen Kompleks 16
Penghitungan Indeks 16
Penilaian Internal 16
Penilaian Eksternal 16
Penilaian Eksper 17
Faktor Koreksi 17
Analisis Risiko Korupsi dan Upaya
Pencegahan 17
Referensi Risiko Berdasarkan Penilaian Internal 18
Referensi Risiko Berdasarkan Penilaian Eksternal 22
Referensi Risiko Berdasarkan Penilaian Eksper 22

iv www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Daftar Gambar Daftar Tabel


Gambar 3.1 Tabel 4.1
Skema Penghitungan Indeks Integritas 13 Risiko Korupsi Aspek Perdagangan Pengaruh 29
Gambar 3.2 Tabel 4.2
Rumus Penghitungan Indeks Integritas 14 Risiko Korupsi Aspek Pengelolaan SDM 30
Gambar 3.3 Tabel 4.3
Contoh Skala Pertanyaan Negasi 15 Risiko Korupsi Aspek Pengelolaan Anggaran 31
Gambar 3.4 Tabel 4.4
Skema Penyetaraan Skala Variabel Pengalaman 16 Risiko Korupsi Aspek Pengelolaan Pengadaan
Gambar 3.5 Barang dan Jasa 33
Rumus Penghitungan Penilaian Internal 16 Tabel 4.5
Gambar 3.6 Risiko Korupsi Aspek Integritas Pelaksanaan Tugas 35
Rumus Penghitungan Penilaian Eksternal 16 Tabel 4.6
Gambar 3.7 Upaya Pencegahan Korupsi Aspek Transparansi 37
Rumus Penghitungan Penilaian Eksper 17 Tabel 4.7
Gambar 3.8 Upaya Pencegahan Korupsi dalam bentuk
Rumus Penghitungan Faktor Koreksi 17 Sosialisasi Antikorupsi 39
Gambar 4.1 Tabel 4.8
Profil Responden Internal 25 Risiko Korupsi dari Transparansi dan
Gambar 4.2 Keadilan Layanan 40
Profil Responden Eksternal 26 Tabel 4.9
Gambar 4.3 Risiko Korupsi dari sisi Integritas Pegawai 41
Profil Responden Eksper 27 Tabel 4.10
Gambar 4.4 Situasi Sistem Antikorupsi/Upaya
Perubahan Situasi Integritas menurut Jenis Pencegahan Korupsi 43
Responden 46 Tabel 4.11
Gambar 4.5 Risiko Korupsi Eksper 45
Faktor Koreksi 202 47

www.kpk.go.id v
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Ringkasan Eksekutif

S
urvei Penilaian Integritas (SPI) dibangun dan email blast) maupun melalui tatap
untuk memetakan risiko korupsi dan muka secara CAPI di gawai enumerator.
kemajuan upaya pencegahan korupsi SPI dilakukan pada 631 instansi yaitu 94
yang dilakukan kementerian/lembaga/ kementerian/lembaga, 34 pemerintah provinsi,
pemerintah daerah (K/L/PD). Hasil SPI dan 503 pemerintah kabupaten/kota. Hasil
dijadikan dasar untuk menyusun rekomendasi SPI 2022 menunjukkan Indeks SPI rata-rata
peningkatan upaya pencegahan korupsi di seluruh K/L/PD peserta berada di angka 71,94.
masing-masing K/L/PD sesuai karakteristik Nilai indeks SPI untuk Pemerintah Kabupaten
dan temuan pemetaan empiris. Berdasarkan Tangerang adalah sebagai berikut:
rekomendasi tersebut, K/L/PD diharapkan
mampu menindaklanjuti dengan menyusun •• Indeks keseluruhan SPI 2022 setelah faktor
rencana aksi pencegahan korupsi di instansi koreksi berada pada angka 71,67.
masing-masing dan menjadikannya sebagai •• Sementara itu, indeks SPI 2022 untuk
gerakan perubahan. Secara berkelanjutan, responden internal berada pada angka
hasil SPI di tahun berikutnya akan menjadi alat 79,73.
ukur keberhasilan dampak yang diciptakan dari •• Lalu, indeks SPI 2022 untuk responden
perubahan tersebut. eksternal berada pada angka 75,07.
•• Terakhir, indeks SPI 2022 untuk responden
Survei Penilaian Integritas (SPI) berusaha eksper berada pada angka 76,58.
menangkap penilaian persepsi dan
pengalaman berbagai pemangku kepentingan Indeks keseluruhan di atas sudah dikurangi
di instansi K/L/PD, yaitu pegawai, pengguna oleh faktor koreksi, yang tersusun atas
layanan/mitra kerjasama, dan eksper/ahli ukuran prevalensi korupsi beserta integritas
dari beragam kalangan. Dimensi penilaian pelaksanaan SPI. Pada SPI 2022, Pemerintah
mencakup transparansi, integritas dalam Kabupaten Tangerang memiliki faktor koreksi
pelaksanaan tugas, perdagangan pengaruh sebagai berikut:
(trading in influence), pengelolaan anggaran,
pengelolaan pengadaan barang dan jasa (PBJ), •• Faktor koreksi berada pada tingkat 5,38,
pengelolaan SDM, dan sosialisasi antikorupsi yang tersusun atas:
di setiap instansi. • Prevalensi korupsi sebesar 8,35.
• Integritas pelaksanaan survei sebesar
Hasil survei yang berbentuk angka indeks 44,16.
menunjukkan level integritas instansi, dengan
skala 1 hingga 100. Semakin tinggi angka Dari nilai tersebut, berikut adalah rangkuman
integritas sebuah instansi, maka sistem yang terkait integritas yang ditemukan di Pemerintah
berjalan untuk mendeteksi risiko korupsi dan Kabupaten Tangerang
menangani ketika terjadi tindak pidana korupsi
di K/L/PD tersebut pun semakin baik. •• Secara umum, pelaksanaan tugas di
instansi ini masih menghadapi beberapa
Sama seperti pada 2021, kuesioner elektronik risiko dalam hal penyalahgunaan fasilitas
SPI 2022 diisi secara self-administered kantor untuk kepentingan pribadi, adanya
(pengisian sendiri) dengan dua jenis pengiriman konflik kepentingan yang dipengaruhi
kuisioner, melalui elektronik (whatsapp blast oleh suku, agama, hubungan kekerabatan,

1 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

almamater, dan sejenisnya, adanya atasan risiko ini tetap perlu diantisipasi agar di
yang memberi perintah tidak sesuai aturan, masa mendatang tidak terjadi. Antisipasi
risiko gratifikasi/suap, termasuk adanya dilakukan terutama pada area-area rawan
pegawai yang melanggar aturan. Risiko ini seperti pada saat penentuan program/
harus diantisipasi agar tidak meningkat. kegiatan, penentuan pemenang tender,
•• Kalangan eksternal meyakini bahwa perizinan, pemberian sanksi/denda,
risiko pemberian berupa gratifikasi/suap/ rekrutmen pegawai, dan pemberian/
pemerasan masih sangat tinggi di instansi penyaluran bantuan.
ini, setidaknya dalam satu aspek penilaian •• Sosialisasi antikorupsi telah banyak
integritas pegawai. dilakukan di instansi ini, dan berdampak
•• Risiko penyalahgunaan pengelolaan cukup efektif terhadap pembentukan
anggaran diyakini masih berada pada perilaku antikorupsi. Sosialisasi antikorupsi
tingkat yang tinggi, setidaknya dalam satu perlu tetap dirancang agar efektif
aspek pengelolaan anggaran. Risiko ini untuk menjadikan kalangan pegawai
dapat terjadi pada penggunaan anggaran dapat menghindari konflik kepentingan,
perjalanan dinas, penerimaan honor/ melaporkan/menolak gratifikasi/suap, dan
uang transport lokal/perjadin tidak sesuai melaporkan tindak pidana korupsi yang
dengan SPJ yang ditandatangani, dan dilihat/didengar/diketahui.
penyalahgunaan anggaran kantor oleh •• Hasil SPI menunjukkan bahwa indikator
pejabat. transparansi berada pada angka yang
•• Pengelolaan pengadaan barang/jasa relatif baik (di atas rata-rata nasional),
dinilai sudah cukup baik di instansi ini. terutama terkait informasi yang memadai
Meskipun demikian, munculnya risiko dan kemudahan akses bagi pihak eksternal.
penyalahgunaan pengelolaan pengadaan •• Kalangan eksternal menilai setidaknya ada
barang/jasa perlu diantisipasi karena dapat satu aspek dalam indikator transparansi
terjadi dalam berbagai bentuk, seperti dan keadilan layanan yang masih memiliki
pengaturan tender untuk memenangkan risiko yang sangat tinggi. Risiko tersebut
vendor tertentu, adanya kedekatan pejabat mencakup kejelasan informasi terkait
dengan pemenang PBJ, adanya kemahalan standar dan prosedur pelaksanaan tugas/
harga (tidak sesuai kualitas dengan layanan, kemudahan standar/prosedur,
harga),risiko gratifikasi/suap dari vendor memastikan tidak ada perlakukan
pemenang tender, maupun hasil PBJ yang istimewa/khusus yang tidak sesuai aturan,
tidak bermanfaat. dan menghindari konflik kepentingan yang
•• Risiko tidak adanya objektivitas dilakukan dalam memberikan layanan/
pengelolaan SDM saat promosi/mutasi melaksanakan tugas.
diyakini masih terjadi dengan skala sedang •• Meskipun upaya pencegahan korupsi
(kisaran rata-rata nasional). Risiko ini bisa di instansi ini sudah sangat baik,
muncul karena konflik kepentingan yang namun masih dapat ditingkatkan agar
dipengaruhi oleh hubungan kekerabatan, pengguna layanan/pihak eksternal dapat
kedekatan dengan pejabat, dan kesamaan menerapkan perilaku antikorupsi ketika
almamater/golongan/organisasi. berhubungan dengan instansi. Selain
•• Sistem pengawasan internal untuk itu, instansi dapat meningkatkan sistem
meminimalkan risiko perdagangan antikorupsi melalui penyediaan media
pengaruh (trading in influence) di instansi pengaduan/pelaporan masyarakat terkait
ini sudah cukup baik, sehingga risiko korupsi, perlindungan pelapor antikorupsi,
korupsi relatif terjaga. Meskipun demikian, dan memberi kepastian bahwa laporan

www.kpk.go.id 2
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

tersebut akan ditindaklanjuti. Juga perlu pengadaan barang dan jasa di instansi.
meyakinkan pengguna layanan/pihak •• Intensifikasi, sosialisasi, dan kampanye
eksternal bahwa pegawai yang bekerja/ aturan mengenai sistem merit dan
melayani menjungjung tinggi kejujuran dan pengelolaan benturan kepentingan dalam
menjalankan tugas sesuai aturan.. pengelolaan SDM di seluruh tingkat jabatan
di instansi.
Berdasarkan temuan permasalahan tersebut, •• Mempertahankan, menginovasikan, dan
KPK merumuskan rekomendasi agar memonitor secara berkala upaya yang telah
Pemerintah Kabupaten Tangerang dapat dilakukan, untuk meminimalkan hingga
melakukan beberapa upaya pencegahan tidak memberikan toleransi bagi pengaruh
korupsi dengan fokus prioritas sebagai berikut: pihak eksternal dalam menentukan
program/kegiatan.
•• Intensifikasi, sosialisasi, dan kampanye •• Mempertahankan upaya internalisasi
aturan mengenai sistem merit dan kesadaran dan perilaku untuk melaporkan
pengelolaan benturan kepentingan dalam LHKPN, meskipun sebagian besar
pengelolaan SDM di seluruh tingkat jabatan responden menganggap tingkat kepatuhan
di instansi. pelaporan LHKPN tinggi.
•• Perbaikan mendasar dan menyeluruh •• Mempertahankan penyediaan informasi
terhadap upaya pencegahan suap/ tentang pelaksanaan tugas yang memadai,
gratifikasi dengan memastikan hal-hal meskipun sebagian besar responden
berikut: (1) Menyusun kebijakan, regulasi, menganggap penyediaan informasi sudah
mekanisme pelaporan/pengelolaan baik.
gratifikasi di instansi. (2) Menegakkan •• Perbaikan mendasar dan menyeluruh
aturan terkait larangan dan sanksi dalam upaya meningkatkan prosedur
penerimaan suap/gratifikasi dari pihak layanan dengan memastikan berbagai
eksternal dalam bentuk apapun secara hal berikut: (1) Penyederhanaan proses
adil dan konsisten. (3) Internalisasi bisnis yang tetap berada dalam koridor
melalui pelatihan dan komunikasi rutin peraturan perundang-undangan. (2)
dengan pegawai/pimpinan agar tercipta Optimalisasi penggunaan teknologi dalam
perilaku yang menghindari penerimaan pengambilan keputusan terkait dengan
suap/gratifikasi. (4) Membangun sistem layanan yang diberikan. (3) Melakukan
pengaduan dan tindak lanjutnya serta evaluasi dan memotret sudut pandang
perlindungan terhadap pelapor baik dari pengguna layanan terkait dengan prosedur
pihak internal maupun eksternal. dan kejelasan layanan.
•• Perbaikan mendasar dengan memperkuat
sistem pengawasan internal dan
internalisasi aturan pengelolaan benturan
kepentingan dan hukuman/sanksi, jika
terjadi penyalahgunaan perjalanan dinas,
mark up anggaran, penyalahgunaan
pengadaan barang dan jasa, hingga
penyalahgunaan honor kegiatan.
•• Mempertahankan, menginovasikan, dan
memonitor secara berkala upaya yang
telah dilakukan, hingga tidak ada lagi
masalah dan risiko korupsi dalam proses

3 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

www.kpk.go.id 4
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Pendahuluan

Latar Belakang nasional pada K/L/PD merupakan salah satu


pertahanan terbaik dalam mencegah terjadinya

P
raktik-praktik korupsi seperti penyuapan, korupsi. Di Indonesia upaya tersebut telah
pemerasan, gratifikasi, hingga diinisiasi oleh berbagai K/L/PD. Inisiasi tersebut
penyalahgunaan wewenang untuk antara lain berupa pencanangan pembangunan
kepentingan pribadi masih rawan terjadi di Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari
kementerian/lembaga/pemerintah daerah Korupsi, penyampaian Laporan Hasil Kekayaan
(K/L/PD), yang dalam pelaksanaan tugas Penyelenggara Negara (LHKPN), Monitoring
bersentuhan langsung dengan masyarakat. Center for Prevention (MCP), dan sebagainya.
Namun, capaian upaya pemberantasan korupsi
Permasalahan korupsi dialami hampir tersebut belum memiliki ukuran yang objektif.
semua negara di dunia, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, perlu perangkat diagnostik
Korupsi menjadi ancaman serius yang dapat yang mampu membantu organisasi publik
membahayakan perkembangan sendi-sendi untuk memetakan persoalan integritas,
kehidupan bangsa karena menggerogoti mengembangkan program pencegahan dan
pembangunan dan kesejahteraan rakyat. Di penindakan, serta mengukur keberhasilan
Indonesia, korupsi secara langsung merusak strategi pencegahan korupsi.
pertumbuhan ekonomi di tingkat pemerintahan
daerah (Alfada, 2019). Dalam perkembangannya, Berdasarkan kebutuhan tersebut, KPK
korupsi tidak hanya makin luas, tetapi juga menyelenggarakan Survei Penilaian Integritas
dilakukan secara sistematis. Tidak berlebihan (SPI). Sejak awal membangun instrumen SPI,
jika korupsi dianggap sebagai extraordinary yaitu pada 2016, KPK dibantu oleh BPS. BPS
crime (kejahatan luar biasa) seperti terorisme dinilai mampu membangun instrumen untuk
dan narkotika, sehingga penanganannya perlu mengidentifikasi permasalahan integritas
diprioritaskan. dalam organisasi dan mengumpulkan data
dengan lebih objektif. Namun, sejak 2020, KPK
Indonesia, melalui Undang-Undang Nomor 7 telah melaksanakan survei secara mandiri
Tahun 2006, ikut meratifikasi United Nations dengan dibantu oleh pihak ketiga. Dalam jangka
Convention Against Corruption (Konvensi panjang, mekanisme penilaian integritas akan
Perserikatan Bangsa-Bangsa Anti-Korupsi, dilakukan secara mandiri oleh masing-masing
UNCAC) 2003. Undang-undang tentang K/L/PD, sebagai alat pemetaan risiko korupsi
Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) serta dan kemajuan upaya pencegahan korupsi.
didirikannya Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) dalam pemberantasan korupsi juga Rumusan Masalah
menjadi wujud keseriusan pemerintah Indonesia
untuk meminimalisir korupsi. Penindakan Berbagai upaya perbaikan sistem untuk
yang tegas, pendidikan anti-korupsi kepada mencegah korupsi sudah banyak dilakukan
seluruh masyarakat sejak usia dini, serta dan diinisiasi oleh kementerian/lembaga/
upaya pencegahan yang efektif diharapkan pemerintah daerah di Indonesia seperti
dapat mempercepat pemberantasan korupsi di reformasi birokrasi, sosialisasi dan kampanye
Indonesia. nilai antikorupsi, monitoring center for
prevention, zona integritas, wilayah bebas
Integritas di level individu, organisasi, dan korupsi, wilayah birokrasi bersih dan melayani,

5 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

hingga strategi nasional pencegahan korupsi. 1. Memberikan informasi capaian upaya


Namun, upaya yang dapat mengukur sejauh pencegahan korupsi dan aktivitas
apa langkah tersebut berdampak dalam antikorupsi yang sudah dilakukan
pencegahan korupsi serta memperlihatkan Pemerintah Kabupaten Tangerang.
peta risiko korupsi yang masih terjadi di suatu 2. Mengidentifikasi area prioritas perbaikan
instansi, belum banyak dilakukan. yang rentan terhadap korupsi, sebagai dasar
menyusun kebijakan dalam bentuk rencana
Survei ini dikembangkan untuk dapat mengukur aksi dalam upaya pencegahan korupsi pada
risiko korupsi yang masih terjadi di K/L/PD Pemerintah Kabupaten Tangerang.
sekaligus mengukur dampak (outcomes) dari 3. Mendorong peran serta masyarakat dalam
berbagai upaya perbaikan untuk mencegah peningkatan integritas dan kepercayaan
korupsi yang sudah dilakukan. Hasil survei juga (trust) publik pada Pemerintah Kabupaten
dikembangkan untuk memberikan rekomendasi Tangerang secara umum.
perbaikan oleh K/L/PD sebagai bagian dari 4. Melihat kesiapan Pemerintah Kabupaten
upaya pencegahan korupsi. Tangerang dalam pelaksanaan survei
secara elektronik, baik dari sisi ketersediaan
Tujuan data populasi, maupun pelaksanaan survei
elektronik.
Survei Penilaian Integritas merupakan upaya
untuk memetakan risiko korupsi dan capaian Bagi publik secara umum, SPI 2022 dapat
upaya pencegahan korupsi yang dilakukan digunakan sebagai alat untuk melihat
Pemerintah Kabupaten Tangerang. Sehingga kesesuaian ekspektasi dan persepsi masyarakat
tujuan dari SPI adalah menyediakan ukuran dengan upaya yang dilakukan oleh instansi
dampak upaya perbaikan/pencegahan korupsi terkait korupsi di instansi tersebut. Melalui
yang telah dilakukan serta berbagai risiko perbandingan ini, masyarakat dapat turut serta
korupsi di instansi. Berdasarkan hasil ukuran dalam pemberantasan korupsi di instansi. Jika
tersebut, KPK kemudian menjadikan hasil semua pihak dapat bersama-sama melihat hasil
pemetaan sebagai dasar untuk menyusun survei yang terukur, perbaikan pemberantasan
rekomendasi perbaikan sebagai salah satu korupsi di lembaga dapat diperkuat sehingga
upaya pencegahan korupsi. Selanjutnya, kebijakan yang diambil pemerintah akan makin
Pemerintah Kabupaten Tangerang menyusun dirasakan secara langsung oleh masyarakat.
rencana aksi yang sesuai dengan karakteristik Selanjutnya, pelayanan publik yang diterima
instansi dan berdasarkan hasil SPI 2022. masyarakat juga akan makin bebas dari korupsi.

Manfaat Ruang Lingkup

Hasil SPI 2022 memiliki banyak manfaat baik Survei Penilaian Integritas (SPI) 2022
bagi Pemerintah Kabupaten Tangerang yang dilaksanakan pada 631 K/L/PD dengan jumlah
menjadi lokus survei maupun publik secara sampel di yang berbeda-beda di setiap K/L/
umum. Bagi Pemerintah Kabupaten Tangerang, PD sesuai dengan jumlah populasi pegawai
SPI 2022 memiliki manfaat antara lain: dan pengguna layanan/penerima manfaat
pelaksanaan tugas. Secara agregat, Survei
Penilaian Integritas 2022 mendapatkan 392.785
responden.

www.kpk.go.id 6
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Metodologi

Tinjauan Literatur b. Pendekatan partisipatif


c. Fokus pada proses interaksi berbagai pihak

B
erbagai upaya pencegahan korupsi telah dalam suatu K/L/PD
dilakukan, baik secara kolektif maupun d. Triangulasi data
secara individual oleh kementerian/ e. Menjadi alat untuk mendorong adanya
lembaga/pemerintah daerah (K/L/PD). Namun, intervensi yang berdasarkan pada bukti
Indeks Persepsi Korupsi (Corruption Perception empiris.
Index atau CPI) negeri ini menunjukkan
pertumbuhan yang melambat dalam 10 tahun SPI merupakan adaptasi dari Integrity
terakhir. Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Assessment yang dikembangkan oleh Anti-
2003–2012 meningkat sebesar 13 poin, Corruption and Civil Rights Commission (ACRC)
sedangkan 2012 hingga 2021 hanya naik 6 poin Korea Selatan sejak 2002 (ACRC, 2015). Untuk
(Transparency International, 1995; 2022). mengukur risiko korupsi, SPI menggabungkan
sudut pandang internal, eksternal, dan eksper/
Sepanjang 27 tahun pengukuran CPI di ahli untuk menilai berbagai dimensi sebagai
Indonesia, K/L/PD di Indonesia masih kesulitan bentuk triangulasi data. Dengan cara ini,
menindaklanjuti hasil CPI. Lantaran absennya survei memungkinkan untuk bisa menangkap
rekomendasi khusus yang perlu dilakukan oleh perspektif berbeda dari berbagai pihak yang
instansi yang bersangkutan, sebagai panduan menghadapi risiko korupsi berbeda-beda
perbaikan atas hasil CPI. Itu sebab, berbagai (Graycar & Smith, 2011). Metode triangulasi
negara kini berupaya mengembangkan data juga memungkinan untuk mendapatkan
bentuk pengukuran risiko korupsi agar dapat pengukuran risiko yang lebih tepat (UNDP, 2008).
memberikan gambaran yang lebih spesifik. Pendekatan persepsi juga dikombinasikan
dengan pengalaman dari responden internal
Survei Penilaian Integritas merupakan alat ukur dan eksternal. Metode kombinasi ini digunakan
yang dikembangkan oleh KPK sejak 2007 dan dalam SPI karena persepsi dan pengalaman
mencoba memetakan risiko korupsi dengan memiliki gap dalam mengukur risiko korupsi
pendekatan multidimensi dan multi perspektif. melalui survei (Rose & Mishler, 2007).
Tujuan KPK mengembangkan SPI adalah
agar pemerintah Indonesia memiliki alat ukur Risiko korupsi diukur dari berbagai dimensi
yang dapat menggambarkan area yang perlu pertanyaan seperti perdagangan pengaruh
diperbaiki untuk dapat mencegah korupsi (trading in influence), pengelolaan pengadaan
(UNDP, 2008). barang/jasa, pengelolaan anggaran, pengelo-
laan sumber daya manusia (SDM), integritas
Dalam proses mengembangkan alat ukur dalam pelaksanaan tugas, sosialisasi
tersebut, KPK melakukan kajian terhadap alat antikorupsi, dan transparansi di setiap
ukur korupsi yang dikembangkan dan digunakan instansi. Pengelompokan dimensi dilakukan
di berbagai negara. Graycar dan Smith (2011) berdasarkan hasil analisis SPI 2022 di mana
menjabarkan beberapa kesamaan fitur setiap variabel memiliki kecenderungan saling
metodologi berbagai pengukuran risiko korupsi berkorelasi tinggi ketika dikumpulkan ke dalam
yang dikembangkan oleh banyak negara, yaitu: satu dimensi tersendiri.

a. Dimiliki oleh negara itu sendiri Beberapa dimensi dalam SPI antara lain

7 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

integritas pelaksanaan tugas, perdagangan pelaksanaan norma serta nilai integritas.


pengaruh dari eksternal, dan sosialisasi
nilai-nilai antikorupsi. Dimensi-dimensi ini Pengelolaan sumber daya manusia (SDM) juga
merupakan bagian dari budaya suatu organisasi menjadi faktor yang berkaitan erat dengan
yang sangat penting dibangun integritasnya korupsi. Penelitian empiris di Departemen Pajak
untuk menciptakan lingkungan agar suatu di Yunani, Antonakas, et al. (2014) menemukan
organisasi dapat membangun kepatuhan dan fakta bahwa rekrutmen, penilaian, dan promosi
budaya integritas (Torsello, 2018). Meskipun pegawai publik yang tidak sesuai dan tidak
hubungan antara budaya organisasi dan korupsi dilakukan secara objektif serta menjunjung
tidak dapat langsung dilihat secara kasat mata, tinggi meritokrasi (berdasarkan prestasi atau
namun hal tersebut dapat diidentifikasi melalui performa), berpengaruh terhadap masih
tiga pendekatan (Torsello, 2018). tingginya tingkat korupsi. Pengelolaan SDM
yang lemah di sektor publik dapat menyebabkan
Pertama, pendekatan dengan melihat layanan publik tidak kompeten (Chêne, 2015).
kecenderungan perilaku korupsi sebagai Pengelolaan yang lemah, struktur insentif, serta
tindakan atau keputusan individu dalam etos kerja yang tidak baik, akan membuat sektor
pelaksanaan tugas yang dapat membebani publik yang kuat, efisien, dan akuntabel, lebih
organisasi. Sebagai contoh, individu yang sulit dicapai (Chêne, 2015).
memutuskan untuk melakukan suap/gratifikasi,
hingga menyalahgunakan fasilitas organisasi Korupsi dan pengelolaan anggaran hingga
untuk kepentingan pribadi. Kedua, pendekatan pengelolaan pengadaan barang dan jasa, tidak
yang melihat korupsi sebagai pola kolusi dapat dipisahkan. Dalam dua dekade terakhir,
antara individu dengan lingkungan kerjanya. berbagai institusi internasional, donor, hingga
Perilaku korupsi serupa ini biasanya melibatkan akademisi mendorong agar pengelolaan
manajemen tingkat menengah hingga tinggi anggaran dan proses pengadaan di sektor publik
di suatu organisasi, dengan menciptakan dapat diakses oleh masyarakat luas (Cimpoeru
sistem yang korup. Contohnya, nepotisme, & Cimpoeru, 2015). Secara empiris, berdasarkan
konflik kepentingan, keberadaan calo, hingga studi terhadap data 59 negara di dunia,
penyalahgunaan wewenang oleh atasan. Cimpoeru dan Cimpoeru (2015) menemukan
Ketiga, pendekatan dengan melihat hubungan bahwa pengelolaan anggaran yang transparan
perilaku korupsi dan budaya organisasi, yang dapat mendorong kemajuan ekonomi yang
saling dipengaruhi dengan budaya asal individu lebih cepat di sebuah negara. Sebab, berbekal
tersebut. Berdasarkan tiga pendekatan ini, informasi anggaran yang transparan, para
Torsello (2018) menyampaikan pentingnya pelaku ekonomi dapat bertindak lebih tepat.
melihat integritas individu dan budaya organisasi Transparansi anggaran dan pengadaan barang/
dengan melibatkan aspek sosiokultural. jasa dilihat sebagai alat yang vital untuk
menekan angka keuntungan yang ilegal dan
Secara empiris, kepemimpinan, kendali, dan korup yang diperoleh para pelakunya.
sistem yang dibangun di sebuah organisasi
dapat mempengaruhi prevalensi korupsi di Dalam menganalisis data terkait dengan
sebuah organisasi (Hechanova, et al., 2014). pengalaman, SPI menggunakan prinsip “one
Studi kuantitatif di Filipina menunjukkan, sistem is too many”. Artinya, setiap responden yang
antikorupsi serta transparansi yang bekerja menyatakan mereka melihat atau mendengar
dengan baik dapat memperkecil prevalensi adanya kejadian korupsi di instansinya, maka
korupsi di sebuah organisasi. Sistem antikorupsi bobot jawaban yang akan diberikan cukup
yang diuji secara empiris ini meliputi sosialisasi tinggi. Hal ini didasari prinsip bahwa korupsi
norma dan nilai integritas, tindak lanjut terhadap merupakan kejahatan yang tersembunyi, seperti
laporan korupsi dan perlindungan terhadap gunung es. Dengan demikian, ketika ada satu
pelapornya, transparansi proses pemberian saja responden yang berani mengungkapkan
layanan dan/atau pelaksanaan tugas, hingga kejadian korupsi di instansinya, memberikan
cara lingkungan organisasi memberi contoh sinyal bahwa kejadian korupsi bisa lebih banyak

www.kpk.go.id 8
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

daripada informasi yang diungkapkan oleh terhadap responden terpilih. Pendekatan


sebagian kecil responden. kedua menggunakan metode CAPI (Computer-
Assisted Personal Interview), yaitu enumerator
Perhitungan yang dilakukan dalam menyusun mendatangi responden terpilih secara
indeks penilaian integritas juga menggunakan langsung/tatap muka. Kemudian, responden
data objektif sebagai faktor koreksi. Data tersebut mengisi sendiri kuesionernya melalui
objektif tersebut terdiri dari angka pengaduan gadget enumerator yang dapat dikirimkan
masyarakat yang sudah terverifikasi terkait ke server pusat ketika terhubung dengan
tindak pidana korupsi di suatu instansi melalui jaringan internet. Metode CAPI dilakukan
KPK, serta angka penyidikan kasus korupsi di beberapa daerah dengan infrastruktur
yang terungkap. Upaya yang dapat mengurangi telekomunikasi terbatas dan digunakan untuk
reliabilitas dan validitas hasil survei juga menjamin kerahasiaan jawaban dari setiap
dihitung ke dalam faktor koreksi. Data objektif responden. Dengan demikian, responden dapat
serta upaya pengarahan digunakan untuk memberikan jawaban secara objektif. Selain itu,
dapat menormalisasi jarak dan mengurangi CAPI juga dilakukan di beberapa daerah karena
inkonsistensi hasil survei dengan fakta korupsi ketiadaan atau ketidaklengkapan data populasi
yang terjadi (ACRC, 2017). baik data internal (pegawai) maupun eksternal
(pengguna layanan/penerima manfaat
pelaksanaan tugas/fungsi). Ketidaklengkapan
Metode Pengumpulan Data dapat disebabkan oleh ketiadaan data kontak
pegawai dan/atau pengguna layanan, sehingga
Survei Penilaian Integritas dilakukan dengan penyebaran kuesioner tidak dapat dilakukan
menggabungkan data primer dan data sekunder. melalui whatsapp maupun e-mail.
Data primer didapatkan dari survei terhadap
pegawai instansi K/L/PD, pengguna layanan Survei ini dilakukan terhadap pegawai,
dari K/L/PD tersebut, hingga eksper/ahli/ pengguna layanan dalam satu tahun terakhir,
pemangku kepentingan lainnya. Responden ahli dan responden eksper/ahli pada setiap K/L/PD
yang dipilih, adalah responden yang mengerti yang menjadi peserta SPI. Dalam penentuan
mengenai kondisi integritas, risiko korupsi sampling secara acak, margin of error ditentukan
dalam instansi, serta upaya-upaya pencegahan dengan target 5% dan tidak lebih dari 10%
korupsi yang dilakukan oleh instansi sesuai dengan jumlah populasi masing-masing
bersangkutan. Selanjutnya, data primer menjadi K/L/PD. Hasil survei berbentuk angka skala 1
penyusun indeks integritas yang disesuaikan hingga 100. Semakin tinggi angka integritas
dengan faktor koreksi. Kemudian, faktor koreksi sebuah instansi, maka sistem yang berjalan di
dijadikan pengurang besaran indeks dengan K/L/PD dalam mendeteksi risiko korupsi dan
menggunakan beberapa data sekunder. Antara menangani ketika terjadi tindak pidana korupsi,
lain berupa laporan pengaduan masyarakat juga semakin baik.
ke KPK yang telah diverifikasi, jumlah kasus
dan tersangka korupsi yang diambil dari Surat
Perintah Dimulainya Penyidikan (SPDP) online Pemilihan Sampel
dari seluruh penegak hukum, jumlah kejadian
pengarahan yang dilakukan instansi sebelum Pemilihan Unit Kerja
pelaksanaan survei ini, dan hasil observasi
pelaksanaan survei di suatu instansi. Pemilihan unit kerja pada SPI 2022
mempertimbangkan karakteristik umum dan
Pengambilan data dilakukan secara self- spesifik pada K/L/PD peserta. Secara umum,
administered, responden mengisi sendiri terdapat tiga jenis unit kerja yang tidak masuk
kuesioner secara daring. Metode penyebaran dalam sampling SPI yaitu:
kuesioner dilakukan melalui dua pendekatan.
Pertama, full online; penyebaran link kuesioner 1. Unit kerja Pengawas Internal/Inspektorat.
melalui whatsapp blast dan email blast Langkah ini diambil karena unit kerja

9 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

tersebut merupakan mitra strategis KPK berdasarkan unit kerja, khususnya di K/L besar
dalam melaksanakan SPI. seperti klaster A, pemilihan sampling unit kerja
2. Badan Layanan Umum (BLU)/Badan dilakukan secara systematic random sampling
Layanan Umum Daerah (BLUD). dengan perhitungan MoE 5% untuk menentukan
Alasannya, unit tersebut memiliki tujuan jumlah unit kerja yang menjadi sampling. Tabel
yang spesifik yaitu keuntungan/profit dan sampling frame unit kerja terlebih dahulu
pengelolaannya sudah dilakukan secara disiapkan oleh K/L yang bersangkutan untuk
‘semi swasta’. kemudian dilakukan pengacakan secara
3. Unit kerja non-induk. Unit kerja non-induk proporsional, berdasarkan distribusi jumlah
merupakan unit dengan ukuran organisasi sampling unit kerja tersebut. Distribusi secara
yang besar yang jika dimasukkan dalam proporsional mempertimbangkan unit eselon
populasi akan membutuhkan representasi I yang menaunginya dan berdasarkan wilayah
jumlah sampling yang besar. Contoh unit geografis (jika dibutuhkan). Dengan demikian,
kerja non-induk adalah Unit Pengelola tidak seluruh unit kerja pada Klaster A akan
Teknis/Unit Pengelola Teknis Daerah menjadi sampling SPI. Hanya unit kerja yang
(UPT/UPTD), Satuan Pendidikan, Pusat terpilih secara acak yang menjadi sampling
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), SPI. Sedangkan untuk klaster B dan C, seluruh
Rumah Sakit, Kelurahan, dll. SPI 2022 unit kerja menjadi sampling dalam SPI dan
hanya mengambil unit kerja induk seperti pemilihan sampel di seluruh unit kerja dilakukan
Ditjen Pendidikan Tinggi, Dinas Pendidikan, secara acak.
Dinas Kesehatan, Kecamatan, dll.
4. Khusus untuk pemerintah daerah, Sementara untuk pemerintah daerah, seluruh
meskipun Sekretariat Dewan Perwakilan unit kerja menjadi sampling dalam SPI dan
Rakyat Daerah (DPRD) merupakan salah pemilihan sampel di seluruh unit kerja dilakukan
satu OPD pada Pemda, namun dikeluarkan secara acak dengan penekanan tambahan data
dari sampling SPI 2022 karena sulit eksternal dari beberapa bidang (a.l. Unit Kerja
memisahkan citra sekretariat DPRD dengan Pengadaan Barang dan Jasa atau UKPBJ).
lembaga politis DPRD secara keseluruhan.
Pemilihan dilakukan secara random sampling
Secara khusus, pemilihan unit kerja pada untuk memastikan bahwa setiap pegawai dan
kementerian/lembaga (K/L) dan pemerintah pengguna layanan yang memenuhi kriteria
daerah (Pemda) adalah sebagai berikut: memiliki peluang yang sama untuk dapat
terpilih sebagai responden. Sehingga, kondisi
Kementerian/lembaga dibagi menjadi tiga secara utuh suatu instansi dapat diwakilkan
kelompok klaster sesuai dengan ukuran oleh responden yang terpilih secara acak
organisasi dan wilayah kerjanya. Klaster tersebut. Dengan demikian, angka yang
A merupakan kementerian/lembaga yang dihitung sebagai indeks suatu kementerian/
memiliki unit kerja di berbagai wilayah di lembaga/pemerintah daerah merupakan indeks
Indonesia dengan cakupan pelaksanaan tugas/ yang menggambarkan instansi tersebut secara
layanan seluruh Indonesia. Klaster B merupakan keseluruhan dan tidak hanya di unit yang rawan/
kementerian/lembaga yang tidak memiliki unit nihil korupsi saja.
kerja di luar wilayah kantor pusat kementerian/
lembaga tersebut, dengan cakupan pelaksanaan Pemilihan Sampel Internal
tugas/layanan di seluruh wilayah Indonesia.
Kementerian/lembaga klaster C berlaku untuk Cakupan responden internal pada setiap lokus
kementerian/lembaga yang tidak memiliki unit adalah pegawai pada unit kerja di eselon II.
kerja di luar wilayah kantor pusat dan cakupan Alokasi sampel internal dilakukan secara
pelaksanaan tugas/layanan yang terbatas. proporsional berdasarkan basis data jumlah
pegawai di masing-masing lokus dengan
Untuk menjamin keterwakilan distribusi sampel

www.kpk.go.id 10
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

mengikuti ketentuan sebagai berikut: 1. Alokasi sampel responden eksternal


1. Pegawai yang dijadikan sampel minimal dihitung berdasarkan proporsi jumlah
sudah bekerja selama satu tahun di K/L/ pengguna layanan selama 12 bulan terakhir
PD (baik ASN maupun non-ASN) dan pada masing-masing unit kerja yang
melakukan tugas dan fungsi utama menjadi sampling di instansi yang mengikuti
dari K/L/PD. Dengan demikian, pegawai kegiatan SPI 2022.
honorer dapat masuk dalam daftar 2. Pengguna layanan pada kementerian/
populasi pegawai. Namun pegawai yang lembaga mencakup penerima manfaat
tidak melakukan tugas dan fungsi utama pelaksanaan tugas dan fungsi dari
dikeluarkan dari daftar sampling, contohnya kementerian/lembaga tersebut, seperti
resepsionis, pengamanan, pramusaji, supir, perizinan, koordinasi, pengadaan barang
teknisi, tenaga kebersihan, dll. dan jasa, konsultasi, koordinasi, dsb.
2. Pegawai yang berada pada unit kerja yang 3. Pengguna layanan tidak termasuk pengguna
tidak menjadi sampling (misalnya, unit layanan yang merupakan internal/pegawai
kerja tidak terpilih secara acak pada K/L dari instansi K/L/PD tersebut.
klaster A, pengawas internal/inspektorat, 4. Untuk K/L/PD yang hingga menjelang akhir
BLU atau BLUD, dan unit kerja non-induk) penutupan kegiatan survei masih belum
juga dikeluarkan dari daftar sampling. mencapai target responden sesuai dengan
3. Pemilihan responden internal dilakukan proporsi pengguna layanan di unit kerja
secara random dari data populasi yang tersebut, jumlah sampel yang dikumpulkan
dikirimkan oleh Inspektorat/Satuan menjadi 30 orang responden.
Pengawas Internal masing-masing K/L/PD. 5. Data pengguna layanan didapat dari
4. Responden yang terpilih secara acak, database pengguna layanan yang dikirimkan
akan menerima pesan melalui whatsapp oleh Inspektorat/Pengawas Internal kepada
dan/atau e-mail untuk mengisi kuesioner KPK.
melalui platform daring. 6. Untuk instansi yang melaksanakan metode
5. Karena ketiadaan data populasi yang secara CAPI, karena ketiadaan data populasi
diberikan oleh instansi, untuk instansi yang diberikan oleh instansi, maka pemilihan
yang melaksanakan metode secara responden eksternal dilakukan sebagai
CAPI, akan dilakukan dengan terlebih berikut:
dahulu mendatangi OPD-OPD untuk •• Jika pada lokus survei hanya terdapat
meminta daftar pegawai. Selanjutnya, pelayanan loket saja, maka semua target
dilakukan penyamplingan langsung sesuai sampel eksternal dialokasikan pada
target sampling yang ditetapkan secara pelayanan loket, misalnya; Dukcapil,
proporsional. Setelah sampling terpilih, PTSP, dst.
enumerator akan mendatangi responden •• Jika terdapat pelayanan loket dan
pegawai terpilih atau membuat perjanjian nonloket, maka target sampel eksternal
jadwal pengisian kuesioner di kantor OPD, diprioritaskan pada pelayanan loket.
agar dapat mengisi kuesioner secara CAPI Namun, bila target sampel belum
di gadget enumerator. terpenuhi dapat dialihkan untuk
responden nonloket. Sebagai contoh,
Pemilihan Sampel Eksternal vendor yang mengikuti proses lelang PBJ
pada instansi tersebut maupun layanan
Responden eksternal merupakan para pengguna
non loket lainnya.
layanan atau mitra kerjasama dari K/L/PD.
•• Jika hanya terdapat pelayanan non
Secara umum, ketentuan pemilihan sampel
loket, semua target sampel eksternal
eksternal adalah sebagai berikut:

11 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

dialokasikan pada pelayanan non loket Pemilihan Sampel Eksper


dengan memaksimalkan sumber daya
yang ada. Kerangka sampel eksper/ahli terdiri atas ahli/
•• Pemilihan sampel eksternal loket tokoh yang dipandang mengetahui keadaan
dilakukan pada waktu tersibuk dalam pemerintahan di wilayah sampel. Pemilihan
pemberian layanan. Informasi terkait responden merujuk pada daftar ahli/tokoh di
waktu tersibuk dapat ditetapkan setiap lokus survei yang bisa dijadikan sampel,
berdasarkan informasi dari penanggung sesuai dengan mekanisme yang ditentukan.
jawab lokus. Teknik ini dikenal sebagai targeting sampling
•• Responden yang memenuhi syarat atau metode pengambilan sampel dengan
adalah pengguna layanan loket yang pertimbangan target populasi yang ditetapkan.
sudah selesai mengakses pelayanan
atau responden yang sudah pernah Target responden dari survei eksper/ahli yang
mengakses pelayanan sampai selesai, harus dicapai minimal adalah 10 ahli/tokoh
dalam kurun waktu maksimal pelayanan untuk setiap K/L/PD dari berbagai kriteria yang
12 bulan terakhir. ditetapkan oleh KPK. Kriteria ahli/tokoh yang
•• Loket yang memenuhi syarat adalah
bisa dijadikan sampel eksper/ahli, yaitu:
loket yang memberikan pelayanan dari
pertama sampai akhir. Jika proses •• Pensiunan maksimal lima tahun terakhir
pelayanan melalui beberapa loket, yang (pejabat minimal eselon II untuk K/L/Provinsi
dipilih sebagai loket yang memenuhi atau eselon III untuk kabupaten/kota)
syarat adalah loket yang terakhir •• Auditor BPK
memberikan pelayanan. •• Auditor BPKP
• Jika loket yang memenuhi syarat •• Perwakilan Ombudsman
hanya satu, target responden pada •• Penanggung jawab program pencegahan
korupsi dari KPK (Korsupgah, Stranas PK,
loket tersebut adalah sama dengan
Dit. Monitoring); instansi lain yang terkait
target sampel eksternal loket untuk
(Kementerian PAN RB, Kementerian Dalam
lokus tersebut. Negeri, Kementerian PPN/Bappenas)
• Jika loket yang memenuhi syarat lebih •• Asosiasi Pengusaha (KADIN, HIPMI,
dari satu, target sampel responden APINDO) atau pengusaha yang berpengaruh
setiap loket adalah jumlah target •• DPRD (Pimpinan DPRD dan ketua
sampel eksternal loket per hari, dibagi komisi yang membidangi pemerintahan
secara proporsional berdasarkan (diutamakan Komisi A))
jumlah rata-rata pengguna layanan •• Advokat
pada masing-masing loket yang •• Saber Pungli Polres
memenuhi syarat •• Saber Pungli Kejari
•• Setelah target per loket ditentukan, •• Saber Pungli Pengadilan Negeri
selanjutnya dengan mempertimbangkan •• Jurnalis (pemerhati kinerja instansi) yang
bereputasi
aspek operasional lapangan, pemilihan
•• LSM yang fokus pada kinerja instansi atau
sampel dilakukan dengan prinsip
antikorupsi
random sampling. Artinya, sampel •• Akademisi bidang hukum atau politik/
diambil sedemikian rupa sesuai daftar pemerintahan/sektor terkait/lokal setempat.
konsumen berdasarkan kedatangan •• Advisor dari lembaga donor yang membantu
responden di setiap loket pada jam atau program pemerintah di instansi terkait
waktu pelayanan yang sudah ditetapkan •• Penyuluh antikorupsi pada level madya dan
terlebih dahulu. utama
•• Kriteria narasumber ahli lain yang ditetapkan
KPK.

www.kpk.go.id 12
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Perhitungan Indeks Integritas

Skema Perhitungan Indeks pengaduan masyarakat ke KPK yang telah


Integritas diverifikasi, jumlah kasus dan tersangka korupsi
yang diambil dari Surat Perintah Dimulainya

P
erhitungan Indeks Integritas dilakukan Penyidikan (SPDP) dari seluruh penegak hukum,
dengan menggabungkan penilaian dari jumlah kejadian pengarahan yang dilakukan
tiga sudut pandang, yaitu penilaian instansi sebelum pelaksanaan survei ini, dan
internal, penilaian eksternal, dan penilaian hasil observasi pelaksanaan survei.
eksper/ahli. Penilaian internal dihitung
berdasarkan penilaian pegawai pada masing- Penentuan bobot pada masing-masing
masing lokus survei terkait integritas unit kerja perspektif, dimensi, hingga variabel dalam
dan/atau organisasi. Sedangkan perhitungan survei dihitung menggunakan metode Principal
untuk penilaian eksternal berasal penilaian Component Analysis (PCA) yang ditetapkan
para pengguna layanan publik di lokus survei. pada 2021. Metode PCA digunakan sekaligus
Sementara, penilaian eksper/ahli dihitung untuk melihat pengelompokan variabel yang
berdasarkan penilaian beberapa narasumber ditanyakan ke dalam satu dimensi yang sama.
atau eksper/ahli yang dianggap memiliki Pembobotan menggunakan PCA memiliki
pengetahuan komprehensif terkait masalah keunggulan, yaitu bobot yang terbentuk berasal
integritas dan korupsi pada K/L/PD tertentu. dari distribusi data itu sendiri dengan melakukan
perhitungan korelasi antar-variabel. PCA lebih
Perhitungan Indeks Integritas juga tepat digunakan untuk menganalisis multivariat
memasukkan faktor koreksi sebagai bagian yang komprehensif, karena dapat mengukur
yang tidak terpisahkan dalam pembentukan seberapa penting sebuah variabel dan dimensi
Indeks Integritas. Faktor koreksi berperan relatif terhadap variabel dan dimensi lainnya
menyeimbangkan indeks yang dihasilkan dari (Wu et al., 2011; Kurek et al., 2022).
penilaian internal, eksternal, dan eksper/ahli
sesuai dengan kondisi riil integritas K/L/PD. Sementara itu, data sekunder terkait Laporan
Faktor koreksi selanjutnya dijadikan pengurang Pengaduan Masyarakat ke KPK untuk keperluan
besaran indeks dengan menggunakan perhitungan faktor koreksi disediakan oleh KPK.
beberapa data sekunder, seperti laporan KPK sebagai lembaga yang dinilai memiliki

Penilaian Internal
(0.305) + Penilaian Ekternal
(0.328) + Penilaian Eksper
(0.367) - Faktor Koreksi
(0.2)

Perdagangan Pengelolaan Transparansi dan Keadilan


Prevalensi Korupsi
Pengaruh PBJ Layanan
0.58050351

Pengelolaan Pengelolaan Upaya Pencegahan


Integritas
SDM Anggaran Korupsi
Pelaksanaan SPI
0.41949649
Sosialisasi
Transparansi Integritas Pegawai
Antikorupsi

Integritas dalam
Pelaksaanaan Tugas

Gambar 3.1 Skema Penghitungan Indeks Integritas

13 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

pemahaman mendalam mengenai seluk- masing penilaian pada tiga dimensi utama,
beluk korupsi di Indonesia, juga turut andil kemudian hasilnya dikurangi dengan perkalian
dalam memberikan judgement bobot faktor bobot dari faktor koreksi. Secara visual, rumus
koreksi sebesar 20 persen berdasarkan hasil perhitungan indeks dapat dilihat pada Gambar
eksperimen ekonomi yang dilakukan lembaga 3.2. Nilai Indeks Integritas berkisar dari skala
itu pada 2017. 0 sampai dengan 100. Semakin mendekati
100 menunjukkan suatu lembaga makin
Perhitungan Indeks Integritas dilakukan dengan berintegritas.
menjumlahkan perkalian bobot dengan masing-

Indeks Integritas 2022

0,305 X1 + 0,328 X2 + 0,367 X3 - 0,20 (0,58X4 + 0,42X5)


dimana:
X1 Indeks Penilaian Internal
X2 Indeks Penilaian Eksternal
X3 Indeks Penilaian Eksper
X4 Prevalensi Korupsi
X5 Integritas Pelaksanaan SPI

Gambar 3.2 Rumus Penghitungan Indeks Integritas

Variabel Yang Digunakan 2. Integritas dalam pelaksanaan tugas: yang


mencakup konflik kepentingan pegawai
Proses penentuan variabel dalam perhitungan yang menggunakan fasilitas kantor,
indeks mengacu pada kerangka kerja yang nepotisme dalam pelaksanaan tugas,
telah dijelaskan sebelumnya. Dari proses penyelewengan jabatan oleh atasan,
seleksi tersebut didapat 67 variabel terpilih yang ketidakpatuhan pegawai, risiko pegawai
terdiri atas 43 variabel penilaian internal yang menerima pemberian dalam melaksanakan
dikelompokkan dalam tujuh dimensi, 12 variabel tugas.
penilaian eksternal yang dikelompokkan dalam 3. Perdagangan pengaruh (trading in
tiga dimensi, dan 12 variabel penilaian eksper/ influence): terkait adanya intervensi dari
ahli yang tergabung dalam satu dimensi. pihak tertentu terkait penentuan program/
kegiatan, pemberian izin, negosiasi terkait
Variabel dalam Penilaian Internal sanksi/denda, kebijakan pengelolaan SDM,
dan kebijakan bantuan program pemerintah.
Penilaian Internal tersusun atas 7 (tujuh) 4. Pengelolaan anggaran: mencakup
dimensi, yaitu transparansi, integritas dalam penyelewengan anggaran, perjalanan dinas,
pelaksanaan tugas, perdagangan pengaruh pemotongan honor/transport lokal maupun
(trading in influence), pengelolaan anggaran, perjalanan dinas.
pengelolaan PBJ, pengelolaan SDM, sosialisasi 5. Pengelolaan PBJ: meliputi penyelewengan
antikorupsi di setiap instansi. Ketujuh indikator dalam pengelolaan pengadaan barang/jasa.
tersebut terbentuk dari 43 variabel, yang 6. Pengelolaan SDM: terkait hal-hal negatif
meliputi: dalam seleksi penerimaan pegawai dan
1. Transparansi: terkait penyediaan informasi praktik KKN dalam peningkatan karir
yang memadai, pemberian kemudahan pegawai.
akses layanan/pelaksanaan tugas, pelaku 7. Sosialisasi antikorupsi: terkait dampak/
korupsi diproses sesuai ketentuan, keteladan efektifitas dari pelaksanaan sosialisasi
pencegahan korupsi dari pimpinan dan antikorupsi yang dilakukan.
atasan langsung.

www.kpk.go.id 14
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Variabel dalam Penilaian Eksternal Berikut adalah ilustrasi proses transformasi


variabel pada proses penyusunan indeks.
Penilaian Eksternal tersusun atas 3 (tiga)
indikator yaitu transparansi dan keadilan 1. Pertanyaan yang bersifat negasi
layanan, upaya pencegahan korupsi, integritas Pertanyaan yang disusun pada kuesioner SPI
pegawai. Ketiga variabel tersebut terbentuk dari merupakan pertanyaan kombinasi antara skala
12 variabel, yaitu: dengan arah jawaban positif dan skala dengan
1. Transparansi dan keadilan layanan: meliputi arah jawaban negatif. Dengan demikian
adanya kejelasan informasi layanan, dilakukan penyesuaian arah skala agar dapat
kemudahan memahami prosedur layanan, diolah dengan makna yang sama, yaitu skala 1,
ketidakadilan layanan, nepotisme dalam 2, dan 3 bermakna negatif dan sebaliknya skala
pemberian layanan/pelaksanaan tugas. 4, 5, dan 6 bermakna positif. Sebagaimana
2. Upaya pencegahan korupsi: meliputi terlihat pada Gambar 3.3 merupakan ilustrasi
keberadaan kampanye/himbauan anti- perbedaan arah skala.
korupsi, keberadaan media pengaduan/
Interval Skor dari Variabel Normal
pelaporan masyarakat, upaya perbaikan
Eksternal_R403 Eksternal_R404
untuk pencegahan korupsi, dan persepsi
1 1
terhadap integritas pegawai.
2 2
3. Integritas pegawai: meliputi risiko
penerimaan gratifikasi, suap, dan 3 3

pemerasan. 4 4
5 5
6 6
Variabel dalam Penilaian Eksper
Interval Skor dari Variabel Negasi
Penilaian eksper/ahli tersusun atas 12 variabel, Eksternal_R405 Eksternal_R406
yang meliputi transparansi, mengedepankan 1 1
kepentingan umum, taat pada prosedur 2 2
yang berlaku, pemberian perlakuan khusus, 3 3
penyalahgunaan wewenang, keberadaan suap, 4 4
dan sebagainya. 5 5
6 6

Penyetaraan Skala Variabel Gambar 3.3 Contoh Skala Pertanyaan Negasi

Penyesuaian variabel merupakan transformasi 2. Variabel Pengalaman


nilai dari variabel yang digunakan supaya dapat Pada variabel yang berkaitan dengan aspek
diproses dengan metode statistik tertentu. pengalaman berlaku prinsip one is too many.
Proses transformasi ini diarahkan pada Artinya, setiap ada kejadian yang berkaitan
penyesuaian skala masing-masing variabel dengan pelanggaran integritas dan/atau
penyusun, menjadi skala 1-6. Namun, proses ini korupsi, walaupun hanya terjadi satu kali,
tidak dilakukan pada semua variabel penyusun, maka akan dilakukan transformasi dengan
melainkan lebih difokuskan pada: mengubah skor menjadi skor terendah, yaitu
•• Pertanyaan yang bersifat negasi (1). Sebaliknya, jika tidak ditemukan adanya
•• Variabel-variabel yang berkaitan dengan kejadian serupa, akan dilakukan transformasi
aspek pengalaman. untuk mendapatkan skor tertinggi, yaitu (6).

15 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Interval Skor dari Variabel Normal Penilaian Internal


Variabel Asal (R405 A) Variabel Baru
1 1
Penilaian internal dihitung dari rata-rata
2 6
tertimbang yang ada pada seluruh skor
dalam variabel penyusun, setelah dikali bobot
Gambar 3.4 Skema Penyetaraan Skala Variabel Pengalaman standarnya. Secara visual, rumus penghitungan
dapat dilihat pada rumus di Gambar 3.5. Dalam
Bobot Komponen Kompleks hal ini, penilaian internal menggunakan skala 0
sampai dengan 100. Semakin mendekati angka
Indeks integritas merupakan sebuah indeks 100, menunjukkan penilaian internal terhadap
komposit yang dihitung dengan menggunakan integritas lembaga semakin bagus.
beberapa variabel interdependensi yang
signifikan secara statistik. Oleh karena itu, Indeks Penilaian Internal
dibutuhkan metode analisis statistik yang 0,1707 X1 + 0,1619 X2 + 0,1288 X3 + 0,1396 X4 +
mampu menangani interdependensi antar- 0,1184 X5 + 0,1602 X6 + 0,1204 X7
variabel, sekaligus memberikan besaran bobot dimana:
bagi setiap variabel yang signifikan secara X 1 : Indikator Perdagangan Pengaruh (Trading in
statistik. Secara umum, perhitungan bobot Influence)
X 2 : Indikator Pengelolaan PBJ
Indeks Integritas menggunakan metode PCA
X 3 : Indikator Pengelolaan Anggaran
(Principal Component Analysis). X 4 : Indikator Pengelolaan SDM
X 5 : Indikator Integritas dalam Pelaksanaan Tugas
X 6 : Indikator Sosialisasi Antikorupsi
X 7 : Indikator Transparansi
Penghitungan Indeks
Gambar 3.5 Rumus Penghitungan Penilaian Internal
Perhitungan indeks integritas dilakukan untuk
lokus survei di 94 K/L, 34 pemerintah provinsi
dan 503 pemerintah kabupaten/kota yang Penilaian Eksternal
menjadi peserta SPI 2022.
Penilaian eksternal dihitung dari rata-rata
Sejumlah kementerian/lembaga tidak tertimbang pada seluruh skor dalam variabel
digabungkan dalam perhitungan Indeks secara penyusun, setelah dikali bobot standarnya.
keseluruhan karena perbedaan metodologi Rumus penghitungan dapat dilihat pada
pelaksanaan survei. Kementerian/lembaga Gambar 3.6. Penilaian eksternal menggunakan
tersebut melakukan pemilihan sampel sendiri skala 0 sampai dengan 100. Semakin mendekati
dan/atau menggunakan mekanisme yang 100, menunjukkan penilaian eksternal terhadap
berbeda dalam menghubungi responden yang integritas lembaga semakin bagus.
terpilih, baik secara keseluruhan maupun secara
parsial dibandingkan dengan kementerian/ Indeks Penilaian Eksternal
lembaga peserta SPI 2022 lainnya. 0,3285 X1 + 3115 X2 + 3599 X3
dimana:
Secara rinci, indeks dari masing-masing X 1 : Indikator Upaya Pencegahan Korupsi
kementerian/lembaga tersebut tercantum X 2 : Indikator Transparansi dan Keadilan Layanan
X 3 : Integritas Pegawai
dalam lampiran. Sementara itu ada beberapa
pemerintah daerah yang perhitungan indeksnya Gambar 3.6 Rumus Penghitungan Penilaian Eksternal
tidak dapat dilakukan akibat kondisi keamanan
di daerah tersebut yang tidak memungkinkan
untuk melangsungkan survei secara kondusif.

www.kpk.go.id 16
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Penilaian Eksper Gambar 3.7. Penilaian eksper/ahli juga


menggunakan skala 0 sampai dengan 100.
Penilaian eksper/ahli dihitung dari rata-rata Semakin mendekati angka 100 menunjukkan
tertimbang pada seluruh skor dalam variabel penilaian para ahli terhadap integritas lembaga
penyusun, setelah dikali bobot standarnya. semakin bagus.
Rumus penghitungan dapat dilihat pada

Indeks Penilaian Eksper

0,0817 X1 + 0,0814 X2 + 0,0832 X3 + 0,0845 X4 + 0,0763 X5 + 0,0863 X6 + 0,0881 X7 +


0,0859 X8 + 0,0872 X9 + 0,0804 X10 + 0,0888 X11 + 0,0762 X12
dimana:
X 1 : Variabel penilaian tentang keberadaan suap
X 2 : Variabel penilaian tentang keberadaan pungli
X 3 : Variabel penilaian tentang keberadaan konflik kepentingan
X 4 : Variabel penilaian tentang transparansi layanan publik
X 5 : Variabel penilaian tentang Intervensi dari pihak lain
X 6 : Variabel penilaian tentang transparansi anggaran
X 7 : Variabel penilaian tentang transparansi dan akuntabilitas pengadaan barang dan jasa
X 8 : Variabel penilaian tentang objektivitas kebijakan SDM
X 9 : Variabel penilaian tentang sistem deteksi kasus korupsi pihak internal
X10 : Variabel penilaian tentang penerapan pesan-pesan antikorupsi
X11 : Variabel penilaian tentang integritas pegawai
X12 : Variabel penilaian tentang keterlibatan masyarakat dalam pencegahan korupsi

Gambar 3.7 Rumus Penghitungan Penilaian Eksper

Faktor Koreksi Analisis Risiko Korupsi dan Upaya


Pencegahan
Penghitungan indeks integritas juga
memasukkan faktor koreksi sebagai bagian Sebagai salah satu bentuk pemetaan risiko
yang tidak terpisahkan dalam pembentukan korupsi, angka SPI juga memiliki analisis risiko
indeks integritas. Sama dengan tahun berupa pengelompokan risiko sangat tinggi,
sebelumnya, faktor koreksi dihitung dengan tinggi, sedang, hingga rendah. Pengelompokan
memanfaatkan 2 (dua) komponen, yaitu dilakukan dengan dasar kalkulasi kuartil
prevalensi korupsi dan integritas pelaksanaan dari hasil SPI 2021 di setiap masing-masing
SPI. Masing-masing data tersebut disetarakan dimensinya sebagai baseline nilai SPI. Dalam
dengan menggunakan skala 0-100, kemudian analisis, dimensi penilaian dari internal
diberi bobot yang sama. dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu risiko
korupsi dan upaya pencegahan korupsi.
Faktor Koreksi
0,5805 X1 + 0,4194 X2 Risiko korupsi internal dalam organisasi dinilai
pada berbagai dimensi yaitu integritas dalam
dimana:
X 1 : Indeks Prevalensi Korupsi pelaksanaan tugas, perdagangan pengaruh
X 2 : indeks Integritas Pelaksanaan SPI (trading in influence), pengelolaan anggaran,
pengelolaan PBJ dan pengelolaan SDM.
Gambar 3.8 Rumus Penghitungan Faktor Koreksi Sementara itu, upaya pencegahan korupsi diukur
dari aspek transparansi serta pelaksanaan
dan efektivitas sosialisasi antikorupsi di setiap
instansi. Tingkat risiko dengan masing-masing
kelompoknya juga akan mempengaruhi kadar
rekomendasi yang harus ditindaklanjuti oleh
K/L/PD yang menjadi peserta SPI 2022.

17 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Referensi Risiko Berdasarkan Penilaian (lima) dimensi di antaranya terkait dengan risiko
Internal korupsi dari internal.

Sudut pandang internal (pegawai ASN/non- Untuk dimensi perdagangan pengaruh (trading
ASN yang menjalankan tugas dan fungsi pokok in influence), pengelompokan risiko korupsinya
dari instansi) terdiri dari 7 (tujuh) dimensi, 5 menjadi:

Sumber: Data SPI 2021, diolah

Untuk dimensi pengelolaan SDM memiliki


referensi nilai risiko sebagai berikut:

Sumber: Data SPI 2021, diolah

www.kpk.go.id 18
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Untuk dimensi pengelolaan anggaran memiliki


referensi nilai risiko sebagai berikut:

Sumber: Data SPI 2021, diolah

Untuk dimensi pengelolaan pengadaan barang


dan jasa memiliki referensi nilai risiko sebagai
berikut:

Sumber: Data SPI 2021, diolah

19 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Dimensi integritas dalam pelaksanaan tugas,


memiliki rentang nilai risiko sebagai berikut:

Sumber: Data SPI 2021, diolah

www.kpk.go.id 20
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Dalam penilaian upaya pencegahan korupsi, menjadi di atas atau di bawah rata-rata dari
dimensi transparansi dan sosialisasi antikorupsi seluruh KLPD yang menjadi peserta SPI 2022.
memiliki pengelompokan yang berbeda. Sehingga, referensi rata-rata untuk dimensi
Penilaian dimensi transparansi dikelompokkan transparansi adalah sebagai berikut:

Sumber: Data SPI 2021, diolah

Sedangkan untuk upaya sosialisasi antikorupsi, dijadikan referensi pengelompokan dimensi


pengelompokan nilai terdiri dari rendah, kurang, sosialisasi antikorupsi adalah sebagai berikut:
sedang, dan tinggi. Sehingga, rentang nilai yang

Sumber: Data SPI 2021, diolah

21 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Dalam penilaian upaya pencegahan korupsi, seluruh KLPD yang menjadi peserta SPI 2022.
dimensi transparansi dan sosialisasi antikorupsi Sehingga, referensi rata-rata untuk dimensi
memiliki pengelompokan yang berbeda. transparansi adalah sebagai berikut:
Penilaian dimensi transparansi dikelompokkan
menjadi di atas atau di bawah rata-rata dari

Sumber: Data SPI 2021, diolah

Referensi Risiko Berdasarkan Penilaian pernah ikut lelang PBJ di instansi/penerima


Eksternal bantuan pemerintah) terdiri dari 3 (tiga) dimensi
dari 12 variabel penilaian. Untuk dimensi
Sudut pandang eksternal (masyarakat transparansi dan keadilan layanan, landasan
pengguna layanan publik/penerima manfaat pengelompokan risiko korupsinya menjadi:
pelaksanaan tugas dan fungsi/vendor yang

Sumber: Data SPI 2021, diolah

www.kpk.go.id 22
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Sedangkan penilaian untuk dimensi integritas


pegawai berdasarkan sudut pandang eksternal
adalah sebagai berikut:

Sumber: Data SPI 2021, diolah

Dalam penilaian upaya pencegahan korupsi, rendah, kurang, sedang, dan tinggi. Dengan
dimensi Sistem antikorupsi dari penilaian demikian, rentang nilai yang dijadikan referensi
eksternal memiliki pengelompokan yang sama pengelompokan dimensi sistem antikorupsi
dengan penilaian dimensi sosialisasi antikorupsi sebagai berikut:
dari internal. Pengelompokan nilai terdiri dari

Sumber: Data SPI 2021, diolah

23 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Referensi Risiko Berdasarkan Penilaian menjadi satu penilaian dari eksper/narasumber


Eksper ahli. Dengan demikian, seluruh variabel dari
eksper memiliki rentang nilai risiko/upaya
Sudut pandang eksper tidak terbagi kembali pencegahan sebagai berikut:
ke dalam berbagai dimensi. Sehingga seluruh
variabel memiliki bobot masing-masing untuk

Sumber: Data SPI 2021, diolah

www.kpk.go.id 24
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Hasil Survei Penilaian Integritas

S
ecara garis besar, responden SPI Profil Responden Pemerintah
dapat dikelompokkan berdasarkan Kabupaten Tangerang
jenis instrumen pengumpulan data
yang dilakukan. Kelompok pertama berasal Profil Responden Internal Pemerintah
dari responden internal yang merupakan
Kabupaten Tangerang
aparatur sipil negara (ASN) pada lokus survei.
Kelompok kedua berasal dari responden
Total sampel internal untuk Pemerintah
eksternal yang merupakan para pengguna
Kabupaten Tangerang yang eligible yakni
layanan pada lokus survei. Sedangkan
sebanyak 509 responden, sementara terdapat
kelompok ketiga berasal dari beberapa ahli/
sejumlah 10 responden non-eligible yang
tokoh masyarakat yang menguasai betul
tidak dimasukkan ke dalam analisis. Gambar
kualitas pelayanan publik yang dilakukan oleh
4.1 menampilkan profil responden internal
instansi pada lokus bersangkutan.

Gambar 4.1 Profil Responden Internal Pemerintah Kabupaten Tangerang


Sumber: Data SPI 2022, diolah

25 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

berdasarkan jenis kelamin, usia responden Profil Responden Eksternal Pemerintah


jabatan responden, dan pendidikan terakhir Kabupaten Tangerang
responden. Mayoritas responden internal
berjenis kelamin laki-laki, dengan proporsi
Eligible respondent adalah pengguna layanan
sebesar 65,6 persen. Kemudian, sebagian
yang sudah pernah mengalami pelayanan
besar responden berusia 45 hingga 54 tahun
yang diberikan oleh dinas terkait dari awal
dengan persentase sebesar 35,8 persen.
Sementara untuk tingkat pendidikan, sekitar sampai dengan selesai dalam kurun waktu
49,9 persen responden internal berstatus maksimal pelayanan 12 bulan terakhir.
pendidikan setingkat S1. Dalam SPI 2022, Sampel eksternal yang termasuk sebagai
jumlah sampel internal untuk Pemerintah eligible respondent dalam survei ini adalah
Kabupaten Tangerang adalah sebesar sebanyak 229 responden, sementara terdapat
21,79 persen dari populasi pegawai, yang 70 responden yang non-eligible dan tidak
menghasilkan sampling error sebesar 1,58 dimasukkan ke dalam analisis.
persen.
Gambar 4.2 adalah profil responden eksternal
berdasarkan usia responden, jenis kelamin,
frekuensi berurusan dan jenis kepentingan
responden. Sekitar 63,3 persen responden
eksternal berjenis kelamin laki-laki. Kemudian,

Gambar 4.2 Profil Responden Eksternal Pemerintah Kabupaten Tangerang

Sumber: Data SPI 2022, diolah

www.kpk.go.id 26
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

sebagian besar responden berusia 25 hingga dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan
34 tahun dengan persentase sebesar 63,3 calon eksper yang kompeten dengan kriteria
persen. Berdasarkan persentase, 50,7 persen yang ditetapkan. Teknik ini dikenal sebagai
responden pernah berurusan dengan salah targeting sampling atau metode pengambilan
satu unit kerja di Pemerintah Kabupaten sampel dengan pertimbangan target populasi
Tangerang sebanyak 1 kali. Sementara itu, yang ditetapkan.
sekitar 68,1 persen responden eksternal
berhubungan dengan unit kerja dalam Realisasi responden eksper yang memberi
rangka kepentingan keluarga/pribadi. Dalam penilaian terhadap Pemerintah Kabupaten
SPI 2022, jumlah sampel eksternal untuk Tangerang adalah sebanyak 10. Gambar 4.3
Pemerintah Kabupaten Tangerang adalah adalah profil responden eksper berdasarkan
sebesar 3,76 persen dari populasi pengguna jenis kelamin responden, usia responden, dan
layanan, yang menghasilkan sampling error pendidikan terakhir responden. Mayoritas
sebesar 4,33 persen. responden eksper berjenis kelamin laki-laki.
Kemudian, sebagian besar responden berusia
Profil Responden Eksper Pemerintah 35 hingga 44 tahun dengan persentase
Kabupaten Tangerang sebesar 60 persen Sementara untuk tingkat
pendidikan, sekitar 40 persen responden
Survei eksper ini ditujukan untuk wawancara eksper berstatus pendidikan setingkat S1.
kepada narasumber ahli yang memiliki
pengetahuan komprehensif terhadap
masalah integritas, korupsi dan lain-lain
terkait lokus survei. Pemilihan responden

Gambar 4.3 Profil Responden Eksper Pemerintah Kabupaten Tangerang


Sumber: Data SPI 2022, diolah

27 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Hasil SPI 2022 a. Perdagangan Pengaruh (Trading in


Influence)
Indeks Integritas Nasional
Perdagangan pengaruh diukur berdasarkan
SPI 2022 yang skornya dihitung dari 631 penilaian dan pemahaman responden internal
kementerian/lembaga/pemerintah daerah (pegawai) terhadap keberadaan pengaruh dari
(K/L/PD) menghasilkan indeks sebesar pihak di luar organisasi dalam pengambilan
45,26 sampai dengan 88,32 dari skala berbagai keputusan strategis di unit kerja/
interval 0-100. Semakin tinggi angka indeks organisasi. Dimensi ini mengukur berbagai
menunjukkan tingkat integritas K/L/PD yang variabel keputusan strategis tersebut dalam
semakin baik. Rata-rata indeks integritas dari bentuk keputusan terkait pemberian izin dan/
seluruh peserta SPI adalah sebesar 71,94. atau rekomendasi teknis yang dibutuhkan
Dari 631 peserta tersebut, skor tertinggi dalam mengurus perizinan hingga denda/
didapatkan oleh Pemerintah Kabupaten sanksi yang dijatuhkan kepada pengguna
Boyolali sementara skor terendah didapatkan layanan, penetapan penerima program bantuan
oleh Pemerintah Kabupaten Waropen. dari pemerintah, keputusan terkait pengadaan
barang dan jasa di unit kerja/organisasi,
Risiko Korupsi & Upaya Pencegahan penentuan kegiatan/program di unit kerja/
Korupsi Internal organisasi, hingga keputusan-keputusan
pengelolaan SDM di unit kerja/organisasi seperti
Risiko korupsi internal di dalam organisasi rekrutmen dan promosi/mutasi.
dinilai pada berbagai dimensi yaitu integritas
dalam pelaksanaan tugas, perdagangan Secara umum, tingkat risiko korupsi terkait
pengaruh (trading in influence), pengelolaan dengan keberadaan perdagangan pengaruh
anggaran, pengelolaan PBJ dan pengelolaan (trading in influence) di Pemerintah Kabupaten
SDM. Sementara itu, upaya pencegahan Tangerang adalah rendah. Berikut adalah
korupsi diukur dari aspek transparansi serta uraian dari risiko korupsi tersebut berdasarkan
pelaksanaan dan efektivitas sosialisasi komponen:
antikorupsi di setiap instansi. Penilaian
integritas menggunakan kombinasi pendekatan 1. Sejumlah 17 persen responden menyatakan,
persepsi dan pengalaman (langsung maupun ada pihak lain (seperti oknum pejabat/
tidak langsung) mengenai bagaimana pegawai, organisasi lain, swasta, parpol,
organisasi yang diwakili oleh pegawai/pejabat dll) yang dapat mempengaruhi keputusan
publik melaksanakan tugas secara transparan, di Pemerintah Kabupaten Tangerang, saat
akuntabel, dan antikorupsi. menentukan program/kegiatan (termasuk
anggaran kegiatan). Meski risikonya rendah,
Berikut adalah uraian risiko korupsi yang terjadi namun harus menjadi perhatian. Sementara
pada Pemerintah Kabupaten Tangerang: itu, tahun ini, risiko perdagangan pengaruh
di Pemerintah Kabupaten Tangerang
cenderung stagnan.
2. Masih ada 21 persen responden yang
meyakini bahwa pihak lain seperti oknum
pejabat/pegawai, organisasi lain, swasta,
parpol, dll) dapat mempengaruhi keputusan
di Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk
menentukan pemenang tender/pengadaan

www.kpk.go.id 28
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

barang/jasa. Meski risikonya rendah, tidak pegawai, rotasi pegawai, mutasi pegawai,
boleh diabaikan. Pada saat yang sama, diklat pegawai, dll di Pemerintah Kabupaten
dibanding tahun lalu, risiko pengaruh pihak Tangerang. Meski berisiko rendah,
lain terhadap penentuan pemenang tender, seharusnya tidak diabaikan. Sementara itu,
relatif tidak berubah. risiko pengaruh pihak lain dalam rekrutmen
3. Beberapa responden atau 18 persen di Pemerintah Kabupaten Tangerang relatif
meyakini, pihak lain seperti oknum pejabat/ stagnan jika dibanding tahun lalu.
pegawai, organisasi lain, swasta, parpol, 6. Sejumlah 18 persen responden percaya,
dll) dapat mempengaruhi keputusan di pihak lain seperti oknum pejabat/pegawai,
Pemerintah Kabupaten Tangerang dalam organisasi lain, swasta, parpol, dll) dapat
pemberian izin dan rekomendasi teknis. mempengaruhi penetapan penerima dan
Risikonya masih rendah, tapi tidak boleh penyaluran bantuan-bantuan program
dibiarkan. Sementara itu, risiko munculnya pemerintah di Pemerintah Kabupaten
perdagangan pengaruh di Pemerintah Tangerang. Risikonya masih rendah, tapi
Kabupaten Tangerang, cenderung stagnan tidak bisa dibiarkan. Pada saat yang sama,
jika dibanding tahun lalu. risiko pengaruh pihak lain dalam penentuan
4. Beberapa responden atau 13 persen penyaluran bantuan di Pemerintah
meyakini, pihak lain seperti oknum pejabat/ Kabupaten Tangerang relatif sama jika
pegawai, organisasi lain, swasta, parpol, dibanding tahun lalu.
dll) dapat mempengaruhi negosiasi terkait
sanksi/denda pengguna layanan. Risikonya
masih rendah, tapi tidak boleh dibiarkan.
Pada saat yang sama, risiko pengaruh
pihak lain dalam negosiasi di Pemerintah
Kabupaten Tangerang relatif sama jika
dibanding tahun lalu.
5. Masih ada 24 persen responden yang
percaya bahwa pihak lain seperti oknum
pejabat/pegawai, organisasi lain, swasta,
parpol, dll) dapat mempengaruhi kebijakan
rekrutmen pegawai non-ASN, promosi

Tabel 4.1 Risiko Korupsi Aspek Perdagangan Pengaruh Pemerintah Kabupaten Tangerang

Sumber: Data SPI 2022, diolah

29 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

b. Risiko Korupsi Aspek Pengelolaan Sumber korupsi mendapat respons negatif di


Daya Manusia Pemerintah Kabupaten Pemerintah Kabupaten Tangerang relatif
Tangerang sama dengan tahun lalu.
2. Masih ada 21 persen responden yang
Risiko korupsi dalam aspek pengeloalaan berpendapat bahwa faktor hubungan
SDM diukur dari penilaian, pemahaman, dan kekerabatan berpengaruh terhadap
pengalaman pegawai terhadap nepotisme kebijakan promosi dan mutasi pegawai
dengan berbagai faktor dalam promosi/ di Pemerintah Kabupaten Tangerang.
mutasi pegawai hingga dugaan adanya jual/ Meskipun berisiko rendah, tidak boleh
beli jabatan dengan pemberian suap/gratifikasi diabaikan. Pada saat yang sama, dibanding
dalam promosi/mutasi di unit kerja/organisasi tahun lalu, risiko tersebut di Pemerintah
tersebut. Penilaian dan pemahaman pegawai Kabupaten Tangerang, relatif tidak berubah.
terkait keberadaan perlindungan terhadap 3. Masih ada 24 persen responden yang
pelapor korupsi di unit kerja/organisasi pegawai berpendapat bahwa faktor kedekatan
tersebut. dengan pejabat berpengaruh terhadap
kebijakan promosi dan mutasi pegawai
Secara umum, tingkat risiko korupsi yang di Pemerintah Kabupaten Tangerang.
terkait dengan pengelolaan SDM di Pemerintah Meskipun berisiko rendah, tidak boleh
Kabupaten Tangerang berada pada level diabaikan. Sementara itu, tahun ini, risiko
Rendah, dengan uraian per komponen sebagai pengaruh tersebut di Pemerintah Kabupaten
berikut: Tangerang, relatif stagnan.
4. Terdapat 23 persen responden yang
1. Beberapa responden, yaitu 30 persen berpendapat bahwa kesamaan almamater/
mengatakan, jika ada pegawai melaporkan golongan/organisasi berpengaruh terhadap
praktik korupsi di Pemerintah Kabupaten kebijakan promosi dan mutasi pegawai
Tangerang akan mendapat respons di Pemerintah Kabupaten Tangerang.
negatif (dikucilkan, diberi sanksi, dimutasi, Risikonya sedang, sehingga perlu
karier dihambat, dll). Kendati risikonya kewaspadaan. Sedangkan, dibanding tahun
masih rendah, tapi tidak boleh diabaikan. lalu, risiko tersebut di Pemerintah Kabupaten
Sementara, pada tahun level risiko pelapor Tangerang relatif tidak berubah.

Tabel 4.2 Risiko Korupsi Aspek Pengelolaan SDM Pemerintah Kabupaten Tangerang

Sumber: Data SPI 2022, diolah

www.kpk.go.id 30
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

5. Sejumlah 13 persen responden sering c. Risiko Korupsi Aspek Pengelolaan Anggaran


mendengar bahwa seseorang di Pemerintah Pemerintah Kabupaten Tangerang
Kabupaten Tangerang mendapat promosi/
mutasi karena faktor hubungan kekerabatan, Risiko Korupsi Aspek Pengelolaan Anggaran
kedekatan dengan pejabat, dan kesamaan diukur dari penilaian, pemahaman, dan
almamater/golongan/organisasi/ pengalaman pegawai terhadap pengelolaan
dst. Meskipun berisiko rendah, harus anggaran di lingkungan unit kerja/organisasi.
diperhatikan. Sementara, dibanding tahun Dalam dimensi ini, variabel yang diukur
lalu, risiko pengaruh tersebut di Pemerintah merupakan variabel terkait penyalahgunaan
Kabupaten Tangerang relatif tidak berubah. anggaran dalam berbagai bentuk seperti
6. Masih ada responden yang menilai membuat laporan perjalanan dinas yang tidak
bahwa pemberian (uang, barang, ataupun sesuai dengan keadaan sesungguhnya hingga
fasilitas) berpengaruh terhadap kebijakan pejabat yang menyalahgunakan anggaran untuk
promosi dan mutasi pegawai di Pemerintah kepentingan pribadinya.
Kabupaten Tangerang. Meski risikonya
rendah, seharusnya tidak dibiarkan. Pada Tingkat risiko korupsi terkait dengan pengelolaan
saat yang sama, dibanding tahun lalu, tingkat anggaran di Pemerintah Kabupaten Tangerang
risiko tersebut di Pemerintah Kabupaten berada pada level rendah. Berikut adalah uraian
Tangerang cenderung turun. risiko korupsi per komponen:

1. Masih ada 7 persen responden yang percaya


bahwa ada penyalahgunaan anggaran di
Pemerintah Kabupaten Tangerang. Meski
risikonya rendah, seharusnya tidak dibiarkan.
Sedangkan, dibanding tahun lalu, risiko
penyalahgunaan anggaran di Pemerintah
Kabupaten Tangerang relatif sama.
2. Masih terdapat 7 persen responen yang
menilai bahwa terjadi penyalahgunaan
anggaran dalam proses pengadaan barang/
jasa (pemilihan vendor pengadaan barang/
jasa) di Pemerintah Kabupaten Tangerang.
Meskipun berisiko rendah, tidak boleh
diabaikan. Sementara, risiko tersebut
di Pemerintah Kabupaten Tangerang
cenderung sama dibanding tahun lalu.
3. Terdapat 5 persen responden yang percaya,
ada pegawai di Pemerintah Kabupaten
Tangerang yang membuat kuitansi hotel,
biaya transportasi (sewa kendaraan, tiket,
dsb) atau biaya lain dalam perjalanan
dinas yang tidak sesuai dengan kondisi
sebenarnya. Meskipun berisiko rendah, harus
diperhatikan. Sementara itu, risiko tersebut
di Pemerintah Kabupaten Tangerang relatif
stagnan tahun ini.
4. Dalam 12 bulan terakhir, masih ada 2 persen

31 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

responden yang pernah melihat/mendengar serius. Pada saat yang sama, risikonya pada
pegawai di Pemerintah Kabupaten tahun di Pemerintah Kabupaten Tangerang
Tangerang membuat kuitansi hotel, biaya lebih besar jika dibanding tahun lalu.
transportasi (sewa kendaraan, tiket, dsb) 7. Sejumlah 4 persen responden yakin bahwa
atau biaya lain dalam perjalanan dinas yang ada pejabat yang menggunakan anggaran
tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya. kantor untuk kepentingan pribadi di
Risikonya kecil, tapi tetap harus dihilangkan. Pemerintah Kabupaten Tangerang. Meski
Sedangkan, risiko tersebut di Pemerintah risikonya rendah, seharusnya tidak dibiarkan.
Kabupaten Tangerang relatif stagnan tahun Sementara itu, risiko korupsi tersebut di
ini. Pemerintah Kabupaten Tangerang, relatif
5. Sejumlah responden atau 8 persen yakin, tetap jika dibanding tahun lalu.
ada pegawai di Pemerintah Kabupaten 8. Terdapat 2 persen responden yang
Tangerang yang menerima honor/uang sering melihat/mendengar ada pejabat
transport lokal/perjadin tidak sesuai dengan yang menggunakan anggaran kantor
SPJ yang mereka tanda tangani. Berisiko untuk kepentingan pribadi di Pemerintah
sedang, dan membutuhkan kewaspadaan Kabupaten Tangerang. Risikonya tergolong
tinggi. Sementara, dibanding tahun lalu, rendah, tapi tak bisa dibiarkan. Sedangkan,
risiko pegawai menerima honor/uang risiko tersebut di Pemerintah Kabupaten
transport lokal/perjadin tidak sesuai dengan Tangerang, tidak berubah jika dibanding
spj di Pemerintah Kabupaten Tangerang, tahun lalu.
cenderung bertambah.
6. Sebesar 5 persen responden mengaku
pernah melihat/mendengar ada pegawai
di Pemerintah Kabupaten Tangerang yang
menerima honor/uang transport lokal/
perjadin tidak sesuai dengan SPJ yang
mereka tanda tangani. Risikonya tinggi,
sehingga harus segera ada tindakan yang

Tabel 4.3 Risiko Korupsi Aspek Pengelolaan Anggaran Pemerintah Kabupaten Tangerang

Sumber: Data SPI 2022, diolah

www.kpk.go.id 32
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

d. Risiko Korupsi Aspek Pengelolaan


Pengadaan Barang & Jasa Pemerintah
Kabupaten Tangerang

Risiko korupsi pengelolaan pengadaan barang


dan jasa diukur dari penilaian, pemahaman, dan
pengalaman pegawai terhadap pengelolaan
anggaran dalam bentuk pengadaan barang
dan jasa di lingkungan unit kerja/organisasi.
Berbagai bentuk permasalahan dalam PBJ yang
dapat terjadi dimulai dari pemilihan yang telah
diatur untuk memenangkan penyedia tertentu,
indikasi suap/gratifikasi kepada pihak-pihak
yang terkait dengan proses PBJ, hingga hasil
dari PBJ tersebut yang kurang bermanfaat.

Secara umum, tingkat risiko korupsi yang


terkait dengan pengelolaan PBJ di Pemerintah
Kabupaten Tangerang berada pada level
rendah. Berikut adalah uraian per masing-
masing komponen:

1. Masih ada 2 persen responden yang


pernah melihat/mendengar bahwa ada
pengaturan dalam proses pemilihan
untuk memenangkan penyedia barang/
jasa tertentu di Pemerintah Kabupaten
Tangerang, dalam 12 bulan terakhir. Kendati
risikonya kecil, harus ada tindakan untuk
mengatasinya. Pada saat yang sama,
tingkat risiko pengelolaan pengadaan di
Pemerintah Kabupaten Tangerang tahun ini
relatif sama.
2. Dalam 12 bulan terakhir, beberapa
responden atau 1 persen menyatakan,
pernah melihat/mendengar adanya kualitas
barang/jasa yang tidak sesuai dengan harga
(kemahalan) di Pemerintah Kabupaten
Tangerang. Meski risikonya rendah,
seharusnya tidak dibiarkan. Sementara itu,
risiko barang/jasa kemahalan di Pemerintah
Kabupaten Tangerang cenderung sama
dibanding tahun lalu.
3. Masih ada 5 persen responden yang
mengatakan, dalam 12 bulan terakhir
pernah mendengar/melihat ada penyedia
barang/jasa yang menjadi pemenang

33 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

pengadaan memiliki di Pemerintah jasa yang tidak bermanfaat di Pemerintah


Kabupaten Tangerang, hubungan kedekatan Kabupaten Tangerang. Walaupun berisiko
dengan pejabat (kekeluargaan, organisasi, rendah, tidak boleh dibiarkan. Pada saat
pendukung politik/tim sukses dll). Kendati yang sama, tahun ini risiko hasil pengadaan
risikonya rendah, harus menjadi perhatian. tidak bermanfaat di Pemerintah Kabupaten
Sedangkan, risiko korupsi tersebut di Tangerang relatif tidak berubah dibanding
Pemerintah Kabupaten Tangerang, relatif tahun lalu.
tetap jika dibanding tahun lalu.
4. Sejumlah 2 persen responden sering
melihat/mendengar pemenang paket
pengadaan barang/jasa di Pemerintah
Kabupaten Tangerang, merupakan peserta
yang memberikan sesuatu (uang, barang,
fasilitas, dan sejenisnya) kepada pihak
terkait. Meskipun berisiko rendah, harus
menjadi perhatian. Sementara, risiko
korupsi tersebut di Pemerintah Kabupaten
Tangerang, relatif tetap jika dibanding tahun
lalu.
5. Beberapa responden, yaitu 2 persen yang
dalam 12 bulan terakhir pernah melihat/
mendengar ada hasil pengadaan barang/

Tabel 4.4 Risiko Korupsi Aspek Pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Kabupaten Tangerang

Sumber: Data SPI 2022, diolah

www.kpk.go.id 34
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

e. Risiko Korupsi Aspek Integritas


Pelaksanaan Tugas Pemerintah Kabupaten 1. Terdapat 6 persen responden yang
Tangerang mengaku bahwa pegawai di Pemerintah
Kabupaten Tangerang telah menggunakan
Risiko korupsi pada integritas dalam fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi
pelaksanaan tugas diukur berdasarkan penilaian (termasuk teman, keluarga, dll). Meski
dan pemahaman responden pegawai unit risikonya rendah, tapi harus segera diatasi.
kerja/organisasi terkait dengan pelaksanaan Pada saat yang sama, dibanding tahun
lalu, risiko penggunaan fasilitas kantor
tugas pegawai yang sesuai dengan aturan
untuk kepentingan pribadi di Pemerintah
yang berlaku. Variabel yang diukur dalam
Kabupaten Tangerang, relatif sama.
dimensi ini terdiri dari penggunaan fasilitas 2. Masih ada beberapa, yaitu responden
kantor untuk kepentingan pribadi, perintah dari 14 persen yang menjawab bahwa suku,
atasan dan tindakan dari pegawai yang tidak agama, hubungan kekerabatan, almamater,
sesuai dengan aturan yang berlaku, nepotisme dan sejenisnya dapat mempengaruhi
dalam pelaksanaan tugas, hingga keberadaan pengambilan keputusan pelaksanaan
penerimaan suap/gratifikasi dari pengguna tugas pegawai di Pemerintah Kabupaten
layanan/penerima manfaat pelaksanaan tugas Tangerang. Angka ini menunjukkan risiko
dari pegawai di unit kerja/organisasi. yang rendah, namun tidak boleh dibiarkan.
Sementara itu, tingkat risiko ini di Pemerintah
Tingkat risiko korupsi yang terkait dengan Kabupaten Tangerang, cenderung stagnan
integritas pelaksanaan tugas di Pemerintah dibanding tahun lalu.
3. Sejumlah 2 persen responden di Pemerintah
Kabupaten Tangerang pada tahun 2022 berada
Kabupaten Tangerang mengatakan, atasan
pada tingkat sedang. Berikut adalah uraian
memberikan perintah yang tidak sesuai
risiko korupsi per komponen: peraturan. Kendati risikonya rendah, kondisi

Tabel 4.5 Risiko Korupsi Aspek Integritas Pelaksanaan Tugas Pemerintah Kabupaten Tangerang

Sumber: Data SPI 2022, diolah

35 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

ini seharusnya tidak dibiarkan. Sedangkan, di Pemerintah Kabupaten Tangerang


tingkat risiko atasan memberi perintah tak cenderung sama dibanding tahun lalu.
sesuai aturan di Pemerintah Kabupaten
Tangerang, cenderung stagnan dibanding
tahun lalu.
4. Beberapa responden atau 4 persen
mengatakan, pegawai di Pemerintah
Kabupaten Tangerang bertindak tidak
sesuai aturan, yang berarti berisiko rendah
namun perlu diperhatikan. Sementara,
tingkat risiko pegawai bertindak tak sesuai
aturan di Pemerintah Kabupaten Tangerang,
cenderung stagnan dibanding tahun lalu.
5. Masih ada 13 persen responden yang
menjawab, besar kemungkinan pegawai
di Pemerintah Kabupaten Tangerang akan
menerima pemberian (uang/barang/
fasilitas/dsb) dari pengguna layanan untuk
memperoleh kemudahan/keistimewaan.
Kondisi ini membutuhkan perhatian, meski
risikonya rendah. Meskipun demikian,
ada kenaikan risiko pegawai menerima
pemberian di Pemerintah Kabupaten
Tangerang dibanding tahun lalu.
6. Sejumlah 1 persen responden sering
mendengar/melihat pegawai di Pemerintah
Kabupaten Tangerang menerima pemberian
dalam bentuk uang/barang/fasilitas
dari pengguna layanan. Kendati berisiko
rendah, tapi harus dihilangkan. Sementara
itu, dibanding tahun lalu, risiko pegawai
menerima pemberian di Pemerintah
Kabupaten Tangerang relatif tidak berubah.
7. Masih ada 1 persen responden yang
tidak pernah melihat/mendengar kasus
korupsi (suap, gratifikasi, jual beli jabatan,
pemerasan, penyalahgunaan anggaran, dll)
berhasil diungkap. Kondisi ini menunjukkan
risiko yang rendah, namun tetap harus
diperhatikan. Sedangkan, dibanding tahun
lalu, risiko tersebut di Pemerintah Kabupaten
Tangerang relatif stagnan.
8. Ada 2 persen responden yang melihat/
mendengar pegawai di Pemerintah
Kabupaten Tangerang memberikan sesuatu
(uang, barang, fasilitas, dan sejenisnya)
dalam kebijakan promosi dan mutasi
pegawai. Kendati risikonya kecil, harus
dihilangkan. Sementara itu, risiko tersebut

www.kpk.go.id 36
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

f. Upaya Pencegahan Korupsi di Pemerintah di Pemerintah Kabupaten Tangerang,


Kabupaten Tangerang: Transparansi cenderung sama dibanding tahun lalu.
2. Para responden (98 persen) memberikan
Transparansi diukur berdasarkan penilaian, penilaian di atas rata-rata nasional bahwa
pemahaman, dan pengalaman responden Pemerintah Kabupaten Tangerang telah
internal (pegawai) terhadap pemberian memberikan kemudahan akses bagi pihak
informasi yang memadai dan mudah diakses eksternal yang terkait dengan pelaksanaan
dalam pelaksanaan tugas dan fungsi dari unit tugas/pengguna layanan. Kondisi ini
kerja/organisasi. Dimensi ini juga mengukur menggambarkan tingkat transparansi yang
bagaimana pimpinan dan atasan langsung di tinggi sehingga perlu terus dijaga. Pada saat
masing-masing unit kerja memberikan teladan yang sama, upaya pencegahan tersebut
dalam pelaksanaan tugas yang transparan di Pemerintah Kabupaten Tangerang,
kepada pengguna layanan/penerima manfaat cenderung tetap tahun ini.
dari pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja/ 3. Transparansi di Pemerintah Kabupaten
organisasi tersebut. Penilaian terhadap Tangerang tergolong tinggi dan perlu dijaga,
informasi dari unit kerja/organisasi juga terkait karena mayoritas atau 95 persen responden
dengan adanya informasi kepada seluruh berpendapat bahwa pegawai yang diduga
pegawai di unit kerja/organisasi mengenai korupsi (suap, gratifikasi, jual beli jabatan,
pelaku tindak korupsi yang diproses sesuai pemerasan, penyalahgunaan anggaran, dll)
ketentuan dalam 1 (satu) tahun terakhir. akan diproses sesuai ketentuan. Sedangkan,
dibanding tahun lalu, upaya pencegahannya
Tingkat upaya pencegahan korupsi yang terkait di Pemerintah Kabupaten Tangerang,
dengan Transparansi di Pemerintah Kabupaten cenderung tidak berubah.
Tangerang pada tahun 2022 berada pada 4. Upaya pencegahan korupsi di Pemerintah
tingkat di atas rata-rata. Berikut adalah uraian Kabupaten Tangerang tergolong tinggi
upaya pencegahan korupsi per komponen: dan perlu dijaga, karena mayoritas atau
94 persen responden menilai pimpinan
1. Transparansi di Pemerintah Kabupaten tertinggi telah memberikan keteladanan
Tangerang tergolong tinggi jika dibandingkan untuk mendorong pencegahan korupsi.
rerata nasional dan perlu dipertahankan, Sementara, upaya pencegahan melalui
seperti disampaikan mayoritas responden keteladanan di Pemerintah Kabupaten
(97 persen responden) yang menyebut Tangerang relatif tidak berubah pada tahun
sudah ada informasi yang memadai bagi ini.
pegawai untuk melaksanakan tugas yang 5. Upaya pencegahan korupsi di Pemerintah
diberikan. Sementara, upaya pencegahan Kabupaten Tangerang tergolong tinggi dan
dengan penyediaan informasi yang memadai perlu dijaga, karena mayoritas atau 93 persen

Tabel 4.6 Upaya Pencegahan Korupsi Aspek Transparansi Pemerintah Kabupaten Tangerang

Sumber: Data SPI 2022, diolah

37 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

responden menilai pimpinan/kepala telah g. Upaya Pencegahan Korupsi di Pemerintah


memberikan keteladanan untuk mendorong Kabupaten Tangerang: Sosialisasi Antikorupsi
pencegahan korupsi. Pada saat yang sama,
kondisi upaya pencegahan tersebut di Upaya pencegahan korupsi dalam bentuk
Pemerintah Kabupaten Tangerang relatif Sosialisasi Antikorupsi mengukur penilaian
tidak berubah pada tahun ini. dan pemahaman responden internal (pegawai)
terhadap frekuensi dari berbagai kegiatan
sosialisasi antikorupsi yang telah dilaksanakan
di unit kerja/organisasi selama 1 (satu) tahun
terakhir. Sosialisasi antikorupsi ini terdiri dari
berbagai hal yang terkait dengan tindakan
korupsi atau hal-hal yang dapat menjadi
pintu masuk dari tindak pidana korupsi itu
sendiri seperti mengelola konflik kepentingan,
menolak/melaporkan gratifikasi, melaporkan
LHKPN/LHKASN, hingga melaporkan tindak
pidana korupsi yang dilihat/didengar/diketahui
oleh pegawai.

Tingkat upaya pencegahan korupsi melalui


sosialisasi antikorupsi di Pemerintah Kabupaten
Tangerang pada tahun 2022 berada pada
tingkat rendah. Berikut adalah uraian upaya
pencegahan korupsi per komponen:

1. Menurut 89 persen responden, para pegawai


di Pemerintah Kabupaten Tangerang
melaporkan LHKPN/LHKASN. Sosialisasi
antikorupsi yang dilakukan tergolong tinggi
dan perlu dijaga Sementara itu, tahun ini,
upaya pencegahan tersebut di Pemerintah
Kabupaten Tangerang, meningkat.
2. Menurut 54 persen responden, pegawai di
Pemerintah Kabupaten Tangerang telah
melaporkan/menolak gratifikasi. Ini berarti
upaya sosialisasi antikorupsinya rendah
dan perlu perbaikan segera. Sedangkan,
dibanding tahun lalu, upaya pencegahan
dengan menolak gratifikasi di Pemerintah
Kabupaten Tangerang cenderung stagnan.
3. Sedikit sekali, yaitu 54 persen responden
yang yakin bahwa pegawai di Pemerintah
Kabupaten Tangerang melaporkan/menolak
suap. Kondisi ini menunjukkan sosialisasi
antikorupsi yang masih rendah sehingga
membutuhkan intervensi. Sementara,

www.kpk.go.id 38
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

upaya pencegahan tersebut di Pemerintah


Kabupaten Tangerang, cenderung stagnan
jika dibanding tahun lalu.
4. Hanya ada 29 persen responden yang
menilai para pegawai di Pemerintah
Kabupaten Tangerang melaporkan tindak
pidana korupsi yang dilihat/didengar/
diketahui. Upaya sosialisasi antikorupsinya
rendah, sehingga perlu segera ada intervensi.
Pada saat yang sama, upaya pencegahan
dengan melaporkan tindakan korupsi di
Pemerintah Kabupaten Tangerang, relatif
sama dibanding tahun lalu.
5. Hanya 55 persen responden yang
menilai para pegawai di Pemerintah
Kabupaten Tangerang menghindari konflik
kepentingan. Artinya, sosialisasi antikorupsi
yang dilakukan rendah dan harus segera ada
intervensi. Sementara itu, tahun ini upaya
pencegahan untuk menghindari konflik
kepentingan di Pemerintah Kabupaten
Tangerang, relatif tetap.

Tabel 4.7 Upaya Pencegahan Korupsi dalam bentuk Sosialisasi Antikorupsi Pemerintah Kabupaten Tangerang

Sumber: Data SPI 2022, diolah

39 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Risiko Korupsi & Upaya Pencegahan Kabupaten Tangerang adalah sangat tinggi
Korupsi Eksternal Secara keseluruhan, aspek transparansi dan
keadilan layanan pada tahun 2022 dapat
Integritas organisasi dalam pelayanan publik dijelaskan oleh berbagai observasi berikut:
dinilai berdasarkan adanya transparansi dalam
pelayanan publik, akuntabilitas penanganan 1. Penilaian buruk diberikan oleh 23 persen
laporan korupsi, serta akuntabilitas pegawai. responden terhadap kejelasan informasi
Dalam hal ini, penilaian integritas menggunakan tentang standar dan prosedur pelaksanaan
kombinasi pendekatan persepsi dan tugas/layanan di Pemerintah Kabupaten
pengalaman (langsung maupun tidak langsung) Tangerang. Kondisi ini menunjukkan risiko
oleh pihak eksternal tentang bagaimana sangat tinggi, yang membutuhkan langkah
organisasi yang diwakili oleh pegawai atau perbaikan serius dan segera. Pada saat
pejabat publik melaksanakan tugas. yang sama, tahun ini, risiko ketidakjelasan
informasi di Pemerintah Kabupaten
a. Risiko Korupsi dari sisi Transparansi dan Tangerang cenderung tetap dibanding
Keadilan Layanan tahun lalu.
2. Harus ada penanganan serius dan segera,
Dimensi transparansi dan keadilan layanan untuk mengatasi risiko sangat tinggi di
mengukur bagaimana pegawai/petugas di unit Pemerintah Kabupaten Tangerang, sebab
kerja/organisasi memberikan layanan yang sebanyak 22 persen responden menilai
sifatnya transparan, mudah diakses, dan tidak standar dan prosedur terkait tugas/layanan
diskriminatif terhadap pengguna layanan/ yang ditetapkan, sulit diikuti. Sementara itu,
penerima manfaat dari pelaksanaan tugas angka risikonya di Pemerintah Kabupaten
dan fungsi unit kerja/organisasi tersebut. Tangerang, relatif sama dibanding tahun
Transparansi dan keadilan layanan berkaitan lalu.
erat dengan risiko korupsi yang terjadi di 3. Ada risiko sangat tinggi dalam hal pemberian
suatu lembaga, dimana apabila pelayanan perlakuan istimewa/khusus yang tidak
tidak dilakukan secara transparan dan adil sesuai aturan untuk pengguna layanan/
mengindikasikan kemungkinan adanya praktik stakeholder/pihak tertentu pada Pemerintah
korupsi. Kabupaten Tangerang, seperti disampaikan
oleh 62 persen responden, sehingga
Secara umum, level risiko korupsi dari sisi perlu ditangani serius secepat mungkin.
transparansi dan keadilan layanan di Pemerintah Pada saat yang sama, risiko munculnya

Tabel 4.8 Risiko Korupsi dari Transparansi dan Keadilan Layanan Pemerintah Kabupaten Tangerang

Sumber: Data SPI 2022, diolah

www.kpk.go.id 40
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

perlakuan istimewa yang tak sesuai aturan b. Risiko Korupsi dari Sisi Integritas Pegawai
di Pemerintah Kabupaten Tangerang, Pemerintah Kabupaten Tangerang
cenderung stagnan jika dibanding tahun
lalu. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi unit
4. Menurut 59 persen responden, suku, kerja/organisasi, integritas pegawai menjadi
agama, kekerabatan, almamater, komunitas, salah satu hal yang sangat penting karena
dan hubungan kedekatan lainnya dapat pegawai tersebut merupakan representasi dari
mempengaruhi petugas di Pemerintah unit kerja/organisasi tersebut, baik terhadap
Kabupaten Tangerang tatkala melaksanakan pengguna layanan/penerima manfaat tertentu
tugas atau memberikan pelayanan atau maupun terhadap masyarakat umum secara
memproses perizinan. Risikonya sangat luas. Semakin tinggi integritas dari pegawai di
tinggi, sehingga harus secepat mungkin Pemerintah Kabupaten Tangerang, semakin
ditangani. Sementara itu, pada tahun ini, rendah juga risiko korupsi.
risiko tersebut di Pemerintah Kabupaten
Tangerang, cenderung stagnan dibanding Secara umum, level risiko korupsi dari sisi
tahun lalu. integritas pegawai di Pemerintah Kabupaten
Tangerang adalah sangat tinggi. Aspek integritas
pegawai di tahun 2022 dapat dijelaskan oleh
hasil observasi berikut:

1. Ada 9 persen responden yang mengaku


pernah mendengar/melihat pegawai
di Pemerintah Kabupaten Tangerang
menerima pemberian (uang, barang, fasilitas)
di luar ketentuan saat melaksanakan
tugas. Meski masih rendah, risiko terhadap
integritas ini harus segera ditangani. Pada
saat yang sama, risiko terhadap integritas
di Pemerintah Kabupaten Tangerang lebih
rendah dibanding tahun lalu..
2. Menurut 13 persen responden, dalam 12
bulan terakhir, mereka pernah dimintai
sesuatu (uang, barang, fasilitas) untuk

Tabel 4.9 Risiko Korupsi dari sisi Integritas Pegawai Pemerintah Kabupaten Tangerang

Sumber: Data SPI 2022, diolah

41 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

alasan administrasi, transport, rokok, c. Sistem Antikorupsi/Upaya Pencegahan


kopi, dll, di luar ketentuan, saat berurusan Korupsi
dengan petugas di Pemerintah Kabupaten
Tangerang. Risiko yang sangat tinggi Unit kerja/organisasi dapat melakukan
terhadap integritas ini harus ditangani berbagai upaya pencegahan korupsi, baik
secara serius secepat mungkin. Sementara dengan melakukan internalisasi budaya
itu, dibanding tahun lalu, risiko pegawai antikorupsi melalui berbagai mekanisme
meminta barang atau uang di Pemerintah sosialisasi/kampanye hingga membangun
Kabupaten Tangerang cenderung stagnan.. sistem antikorupsi yang baik dan memudahkan
3. Sebanyak 7 persen responden mengaku, pengguna layanan/penerima manfaat
telah memberikan sesuatu (uang, barang, pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja/
fasilitas) pada pegawai di Pemerintah organisasi untuk ikut serta mengambil peran
Kabupaten Tangerang saat mengurus secara aktif.
layanan. Risiko tinggi terhadap integritas
ini harus segera ditangani secara serius. Secara umum, level upaya pencegahan
Meskipun demikian, risiko terhadap korupsi menurut pihak eksternal di Pemerintah
integritas ini di Pemerintah Kabupaten Kabupaten Tangerang adalah rendah. Aspek
Tangerang lebih rendah dibanding tahun integritas pegawai di tahun 2022 dapat
lalu. dijelaskan oleh hasil observasi berikut:

1. Sebesar 64 persen responden mengatakan


melihat kampanye/imbauan antikorupsi
seperti pemasangan spanduk, banner, stiker,
poster, website, video, dll di Pemerintah
Kabupaten Tangerang, yang berarti upaya
pencegahan korupsi sudah berada pada
tingkatan tinggi dan harus dipertahankan.
2. Sebesar 63 persen responden yakin,
kampanye/imbauan antikorupsi seperti
pemasangan spanduk, banner, stiker, poster,
website, video, di Pemerintah Kabupaten
Tangerang berhasil membuat pihak
eksternal/pengguna layanan menerapkan
perilaku antikorupsi ketika berhubungan
dengan instansi. Sudah ada upaya yang
cukup tinggi untuk mencegah korupsi dan
harus dipertahankan atau ditambah.
3. Sedikit sekali, atau hanya 76 persen
responden yang berpendapat Pemerintah
Kabupaten Tangerang telah banyak
melakukan upaya perbaikan untuk
mencegah korupsi. Artinya upaya
pencegahannya masih rendah dan harus
digenjot. Sementara itu, tahun ini, upaya
pencegahan di Pemerintah Kabupaten
Tangerang relatif tidak berubah.
4. Ada 48 persen responden yang melihat

www.kpk.go.id 42
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

adanya media pengaduan/pelaporan 8. Sangat sedikit responden, yaitu 79 persen


masyarakat terkait korupsi di Pemerintah yang menyatakan bahwa pegawai yang
Kabupaten Tangerang. Kondisi ini bekerja/melayani di Pemerintah Kabupaten
menunjukkan langkah pencegahan korupsi Tangerang menjalankan tugas sesuai
yang dilakukan tergolong sedang dan perlu aturan. Kondisi ini menunjukkan langkah
ditambah. pencegahan korupsi yang sangat rendah
5. Tercatat 69 persen responden menilai dan perlu digenjot. Sedangkan, level
Pemerintah Kabupaten Tangerang upaya pencegahan tersebut di Pemerintah
memberikan perlindungan kepada Kabupaten Tangerang, relatif tetap jika
masyarakat yang melaporkan korupsi. dibanding tahun lalu.
Ini berarti upaya pencegahan korupsinya
tergolong tinggi dan harus dipertahankan.
6. Sebesar 73 persen responden menyebut
laporan masyarakat tentang korupsi di
Pemerintah Kabupaten Tangerang akan
ditindaklanjuti. Kondisi ini menunjukkan
upaya pencegahan korupsi yang tergolong
tinggi sehingga perlu dipertahankan.
7. Hanya ada 72 persen responden yang
menilai bahwa semua pegawai yang
bekerja/melayani di Pemerintah Kabupaten
Tangerang menjunjung tinggi kejujuran.
Kondisi ini menggambarkan upaya
pencegahan korupsi yang masih rendah
sehingga harus segera ditingkatkan.
Sementara itu, tahun ini upaya
pencegahannya di Pemerintah Kabupaten
Tangerang, relatif sama dengan tahun lalu.

Tabel 4.10 Situasi Sistem Antikorupsi/Upaya Pencegahan Korupsi Pemerintah Kabupaten Tangerang

Sumber: Data SPI 2022, diolah

43 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Risiko Korupsi & Upaya Pencegahan menjawab, ada intervensi pihak lain
Korupsi Eksper terhadap layanan di Pemerintah Kabupaten
Tangerang. Kondisi ini menunjukkan
Integritas organisasi dalam pelayanan publik risiko yang rendah, namun tetap perlu
juga dinilai dari pandangan eksper yang ahli diperhatikan. Sementara itu, dibanding
dan mengerti tentang instansi yang disurvei. tahun lalu, risiko terjadinya intervensi pihak
Hal ini dinilai berdasarkan pengamatan beserta lain di Pemerintah Kabupaten Tangerang
pengalaman berinteraksi eksper terkait dengan berkurang.
instansi selama satu tahun terakhir. 6. Tidak ada responden yang memberi penilaian
buruk terhadap kualitas transparansi
Berikut adalah uraian mengenai risiko korupsi anggaran di Pemerintah Kabupaten
berdasarkan pandangan eksper di Pemerintah Tangerang dalam setahun terakhir, atau
Kabupaten Tangerang: berisiko rendah. Sedangkan, angka risiko
terhadap kualitas transparansi anggaran
1. Tidak ada responden yang mengatakan di Pemerintah Kabupaten Tangerang,
bahwa sering terjadi praktik suap di cenderung sama dibanding tahun lalu.
Pemerintah Kabupaten Tangerang, artinya 7. Di antara para responden, tidak ada yang
risiko suap di Pemerintah Kabupaten menyebut kualitas transparansi dan
Tangerang ini tergolong rendah. Sementara akuntabilitas pengadaan barang dan jasa di
itu, dibanding tahun lalu, risiko praktik suap Pemerintah Kabupaten Tangerang bernilai
di Pemerintah Kabupaten Tangerang relatif buruk, dalam setahun terakhir.Artinya,
tidak berubah. berisiko rendah. Sementara, dibanding
2. Risiko pungli di Pemerintah Kabupaten tahun lalu, kondisi risiko terhadap kualitas
Tangerang rendah, karena tak seorang transparansi dan akuntabilitas pengadaan
pun responden menyatakan bahwa sering barang dan jasa di Pemerintah Kabupaten
ada pungli dalam setahun terakhir, yang Tangerang cenderung sama.
berati berisiko rendah. Sedangkan, risiko 8. Tidak ada responden yang memberi
pungli di Pemerintah Kabupaten Tangerang penilaian buruk terhadap tingkat objektivitas
cenderung stagnan dibandingkan tahun kebijakan SDM di Pemerintah Kabupaten
lalu. Tangerang dalam setahun terakhir, yang
3. Tidak ada responden yang meyakini, berarti berisiko rendah. Pada saat yang
sering terjadi konflik kepentingan pada sama, risiko terhadap objektivitas kebijakan
pejabat/pegawai di Pemerintah Kabupaten sdm di Pemerintah Kabupaten Tangerang,
Tangerang atau berisiko rendah. Sementara, cenderung tidak berubah dibanding tahun
dibanding tahun lalu, risiko konflik lalu.
kepentingan di Pemerintah Kabupaten 9. Tidak ada responden yang menyatakan
Tangerang cenderung sama. kemampuan pihak internal di Pemerintah
4. Tidak ada responden yang menilai buruk Kabupaten Tangerang untuk mendeteksi
kualitas transparansi layanan publik di kasus korupsi bernilai buruk atau berisiko
Pemerintah Kabupaten Tangerang, dalam rendah. Sementara itu, risiko terhadap
setahun terakhir, yang artinya berisiko kemampuan Pemerintah Kabupaten
rendah. Pada saat yang sama, risiko Tangerang mendeteksi kasus korupsi,
terhadap kualitas transparansi layanan cenderung stagnan dibanding tahun lalu.
publik di Pemerintah Kabupaten Tangerang, 10. Tidak ada responden yang memberi
cenderung berkurang dibanding tahun lalu. penilaian buruk terhadap tingkat penerapan
5. Sejumlah 10 persen responden masih pesan-pesan sosialisasi antikorupsi di

www.kpk.go.id 44
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

kalangan pegawai-pejabat Pemerintah anggaran, transparansi layanan, dll. Kondisi


Kabupaten Tangerang, dalam setahun ini menggambarkan risiko sedang dan perlu
terakhir. Kondisi ini tergolong berisiko diwaspadai. Pada saat yang sama, risikonya
rendah. Sedangkan, dibanding tahun lalu, di Pemerintah Kabupaten Tangerang
risiko tersebut di Pemerintah Kabupaten cenderung sama dibanding tahun lalu.
Tangerang cenderung stagnan.
11. Di antara para responden, tidak ada yang
menyebut integritas pegawai di Pemerintah
Kabupaten Tangerang bernilai buruk atau
berisiko rendah. Sementara, dibanding
tahun lalu, risiko tersebut di Pemerintah
Kabupaten Tangerang cenderung tidak
berubah.
12. Terdapat 10 persen responden yang
menyatakan Pemerintah Kabupaten
Tangerang tidak cukup memberi
kesempatan kepada masyarakat terlibat
dalam pencegahan korupsi, seperti
membuka akses pengaduan, transparansi

Tabel 4.11 Risiko Korupsi Eksper Pemerintah Kabupaten Tangerang

Sumber: Data SPI 2022, diolah

45 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Perbaikan Situasi Integritas (Pegawai,


Pengguna, Eksper)

Survei Penilaian Integritas 2022 juga


menangkap persepsi responden mengenai
perubahan situasi integritas yang terjadi di
Pemerintah Kabupaten Tangerang selama satu
tahun terakhir dibandingkan dengan kondisi
integritas tahun lalu. Pertanyaan ini diajukan
kepada responden internal beserta eksper.

Berdasarkan jawaban yang diberikan responden


internal dan eksper, mayoritas responden
internal (73 persen) menyatakan bahwa situasi
korupsi tidak mengalami perubahan, yakni
masih tidak terjadi praktik korupsi. Sementara
itu, mayoritas responden eksper (70 persen)
paling banyak menyebutkan bahwa tidak
mengalami perubahan, yakni praktik korupsi
relatif masih rendah.

Gambar 4.4 Perubahan Situasi Integritas Pemerintah Kabupaten Tangerang menurut Jenis Responden
Sumber: Data SPI 2022, diolah

www.kpk.go.id 46
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Faktor Koreksi Pemerintah Kabupaten prevalensi korupsi dan integritas pelaksanaan


Tangerang SPI. Untuk tahun 2022, faktor koreksi
Pemerintah Kabupaten Tangerang adalah
Skor indeks integritas untuk setiap peserta sebagai berikut:
SPI 2022, termasuk Pemerintah Kabupaten
Tangerang, akan dikurangi dengan suatu
faktor koreksi. Faktor koreksi dihitung dengan
memanfaatkan 2 (dua) komponen, yaitu

Gambar 4.5 Faktor Koreksi Pemerintah Kabupaten Tangerang


Sumber: Data SPI 2022, diolah

Catatan Pelaksanaan SPI 2022


Selain catatan terkait kerangka sampel, KPK
Pelaksanaan SPI 2022 di Pemerintah Kabupaten juga melakukan analisis terkait anomali data
Tangerang memiliki tambahan catatan. survei yang didapatkan dari responden. Anomali
Mengingat kerangka sampel yang digunakan merujuk pada keadaan dimana jawaban
merujuk pada daftar pegawai dan pengguna responden berpotensi tidak merepresentasikan
yang diberikan instansi peserta SPI, kualitas situasi integritas di Pemerintah Kabupaten
dari hasil survei juga dapat dipengaruhi oleh Tangerang secara akurat. KPK mendeteksi
kerangka sampel. Dari data yang diterima dari adanya indikasi praktik yang tidak sesuai dengan
Pemerintah Kabupaten Tangerang terdapat integritas pelaksanaan SPI melalui jumlah
sebesar 86.65 persen dari data populasi pegawai responden yang menjawab secara tidak normal
yang memiliki informasi memadai untuk masuk di Pemerintah Kabupaten Tangerang. Data
sebagai kriteria sampel. Ini merupakan angka tersebut tidak digunakan dalam perhitungan
yang termasuk cukup, meskipun demikian tetap indeks SPI 2022. Hal ini menjadi catatan
perlu membenahi sistem pendataan pegawai khusus dalam pelaksanaan SPI 2022. Pimpinan
Sementara itu, untuk data pengguna layanan, dan Satuan Pengawas Internal di Pemerintah
hanya sebesar 22.05 persen dari data populasi Kabupaten Tangerang perlu memberikan
pengguna layanan yang memiliki informasi perhatian lebih dalam pelaksanaan SPI di tahun
memadai untuk masuk sebagai kriteria sampel. mendatang. Jika permasalahan yang sama
Angka tersebut merupakan angka yang sangat masih ditemukan, maka bukan tidak mungkin
rendah, sehingga perlu dilakukan perbaikan KPK tidak mengeluarkan angka indeks SPI di
sistem pendataan pengguna layanan untuk tahun berikutnya.
pelaksanaan survei di masa depan.

47 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan harga (tidak sesuai kualitas dengan


harga),risiko gratifikasi/suap dari vendor
Menyimpulkan paparan dari bab 4 di atas, pemenang tender, maupun hasil PBJ yang
berikut adalah rangkuman terkait integritas tidak bermanfaat.
yang ditemukan di Pemerintah Kabupaten • Risiko tidak adanya objektivitas pengelolaan
Tangerang: SDM saat promosi/mutasi diyakini masih
terjadi dengan skala sedang (kisaran rata-
• Secara umum, pelaksanaan tugas di rata nasional). Risiko ini bisa muncul karena
instansi ini masih menghadapi beberapa konflik kepentingan yang dipengaruhi
risiko dalam hal penyalahgunaan fasilitas oleh hubungan kekerabatan, kedekatan
kantor untuk kepentingan pribadi, adanya dengan pejabat, dan kesamaan almamater/
konflik kepentingan yang dipengaruhi golongan/organisasi.
oleh suku, agama, hubungan kekerabatan, • Sistem pengawasan internal untuk
almamater, dan sejenisnya, adanya atasan meminimalkan risiko perdagangan pengaruh
yang memberi perintah tidak sesuai aturan, (trading in influence) di instansi ini sudah
risiko gratifikasi/suap, termasuk adanya cukup baik, sehingga risiko korupsi relatif
pegawai yang melanggar aturan. Risiko ini terjaga. Meskipun demikian, risiko ini tetap
harus diantisipasi agar tidak meningkat. perlu diantisipasi agar di masa mendatang
• Kalangan eksternal meyakini bahwa tidak terjadi. Antisipasi dilakukan terutama
risiko pemberian berupa gratifikasi/suap/ pada area-area rawan seperti pada saat
pemerasan masih sangat tinggi di instansi penentuan program/kegiatan, penentuan
ini, setidaknya dalam satu aspek penilaian pemenang tender, perizinan, pemberian
integritas pegawai. sanksi/denda, rekrutmen pegawai, dan
• Risiko penyalahgunaan pengelolaan pemberian/penyaluran bantuan.
anggaran diyakini masih berada pada • Sosialisasi antikorupsi telah banyak
tingkat yang tinggi, setidaknya dalam satu dilakukan di instansi ini, dan berdampak
aspek pengelolaan anggaran. Risiko ini cukup efektif terhadap pembentukan
dapat terjadi pada penggunaan anggaran perilaku antikorupsi. Sosialisasi antikorupsi
perjalanan dinas, penerimaan honor/ perlu tetap dirancang agar efektif
uang transport lokal/perjadin tidak sesuai untuk menjadikan kalangan pegawai
dengan SPJ yang ditandatangani, dan dapat menghindari konflik kepentingan,
penyalahgunaan anggaran kantor oleh melaporkan/menolak gratifikasi/suap, dan
pejabat. melaporkan tindak pidana korupsi yang
• Pengelolaan pengadaan barang/jasa dilihat/didengar/diketahui.
dinilai sudah cukup baik di instansi ini. • Hasil SPI menunjukkan bahwa indikator
Meskipun demikian, munculnya risiko transparansi berada pada angka yang
penyalahgunaan pengelolaan pengadaan relatif baik (di atas rata-rata nasional),
barang/jasa perlu diantisipasi karena dapat terutama terkait informasi yang memadai
terjadi dalam berbagai bentuk, seperti dan kemudahan akses bagi pihak eksternal.
pengaturan tender untuk memenangkan • Kalangan eksternal menilai setidaknya ada
vendor tertentu, adanya kedekatan pejabat satu aspek dalam indikator transparansi
dengan pemenang PBJ, adanya kemahalan dan keadilan layanan yang masih memiliki

www.kpk.go.id 48
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

risiko yang sangat tinggi. Risiko tersebut dan sanksi penerimaan suap/gratifikasi
mencakup kejelasan informasi terkait dari pihak eksternal dalam bentuk apapun
standar dan prosedur pelaksanaan tugas/ secara adil dan konsisten. (3) Internalisasi
layanan, kemudahan standar/prosedur, melalui pelatihan dan komunikasi rutin
memastikan tidak ada perlakukan dengan pegawai/pimpinan agar tercipta
istimewa/khusus yang tidak sesuai aturan, perilaku yang menghindari penerimaan
dan menghindari konflik kepentingan yang suap/gratifikasi. (4) Membangun sistem
dilakukan dalam memberikan layanan/ pengaduan dan tindak lanjutnya serta
melaksanakan tugas. perlindungan terhadap pelapor baik dari
• Meskipun upaya pencegahan korupsi di pihak internal maupun eksternal.
instansi ini sudah sangat baik, namun • Perbaikan mendasar dengan memperkuat
masih dapat ditingkatkan agar pengguna sistem pengawasan internal dan
layanan/pihak eksternal dapat menerapkan internalisasi aturan pengelolaan benturan
perilaku antikorupsi ketika berhubungan kepentingan dan hukuman/sanksi, jika
dengan instansi. Selain itu, instansi dapat terjadi penyalahgunaan perjalanan dinas,
meningkatkan sistem antikorupsi melalui mark up anggaran, penyalahgunaan
penyediaan media pengaduan/pelaporan pengadaan barang dan jasa, hingga
masyarakat terkait korupsi, perlindungan penyalahgunaan honor kegiatan.
pelapor antikorupsi, dan memberi kepastian • Mempertahankan, menginovasikan, dan
bahwa laporan tersebut akan ditindaklanjuti. memonitor secara berkala upaya yang telah
Juga perlu meyakinkan pengguna layanan/ dilakukan, hingga tidak ada lagi masalah
pihak eksternal bahwa pegawai yang dan risiko korupsi dalam proses pengadaan
bekerja/melayani menjungjung tinggi barang dan jasa di instansi.
kejujuran dan menjalankan tugas sesuai • Intensifikasi, sosialisasi, dan kampanye
aturan. aturan mengenai sistem merit dan
pengelolaan benturan kepentingan dalam
pengelolaan SDM di seluruh tingkat jabatan
Saran di instansi.
• Mempertahankan, menginovasikan, dan
Berdasarkan pada temuan permasalahan memonitor secara berkala upaya yang telah
tersebut, KPK merumuskan rekomendasi dilakukan, untuk meminimalkan hingga tidak
agar Pemerintah Kabupaten Tangerang dapat memberikan toleransi bagi pengaruh pihak
melakukan beberapa hal upaya pencegahan eksternal dalam menentukan program/
korupsi sebagai berikut: kegiatan.
• Mempertahankan upaya internalisasi
• Intensifikasi, sosialisasi, dan kampanye kesadaran dan perilaku untuk melaporkan
aturan mengenai sistem merit dan LHKPN, meskipun sebagian besar
pengelolaan benturan kepentingan dalam responden menganggap tingkat kepatuhan
pengelolaan SDM di seluruh tingkat jabatan pelaporan LHKPN tinggi.
di instansi. • Mempertahankan penyediaan informasi
• Perbaikan mendasar dan menyeluruh tentang pelaksanaan tugas yang memadai,
terhadap upaya pencegahan suap/gratifikasi meskipun sebagian besar responden
dengan memastikan hal-hal berikut: (1) menganggap penyediaan informasi sudah
Menyusun kebijakan, regulasi, mekanisme baik.
pelaporan/pengelolaan gratifikasi di instansi. • Perbaikan mendasar dan menyeluruh dalam
(2) Menegakkan aturan terkait larangan upaya meningkatkan prosedur layanan

49 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

dengan memastikan berbagai hal berikut: (1)


Penyederhanaan proses bisnis yang tetap
berada dalam koridor peraturan perundang-
undangan. (2) Optimalisasi penggunaan
teknologi dalam pengambilan keputusan
terkait dengan layanan yang diberikan. (3)
Melakukan evaluasi dan memotret sudut
pandang pengguna layanan terkait dengan
prosedur dan kejelasan layanan.

www.kpk.go.id 50
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

Daftar Pustaka

ACRC, 2015. Integrity Assessment: A Practical Guide. Sejong: ACRC.


ACRC. (2017). A Practical Guide to Integrity Assessment. Anti-Corruption and Civil Rights Commission.
http://ethics.acrc.go.kr/en/board.do?command=searchDetail&method=searchList
&menuId=0203160302
Alfada, A. (2019). The destructive effect of corruption on economic growth in Indonesia:
A threshold model. Heliyon, 5.
Antonakas, N. P., Konstantopoulos, N. & Seimenis, I., 2014. Human Resource Management’s role in the
public sector and the level of corruption: The case of Greek Tax Administration. Procedia - Social
and Behavioral Sciences, Volume 148, pp. 455 - 462.
Chêne, M., 2015. Corruption and anti-corruption practices in human resource management in the
public sector, s.l.: U4.
Cimpoeru, M. V. & Cimpoeru, V., 2015. Budgetary Transparency – an Improving Factor for Corruption.
Procedia Economics and Finance, Volume 27, pp. 579 - 586.
Graycar, A., & Smith, R. G. (Eds.). (2011). Handbook of Global Research and Practice in Corruption.
Edward Elgar.
Graycar, A. & Prenzler, T., 2013. Understanding and Preventing Corruption. Hampshire: Palgrave
Macmillan.
Hechanova, M. R. M., Melgar, I., Falguera, P. Z. & Villaverde, M., 2014. Organisational Culture and
Workplace Corruption in Government Hospitals. Journal of Pacific Rim Psychology, 8(2), pp. 62-70.
Heinrich, F. & Hodess, R., 2011. Measuring Corruption. Dalam: Handbook of Global Research and Practice
in Corruption. Cheltenham: Edward Elgar Publishing Limited, pp. 18 - 33.
KPK. (2021). Laporan SPI 2021: Seluruh K/L/PD Peserta SPI 2021. Komisi Pemberantasan Korupsi.
https://jaga.id/jendela-pencegahan/spi?vnk=290b0196
Kurek, K. A., Heijman, W., van Ophem, J., Gędek, S., & Strojny, J. (2022). Measuring local competitiveness:
comparing and integrating two methods PCA and AHP. Quality & Quantity, 56(June 2022), 1371–
1389. https://doi.org/10.1007/s11135-021-01181-z
Mungiu-Pippidi, A., & Heywood, P. M. (Eds.). (2020). A Research Agenda for Studies of Corruption. Edward
Elgar Publishing.
Rose, R., & Mishler, W. (2007, October 25). Explaining the Gap between the Experience and Perception of
Corruption. Rose, Richard and Mishler, William, Explaining the Gap between the Experience and
Perception of Corruption (October 25, 2007). Centre for the Study of Public Policy, U. of Aberdeen:
Studies in Public Policy No. 432, Available at SSRN: https://ssrn.com/abs, 432. https://ssrn.com/
abstract=2559710
Torsello, D., 2018. Organizational Culture and Corruption. Dalam: Encyclopedia of Business and
Professional Ethics. Cham: Springer International Publishing, pp. 1 - 5.
Transparency International, 1995. 1995 TI Corruption Index, Berlin: Transparency International.
Transparency International, 2018. Corruption Perception Index 2018, Berlin: Transparency International.
UNDP. (2008). A User’s Guide to Measuring Corruption (1st ed.). United Nations Development Programme.
https://www.undp.org/sites/g/files/zskgke326/files/publications/users_guide_measuring_
corruption.pdf
Wu, D., Feng, X., & Wen, Q. (2011). The Research of Evaluation for Growth Suitability of Carya Cathayensis
Sarg. Based on PCA and AHP. Procedia Engineering, 15, 1879-1883. 10.1016/j.proeng.2011.08.350.
.

51 www.kpk.go.id
Survei Penilaian Integritas Tahun 2022

www.kpk.go.id 52

Anda mungkin juga menyukai