Anda di halaman 1dari 6

Available at https://jtsiskom.undip.ac.

id (3 January 2022) Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer, 10(x), 2022, 1-10
DOI:10.14710/jtsiskom.2022.xxxxx

Aplikasi Identifikasi Spesies Ferrisia di Bengkulu Menggunakan Metode You


Only Look Once (YOLO)
Muhammad Reyhan Firdaus1)
1)
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu
Jl. WR. Supratman Kandang Limun, Bengkulu, Indonesia 38371

Cara sitasi:M. R. Firdaus, "Aplikasi Identifikasi Spesies Ferrisia di Bengkulu Menggunakan Metode You Only
Look Once (YOLO)," Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer, vol. 9, no. x, pp. xx-xx, 2023. doi:
10.14710/jtsiskom.2022.xxxxx [Online].

Abstract – Whiteflies are pests that attack various crops.


One genus of whiteflies is Ferrisia, which has only I. PENDAHULUAN
recently been discovered to have two species in
Indonesia: F. Dasylirii and F. Virgata. Identification of Kutu putih (Hemiptera: Pseudococcidae) adalah
Ferrisia species requires the use of a microscope. The serangga kecil bersisik bertubuh lunak dinamai kutu
difference between these two species lies in the location putih karena memiliki pelindung seperti tepung putih
of the discodial pores on the Tubular duct, with F. dibagian badannya[1]. Kutu putih adalah famili dari
Virgata having the pores located on the duct. The use spesies Ferrisia, merupakan genus baru di dunia[2], saat
of computer vision technology provides a solution for ini di dunia telah ditemukan 18 spesies[3] dan di
easily identifying Ferrisia species. This study aims to Indonesia baru ditemukan dua spesies ferrisia, yaitu
produce annotated datasets of Ferrisia species in Ferrisia virgata, dan yang terbaru adalah spesies koya
Bengkulu Province and develop a YOLO-based Ferrisia Ferrisa dasylirii (Cockerell) (Hemiptera:
species identification application for a website. The best Pseudococcidae) telah direkam untuk pertama kali di
model was obtained with the YOLOv5s architecture and Indonesia[4].
had an IoU threshold of 0.5, resulting in 0.712 for all Proses pengidentifikasian spesies kutu putih ini
classes from the experiment. The results showed that sangat penting dikarenakan kutu putih merupakan hama
the YOLO method had an identification accuracy of yang sangat berbahaya bagi tanaman, sebagai Pipe
90.07% using 49 test data. The application was deployed Yellow Mottle Virus (PYMV) yang membuat tanaman
using Streamlit, a website-based platform. yang di hinggapinya bisa mati[5], untuk mengidentifikasi
Keywords – ferrisia; pest; species; YOLOv5s jenis spesies dari kutu putih tidaklah mudah, karena
diperlukan mikroskop, proses pengidentifikasian ini
terbilang sangat sulit, hampir tidak terdapat sama sekali
Abstrak – Kutu putih merupakan hama yang perbedaan antara kedua spesies ini bila ditemukan di
menyerang berbagai jenis tanaman budidaya. Salah lapangan. Untuk melihat perbedaan keduanya yaitu bisa
satu genus kutu putih yaitu Ferrisia yang saat ini baru lihat pada letak posisi pori-pori diskoidalnya. Untuk
di temukan dua spesies di Indonesia yaitu F. Dasylirii spesies F. virgata pori-pori diskoidalnya terletak di
dan F, Virgata. Untuk mengidentifikasi spesies ferrisia tengah tubular duct sedangkan untuk Spesies F. dasylirii
harus menggunakan mikroskop. Perbedaan diantara pori-pori diskoidal terletak di tepi luar area sklerotisasi
kedua spesies ini adalah letak pori-pori discodialnya dan seringkali dengan pori-pori dan sklerotisasi di
yang berada pada Tubular Duck, untuk F virgata letak sekitarnya menonjol keluar dari tepi[4]. Proses
pori-pori discodialnya. Penggunaan teknologi pengidentifikasian ini membatu peneliti untuk
computer vision menjadi slah satu solusi untuk mengetahui pembasmi yang tepat untuk menaggulangi
mengidentifikasi spesies ferrisia dengan mudah. hama kutu putih ini.
Penelitian ini bertujuan menghasilkan dataset spesies Selain secara manual indentifikasi kutu putih bisa
ferrisia teranotasi yang ada di Provinsi Bengkulu, dilakukan menggunakan bantuan computer vision.
Menghasilkan model YOLO untuk mengembangkan Deteksi objek adalah cabang penting dalam bidang visi
aplikasi identifikasi spesies ferrisia berbasis website. komputer dan pemrosesan gambar. Deteksi objek adalah
Model terbagus didapat pada model YOLO dengan proses mengidentifikasi kemunculan jenis objek tertentu
arsitektus small (YOLOv5s. ). Untuk nilai IoU dalam gambar dan video[6]. Algoritma deteksi objek
threshold sebesar 0,5 yang dihasilkan untuk semua telah menerima banyak perhatian dalam pembelajaran
kelas dari percobaan ini yaitu 0,712. Hasil Percobaan mendalam[7] algoritma dalam pembelajaran mendalam
menunjukkan akurasi identifikasi menggunakan sangat berkembang hingga sekarang dan algoritma You
metode YOLO mencapai 90.07% dengan menggunakan Only Look Once(YOLO) merupakan salah satu
49 data test. Aplikasi di deploy menggunakan streamlit algoritma yang sedang populer[8], seiring perkembangan
berbasis website. teknologi deteksi objek, rangkaian algoritma YOLO
Kata kunci – ferrisia; hama; spesies; YOLOv5s dengan presisi dan kecepatan sangat tinggi telah

Copyright ©2023, The authors. Published by Department of Computer Engineering, Universitas Diponegoro
Submitted: 27 January 2021; Revised: 7 July 2021; Accepted: 10 August 2021; Published: 31 October 2021
Available at https://jtsiskom.undip.ac.id (3 January 2022) Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer, 10(x), 2022, 1-10
DOI:10.14710/jtsiskom.2022.xxxxx

digunakan dalam berbagai tugas deteksi


pemandangan[9]. Pada saat yang sama sistem YOLO Pada proses anotasi, area setiap hama yang terdapat
menghitung semua fitur gambar dan memprediksi semua pada citra di-bounding box dan diberi label sesuai dengan
objek. YOLOv5 adalah generasi kelima dari YOLO, jenis spesies tersebut. Gambar akan dibagi menjadi tiga
ditulis dalam bahasa pemrograman Python[10].Menurut data yaitu data latih(70%), data validasi(20%) dan data
berbagai penelitian, YOLOv5 mengungguli model uji(10%). Selanjutnya augmentasi perlu dilakukan untuk
YOLO lainnya dalam hal akurasi dan kecepatan[11]. menambah variasi data citra input, satu citra input di-aug-
mentasi menjadi tempat citra output. Teknik augmentasi
II. METODE PENELITIAN yang digunakan ditunjukkan pada Gambar 8. Jumlah
keseluruhan dataset setelah dilakukan augmentasi adalah
A. Dataset 1023 gambar.

Data yang digunkan dalam penelitian ini di ambil Tabel 1. Augmentasi gambar dataset
secara langsung di laboratorium Fakultas Pertanian Uni-
versitas Bengkulu menggunakan kamera smartphone 12 No Teknik Nilai
MP (Mega Pixel) sehingga menghsilkan resolusi yang 1 Flip Horizontal, Vertikal
2 90° Rotation 100 horizontal, 100
baik. Penulis mengambil gambar langsung dari Mikros-
vertikal
kop dengan bantuan tripod agar posisi smartphone fix 3 Brightness 10% terang & 10% gelap
dan mempermudah proses pengambilan gambar seperti 4 Blur 0,5px
pada Gambar 8Gambar 8Gambar 8Gambar 8.

B. You Only Look Once (YOLO)


Salah satu Metode jaringan saraf convolutional adalah
YOLO. YOLO diperkenalkan oleh Joseph Chet Redmon,
yang Seorang ilmuwan komputer yang sangat menyukai
bidang mesin Belajar, analisis data dan programmer. dia
memperkenalkan YOLO dan mitranya Santosh, Ross,
Zach dan Ali. Kehadiran YOLO pada tahun 2015 dengan
makalah yang dirilis oleh Joseph Redmon et al (2016)
“You Only Look Once: Unified, Real-time Object Detec-
tion” segera mendapat banyak perhatian dari sesama
peneliti computer vision. Pendahulu YOLO yaitu Region
Gambar 1 Proses pengambilan dataset menggunakan Convolutional Network (R-CNN) menggunakan Regions
smartphone Proposal Networks (RPNs) yang menghasilkan bounding
Data preparat ferrisia di peroleh dari Pakar Ento- box pada gambar input terlebih dahulu, kemudian men-
mologi Universitas Bengkulu. Total preparat yang jalankan classifier pada bounding box, kemudian men-
digunakan adalah 64 kaca preparat sehingga didapatkan erapkan pasca-pemrosesan untuk menghapus deteksi
total 1023 gambar, dari 1023 gambar tersebut di seleksi duplikat serta memperbaiki bounding box[10].
langsung dengan bantuan Pakar sehingga didapatkan
gambar yang benar-benar bisa di jadikan dataset ber-
jumlah 477 gambar karena hanya gambar yang memiliki
objek yang jelas dan posisi bintik discodialnya terlihat
agar gambar tersebut bisa dijadikan dataset.
Terdapat dua jenis spesies yang berhasil dan satu kelas
unidentified yang berhasil di validasi yaitu ferrisia vir-
gata dan ferrisia dasylirii. Proses validasi dilakukan Ber-
sama pakar terkait. Anotasi dan augmentasi dilakukan
dengan menggunakan annotation tool yang disediakan
oleh aplikasi Roboflow[12]. Gambar 3 Ilustrasi kerja YOLO
Model YOLO disesuaikan dengan langkah awal yaitu
membagi citra masukan menjadi Beberapa sel kisi, di
mana setiap sel bertanggung jawab untuk prediksi Kotak
pembatas jika kotak pembatas tengah disertakan. setiap
sel Prediksi grid melibatkan kotak pembatas lebar, tinggi
dan koordinat nilai x,y kepercayaan diri. Prediksi
kategori juga didasarkan pada setiap sel. sebagai
Misalnya, sebuah gambar dibagi menjadi kisi 7x7, dan
Gambar 2 contoh gambar spesies ferrisia setiap sel dalam kisi dapat Memprediksi dua kotak
pembatas, menghasilkan 98 prediksi kotak pembatas

Copyright ©2023, The authors. Published by Department of Computer Engineering, Universitas Diponegoro
Submitted: 27 January 2021; Revised: 7 July 2021; Accepted: 10 August 2021; Published: 31 October 2021
Available at https://jtsiskom.undip.ac.id (3 January 2022) Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer, 10(x), 2022, 1-10
DOI:10.14710/jtsiskom.2022.xxxxx

disarankan. kemudian kelas probabilitas percaya diri dan jumlah prediksi negatif palsu. Persamaan untuk
kotak pembatas Dikombinasikan ke dalam kotak mendapatkan precision, recall dan F1.
pembatas akhir dan label kelas[13].

C. Model dan Training


Yolo merupakan single stage object detector yang
terdiri dari Model Backbone, Model Neck, dan Model
Head. Model Backbone berfungsi untuk ekstraksi fitur
dari citra input. Model Neck digunakan untuk
menghasilkan fitur piramid yang dapat membuat sistem
memiliki kemampuan mendeteksi objek dengan skala
berbeda. Model Head berfungsi untuk deteksi final[14].

Gambar 5 Confusion Matrix


TP
Precision = TP+FP (1)
TP
Recall = (2)
TP+FN
𝑟𝑒𝑐𝑎𝑙𝑙 𝑥 𝑝𝑟𝑒𝑐𝑖𝑠𝑖𝑜𝑛
F1 = 2 𝑥 𝑟𝑒𝑐𝑎𝑙𝑙 +𝑝𝑟𝑒𝑐𝑖𝑠𝑖𝑜𝑛 (3)

Gambar 4 Arsitektur Model YOLOv5 Average precision mengindikasikan apakah model


dapat mengidentifikasi real positive label tanpa banyak
YOLOv5 terdiri atas beberapa release version, dan
melakukan kesalahan memprediksi real negative label
saat penelitian ini dilakukan, keluaran terbaru yang
sebagai positive label. Oleh karena itu, average precision
digunakan adalah model YOLOv5 – v6.0 release.
tinggi jika model berhasil memprediksi positive label
YOLOv5 memiliki akurasi deteksi yang tinggi, model
dengan benar. Nilai average precision merupakan luas
ringan dan kecepatan deteksi yang tinggi, sehingga
area di bawah kurva precision-recall berdasarkan nilai
YOLOv5 sangat cocok untuk sistem deteksi real time
confidence threshold yang berbeda. Jika precision dan
pada embedded devices`[14].
recall, masing-masing bernilai 1, maka nilai average pre-
C. Evaluasi Model cision adalah 1. Nilai rata-rata dari average precision
semua hasil deteksi disebut mean Average Precision
Untuk mengamati performa pelatihan model, indi- (mAP).
kator-indikator yang diamati adalah train dan validation Best trained model dari setiap training epoch
loss data, precision, recall, F1, mAP@0.5, YOLOv5 ditentukan berdasarkan persamaan (4). Best of
mAP@0.5:0.95 dan mAP versus GPU Speed. Train dan the best trained model dan dievaluasi lebih lanjut pada
validation loss masing-masing terdiri dari box loss, ob- test dataset.
ject loss dan class loss. Box loss adalah loss yang
disebabkan oleh prediksi box[15]. Object loss adalah loss 𝑏𝑒𝑠𝑡 = max{(0.1 × 𝑚𝐴𝑃@0.5) × (0.9 × 𝑚𝐴𝑃@0.5: 0.95)} (4)
karena salah prediksi objek Intersection over Union
(IoU)[16]. IoU adalah rasio luas area tumpang tindih Untuk validasi, nilai confidence threshold default
dengan luas area gabungan dari predicted bounding yang digunakan oleh YOLOv5 adalah 0.001, namun hal
box[17]. Class loss adalah loss yang disebakan penyim- ini dapat mengakibatkan precision yang rendah dan recall
pangan dari memprediksi '1' untuk kelas yang benar dan yang tinggi. Untuk mengatasi hal ini, nilai confidence
'0' untuk semua kelas lain untuk objek di dalam box[17]. terbaik untuk gunakan dipilih berdasarkan kurva
Precision, recall dan F1 dihitung dengan confidence terhadap TF1, yaitu nilai confidence pada
menggunakan data matriks konfusi dengan nilai TF1 tertinggi. Untuk evaluasi model berdasarkan
menggunakan persamaan x, y dan z. Presisi menunjuk- mAP digunakan IoU 0.5 (mAP@0.5) dan mAP rata-rata
kan rasio prediksi positif sejati terhadap semua data pred- dengan IoU 0.5:0.95 (mAP@0.5:0.95) dengan step 0.05.
iksi positif. Penarikan kembali menunjukkan rasio pred- Sedangkan untuk implementasi deteksi, primary
iksi positif sejati terhadap semua data positif nyata. challenge metric menggunakan mAP@0.5:0.95,
Matriks kebingungan menunjukkan kinerja prediksi ob- PASCAL VOC metric menggunakan mAP@0.5,
jek ke label objek yang benar. Confusion matrix berisi sedangkan strict metric menggunakan mAP@0.75. Pada
informasi True Positive (TP), True Negative (TN), False penelitian ini digunakan IoU threshold 0.6 yang
Positive (FP), dan False Negative (FN). Bentuk confu- merupakan Non-Maximum Suppression IoU (NMS-IoU)
sion matrix ditunjukkan pada Gambar 8, TP menunjuk- default YOLO5v[18].
kan jumlah prediksi positif yang benar, TN menunjukkan
jumlah prediksi negatif yang benar, FP menunjukkan
jumlah prediksi positif palsu, dan FN menunjukkan

Copyright ©2023, The authors. Published by Department of Computer Engineering, Universitas Diponegoro
Submitted: 27 January 2021; Revised: 7 July 2021; Accepted: 10 August 2021; Published: 31 October 2021
Available at https://jtsiskom.undip.ac.id (3 January 2022) Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer, 10(x), 2022, 1-10
DOI:10.14710/jtsiskom.2022.xxxxx

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil training model YOLOv5s


Proses training dilakukan pada google colab[19], [20]
dengan memasukkan script train YOLOv5s dengan
menggunakan patience 200 dan maksimal epoch 3000.
Hasil dari pelatihan ini bisa di lihat pada Gambar 8.
mAP@5.0 untuk semua kelas yaitu 0.712, ini sudah
sesuai standar dari batas minimal mAP’ di machine
learning. Training model juga menghasilkan grafik-
grafik pada Gambar 8yang terdiri dari grafik mAP_0.5,
grafik object loss, grafik precision, grafik recall, grafik (a)
box loss dan grafik class loss. Grafik ini akan menjadi
acuan pada saat evaluasi model.

Tabel 2 Hasil Training YOLOv5s


Class P R mAP@.5 mAp@.5:.95
All 0.682 0.692 0.712 0.538
dasylirii 0.524 0.831 0.629 0.495
unidentified 0.619 0.614 0.675 0.459
virgata 0.903 0.631 0.83 0.659

(b)

(a) (b)

(c)

(c) (d)

(e) (f)
Gambar 6 Grafik Training YOLOv5s : (a) Grafik
mAP_0.5, (b) Grafik object loss (c) Grafik precision, (d)
Grafik recall, (e) Grafik box loss, (f) Grafik class loss (d)
Gambar 7 Matrix Evaluasi : (a) F1 confidence curve,
(b) Recall confidence curve, (c) Precision recall
B. Evaluasi model YOLOv5s curve, (d) Precision confidence curve
Performa training model YOLOv5s, precission
memiliki nilai tertinggi 1 dengan nilai 0,887, recall
tertinggi 0,99 dengan confidence mendekati 0. Hal ini
mengindikasikan bahwa precision dan recall tidak dapat
dijadikan metric evaluasi performa yang cukup bagi

Copyright ©2023, The authors. Published by Department of Computer Engineering, Universitas Diponegoro
Submitted: 27 January 2021; Revised: 7 July 2021; Accepted: 10 August 2021; Published: 31 October 2021
Available at https://jtsiskom.undip.ac.id (3 January 2022) Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer, 10(x), 2022, 1-10
DOI:10.14710/jtsiskom.2022.xxxxx

model. Nilai confidence yang akan digunakan untuk memvisualisasikan data yang dikhususkan dalam
sistem deteksi tidak dapat diambil dari kedua indikator membangun sebuah aplikasi website di bidang data
ini. Nilai confidence yang tinggi menyebabkan tingkat science[21].
keberhasilan prediksi TP menjadi rendah, namun
prediksi FP juga menjadi rendah. Dan sebaliknya jika
confidence rendah, maka prediksi TP menjadi tinggi,
namun FP juga menjadi tinggi. Untuk mendapatkan
kemampuan deteksi terbaik, nilai confidence yang
digunakan adalah nilai confidence pada F1-Score
tertinggi. Berdasarkan kurva F1-Score pada gambar 7 for
all classes, F1-Score tertinggi adalah 0.67 dengan nilai
confidence adalah 0.389.
Dari total 49 file citra dataset test dengan
menggunakan confidence threshold default dan IoU 0.5
hanya 40 file citra yang terdeteksi dan 9 file citra tidak Gambar 9 Tampilan aplikasi ferrisia detector
terdeteksi adanya objek. Pengujian dataset test dengan
Aplikasi deteksi spesies ferrisia ini diberi nama
menggunakan confidence threshold 0.389 yang
“Ferrisia Detector” yang bisa di akses melalui laman
meupakan hasil dari F1-score dan IoU 0.5 yang
https://reyhanfirdaus10-ferrisiadetector-home-
merupakan IoU terbaik menghasilkan semua gambar
amv9a1.streamlit.app/. Cara penggunaan aplikasi ini
dapat terdeksi dapat di lihat pada, artinya Confidence
dengan mengupload gambar citra spesies ferrisia
threshold sangat mempengaruhi peforma deteksi objek.
kemudian aplikasi akan mendeteksi secara otomatis
Predicted Objects spesies dari gambar citra yang di upload.
(49 images, 76 objects, and 3 classes)
IV. KESIMPULAN
Unidentified 3 23
Dataset spesies ferrsia berjumlah 1139 gambar, setelah
Dasylirii 4 32 dilakukan augmentasi menjadi 2832 gambar.Deteksi ob-
jek spesies ferrisia dengan menggunakan metode
Virgata 1 13 YOLOv5 dapat dilakukan dengan menggunakan arsi-
tektur small dengan mendapatkan mAP 0,712 dengan
0 10 20 30 40 hasil deteksi sebesar 90.07%. Deploy aplikasi
true predictions false predictions menggunakan library streamlit yang bisa di akses pada
https://reyhanfirdaus10-ferrisiadetector-home-
Gambar 8 Predicted Object
amv9a1.streamlit.app/.
Berdasarkan hasil pengujian menggunakan dataset
test dapat di simpulkan bahwa dengan menggunakan DAFTAR PUSTAKA
nilai dari confidence threshold 0.389 dan IoU 0.5
mendapatkan hasil terbaik, selanjutnya akan di lihat pe- [1] B. Abduchalek and A. Rauf, “Kutu putih sing-
forma sesungguhnya dari kinerja objek deteksi spesies kong, Phenacoccus manihoti Matile-Ferrero (He-
ferrisia dengan melihat prediksi objek yang di tampilkan, miptera: Pseudococcidae): persebaran geografi di
berdasarkan pada grafik yang di tampilkan pada Gambar Pulau Jawa dan rintisan pengendalian hayati,” J.
8, untuk kelas unidentified memiliki score true prediction Hama Dan Penyakit Tumbuh. Trop., vol. 17, no.
sebesar 88,46%, kelas dasyliri memiliki score true pre- 1, pp. 1–8, 2017.
dictions sebesar 88,89%, dan kelas virgata memiliki [2] F. Nurmasari and S. P. Si, “Identifikasi Keane-
score true predictions 92,86%. Dengan hasil ini di dapat karagaman dan Pola Sebaran Hama Kutu Putih
hasil akhir score prediksi semua kelas adalah 90,07%, dan Musuh Alaminya pada Tanaman Singkong
apabila dilihat dari hasil predisi semua kelas dapat (Manihot esculenta) di Kabupaten Banyuwangi,”
dikatakan bahwa hasil dari objek deteksi spesies ferrisia BIOTROPIKA J. Trop. Biol., vol. 8, no. 3, 2020.
sudah dangat baik. [3] I. K. W. Yudha, I. W. Supartha, and I. W. Susila,
“Karakteristik morfologi dan kelimpahan populasi
C. Deployment aplikasi parasitoid (Hymenoptera) pada hama invasif kutu
putih ubi kayu, Phenacoccus manihoti Matile-Fer-
Model YOLOv5s yang sudah dievaluasi di expor erro (Hemiptera: Pseudococcidae) di Bali,”
dengan menggunakan google colab yang menghasilkan Agrotrop, vol. 10, no. 2, pp. 178–189, 2020.
file best.pt. File akan di masukkan ke dalam aplikasi yang [4] A. Zarkani, D. Apriyanto, F. Turanli, and M. B.
sudah di deploy menggunakan website streamlit. Kaydan, “COCCOMORPHA: PSEUDOCOC-
Streamlit adalah framework open-source untuk membuat CIDAE) IN INDONESIA,” 2020.
aplikasi web interaktif menggunakan Python. Ini
membuat mudah untuk membuat aplikasi web yang
memungkinkan pengguna untuk mengeksplorasi dan

Copyright ©2023, The authors. Published by Department of Computer Engineering, Universitas Diponegoro
Submitted: 27 January 2021; Revised: 7 July 2021; Accepted: 10 August 2021; Published: 31 October 2021
Available at https://jtsiskom.undip.ac.id (3 January 2022) Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer, 10(x), 2022, 1-10
DOI:10.14710/jtsiskom.2022.xxxxx

[5] M. D. R. BALFAS, “KARAKTERISTIK BI- [13] L. Zhao, Y. Pan, S. Wang, L. Zhang, and M. S.
OLOGI DAN MOLEKULER SERTA PENGEN- Islam, “Skip-YOLO: Domestic Garbage Detec-
DALIAN VIRUS PENYEBAB PENYAKIT tion Using Deep Learning Method in Complex
KERDIL PADA LADA”. Multi-scenes,” In Review, preprint, Aug. 2021.
[6] R. Rahmania, F. Corputty, S. A. Wibowo, D. E. doi: 10.21203/rs.3.rs-757539/v1.
Saputra, and A. Istiqomah, “Exploration of The [14] M. A. Zulkiflie, “IMPLEMENTASI ALGO-
Impact of Kernel Size for YOLOv5-based Object RITMA OBJECT DETECTION YOLOV4 DAN
Detection on Quadcopter,” JOIV Int. J. Inform. EUCLIDEAN DISTANCE DALAM
Vis., vol. 6, no. 3, p. 726, Sep. 2022, doi: MENDETEKSI PELANGGARAN SOCIAL
10.30630/joiv.6.3.898. DISTANCING,” PhD Thesis, Universitas Ha-
[7] I. Ahmad et al., “Deep Learning Based Detector sanuddin, 2021.
YOLOv5 for Identifying Insect Pests,” Appl. Sci., [15] A. F. Fandisyah, N. Iriawan, and W. S. Winahju,
vol. 12, no. 19, p. 10167, Oct. 2022, doi: “Deteksi Kapal di Laut Indonesia Menggunakan
10.3390/app121910167. YOLOv3,” J. Sains Dan Seni ITS, vol. 10, no. 1,
[8] Y. Pratama and E. Rasywir, “Eksperimen Penera- pp. D25–D32, 2021.
pan Sistem Traffic Counting dengan Algoritma [16] J. Redmon and A. Farhadi, “YOLOv3: An Incre-
YOLO (You Only Look Once) V. 4.,” J. Media mental Improvement”.
Inform. Budidarma, vol. 5, no. 4, pp. 1438–1446, [17] T.-Y. Lin, P. Goyal, R. Girshick, K. He, and P.
2021. Dollár, “Focal Loss for Dense Object Detection,”
[9] R. W. Arief, “Sistem Deteksi dan Pengenalan in 2017 IEEE International Conference on Com-
Rambu Lalu Lintas Di Indonesia Mengunakan Al- puter Vision (ICCV), Oct. 2017, pp. 2999–3007.
goritma YOLOv4= Traffic Sign Detection and doi: 10.1109/ICCV.2017.324.
Recognition System in Indonesia Using the [18] L. Gao, X. Yi, Z. Jiang, L. Hao, and Z. Tang,
YOLOv4 Algorithm,” PhD Thesis, Universitas “ICDAR2017 competition on page object detec-
Hasanuddin, 2021. tion,” in 2017 14th IAPR International Confer-
[10] S. M. Abas, A. M. Abdulazeez, and D. Q. Zeeba- ence on Document Analysis and Recognition
ree, “A YOLO and convolutional neural network (ICDAR), 2017, vol. 1, pp. 1417–1422.
for the detection and classification of leukocytes [19] P. Jiang, D. Ergu, F. Liu, Y. Cai, and B. Ma, “A
in leukemia,” Indones. J. Electr. Eng. Comput. Review of Yolo algorithm developments,” Proce-
Sci., vol. 25, no. 1, p. 200, Jan. 2022, doi: dia Comput. Sci., vol. 199, pp. 1066–1073, 2022.
10.11591/ijeecs.v25.i1.pp200-213. [20] H. F. Hasya, H. H. Nuha, and M. Abdurohman,
[11] N. E. Budiyanta, M. Mulyadi, and H. Tanudjaja, “Real Time-based Skin Cancer Detection System
“Sistem Deteksi Kemurnian Beras berbasis Com- using Convolutional Neural Network and
puter Vision dengan Pendekatan Algoritma YOLO,” in 2021 4th International Conference of
YOLO,” J. Inform. J. Pengemb. IT JPIT, vol. 6, Computer and Informatics Engineering (IC2IE),
2021. 2021, pp. 152–157.
[12] A. Nugroho and M. R. A. Cahyono, “IMPLE- [21] A. B. Prasetyo and T. G. Laksana, “Optimization
MENTASI OBJECT RECOGNITION PADA of K-Nearest Neighbors Algorithm with Cross
RAMBU-RAMBU DAN LAMPU LALU Validation Techniques for Diabetes Prediction
LINTAS DENGAN RASPBERRY PI DENGAN with Streamlit,” J. Appl. Inform. Comput., vol. 6,
ALGORITMA YOLOV5,” Sebatik, vol. 26, no. 2, no. 2, pp. 194–204, 2022.
pp. 549–556, 2022.

©2023. This article is an open access article distributed under the terms and conditions of the Creative
Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Copyright ©2023, The authors. Published by Department of Computer Engineering, Universitas Diponegoro
Submitted: 27 January 2021; Revised: 7 July 2021; Accepted: 10 August 2021; Published: 31 October 2021

Anda mungkin juga menyukai