5068 18111 1 PB
5068 18111 1 PB
ABSTRAK
ABSTRACT
Madrasa has a vital role to prevent intolerance in Indonesia through the application of
wasathiyah (moderate) values. On the other hand, madrasa has not had the applied concept of
wasathiyah values and the development of wasathiyah education. Therefore, this article aims
to describe the concept, kinds of wasathiyah values, and its developing strategy. This study
uses a library research method, which is by searching the various data from the literature,
either primary or secondary sources from books, journals, and other sources. Based on some
literature in the result and discussion session, wasathiyah education is a kind of education
that promotes tolerance, justice, and balance in all life aspects. The wasathiyah values that
should be applied in a madrasa such as tawassut (moderate attitude), tawazun (balance), I’tidal
(justice), tasamuh (tolerance), tahaddur (civilized), wathaniyah wa muwathani (nation-state),
and wudwatiyah (innovative). The model of wasatiyah education development needs to be
actualized by a madrasa such as: first, the madrasa should make the vision and mission
statements that aim to the wasathiyah values. Second, the madrasa should be able to develop
the curriculum based wasathiyah values. Third, strengthen the habit and culture of the
madrasa as a strategy for internalizing wasathiyah values. Fourth, madrasa should be able to
develop the strengthening of moderate Islam through the program that aims to integration of
wasathiyah values.
65
Key words: madrasa role, wasathiyah values
Article history:
Received : 20-10-2022
Revised : 09-12-2022
Accepted : 16-12-2022
Copyrigt @ Salim
66
Al-Mudarris : Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam p-ISSN: 2622-1993
Vol.5, No.1, May 2022, pp. 65-78 e-ISSN: 2622-1586
67
Teknik pengumpulan data adalah ditafsirkan secara beragam oleh para
dengan mengungkap dan mengkaji ahli. Menurut al-Salabi kata
pendidikan wasatiyah di Madrasah wasathiyyah memiliki banyak arti.
dengan mengumpulkan buku, Pertama, dari akar kata wasth,
artikel, jurnal, opini ilmiah lainnya berupa dharaf, yang berarti baina
yang sesuai dengan fokus penelitian. (antara). Kedua, dari akar kata
Teknik analisis data menggunakan wasatha, yang mengandung banyak
metode analisis deskriptif content. arti, diantaranya: (1) berupa isim
Data yang dianalisis kemudian (kata benda) yang mengandung
disajikan dengan menggunakan pengertian antara dua ujung; (2)
metode deduktif yang menyimpang berupa sifat yang bermakna (khiyar)
dari teori umum untuk menarik terpilih, terutama, terbaik; (3) wasath
kesimpulan yang merupakan yang bermakna al-‘adl atau adil; (4)
jawaban dari rumusan pertanyaan wasath juga bisa bermakna sesuatu
penelitian. yang berada di antara yang baik
(jayyid) dan yang buruk
III. PEMBAHASAN DAN DISKUSI (radi‟)(Muhammad Tholchah Hasan
A. Konsep Pendidikan Wasatiyah 2016).
Islam moderat, juga dikenal
Pendidikan adalah proses sebagai Islam Wasathiyah, berasal
pembentukan keterampilan dasar dari dua kata, Islam dan
(Hasbullah 2015). Dampak "wasathiyah". Seperti yang kita
intelektual dan emosional terhadap ketahui bersama, Islam adalah
alam dan sesama manusia, agama yang penuh berkah, dibawa
mengubah kemampuan laten oleh Nabi Muhammad. Islam adalah
individu peserta didik menjadi agama utama Indonesia, yang paling
kemampuan nyata untuk banyak penduduknya di dunia saat
meningkatkan kesejahteraan fisik ini (Fahri and Zainuri 2019).
dan mental mereka. Proses Secara etimologis, kata
pendidikan berjalan dalam dua arah, moderasi diambil dari kata sifat
mempertahankan kelangsungan moderat yang berarti tidak ekstrim;
hidup dan menghasilkan sesuatu terbatas berarti tidak ekstrim atau
(Hamzah B.Uno Dan Nina terbatas(Martin H. Manser 1991).
Lamatenggo 2016). Hasil pendidikan Dalam bahasa Arab, kata wasatiyyah
adalah lulusan yang dididik menurut setara dengan kata moderasi, وسط
atau dengan mengacu pada tujuan الشيء ما بين طرفيهartinya mengandung
pendidikan yang telah ditentukan. wasatiyyah, yang berada di sisi
Pendidikan adalah proses mengubah (tengah)(Syaikhul Alim & Munib,
sikap dan perilaku seseorang, 2021). Dari pengertian etimologis ini,
sekelompok orang mendewasakan dapat disimpulkan bahwa kata
seseorang melalui usaha dan usaha wasatiyyah berarti sikap yang berada
pengajaran dan pelatihan (Chairul di area tengah dan bisa melindungi
Anwar 2014). diri dari kelewatan batas yang sudah
Konsep wasathiyyah dalam ditentukan.
beberapa literatur keislaman
68
Al-Mudarris : Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam p-ISSN: 2622-1993
Vol.5, No.1, May 2022, pp. 65-78 e-ISSN: 2622-1586
69
dan perilaku seseorang melalui mementingkan simbol agama
usaha pengajaran dan pelatihan daripada esensi agama itu sendiri.
dengan cara internalisasi nilai-nilai Untuk itu menurut Karjinto milenial
moderat kepada peserta didik yang perlu diberikan pemahaman tentang
dilakukan secara terus menerus. moderasi beragama sedini mungkin
agar mereka memiki karakter
menerima perbedaan dan
B. Nilai-Nilai Pendidikan
menebarkan kerukunan dengan cara
Wasatiyah saling menghormati, menghargai,
Nilai dalam bahasa inggris dan menyayangi (Habib Anwar Al-
disebut value berarti harga. Nilai Anshori 2022).
menurut Danandjaja adalah sesuatu Madrasah melalui guru dapat
yang lebih penting atau kurang memberikan pengetahuan dan
penting, lebih baik atau kurang baik, pemahaman kepada remaja (peserta
lebih benar atau yang salah. didik) melalui kegiatan pembelajaran.
Sedangkan Giddens mengartikan Proses pembelajaran harus
nilai merupakan suatu gagasan yang menginternalisasikan nilai-nilai
dimiliki oleh kelompok mengenai apa moderasi yang sudah dirancang
yang layak, dikehendaki, dan dalam Rencana Pelakasanaan
sesuatu yang dianggap baik Pembelajaran (RPP). Nilai wasatiyyah
(Anthony.Giddens 1995). Nilai yang dapat diterapkan dalam proses
merupakan sesuatu yang bersifat pembelajaran adalah sebagai berikut
abstrak dengan kata lain ia ideal (M. Cholil Nafis dkk. 2019):
bukan konkrit, bukan persoalan a. Nilai Tawassut (mengambil jalan
benar dan salah tetapi mengenai tengah), yaitu memahami dan
perhatian yang dikehendaki dan mengamalkan agama non-ifrat
(berlebihan dalam hal agama) dan
tidak dikehendaki, serta disenangi
sebaliknya yaitu tafrit
atau tidak disenangi (M. Chabib
(pengurangan ajaran agama).
Thoha 1996). Berdasarkan
Konten materi pendidikan Islam di
pengertian ini, nilai adalah sesuatu Madrasah memuat hal-hal yang
yang dianggap penting bersifat mengarah pada posisi tengah-
abstrak, berhubungan dengan tengah tidak memihak salah satu
sesuatu yang dikehendaki dan faham tertentu melainkan
disenangi. menjadi mediator pemersatu
Akhir-akhir ini pemahaman ukhuwah Islamiyah. Materi yang
terhadap nilai menjadi urgen bisa dimasukkan seperti
terutama dikalangan kaum muda, mujahadah an-nafs (kontrol diri),
termasuk di kalangan pelajar. husnuzzan (berbaik sangka), dan
Fenomena yang terjadi pada pelajar ukhuwah (persaudaraan) (Habib
adalah semangat keagamaan Anwar Al-Anshori 2022)
generasi melenial tidak diimbangi b. Nilai Tawazun (keseimbangan),
pemahaman dan pengamalan
dengan pengetahuan dan
agama secara seimbang, termasuk
pemahaman ilmu agama. Menurut
semua aspek kehidupan dunia
Yusuf Suharto milenial lebih
dan akhirat; pernyataan tegas
70
Al-Mudarris : Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam p-ISSN: 2622-1993
Vol.5, No.1, May 2022, pp. 65-78 e-ISSN: 2622-1586
78