TENTANG
BUPATI SOPPENG,
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
2
l. Perangkat Desa adalah unsur pelayanan, yang terdiri dari Sekretaris Desa dan atau Tata
Usaha Desa, unsur pelaksana teknis lapangan dan unsur pembantu Kepala Desa
diwilayah bagian desa seperti Kepala dusun
BAB II
KERANGKA DAN BENTUK PERATURAN DESA
Pasal 2
Kerangka Peraturan Desa, terdiri atas :
a. Judul, memuat Jenis, Nomor, Tahun Pengundangan/Penetapan dan Nama Peraturan
Desa.
b. Pembukaan, memuat
1. Frase ”Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa”;
2. Jabatan pembentuk peraturan desa;
3. Konsideran (menimbang);
4. Dasar hukum (mengingat);
5. Diktum, terdiri dari;
a. Memutuskan;
b. Menetapkan;
c. Nama Peraturan Desa
c. Batang Tubuh, dikelompokkan ke dalam :
1. Ketentuan umum;
2. Materi pokok yang diatur;
3. Ketentuan peralihan (jika diperlukan);
4. Ketentuan penutup.
d. Penutup.
e. Penjelasan (jika diperlukan).
f. Lampiran (jika diperlukan).
Pasal 3
Bentuk Peraturan Desa adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan Daerah
ini.
BAB III
MUATAN MATERI PERATURAN DESA
Pasal 4
BAB IV
TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENETAPAN
PERATURAN DESA
Pasal 5
3
Pasal 6
(1) Rancangan peraturan Desa dapat disusun dan diajukan oleh Pemerintah Desa dan
atau oleh BPD.
(2) Dalam menyusun rancangan peraturan Desa, Pemerintah Desa dan atau BPD harus
memperhatikan dengan sungguh-sungguh aspirasi yang berkembang dalam
masyarakat Desa.
(3) Untuk menampung aspirasi masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) pasal
ini, pemerintah Desa dan atau BPD, dapat mengadakan rapat atau pertemuan dengan
pemuka-pemuka masyarakat atau lembaga kemasyarakatan yang ada di Desa
(4) Rancangan Peraturan Desa yang berasal dari Pemerintah Desa disampaikan oleh
Kepala Desa kepada BPD secara tertulis.
(5) Setelah menerima rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (4)
pasal ini, maka BPD menyelenggarakan rapat paripurna untuk mendengarkan
penjelasan Kepala Desa tentang hal-hal yang berhubungan dengan materi rancangan
peraturan Desa tersebut.
(6) Setelah mendengarkan penjelasan Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (5)
pasal ini, maka BPD membahas rancangan peraturan Desa tersebut bersama-sama
dengan Pemerintah Desa.
(7) Jika rancangan peraturan Desa berasal dari BPD, maka BPD mengundang Pemerintah
Desa untuk melakukan pembahasan.
(8) Dalam melakukan pembahasan BPD dapat membentuk panitia khusus yang terdiri dari
anggota BPD.
(9) Rapat pembahasan rancangan peraturan Desa dapat mengundang pejabat terkait
untuk dapat memberikan pertimbangan/saran atas izin pimpinan rapat.
(10) Setelah dilakukan pembahasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) dan ayat (7)
pasal ini, maka BPD menyelenggarakan rapat paripurna yang dihadiri oleh anggota
BPD dan Pemerintah Desa dalam acara penetapan persetujuan BPD atas rancangan
Peraturan Desa menjadi Peraturan Desa yang dituangkan dalam keputusan BPD.
(11) Setelah mendapatkan persetujuan BPD sebagaimana dimaksud dalam ayat (10) pasal
ini, maka Kepala Desa menetapkan Peraturan Desa serta disampaikan kepada Bupati
melalui Camat untuk diumumkan dalam Berita Daerah.
(12) Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (11) pasal ini diumumkan dalam
Berita Daerah oleh Sekretaris daerah.
(13) Pelaksanaan pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (12) pasal ini dapat
didelegasikan kepada sekretaris desa.
Pasal 7
(1) Peraturan Desa ditetapkan dan ditanda tangani oleh Kepala Desa setelah
mendapatkan persetujuan BPD.
(2) Peraturan Desa tidak memerlukan pengesahan Bupati, tetapi wajib disampaikan
kepada Bupati selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak ditetapkan dengan
tembusan kepada Camat
Pasal 8
(1) Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa yang telah disetujui bersama
sebelum ditetapkan oleh kepala desa paling lama 3 (tiga) hari kerja disampaikan oleh
kepala desa kepada bupati melalui camat untuk dievaluasi.
(2) Hasil evaluasi Bupati terhadap Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disampaikan paling lama 20 (dua puluh) hari kepada Kepala Desa.
(3) Apabila hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melampaui batas waktu
dimaksud, Kepala Desa dapat menetapkan Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa
menjadi Peraturan Desa.
(4) Jika rancangan peraturan desa tentang APB Desa belum disetujui oleh BPD
setelah 30 (tiga puluh) hari kerja sejak rancangan Peraturan desa diterima oleh BPD,
maka kepala desa menetapkan rancangan peraturan desa menjadi peraturan desa.
4
(5) Peraturan Desa tentang APB Desa tidak memerlukan pengesahan Bupati, tetapi
wajib disampaikan kepada Bupati selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak
ditetapkan dengan tembusan kepada Camat
BAB V
MEKANISME PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 9
BAB VI
KEDUDUKAN PERATURAN DESA
Pasal 10
(1) Peraturan Desa sebagai produk hukum di desa, mempunyai kedudukan hukum
tertinggi di desa dan mengikat bagi seluruh warga Desa serta pihak-pihak lain yang
mempunyai kepentingan terhadap Desa tersebut.
(2) Untuk melaksanakan Peraturan Desa ditetapkan Peraturan Kepala Desa /
Keputusan Kepala Desa sebagai pelaksanaan.
(3) Peraturan Desa tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum, Peraturan
Daerah dan peraturan Perundang-undangan lain yang lebih tinggi tingkatannya
BAB VII
PEMBATALAN
Pasal 11
(1) Pemerintah Kabupaten dapat membatalkan Peraturan desa yang bertentangan dengan
kepentingan umum atau peraturan lain yang lebih tinggi tingkatannya.
(2) Keputusan pembatalan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal
ini diberitahukan kepada Kepala Desa yang bersangkutan disertai dengan alasan dan
pertimbangan.
(3) Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah keputusan pembatalan Peraturan Desa
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) pasal ini, Peraturan Desa tersebut dibatalkan
pelaksanaannya
Pasal 12
Peraturan Desa atau Keputusan Kepala Desa yang dibatalkan oleh Bupati tidak dapat
dilaksanakan, walaupun Kepala Desa mengajukan upaya keberatan, sebelum adanya
keputusan tentang keberatan tersebut
5
BAB VIII
PEMBINAAN
Pasal 13
Pasal 14
(1) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng
Nomor 18 Tahun 2001 tentang Pedoman pembuatan Peraturan Desa dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku lagi.
(2) Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai
pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.
Pasal 15
Ditetapkan di Watansoppeng
Pada tanggal, 19 September 2007
BUPATI SOPPENG,
ttd
H. ANDI SOETOMO
Diundangkan di Watansoppeng
Pada tanggal 20 September 2007
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SOPPENG,
H.M.NATSIR HUSAIN
6
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR
TENTANG
PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN
PERATURAN DESA
I. UMUM
Pasal 1 s/d 15
Cukup Jelas
7
LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG
……………………………………………………………….
KEPALA DESA…………….,
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
8
Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :
a. ...........................
b. ...........................
c. ..........................
d. dst
BAB II
...........................................
Pasal 2
(1) .......................
Pasal 3
(1) .......................
a. ...........
1)
2)
b. ...........Dst
BAB III
.............................................
Pasal 4
(1) .......................
(2) ...........................
BAB ..........
KETENTUAN PERALIHAN
(jika diperlukan)
Pasal ..............
(1) ………………….
BAB ……
KETENTUAN PENUTUP
Pasal ……………
(1) ……………………………...
Pasal …………..
Ditetapkan di .................
Pada tanggal, ....................
KEPALA DESA.................,
.......................
Diundangkan di ...................
pada tanggal.........................
BUPATI SOPPENG,
H. ANDI SOETOMO
9