PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gempa bumi merupakan bencana alam yang relatif sering terjadi di Indonesia,
terutama akibat interaksi lempeng tektonik. Indonesia merupakan negara kepulauan yang
terletak pada pertemuan 4 (empat) lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Eurasia; lempeng
Australia; lempeng Pasifik; dan lempeng Filipina. Lempeng Australia dan lempeng Pasifik
merupakan jenis lempeng samudera yang bersifat lentur, sedangkan lempeng Eurasia berjenis
lempeng benua yang bersifat rigid dan kaku. Pertemuan lempeng tektonik tersebut
menyebabkan terjadinya penunjaman serta patahan aktif di dasar lautan dan di daratan.
Aktifitas zona tumbukan dan patahan-patahan tersebut berpotensi memicu terjadinya gempa
bumi.
Indonesia adalah suatu Negara yang rentan bencana alam seperti gempa bumi,
tsunami, letusan gunung berapi, tanah longsor, banjir dan angin puting beliung. Sekitar 13%
gunung berapi dunia yang berada di kepulauan Indonesia berpotensi menimbulkan bencana
alam dengan intensitas dan kekuatan yang berbeda-beda.
Berbagai bencana alam yang terjadi selanjutnya menunjukkan diperlukannya
perbaikan yang lebih signifikan. Daerah-daerah yang rentan bencana alam masih lemah dalam
aplikasi sistem peringatan dini, kewaspadaan risiko bencana dan kecakapan manajemen
bencana. Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia yang dimulai tahun 2005, masih dalam
tahap pengembangan.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana, Bencana merupakan serangkaian peristiwa yangmengganggu dan
mengancam kehidupan masyarakat.Bencana alam diakibatkan oleh peristiwa yang disebabkan
oleh faktor alam maupun faktor non alam sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa,
kerusakan lingkungan, dan dampak psikologis.
Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi terjadi bencana alam atau gempa
bumi cukup tinggi. Hal ini dikarenakan Indonesia terletak pada pertemuan empat lempeng
tektonik yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia,Lempeng Samudera Hindia dan
Samudera Pasifik. Pada bagian selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik yang
memanjang dari Pulau Sumatera dengan sisinya yang berupa pegunungan vulkanik tua dan
daerah dataran rendah. Kondisi ini rawan ketika terjadi bencana yang di antaranya gempa
bumi, angina kencang, longsor, dan tsunami.
45
Seperti halnya di Kabupaten Cianjur, beberapa bulan yang lalu telah terjadi gempa
bumi yang telah menimbulkan korban 600 jiwa. Dan dampaknya masih terasa sampai
sekarang. Kejadian ini juga berdampak buruk bagi dunia pendidikan, di samping ada beberapa
bangunan sekolah yang rusak termasuk SMP NEGERI 4 CIANJUR yang roboh akibat gempa
tersebut, juga berdampak secara psikologis bagi semua warga sekolah, sehingga proses
kegiatan pembelajaran tidak dapat dilaksanakan dengan maksimal walaupun secara daring.
Untuk meminimalisir dampak dari adanya bencana, satuan pendidikan perlu
mempersiapkan diri dalam menghadapi bencana yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Semua
warga sekolah perlu dibekali pengetahuan tentang apa itu bencana, bagaimana dampaknya,
dan cara mengatasinya. Satuan pendidikan perlu membangun kesiapsiagaan sekolah dimulai
dari individu di sekolah dan lingkungan sekolah baik itu sebelum, saat, maupun setelah
bencana terjadi
Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan ketangguhan satuan pendidikan terhadap
bencana, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah menetapkan
program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) sebagai upaya pencegahan dan
penanggulangan dampak bencana di satuan pendidikan. Adapun tujuan penyelenggaraan
program SPAB secara garis besar adalah: dapat meningkatkan kemampuan sumber daya di
satuan pendidikan dalam menanggulangi dan mengurangi resiko bencana; meningkatkan
kualitas sarana dan prasarana satuan pendidikan agar aman terhadap bencana; dan
memulihkan dampak bencana di satuan pendidikan terutama pemulihan mental warga
sekolah.
45
mengantisipasi jika bencana benar-benar terjadi, warga sekolah juga akan tetap merasa aman
dimana pun mereka berada.
C. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Amandemen Pasal 28 dan
Pasal 31, Pasal 34 ayat 2;
2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak;
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia;
4. Undang-Undang No 23 Tahun 2002 sebagaimana diperbaharui dengan Undang- Undang
Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak
5. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
6. Undang-Undang No.11 Tahun 2005 tentang Ratifikasi Konvensi Ekonomi, Sosial dan
Budaya
7. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
8. Undang-Undang No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
9. Undang-Undang No 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial
10. Undang-Undang No 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas
11. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 sebagaimana telah diubah untuk ketiga
kalinya menjadi Peraturan Pemerintah nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional
Pendidikan
12. Peraturan Pemerintah No 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana
13. Peraturan Pemerintah No 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan
Bencana.
14. Peraturan Pemerintah No 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan
NGO Asing dalam Penanggulangan Bencana.
15. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang penyelenggaraan dan pengelolaan
pendidikan.
16. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimum.
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 72 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Layanan Khusus 18. Perka BNPB No. 14 Tahun 2014
tentang Penanganan, Perlindungan dan Partisipasi Penyandang Disabilitas dalam
Penanggulangan Bencana.
45
BAB II
PROFIL SEKOLAH
PROFIL SEKOLAH
a. Data Sekolah :
1. Nama Sekolah : SMP NEGERI 4 CIANJUR
2. No. Statistik Sekolah / NPSN/NIS : 201020701068 / 20203842/201004
3. Tipe Sekolah :A
4. Alamat Sekolah : Jl. A. Sucipta No. 2 Cianjur
: Kecamatan Cianjur
: Kabupaten Cianjur
: Propinsi Jawa Barat
5. Telepon/HP/Fax : (0263) 261738
6. Email : Smp_opat.cianjur@yahoo.co.id
7. Nomor Rekening : BJB 0075940742100
8. NPWP : 00.242.535.3-406.000
9. Status Sekolah : Negeri
10. Nilai Akreditasi Sekolah : A NILAI 95
11. Luas Lahan, dan jml rombel :
Luas Lahan : 3380 m2
jumlah ruang pada lantai 1 : 15
jumlah ruang pada lantai 2 : 15 Lantai = 2 lantai
jumlah ruang pada lantai 3 :-
Jumlah Rombel : 24
Nilai Akreditasi Sekolah : 95
b. Data Peserta Didik Baru 3 tahun terakhir yang dinyatakan diterima di sekolah
Jumlah Pendaftar Peserta Jumlah Peserrta Didik Baru
Tahun Keterangan
Didik Baru yang diterima
45
c. Data Siswa 3 (tiga) tahun terakhir :
Jumlah
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
Jml (Kls.VII+VIII+IX)
Th. Pendaftar
Jml Jml Jml Jml
Pelajaran (Cln SiswaJml Siswa Rom Jml Siswa Rom Jml Siswa Rom Jml Siswa Rom
Baru) bel bel bel bel
L P L P L P L P
2021-2022 368 134 153 8 135 150 8 133 151 8 402 454 24
Jenis
Kelamin Pend Masa
Nama Usia
Akhir Kerja
L P
- Guru
Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah
Jumlah dan Status Guru
L P L P
1. S2 3 8 1 12
2. S1 9 12 2 6 29
3. D-4
4. D3/Sarmud
5. D2
6. D1
45
7. SMA/sederajat
Jumlah 12 20 3 6 41
Jumlah guru dengan tugas mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan (keahlian)
Jumlah guru dengan latar belakangJumlah guru dengan latar belakang
pendidikan sesuai dengan tugaspendidikan yang tidak sesuai dengan
mengajar tugas mengajar
No. Guru Jumlah
D1/D2 D3/ S1/D4 S2/S3 D1/D2 D3/ S1/D4 S2/S3
Sarmud Sarmud
1. IPA 1 2 1 4
2. Matematika 3 1 4
3. Bahasa Indonesia 3 1 1 5
4. Bahasa Inggris 3 3
5. Pendidikan Agama 1 1 2
6. IPS 3 3
7. Penjasorkes 2 2
8. Seni Budaya 2 2
9. PKn 2 1 3
10. TIK/Keterampilan 1 2 3
11. BK 1 1 2
Jumlah 20 8 2 4 34
45
Rusak Total - -
Jumlah Total 24 2 6 32
- Keterangan kondisi:
Baik Kerusakan < 15%
4. Multimedia 9. Lain-lain
5. Kesenian
5. Tamu
Lainnya: ………………
45
Ruang (pxl) Ruang (pxl)
Rsk.
Rsk.
Rsk.
Rsk.
Rsk.
Rsk.
Rsk.
Baik
Baik
Jml
45
- Perabot ruang belajar lainnya
Perabot
Rsk.
Rsk.
Rsk.
Rsk.
Rsk.
Rsk.
Rsk.
Rsk.
Baik
Jml
1. Perpusta 12 4 8 28 28 12 8 4
kaan
2. Lab. IPA 32 32 32 32 2 2
3. Ketram 12 2 10 7 7 10 5 5
pilan
4. Multi
media
5. Lab.
bahasa
6. Lab. 40 40 0 0 40 40 0 0 0 0
komputer
7. Serba 2 2 69 49 20
guna
8. Kesenian
9. PTD
Almari + rak
No. Ruang Meja Kursi Lainnya
buku/alat
Rsk.
Rsk.
Rsk.
Rsk.
Rsk.
Rsk.
Rsk.
Rsk.
Baik
Jml
Jml
k. Kepala 1 1 1 1 2 2
Sekolah
l. Wk.Kepala
Sekolah
45
m. Guru 34 31 3 35 30 5 9 5 4 1 1
n. Tata Usaha 10 9 1 10 9 1 14 6 4 4 1 1
o. Tamu 3 3 3 3 1 1 2 2
p. Lainnya: …..
q.
Almari + rak
No. Ruang Meja Kursi Lainnya
buku/alat
Rsk.
Rsk.
Rsk.
Rsk.
Rsk.
Rsk.
Rsk.
Rsk.
Baik
Jml
Jml
r. BK 3 3 5 3 2 1 1
s. UKS 1 1 2 1 1 2 2
t. PMR/Pramuka
u. OSIS 1 1 1 1 1 1
v. Gudang
w. Ibadah 3 2 1
x. Koperasi 3 3 2 2 6 4 2
y. Hall/lobi
z. Kantin
aa.Pos jaga 1 1 3 3
bb.Reproduksi
cc.Lainnya: …..
Rusak Baik
45
2. Buku bacaan (misalnya novel, buku ilmu 2798 2798
pengetahuan dan teknologi, dsb.)
4. Jurnal - -
5. Majalah 50 50
6. Surat kabar 20 20
7. Lainnya: .....................................
1. Komputer 1 unit
2. Ruang baca 1
4. TV 1 buah 29”
5. LCD
6. VCD/DVD player
7. Lainnya: .......................................
% Lulusan % Lulusan
No. Tahun Ajaran
Jumlah yang yang TIDAK
Jumlah Lulus % Kelulusan
Peserta Ujian Melanjutkan Melanjutkan
Pendidikan Pendidikan
45
Tahun 2020/2021 Tahun 2021/2022
No Sumber Dana
1. Rutin
2. APBD Kab/Kota
3. APBD Propinsi
6. School Grant
Jumlah
1. Investasi - -
2. Operasional - -
3. Personal - -
Jumlah - -
Kepala,
NIP.196312171989031011
45
3. Kondisi Geografi dan Kerentanan Sekolah
Menurut data yang dihimpun dalam Data Informasi Bencana Indonesia (DIBI)-
BNPB, terlihat bahwa dari lebih dari 1.800 kejadian bencana pada periode tahun 2005
hingga 2015 lebih dari 78% (11.648) kejadian bencana merupakan bencana hidro
meteorologi dan hanya sekitar 22% (3.810) merupakan bencana geologi. Kejadian
bencana kelompok hidrome-teorologi berupa kejadian bencana banjir, gelombang
ekstrim, kebakaran lahan dan hutan, kekeringan, dan cuaca esktrim.
SMP NEGERI 4 CIANJUR adalah salah satu sekolah yang berada di daratan
yang rendah di Kelurahan Sayang Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur. SMP
NEGERI 4 CIANJUR memiliki siswa yang cukup serta tenaga pendidik berjumlah 31
orang dengan status ASN dan 10 orang selebihnya berstatus tenaga sukarela / GTT,
SMP NEGERI 4 CIANJUR sangat rentan dengan berbagai ancaman bencana
diantaranya adalah gempa bumi, angin puting beliung, longsor dan tawuran.
SMP NEGERI 4 CIANJUR adalah salah satu sekolah yang terdampak gempa
bumi yang terjadi pada tanggal 21 Novemberr 2022 lalu sehingga menyebabkan gedung
dan fasilitas sekolah sebagian besar hancur. Dengan kondisi seperti ini, maka diperlukan
persiapan jika terjadi bencana berikutnya.
45
BAB III
PENGKAJIAN RISIKO BENCANA
Bencana terjadi karena adanya ancaman dan kerentanan yang bekerjasama secara
sistematis serta dipicu oleh faktor-faktor eksternal sehingga menjadikan potensi ancaman
yang tersembunyi muncul ke permukaan sebagai ancaman nyata. Setiap kejadian bencana
akan menimbulkan dampak kerugian bila skala dari ancaman tersebut terlalu tinggi,
kerentanan terlalu besar, dan kapasitas serta kesiapan yang dimiliki masyarakat atau
pemerintah sangat minim. Ancaman atau bahaya tidak akan menjadi bencana apabila kejadian
tersebut tidak menimbulkan kerugian baik fisik maupun korban jiwa.
Kajian Risiko Bencana adalah mekanisme terpadu untuk memberikan gambaran
menyeluruh terhadap risiko bencana suatu daerah dengan menganalisis tingkat ancaman,
tingkata kerugian dan kapasistas daerah (Perka BNPB No. 2 Tahun 2012).
Kajian risiko bencana menjadi landasan untuk memilih strategi yang dinilai mampu
mengurangi risiko bencana. Kajian ini harus mampu menjadi dasar yang memadai bagi
pemerintah desa untuk menyusun kebijakan penanggulangan bencana di desa. Di tingkat
masyarakat hasil pengkajian diharapkan dapat dijadikan dasar yang kuat dalam perencanaan
upaya pengurangan risiko bencana. Untuk mendapatkan nilai risiko bencana tergantung dari
besarnya bahaya dan kerentanan yang berinteraksi. Interaksi bahaya, kerentanan dan faktor-
faktor luar menjadi dasar untuk melakukan pengkajian risiko bencana terhadap suatu wilayah.
Upaya pengkajian risiko bencana dilakukan untuk mengurangi risiko bencana, berupa:
1. Memperkecil ancaman;
2. Mengurangi kerentanan;
3. Meningkatkan kapasitas.
Dengan asumsi rumus matematika sebagai berikut:
45
faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Pengkajian risiko bencana terkait dengan indeks pengkajian risiko bencana, peta risiko
bencana, dan hasil kajian risiko bencana berupa tingkat bahaya, tingkat kerentanan, tingkat
kapasitas, dan tingkat risiko bencana. Pada dasarnya, pengkajian dilaksanakan berdasarkan
pada komponen bahaya, kerentanan, dan kapasitas untuk menentukan risiko bencana di
Satuan Pendidikan Pendekatan untuk penentuan komponen tersebut seperti berikut:
B. Pengkajian Ancaman
Bahaya adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan bencana atau
mempunyai potensi mengancam kehidupan manusia, kerugian harta benda dan lingkungan
(UU No 24 Tahun 2007)
Kajian ancaman merupakan bagian pertama dari analisis resiko bencana. Awalnya jenis
ancaman akan diidentifikasi dan dideskripsikan. Identifikasi kejadian ancaman diperoleh dari
informasi masyarakat setempat dan observasi di lapangan. Berdasarkan barometer durasi dan
dampak yang dihasilkan dari kejadian ancaman tersebut, Parameter yang digunakan berasal
dari studi kasus dan hasil pengumpulan informasi di lapangan. Dalam Perka BNPB No. 2
Tahun 2012 disebutkan bahwa dalam penyusunan indeks ancaman bencana harus
mengemukakan dua komponen utama yaitu kemungkinan terjadi dan besaran dampak yang
terbagi menjadi dampak social, ekonomi, fisik, dan kematian manusia. Nilai skoring tersebut
selanjutnya akan digunakan dalam perhitungan resiko bencana sehingga dapat diketahui
resiko bencana secara kuantitatif.
JENIS ANCAMAN DI SMP NEGERI 4 CIANJUR
Jenis
Karakteristik Penyebab Dampak Kemungkinan Jumlah
Ancaman
Angin Langit mendung, Kalender musim, Kerusakan 3 7
Kencang hujan pergantian musim fasilitas umum
Pepohonan
tumbang
Gempa Bumi Getaran Pergeseran Pendidikan 5 15
lempeng Ekonomi 5 Fisik
Psikososial
Longsor Gempa dan Terjadinya gempa Pendidikan 3 9
Hujan yang terus di patahan Ekonomi
menerus cugenang Fisik 5
45
menimbulkan Psikososial
getaran
Tawuran Terjadinya Saling menghujat Fisik dan 2 6
perkelahian dan mengolok di psikologis siswa
antar siswa media sosial
Dari tabel diatas ancaman gempa cukup tinggi, kemudian angin, longsor dan paling
rendah adalah tawuran.
C. Kajian Sejarah
Suatu bencana sesungguhnya bisa dipelajari dari sejarahnya. Karena kejadian bencana itu
sebagai bagian dari titik sejarah, dengan melihat sejarah kejadian bencana maka
penanggulangan dan pengurangan resiko bencana bisa dilakukan di SMP NEGERI 4
CIANJUR
SEJARAH KEJADIAN DI SMP NEGERI 4 CIANJUR
No Tahun Kejadian Dampak Sumber
Informasi
1 2007 Longsor Kerusakan pada tembok penahan Terjadi di
tanah lingkungan
Kerusakan pada rumah penjaga sendiri
sekolah
2 2018 Angin Puting Kerusakan pada genting sekolah Pihak
Beliung sekolah
sendiri
3 2022 Gempa bumi 7,6 Kerusakan bangunan sekolah dan Pihak
SR bangunan rumah warga sekolah sekolah
sendiri
4 2022 Tawuran Dampak pada psikologis anak Pihak
Siswa tidak berani lewat sekolah sekolah
yang berseteru
Kabupaten Cianjur adalah daerah yang sering terdampak bencana, oleh sebab itu diharapkan
pihak sekolah dapat mempersiapkan diri jika bencana itu terjadi pada saat PBM sedang
berlangsung / pada saat jam sekolah.
D. Karakteristik dan Pemerinkatan Ancaman
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-
alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. (UU 24/2007)
Bencana Alam diakibatkan peristiwa alam (antara lain gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor)
45
Bencana Non-Alam diakibatkan peristiwa nonalam (antara lain berupa gagal
teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit).
Bencana Sosial diakibatkan peristiwa yang diakibatkan oleh manusia (konflik sosial
antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, dan teror).
Dari analisis karakteristik bencana dapat kita memahami bahwa SMP NEGERI 4
CIANJUR sangat beresiko dengan berbagai ancaman yang dapat terjadi kapan saja sehingga
diharapkan semua warga sekolah dapat memahami kesiapsiagaan terhadap bencana apa saja.
45
E. Kalender Musim SMP NEGERI 4 CIANJUR
Setiap wilayah memiliki karakteristik ancaman yang berbeda-beda tergantung dari
letak geografi. Kalender musim adalah suatu kajian untuk mengetahui kejadian dalam
kahidupan masyarakat berkaitan dengan perubahan waktu dan terjadi secara berulang-ulang.
Setelah kita membuat deskripsi ancaman yang terjadi di SMP NEGERI 4 CIANJUR, maka
dapat kita ketahui bahwa SMP NEGERI 4 CIANJURmemiliki beberapa ancaman berdasarkan
kajian resiko ancaman dari kalender musim seperti Angin kencang, Gempa bumi, longsor,
Banjir ROB, dan tawuran.
45
2. Alam atau Lingkungan
3. Fisik atau Infrastruktur
4. Sosial politik
5. Finansial atau Ekonomi
PENILAIAN KERENTANAN SMP NEGERI 4 CIANJUR
Tingkat
Aspek Ragam Kerentanan Kerentanan
(1-5)
Manusia a. Kurangnya pengetahuan warga sekolah 3
mengenai tanggap darurat
b. Kurangnya sosialisasi PRB
c. Belum adanya tim siaga bencana di sekolah
yang terlatih dan terampil
Alam Lingkungan a. Berada pada daerah rawan bencana 4
b. Lingkungan sekolah masih banyak
pepohonan dan bangunan yang tinggi
Sosial Politik a. Belum ada system peringatan dini dan tanggap 2
bencana
b. Kurangnya pelatihan penanganan
bencana bagi warga sekolah dan lingkungan
sekitar
c. Kurangnya sosialisasi penerapan aman dari
bencana
Finansial/Ekonomi a. Anggaran sekolah aman bencana belum masuk 4
dalam RKAS
Fisik/Inftastuktur a. Konstruksi bangunan tidak sesuai dengan 5
potensi karakteristik jenis
ancaman yang ada
b. Tingkat kepadatan sekolah sangat tinggi
c. Belum adanya tangga darurat
Tingkat Kerentanan
Nilai 1 = Sangat
rendah
Nilai 2 = Rendah
Nilai 3 = Sedang
NIlai 4 = Tinggi
Dari hasil kajian kerentanan tersebut dapat kita menarik kesimpulan bahwa SMP
NEGERI 4 CIANJUR sangat tinggi terhadap kerentanan jika terjadi bencana.
45
G. Kajian Kapasitas
Kapasitas analisis atau kapasitas merupakan bagian akhir dari resiko bencana, kapasitas
yang dimaksud meliputi identifikasi sarana dan prasarana, asset, dan kekuatan yang berasal
dari sumber daya alam atau sumber daya manusia.
Kapasitas merupakan kemampuan atau modal/aset/ kekayaan di komunitas yang bisa
dikerahkan untuk mencegah dan atau meminimalisir kerentanan. Kapasitas adalah
Penguasaan sumber daya yang memungkinkan suatu kelompok menghadapi dan
menanggulangi bencana. .
45
evakuasi
d. Belum memiliki
kemampuan
pemenuhan
kebutuhan dasar
e. Belum memiliki
kemampuan
perlindungan
keluarga rentan
f. Belum memiliki
ketersediaan alat
g. Belum memiliki
tim terlatih
h. Belum memiliki
Pendidikan yang
berkelanjutan
FISIK/ a. Bangunan yang dimiliki belum
INFRASTRUKTUR ramah bencana terutama
terhadap ancaman gempa bumi.
b. Tata letak ruangan belum
memadai untuk memudahkan
jalur evakuasi.
Tingkat Kerentanan
Nilai 1 = Sangat rendah
Nilai 2 = Rendah
Nilai 3 = Sedang
NIlai 4 = Tinggi
NIlai 5 = Sangat Tinggi
Dari hasil kajian kapasitas, maka diperoleh hasil bahwa SMP NEGERI 4 CIANJUR
memiliki tingkat kerentanan yang cukup tinggi sehingga perlu melengkapi kapasitas yang
dibutuhkan agar tingkat kerentanan dapat diturunkan/menurun.
45
H. Kajian Analisa Risiko Bencana
Risiko (risk) adalah probabilitas timbulnya konsekuensi yang merusak atau kerugian
yang sudah diperkirakan (hilangnya nyawa, cederanya orang-orang, terganggunya harta
benda, penghidupan dan aktivitas ekonomi, atau rusaknya lingkungan) yang diakibatkan oleh
adanya interaksi antara bahaya yang ditimbulkan alam atau diakibatkan manusia serta kondisi
yang rentan (ISDR, 2004). Risiko adalah besarnya kerugian atau kemungkinan terjadi korban
manusia, kerusakan dan kerugian ekonomi yg disebabkan oleh bahaya tertentu di suatu daerah
pada suatu waktu tertentu. Resiko biasanya dihitung secara matematis, merupakan
probabilitas dari dampak atau konsekwensi suatu bahaya (Affeltrnger, 2006). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa risiko adalah kemungkinan kerugian yang dapat
diperkirakan akibat kerusakan alam, kesalahan manusia serta kondisi rentan.
Tujuannya adalah mengelola risiko, mengurangi, maupun memulihkan diri dari dampak
bencana tanpa ketergantungan dari pihak luar.
DATA ANALISIS RESIKO SMP NEGERI 4 CIANJUR
No Jenis Variabel Gempa Bumi Longsor Angin Tawuran
Puting
Beliung
1 Bahaya
a.Probilitas 5 3 3 2
b.Dampak 5 3 2 2
c.Keluasan 5 3 2 2
Total 15 9 7 6
2 Kerentanan
a.Fisik 3 2 1 2
b.Manusia 2 4 3 1
c.Alam/Lingkungan 4 1 1 1
d.Sosial 4 2 2 1
e.Ekonomi 4 2 2 1
Total 17 11 9 6
3 Kemampuan/Kapasitas
a. Manusia 2 5 5 4
b. Alam/Lingkungan 3 2 2 4
c. Sosial 2 4 4 4
d. Infrastruktur 2 3 3 4
e. Ekonomi/Financial 4 4 4 4
Total 11 18 18 20
Nilai Resiko= 15 x 17 : 11 9 x 11 : 18 7 x 9 : 18 6 x 6 :
Ancaman x = 19 = 5,5 = 3,5 20
Kerentanan/Kapasitas = 1,8
45
Dari hasil analisis resiko tersebut dapat disimpulkan bahwa SMP NEGERI 4 CIANJUR pada
jenis bahaya, kerentanan, serta kemampuan/kapasitas yang sangat rendah berdasarkan tabel di
atas.
45
BAB 4
TIM SIAGA DAN PEOSEDUR TETAP KEDARURATAN
PENGAWAS
KOMITE SEKOLAH DINAS PENDIDIKAN
DADANG KOSWARA, M.PD, PEMUDA DAN OLAHRAGA
RHK SADIKIN HARIS, S.PD
M.MPD
KEPALA SEKOLAH
TIM SOSIALISASI
45
Tabel 1. Daftar Tugas Tim Peringatan Dini
TIM PERINGATAN DINI
SEBELUM SAAT SESUDAH
1. Menyiapkan alat 1. Mencari informasi tentang 1. Mencari informasi dari pihak
peringatan dini bencana kejadian bencana yang terkait mengenai situasi terkini
2. Menyepakati bunyi sedang terjadi dari pihak 2. Melaporkan kepala sekolah
peringatan dini berwenang mengenai situasi terkini
3. Menyosialisasikan alat 2. Membunyikan alat 3. Menginformasikan kepada
dan bunyi peringatan peringatan dini warga sekolah mengenai situasi
dini kepada seluruh 3. Melapor kepada Kepala terkini
warga sekolah Sekolah terjadi bencana
4. Melakukan perawatan 4. Memberikan arahan kepada
dan pemeriksaan alat warga sekolah untuk tenang
peringatan dini secara dan tidak panik, dan segera
berkala menuju tempat aman
5. Membangun komunikasi dengan tertib (titik kumpul
dengan pihak terkait sementara)
yang dapat memberikan 5. Memberikan informasi yang
informasi tentang dibutuhkan kepada pihak
peringatan dini bencana terkait, dengan
(BMKG, BPBD, SAR, memperhatikan
Pemadam Kebakaran, perlindungan anak pada
Polisi, apparat setempat) situasi darurat
6. Melakukan kaji cepat
45
(RT, RW, sekolah memperhatikan 8. Memantau dan mengamankan
terdekat) mengenai jalur perlindungan anak pada lingkungan sekolah
evakuasi, titik kumpul masa darurat
sementara, tempat
penampungan sementara
45
4.1 Tanda Peringatan Dini
Alat peringatan dini merupakan alat yang digunakan oleh pihak sekolah untuk memperingatkan
warga sekolah bahwa bencana akan terjadi atau sedang terjadi di sekolah menggunakan lonceng atau
kentongan yang diletakkan di tempat khusus yang aman.
Penanggung
Kejadian Sumber Informasi Alat Tanda
Jawab
Gempa Bumi Diri Sendiri /yang Tiang Bendera - Dipukul Tim Peringatan
Merasakan/BMKG dan dipukul berulang-ulang Bencana
dengan panjang tanda
palupalu menyelamatkan
diri sesuai lokasi
tepatnya berada
- Dipukul
berulang-ulang
pendek tanda
sampai semua
terevakuasi ke titik
kumpul.
Tsunami Diri Sendiri /yang -Megaphon -Suara sirine Tim Peringatan
BMKG Merasakan/BMKG (sirine) dinyalakan Bencana
Kebakaran Diri Sendiri /yang -Bambu -Dipukul berulang- Tim Peringatan
Merasakan kentongan ulang sampai Bencana
semua berada di
titik kumpul.
Banjir Diri Sendiri /yang -Kaleng Isi Batu -Dipukul/Goyang Tim Peringatan
Merasakan berulang-ulang Bencana
sampai semua
berada di titik
kumpul.
KONTAK DARURAT
45
4.2 Pengertian Protap Kedaruratan
Pengertian Tanggap Darurat Upaya yang harus dilakukan sesegera mungkin dalam rangka
pemenuhan kebutuhan dasar dan untuk menyelamatkan nyawa.Tanggap darurat bencana
adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk
menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan
evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan
pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.
Fungsi / kegunaan Protap adalah sbb:
Untuk Menjamin "Koordinasi, siapa melakukan apa baik individu ataupun tim" dan menjamin
Komunikasi, jalur koordinasi, menetapkan wewenang dan tangungjawab.
Membantu untuk mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam situasi
darurat, serta memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas terkait
untuk memperlancar pelaksanaan tugas oleh para petugas nya.
Protap akan sangat berguna untuk melakukan simulasi/gladi bencana
Berikut ini beberapa Protap :
45
- Mengawal
Guru/kepsek/tendik - Berlindung di bwah meja, Di Saat gempa
yang berada di rapat ke ujung tembok kantor/ruang
kantor/ruang guru
Memberi intruksi evakuasi KOORLAP Berbarengan
EVAKUASI…. ! dengan tanda
Mengecek proses evakuasi peringatan dini
dan memberi intruksi dan
mengatur tim siaga atau
guru untuk membantu proses
terjadi
“keterlambatan/macet”
Memberi intruksi untuk
mendampingi ibu
hamil/disabilitas dan
kelompok rentan lainya
Mengecek/bertanya tenang
tas siaga p3k, document
penting dan daftar hadir
sudah dibawa atau belum
Memastikan sudah ada yang
mematikan sumber listrik dan
mencabut tabung gas
1 mnit
Guru/kepsek/tendik Membantu evakuasi siswa Sepanjang
yang sedang berada dari kelas Route Dari
kantor guru Membawa tas siaga, p3k dan Ruangkelas
tas dokumen penting sekolah dan luar kelas
di Lemari Ruang Guru. sampai ke titik
kumpul
3 menit
45
TIM EVAUASI Membimbing, mengarahkan Titik kumpul Setelah gempa
dan menjaga anak berjalan dan ruang
sambil melindungi kepala kelas
menuju titik kumpul Setelah
mengarahkan siswa ke titik 3 menit
kumpul tim
evakuasi akan mengecek
ruang kelas jika ada korban
dan membawanya ke titik
kumpul untuk
diberi perawatan
45
c. Merujuk para korban yang Titik kumpul Setelah
Tim Evakuasi memerlukan tindakan lebih sementara
lanjut ke Puskesmas/
Rumah sakit terdekat
mengecek riuangan dan dampak
bangunan secara teliti, apakah
tidak ada yang tertinggal dan
bangunan apakah masih aman
atau tidak
Tim Logistik Menyalurkan persiapan Titik kumpul\ Setelah dapat
dibantu Tim 26ogistic (air minum/ makanan 3 menit intruksi
Evakuasi ringan, selimut, dll )yang KOORLAP
dibutuhkan baik bagi siswa yang
selamat maupun yang menjadi
korban
KEPALA sekolah Memberikan dukungan Titik kumpul\ Setelah anak
psikososial awal bagi anak anak 3 menit anak di
bagikan air
minum
KEPALA JIKA didapat kepastian tidak
SEKOLAH ada bencana susulan dan
TSUnami dan keadaan aman,
kondisi bangunan tidak
terdampak dan aman untuk anak
anak maka proses KBM
dilannjutkan
Meskipun tidak ada bencana
susulan tetapi keputusan dinas
harus dipulangkan, maka kepala
sekolah memerintahkan guru
kelas menghubungi orangtua
untuk penjemputan dan
penyatuan anak dan orang tua
,
Kepala Sekolah Berkoordinasi dengan pihak Titik kumpul (15 menit
terkait (Dinas Dikpora) untuk sementara pertama)
memastikan kelangsungan
proses pembelajaran
selanjutnya.
45
saat kencang angina
terjadi
b. Memandu siswa
melakukan prosedur
penyelamatan diri
, melindungi kepala
Guru YANG - Mengarahkan anak Di luar kelas saat ada Guru
BERADA DI untuk menjauhi pohon, gempa olah
LUAR KELAS tiang bangunan dan raga
benda lain yang atau
mungkin jatuh/roboh guru
agama
- Mengarahkan siswa
untuk masuk ke dalam
ruang kelas
- Melindungi kepala
dari benda yang dapat
membahayakan warga
sekolah
45
terdampak dan aman untuk anak
anak maka proses KBM
dilannjutkan
Meskipun tidak ada bencana
susulan tetapi keputusan dinas
harus dipulangkan, maka kepala
sekolah memerintahkan guru
kelas menghubungi orangtua
untuk penjemputan dan
penyatuan anak dan orang tua.
Kepala Sekolah Berkoordinasi dengan pihak Titik kumpul (15 menit
terkait (Dinas Dikpora) terkait Sementara pertama)
kegiatan PBM di sekolah untuk
Menghubungi semua orang tua persiapan
siswa agar menjemput anaknya penjemputan
di sekolah dari orang tua
45
4.3 Scenario Simulasi
Deskripsi Pengembangan Skenario Gempa Bumi
KETERANGAN AKTIVITAS
45
Kepala sekolah mengumpulkan semua pihak yang
Simulasi Selesai terlibatdalam proses simulasi untuk mengadakan
curahpendapatdari simulasi yeng telah dilakukan,
Kepala sekolah mengucapkan terima kasih kepada
semuapihak yang terlibat dalam proses simulasi.
08.00:
• Langit mendung, sepertinya
akan terjadi hujan lebat.
08.05
• Angin mulai bertiup cukup
kencang, pembelajaran masih
tetap berjalan seperti biasa.
08.15
• Angin bertiup sangat kencang
• Tim kebencanaan
mengumumkan menggunakan toa
sekolah tentang bencana angin
kencang.
• Saat angin kencang terjadi
semua yang berada di sekolah
berlindung menyelamatkan diri.
• Proses pembelajaran
45
dihentikan.
• Guru di dalam kelas diminta
untuk menutup rapat pintu.
• Guru yang ada di dalam kelas
diminta untuk menenangkan
siswa yang gelisah atau takut.
• Guru atau tendik yang berada
di luar kelas segera meminta
siswa masuk ke dalam kelas untuk
berlindung.
08.30 :
Angin kencang masih berlangsung.
08.31 – 08.45:
• Tim Peringatan Bencana
mengumumkan tanda evakuasi
oleh Ibu St Ramlah B
• Guru mengkondisikan siswa
untuk bersiap-siap evakuasi
• Siswa keluar dari ruang kelas,
• Satu per satu siswa keluar
menuju titik kumpul aman
(halaman sekolah) dengan
dibantu oleh tim evakuasi yang
ada.
• Guru kelas membawa daftar
hadir siswa.
• Guru yang berada di ruang
guru/kepala sekolah membawa tas
siaga , p3k dan daokumen
penting sekolah, mematikan
sumber listrik dll
45
antar sekolah
Waktu Kejadian 07.30 – 08.00
• Siswa dan guru masuk
ke kelas masing-masing,
KBM dimulai seperti biasa.
• Ada sosialisasi protap
dan skenario simulasi ke
kelas-kelas.
13.00:
• Siswa bubar sekolah
13.10
• Ada siswa dari sekolah lain
berkumpul di depan gerbang
13.15
• Terjadi adu mulut antara
siswa dari sekolah lain dengan
siswa SMP Negeri 4 Cianjur
• Tim kebencanaan
mengumumkan menggunakan
toa sekolah tentang akan
terjadinya bencana tawuran
• Saat tawuran terjadi siswa
yang belum pulang disuruh
kembali ke area gedung
sekolah.
• Satpam diminta untuk
menutup rapat pintu gerbang.
• Tim siaga keluar untuk
mengamankan siswa yang
sedang tawuran.
• Tim siaga yang lain
menghubungi pihak kepolisian
dan pihak sekolah penyerang.
14.00:
Tawuran bisa dihentikan
45
Kepala sekolah mengumpulkan semua pihak yang
terlibat dalam proses simulasi untuk mengadakan curah
Simulasi Selesai
pendapat dari simulasi yeng telah dilakukan,
Kepala sekolah mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang terlibat dalam proses simulasi.
45
BAB 5
RENCANA AKSI SEKOLAH DAN RENCANA TINDAK LANJUT
45
5. Almari tidak Warga sekolah Untuk Ruang kelas Warga Kepsek,
ditempatkan di mengurangi sekolah guru, tim
dekat pintu resiko bencana siaga
sebaiknya bencana
menempel di
dinding
6. Pajangan dan Warga sekolah Untuk Ruang kelas Warga Kepsek,
administrasi mengurangi sekolah guru, tim
dinding resiko bencana siaga
menggunakan bencana
bahan baku
bukan kaca
7. Jalur dan rambu- Warga sekolah Untuk Lingkungan Warga Kepsek,
rambu evakuasi memudahkan sekolah sekolah guru, tim
dipasang di dalam pada saat siaga
kelas dan di luar evakuasi bencana
kelas
8. Gedung sekolahWarga sekolah Kepsek
yang sesuai dengan
standar dan ramah
peserta didik
9. Tata letak kelasWarga sekolah Memudahkan Lingkungan Tim Kepsek
mempertimbangkan pada saatsekolah arsitekt ur
akses keluar masuk/ evakuasi
evakuasi peserta
didik
10. Rak buku danWarga sekolah Untuk Ruang kelas Warga Kepsek, guru,
pajangan dikaitkan mengurangi sekolah tim
ke dinding resiko bencana siaga bencana
11. Barang-barang ditataWarga sekolah Untuk Ruang kelas Warga Kepsek, guru,
dengan mengurangi sekolah tim
baik: barang berat di resiko bencana siaga bencana
rak bawah
12. Tersedia UKS danWarga sekolah Membantu Ruang UKS tim siaga Kepsek, guru,
P3K tim evakuasi bencana tim
dalam siaga bencana
memberikan
pertolongan
pertama bagi
warga sekolah
yang cidera
13. Buku-buku dan alatWarga sekolah Untuk Ruang kelas Warga Kepsek, guru,
belajar aman bagi mengurangi sekolah tim siaga
peserta didik resiko bencana bencana
14. Ada alat peringatanWarga sekolah Mempercepat Lingkungan tim siaga Kepsek & tim
tanda bahaya proses informasi sekolah bencana siaga bencana
15. Ada plang/ penunjukWarga sekolah Mempercepat Lingkungan tim siaga Kepsek & tim
jalur dan peta proses evakuasi sekolah bencana siaga bencana
evakuasi
45
16. Ada peta Warga sekolah Mempercepat Lingkungan tim siaga Kepsek & tim
evakuasi sekolah proses evakuasi sekolah bencana siaga bencana
yang diketahui
semua warga
sekolah
PILAR 2
1. Dilaksanakan Warga sekolah Melatih tanggapLingkungan tim siaga Kepsek & tim
simulasi secara rutin kebencanaan sekolah bencana siaga bencana
2. Kajian analisis Warga sekolah Mengurangi Lingkungan tim siaga Kepsek & tim
ancaman, resiko bencana sekolah bencana siaga bencana
kerentanan dan
kapasitas
secara berkala
3. Ada rencana kerja Warga sekolah Agar Lingkungan tim siaga Kepsek & tim
terkait upaya PRB pelasnaanny asekolah bencana siaga bencana
di sekolah terarah
4. Ada systemWarga sekolah Memudahkan Lingkungan tim siaga Kepsek &tim
peringatan dini di penyebaran sekolah bencana siaga bencana
sekolah informasi
5. Berjejaring denganWarga sekolah Mempermudah Kantor tim siaga Kepsek & tim
pihak luar terutama penanggulangan pemerintahan bencana siaga bencana
yang berkaitan bencana terkait
dengan pendidikan
dan penanggulangan
bencana
6. Ada tim siaga Warga sekolah Membantu Lingkungan tim siaga Kepsek & tim
bencana di warga sekolahsekolah bencana siaga bencana
sekolah yang dalam
terlatih dan mengedukasi
terampil terkait
kebencanaan
7. Ada kebijakan Warga sekolah Memudahkan Lingkungan tim siaga Kepsek & tim
terkait PRB di pelaksanaan sekolah bencana siaga bencana
sekolah yang pembelajaran
disahkan, dan terkait
diketahui semua PRB
warga sekolah
8. Anggaran sekolahWarga sekolah Mendukung Lingkungan tim siaga Kepsek
aman bencana kegiatan SPAB sekolah bencan
masuk dalam a
RAKS
9. Disepakati prosedurWarga sekolah Memudahkan Lingkungan tim siaga Kepsek & tim
tetap evakuasi penanganan sekolah bencana siaga bencana
bencana di sekolah pada saat
bencan
PILAR 3
1. Integrasi muatanSiswa Mendukung Sekolah tim siaga Kepsek & tim
PRB ke dalam proses tanggap bencana siaga bencana
kurikulum sekolah kebencanaan
dan ekstrakurikuler
45
2. Pendidikan PRB di Siswa Meratanya Sekolah tim siaga Kepsek & tim
kelas melalui informasi PRB bencana siaga bencana
integrasi ke mata di kalangan
pelajaran dan atau siswa
integrasi ke
Pramuka
3. Pelatihan P3k untukGuru dan siswa Memperoleh Sekolah tim siaga Kepsek & tim
peserta didik dan pengetahua n bencana siaga bencana
guru perawatan
korban bencana
4. Sosialisasi PRB bagi Warga sekolahMemberi Sekolah tim Kepsek & tim
peserta didik, guru,dan komite pemahaman siaga siaga bencana
komite dan orang tentang PRB bencan
tua murid (bisa a
dilakukan saat
penerimaan raport)
5. Kajian dan analisis Warga sekolah Mengurangi Sekolah tim siaga Kepsek & tim
ancaman, kerentanan resiko siaga
dan kapasitas di
45
5.2 Rencana Tindak Lanjut
No BENTUK KEGIATAN TUJUAN WAKTU
1 Pertemuan bersama Memberikan informasi dan Agustus 2023
stakeholder dengan warga sosialisasi tentang konsep
sekolah mengenai kegiatan dasar, tujuan manfaat dan
yang telah di laksanakan hasil dari Satuan Pendidikan
Aman Bencana (SPAB)
2 Kegiatan Bimtek Memberikan informasi dan September 2023
Kedaruratan SPAB Sekolah sosialisasi tentang konsep
Model SPAB dasar, tujuan manfaat dan
hasil dari Satuan Pendidikan
Aman Bencana (SPAB)
3 Kegiatan Bimtek Mengenalkan Program November -
Kedaruratan SPAB Sekolah program SPAB mitigasi Desember 2023
Imbas SPAB bencana
45
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Hampir seluruh daerah di Indonesia merupakan daerah yang berpotensi
mengalami bencana alam. Begitu juga di Provinsi Jawa Barat, terkhusus
Kabupaten Cianjur merupakan daerah yang cukup rawan bencana alam. Bencana
alam yang biasa terjadi adalah gempa bumi, angin puting beliung, dan longsor.
Bencana alam yang terjadi beberapa tahun terakhir, misalnya, longsor dan
gempa bumi, angin kencang dapat menjadi perhatian bagi semua pihak untuk
selalu waspada jika terulang kembali. Perhatian itu bukan hanya berasal dari
pemerintah setempat, pihak sekolah, bahkan sampai tingkat keluarga. Perlunya
edukasi yang selalu dilakukan oleh setiap tingkat dapat membantu untuk
meminimalir terjadi korban yang tidak diinginkan.
Di tingkat sekolah, khususnya di SMP NEGERI 4 CIANJUR, edukasi dan
pemahaman terhadap ragam bencana alam dan cara melakukan evakuasi
(penyelematan) baik dari tingkat kepala sekolah, guru, maupun siswa tetap harus
dilakukan dengan melibatkan pihak-pihak terkait. Misalnya, Dinas Sosial, BNPB,
Dinas Kesehatan, pihak aparat (kepolisian dan TNI) tingkat kecamatan dan Palang
Merah Indonesia. Dengan adanya koordinasi yang baik terhadap pihak-pihak
tersebut, maka edukasi dan pemahaman terhadap bencana alam dapat diketahui
oleh seluruh warga sekolah.
6.2 Saran
Sebagai bahan acuan dalam menghadapi bencana alam di SMP NEGERI 4
CIANJUR ke depannya, maka saran yang dapat dikemukakan antara lain :
1. Pihak-pihak terkait yang telah disebutkan sebelumnya berkoordinasi
dengan pihak sekolah dalam upaya pencegahan dampak akibat
kebencanaan.
2. Pihak-pihak terkait melakukan edukasi dan pemahaman kebencanaan
terhadap para guru dan siswa secara simultan dan kontinu.
3. Pihak-pihak terkait melakukan simulasi evakuasi kebencanaan secara
simultan dan kontinu di sekolah. Demikian laporan ini dibuat untuk
memenuhi salah satu persyaratan telah mengikuti kegiatan Satuan
45
Pendidikan Aman Bencana (SPAB). Laporan ini tidak akan pernah bisa
menjadi sempurna karena masih banyak kekurangan dan kesalahan yang
terjadi dalam penulisan. Oleh karena itu, saran yang konstruktif dari
berbagai pihak sehingga laporan ini dapat mengarah kepada yang lebih
baik.
Semoga laporan ini dapat menjadi acuan bagi seluruh warga sekolah dan
komite sekolah di SMP NEGERI 4 CIANJURdan pihak-pihak lainnya dalam
menghadapi dan mengurangi dampak kebencanaan yang terjadi di lingkungan
sekitar. Amin yaa rabbal ‘alamin.
45