Anda di halaman 1dari 102

MARKAS BESAR ANGKATAN UDARA

AKADEMI ANGKATAN UDARA

PERATURAN KHUSUS TARUNA


AKADEMI ANGKATAN UDARA

TAHUN 2020

DISAHKAN DENGAN KEPUTUSAN GUBERNUR AKADEMI ANGKATAN UDARA


NOMOR KEP/ 8 /IV/2020 TANGGAL 1 7 APRIL 2020
MARKAS BESAR ANGKATAN UDARA
AKADEMI ANGKATAN UDARA

KEPUTUSAN GUBERNUR AAU


Nomor Kep / 8 / IV / 2020

tentang

PERATURAN KHUSUS TARUNA AKADEMI ANGKATAN UDARA


(PERSUSTAR AAU)

GUBERNUR AKADEMI ANGKATAN UDARA

Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas hasil didik


Akademi Angkatan Udara, perlu adanya perangkat lunak berupa
Peraturan Khusus Taruna Akademi Angkatan Udara (Persustar AAU)
yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pelaksanaannya.

2. Bahwa untuk tertib administrasi dan pelaksanaannya, perlu


dikeluarkan Keputusan.

Mengingat : 1. Peraturan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor 54


Tahun 2017 tanggal 4 Desember 2017 tentang Kehidupan Taruna di
Lingkungan Tentara Nasional Indonesia.

2. Peraturan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor 34 Tahun


2018 tanggal 17 Juli 2018 tentang Administrasi Taruna Akademi TNI.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Peraturan Khusus Taruna AAU sebagaimana tercantum dalam


Keputusan ini.

2. Peraturan Khusus Taruna AAU (Persustar AAU) digunakan


sebagai salah satu pedoman dalam pelaksanaan kehidupan Taruna
AAU.

3. Keputusan ini setiap saat dapat ditinjau kembali untuk diadakan


penyempurnaan.

4. Hal-hal yang belum diatur dalam Keputusan ini akan diatur


tersendiri.
2

5. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Yogyakarta
pada tanggal April 2020

Gubernur Akademi Angkatan Udara,

Cap/Tertanda

Nanang Santoso
Marsekal Muda TNI

Autentikasi
PS. Kepala Sekretariat AAU,

Lilis Khrisnawati
Kapten Adm NRP 516286
i

DAFTAR ISI
PERATURAN KHUSUS TARUNA AAU
(PERSUSTAR AAU)

Keputusan Gubernur Akademi Angkatan Udara Nomor Kep/ 8 /IV/2020, tanggal 1 7 April
2020 tentang Peraturan Khusus Taruna Akademi Angkatan Udara.
ii
iii
MARKAS BESAR ANGKATAN UDARA Lampiran Kep Gubernur AAU
AKADEMI ANGKATAN UDARA Nomor Kep / 8 / IV / 2020
Tanggal 17 April 2020

PERATURAN KHUSUS
TARUNA AKADEMI ANGKATAN UDARA
(PERSUSTAR AAU)

BAB I
PENDAHULUAN

Pasal 1
Umum

Tujuan pendidikan Akademi Angkatan Udara (AAU) adalah mendidik dan


membentuk taruna AAU untuk menjadi perwira pertama Tentara Nasional Indonesia
Angkatan Udara (TNI AU) dengan pangkat letnan dua berkualifikasi akademis Diploma IV
(D-IV) dengan gelar sarjana terapan bidang pertahanan (S.T. Han) yang memiliki sikap
dan perilaku sebagai prajurit yang berjiwa Pancasila dan Sapta Marga, pengetahuan dan
keterampilan manajerial, serta kesamaptaan jasmani, dan kemiliteran. Dalam rangka
mengatur kegiatan yang menyangkut tentang kehidupan korps taruna, agar terwujud
kesamaan tindak, perilaku, dan penampilan taruna AAU, maka perlu disusun suatu
rumusan yang mengatur segala kehidupan korps taruna AAU yang disebut Peraturan
Khusus Taruna atau disingkat Persustar AAU.

Kehidupan taruna merupakan bagian integral dari sistem pendidikan di AAU yang
harus ditata dan diatur secara tertib. Salah satu peraturan yang digunakan sebagai
pedoman dalam penegakan disiplin dan tata tertib kehidupan sehari-hari taruna adalah
Persustar AAU. Persustar merupakan pelengkap ketentuan-ketentuan yang belum
tercantum dalam Peraturan Kehidupan Taruna (Perduptar) Akademi TNI dalam rangka
mendukung tercapainya tujuan pendidikan.

Pasal 2
Maksud dan Tujuan

a. Persustar ini merupakan pedoman bagi taruna AAU untuk:

1) Mengatur sikap, perilaku, tata krama, dan etika taruna dalam kehidupan
sehari-hari.

2) Pedoman pengasuh dalam penyelenggaraan pengasuhan.

b. Persustar AAU ditujukan untuk membentuk sikap/perilaku, mental, dan kepribadian


taruna agar memiliki ketaatan terhadap hukum dan peraturan, bertanggung jawab, selalu
dapat menjadi teladan bagi sesama taruna, serta lingkungan dan masyarakat dalam
setiap penampilan sikap dan perbuatannya sebagai calon perwira TNI AU.

Pasal 3
Dasar

a. Persustar merupakan piranti lunak dan sebagai pedoman dalam penegakan disiplin
dan tata tertib bagi taruna, dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan AAU maupun
2

di lingkungan masyarakat. Hal tersebut berlandaskan pada ketentuan-ketentuan yang


bersumber dari nilai-nilai sebagai berikut:

1) Pancasila.

2) UUD 1945.

3) Sapta Marga.

4) Sumpah Prajurit.

5) Delapan Wajib TNI.

6) Sebelas Azas Kepemimpinan TNI.

7) Kode Kehormatan Taruna maupun Kode Kehormatan Perwira.

b. Disamping nilai-nilai tersebut, terdapat pula peraturan-peraturan teknis lainnya


yang merupakan landasan formal yang penerapannya berlaku dalam kehidupan prajurit
TNI, yaitu:

1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

2) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Militer.

3) Hukum Disiplin Militer.

4) Peraturan Disiplin Militer.

5) Peraturan Militer Dasar (Permildas).

c. Peraturan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor 47 Tahun 2014 tanggal 31


Desember 2014 tentang Peraturan Urusan Dinas Dalam Tentara Nasional Indonesia
(PUDD-TNI).

d. Peraturan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 tanggal 10


Desember 2015 tentang Peraturan Disiplin Militer.

e. Peraturan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor 54 Tahun 2017 tanggal 4


Desember 2017 tentang Kehidupan Taruna di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia.

f. Peraturan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor 34 Tahun 2018 tanggal 17


Juli 2018 tentang Administrasi Taruna Akademi TNI.

g. Surat Perintah Gubernur Akademi Angkatan Udara Nomor Sprin/1242/XI/2018


tanggal 14 November 2018 tentang Persustar Taruna AAU.

Pasal 4
Kedudukan

Persustar AAU berkedudukan di bawah Perduptar Akademi TNI sebagai pelengkap


yang berkaitan dengan kekhasan matra udara. Persustar AAU memuat aturan atau
ketentuan khusus dan sanksi hukuman untuk taruna AAU, baik di dalam maupun diluar
3

Ksatrian. Aturan atau ketentuan khusus ini dibuat dengan mempertimbangkan situasi dan
kondisi setempat, meliputi keamanan, sosiokultural, dan sosio spiritual.

BAB II
KETENTUAN UMUM

Pasal 5
Pengertian

Untuk menghindari kesalahpahaman terkait beberapa istilah yang digunakan di


dalam Persustar AAU, perlu diberikan penjelasan mengenai pengertian istilah-istilah
tersebut, diantaranya:

a. Taruna AAU adalah peserta didik yang terdaftar di AAU, terdiri dari taruna pria dan
taruna wanita.

b. Wing Taruna (Wingtar) adalah eselon pelaksana yang bertugas sebagai berikut:

1) Merencanakan, melaksanakan, dan menilai kegiatan pengasuhan taruna


AAU.

2) Memiliki kewenangan untuk memberikan arahan serta berkoordinasi dengan


pejabat/pengasuh/dosen/pelatih terkait tentang kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian kegiatan pengasuhan taruna AAU.

c. Adik asuh program studi (prodi) adalah taruna yang memiliki derajat kepangkatan
atau tingkatan lebih rendah dalam kelompok program studi yang sama.

d. Kakak asuh prodi adalah taruna yang memiliki derajat kepangkatan atau tingkatan
lebih tinggi dalam kelompok program studi yang sama.

e. Dosen adalah pendidik profesional yang diangkat berdasarkan Keputusan Kepala


Staf Angkatan Udara dan diberikan tugas mengajar taruna berdasarkan Keputusan
Gubernur AAU dalam bidang akademis guna mentransformasikan, menyebarluaskan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta mengembangkannya melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat.

f. Tenaga Pendidik adalah personel yang berpotensi sebagai guru/dosen/pelatih baik


dari anggota militer maupun pegawai negeri sipil dengan pangkat/golongan tertentu di
lingkungan TNI.

g. Tenaga Kependidikan adalah personel yang mengabdikan diri dan diangkat untuk
menunjang penyelenggaraan pendidikan di AAU.

h. Atasan adalah setiap prajurit TNI yang karena pangkat dan/atau jabatannya
berkedudukan lebih tinggi dari pada prajurit TNI yang lain.

i. Atasan langsung adalah atasan yang mempunyai wewenang komando langsung


terhadap bawahan yang bersangkutan.

j. Bawahan adalah setiap prajurit TNI yang karena pangkat dan/atau jabatannya
berkedudukan lebih rendah dari pada prajurit TNI yang lain.
4

k. Disiplin adalah ketaatan dan kepatuhan yang sungguh-sungguh setiap prajurit TNI
dan didukung oleh kesadaran yang bersendikan Sapta Marga dan Sumpah Prajurit untuk
menunaikan tugas dan kewajiban serta bersikap dan berperilaku sesuai dengan aturan-
aturan atau tata kehidupan prajurit TNI.

l. Tindakan disiplin adalah tindakan seketika yang diambil oleh setiap atasan
terhadap bawahan yang melakukan pelanggaran hukum disiplin prajurit TNI.

m. Tindakan disiplin pengasuhan adalah tindakan disiplin yang diambil oleh


Komandan Wing Taruna (Danwingtar) yang terdiri dari pembinaan fisik, cabut pesiar,
cabut weekend, dan pengurangan jumlah hari cuti.

n. Pelanggaran hukum disiplin militer adalah segala perbuatan dan/atau tindakan


yang dilakukan oleh militer yang melanggar hukum dan/atau peraturan disiplin militer
dan/atau melakukan perbuatan yang bertentangan dengan sendi-sendi kehidupan militer
yang berdasarkan Sapta Marga dan Sumpah Prajurit.

o. Hukuman disiplin militer adalah hukuman yang dijatuhkan oleh atasan yang berhak
menghukum kepada bawahan yang berada dibawah wewenang komandonya karena
melakukan pelanggaran hukum disiplin militer. Jenis hukuman disiplin militer yaitu
teguran, penahanan ringan maksimal 14 hari, dan penahanan berat maksimal 21 hari.
p. Sanksi akademis adalah tindakan hukum yang diputuskan oleh Dewan Akademi
Khusus (Wanak) terhadap taruna AAU yang melakukan tindakan pelanggaran tertentu.
Jenis sanksi akademis adalah tunda pangkat, turun pangkat, turun tingkat, dan
pemberhentian.

q. Hukuman pidana adalah hukuman yang dijatuhkan oleh hakim dalam persidangan
militer kepada prajurit TNI atau yang dipersamakan (termasuk taruna akademi TNI)
berdasarkan bukti yang cukup melakukan tindak pidana (baik pidana umum maupun
pidana militer).

r. Pakaian dinas taruna adalah pakaian resmi yang digunakan taruna sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, terdiri dari Pakaian Dinas Harian (PDH), Pakaian Dinas
Lapangan (PDL), Pakaian Dinas Pesiar Malam (PDPM), Pakaian Dinas Pesiar Siang
(PDPS), Pakaian Dinas Upacara (PDU), pakaian olahraga (Wing Taruna dan Wingkorps
Taruna), dan pakaian lainnya yang telah ditentukan oleh Dinas.

s. Pakaian non dinas adalah pakaian yang tidak sesuai dengan ketentuan dinas.

t. Pacaran adalah proses perkenalan antara dua manusia yang mempunyai


hubungan khusus berupa cinta, kasih dan sayang, yang umumnya berada dalam
rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal
dengan pernikahan.

u. Rekanita adalah wanita (selain taruna wanita AAU) yang menjadi pasangan para
taruna AAU, baik yang sudah menjadi pacar resmi atau hanya menjadi pasangan pada
acara-acara tertentu.

v. Rekanpria adalah pria (selain taruna AAU) yang menjadi pasangan para taruna
wanita AAU, baik yang sudah menjadi pacar resmi atau hanya menjadi pasangan pada
acara-acara tertentu.
5

w. Checkpoint adalah rumah atau kediaman yang dijadikan tempat istirahat taruna
ketika pesiar, Ijin Bermalam (IB), atau long weekend.

x. Sosiokultural adalah proses akulturasi budaya dimana seseorang mempelajari dan


menyesuaikan diri dengan adat istiadat, norma-norma, dan aturan-aturan yang berlaku di
dalam lingkungan AAU.

y. Sosio Spiritual adalah proses akulturasi kejiwaan dimana seseorang mempelajari


dan menyesuaikan diri dengan kondisi mental dan psikologi di dalam lingkungan AAU.

z. Insubordinasi adalah segala aktivitas yang dilakukan taruna secara langsung


maupun tidak langsung untuk melawan atasannya.

Pasal 6
Kode Kehormatan Taruna

Taruna mengemban tugas dan tanggung jawab sebagai calon prajurit pejuang
Sapta Marga yang profesional, maka dituntut untuk selalu menghayati dan mengamalkan
Kode Kehormatan Taruna sebagai berikut:

a. Insan hamba Tuhan yang bertakwa.

1) Taruna adalah manusia Pancasila yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, pemeluk agama yang taat dan setia, mengakui kebesaran Tuhan dan
kekuatan-Nya serta hidup dan mati dalam takdir-Nya.

2) Mengamalkan ajaran agama di lingkungan masyarakat, baik dalam rangka


kedinasan maupun kehidupan pribadi guna mencapai kebahagiaan di dunia dan
akhirat.

3) Menyadari hakikat asal-usul dan kedudukannya sebagai insan hamba


Tuhan yang beriman dan bertakwa, taruna harus selalu mawas diri serta mampu
mengendalikan diri menguasai keadaan dan bukan keadaan yang menguasainya.

b. Ksatria yang gagah berani dan bertanggung jawab.

1) Dalam setiap tindakan dan perbuatannya, taruna senantiasa berjiwa patriot


dalam membela keyakinannya, bertanggung jawab dan tidak kenal menyerah.
Setiap taruna harus yakin dan sadar akan perbuatan yang dilakukan.

2) Taruna tidak boleh ragu-ragu dalam bertindak, harus berani


mempertanggungjawabkan tindakannya, baik yang dilakukan oleh diri pribadi
maupun kelompok.

c. Tegar dan teladan dalam penampilan.

1) Taruna sebagai prajurit siswa dan calon perwira TNI AU senantiasa


menunjukkan sikap teguh dalam memegang tujuan, tegas dalam menegakkan
peraturan dan bijak dalam mengambil keputusan.

2) Sebagai bagian dari masyarakat, taruna senantiasa merupakan contoh dan


tauladan dalam membangun dan menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan.
6

3) Taruna senantiasa bersifat ksatria dalam bersikap dan bertingkah laku serta
perbuatan sehingga menimbulkan citra yang baik di masyarakat.

d. Penerus semangat juang selaku prajurit pejuang.

1) Taruna sebagai generasi penerus harus senantiasa memiliki kepribadian


sebagai prajurit pejuang dan pejuang prajurit serta semangat yang berkobar-kobar
agar mampu meneruskan kebenaran nilai-nilai perjuangan bangsa.

2) Semangat yang senantiasa dibina dalam bentuk jiwa keprajuritan, akan


menumbuhkan kemampuan/kesanggupan yang tiada tara untuk mempertahankan
dan mengisi kemerdekaan, serta kelangsungan pembangunan nasional.

e. Rela berkorban demi cita-cita bangsa.

1) Taruna sebagai calon perwira TNI AU yang mengutamakan keperwiraan,


senantiasa menunjukkan kerelaan dan keikhlasan dalam melaksanakan tugas,
serta senantiasa siap sedia berbakti kepada negara dan bangsa.

2) Memiliki kesanggupan dan kemampuan sebagai prajurit profesional yang


tanggap terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pasal 7
Hubungan antar Taruna

a. Taruna AAU terdiri dari taruna tingkat I, tingkat II, tingkat III, dan tingkat IV.

b. Taruna senior.

1) Harus dapat menjadi contoh/teladan bagi taruna junior dalam kedisiplinan,


mentaati aturan, etika, kerapian, sikap dan perilaku kehidupan sehari-hari serta
tidak boleh menumbuhkembangkan tradisi yang menyimpang dari norma-norma
kehidupan (kekerasan yang mengarah pada sadisme, pemukulan, pelecehan,
penyiksaan, penganiayaan, yang membahayakan kesehatan dan kehidupan)
sesuai Kode Kehormatan Taruna.

2) Harus selalu memberikan bimbingan/pembinaan kepada taruna junior dalam


bentuk bimbingan dan pengarahan, pemberian santiaji, santikarma, penghargaan,
dan koreksi, atas seizin Kelompok Komando Korps (Pokdokorps) serta
sepengetahuan Pawas dalam memberikan tindakan disiplin bagi yang melanggar
aturan yang telah ditetapkan (disiplin murni/bukan bersifat pidana). Tindakan
disiplin harus didasarkan pada prinsip mendidik, bertanggung jawab, terbuka,
proporsional, tidak menyiksa, tidak membahayakan kesehatan, tidak ada
eksploitasi pribadi, dan tidak merendahkan harkat martabat.

3) Membantu taruna junior dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi, terutama


dalam kehidupan di AAU dengan seizin Pokdokorps dan sepengetahuan Pawas
dengan rincian sebagai berikut:

a) Taruna senior selaku kakak asuh membimbing dan mengarahkan


adik asuh pada semua aspek (sikap, tingkah laku, kepribadian, dan
kesemaptaan jasmani serta kesehatan).
7

b) Taruna senior selaku kakak asuh prodi memberikan bimbingan


bidang akademik kepada adik asuh prodi.

4) Menjadi motivator bagi taruna junior dalam kehidupan korps taruna.

c. Taruna junior.

1) Patuh dan taat serta menjunjung tinggi semua perintah, nasehat yang baik
dan benar dari taruna senior serta mengerjakannya dengan rasa hormat, tertib,
kesungguhan, keikhlasan hati, serta bertanggung jawab.

2) Menghormati dan menghargai setiap atasan dan taruna senior, baik di


dalam maupun di luar Ksatrian AAU, berdasarkan kesadaran menegakkan
Kehormatan korps Taruna.

3) Mencontoh dan meneladani serta menumbuhkembangkan hal-hal positif


yang telah dicontohkan oleh taruna senior.

d. Hubungan antar taruna sesama pangkat.

1) Saling menghormati dan menghargai.

2) Patuh, taat, serta menghargai taruna pejabat dan taruna yang berdinas jaga.

3) Menumbuhkan jiwa korsa yang positif antar sesama taruna.

4) Meningkatkan solidaritas dan loyalitas antar sesama taruna.

5) Memberikan motivasi terhadap taruna yang memiliki masalah dalam


kehidupan sehari-hari.

e. Hubungan antar taruna.

1) Taruna pria dilarang mengunjungi atau memasuki flat taruna wanita, dan
sebaliknya, tanpa pengawasan pengasuh.

2) Komunikasi antar taruna dilaksanakan pada kegiatan pengasuhan, kuliah,


latihan, makan, pesiar dan dinas cuti dengan memperhatikan waktu, etika, dan
norma kesopanan.

3) Taruna dilarang berkelahi dan/atau melakukan segala tindakan kekerasan


fisik, baik dengan sesama pangkat maupun dengan yang berbeda pangkat.

4) Taruna dilarang menjalin hubungan khusus (pacaran) dengan sesama jenis


maupun berbeda jenis, baik sesama tingkat maupun berbeda tingkat.

f. Kewajiban taruna senior dan junior.

1) Berperan aktif dalam menegakkan kehidupan korps taruna yang sehat dan
dinamis berdasarkan Kode Kehormatan Taruna.

2) Memberikan kontribusi berupa saran atau pendapat yang bersifat


membangun bagi kehidupan korps taruna.
8

3) Taruna senior dilarang memerintahkan taruna junior untuk melaksanakan


membantu keperluan pribadi taruna senior (mencuci, setrika, menyemir, dll).

g. Tata cara penyebutan pangkat dalam penghormatan terhadap taruna senior.

1) Kepada taruna yang menduduki jabatan Komandan dalam korps taruna


dengan sebutan Komandan. Contoh “Selamat siang, Komandan!”.

2) Kepada taruna tingkat IV yang tidak menduduki jabatan komandan dalam


korps taruna dengan sebutan “Mayor Satu Taruna”. Contoh “Selamat siang, Mayor
Satu Taruna!”.

3) Kepada taruna tingkat III dengan sebutan Mayor Dua Taruna. Contoh
“Selamat siang, Mayor Dua Taruna!”.

4) Kepada taruna tingkat II dengan sebutan Sersan Taruna. Contoh “Selamat


siang, Sersan Taruna!”.

5) Panggilan kepangkatan taruna yang tidak naik pangkat tetapi naik tingkat
karena alasan tertentu, tetap mempunyai hak yang sama dengan taruna yang naik
pangkat dan naik tingkat serta berhak menerima penghormatan dari taruna yang
lebih rendah tingkatnya.

h. Tata cara taruna memanggil anggota tetap (Antap) AAU.

1) Pengasuh list merah dengan menyebut Komandan.

2) Pelatih Jasmil dengan menyebut Pelatih.

3) Anggota tetap (antap) dengan menyebut sesuai pangkat yang disandang.

4) PNS/Honorer dan pelayan Handrawina dengan menyebut Pak/Bu.

5) Dosen PNS dengan menyebut bapak/ibu Dosen.

i. Sanksi.

1) Melakukan penganiayaan/pemukulan/perbuatan sadis terhadap taruna.

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

(1) Pembinaan selama 3 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 3 bulan.

(3) Cabut weekend selama 3 kali.

(4) Kurangi cuti selama 3 hari.

b) Sanksi hukuman pidana/disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal berupa pemberhentian.


9

2) Berkelahi sesama taruna.

a) Sanksi hukuman pidana/disiplin.

b) Sanksi akademis maksimal berupa pemberhentian.

3) Taruna pria dan taruna wanita AAU yang berpacaran.

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

(1) Pembinaan selama 2 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 2 bulan.

(3) Cabut weekend selama 2 kali.

(4) Kurangi cuti selama 2 hari.

b) Sanksi hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal turun tingkat.

4) Taruna AAU memiliki hubungan khusus (berpacaran) sesama jenis, baik


dengan sesama taruna maupun dengan pihak luar AAU, akan dikenakan sanksi
hukuman pidana/hukuman disiplin dan sanksi akademis pemberhentian.

5) Taruna pria memasuki flat taruna wanita, atau sebaliknya, tanpa seizin
Pawas dikenakan sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal berupa:

a) Pembinaan selama 2 bulan.

b) Cabut pesiar selama 2 bulan.

c) Cabut weekend selama 2 kali.

d) Kurangi cuti selama 1 hari.

6) Memanggil taruna lainnya dengan sebutan yang tidak pantas diberikan


sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal berupa:

a) Pembinaan selama 2 minggu.

b) Cabut pesiar selama 2 minggu.

7) Tidak menghadap pejabat, atasan, ataupun taruna senior jika diperintah


akan diberi sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal berupa:

a) Pembinaan selama 3 minggu.

b) Cabut pesiar selama 3 minggu.


10

Pasal 8
Hubungan Taruna dengan Sesama Generasi Muda

a. Taruna selaku generasi muda dan calon pemimpin TNI/TNI AU secara mutlak
harus membina hubungan yang baik dengan sesama generasi muda. Untuk itu
komunikasi dengan sesama generasi muda, baik di dalam maupun di luar negeri harus
dijalin. Komunikasi dapat dilakukan pada saat pelaksanaan pesiar, cuti, Latsitardanus,
dan kegiatan positif lain termasuk di dalam Ksatrian AAU. Dalam kegiatan bersama
dengan generasi muda negara lain, taruna tetap wajib menjunjung tinggi nilai-nilai budaya
bangsa, memegang teguh Sapta Marga, Sumpah Prajurit, Delapan Wajib TNI, dan Kode
Kehormatan Taruna. Taruna wajib menciptakan hal-hal yang positif dalam
mengembangkan hubungan yang harmonis dengan sesama generasi muda.

b. Komunikasi dapat dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut:

1) Olahraga. Melalui pertandingan persahabatan serta invitasi olahraga, baik


di dalam maupun di luar Ksatrian AAU.

2) Seni Budaya. Melalui kegiatan malam akrab ataupun kegiatan integratif lain
yang melibatkan generasi muda dan taruna dalam acara tersebut.

3) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Melalui kegiatan seminar, lokakarya,


ceramah ilmiah, diskusi ilmiah, serta praktek di perguruan tinggi dan sebagainya.

4) Latihan yang terintegratif.

5) Kegiatan sosial lainnya.

c. Komunikasi dengan pemuda negara lain dapat dilakukan melalui kunjungan, baik
oleh taruna maupun pada saat menerima tamu asing. Komunikasi dapat dilakukan melalui
kegiatan sebagai berikut:

1) Olahraga. Melalui pertandingan persahabatan serta invitasi olahraga, baik


di dalam maupun diluar Ksatrian AAU.

2) Seni Budaya. Melalui kegiatan malam akrab ataupun kegiatan integratif lain
yang melibatkan generasi muda dan taruna dalam acara tersebut.

3) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Melalui kegiatan seminar, lokakarya,


ceramah ilmiah/kepemimpinan, diskusi ilmiah, serta praktek di perguruan tinggi dan
sebagainya.

d. Dalam melakukan kerja sama tersebut, taruna harus selalu menjunjung tinggi
budaya yang berlaku serta memegang teguh Sapta Marga, Sumpah Prajurit, 8 Wajib TNI
dan Kode Kehormatan Taruna.

e. Taruna dilarang terlibat dalam perkelahian, melakukan tindakan kekerasan


dan/atau penyerangan terhadap generasi muda.

f. Sanksi.

1) Taruna yang terlibat perkelahian dengan generasi muda.


11

a) Sanksi hukuman disiplin.

b) Sanksi akademis maksimal pemberhentian.

2) Taruna yang melakukan tindakan kekerasan atau penyerangan terhadap


generasi muda.

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

(1) Pembinaan selama 3 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 3 bulan.

(3) Cabut weekend selama 3 kali.

(4) Kurangi cuti selama 3 hari.

b) Sanksi hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal pemberhentian.

Pasal 9
Hubungan Taruna dengan Pejabat, Pengasuh, dan Tenaga Pendidik

a. Kegiatan yang dilakukan taruna agar dapat menjalin hubungan kekeluargaan


dengan pejabat dan tenaga pendidik sebagai berikut:

1) Kunjungan di luar kedinasan yang dilaksanakan saat rekreasi, izin


bermalam, weekend, atau cuti.

2) Wajib kunjung taruna yang dilaksanakan secara periodik sesuai kalender


pendidikan (dua kali dalam setahun).

b. Sebelum melaksanakan kunjungan, taruna memberikan informasi terkait kunjungan


yang akan dilakukan kepada pejabat dan tenaga pendidik yang akan dikunjungi.

c. Selama dalam pelaksanaan kunjungan tersebut, taruna wajib:

1) Berupaya menciptakan komunikasi timbal balik yang harmonis sehingga


mempererat rasa kekeluargaan.

2) Membina dan mengembangkan hubungan kekeluargaan dengan tetap


memperhatikan peraturan militer dasar.

3) Memberikan kesan yang positif terhadap keluarga pejabat yang dikunjungi.

4) Menyerap nilai-nilai positif kehidupan keluarga yang dikunjungi.

d. Taruna dilarang berpacaran dengan pengasuh, baik pengasuh langsung maupun


tidak langsung AAU selama pendidikan.

e. Taruna yang berpacaran dengan pengasuh, baik pengasuh langsung maupun tidak
langsung selama pendidikan di AAU, akan dikenakan sanksi sebagai berikut:
12

1) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

a) Pembinaan selama 2 bulan.

b) Cabut pesiar selama 2 bulan.

c) Cabut weekend selama 2 kali.

d) Kurangi cuti selama 2 hari.

2) Sanksi hukuman disiplin.

3) Sanksi akademis maksimal turun tingkat.

Pasal 10
Hubungan Taruna dengan Masyarakat

a. Taruna harus senantiasa menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari masyarakat.
Kesadaran ini perlu dibina dan ditingkatkan terus-menerus mengingat taruna adalah kader
pemimpin TNI/TNI AU yang berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

b. Dalam berkomunikasi dengan masyarakat, taruna wajib memperhatikan sopan


santun, etika, norma, Hak Asasi Manusia (HAM), serta adat istiadat masyarakat tersebut
dengan tidak meninggalkan sikap dan norma kemiliteran, yaitu menjaga rahasia tentara
sekeras-kerasnya serta tidak terpancing/terjebak dalam hal-hal negatif yang dapat
merugikan citra taruna, AAU, TNI AU, dan TNI pada umumnya.

c. Hubungan harmonis dengan masyarakat harus terus dijaga dan ditingkatkan


melalui kegiatan integratif dengan masyarakat.

d. Taruna dilarang terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam kegiatan politik
praktis dengan alasan apapun.

e. Taruna dilarang melakukan tindakan yang dapat menimbulkan keresahan di


lingkungan masyarakat, serta dilarang melibatkan diri dalam konflik yang sedang terjadi di
masyarakat yang dapat membahayakan keselamatan diri sendiri atau orang lain.

f. Sanksi.

1) Melakukan tindakan kekerasan dan/atau penyerangan terhadap


masyarakat/instansi luar AAU.

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

(1) Pembinaan selama 3 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 3 bulan.

(3) Cabut weekend selama 3 kali.

(4) Kurangi cuti selama 3 hari.


13

b) Sanksi hukuman pidana/hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal pemberhentian.

2) Terlibat kegiatan politik praktis.

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal:

(1) Pembinaan selama 3 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 3 bulan.

(3) Cabut weekend selama 3 kali.

(4) Kurangi cuti selama 3 hari.

b) Sanksi hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal pemberhentian.

3) Berbuat onar atau menimbulkan keresahan di lingkungan masyarakat.

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

(1) Pembinaan selama 2 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 2 bulan.

(3) Cabut weekend selama 2 kali.

(4) Kurangi cuti selama 2 hari.

b) Sanksi hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal turun tingkat.

4) Berkelahi dengan masyarakat/instansi luar AAU.

a) Sanksi hukuman pidana/hukuman disiplin.

b) Sanksi akademis maksimal pemberhentian.

5) Melibatkan diri dalam konflik yang sedang terjadi di masyarakat sehingga


membahayakan diri sendiri atau orang lain.

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

(1) Pembinaan selama 3 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 3 bulan.

(3) Cabut weekend selama 3 kali.


14

(4) Kurangi cuti selama 3 hari.

b) Sanksi hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal turun tingkat.

Pasal 11
Bimbingan dan Pengasuhan

a. Bimbingan dan pengasuhan dilaksanakan oleh pengasuh taruna, berkoordinasi


dengan pengampu materi/departemen terkait dengan prinsip saling asah, asih, dan asuh
dengan tujuan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan.

b. Bimbingan dan pengasuhan dilaksanakan dengan metode saling asah, asih, dan
asuh dengan tujuan membentuk taruna agar mampu menghayati dan mengamalkan nilai-
nilai budaya bangsa, dan menguasai pengetahuan akademis dalam rangka pembentukan
kepribadian Sapta marga, dengan titik berat pada aspek mental kejuangan.

c. Kegiatan pengasuhan yang dilaksanakan meliputi kegiatan pengembangan mental


kepribadian, intelektual dan jasmani yang dilaksanakan secara parsial, simultan,
terintegrasi dan terus-menerus, antara lain:

1) Pembinaan kehidupan mental spiritual dan ideologi, meliputi seluruh


kegiatan yang dilakukan taruna terdiri atas pendidikan agama, pelaksanaan ibadah,
peringatan hari besar keagamaan, pemantapan ideologi dalam rangka untuk
mengembangkan, memantapkan kesadaran Ketuhanan Yang Maha Esa.

2) Pembinaan kehidupan kepemimpinan, meliputi kegiatan yang dilakukan


taruna untuk membina Korps Taruna yang sehat dan bermanfaat serta memupuk
disiplin, hirarki dan kehormatan militer, menumbuhkan rasa persatuan dan
kesatuan, kebanggaan, tanggung jawab, kepemimpinan, kemampuan dalam
hubungan dengan kehidupan taruna dan kehidupan sosial budaya. Sebagai contoh
penerapan sebelas asas kepemimpinan TNI, penerapan Kode Kehormatan Taruna,
janji korps taruna, mars dan hymne Taruna, tradisi korps taruna, latihan kolone
senapan, latihan genderang sangkakala, santi aji, pembinaan junior, kelompok
komando korps taruna.

3) Pembinaan watak keprajuritan, meliputi kegiatan yang dilakukan taruna


untuk menanamkan, menghayati, memantapkan norma dan keterampilan
keprajuritan.

4) Pembinaan keterampilan olah keprajuritan, meliputi kegiatan yang dilakukan


taruna untuk mengembangkan, memantapkan kemampuan keprajuritan dalam
penguasaan, kesadaran peraturan militer dasar dan kesadaran meningkatkan
keterampilan teknis, taktis serta seni keprajuritan, sebagai contoh: menembak,
renang militer, terjun, bela diri militer, karate, dan lain-lain.

5) Pembinaan keterampilan olahraga dan kesegaran jasmani, meliputi kegiatan


taruna untuk mengembangkan dan melatih jasmaninya sehingga menjadi suatu
kebiasaan dalam kehidupannya. Sebagai contoh olahraga pagi, tes kesegaran
jasmani, senam, dan lain-lain.
15

6) Pembinaan motivasi belajar dan olah pikir, meliputi kegiatan yang dilakukan
oleh taruna mengembangkan, memupuk daya kreasi, perhatian terhadap ilmu
pengetahuan dan teknologi, semangat berprestasi serta aspek-aspek kepribadian
lainnya. Sebagai contoh seminar, debat bahasa inggris, konsultasi psikologi, lomba
kreasi ilmiah, dan lain-lain.

7) Pembinaan nilai-nilai sosial dan budaya bangsa, meliputi kesenian modern,


kesenian tradisional, kolaborasi, kegiatan wajib kunjung, bakti sosial, kunjungan
keagamaan dan widya wisata.

8) Pembinaan ilmu pengetahuan, keterampilan dan teknologi, meliputi wajib


baca, diskusi/seminar, studi banding, penerbitan majalah/buletin, karya tulis,
komputer/internet dan pengembangannya.

Pasal 12
Kedudukan dan Tingkat Taruna

a. Semua pangkat taruna adalah lebih muda dari pangkat efektif yang sama dan
berlaku penghormatan sesuai Peraturan Penghormatan Militer (PPM). Tingkat
kepangkatan taruna sebagai berikut:

1) Calon Prajurit Taruna (Capratar) dan Prajurit Taruna (Pratar) dalam


pendidikan integratif.

2) Kopral Taruna (Koptar), Sersan Taruna (Sertar), Sersan Mayor Dua Taruna
(Sermadatar), dan Sersan Mayor Satu Taruna (Sermatutar).

b. Semua taruna merupakan bawahan dari semua tenaga pendidik (pengajar, pelatih,
dan pengasuh) baik militer maupun sipil pada saat menerima pelajaran, pelatihan, atau
pengasuhan.

c. Taruna AAU dalam kehidupan sehari-hari dapat dipanggil dengan sebutan Karbol.
Namun, dalam perlakuan administrasi tetap menggunakan sebutan Taruna.

Pasal 13
Tugas, Hak, dan Kewajiban

a. Tugas. Taruna mempunyai tugas mengikuti semua kegiatan yang diselenggarakan


oleh AAU meliputi pengajaran, pelatihan, pengasuhan, serta kegiatan lain yang diberikan
oleh lembaga.

b. Taruna mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam mengikuti semua
kegiatan yang diselenggarakan oleh AAU, yang meliputi pengajaran, pelatihan, dan
pengasuhan.

c. Hak taruna:

1) Mendapat kehidupan yang layak sebagai prajurit siswa.

2) Mendapat fasilitas, sarana, dan prasarana pendidikan.

3) Mendapat hak cuti, uang saku, pesiar, dan pelayanan kesehatan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
16

4) Taruna berhak mengajukan saran dan usul yang konstruktif dan sehat demi
perbaikan serta kemajuan lembaga pendidikan.

5) Wingkorps taruna dapat melaksanakan kegiatan diluar yang telah ditentukan


dengan seizin lembaga/Wing Taruna (Wingtar).

d. Kewajiban taruna:

1) Taruna wajib mensosialisasikan aturan-aturan yang berlaku bagi taruna


kepada lingkungan keluarga dan rekan-rekan di luar taruna.

2) Taruna wajib melaporkan setiap pelanggaran yang dilakukan di dalam dan


di luar Ksatrian AAU kepada lembaga/Wingtar.

e. Selain memperoleh hak dan kewajiban yang sama dengan taruna, khusus taruna
wanita memperoleh hak-hak lain yang bersifat kodrati diantaranya:

1) Mendapat dinas ringan untuk kegiatan yang bersifat latihan berat ketika
taruna wanita sedang mengalami menstruasi/haid yang ditunjukkan dengan surat
keterangan kesehatan dari Satuan Kesehatan (Satkes) AAU. Dalam keadaan
mendesak, keterangan tersebut dapat berupa keterangan lisan dari pengasuh
Wanita Udara (Wara) yang dilanjutkan dengan pengurusan surat keterangan dari
Satkes AAU.

2) Taruna wanita yang sedang menstruasi/haid berhak mendapat perawatan


kesehatan dan tambahan vitamin serta pembalut wanita.

3) Tindakan disiplin yang dijatuhkan kepada taruna wanita harus tetap


memperhatikan harkat dan martabat serta kehormatan wanita (dilarang keras
menjatuhkan hukuman disiplin yang bersifat pelecehan).

Pasal 14
Pujian atau Penghargaan

a. Taruna yang berprestasi, memiliki kredibilitas, disiplin dan loyalitas tinggi dalam
pendidikan atau dalam hal-hal khusus, patut mendapatkan pujian atau penghargaan dan
dicatat dalam buku saku taruna.

b. Yang berhak memberikan pujian/penghargaan dalam buku saku taruna adalah:

1) Pelatih, Pengasuh, dan Dosen.

2) Taruna senior.

3) Semua militer yang memiliki status kepangkatan lebih tinggi.

c. Pujian dan penghargaan terhadap taruna diisi dalam buku saku dan wajib melapor
kepada Komandan Elemen, Komandan Flight, atau Komandan Skadron taruna yang
bersangkutan. Pujian dan penghargaan tersebut merupakan nilai tambah yang
dimasukkan dalam nilai kepribadian sesuai petunjuk penilaian kepribadian dan diberikan
penghargaan berupa piagam atau lainnya sesuai kebijakan pimpinan.
17

d. Pujian atau penghargaan tersebut dapat dicabut kembali apabila suatu saat taruna
yang bersangkutan melakukan perbuatan pelanggaran.

Pasal 15
Pemberhentian dan Tidak Naik Tingkat

a. Pemberhentian.

1) Taruna dapat diberhentikan dari pendidikan karena:

a) Meninggal dunia.

b) Tidak mampu mengikuti pendidikan atau melanggar peraturan yang


berlaku sesuai keputusan sidang Dewan Akademi (Wanak).

c) Menjadi cacat badan/ingatan atau berada dalam keadaan sakit


sehingga tidak mampu mengikuti pendidikan sesuai keterangan dokter
militer dan hasil keputusan sidang Dewan Akademi.

d) Setelah diterima menjadi taruna, diketahui tidak memenuhi


persyaratan administrasi atau telah dengan sengaja memberikan
keterangan palsu, tidak benar, atau tidak lengkap.

e) Mengajukan permohonan berhenti dan diizinkan oleh pejabat yang


berwenang.

f) Sakit dan dirawat di rumah sakit atau Satkes dengan ketentuan


secara berturut-turut selama 37 hari atau terputus-putus selama 74 hari
dalam satu tahun Pendidikan, atau sakit dalam waktu tertentu sehingga
dianggap tidak mampu lagi mengikuti pendidikan berdasarkan saran dan
pertimbangan BPKP (Badan Pengawas Kesehatan Prajurit).

g) Ketidakhadiran dalam kegiatan kuliah/latihan/jasmil/pengasuhan


selama lebih dari 10 hari kerja secara berturut-turut atau lebih dari 14 hari
kerja secara terputus-putus dalam satu tahun pendidikan. Apabila Taruna
terbukti secara sadar melakukan tindakan ketidakhadiran tersebut dengan
sengaja, maka diwajibkan mengganti biaya yang telah dikeluarkan oleh
negara selama mengikuti pendidikan sebesar tiga kali lipat biaya yang
dikeluarkan negara untuk dirinya.

2) Hak dan Kewajiban.

a) Taruna yang diberhentikan dari pendidikan harus mengembalikan


perlengkapan/inventaris dan peralatan yang dipertanggungjawabkan
kepadanya, dan sejak saat itu tidak lagi mempunyai hak dan kewajiban
sebagai taruna kecuali kewajiban untuk tetap memegang teguh rahasia TNI.

b) Taruna yang diberhentikan statusnya sebagai taruna atas kehendak


sendiri atau terbukti dengan sadar melakukan perbuatan yang berdampak
diberhentikan dari pendidikan diwajibkan mengganti biaya yang telah
dikeluarkan oleh negara selama mengikuti pendidikan sebesar tiga kali lipat
biaya yang dikeluarkan negara untuk dirinya.
18

b. Tidak Naik Tingkat.

1) Taruna tidak dapat naik tingkat apabila:

a) Tidak dapat memenuhi syarat akademik.

b) Mendapatkan sanksi akademis dari hasil sidang Wanaksus.

2) Hak dan kewajiban. Taruna yang tidak naik tingkat wajib mengikuti kegiatan
proses belajar mengajar sesuai tingkatnya.

BAB III
KETENTUAN KHUSUS

Pasal 16
Organisasi

a. Organisasi. Untuk melatih, memupuk, dan mengembangkan kepemimpinan taruna


AAU, dibentuk organisasi Wingkorps taruna dan Dewan Kehormatan Taruna (Dekortar) di
bawah pembinaan Danwingtar AAU.

b. Struktur Organisasi, Wingkorps taruna sebagai berikut:


19

Gambar 1. Struktur Organisasi Wingkorps Taruna

c. Syarat menjadi pejabat Wingkorps taruna, antara lain:

1) Sehat jasmani dan rohani.

2) Memiliki prestasi yang tinggi dalam tiga bidang penilaian, yaitu penilaian
kepribadian, akademik, dan kesamaptaan.

3) Mendapatkan nilai sosiometri yang baik dari sesama taruna.

d. Mekanisme pemilihan pejabat Wingkorps taruna.

1) Pejabat Wingkorps taruna tingkat IV mengajukan nama-nama taruna tingkat


III sebagai calon pejabat Wingkorps taruna kepada Komandan Wing Taruna
(Danwingtar) berdasarkan hasil penilaian pejabat Wingkorps taruna sehari-hari.
20

2) Komandan Skadron Taruna (Dan Skadtar) tingkat III mengajukan nama-


nama Taruna tingkat III yang dicalonkan sebagai pejabat Wingkorps taruna sesuai
dengan hasil penilaian dalam tiga aspek pendidikan disertai nilai sosiometri taruna.

3) Pejabat Wingkorps taruna tingkat IV dan pengasuh Wingtar tingkat II


memilih dan menyusun Lembaga Musyawarah Taruna (Lemustar) dan Polisi
Taruna (Poltar) tingkat II. Selanjutnya mengajukan nama-nama tersebut kepada
Danwingtar untuk mendapatkan persetujuan. Danwingtar beserta staf dan seluruh
pengasuh taruna tingkat III melaksanakan rapat penentuan pejabat Wingkorps
taruna dan mengajukan hasilnya kepada Gubernur. Taruna tingkat III yang
dicalonkan sebagai pejabat Wingkorps taruna melaksanakan uji kelayakan di
depan Danwingtar, para Dan Skadtar, dan pengasuh Wingtar. Khusus calon
pejabat Danwingkorps, Wadanwingkorps, dan Kalemustar ditampilkan di depan
rapat pejabat list A untuk diuji kelayakannya.

4) Penentuan akhir pejabat Wingkorps Taruna ditentukan oleh Gubernur


melalui rapat sidang Dewan Akademi.

e. Masa jabatan Komandan Flight Korps dan Komandan Elemen Korps adalah empat
bulan, yang selanjutnya dapat dirotasi oleh taruna yang belum mendapat kesempatan
menjadi pejabat Wingkorps. Penggantian pejabat tersebut tetap mengacu kepada ranking
penentuan pejabat Wingkorps taruna dan menggunakan dasar nama yang diajukan oleh
Wingtar.

f. Pengisian jabatan organisasi Wingkorps taruna ditentukan melalui rapat internal


Wingkorps taruna, selanjutnya diajukan ke Danwingtar dan diputuskan melalui Sidang
Wanak yang dipimpin Gubernur AAU. Serah terima jabatan dilaksanakan sebelum
penutupan pendidikan.

g. Untuk rotasi jabatan taruna setelah empat bulan, daftar nama taruna yang akan
menjabat diusulkan oleh Wingkorps kepada Danwingtar, yang selanjutnya diajukan
kepada Gubernur AAU dan disahkan melalui Keputusan Gubernur AAU. Pelaksanaan
pelantikan pejabat tersebut akan dilaksanakan secara internal oleh Wingtar.

h. Pemilihan anggota Lemustar dan Poltar tingkat II dilakukan secara langsung oleh
taruna sesuai tingkat pada awal semester IV dengan persetujuan Wingtar.

i. Pemilihan anggota Lemustar dan Poltar tingkat III, dilakukan secara langsung oleh
taruna sesuai tingkat pada awal semester V dengan persetujuan Wingtar.

j. Pemilihan pejabat Wingkorps taruna berpedoman kepada ketentuan yang berlaku.

k. Tugas, fungsi, dan tanggung jawab Dewan Kehormatan Taruna (Dekortar) hanya
sebatas memberi saran kepada Komandan Wing Taruna.

Pasal 17
Kegiatan Sehari-hari

a. Kegiatan taruna pada hakikatnya melaksanakan tugas belajar dan berlatih. Oleh
karena itu, taruna harus dapat menggunakan waktu sebaik-baiknya agar seluruh tugas
dan kegiatan dapat terlaksana dengan baik. Untuk itu kegiatan sehari-hari taruna perlu
diatur secara tertib sebagai berikut:
21

1) Hari Senin.

Pukul Kegiatan

1 2

04.00 Bangun pagi dilanjutkan kegiatan agama (Taruna muslim melaksanakan shalat
subuh berjamaah di masjid, waktu menyesuaikan dengan adzan).

05.00 Senam pagi, khusus bagi sangkakala melaksanakan latihan drumband.

06.00 Makan pagi.

07.00 Upacara bendera (di lapangan Dirgantara).

07.30 Kuliah (pelajaran/latihan).

10.00 Makan snack.

10.10 Kuliah.

11.50 Istirahat/Shalat.

12.00 Kuliah, kecuali taruna yang melaksanakan praktek.

13.40 Selesai kegiatan kuliah dan praktek.

14.00 Makan siang.

14.20 Jam Komandan.

15.00 Kegiatan agama (taruna muslim melaksanakan shalat ashar berjamaah di masjid).

15.45 Program studi kepustakaan/kreatif.

18.00 Kegiatan ibadah (taruna muslim melaksanakan shalat maghrib berjamaah di masjid).

18.15 Latihan drumband.

18.45 Makan malam dilanjutkan ibadah.

19.30 Apel malam.

20.00 Belajar malam.

22.00 Istirahat malam.

2) Hari Selasa.

Pukul Kegiatan

1 2

04.00 Bangun pagi dilanjutkan kegiatan agama (taruna muslim melaksanakan shalat subuh
berjamaah di masjid waktu menyesuaikan dengan adzan).

05.00 Senam/aerobic atau latihan drumband (sangkakala).

06.00 Makan pagi (apabila ada upacara atau kegiatan lain yang mendesak, maka waktu
22

makan pagi disesuaikan).

06.30 Apel flight (minggu I & III diambil Pokdotar, sedangkan minggu II & IV diambil
Pokdokorps untuk pengecekan kerapian).

07.30 Kuliah (pelajaran/latihan).

10.00 Makan snack.

10.10 Kuliah.

11.50 Istirahat/Shalat.

12.00 Kuliah, kecuali taruna yang melaksanakan praktek.

13.40 Selesai kegiatan kuliah dan praktek.

14.00 Makan siang.

14.20 Apel siang dilanjutkan pengasuhan.

15.00 Kegiatan agama (taruna muslim melaksanakan shalat ashar berjamaah di masjid)

15.45 Kegiatan Jasmil/Binpiktar.

17.45 Kegiatan ibadah (taruna muslim melaksanakan shalat maghrib berjamaah di masjid).

18.15 Latihan drumband.

18.45 Makan malam dilanjutkan ibadah.

19.30 Apel malam.

20.00 Belajar malam.

22.00 Istirahat malam.

3) Hari Rabu.

Pukul Kegiatan

1 2

04.00 Bangun pagi dilanjutkan kegiatan agama (taruna muslim melaksanakan shalat subuh
berjamaah di masjid waktu menyesuaikan dengan adzan).

05.00 Senam/aerobic pagi.

06.00 Makan pagi (apabila ada upacara/kegiatan lain yang mendesak, maka waktu makan
pagi disesuaikan).

06.30 Apel lorong (pengecekan kebersihan dan kerapian kamar serta lingkungan flat,
diambil oleh Pokdotar dibantu Pokdokorps).

07.30 Kuliah (pelajaran/latihan).

10.00 Makan snack.

10.10 Kuliah.
23

11.50 Istirahat/Shalat.

12.00 Kuliah, kecuali taruna yang melaksanakan praktek.

13.40 Selesai kegiatan kuliah dan praktek.

14.00 Makan siang.

14.20 Apel siang dilanjutkan pengasuhan.

15.45 Tingkat I dan II melaksanakan jasmil/binpiktar, sedangkan tingkat III dan IV


melaksanakan penulisan Tugas Akhir (TA) atau jasmil/binpiktar.

17.45 Kegiatan ibadah (taruna muslim melaksanakan shalat maghrib berjamaah di masjid).

18.15 Latihan drumband.

18.45 Makan malam dilanjutkan ibadah.

19.30 Apel malam.

20.00 Belajar malam.

22.00 Istirahat malam.

4) Hari Kamis.

Pukul Kegiatan

1 2

04.00 Bangun pagi dilanjutkan kegiatan agama (taruna muslim melaksanakan shalat subuh
berjamaah di masjid, waktu menyesuaikan dengan adzan).

05.00 Senam/aerobic pagi.

06.00 Makan pagi (apabila ada upacara/kegiatan lain yang mendesak, maka waktu makan
pagi disesuaikan).

06.30 Apel skadron/jam Komandan (minggu I dan III apel skadron, sedangkan minggu II
dan IV jam Komandan).

07.30 Kuliah (pelajaran/latihan).

10.00 Makan snack.

10.10 Kuliah.

11.50 Istirahat/Shalat.

12.00 Kuliah, kecuali taruna yang melaksanakan praktek.

13.40 Selesai kegiatan kuliah dan praktek.

14.00 Makan siang.

14.20 Apel siang dilanjutkan pengasuhan.

15.00 Kegiatan agama (taruna muslim melaksanakan shalat ashar berjamaah di masjid).
24

15.45 Kegiatan jasmil/Binpiktar.

17.45 Kegiatan ibadah (taruna muslim melaksanakan shalat maghrib berjamaah di masjid).

18.30 Makan malam dilanjutkan ibadah (Bintal).

19.30 Apel malam.

20.00 Belajar malam.

22.00 Istirahat malam.

5) Hari Jumat.

Pukul Kegiatan

1 2

04.00 Bangun pagi dilanjutkan kegiatan agama (taruna muslim melaksanakan shalat subuh
berjamaah di masjid, waktu menyesuaikan dengan adzan).

05.00 Apel kegiatan pagi, khusus bagi sangkakala melaksanakan latihan drumband.

05.15 Mengambil senjata di seksi senjata.

06.00 Makan pagi.

06.30 Apel Wingtar.

07.30 Kuliah (pelajaran/latihan).

09.10 Makan snack.

09.20 Kuliah.

11.00 Kembali dari kuliah dilanjutkan mengembalikan senjata ke seksi senjata.

11.30 Kegiatan agama.

12.45 Makan siang.

13.20 Kuliah, kecuali taruna yang melaksanakan praktek.

15.00 Selesai kegiatan kuliah dan praktek.

15.45 Kegiatan jasmil/binpiktar.

17.45 Kegiatan ibadah (taruna muslim melaksanakan shalat maghrib berjamaah di masjid).

18.15 Latihan drumband.

18.45 Makan malam dilanjutkan ibadah.

19.30 Apel malam.

20.00 Kegiatan malam kakak asuh/Pengasuhan Wingkorps.

22.00 Istirahat malam.


25

6) Hari Sabtu.

Pukul Kegiatan

1 2

04.00 Bangun pagi dilanjutkan kegiatan agama (taruna muslim melaksanakan shalat subuh
berjamaah di masjid, waktu menyesuaikan dengan adzan).

05.00 Kegiatan olahraga pagi dilanjutkan dengan:


a. Tingkat IV menyiapkan perkamen drumband.
b) Tingkat III, II, dan tingkat I mengambil senjata di seksi senjata.

06.00 Makan pagi.

06.30 Apel Wingkorps taruna.

07.30 Apel kegiatan pagi.

08.00 Kegiatan bela diri/pengasuhan.

12.00 Istirahat dan kegiatan agama (taruna muslim melaksanakan shalat zuhur berjamaah
di masjid).

12.30 Apel siang.

12.45 Makan siang.

13.00 Kegiatan Wingkorps.

16.00 Pesiar.

17.45 Kegiatan ibadah (taruna muslim yang tidak pesiar melaksanakan shalat maghrib
berjamaah di masjid).

18.45 Makan malam.

19.00 Kegiatan ibadah (taruna muslim yang tidak pesiar melaksanakan shalat isya
berjamaah di masjid).

22.00 Penjemputan taruna yang pesiar.

22.30 Apel malam.

23.00 Istirahat malam.

7) Hari Minggu dan hari libur.

Pukul Kegiatan

1 2

04.00 Bangun pagi dilanjutkan kegiatan agama (taruna muslim melaksanakan shalat subuh
berjamaah di masjid, waktu menyesuaikan dengan adzan).

05.00 Makan pagi, bagi taruna yang kegiatan agama di luar AAU.

05.30 Pemberangkatan taruna muslim (kegiatan agama di luar AAU)


26

05.45 Pemberangkatan taruna non muslim (kegiatan agama di luar AAU). Kegiatan agama
di luar Ksatrian AAU dilaksanakan dua minggu sekali yaitu minggu I, III, dan V
didampingi oleh Paroh, sedangkan minggu II dan IV dilaksanakan di tempat ibadah
AAU atau Lanud Adisutjipto. Atas pertimbangan dinas, jadwal kegiatan agama dapat
diubah atas perintah Danwingtar.

06.00 Taruna lainnya kegiatan pagi:


a) Tingkat IV melatih drumband.
b) Tingkat II dan III latihan drumband.
c) Tingkat I kegiatan pengasuhan oleh Pokdokorps.

06.30 Binpiktar (tahap IV) dilanjutkan pesiar bagi kopel yang latih tanding.

07.30 Makan pagi dan pemberangkatan taruna nasrani kegiatan agama di gereja Lanud
Adisutjipto (minggu II dan IV).

08.00 Apel pemberangkatan pesiar, bagi taruna yang pesiar pukul 08.00 dan pukul 13.00.

13.00 Apel siang dilanjutkan makan siang bagi taruna yang tidak pesiar. Bagi taruna yang
akan pesiar maupun kembali pesiar dapat melapor ke Pawas.

18.00 Makan malam bagi taruna tidak pesiar.

20.00 Penjemputan taruna yang pesiar.

20.30 Apel kembali pesiar dan apel malam.

21.00 Belajar malam.

22.00 Istirahat malam.

b. Pada bulan Ramadhan, rangkaian kegiatan latihan dan kegiatan harian taruna
diatur tersendiri.

c. Latihan drumband tidak mengganggu kegiatan agama dan belajar mengajar.

d. Pasukan taruna yang melintas di depan kantor Wingtar wajib melaksanakan defile
dan penghormatan sesuai batas yang telah ditentukan, sebagai media pembinaan baris-
berbaris.

e. Pada waktu berangkat dan kembali dari kuliah, taruna dilarang melewati koridor di
depan ruang U, kecuali ada kegiatan di ruang U.

f. Taruna dilarang duduk-duduk di teras Viratama bawah.

g. Sanksi bagi taruna yang tidak mengikuti pelajaran/latihan/pengasuhan tanpa


keterangan akan diberikan sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal, yaitu:

1) Pembinaan fisik selama 1 bulan.

2) Cabut pesiar selama 1 bulan.

3) Cabut weekend selama 1 kali.

4) Kurangi cuti selama 1 hari.


27

Pasal 18
Kegiatan Sosial dan Keagamaan

Wingkorps taruna dapat melaksanakan kegiatan sosial secara mandiri dengan


ketentuan sebagai berikut:

a. Dilaksanakan atas izin Danwingtar/pejabat berwenang.

b. Tidak membebankan biaya kepada taruna dan tidak mengambil keuntungan.

c. Taruna diizinkan melakukan donor darah dan sejenisnya atas seizin Danwingtar.

d. Taruna tidak diizinkan menjadi anggota organisasi agama tertentu di luar Ksatrian
AAU.

e. Taruna dilarang tidak mengikuti kegiatan sosial dan keagamaan tanpa keterangan.

f. Taruna diizinkan melaksanakan kegiatan agama di luar Ksatrian AAU dengan


ketentuan sebagai berikut:

1) Diketahui oleh pengasuh taruna.

2) Mengajukan proposal minimal tiga hari sebelumnya.

3) Kegiatan agama bersifat kolektif.

g. Taruna menggunakan PDH dan pet ketika melaksanakan kegiatan agama di luar
Ksatrian AAU. Bagi taruna yang sedang melaksanakan latihan luar, pakaian
menyesuaikan kegiatan luar tersebut.

h. Taruna yang akan melaksanakan puasa sunah keesokan harinya, diwajibkan untuk
melaporkan pada Perwira Jaga (Paga) paling lambat sebelum istirahat malam serta
menulis pada buku daftar puasa.

i. Taruna diizinkan melaksanakan shalat tarawih keliling pada bulan Ramadhan atas
seizin Danwingtar dengan jadwal yang telah disusun oleh Perwira Rohani (Paroh) AAU.

j. Taruna diizinkan menghadiri perayaan atau kegiatan keagamaan yang


dilaksanakan oleh lembaga luar (sesuai agama dan keyakinannya) atas seizin
Danwingtar.

k. Sanksi.

1) Taruna tidak mengikuti kegiatan sosial dan keagamaan tanpa keterangan


akan diberikan sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal berupa:

a) Pembinaan selama 1 bulan.

b) Cabut pesiar selama 1 bulan.

c) Cabut weekend selama 1 kali.

d) Kurangi cuti selama 1 hari.


28

2) Taruna yang mengikuti, menjalankan, dan/atau menyebarluaskan aliran


sesat (agama/kepercayaan yang tidak diakui oleh pemerintah) akan dikenakan
sanksi hukuman pidana/hukuman disiplin dan sanksi akademis pemberhentian.

Pasal 19
Pesiar dan Tempat Pesiar

a. Taruna mendapatkan hak pesiar kecuali bagi yang dinas/sakit/dinas ringan atau
yang mendapatkan sanksi hukuman. Pelaksanaannya pada hari Rabu sore, Sabtu sore,
minggu, serta malam hari libur dan hari libur yang diatur sebagai berikut:

1) Hari Rabu sore.

a) Diberikan kepada taruna tingkat III dan IV.

b) Taruna tingkat I dan II tidak mendapatkan hak pesiar.

c) Pesiar dilaksanakan pada pukul 16.00 s.d. pukul 20.00 menggunakan


PDPS dan baret sebagai tutup kepala.

d) Dalam pelaksanaan pesiar, taruna diperbolehkan membawa tas


pesiar dengan model dan bentuk yang sudah disetujui Wingtar AAU.

2) Hari Sabtu sore dan sore menjelang hari libur.

a) Dilaksanakan bagi taruna tingkat II, III dan IV.

b) Dilaksanakan bagi taruna tingkat I setelah taruna tingkat I


melaksanakan 2 kali pesiar hari Minggu.

c) Pemberangkatan dan kembali pesiar:

(1) Pemberangkatan bersama-sama menyesuaikan kegiatan pada


hari tersebut. Normalnya pesiar dilaksanakan pada pukul 16.00 WIB.

(2) Kembali pesiar pada pukul 22.00 WIB.

(3) Taruna diperbolehkan naik dan turun saat pesiar di gerbang


AAU (Bromo 2), baik saat penjemputan maupun pengantaran.

d) Taruna menggunakan PDPM dan pet.

e) Taruna diperbolehkan membawa tas pesiar dengan model dan


bentuk yang sudah disetujui Wingtar AAU.

f) Taruna dilarang mengubah jadwal pemberangkatan bus pesiar (untuk


kembali ke AAU) saat berada di tempat checkpoint penjemputan.

3) Hari Minggu dan hari libur.

a) Dilaksanakan oleh seluruh taruna. Khusus bagi taruna tingkat I


diperbolehkan pesiar setelah 1 bulan berada di AAU.
29

b) Pesiar dilaksanakan bersama-sama pada pukul 08.00 s.d. 20.00 di


hari yang sama.

c) Taruna yang melaksanakan kegiatan agama di luar Ksatrian AAU


dapat melanjutkan pesiar dengan didahului apel pemberangkatan.

d) Taruna menggunakan PDH dan pet.

b. Pelaksanaan pesiar seperti diatur pada sub pasal a sewaktu-waktu dapat berubah
atau ditiadakan dan diganti dengan kegiatan lainnya apabila ada kegiatan khusus atas
keputusan Gubernur/Danwingtar/pejabat yang ditunjuk atas seijin Gubernur AAU.

c. Pelaksanaan pesiar bagi taruna yang mendapatkan nilai akademis dan nilai tes
kesegaran jasmani di bawah standar diatur sebagai berikut:

1) Taruna dengan Indeks Prestasi (IP) < 2,2 hanya diizinkan pesiar pada hari
Minggu s.d. pukul 15.00.

2) Taruna dengan IP < 2,5 tidak diizinkan pesiar pada hari Rabu sore.

3) Taruna yang dicabut pesiar karena IP < 2,2 melaksanakan wajib belajar
selama jam pesiar secara terkoordinasi.

4) Taruna yang belum memenuhi kriteria lulus nilai tes kesegaran jasmani tidak
diperbolehkan pesiar dan melaksanakan binsik di bawah pengawasan pengasuh
taruna dan pelatih Jasmil.

5) Taruna yang tidak mengerjakan tugas dari dosen dan pelatih jasmil tidak
diizinkan pesiar sampai taruna tersebut selesai mengerjakan tugas yang diberikan.

6) Pokdokorps dengan alasan tertentu dapat mencabut pesiar dengan seizin


Pawas dan dilaporkan kepada Danwingtar atau Dan Skadtar.

d. Taruna hanya diperbolehkan turun di checkpoint penurunan pesiar yang telah


ditentukan, yaitu:

1) Jalur Selatan:

a) Gerbang AAU (Bromo 2).

b) SMU Angkasa (dekat pos POM AU Karang Jambe).

c) Perempatan Gedongkuning (Jl. Kusumanegara).

d) Grha Karbol (Jl. Panembahan Senopati).

e) Perempatan Jl. Letjen MT. Haryono (Jok Teng Kulon).

2) Jalur Tengah:

a) Gerbang AAU (Bromo 2).


30

b) Gapura AAU (Jl. Yogya-Solo).

c) Pos POM AU E-1 (Jl. Laksda Adisutjipto).

d) Depan Hotel Royal Ambarukmo.

e) Depan Bioskop XXI Jalan Solo.

f) Depan Rumah Sakit Bethesda.

g) Depan Hotel Santika/Tugu.

h) Depan TVRI (Jalan Magelang).

3) Jalur Utara:

a) Gerbang AAU (Bromo 2).

b) BRI Maguwo (Pertigaan Ring Road).

c) Depan UPN Ring Road Utara.

d) Depan Hartono Mall.

e) Toko Buku Tiga Serangkai (Jalan Gejayan atau perempatan


Condongcatur).

f) Perempatan Kentungan (Jalan Kaliurang).

e. Titik berkumpul penjemputan hanya di checkpoint penjemputan, yaitu:

1) Jalur Selatan:

a) Grha Karbol (Jalan Panembahan Senopati).

b) PLN Gedong Kuning.

c) Pos POM AU Karangjambe (SMU Angkasa).

d) Gerbang AAU (Bromo 2).

2) Jalur Tengah:

a) TVRI (Jalan Magelang).

b) Depan Hotel Santika (Jalan Jendral Sudirman).

c) SMPN 5 Yogyakarta (Jalan Wardani).

d) Depan Soto Miroso (200 meter barat Ambarukmo Plaza).

e) Depan Bank BNI (Jalan Laksda Adisutjipto / 10 meter timur Mirota


Kampus).
31

f) Gerbang AAU (Bromo 2).

3) Jalur Utara:

a) Perempatan Kentungan (Jalan Kaliurang).

b) Perempatan Condong Catur (Depan bengkel motor Yamaha).

c) Pertigaan Ring Road Jl. Yogya – Solo Km 9 (depan Sritex, sebelah


barat pasar Sambilegi).

d) Gerbang AAU (Bromo 2).

Apabila diperlukan, maka jalur dan checkpoint penjemputan dapat diubah


disesuaikan dengan perubahan yang ada dengan persetujuan Danwingtar.

f. Batas-batas pesiar taruna adalah sebagai berikut:

1) Sebelah utara : Jl. Kaliurang km. 30 (Terminal Kaliurang).

2) Sebelah timur : Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Klaten.

3) Sebelah selatan : Jl. Parangtritis km. 22 (Jembatan Kretek).

4) Sebelah barat : Jl. Wates km. 10 (Terminal Wates).

g. Pelaksanaan pesiar di luar batas-batas pada sub pasal f harus seizin Gubernur
AAU atau pejabat yang berwenang serta membawa surat izin jalan.

h. Teknis antar jemput pesiar disusun sebagai berikut:

1) Pengantaran dan penjemputan dilaksanakan dengan kendaraan dinas (bus


AAU) sesuai dengan rute/wilayah penurunan checkpoint pesiar.

2) Berangkat dan kembali pesiar melalui pintu gerbang utama Ksatrian AAU.

3) Pengantaran dan penjemputan oleh keluarga di checkpoint terdekat.

4) Taruna dapat kembali pesiar mendahului 2 jam sebelum penjemputan


dengan kendaraan pribadi.

i. Taruna diizinkan mendahului kembali ke Ksatrian AAU dengan sebelumnya


melaporkan kepada Perwira Pengawas (Pawas) taruna.

j. Taruna pria dan taruna wanita tidak diizinkan untuk pesiar berduaan dan/atau
pesiar bersama dalam satu checkpoint, dan hanya diizinkan bertemu di tempat umum,
seperti pusat perbelanjaan dan pusat pertokoan.

k. Pada saat pesiar, taruna tidak diizinkan mengunjungi tempat-tempat terlarang


(diskotik, karaoke, panti pijat, lokalisasi, paranormal, perjudian, kafe yang tidak
patut/pantas dan arena ketangkasan).

l. Pada pesiar perdana, taruna tingkat I wajib didampingi oleh taruna senior.
32

m. Taruna dilarang pesiar ke tempat kos-kosan atau kontrakan tanpa induk semang.
Khusus bagi taruna wanita, checkpoint pesiar harus ditempat keluarga atau rumah yang
telah mendapat persetujuan dari Wingtar AAU.

n. Taruna tidak diizinkan pesiar di lorong jalan Malioboro.

o. Taruna dinyatakan terlambat kembali pesiar ketika taruna tiba di tempat apel dan
apel kembali pesiar telah dimulai.

p. Taruna wajib membawa Kartu Tanda Anggota (KTA) dan buku saku ketika
melaksanakan pesiar (keluar Ksatrian).

q. Taruna dengan alasan tertentu diizinkan untuk tidak pesiar dengan melapor
kepada Pawas.

r. Taruna tetap menggunakan pakaian dinas yang berlaku hari itu selama
melaksanakan pesiar. Ketentuan lebih rinci terkait pakaian dinas Taruna diatur pada pasal
31.

s. Sanksi.

1) Pada saat melaksanakan pesiar tidak kembali ke Ksatrian.

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal:

(1) Pembinaan selama 3 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 3 bulan.

(3) Cabut weekend selama 3 kali.

(4) Kurangi cuti selama 3 hari.

b) Sanksi hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal pemberhentian.

2) Pesiar di luar daerah yang ditentukan akan diberikan sanksi tindakan disiplin
pengasuhan maksimal, yaitu:

a) Pembinaan selama 2 bulan.

b) Cabut pesiar selama 2 bulan.

c) Cabut weekend selama 1 kali.

d) Kurangi cuti selama 1 hari.

3) Terlambat kembali dari pesiar tanpa alasan yang dibenarkan akan


dikenakan sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal berupa:

a) Pembinaan selama 1 bulan.


33

b) Cabut pesiar selama 1 bulan.

c) Cabut weekend selama 1 kali.

d) Kurangi cuti selama 1 hari.

4) Taruna yang paling senior menghambat pemberangkatan bus saat kembali


pesiar akan diberikan sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal berupa:

a) Pembinaan selama 2 minggu.

b) Cabut pesiar selama 2 minggu.

5) Pesiar (keluar Ksatrian) tanpa membawa KTA dan buku saku akan diberikan
sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal berupa:

a) Pembinaan selama 1 bulan.

b) Cabut pesiar selama 1 bulan.

c) Cabut weekend selama 1 kali.

d) Kurangi cuti selama 1 hari.

Pasal 20
Cuti, Izin Bermalam, dan Weekend

a. Cuti.

1) Cuti dilaksanakan pada setiap akhir semester dan hari raya sesuai dengan
kalender pendidikan AAU.

2) Taruna diizinkan cuti ke luar negeri dengan ketentuan yang diatur oleh
Markas Besar Angkatan Udara (Mabesau).

3) Permohonan cuti ke luar negeri diajukan kepada Danwingtar, dua bulan


sebelum pelaksanaan cuti.

4) Cuti hanya diberikan kepada taruna yang tidak dalam perawatan kesehatan
(sakit) dan tidak dalam menjalani hukuman.

5) Pelaksanaan cuti taruna diutamakan untuk tujuan silaturahmi bersama orang


tua dan keluarga, bukan untuk acara kumpul-kumpul korps kedaerahan.

6) Taruna dilarang mengadakan pesta yg berlebihan (mewah/meriah).

b. Weekend dan Izin Bermalam (IB).

1) Weekend diberikan kepada taruna sekali setiap triwulan dan


pelaksanaannya disesuaikan dengan kalender pendidikan melalui pengajuan
kepada Danwingtar dan mendapatkan persetujuan Gubernur AAU.
34

2) Taruna dapat mengajukan izin bermalam (IB) kepada Danwingtar pada


waktu-waktu tertentu disesuaikan dengan kalender pendidikan.

3) Izin bermalam dilaksanakan hanya di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta


(DIY). Untuk keperluan weekend di luar wilayah DIY, ditentukan atas seizin
Gubernur AAU.

4) Selama melaksanakan IB dan weekend, taruna tinggal di kediaman keluarga


atau checkpoint dengan mentaati tata krama dan peraturan lingkungan setempat
serta dilarang bermalam di tempat penginapan umum (hotel, villa, losmen, atau
sejenisnya), kecuali telah mengajukan izin dan disetujui oleh Danwingtar. Taruna
juga dilarang beraktivitas di tempat umum (contoh kafe, restoran, bioskop, dll)
diatas jam 23.00 waktu setempat.

5) Dalam keadaan tertentu, izin bermalam dan weekend dapat ditiadakan


terutama atas pertimbangan dinas.

6) Izin bermalam dan weekend hanya diberikan kepada taruna yang tidak
dalam perawatan kesehatan (sakit) serta tidak dalam menjalani hukuman.

c. Sanksi.

1) Pada saat melaksanakan cuti/IB/weekend tidak kembali ke Ksatrian:

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal:

(1) Pembinaan selama 3 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 3 bulan.

(3) Cabut weekend selama 3 kali.

(4) Kurangi cuti selama 3 hari.

b) Sanksi hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal pemberhentian.

2) Bermalam di tempat penginapan umum (hotel, villa, losmen, atau


sejenisnya) tanpa izin.

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal:

(1) Pembinaan selama 3 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 3 bulan.

(3) Cabut weekend selama 3 kali.

(4) Kurangi cuti selama 2 hari.

b) Sanksi hukuman disiplin.


35

c) Sanksi akademis maksimal turun pangkat.

3) Terlambat kembali cuti/IB/weekend tanpa alasan yang dibenarkan akan


diberikan sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal, yaitu:

a) Pembinaan selama 1 bulan.

b) Cabut pesiar selama 1 bulan.

c) Cabut weekend selama 1 kali.

d) Kurangi cuti selama 1 hari.

4) Taruna yang mengadakan pesta yg berlebihan (mewah/meriah).

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal:

(1) Pembinaan selama 3 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 3 bulan.

(3) Cabut weekend selama 3 kali.

(4) Kurangi cuti selama 3 hari.

b) Sanksi hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal turun pangkat.

Pasal 21
Keluar Ksatrian AAU

a. Taruna dilarang keluar Ksatrian AAU tanpa izin Danwingtar, dengan tembusan
Gubernur AAU.

b. Taruna diperbolehkan keluar Ksatrian AAU apabila mendapatkan izin dari


Gubernur AAU dengan kondisi sebagai berikut, yaitu:

1) Orang tua atau saudara kandung meninggal dunia.

2) Orang tua atau saudara kandung menikah.

3) Keperluan lain atas seijin Gubernur AAU.

c. Izin yang diberikan kepada taruna apabila orang tua atau saudara kandungnya
menikah dilaksanakan pada hari dan waktu pesiar Sabtu/Minggu. Apabila tempat menikah
dilaksanakan di luar Jawa, taruna mendapat tambahan 2 hari dinas selain hari
Sabtu/Minggu.

d. Taruna diizinkan meninggalkan Ksatrian untuk keperluan khusus yang sangat


penting/mendesak (contoh: keperluan Wingkorps taruna) atas seizin Gubernur AAU.

e. Sanksi bagi taruna yang keluar Ksatrian AAU tanpa izin.


36

1) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal berupa:

a) Pembinaan selama 3 bulan.

b) Cabut pesiar selama 3 bulan.

c) Cabut weekend selama 3 kali.

d) Kurangi cuti selama 3 hari.

2) Sanksi hukuman pidana/hukuman disiplin.

3) Sanksi akademis maksimal pemberhentian.

Pasal 22
Insubordinasi

a. Taruna dilarang melakukan tindakan insubordinasi (melawan atasan) atau


membantu kegiatan insubordinasi dalam bentuk apapun.

b. Sanksi.

1) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

a) Pembinaan selama 3 bulan.

b) Cabut pesiar selama 3 bulan.

c) Cabut weekend selama 3 kali.

d) Kurangi cuti selama 3 hari.

2) Sanksi hukuman pidana/hukuman disiplin.

3) Sanksi akademis maksimal pemberhentian.

Pasal 23
Kepemilikan Uang dan Barang

a. Uang.

1) Taruna harus hidup hemat. Segala keperluan di luar dinas agar dapat
dipenuhi dari uang saku yang diterima setiap bulan dan dilarang berhutang.

2) Taruna diizinkan memiliki dan menyimpan uang di dalam rekening bank


yang telah ditunjuk oleh AAU maksimal Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah), dan uang
tunai maksimal sebanyak dua kali jumlah uang saku taruna.

3) Taruna yang karena sesuatu hal harus memiliki/menyimpan uang melebihi


ketentuan pada sub pasal a poin 2, wajib melapor kepada pejabat/pengasuh Wing
Taruna pada kesempatan pertama, serta segera mentransfer uang yang melebihi
37

ketentuan ke rekening orang tua atau ke rekening saudara kandung yang terdaftar
di dalam kartu keluarga dalam jangka waktu 1 minggu.

4) Taruna dilarang menyimpan, menitipkan ATM atau uang kepada siapapun,


tanpa terkecuali personel organik AAU.

5) Taruna tidak diperbolehkan memiliki uang dengan mata uang asing, kecuali
saat akan dinas ke luar negeri.

6) Taruna tidak diperbolehkan memiliki kartu kredit.

b. Barang.

1) Barang perlengkapan/peralatan dinas yang dipertanggungjawabkan kepada


taruna wajib digunakan dan dirawat sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta
dilarang meminjamkannya atau membawanya keluar Ksatrian tanpa seizin dinas.

2) Di dalam Ksatrian, taruna dilarang menggunakan:

a) Peralatan memasak.

b) Alat elektronik yang tidak sesuai dengan Perduptar seperti TV/TV


tuner, VCD/DVD, radio tape compo, handphone, speaker aktif, handycam,
kamera digital, spycam, action camera dengan fungsi movie/MP4, dan
barang sejenisnya.

3) Taruna dilarang menggunakan dan memiliki media yang mengandung


pornografi dan sadisme dalam berbagai bentuk seperti buku, gambar/foto,
video/CD, dan sejenisnya.

4) Taruna diperbolehkan menggunakan radio kecil (yang tidak memiliki fungsi


apapun kecuali radio) untuk digunakan di dalam kamar dengan volume suara yang
hanya dapat didengar di dalam lingkup kamar sendiri.

c. Perlengkapan taruna selain pengadaan dinas harus seijin Wingtar.

d. Sanksi.

1) Menyimpan uang melebihi ketentuan dapat dikenakan sanksi tindakan


disiplin pengasuhan maksimal:

a) Pembinaan selama 2 minggu.

b) Cabut pesiar selama 2 minggu.

2) Menyimpan barang-barang berbahaya (Airsoftgun/sejenisnya).

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

(1) Pembinaan selama 3 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 3 bulan.


38

(3) Cabut weekend selama 3 kali.

(4) Kurangi cuti selama 3 hari.

b) Sanksi hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal turun tingkat.

3) Menyimpan atau menggunakan handphone di dalam Ksatrian tanpa seizin


Danwingtar/Dan Skadtar.

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

(1) Pembinaan selama 3 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 3 bulan.

(3) Cabut weekend selama 3 kali.

(4) Kurangi cuti selama 3 hari.

b) Sanksi hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal turun pangkat.

4) Menyimpan handycam, kamera foto, atau pemutar film tanpa izin.

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

(1) Pembinaan selama 2 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 2 bulan.

(3) Cabut weekend selama 1 kali.

(4) Kurangi cuti selama 1 hari.

b) Sanksi hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal turun pangkat.

5) Memasak dan/atau membawa peralatan makan ke flat akan diberikan sanksi


tindakan disiplin pengasuhan maksimal:

a) Pembinaan selama 1 bulan.

b) Cabut pesiar selama 1 bulan.

c) Cabut weekend selama 1 kali.

d) Kurangi cuti selama 1 hari.


39

Pasal 24
Berkendaraan

a. Berkendaraan umum.

1) Taruna menempatkan diri pada posisi yang dapat melindungi diri dari
bahaya/kecelakaan yang dapat muncul, baik pada saat sebelum, selama, maupun
setelah menaiki/menggunakan kendaraan.

2) Taruna diizinkan menggunakan kendaraan umum (bus, kereta api, angkot,


taksi, becak) saat memakai PDH/PDPS. Namun, ketika memakai pakaian PDPM
hanya boleh menggunakan taksi, becak, grab, kereta api, pesawat dan bus trans.

3) Taruna tidak boleh berdesak-desakan di pintu kendaraan.

4) Taruna harus membayar tiket/ongkos sesuai ketentuan yang berlaku.

5) Taruna diupayakan tidak berdiri dalam bus atau kereta api, apabila terpaksa
berdiri jangan melupakan sopan santun dan sikap taruna.

6) Apabila ada orang sakit, orang tua, wanita atau anak-anak yang tidak
mendapat tempat duduk, taruna wajib secara etika memberikan tempat duduknya
kepada orang tersebut.

7) Taruna berusaha untuk tidak tertidur selama dalam kendaraan, namun jika
terpaksa tidur agar memperhatikan sopan santun.

8) Apabila bersama rekanita, orang tua, atau orang yang lebih tua agar
dipersilahkan naik terlebih dahulu dan pada waktu turun, taruna harus turun lebih
dahulu untuk memberikan pertolongan apabila diperlukan.

b. Berkendaraan mobil pribadi. Pada saat mengendarai mobil pribadi, taruna:

1) Wajib mematuhi Undang-Undang dan rambu-rambu lalu lintas.

2) Wajib mematuhi peraturan lalu lintas dan sopan santun dalam


berkendaraan.

3) Wajib memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) dan membawa Surat Tanda
Nomor Kendaraan (STNK) asli yang masih berlaku.

4) Selalu waspada, mengutamakan keamanan dan keselamatan baik bagi diri


sendiri maupun orang lain, serta menjaga sikap dan perilaku sebagai taruna.

5) Wajib memakai tutup kepala pada saat menumpang dan mengendarai mobil
dalam radius atau jarak kurang dari 31 km.

6) Dilarang menggunakan jaket pada saat menggunakan PDPM.

c. Taruna dilarang berbuat sesuatu yang melanggar Kode Kehormatan taruna


sehingga dapat menarik perhatian umum.
40

d. Taruna dilarang mengendarai dan menumpang sepeda motor. Taruna


diperbolehkan menumpang sepeda motor apabila didampingi oleh Pengasuh taruna
langsung dan tidak langsung.

e. Taruna dilarang menyimpan kendaraan bermotor dalam Ksatrian.

f. Pelanggaran lalu lintas tetap dikenakan sanksi berdasarkan undang-undang lalu


lintas sesuai ketentuan yang berlaku dan dicatat dalam buku saku taruna.

g. Sanksi.

1) Menyimpan kendaraan bermotor (motor dan mobil) dalam Ksatrian.

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal:

(1) Pembinaan selama 2 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 2 bulan.

(3) Cabut weekend selama 1 kali.

(4) Kurangi cuti selama 1 hari.

b) Sanksi hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal turun pangkat.

2) Mengendarai sepeda motor atau menumpang sepeda motor tanpa


pengasuh langsung dan tidak langsung.

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

(1) Pembinaan selama 3 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 3 bulan.

(3) Cabut weekend selama 3 kali.

(4) Kurangi cuti selama 3 hari.

b) Sanksi hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal turun pangkat.

3) Mengendarai mobil masuk Ksatrian tanpa seizin Pawas Wingtar.

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

(1) Pembinaan selama 2 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 2 bulan.

(3) Cabut weekend selama 2 kali.


41

(4) Kurangi cuti selama 1 hari.

b) Sanksi hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal turun pangkat.

4) Mengendarai mobil tanpa SIM/STNK.

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

(1) Pembinaan selama 3 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 3 bulan.

(3) Cabut weekend selama 3 kali.

(4) Kurangi cuti selama 3 hari.

b) Sanksi hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal turun pangkat.

Pasal 25
Apel

Taruna wajib melaksanakan apel sesuai ketentuan dalam Peraturan Urusan Dinas
Dalam (PUDD) TNI, baik apel pagi, apel siang, apel malam, apel sebelum dan setelah
kegiatan, serta apel khusus/luar biasa.

a. Apel Kegiatan Pagi. Apel kegiatan pagi diambil oleh perwira jaga taruna dan
dilaporkan ke Pawas dengan tujuan mengecek kekuatan dan kesiapan taruna dalam
melaksanakan kegiatan olahraga pagi. Pelaksanaan apel kegiatan pagi diatur sebagai
berikut:

1) Taruna yang tidak mengikuti apel pagi wajib melapor kepada ketua kelas
masing-masing flight dan dinas jaga taruna untuk dilaporkan kepada Perwira
Pengawas.

2) Taruna yang terlambat mengikuti apel kegiatan pagi wajib melapor kepada
dinas jaga taruna untuk selanjutnya dilaporkan kepada Pawas.

b. Apel Pagi. Apel pagi dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Apel bersama. Dilaksanakan bersama dengan anggota tetap (antap) AAU


setiap hari Senin dan sewaktu-waktu apabila ada kegiatan khusus.

2) Apel lorong. Apel lorong dilaksanakan pada hari Rabu pagi diambil oleh
pengasuh tiap Skadron dengan penekanan sebagai berikut:

a) Kebersihan sektor umum (kamar mandi, lorong, WC, koridor, dan


jemuran).
42

b) Kebersihan kamar pribadi, termasuk kebersihan lingkungan dan


kerapian taman.

c) Kerapian, keseragaman, dan kebersihan susunan PUDD di kamar.

3) Apel Flight. Apel flight dilaksanakan pada hari Selasa pagi dengan
penekanan terhadap beberapa hal sebagai berikut:

a) Doktrin kemiliteran, santiaji, dan santi karma.

b) Kerapian penampilan (sepatu, rambut, atribut, dll).

c) Aturan, larangan, dan sanksi yang ada di Perduptar dan Persustar


AAU.

4) Apel Skadron. Apel Skadron dilaksanakan pada hari Kamis pagi dalam
hubungan Skadron, dengan ketentuan seperti apel flight.

5) Apel Wingtar. Apel Wingtar dilaksanakan pada hari Jumat pagi diambil oleh
Danwingtar/Perwira yang ditunjuk dengan ketentuan:

a) Pasukan memakai PDL TNI baret, ransel, scarf, glove hijau.

b) Petugas memakai PDL TNI baret, draagriem, scarf, glove hijau.

c) Menggunakan perlengkapan berupa senjata laras panjang, pedang,


dan bendera penjuru.

d) Petugas upacara dan Pokdo berpedang dari Skadron Taruna IV


disusun oleh Kepala Dinas Pembinaan Wingkorps taruna.

e) Petugas sangkakala dari taruna yang ditunjuk.

6) Apel Wingkorps Taruna. Apel Wingkorps taruna dilaksanakan pada hari


Sabtu pagi diambil oleh Danwingkorps taruna dengan ketentuan dan kelengkapan
seperti pada Apel Wingtar.

c. Apel siang. Apel siang hari Senin sampai Kamis dilaksanakan setelah ground
school, hari Jumat setelah kegiatan agama, dan hari Sabtu sebelum kegiatan makan
siang yang diambil oleh Wingkorps Taruna serta diawasi oleh Pawas taruna.

d. Apel malam. Apel malam dilaksanakan di lorong, diambil oleh Perwira jaga taruna
dan diawasi oleh Pawas, kecuali hari Rabu dan hari pesiar.

e. Apel khusus/luar biasa. Dilaksanakan apabila ada hal-hal khusus/luar biasa


dengan pelaksanaan ditentukan oleh Gubernur/Wakil Gubernur/Danwingtar.

f. Sanksi.

1) Terlambat mengikuti apel akan diberikan sanksi tindakan disiplin


pengasuhan maksimal berupa:

a) Pembinaan selama 3 minggu.


43

b) Cabut pesiar selama 3 minggu.

2) Atribut tidak lengkap dikenakan sanksi tindakan disiplin pengasuhan


maksimal berupa:

a) Pembinaan selama 2 minggu.

b) Cabut pesiar selama 2 minggu.

3) Tidak mengikuti apel tanpa keterangan akan dikenakan sanksi tindakan


disiplin pengasuhan maksimal berupa:

a) Pembinaan selama 2 bulan.

b) Cabut pesiar selama 2 bulan.

c) Cabut weekend selama 2 kali.

d) Kurangi cuti selama 1 hari.

4) Tidak melaksanakan apel lorong sesuai ketentuan akan dikenakan sanksi


tindakan disiplin pengasuhan maksimal berupa:

a) Pembinaan selama 1 minggu.

b) Cabut pesiar selama 1 minggu.

Pasal 26
Kegiatan Belajar di Kelas

a. Taruna wajib secara aktif mengikuti setiap pelajaran di kelas dan dalam
pelaksanaannya agar selalu menjaga dan memelihara ketenangan, sehingga proses
belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik, lancar, dan tertib.

b. Ketua kelas:

1) Setiap kelas menunjuk seorang taruna selaku ketua kelas yang


pelaksanaannya diatur setiap hari secara bergiliran sesuai nomor urut daftar hadir.

2) Ketua kelas bertanggung jawab terhadap ketertiban kelas selama pelajaran


berlangsung.

3) Pergantian ketua kelas wajib dilaporkan kepada seksi Pengajaran,


Pelatihan, dan Pengasuhan (Jarlatsuh).

4) Ketua kelas menggunakan ban lengan ketua kelas sejak apel pagi hingga
selesai pelaksanaan apel siang.

5) Ketua kelas wajib segera melaporkan keterlambatan atau ketidakhadiran


dosen kepada seksi Jarlatsuh.
44

6) Ketua kelas wajib melaporkan kejadian yang menonjol kepada pejabat


Wingtar.

c. Dukungan snack di tempat kegiatan dilaksanakan pada waktu istirahat dan


pembagiannya dikoordinir oleh ketua kelas. Taruna dilarang makan di dalam kelas dan
diperbolehkan membawa minum ke dalam kelas sebatas minum air putih.

d. Seluruh taruna bertanggung jawab atas kebersihan, kerapian, ketertiban, dan


kelancaran pelaksanaan kegiatan belajar, baik sebelum, selama, maupun setelah
kegiatan berlangsung.

e. Taruna wajib membawa buku pelajaran dan perlengkapan belajar sesuai jadwal
pelajaran yang berlaku serta dilarang meninggalkannya di dalam kelas. Taruna dilarang
membawa dan membaca bahan bacaan yang tidak berkaitan dengan pelajaran.

f. Apabila Gubernur atau Wakil Gubernur masuk ke dalam kelas, maka personel yang
pertama kali melihat wajib memberi aba-aba untuk disiapkan, lalu dosen laporan. Apabila
dosen tidak ada di dalam kelas, maka taruna yang dituakan di dalam kelas melaksanakan
laporan. Khusus pada saat pelaksanaan ujian, taruna tetap mengerjakan ujian, laporan
dilaksanakan oleh Pawas tanpa disiapkan.

Pasal 27
Kegiatan Belajar di Flat

a. Untuk mendalami pelajaran-pelajaran yang sudah diterima, taruna AAU harus


melaksanakan kegiatan belajar di flat yang diatur dalam kegiatan harian.

b. Selama pelaksanaan kegiatan belajar, taruna dilarang melakukan kegiatan yang


dapat mengganggu/mengurangi efektivitas pelaksanaan belajar seperti:

1) Persiapan pelaksanaan kegiatan esok hari (mencuci, kurve, dan lain-lain).

2) Berdiskusi/bercakap-cakap tentang hal-hal di luar pelajaran.

3) Menonton TV.

4) Taruna senior memanggil atau datang ke kamar taruna junior, kecuali


Pokdokorps terkait yang bertanggung jawab mengawasi/membimbing pelajaran.

5) Menggunakan fasilitas internet (apabila diijinkan oleh Pawas) untuk hal yang
tidak berhubungan dengan kegiatan akademis.

c. Pada pelaksanaan ujian, taruna dapat belajar malam hingga pukul 23.00 dan
selanjutnya wajib istirahat malam, serta diizinkan belajar kembali pada pukul 03.30
sampai dengan jam kegiatan pagi dimulai.

d. Pada saat melaksanakan belajar mandiri, taruna wajib menggunakan pakaian


dinas yang berlaku pada hari itu tanpa tutup kepala dan sepatu.

Pasal 28
Kegiatan Latihan

Taruna wajib melaksanakan kegiatan latihan sebagai berikut:


45

a. Latihan Jasmani Militer (Jasmil). Latihan jasmil meliputi:

1) Pendidikan jasmil.

2) Pembinaan prestasi.

3) Pembinaan kesamaptaan jasmani.

b. Latihan kematraan. Latihan kematraan meliputi:

1) Wanatirta.

2) Para Dasar.

3) Terbang Layang.

4) Bhuwana Paksa.

5) Cakra Wahana Paksa.

c. Latihan/kegiatan Integratif. Latihan/kegiatan integratif meliputi:

1) Latihan Integrasi Taruna (Latsitarda).

2) Kunjungan Taruna (Kuntar).

3) Piktar.

4) Badan Pimpinan Korps Taruna (Bapimkorpstar).

5) Prasetya Perwira (Praspa).

6) Upacara hari besar Nasional.

d. Latihan Kreatif. Latihan kreatif meliputi:

1) Tari Daerah.

2) Drumband.

3) Brass Band.

4) Band.

5) Musik Daerah.

6) Radio Taruna.

7) Elektronika.

8) Paduan Suara.
46

9) Kolone Senapan.

10) Tari Pergaulan.

Pasal 29
Perizinan Meninggalkan Pelajaran dan Latihan

a. Pada prinsipnya, taruna wajib mengikuti setiap pelajaran dan latihan.

b. Taruna yang sakit atau karena sesuatu hal harus meninggalkan kegiatan pelajaran,
praktek, atau latihan lapangan, harus sepengetahuan ketua kelas atau taruna yang
dituakan dan seizin dosen/pelatih/pengasuh/pimpinan latihan yang mengajar/memegang
materi latihan. Pada saat kembali, taruna tersebut wajib melapor kembali kepada pejabat
pemberi izin.

c. Taruna yang meninggalkan pelajaran dan latihan tanpa ijin akan dikenakan sanksi
tindakan disiplin pengasuhan maksimal berupa:

1) Pembinaan selama 2 bulan.

2) Cabut pesiar selama 2 bulan.

3) Cabut weekend selama 2 kali.

4) Kurangi cuti selama 2 hari.

Pasal 30
Dinas Dalam dan Dinas Luar

Beberapa tugas dinas dalam kehidupan sehari-hari taruna adalah sebagai berikut:

a. Dinas Jaga Taruna. Bertugas mengendalikan jadwal kegiatan taruna selama 24


jam, dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Personel. Personel dinas jaga taruna terdiri atas:

a) Semester genap.

(1) Satu Sermatutar sebagai Perwira jaga taruna.

(2) Satu Sermadatar sebagai Wakil Perwira jaga taruna.

(3) Dua Sertar sebagai Bintara jaga taruna.

(4) Dua Koptar sebagai Tamtama jaga taruna.

b) Semester ganjil.

(1) Satu Sermatutar sebagai Perwira jaga taruna.

(2) Dua Sermadatar sebagai Bintara jaga taruna.

(3) Dua Sertar sebagai Tamtama jaga taruna.


47

2) Perlengkapan. Dinas jaga taruna menggunakan pakaian PDL dengan baret


dan atribut jaga.

3) Waktu pelaksanaan. Dinas jaga taruna pada hari Senin sampai Jumat
dilaksanakan selama 24 jam (dari pukul 20.00 s.d. 20.00 hari berikutnya). Taruna
yang melaksanakan dinas jaga tetap melaksanakan kegiatan kuliah.

4) Ketentuan dinas jaga taruna pada hari Sabtu, Minggu, dan hari libur
dilaksanakan dua shift:

a) Shift I : Pukul 15.00 - 06.00 WIB.

b) Shift II : Pukul 06.00 - 15.00 WIB.

b. Dinas jaga kamar. Dinas jaga kamar bertugas menjaga ketertiban, keamanan, dan
kebersihan flat taruna dalam kesehariannya.

1) Personel. Personel dinas jaga kamar terdiri atas:

a) Satu Sermatutar sebagai jaga kamar flat Skadron taruna IV.

b) Dua Sermadatar sebagai jaga kamar flat Skadron taruna III.

c) Dua Sertar sebagai jaga kamar flat Skadron taruna II.

d) Dua Koptar sebagai jaga kamar flat Skadron taruna I.

2) Perlengkapan. Dinas jaga kamar menggunakan pakaian PDL dengan baret


dan atribut jaga.

3) Waktu Pelaksanaan. Dinas jaga kamar bertugas mulai pukul 05.00 WIB,
setelah serah terima dengan jaga flat terakhir sampai dengan waktu istirahat
malam. Jaga kamar tetap melaksanakan kuliah.

c. Dinas Keamanan (Jaga Satri). Bertugas membantu dinas jaga antap dalam
menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan Ksatrian. Jaga satri dilaksanakan di pos
depan dan pos belakang Ksatrian pada hari Sabtu, Minggu, dan hari libur (kecuali cuti, IB,
dan weekend).

1) Personel. Personel dinas keamanan terdiri atas:

a) Semester genap.

(1) Satu Sermatutar sebagai Komandan Diskam taruna.

(2) Dua Sermadatar sebagai Wadan Diskam taruna.

(3) Empat Sertar sebagai anggota diskam taruna.

(4) Empat Koptar sebagai anggota diskam taruna.

b) Semester ganjil.
48

(1) Satu Sermatutar sebagai Komandan Diskam taruna.

(2) Tiga Sermadatar sebagai anggota diskam taruna (salah satu


ditunjuk sebagai Wadan Diskam).

(3) Enam Sertar sebagai anggota diskam taruna.

2) Perlengkapan. Perlengkapan yang digunakan adalah PDL, draagriem,


senjata, dan sangkur. Taruna yang berjaga di pos menggunakan helm, sedangkan
yang standby di rumah jaga menggunakan baret. Prosedur serah terima jaga
dilaksanakan sesuai Prosedur Tetap (Protap).

3) Dinas keamanan dilaksanakan dua shift sebagai berikut:

a) Shift I : Pukul 16.30 – 06.30 WIB.

b) Shift II : Pukul 06.30 – 16.30 WIB.

d. Dinas jaga flat. Bertugas menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan flat
dilaksanakan bergiliran setiap malam setiap satu jam mulai pukul 22.00 s.d. 05.00 pada
masing-masing flat. Dinas jaga flat diatur oleh Wingkorps Taruna dan bertanggung jawab
kepada Danwingtar.

e. Dinas luar. Ketentuan pelaksanaan dinas luar taruna dilaksanakan sebagai


berikut:

1) Taruna wajib dilengkapi dengan surat jalan serta kelengkapan administrasi


yang diperlukan (paspor dinas untuk pelaksanaan dinas luar ke luar negeri).

2) Taruna wajib didampingi oleh perwira pendamping dan narasumber bila


diperlukan.

3) Menggunakan seragam dan atribut dinas yang telah ditentukan.

4) Tetap mematuhi peraturan yang berlaku dalam Persustar dan selalu


menjaga martabat taruna.

5) Membawa alat komunikasi guna kepentingan koordinasi dengan perwira


pendamping atas seizin Wingtar.

f. Sanksi.

1) Meninggalkan dinas jaga/dinas ringan/hukuman tanpa izin.

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal:

(1) Pembinaan selama 3 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 3 bulan.

(3) Cabut weekend selama 3 kali.


49

(4) Kurangi cuti selama 3 hari.

b) Sanksi hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal turun tingkat.

2) Mengganti atau digantikan dinas jaganya tanpa seizin Pawas Wingtar akan
dikenakan sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal:

a) Pembinaan selama 2 bulan.

b) Cabut pesiar selama 2 bulan.

c) Cabut weekend selama 2 kali.

d) Kurangi cuti selama 1 hari.

3) Tidur saat melaksanakan dinas jaga akan dikenakan sanksi tindakan disiplin
pengasuhan maksimal:

a) Pembinaan selama 1 bulan.

b) Cabut pesiar selama 1 bulan.

c) Cabut weekend selama 1 kali.

4) Taruna tidak melaksanakan ketentuan dinas luar yang berlaku.

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal:

(1) Pembinaan selama 3 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 3 bulan.

(3) Cabut weekend selama 3 kali.

(4) Kurangi cuti selama 3 hari.

b) Sanksi hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal turun pangkat.

Pasal 31
Pakaian

a. Ketentuan pakaian selama kegiatan kuliah/latihan dan jam kerja sebagai berikut:

1) Hari Senin dan Selasa menggunakan PDH dengan baret.

2) Hari Rabu sampai Sabtu menggunakan PDL dengan baret/pet dan ransel.
Penggunaan ransel diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
50

a) Taruna tingkat I, menggunakan ransel Korea dengan berat ransel 5


kg.

b) Taruna tingkat II, III, dan IV menggunakan ransel Korea dengan berat
ransel 7,5 kg.

c) Protap pengepakan ransel dan isi ransel menyesuaikan ketentuan


yang ditetapkan oleh Wingtar. Untuk taruna yang sedang cedera atau
memiliki riwayat cedera yang tidak memungkinkan untuk menggunakan
ransel, akan mendapatkan pertimbangan khusus.

3) Latihan/Praktek: sesuai dengan latihan/praktek yang dilaksanakan.

b. Taruna yang mendapatkan tindakan disiplin selama waktu tertentu dapat


menggunakan PDLT. Bagi taruna tingkat I dan II, dalam rangka pembentukan postur dan
pembinaan fisik selama kurun waktu tertentu menggunakan pakaian PDLT.

c. Taruna dilarang menggunakan pakaian dan atribut yang jenis dan modelnya tidak
sama dengan pengadaan dinas.

d. Taruna pada saat pesiar, IB, weekend, dan cuti wajib berpakaian sesuai ketentuan
dari dinas, kecuali di dalam tempat tinggal sampai dengan halaman. Apabila tidak
memiliki halaman rumah, maka Taruna hanya diijinkan menggunakan pakaian non dinas
sampai dengan teras rumah saja.

e. Taruna diijinkan menggunakan pakaian olahraga saat melaksanakan pesiar, IB,


weekend, dan cuti dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Taruna diijinkan menggunakan pakaian olahraga saat melaksanakan


olahraga.

2) Apabila Taruna melaksanakan olahraga di tempat umum (misalnya fitness


center), Taruna wajib menggunakan pakaian dinas terlebih dahulu, lalu berganti
pakaian olahraga di tempat olahraga tersebut. Taruna diwajibkan kembali
menggunakan pakaian dinas yang berlaku pada hari itu setelah selesai
melaksanakan kegiatan olahraga.

3) Pakaian olahraga yang digunakan Taruna adalah pembagian dari dinas


AAU (warna, bentuk, dan coraknya telah mendapat persetujuan dari Gubernur AAU
/ Danwingtar).

4) Taruna wajib menggunakan topi (pembagian dinas AAU) selama


menggunakan pakaian olahraga yang dilengkapi dengan identitas dan pangkat
Taruna.

5) Pada saat berolahraga, Taruna diijinkan untuk membeli makanan/minuman


di tempat yang representatif. Ketentuan lebih rinci terkait makan Taruna diatur pada
pasal 53.

f. Penggunaan tanda jabatan dan tongkat komando bagi taruna yang menjabat di
lingkungan Wingkorps taruna diatur sebagai berikut:
51

1) Tongkat Komando. Tongkat komando digunakan Danwingkorps dan


Danskadkorps.

2) Tali Koor dan Tanda Jabatan. Tali Koor dan tanda jabatan digunakan
apabila menggunakan PDH, PDL, PDPS, PDPM, dan PDU dalam kegiatan-
kegiatan yang bersifat khusus. Saat kegiatan kuliah hanya menggunakan PDH dan
baret tanpa tali koor, dengan tanda jabatan di saku sebelah kanan.

g. Untuk taruna yang melaksanakan kegiatan dinas luar atau kunjungan ke luar
negeri, dimana pada event-event kunjungan tertentu, negara tersebut melarang
penggunaan seragam militer karena dikaitkan dengan pertimbangan faktor keamanan
bagi personel yang mengenakan seragam/atribut militer. Dalam hal ini pemakaian
seragam dinas taruna tidak mutlak digunakan karena dapat menarik perhatian kelompok-
kelompok tertentu dan menimbulkan resiko bagi taruna yang bersangkutan. Pakaian dinas
pesiar luar negeri bagi taruna ketika di negara yang melarang penggunaan seragam
militer adalah menggunakan pakaian Batik lengan panjang dan celana PDH, serta
menggunakan pin untuk tanda pengenal taruna AAU. Khusus untuk musim dingin, taruna
diperbolehkan menggunakan jaket selain pakaian yang telah ditentukan.

h. Sanksi bagi taruna yang tidak menggunakan pakaian dinas sesuai dengan
ketentuan.

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal:

(1) Pembinaan selama 3 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 3 bulan.

(3) Cabut weekend selama 3 kali.

(4) Kurangi cuti selama 3 hari.

b) Sanksi hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal turun tingkat.

BAB IV
TATA KRAMA

Pasal 32
Berdiri, Berjalan dan Duduk

a. Memilih tempat berdiri yang pantas sesuai dengan seragam yang sedang dipakai
dengan selalu menjaga Kode Kehormatan Taruna.

b. Mengambil sikap berdiri dengan tegak dan sopan, apabila ada orang yang lebih tua
atau wanita mendatangi untuk mengajak berbicara.

c. Berjalan dengan langkah yang wajar, pandangan tetap lurus ke depan, pandangan
maksimal 45 derajat (ke kanan atau kiri), lengan dilenggangkan secukupnya dengan
telapak tangan tetap menggenggam.
52

d. Apabila berjalan bersama orang lain, sesuaikan langkah dan temponya.

e. Apabila berjalan bersama anggota TNI yang lebih tinggi pangkatnya, maka
posisikan diri di sebelah kiri.

f. Apabila berjalan dengan wanita atau orang lain yang pantas dilindungi, posisikan
orang tersebut pada posisi yang aman (taruna berjalan melindungi mereka).

g. Apabila akan melewati kumpulan orang, perhatikan sopan santun dan adat istiadat
atau kebiasaan setempat, misalnya menyampaikan salam atau permisi tanpa mengurangi
sikap ketarunaan.

h. Posisi sikap duduk dengan badan yang tegak, sikap yang baik dan sopan di tempat
yang pantas. Apabila di dalam ruangan, tutup kepala dilepas.

i. Pada saat berdiri maupun berjalan, taruna tidak memasukkan tangan kedalam
saku maupun bersedekap.

Pasal 33
Tidur

a. Ketentuan:

1) Setiap taruna diwajibkan tidur di dalam Ksatrian. Satu tempat tidur ditempati
oleh satu orang taruna.

2) Setelah tanda tidur dibunyikan:

a) Taruna harus tidur di tempat tidurnya masing-masing.

b) Lampu-lampu di ruang tidur agar dipadamkan.

c) Menjaga ketenangan dan mengenakan pakaian tidur (piyama) serta


menggunakan kelambu.

d) Waktu/jam tidur taruna di malam hari adalah setelah selesai apel


malam (pukul 22.00 sampai dengan pukul 04.00).

e) Taruna diperkenankan tidur di atas jam istirahat malam untuk belajar


dan kepentingan lain atas seizin dinas.

b. Larangan:

1) Menggunakan satu tempat tidur untuk dua orang atau lebih.

2) Makan dan minum di ruang tidur.

3) Membawa dan menyimpan makanan atau minuman di ruang tidur.

4) Membunyikan suara serta kegiatan lain yang dapat mengganggu


ketenangan di ruang tidur ketika istirahat malam.
53

5) Melakukan aktivitas apapun selain tidur selama waktu/jam tidur serta


meninggalkan tempat tidur tanpa ada keterangan yang jelas.

c. Sanksi.

1) Tidur berdua atau lebih pada satu tempat tidur di flat dikenakan sanksi
tindakan disiplin pengasuhan maksimal berupa:

a) Pembinaan selama 1 bulan.

b) Cabut pesiar selama 1 bulan.

c) Cabut weekend selama 1 kali.

2) Tidur tidak pada tempatnya serta makan dan minum di ruang tidur akan
dikenakan sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal berupa:

a) Pembinaan selama 1 minggu.

b) Cabut pesiar selama 1 minggu.

3) Membunyikan suara serta kegiatan lain yang dapat mengganggu


ketenangan di ruang tidur ketika istirahat malam dikenakan sanksi tindakan disiplin
pengasuhan maksimal berupa:

a) Pembinaan selama 1 minggu.

b) Cabut pesiar selama 1 minggu.

Pasal 34
Berbicara dan Berbahasa

a. Ketentuan:

1) Untuk menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan, gunakan selalu bahasa


Indonesia dengan tata bahasa yang baik, benar dan mudah dimengerti.

2) Pada waktu berbicara, pandangan diarahkan kepada orang yang diajak


bicara dengan memperhatikan segala isi pembicaraan dan jawablah pertanyaan
dengan sopan.

3) Beri kesempatan berbicara kepada orang lain dengan selalu menjaga sikap
yang baik.

4) Sesuaikan sikap apabila berbicara dengan atasan, orang yang lebih tua,
atau sesama teman.

5) Berbicara sopan, tidak kasar kepada siapapun, dan sesuaikan diri bila
berbicara dengan orang yang sedang berdiri atau duduk.

6) Taruna wajib jujur dan pantang berbuat dusta.

b. Larangan:
54

1) Berbicara bohong.

2) Berbicara kasar dan tidak sopan.

3) Menguap, batuk, dan bersin di depan lawan bicara (bila terpaksa gunakan
penutup mulut).

4) Menggunakan bahasa daerah, bahasa ”gaul”, bahasa isyarat dan berbisik-


bisik.

5) Menggerakkan anggota badan secara berlebihan saat berbicara.

6) Berbicara menjelekkan orang lain.

7) Membicarakan/mendiskusikan sesuatu yang dapat menimbulkan


pertentangan suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA).

c. Sanksi.

1) Berbicara bohong.

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

(1) Pembinaan selama 3 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 3 bulan.

(3) Cabut weekend selama 3 kali.

(4) Kurangi cuti selama 3 hari.

b) Sanksi hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal turun tingkat.

2) Bersikap tidak sopan saat berbicara dikenakan sanksi tindakan disiplin


pengasuhan maksimal berupa:

a) Pembinaan selama 2 minggu.

b) Cabut pesiar selama 2 minggu.

3) Mendiskusikan sesuatu yang dapat menimbulkan pertentangan SARA.

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

(1) Pembinaan selama 2 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 2 bulan.

(3) Cabut weekend selama 2 kali.


55

(4) Kurangi cuti selama 2 hari.

b) Sanksi hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal turun pangkat.

4) Berbicara menjelekkan orang lain akan dikenakan sanksi tindakan disiplin


pengasuhan maksimal.

a) Pembinaan selama 2 bulan.

b) Cabut pesiar selama 2 bulan.

c) Cabut weekend selama 2 kali.

d) Kurangi cuti selama 1 hari.

Pasal 35
Bertamu

a. Ketentuan:

1) Apabila akan bertamu, sebaiknya memberitahu terlebih dahulu kepada pihak


yang akan dikunjungi.

2) Memperhatikan waktu saat bertamu, yaitu tidak pada saat tuan rumah
sedang istirahat atau makan dan sebaiknya selesai bertamu sebelum pukul 22.00.

3) Mengetuk pintu atau menekan bel terlebih dahulu, memberi hormat/salam


kepada tuan dan/atau nyonya rumah.

4) Menjunjung tinggi Kode Kehormatan Taruna dan tidak meninggalkan sikap


militer. Bertamu sebaiknya tidak lebih dari empat orang, kecuali apabila mendapat
undangan.

5) Menggantungkan tutup kepala di kapstok yang tersedia, atau diletakkan di


tempat yang wajar.

6) Duduk yang baik dan sopan di tempat yang telah ditentukan oleh
tuan/nyonya rumah.

7) Dianjurkan aktif berbicara namun tidak memonopoli pembicaraan.

8) Tidak berlebihan dalam memberikan penghormatan kepada tuan rumah.

9) Apabila selesai bertamu, ucapkan terima kasih dan hormat kepada pemilik
rumah.

10) Apabila akan bermalam, taruna membawa perlengkapan yang diperlukan


dan melapor kepada ketua Rukun Tetangga (RT) setempat.

11) Perhatikan sopan santun dan pemakaian pakaian pada waktu ke dan dari
kamar mandi.
56

12) Bertamu pada orang baru dikenal, batasi waktunya sehingga tidak terlalu
lama.

13) Apabila diberi hidangan berupa makanan atau minuman, agar


memperhatikan etika.

b. Larangan:

1) Taruna pria dilarang bermalam di rumah taruna wanita atau rekanitanya.


Begitu pula sebaliknya, taruna wanita dilarang bermalam di rumah taruna pria atau
rekan prianya.

2) Diluar kegiatan wajib kunjung, taruna dilarang bertamu ke pejabat militer


maupun pejabat non-militer tanpa ada undangan bertamu dari pejabat yang
bersangkutan.

c. Sanksi.

1) Taruna bermalam dirumah taruna wanita atau rekanitanya dan sebaliknya.

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal:

(1) Pembinaan selama 3 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 3 bulan.

(3) Cabut weekend selama 3 bulan.

(4) Kurang cuti 3 hari.

b) Sanksi hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal pemberhentian.

2) Taruna bertamu ke pejabat militer atau non-militer tanpa undangan bertamu


dan diluar kegiatan wajib kunjung akan dikenakan sanksi tindakan disiplin
pengasuhan maksimal:

a) Pembinaan selama 3 bulan.

b) Cabut pesiar selama 3 bulan.

c) Cabut weekend selama 3 bulan.

d) Kurang cuti 3 hari.

Pasal 36
Menerima Tamu

Taruna dapat menerima kunjungan/tamu atas seizin Pawas dengan ketentuan


sebagai berikut:
57

a. Taruna wajib memakai pakaian PDH II selama menerima tamu dan diterima di
ruang tamu taruna atau di kantin taruna.

b. Taruna dilarang menerima dan membawa barang apapun dari tamu untuk dibawa
ke flat.

c. Waktu menerima tamu diatur sebagai berikut:

1) Hari Rabu : pukul 17.00 – 19.00 WIB.

2) Hari Sabtu/malam libur : pukul 17.00 – 19.00 WIB.

3) Hari Minggu/libur : pukul 10.00 – 12.00 dan 16.00 – 19.00 WIB.

d. Pada saat kegiatan luar di luar AAU, waktu menerima tamu bergantung pada
kebijakan pimpinan rombongan.

e. Taruna harus mendampingi tamu saat berkeliling Ksatrian, museum Taruna, dan
kantin taruna.

f. Taruna dilarang membawa orang tua/tamu ke dalam flat taruna, kecuali dalam
kegiatan temu orang tua (parents meeting).

g. Taruna yang sakit diizinkan menerima kunjungan besuk di TPS AAU maupun di RS
luar AAU sesuai dengan jam kunjung pasien atas seizin Danwingtar.

h. Apabila berpapasan dengan atasan, taruna wajib memperkenalkan tamunya.

i. Selama menjalani masa hukuman atau tahanan, taruna dilarang menerima tamu
kecuali pengasuh setingkat komandan flight keatas.

j. Taruna dilarang menerima tamu yang berpakaian tidak sopan seperti bersandal
jepit, rok pendek, bercelana panjang ketat/jeans, celana pendek, baju atas terbuka
(tanktop), dan kaos oblong.

k. Tamu yang berkunjung ke AAU wajib mematuhi peraturan yang berlaku.

l. Taruna harus memberikan kesan yang baik dan menyenangkan selama menerima
tamu.

m. Apabila karena sesuatu alasan taruna tidak bisa menemani tamu, usahakan dapat
berbicara sebentar dengan tamu tersebut. Kemudian dengan sopan menyampaikan
penyesalan bahwa karena sesuatu kepentingan yang tidak dapat ditunda, terpaksa tamu
tidak dapat ditemani oleh taruna.

n. Apabila akan menyediakan hidangan, supaya disesuaikan dengan keadaan.

o. Apabila taruna bertindak sebagai penerima tamu dalam suatu acara, antarkan
tamu tersebut sampai pada tempat duduk yang telah ditentukan.

p. Apabila tamu bersama seorang wanita dan berkendaraan, bukakanlah pintu


kendaraan yang ditumpangi tamu tersebut lebih dahulu, bantulah tamu wanita tersebut
dengan sopan apabila mengalami kesulitan pada waktu turun dan naik kendaraan.
58

q. Taruna harus mengantarkan tamu yang hendak pulang sampai ke depan jaga
Ksatrian atau ke kendaraannya.

r. Sanksi.

1) Menerima tamu tidak menggunakan pakaian sesuai ketentuan dikenakan


sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal berupa:

a) Pembinaan selama 1 minggu.

b) Cabut pesiar selama 1 minggu.

2) Menerima tamu tidak pada tempat dan waktu yang telah ditentukan
dikenakan sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal berupa:

a) Pembinaan selama 1 minggu.

b) Cabut pesiar selama 1 minggu.

Pasal 37
Mendampingi Tamu Resmi

a. Kewajiban. Dalam mendampingi tamu resmi, taruna wajib memperhatikan


ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

1) Mengetahui acara atau kegiatan yang akan dilakukan oleh tamu dan
mengetahui identitas tamu tersebut sebelum acara dimulai.

2) Pada saat tamu tiba, dijemput dan memberi hormat, selanjutnya diantar ke
tempat yang telah ditentukan.

3) Apabila berkendaraan, membantu membukakan pintu dan saat berjalan


berada di sebelah kiri belakang satu langkah serta diantarkan ke tempat yang telah
ditentukan.

4) Jika berada dalam kendaraan, taruna mengambil tempat di depan samping


pengemudi.

5) Apabila ada pertanyaan dari tamu, taruna menjawab dengan sopan dan
sesuai petunjuk yang diberikan.

6) Apabila tamu akan pulang, taruna agar mengantarkan sampai ke kendaraan


atau tempat yang ditentukan.

b. Larangan:

1) Menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi kepada tamu.

2) Bersikap tidak sopan pada saat mendampingi tamu.

3) Tertawa berlebihan ketika tamu bergurau.


59

c. Sanksi. Taruna yang tidak melaksanakan ketentuan dalam mendampingi tamu


resmi akan diberikan sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal, yaitu:

1) Pembinaan selama 1 bulan.

2) Cabut pesiar selama 1 bulan.

Pasal 38
Berkenalan

a. Berkenalan dengan seseorang dilakukan dengan berjabat tangan dan menghadap


ke arah orang tersebut dengan menyesuaikan situasi dan kondisi.

b. Sebutkan nama dan pangkat dengan ucapan yang jelas dan lengkap.

c. Taruna wajib memperkenalkan diri terlebih dahulu dengan memperhatikan etika


pergaulan dan menyebutkan identitas dirinya dengan jujur.

d. Apabila taruna sedang bersama rekanita/keluarga, lalu bertemu dengan:

1) Atasan yang sudah dikenal, menyampaikan penghormatan sesuai


ketentuan, kemudian memperkenalkan nama rekanita/rekan pria terlebih dahulu
dan memperkenalkan atasan.

2) Atasan yang belum dikenal, menyampaikan penghormatan sesuai


ketentuan, kemudian memperkenalkan diri dan rekanita/rekan pria.

3) Teman, maka nama teman disebut lebih dahulu kemudian memperkenalkan


nama rekanita.

e. Apabila berpisah dengan kenalan harus mengucapkan salam.

f. Sanksi bagi taruna yang tidak melaksanakan ketentuan dalam berkenalan akan
dikenakan tindakan disiplin pengasuhan maksimal berupa:

1) Pembinaan selama 1 minggu.

2) Cabut pesiar selama 2 minggu.

Pasal 39
Bersama Rekanita atau Rekan Pria

a. Taruna pria.

1) Apabila hendak berpergian bersama rekanita, maka rekanita harus


mendapat izin terlebih dahulu dari orang tua atau walinya.

2) Rekanita harus berpakaian yang rapi dan sopan, baju berlengan, dan
memakai sepatu.

3) Berjalan bersama dengan rekanita, taruna pria tetap menjaga sikap


militernya dan menempatkan rekanita pada posisi yang aman.
60

4) Untuk menjaga keselamatan/menghindari terpeleset, pada waktu naik


tangga, taruna berada satu anak tangga di samping belakang rekanita dan pada
waktu turun tangga taruna berada satu tangga di samping depan rekanitanya.
Apabila menggunakan eskalator, bergerak naik atau turun sama seperti pada
waktu naik atau turun tangga. Jika menggunakan lift, maka rekanita masuk atau
keluar lift lebih dahulu.

5) Rekanita diantarkan pulang ke rumahnya sesuai dengan waktu yang


ditentukan oleh orang tua atau walinya.

6) Taruna pria mengucapkan terima kasih dan salam sebelum berpisah.

7) Apabila bepergian dengan menggunakan kendaraan umum, maka rekanita


naik lebih dahulu dan turun belakangan.

8) Apabila taruna bertemu dengan taruna lain yang sedang bersama rekanita,
maka taruna yang tidak bersama rekanita harus memberikan salam kepada
rekanita taruna lain tersebut.

9) Berilah penghormatan lebih dahulu apabila bertemu dengan taruna lain


sesama pangkat yang sedang bersama rekanita.

b. Taruna wanita.

1) Taruna wanita yang akan bepergian dengan rekan pria, harus didampingi
oleh taruna wanita lainnya.

2) Apabila hendak bepergian bersama rekan pria, harus mendapat izin terlebih
dahulu dari orang tua atau walinya dan rekan prianya tersebut harus berpakaian
rapi dan sopan.

3) Apabila berjalan bersama rekan pria, taruna wanita tetap menjaga sikap
ketarunaannya dan menempatkan rekan pria pada posisi yang sepantasnya.

c. Larangan bagi taruna pria.

1) Tidak boleh menggandeng rekanita, kecuali untuk maksud membantu.

2) Rekanita tidak boleh menggandeng taruna pria.

3) Mengunjungi tempat yang dilarang dalam Persustar.

4) Dilarang bepergian hanya berdua dengan rekanita atau berpasang-


pasangan.

d. Larangan bagi taruna wanita.

1) Tidak boleh menggandeng rekan pria, kecuali untuk maksud membantu.

2) Rekan pria tidak boleh menggandeng taruna wanita.

3) Mengunjungi tempat yang dilarang dalam Persustar.


61

4) Dilarang bepergian hanya berdua dengan rekan pria atau berpasang-


pasangan.

e. Sanksi.

1) Pergi bersama rekanita/rekan pria tanpa ijin orang tua/walinya dikenakan


sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal:

a) Pembinaan selama 2 bulan.

b) Cabut pesiar selama 2 bulan.

c) Cabut weekend selama 2 kali.

d) Kurangi cuti selama 1 hari.

2) Bepergian berdua bersama rekanita/rekan pria dan/atau mengunjungi


tempat yang dilarang dalam Persustar:

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

(1) Pembinaan fisik selama 3 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 3 bulan.

(3) Cabut weekend selama 3 kali.

(4) Kurangi cuti selama 3 hari.

b) Sanksi hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal pemberhentian.

Pasal 40
Malam Akrab dan Pesta

a. Malam akrab diselenggarakan dengan maksud mempererat persaudaraan antar


sesama taruna dan untuk melatih kepemimpinan taruna.

b. Dalam menyelenggarakan malam akrab, Wingkorps taruna wajib berpedoman


kepada pola hidup sederhana.

c. Dalam pelaksanaan malam akrab, taruna pria boleh didampingi rekanita dan taruna
wanita boleh didampingi rekan pria.

d. Taruna dapat mengadakan atau mengikuti acara pesta pada hari libur atau cuti,
baik di dalam maupun di luar Ksatrian dengan tetap menjaga kesopanan, ketertiban dan
tidak mengkonsumsi minuman keras obat-obat terlarang atau sejenisnya, serta
berpakaian dinas, sesuai dengan ketentuan pakaian cuti.

e. Sanksi.
62

1) Tidak memberi tahu rekanita agar menggunakan pakaian yang rapi dan
sopan akan dikenakan sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal berupa:

a) Pembinaan selama 1 minggu.

b) Cabut pesiar selama 2 minggu.

2) Mengadakan dan mengikuti pesta dengan tidak menjaga kesopanan dan


ketertiban akan dikenakan sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal berupa:

a) Pembinaan selama 1 bulan.

b) Cabut pesiar selama 1 bulan.

c) Cabut weekend selama 1 kali.

Pasal 41
Mengunjungi Orang sakit

a. Di Rumah.

1) Pilih waktu berkunjung yang tepat.

2) Hindari perbuatan dan pembicaraan yang mengganggu pasien dan keluarga


pasien.

3) Ciptakan suasana yang dapat membesarkan hati pasien dan keluarga


pasien.

4) Perhatikan kondisi pasien dan banyaknya pengunjung.

b. Di Rumah Sakit.

1) Perhatikan ketentuan waktu berkunjung dan patuhi peraturan rumah sakit.

2) Apabila membawa bunga atau makanan agar menyesuaikan dengan


peraturan rumah sakit.

3) Tidak berbuat dan berbicara yang dapat mengganggu ketenangan pasien.

4) Ciptakan suasana yang dapat membesarkan hati pasien.

5) Perhatikan kondisi pasien dan banyaknya pengunjung.

Pasal 42
Melayat

a. Apabila orang tua, saudara kandung yang meninggal, taruna diizinkan melayat
paling lama tiga hari kerja atas pertimbangan Danwingtar dan mendapat persetujuan
Gubernur AAU.

b. Apabila situasi memungkinkan, taruna dapat meluangkan waktu untuk melayat


teman, kerabat dan sanak keluarga khususnya saat melaksanakan cuti/pesiar.
63

c. Apabila pergi melayat, sebaiknya dilakukan sebelum jenazah dikebumikan dan


usahakan dapat ikut mengantar ke pemakaman.

d. Apabila sebelumnya telah hadir atasan dan orang lain, taruna memberikan
penghormatan kepada atasan dan menganggukkan kepala kepada orang yang sudah
hadir tersebut, kemudian menyampaikan penghormatan kepada jenazah dan
mengucapkan belasungkawa kepada keluarga Almarhum.

e. Menempatkan diri sesuai dengan keadaan untuk menjaga ketenangan dan


berbicara dengan suara pelan.

f. Dilarang menanyakan penyebab kematian kepada keluarga duka.

g. Menggunakan pakaian dinas disesuaikan dengan ketentuan, bila jenazah


dimakamkan secara militer, taruna berpakaian sesuai dengan ketentuan pada Tata
Upacara Militer (TUM).

Pasal 43
Pemakaman dan Ziarah

a. Secara Umum.

1) Dalam prosesi pemakaman dan ziarah menyesuaikan adat istiadat setempat


dan taruna tetap menggunakan pakaian dinas.

2) Tabur bunga.

a) Dilaksanakan secara hikmat.

b) Menghadap penuh ke pusara, mengambil sikap jongkok dan menabur


dimulai dari kepala ke arah kaki.

3) Meletakkan karangan bunga.

a) Memberikan penghormatan sebelum dan sesudah meletakkan


karangan bunga.

b) Meletakkan karangan bunga agar menyesuaikan situasi.

b. Jika dilaksanakan upacara militer, maka sesuaikan dengan TUM.

c. Bila taruna menghadiri upacara pemakaman militer pada saat melaksanakan cuti,
bisa menggunakan pakaian PDH (bila kondisi tidak memungkinkan).

Pasal 44
Berbelanja

a. Taruna dilarang berbelanja pada tempat yang tidak layak, seperti pasar gelap dan
pasar yang kotor.

b. Jangan berdiri di depan toko atau melihat-lihat barang-barang yang dipajang di


etalase dari luar toko.
64

c. Ketika berada di dalam toko, tutup kepala boleh dilepas.

d. Pada waktu belanja, hindari tawar-menawar yang berlebihan dan jangan meminta
pelayanan istimewa.

e. Barang belanjaan supaya dikemas dengan rapi atau dimasukkan ke dalam tas
pesiar, serta tidak diperkenankan membawa barang belanjaan yang berlebihan seperti
menenteng dengan tangan kiri dan kanan, agar pada waktu membawanya tidak
mempengaruhi sikap ketarunaan.

f. Taruna tidak boleh berbelanja di tempat yang berdesak-desakan, sehingga dapat


mengancam keselamatan serta menurunkan martabat dan kehormatan sebagai taruna.

g. Taruna diizinkan berbelanja di luar Ksatrian pada saat pesiar, IB, weekend dan
cuti, dengan catatan apabila berbelanja di luar Ksatrian hendaknya di tempat yang telah
ditentukan. Apabila akan mengadakan acara khusus dan memerlukan belanja ketika
jadwal pelajaran/latihan/pengasuhan, maka harus membuat surat permohonan izin secara
tertulis kepada Danwingtar dengan tembusan Dan Skadtar.

h. Sanksi bagi taruna yang belanja di tempat selain yang ditentukan akan dikenakan
sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal berupa:

1) Pembinaan fisik selama 1 minggu.

2) Cabut pesiar selama 2 minggu.

Pasal 45
Membuat Janji

a. Taruna dilarang dengan mudah membuat janji dan harus berusaha dengan
sungguh-sungguh untuk menepati janji yang telah diikrarkan. Dalam membuat janji
perhatikan tanggal, waktu, dan tempat serta berusaha dengan penuh tanggung jawab
untuk dapat menepati janji.

b. Usahakan datang di tempat yang telah disepakati sebelum waktunya.

c. Yang lebih muda harus datang lebih dahulu.

d. Apabila mendadak berhalangan sehingga tidak dapat menepati janji yang telah
disepakati, usahakan segera memberitahu pihak yang dijanjikan terlebih dahulu disertai
permohonan maaf.

e. Taruna dilarang membuat janji dan harapan kepada pihak lain (pertunangan dan
pernikahan).

f. Taruna dilarang membuat perjanjian dengan pihak lain seperti jual beli, utang
piutang, sewa menyewa, kerjasama bisnis, dan bentuk lainnya.

g. Sanksi.

1) Menikah selama pendidikan.


65

a) Sanksi hukuman disiplin.

b) Sanksi akademis pemberhentian.

2) Tunangan selama pendidikan.

a) Sanksi hukuman disiplin.

b) Sanksi akademis maksimal turun tingkat dan status pertunangan


harus dihentikan sampai taruna tersebut menyelesaikan pendidikan.

3) Tidak menepati janji dengan pihak lain akan dikenakan sanksi tindakan
disiplin pengasuhan maksimal:

a) Pembinaan fisik selama 1 bulan.

b) Cabut pesiar selama 1 bulan.

c) Cabut weekend selama 1 kali.

4) Berhutang uang kepada teman atau orang lain akan dikenakan sanksi
tindakan disiplin pengasuhan maksimal berupa:

a) Pembinaan fisik selama 3 minggu.

b) Cabut pesiar selama 3 minggu.

5) Berhutang di kantin akan dikenakan sanksi tindakan disiplin pengasuhan


maksimal berupa:

a) Pembinaan fisik selama 2 minggu.

b) Cabut pesiar selama 2 minggu.

Pasal 46
Korespondensi

Dalam berkorespondensi melalui surat, e-mail (surat elektronik), kartu pos, dan
sejenisnya, taruna wajib mentaati ketentuan sebagai berikut:

a. Dilarang menggunakan nama samaran.

b. Menuliskan identitas nama, pangkat, nomor akademi, dan alamat Ksatrian.

c. Dalam mengirim surat, dilarang menggunakan amplop bermotif bunga/warna-warni.

d. Surat yang ditujukan kepada taruna wajib tertera nama, pangkat, nomor akademi,
serta identitas pengirim harus jelas.

Pasal 47
Undangan

a. Mengundang.
66

1) Undangan paling sedikit harus memuat informasi tentang:

a) Hari, tanggal, waktu dan tempat.

b) Acara.

c) Pakaian yang dikenakan.

d) Berlaku untuk berapa orang.

e) Cantumkan nomor telepon pengundang untuk berkomunikasi lebih


lanjut apabila ada.

2) Pertimbangkan waktu pengiriman undangan agar pihak yang diundang tidak


merasa terdadak.

3) Setiap undangan bagi personel di luar AAU disampaikan melalui Wingtar


dan Sekretariat (Set) AAU.

b. Menghadiri Undangan.

1) Apabila waktu memungkinkan, sepantasnya taruna memenuhi undangan


dan hadir tepat pada waktunya.

2) Sesuaikan pakaian dengan ketentuan dalam undangan atau bentuk dan


sifat acara.

3) Taruna diizinkan menghadiri acara undangan selama acara undangan


tersebut masih dalam batas tata krama dan Kode Kehormatan Taruna.

4) Pilih posisi tempat duduk yang sesuai dengan martabat taruna.

5) Taruna wajib menawarkan tempat duduknya kepada orang/pejabat yang


lebih dihormati.

6) Taruna tidak meninggalkan tempat terlebih dahulu sebelum orang yang


dihormati meninggalkan tempat, apabila terpaksa maka dapat melakukan dengan
minta izin mendahului terlebih dahulu.

7) Taruna dilarang melakukan tindakan yang dapat menurunkan martabat


taruna seperti mengantuk/tertidur, berbicara terlalu keras, dan lain-lain pada saat
menghadiri undangan resmi maupun tidak resmi.

8) Taruna dilarang menghadiri undangan seorang diri, minimal berjumlah dua


orang.

Pasal 48
Menonton

a. Menonton bioskop, sandiwara, dan mengunjungi tempat-tempat rekreasi atau


hiburan lainnya, pilih tempat dan kelas yang dipandang pantas bagi seorang taruna atau
sesuai ketentuan yang berlaku di AAU.
67

b. Membeli karcis melalui loket atau tempat yang ditentukan dengan antri.

c. Pelihara sopan santun pada waktu memasuki gedung, mencari tempat duduk,
selama pertunjukan berlangsung dan keluar gedung pertunjukan.

d. Pada waktu duduk, tutup kepala diletakkan di pangkuan dengan emblem


menghadap ke arah depan.

e. Dilarang menonton film yang menjadi kontroversi dan tidak sesuai etika
keprajuritan.

f. Sanksi.

1) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

a) Pembinaan fisik selama 1 bulan.

b) Cabut pesiar selama 1 bulan.

2) Sanksi hukuman disiplin.

3) Sanksi akademis maksimal turun pangkat.

Pasal 49
Menelepon

a. Berbicara dengan siapapun melalui telepon gunakan kalimat yang ringkas, ramah,
jelas, serta memperhatikan kesopanan.

b. Ketika menelepon, taruna wajib menerapkan etika sebagai berikut:

1) Usahakan menelepon dengan posisi duduk (apabila tersedia tempat duduk)


dan ucapkan salam, selamat pagi, siang, atau malam.

2) Apabila berdiri bersikap tegak, serta tangan dan tubuh tidak bersandar.

3) Dalam keadaan duduk, kaki tidak disilangkan/diangkat.

4) Tidak diperbolehkan sambil makan dan minum.

5) Memperhatikan batasan waktu sehingga tidak mengganggu waktu istirahat


orang lain, kecuali dalam keadaan darurat.

6) Menggunakan sarana telepon dalam Ksatrian:

a) Diperbolehkan menerima telepon dari luar AAU, diluar kegiatan


taruna.

b) Tidak diperbolehkan menggunakan telepon dinas untuk menelepon


keluar AAU, kecuali atas seizin Perwira Pengawas.
68

c) Menggunakan atau menerima telepon dinas secara


singkat/seperlunya.

d) Menggunakan pakaian dinas yang berlaku saat itu.

c. Sanksi.

1) Menyalahgunakan telepon dinas.

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal:

(1) Pembinaan fisik selama 2 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 2 bulan.

(3) Cabut weekend selama 2 kali.

(4) Kurangi cuti selama 2 hari

b) Sanksi hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal turun pangkat.

2) Bersikap tidak sopan saat berbicara di telepon akan dikenakan sanksi


tindakan disiplin pengasuhan maksimal berupa:

a) Pembinaan fisik selama 2 minggu.

b) Cabut pesiar selama 2 minggu.

Pasal 50
Berobat

a. Taruna yang sakit diwajibkan berobat di kesehatan AAU atau rumah sakit rujukan.

b. Taruna yang akan berobat tidak mengikuti apel pagi dan harus seijin Danwingtar.

c. Jadwal berobat taruna di kesehatan AAU diatur sebagai berikut:

1) Pukul 06.30 WIB sampai dengan 07.15 WIB di pagi hari.

2) Pukul 13.45 WIB sampai dengan 14.45 WIB di sore hari.

3) Apabila kondisi darurat, taruna diperbolehkan berobat diluar jam yang


ditentukan dengan melapor ke dosen/pelatih, Pawas, dan piket taruna terlebih
dahulu.

4) Taruna didampingi oleh pengasuh pada saat berobat.

5) Pada kondisi tertentu, pelaksanaan berobat diatur oleh Kepala Kesehatan


(Kakes) AAU.

d. Taruna yang berobat harus mematuhi hal-hal sebagai berikut:


69

1) Berada di flat:

a) Melapor kepada Pokdokorps dan Pengasuh terkait.

b) Melapor ke piket taruna dan Pawas taruna guna mencatatkan diri di


buku berobat taruna.

c) Apabila opname, melapor ke piket taruna melalui piket kesehatan


AAU.

2) Berada di kelas:

a) Melapor kepada dosen yang mengajar pada saat itu.

b) Melapor ke seksi jarlatsuh guna mencatatkan diri di buku berobat.

c) Bagi taruna opname melapor ke jarlatsuh dan piket taruna melalui


piket kesehatan AAU.

3) Berlatih di lapangan AAU:

a) Melapor kepada pelatih yang bertanggung jawab pada saat itu.

b) Melapor ke piket taruna dan pawas taruna untuk mencatatkan diri di


buku berobat taruna.

c) Apabila opname melapor ke piket taruna melalui piket kesehatan


AAU.

4) Sedang izin bermalam. Segera kembali ke Ksatrian AAU untuk


memeriksakan diri di Kesehatan AAU, kecuali dalam keadaan darurat dapat
langsung ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan segera melapor
kepada Pawas Wingtar.

5) Sedang weekend atau cuti:

a) Segera berobat ke dinas Rumah Sakit Tentara (RST), Rumah Sakit


Angkatan Udara (RSAU), atau rumah sakit/fasilitas kesehatan terdekat.

b) Segera melapor kepada Komandan sesuai hirarki.

c) Membawa rekam medis/surat keterangan dokter pemeriksa pada


waktu kembali ke Ksatrian AAU.

6) Taruna tidak diizinkan berobat secara pribadi (non dinas) atau


menggunakan obat-obatan non dinas tanpa seizin Kepala Kesehatan AAU, kecuali
dalam kondisi darurat/mendesak dan segera melapor ke Kesehatan AAU.

7) Taruna dilarang menggunakan alasan berobat untuk menghindari kegiatan.

e. Sanksi bagi taruna yang berobat tidak menggunakan buku berobat dan tidak
mengisi jurnal sakit adalah tindakan disiplin pengasuhan maksimal berupa pembinaan fisik
selama 1 minggu.
70

Pasal 51
Kantin Taruna

a. Taruna diperbolehkan ke kantin setiap hari selama tidak meninggalkan kegiatan


yang sudah terjadwal.

b. Taruna diizinkan membawa tamu ke kantin pada waktu yang telah ditentukan atas
seizin Pawas.

c. Taruna wajib berpakaian dinas yang berlaku pada hari itu saat ke kantin.

d. Taruna wajib memperhatikan etika makan dan menjaga kebersihan serta ketertiban
di kantin.

Pasal 52
Kebersihan dan Kerapian

a. Taruna pria.

1) Setiap taruna pria harus memelihara kebersihan badan, kerapian pakaian,


dan lingkungannya.

2) Rambut harus dalam keadaan pendek, patokan panjang depan 3 cm,


tengah 2 cm dan belakang 0 cm.

3) Taruna pria dilarang memelihara kumis, jambang (tidak melebihi lubang


telinga), jenggot, membuat/memiliki tato, menindik bagian tubuh, dan
memanjangkan kuku.

4) Dianjurkan untuk menggunakan jam tangan dengan bentuk dan warna yang
serasi. Jika ada pembagian dari dinas, taruna diwajibkan menggunakan pembagian
jam tangan dari dinas untuk keseragaman.

5) Taruna pria melaksanakan kegiatan cukur setiap minggu dengan ketentuan


sebagai berikut:

a) Tingkat IV pada hari Senin pukul 19.30 – 21.30 WIB.

b) Tingkat III pada hari Selasa pukul 19.30 – 21.30 WIB.

c) Tingkat II pada hari Rabu pukul 19.30 – 21.30 WIB.

d) Tingkat I pada hari Kamis pukul 19.30 – 21.30 WIB.

e) Untuk hari Jumat pukul 19.30 – 21.30 WIB, ditujukan bagi taruna pria
yang belum melaksanakan cukur.

f) Tempat cukur disediakan di Gedung Alpha Juli.

b. Taruna wanita.
71

1) Setiap taruna wanita harus memelihara kebersihan badan, kerapian


pakaian, dan lingkungannya.

2) Mengatur rambut secara rapi, dengan ketentuan:

a) Rambut bagian belakang tidak boleh melebihi batas leher baju atau
kerah baju bagian atas.

b) Rambut depan tidak menutup alis mata.

c) Bagian samping rapi, tidak boleh mengenai telinga.

d) Rambut harus sesuai dengan warna aslinya dan tidak diperbolehkan


mengecat rambut.

e) Tidak memotong rambut seperti model taruna pria.

f) Tidak menggunakan segala aksesoris/hiasan rambut.

g) Tidak diizinkan menggunakan sanggul.

h) Tidak diizinkan membuat/memiliki tato dan menindik bagian tubuh


selain telinga.

i) Tidak diizinkan menggunakan wig (rambut palsu).

j) Taruna wanita melaksanakan cukur dengan tukang cukur wanita.

3) Rias muka, dengan ketentuan:

a) Tidak mencolok, namun memberikan kesan segar dan terpelihara.

b) Tidak memakai bulu mata palsu.

c) Tidak diperbolehkan mengubah bentuk wajah, seperti


memancungkan hidung, memancungkan dagu, dan sebagainya.

d) Tidak diperbolehkan memakai softlens warna mencolok (hijau, biru,


kuning).

4) Kuku, dengan ketentuan:

a) Bersih, rapi, dan terpelihara.

b) Panjang kuku jari maksimal tiga mm.

c) Tidak diizinkan menggunakan cat kuku.

5) Perhiasan, dengan ketentuan:

a) Tidak diperbolehkan memakai gelang, kalung, anting.


72

b) Dianjurkan untuk memakai jam tangan dengan bentuk dan warna


yang serasi. Jika ada pembagian dari dinas, taruna diwajibkan
menggunakan pembagian jam tangan dari dinas untuk keseragaman.

6) Tidak diperbolehkan memakai stocking (kaos kaki panjang).

c. Sanksi.

1) Menindik bagian tubuh (kecuali di bagian telinga untuk taruna wanita), serta
membuat/memiliki tato untuk taruna pria dan wanita.

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal:

(1) Pembinaan fisik selama 3 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 3 bulan.

(3) Cabut weekend end 3 kali.

(4) Kurangi cuti selama 3 hari.

b) Sanksi hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal pemberhentian.

2) Memelihara kumis, jenggot, jambang, kuku, dan potongan rambut tidak


sesuai ketentuan akan dikenakan sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal
berupa:

a) Pembinaan fisik selama 3 minggu.

b) Cabut pesiar selama 3 minggu.

3) Tidak menjaga kebersihan, kerapian lemari pakaian, meja belajar, tempat


tidur, dan ruang belajar akan dikenakan sanksi tindakan disiplin pengasuhan
maksimal berupa pembinaan fisik selama 1 minggu.

Pasal 53
Makan

a. Ketentuan umum tentang makan mengacu pada Perduptar.

b. Taruna senior dilarang memerintahkan taruna junior makan/minum yang dapat


menyebabkan sakit.

c. Taruna dilarang makan dan minum di angkringan, warung kaki lima, lesehan kaki
lima, tempat hiburan malam dan tempat yang tidak pantas pada saat pesiar, izin
bermalam, weekend, dan cuti.

d. Taruna dilarang membawa dan menyimpan makanan atau minuman di kamar flat,
kecuali air mineral.
73

e. Taruna diizinkan makan dan minum di flat/koridor dalam rangka hari kakak asuh
atau kegiatan khusus atas seijin Pawas atau Pengasuh.

f. Sanksi.

1) Memerintahkan taruna junior makan atau minum yang dapat menyebabkan


sakit.

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal:

(1) Pembinaan fisik selama 1 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 1 bulan.

b) Sanksi hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal turun tingkat.

2) Makan dan minum di tempat yang tidak pantas akan dikenakan sanksi
tindakan disiplin pengasuhan maksimal:

a) Pembinaan fisik selama 1 bulan.

b) Cabut pesiar selama 1 bulan.

3) Membawa dan menyimpan makanan atau minuman di kamar flat (kecuali air
mineral) akan dikenakan sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal:

a) Pembinaan fisik selama 1 bulan.

b) Cabut pesiar selama 1 bulan.

Pasal 54
Narkoba, Minuman Keras, Rokok, dan Judi

a. Taruna dilarang keras menyimpan, membawa, memakai, mengedarkan, dan/atau


membantu mengedarkan narkotika, psikotropika dan zat-zat adiktif (napza) lainnya.

b. Taruna dilarang keras menyimpan, membawa, mengedarkan, membantu


mengedarkan dan/atau mengkonsumsi minuman keras.

c. Taruna dilarang menyimpan, membawa, memakai, mengedarkan, dan/atau


menghisap rokok/rokok elektrik (misal: Vape, Vapor, atau sejenisnya).

d. Taruna dilarang turut serta, menyelenggarakan dan/atau membantu kegiatan


perjudian dan sejenisnya.

e. Taruna diwajibkan mencegah dan/atau melaporkan kepada Komandan sesuai


hirarki apabila mengetahui terjadi pelanggaran yang terkait subpasal a, b, c, dan d.

f. Sanksi.

1) Menyimpan, mengedarkan, atau mengkonsumsi minuman beralkohol.


74

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

(1) Pembinaan fisik selama 3 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 3 bulan.

(3) Cabut weekend 3 kali.

(4) Kurangi cuti selama 3 hari.

b) Sanksi hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal pemberhentian.

2) Menyimpan, mengedarkan, atau mengkonsumsi napza akan diberikan


sanksi hukuman pidana dan sanksi akademis pemberhentian.

3) Terlibat perjudian.

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

(1) Pembinaan fisik selama 3 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 3 bulan.

(3) Cabut weekend 3 kali.

(4) Kurangi cuti selama 3 hari.

b) Sanksi hukuman pidana/hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal pemberhentian.

4) Pelanggaran terhadap poin c. di dalam Ksatrian dan tempat umum, yaitu:

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

(1) Pembinaan fisik selama 3 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 3 bulan.

(3) Cabut weekend 3 kali.

(4) Kurangi cuti selama 3 hari.

b) Sanksi hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal turun pangkat.


75

Pasal 55
Prosedur Menghadap

a. Menghadap senior. Taruna junior yang diperintahkan menghadap taruna senior


wajib melapor kepada Pokdokorps, baik sebelum maupun setelah selesai kegiatan
menghadap.

b. Mendatangi junior. Taruna senior wajib melapor kepada Pawas dan Pokdokorps
bila mendatangi flat Taruna junior, baik sebelum maupun setelah selesai kegiatan.

c. Taruna diperbolehkan menghadap taruna senior atau mendatangi taruna junior di


luar jam dinas, yaitu setelah makan malam (pukul 19.00) sampai dengan jam wajib belajar
(pukul 20.00).

d. Taruna diperbolehkan menghadap kepada Pengasuh di dalam dan di luar jam


dinas ketika tidak ada kegiatan pengajaran/latihan/pengasuhan.

e. Taruna wajib menghadap Pengasuh bila diperintahkan menghadap, baik di dalam


maupun di luar jam dinas.

f. Taruna dilarang menghadap taruna senior atau mendatangi taruna junior di luar
jam yang telah ditentukan.

g. Taruna dilarang menghadap taruna senior atau Pengasuh di dalam kamar flat
(termasuk ruangan tertutup, gudang, ruang rekreasi flat), di kamar mandi flat, serta di
mess Pengasuh.

h. Taruna senior dilarang membina dalam bentuk hukuman kepada Taruna junior
diluar Ksatrian AAU.

i. Sanksi.

1) Sanksi bagi taruna senior yang memerintahkan taruna junior menghadap


melebihi batas waktu yang telah ditentukan akan dikenakan tindakan disiplin
pengasuhan maksimal berupa:

a) Pembinaan fisik selama 3 minggu.

b) Cabut pesiar selama 3 minggu.

2) Sanksi bagi taruna senior yang tidak menghadap pengasuh ketika diperintah
menghadap akan dikenakan tindakan disiplin pengasuhan maksimal berupa:

a) Pembinaan fisik selama 3 minggu.

b) Cabut pesiar selama 3 minggu.

3) Sanksi bagi taruna senior yang memasuki flat taruna junior tanpa seijin
Pawas, yaitu:

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

(1) Pembinaan fisik selama 3 bulan.


76

(2) Cabut pesiar selama 3 bulan.

(3) Cabut weekend 3 kali.

(4) Kurangi cuti selama 3 hari.

b) Sanksi hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal turun pangkat.

4) Sanksi bagi taruna senior yang membina taruna junior tanpa seijin Pawas
adalah:

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

(1) Pembinaan fisik selama 3 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 3 bulan.

(3) Cabut weekend 3 kali.

(4) Kurangi cuti selama 3 hari.

b) Sanksi hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal turun tingkat.

5) Sanksi bagi taruna senior yang membina taruna junior tanpa seijin Pawas
dan di tempat yang tidak diperbolehkan, yaitu:

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

(1) Pembinaan fisik selama 3 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 3 bulan.

(3) Cabut weekend 3 kali.

(4) Kurangi cuti selama 3 hari.

b) Sanksi hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal pemberhentian.

6) Sanksi bagi taruna senior yang melakukan pembinaan terhadap taruna


junior diluar Ksatrian AAU pada saat pesiar, IB, weekend, atau cuti.

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

(1) Pembinaan fisik selama 3 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 3 bulan.


77

(3) Cabut weekend 3 kali.

(4) Kurangi cuti selama 3 hari.

b) Sanksi hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal pemberhentian.

Pasal 56
Meminjam

a. Taruna berupaya untuk tidak meminjam sesuatu kepada pihak lain.

b. Dalam keadaan terpaksa untuk kepentingan pribadi, taruna diperbolehkan


meminjam sesuatu yang tidak bertentangan dengan hukum dan harus ada kesepakatan
antara kedua belah pihak.

c. Untuk kepentingan dinas, taruna diperbolehkan meminjam sesuatu yang tidak


bertentangan dengan hukum dan harus ada kesepakatan antara kedua belah pihak
dengan sepengetahuan Wingtar.

d. Sanksi bagi taruna yang tidak bertanggung jawab dan/atau taruna yang tidak
mengembalikan barang pinjaman adalah tindakan disiplin pengasuhan berupa pembinaan
fisik selama 3 minggu atau cabut pesiar selama 3 minggu.

Pasal 57
Penggunaan Laptop dan Akses Internet

a. Penggunaan laptop dan akses internet di kelas maupun di lingkungan flat diizinkan
selama penggunaannya adalah untuk mendukung kegiatan pendidikan dan kegiatan
belajar mengajar secara online yang pelaksanaannya dikoordinir oleh lembaga. Untuk
penggunaan internet di lingkungan flat, dilaksanakan secara terpusat di ruang Pawas dan
dibawah pengawasan Pawas. Akses internet oleh taruna diatur oleh Informasi dan
Pengolahan Data (Infolahta) AAU.

b. Taruna yang mendapatkan alokasi laptop dinas melaporkan data software, Serial
Number (SN), keadaan fisik dan kelengkapannya secara berkala maksimal tiga bulan
sekali kepada Wingtar. Pemeliharaan laptop dinas menjadi tanggung jawab taruna
sebagai pengguna laptop.

c. Taruna diperbolehkan:

1) Mengunduh (download) data serta informasi yang mendukung kegiatan


pendidikan.

2) Mengakses internet pada saat kegiatan mandiri atau pada saat kegiatan
belajar atas seizin dosen/pengasuh.

d. Taruna dilarang:
78

1) Melihat dan/atau mengunduh (download) situs pornografi, kekerasan, judi


online, game online, belanja online, berbagai hal yang berhubungan dengan SARA,
serta situs lain yang tidak berhubungan dengan kegiatan akademis.

2) Mengunggah (upload) data, video, foto, atau tulisan tentang kehidupan


sehari-hari taruna dan rahasia negara.

3) Berkomunikasi melalui media internet seperti email, instant messaging,


video call, dan lain-lain yang tidak berhubungan dengan pendidikan selama berada
di dalam Ksatrian AAU.

4) Menggunakan modem atau alat akses internet lainnya secara mandiri.

5) Memberi password dan memasang software permainan, aplikasi VPN dan


aplikasi yang tidak berkaitan dengan kegiatan akademis.

6) Menukar laptop dinas beserta kelengkapannya yang telah diberikan kepada


taruna yang bersangkutan dengan taruna lainnya.

7) Membawa laptop ke luar Ksatrian (kecuali atas izin pengasuh setingkat Dan
Skadtar dan mendaftarkan diri di buku izin membawa laptop keluar Ksatrian di
ruang Pawas serta laptop wajib atas nama sendiri).

8) Menggunakan program baik yang berbasis desktop/web yang dapat


menyembunyikan history (contoh incognito, deepfreeze, atau sejenisnya) dari
penggunaan aktivitas laptop dan internet atau menyembunyikan file yang ada.

9) Memiliki media penyimpanan lebih dari 8 GB per taruna.

10) Menghilangkan laptop pembagian dinas dengan alasan apapun.

11) Taruna dilarang menggunakan jam tangan smartwatch atau sejenisnya yang
dapat digunakan untuk mengirim pesan.

12) Taruna dilarang mengakses internet di lingkungan flat.

13) Taruna dilarang mengakses internet diluar pengawasan Pawas.

e. Software standar yang terpasang pada laptop dinas, yaitu:

1) Software majoring Elektronika:

a) Octave.

b) SciLab.

c) Cisco Packet Tracer.

d) Visual Studio Community 2017.

e) Electronic Workbench.

f) Proteus.
79

g) Arena.

h) Matlab.

i) Microsoft Office.

j) Foxit Reader.

k) Peazip.

l) Gom Player.

m) Arduino.

n) Delphi 7.

o) XAMPP.

p) Notepad ++.

q) Google Chrome.

r) Windows 10.

2) Software majoring Teknik Manajemen Industri:

a) Google Chrome.

b) Microsoft Office.

c) Windows 10.

3) Software majoring Aeronautika:

a) Google Chrome.

b) Microsoft Office.

c) Windows 10.

f. Software laptop dinas dibuatkan akun khusus untuk taruna sebagai user dan bukan
sebagai administrator, taruna tidak diizinkan memasang software di luar kepentingan
akademis. Software laptop dibedakan tiap prodi, sehingga pemasangan software diawasi
dan dilakukan oleh masing-masing departemen, apabila terdapat penambahan software di
luar software standar yang telah diberikan maka taruna wajib melaporkan ke pihak
departemen untuk dilaksanakan tindak lanjut pemasangan software tersebut.

g. Pengawasan penggunaan laptop dinas oleh taruna dilaksanakan oleh seluruh


civitas akademika AAU.

h. Sanksi.
80

1) Melihat, membaca, menonton, menyebarkan, menyimpan, dan/atau


membawa pornografi/pornoaksi, serta segala pelanggaran pada poin d 1).

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

(1) Pembinaan fisik selama 3 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 3 bulan.

(3) Cabut weekend selama 3 kali.

(4) Kurangi cuti selama 3 hari.

b) Sanksi hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal turun tingkat.

2) Pelanggaran pada poin d.2, d.3, d.4, d.5, d.7, d.11, d.12 dan d.13.

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

(1) Pembinaan fisik selama 2 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 2 bulan.

(3) Cabut weekend selama 2 kali.

(4) Kurangi cuti selama 2 hari.

b) Sanksi hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal turun pangkat.

3) Menyalahgunakan penggunaan jejaring sosial/internet dan laptop dinas


akan dikenakan sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal berupa:

a) Pembinaan fisik selama 2 bulan.

b) Cabut pesiar selama 2 bulan.

4) Menyembunyikan file/data, history, menukar kelengkapan laptop,


menginstal/menggunakan software yang tidak diizinkan dari dinas, membuat akun
tambahan, atau memiliki media penyimpanan lebih dari 8 GB akan diberikan sanksi
tindakan disiplin pengasuhan maksimal, yaitu:

a) Pembinaan fisik selama 2 bulan.

b) Cabut pesiar selama 2 bulan.

5) Karena kelalaiannya menghilangkan laptop dinas.

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.


81

(1) Pembinaan fisik selama 3 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 3 bulan.

(3) Cabut weekend selama 3 kali.

(4) Kurangi cuti selama 3 hari.

b) Sanksi hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal turun tingkat.

Pasal 58
Tempat-tempat Terlarang dan Berbahaya

a. Taruna dilarang mendekati/memasuki tempat-tempat yang terlarang seperti daerah


perjudian, pelacuran, karaoke, kafe yang tidak patut/pantas, diskotik, spa, panti pijat, club
malam, lokalisasi, dan lain-lain.

b. Taruna dilarang mendekati/memasuki tempat-tempat yang berpotensi bahaya.

c. Sanksi bagi taruna yang mendekati/memasuki tempat terlarang atau tempat yang
berpotensi bahaya akan dikenakan sanksi:

1) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

a) Pembinaan fisik selama 3 bulan.

b) Cabut pesiar selama 3 bulan.

c) Cabut weekend selama 3 kali.

d) Kurangi cuti selama 3 hari.

2) Sanksi hukuman disiplin.

3) Sanksi akademis maksimal pemberhentian.

Pasal 59
Bunuh Diri

a. Taruna dilarang melakukan perbuatan melukai diri sendiri atau melakukan


percobaan bunuh diri.

b. Sanksi bagi taruna yang melakukan perbuatan melukai diri sendiri dan percobaan
bunuh diri adalah:

1) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

a) Pembinaan fisik selama 3 bulan.

b) Cabut pesiar selama 3 bulan.


82

c) Cabut weekend selama 3 kali.

d) Kurangi cuti selama 3 hari.

2) Sanksi hukuman disiplin.

3) Sanksi akademis maksimal pemberhentian.

Pasal 60
Pembocoran Informasi

a. Taruna dilarang membocorkan informasi yang berhubungan dengan segala


kegiatan selama pendidikan maupun informasi yang berhubungan dengan AAU bahkan
TNI AU yang bersifat rahasia dalam bentuk apapun kepada pihak luar.

b. Sanksi.

1) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

a) Pembinaan fisik selama 2 bulan.

b) Cabut pesiar selama 2 bulan.

c) Cabut weekend selama 2 kali.

d) Kurangi cuti selama 2 hari.

2) Sanksi hukuman disiplin.

3) Sanksi akademis maksimal turun tingkat.

Pasal 61
Barang Inventaris dan Fasilitas Dinas

a. Taruna wajib bertanggung jawab dan merawat seluruh barang inventaris dan
fasilitas yang diberikan oleh dinas.

b. Taruna dilarang merusak, meminjam, membawa, memodifikasi, menjual, bahkan


menghilangkan barang inventaris dan fasilitas dinas tanpa seizin Danwingtar dengan
alasan apapun.

c. Taruna dilarang meminjamkan atau menyewakan kepada pihak luar (masyarakat)


barang inventaris dan fasilitas dinas tanpa seizin Danwingtar dengan alasan apapun.

d. Sanksi.

1) Tidak merawat/menjaga inventaris dinas akan dikenakan sanksi tindakan


disiplin pengasuhan maksimal berupa:

a) Pembinaan fisik selama 2 bulan.

b) Cabut pesiar selama 2 bulan.


83

c) Cabut weekend selama 2 kali.

d) Kurangi cuti selama 1 hari.

2) Merusak, meminjam, membawa, memodifikasi, menjual,


meminjamkan/menyewakan atau menghilangkan barang inventaris dan fasilitas
dinas.

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

(1) Pembinaan fisik selama 3 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 3 bulan.

(3) Cabut weekend selama 3 kali.

(4) Kurangi cuti selama 3 hari.

b) Sanksi hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal turun tingkat.

Pasal 62
Penggunaan dan Penyimpanan Senjata Api/Tajam, Bahan Peledak, dan Amunisi

a. Taruna dilarang menggunakan dan menyimpan senjata api, senjata tajam, bahan
peledak, dan amunisi dalam bentuk apapun.

b. Taruna hanya diperbolehkan menggunakan senjata api dan amunisi pada saat
latihan menembak dan latihan Piktar dengan pengawasan dan seizin pelatih menembak.

c. Taruna dilarang menghilangkan senjata dinas, menitipkan senjata dinas yang


menjadi tanggung jawab taruna kepada taruna lain, membawakan senjata taruna lain
karena dititipkan, serta menggunakan senjata tidak sesuai aturan kemiliteran (misal:
membuat lelucon atau menakuti taruna lain).

d. Sanksi.

1) Menghilangkan senjata dinas dengan alasan apapun.

a) Sanksi hukuman pidana penahanan berat.

b) Sanksi akademis maksimal pemberhentian.

2) Menitipkan senjata dinas yang menjadi tanggung jawab taruna kepada


taruna lain dan taruna yang membawakan senjata tersebut.
a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

(1) Pembinaan fisik selama 3 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 3 bulan.

(3) Cabut weekend selama 3 kali.


84

(4) Kurangi cuti selama 3 hari.

b) Sanksi hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal turun pangkat.

3) Menggunakan senjata tidak sesuai aturan kemiliteran.

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

(1) Pembinaan fisik selama 3 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 3 bulan.

(3) Cabut weekend selama 3 kali.

(4) Kurangi cuti selama 3 hari.

b) Sanksi hukuman disiplin/pidana.

c) Sanksi akademis maksimal turun tingkat.

Pasal 63
Mencontek, Plagiarisme, Kerja sama, dan Berbuat Curang dalam Ujian

a. Taruna dilarang untuk mencontek, bekerja sama, dan berbuat curang dalam ujian.

b. Taruna dilarang melakukan plagiat dalam tugas penulisan dan Tugas Akhir (TA).

c. Taruna harus membuat TA (baik tulisan maupun alat) secara mandiri dan tidak
diijinkan untuk meminta/menyuruh/membayar orang lain untuk menyelesaikan TA Taruna.

d. Sanksi.

1) Taruna mencontek saat ujian (poin a), poin b, dan poin c.

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

(1) Pembinaan fisik selama 3 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 3 bulan.

(3) Cabut weekend selama 3 kali.

(4) Kurangi cuti selama 3 hari.

b) Sanksi hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal pemberhentian.

2) Taruna bekerja sama dan/atau berbuat curang dalam ujian.


85

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

(1) Pembinaan fisik selama 3 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 3 bulan.

(3) Cabut weekend selama 3 kali.

(4) Kurangi cuti selama 3 hari.

b) Sanksi hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal pemberhentian.

Pasal 64
Menyebarkan Kebohongan dan Membuat Provokasi

a. Taruna dilarang menyebarkan informasi tidak benar (hoax) dan/atau informasi yang
dapat menimbulkan provokasi antara satu pihak dengan pihak lain melalui media apapun.

b. Sanksi.

1) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

a) Pembinaan fisik selama 3 bulan.

b) Cabut pesiar selama 3 bulan.

c) Cabut weekend selama 3 kali.

d) Kurangi cuti selama 3 hari.

2) Sanksi hukuman disiplin.

3) Sanksi akademis maksimal turun tingkat.

Pasal 65
Melakukan Wawancara atau Memberikan Pernyataan

a. Taruna dilarang untuk melakukan wawancara dan/atau memberikan pernyataan


kepada pihak luar tanpa izin pengasuh setingkat Komandan Wingtar ke atas.

b. Sanksi.

1) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

a) Pembinaan fisik selama 2 bulan.

b) Cabut pesiar selama 2 bulan.

c) Cabut weekend selama 2 kali.

d) Kurangi cuti selama 2 hari.


86

2) Sanksi hukuman disiplin.

3) Sanksi akademis maksimal turun tingkat.

Pasal 66
Indekos atau Kontrak Rumah tanpa Orang Tua/Wali

a. Taruna dilarang mengontrak rumah atau indekos yang tidak ada orang tua/wali.

b. Taruna dilarang mengontrak rumah atau indekos yang memperbolehkan pria dan
wanita tinggal dalam satu kos/rumah.

c. Sanksi.

1) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

a) Pembinaan fisik selama 2 bulan.

b) Cabut pesiar selama 2 bulan.

c) Cabut weekend selama 2 kali.

d) Kurangi cuti selama 2 hari.

2) Sanksi hukuman disiplin.

3) Sanksi akademis maksimal turun pangkat.

Pasal 67
Membuat dan Mengirim Surat Kaleng

a. Taruna dilarang membuat dan mengirim surat kaleng atau pesan gelap melalui
handphone dan media sosial, yang ditujukan kepada personel di AAU maupun kepada
instansi/masyarakat umum.

b. Sanksi.

1) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

a) Pembinaan fisik selama 3 bulan.

b) Cabut pesiar selama 3 bulan.

c) Cabut weekend selama 3 kali.

d) Kurangi cuti selama 3 hari.

2) Sanksi hukuman disiplin.

3) Sanksi akademis maksimal pemberhentian.


87

Pasal 68
Mengubah Lagu Kebangsaan

a. Taruna diwajibkan menyanyikan lagu Kebangsaan, lagu wajib, lagu nasional, mars,
dan hymne dengan penuh penghayatan.

b. Taruna dilarang mengubah lagu Kebangsaan, lagu wajib, lagu nasional, mars, dan
hymne dengan cara apapun serta dalam kondisi apapun.

c. Sanksi.

1) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal.

a) Pembinaan fisik selama 3 bulan.

b) Cabut pesiar selama 3 bulan.

c) Cabut weekend selama 3 kali.

d) Kurangi cuti selama 3 hari.

2) Sanksi hukuman disiplin.

3) Sanksi akademis maksimal turun tingkat.

Pasal 69
Seragam dan Kaporlap

a. Taruna dilarang mengubah seragam dan kaporlap yang telah diberikan oleh dinas
tanpa seizin Gubernur AAU.

b. Sanksi.

1) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal:

a) Pembinaan fisik selama 2 bulan.

b) Cabut pesiar selama 2 bulan.

c) Cabut weekend selama 2 kali.

d) Kurangi cuti selama 1 hari.

2) Sanksi hukuman disiplin.

3) Sanksi akademis maksimal turun pangkat.

Pasal 70
Pelanggaran secara Kolektif

a. Taruna dilarang melakukan pelanggaran secara kolektif (bersama-sama) baik


dengan sesama taruna maupun dengan masyarakat sipil.
88

b. Taruna dilarang membiarkan (melakukan pembiaran) pelanggaran yang dilakukan


oleh taruna lainnya, tidak mencegah pelanggaran yang sedang terjadi, atau tidak
melaporkan pelanggaran tersebut kepada Pawas atau pengasuh.

c. Sanksi terhadap pelanggaran pada poin a. dan b.

1) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal:

a) Pembinaan fisik selama 3 bulan.

b) Cabut pesiar selama 3 bulan.

c) Cabut weekend selama 3 kali.

d) Kurangi cuti selama 3 hari.

2) Sanksi hukuman disiplin.

3) Sanksi akademis maksimal turun tingkat.

Pasal 71
Pencurian dan Penipuan

a. Taruna dilarang mengambil barang milik orang lain tanpa izin karena pencurian.

b. Taruna dilarang melakukan perbuatan tipu muslihat yang merugikan orang lain.

c. Sanksi.

1) Taruna yang melakukan pencurian akan dikenakan sanksi.

a) Sanksi hukuman pidana/hukuman disiplin.

b) Sanksi akademis maksimal pemberhentian.

2) Taruna yang melakukan tipu muslihat yang merugikan orang lain.

a) Sanksi tindakan disiplin pengasuhan maksimal:

(1) Pembinaan fisik selama 3 bulan.

(2) Cabut pesiar selama 3 bulan.

(3) Cabut weekend selama 3 kali.

(4) Kurangi cuti selama 3 hari.

b) Sanksi hukuman pidana/hukuman disiplin.

c) Sanksi akademis maksimal pemberhentian.


89

Pasal 72
Asusila dan Zina

a. Taruna dilarang melakukan tindakan asusila dan/atau berbuat zina, baik di dalam
maupun di luar Ksatrian AAU.

b. Sanksi.

1) Sanksi hukuman pidana/hukuman disiplin.

2) Sanksi akademis maksimal pemberhentian.

Pasal 73
Pelanggaran Lainnya

a. Taruna dilarang melakukan perbuatan yang bertentangan dengan perintah


kedinasan, peraturan kedinasan, atau perbuatan lain yang tidak sesuai dengan tata tertib
dan Kode Kehormatan taruna.

b. Sanksi yang dapat dijatuhkan, yaitu tindakan disiplin pengasuhan, dan/atau


hukuman disiplin, dan/atau sanksi akademis.

c. Sanksi.

1) Tindakan disiplin pengasuhan maksimal:

a) Pembinaan fisik maksimal 3 bulan.

b) Cabut pesiar maksimal 3 bulan.

c) Cabut weekend maksimal 3 kali.

d) Kurangi cuti maksimal 3 hari.

2) Hukuman disiplin.

a) Teguran, atau

b) Penahanan disiplin ringan maksimal 14 hari, atau

c) Penahanan disiplin berat maksimal 21 hari.

3) Sanksi Akademis.

a) Tunda pangkat 3 bulan, atau

b) Turun pangkat, atau

c) Turun tingkat, atau

d) Diberhentikan.
90

Pasal 74
Dewan Akademi Khusus

a. Dewan Akademi Khusus (Wanaksus) adalah Dewan yang mempunyai kewenangan


melaksanakan sidang akademis terhadap taruna yang melakukan perbuatan tidak sesuai
dengan peraturan di dalam Perduptar dan Persustar AAU. Bila diperlukan, sidang Wanak
dapat didahului sidang Pra Wanak.

b. Wanaksus terdiri dari beberapa pejabat di lingkungan AAU yang memiliki hak suara
yaitu Gubernur, Wakil Gubernur, para Direktur, Koordinator Dosen dan Instruktur
(Koordostur), Danwingtar, serta para Kepala Departemen (Kadep).

c. Keputusan akhir dari sidang Wanaksus berada di Gubernur AAU atau Wakil
Gubernur AAU selaku pimpinan sidang Wanaksus serta bersifat mengikat dan tidak dapat
diganggu gugat.

BAB V
KEGIATAN INTEGRATIF

Pasal 75
Pekan Integrasi Taruna (Piktar)

a. Peserta. Taruna Akmil, AAL, AAU dan Akpol.

b. Materi yang dipertandingkan dan dilombakan:

1) Olahraga Militer (Oramil) : Renang militer, cross country, menembak.

2) Olahraga Umum (Oraum) : Bola voli, tenis lapangan, tenis meja, bola
basket, bulu tangkis, renang, atletik, sepak bola.

3) Bela diri : Karate.

4) Debat bahasa Inggris dan seminar.

5) Materi CISM (Council International du Sport Military):

a) Obstacle Run (Lari Halang Rintang)

b) Obstacle Swimming (Renang Rintangan)

c) Orienteering.

c. Dilaksanakan dua tahun sekali, yaitu pada semester genap berdasarkan kalender
pendidikan Akademi. Tempat pelaksanaan Piktar bergiliran antar Akademi Angkatan.

d. Pada saat kegiatan Piktar, seluruh taruna tidak boleh berbuat anarkis yang
menimbulkan keributan. Masing-masing kontingen akademi wajib menjunjung tinggi
sportivitas dalam pertandingan. Taruna wajib melaksanakan peraturan yang berlaku dan
tidak boleh melanggar dalam bentuk apapun serta taruna wajib menjunjung tinggi nilai-
nilai kejuangan dan integritas satu sama lain.
91

e. Materi yang dipertandingkan sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan hasil


rapat bersama dari masing-masing akademi angkatan.

Pasal 76
Latsitarda Nusantara

a. Dilaksanakan setiap tahun sekali pada akhir semester pendidikan taruna tingkat IV
dari Akmil, AAL, AAU, dan Akpol serta partisipasi mahasiswa perguruan tinggi lainnya.

b. Tempat pelaksanaan di salah satu kota di seluruh wilayah Indonesia selama satu
bulan (berdasarkan kalender pendidikan Akademi).

c. Kegiatan yang dilaksanakan antara lain:

1) Sasaran fisik adalah karya bakti.

2) Sasaran non-fisik adalah:

a) Penyuluhan.

b) Riset sosial.

c) Promosi.

d) Teknologi tepat guna.

e) Wisata juang.

3) Kirab/display drumband taruna Akademi TNI.

d. Tata tertib pelaksanaan Latsitarda.

1) Taruna wajib menempati tempat/rumah penduduk yang telah ditentukan.

2) Akomodasi dan sarana prasarana perorangan/satuan menjadi tanggung


jawab masing-masing dan tetap memperhatikan faktor keamanan serta ketertiban
selama kegiatan latihan.

3) Setiap tingkah laku, tutur kata dan penampilan harus sopan, serta
menunjukkan etika yang baik kepada masyarakat dengan berpedoman pada 8
Wajib TNI.

4) Selama melaksanakan latihan, taruna wajib mematuhi ketentuan dan


peraturan yang telah ditetapkan komando latihan maupun adat istiadat dan
kebiasaan daerah setempat.

5) Hindari sikap arogan dan overconfidence (berlebihan) yang dapat


menurunkan citra TNI di masyarakat.

6) Kegiatan anjangsana/bertamu perorangan di luar jadwal kegiatan latihan


dilaksanakan dengan bersahaja antara 2 s.d. 4 orang. Taruna dilarang bepergian
ke tempat umum serta tempat-tempat yang tidak Iayak dikunjungi.
92

7) Mengikuti jadwal yang telah diatur dan hadir tepat waktu di setiap kegiatan.

8) Saat pergeseran pasukan berkendaraan menuju dan kembali ke daerah


latihan agar mematuhi ketentuan berkendaraan sesuai ketentuan yang berlaku.

9) Dilarang meninggalkan daerah latihan tanpa seizin Danyontar tingkat IV.

10) Menjaga nama baik Akademi TNI dan citra TNI di masyarakat. Tidak
bercanda secara berlebihan dan tidak mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas
kepada penduduk sekitar.

11) Tidak diperkenankan menggunakan kendaraan, meminjam ataupun


menyewa kendaraan pribadi selama Latsitardanus.

12) Taruna tidak diperkenankan untuk berhutang pada saat berbelanja atau
meminjam uang pada masyarakat setempat.

13) Laporkan pada kesempatan pertama kepada Danyontar tingkat IV apabila


ada hal-hal menonjol secara hirarki.

14) Tetap menerapkan kehidupan dinamis antara taruna akademi TNI dan
akpol, serta peserta Latsitardanus lainnya.

15) Dilarang membawa alat peralatan yang dilarang dalam Perduptar dan
Persustar AAU, antara lain senjata tajam (termasuk sangkur), perlengkapan
Kaporlap di luar ketentuan latihan, serta pakaian sipil.

16) Laksanakan ketentuan lain sesuai dengan Perduptar Akademi TNI.

17) Tinggal bersama penduduk.

a) Menempati ruangan/tempat yang disediakan serta menjaga


kebersihan dan ketertiban rumah tinggal.

b) Dilarang merubah atau mengganti perabotan/perlengkapan rumah


tinggal tanpa seizin pemilik rumah.

c) Menata dan menyusun perlengkapan perorangan dan peralatan kerja


dengan aman, tertib dan teratur.

d) Tepati waktu makan pagi, siang, dan malam serta dilaksanakan


bersama-sama dengan pemilik rumah.

e) Tepati jadwal waktu kerja dan istirahat serta hindari kegiatan yang
dapat mengganggu orang lain/tetangga.

f) Wujudkan kehidupan yang harmonis dengan pemilik rumah.

18) Jaga.

a) Jaga Kompi korps dijabat oleh satu orang taruna secara bergantian.
93

b) Tugas-tugasnya antara lain:

(1) Mengecek kekuatan apel (pagi, siang dan malam) serta


membuat laporan kegiatan.

(2) Membantu kelancaran, ketertiban dan ketepatan waktu


kegiatan.

(3) Bertugas selama 1 x 24 jam mulai pukul 10.00.

(4) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada


komandan Satuan Setingkat Kompi (SSK).

(5) Laporkan setiap perkembangan situasi pada kesempatan


pertama kepada komandan SSK.

19) Jaga malam.

a) Menjaga keamanan dan ketertiban desa yang ditempati pada malam


hari serta bergabung ronda malam dengan masyarakat.

b) Bertugas bergantian setiap malam oleh setiap kelompok rumah muIai


pukul 21.00 s.d. 04.00 berpakaian PDL, sepatu olahraga, dan topi rimba.

c) Laporkan setiap perkembangan situasi pada kesempatan pertama


kepada Danyontar tingkat IV.

Pasal 77
Kunjungan Antar Taruna (Kuntar)

a. Dilaksanakan berdasarkan Kalender Pendidikan Akademi.

b. Kegiatan yang dilaksanakan.

1) Olahraga bersama

2) Malam akrab dan pertunjukan kesenian.

3) Diskusi.

4) Kejuangan.

5) Outbound dan inbound (latihan kepemimpinan lapangan, psikologi


lapangan, permainan ketangkasan kelompok) dengan supervisi Psikologi.

6) Temu kakak dan adik asuh Akademi TNI.

c. Taruna yang melaksanakan Kuntar wajib mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
dan mengikuti peraturan yang dimiliki oleh akademi yang menyelenggarakan.

d. Pada saat meIaksanakan Kuntar, taruna yang bersangkutan dibebaskan dari dinas
dalam sehingga dapat mengikuti kegiatan Kuntar secara keseluruhan.
94

e. Panitia pelaksanaan Kuntar melibatkan tingkat masing-masing dengan


pengawasan dari taruna tingkat IV. Semua acara adalah dari, oleh, dan untuk tingkatan
yang melaksanakan Kuntar tersebut.

f. Kuntar merupakan ajang integrasi antar matra pada satu tingkat sehingga peran
senior hanya melakukan pengawasan saja.

Pasal 78
Badan Pimpinan Korps Taruna (Bapimkorptar)

a. Dilaksanakan setiap tiga bulan sekali sesuai direktif Akademi TNI.

b. Tempat bergiIir di tiap-tiap Akademi Angkatan.

c. Peserta terdiri dari Komandan Wingkorps Taruna, Ketua Lembaga Musyawarah


Taruna (Kalemustar), dan Kepala Sekretariat Resimen Korps Taruna (Kasetmenkorpstar).

d. Kegiatan yang dilaksanakan membahas makalah yang temanya diberikan dari


Mako Akademi TNI.

e. Akademi yang mendapat giliran sebagai Ketua Bapimkorptar menyertakan lima


orang sebagai peserta.

f. Ketentuan lain.

1) Setelah menerima direktif kegiatan dan tema pelaksanaan Bapimkorptar dari


Mako Akademi TNI, peserta Bapimkorptar membuat makalah sesuai tema tersebut.

2) Makalah dikerjakan atas bimbingan dari narasumber yang telah ditentukan


oleh Wing Taruna.

3) Makalah yang sudah jadi dan sudah disetujui oleh narasumber, lalu dijilid
hardcover dan digandakan sejumlah peserta Bapimkorptar.

4) Perangkat acara pembukaan Bapimkorptar pimpinan acara, perwira acara,


ketua sidang, protokol, dua orang pembawa baki dan taruna urusan tradisi.

5) Sidang Bapimkorptar bertujuan untuk menyamakan persepsi masing-masing


matra mengenai tema yang diberikan oleh Mako Akademi TNI dan sifatnya tidak
saling menjatuhkan, sehingga pendapat dapat disampaikan sesuai etika militer.

6) Perlengkapan yang perlu dibawa pada saat Bapimkorptar:

a) Pakaian PDH.

b) Pakaian PDL.

c) Topi pet PDH.

d) Baret.

e) Tas Pesiar.
95

f) Laptop.

g) Pakaian ganti secukupnya.

7) Larangan selama kegiatan Bapimkorptar.

a) Berkelahi dengan peserta Bapimkorptar lainnya.

b) Pesiar atau keluar tanpa izin dari Akademi yang menyelenggarakan.

c) Mengambil tanpa izin barang inventaris milik taruna akademi yang


menyelenggarakan.

d) Menggunakan pakaian yang tidak sesuai dengan ketentuan di


akademi masing-masing.

BAB VI
KETENTUAN KHUSUS TARUNA WANITA

Pasal 79
Tata Krama dan Kegiatan Fisik Khusus Taruna Wanita

a. Tata Krama.

1) Taruna wanita melaksanakan pesiar wajib buddy system minimal dua orang
taruna wanita.

2) Kumpul keluarga asuh wajib buddy system minimal dua orang taruna wanita.

3) Dinas dalam/jaga wajib buddy system minimal dua orang taruna wanita.

4) Taruna wanita menghadap taruna pria senior wajib di ruangan terbuka.

5) Taruna wanita senior memerintahkan taruna pria junior menghadap wajib di


ruangan terbuka.

6) Pada kegiatan yang membutuhkan banyak mobilisasi dan waktu yang lama,
taruna wanita wajib menggunakan pakaian PDH (celana panjang).

7) Pada point 4) sebelum menghadap taruna pria senior, taruna wanita


memberitahu/melapor kepada jaga Ksatrian taruna wanita serta tembusan kepada
Pawas taruna wanita dan Pokdokorps taruna wanita.

b. Kegiatan Fisik.

1) Taruna wanita dilarang melaksanakan jalan jongkok saat kegiatan fisik.

2) Pada saat kegiatan fisik, taruna wanita yang sedang berhalangan (haid)
wajib mendapat perlakuan khusus.
96

BAB VII
KETENTUAN PENJATUHAN SANKSI

Pasal 80
Pelaksanaan Penjatuhan Sanksi

a. Sanksi atas pelanggaran hukum yang dilakukan oleh taruna berupa tindakan
disiplin, hukuman disiplin dan/atau hukuman pidana, serta sanksi akademis.

b. Pelaksanaan pemberian sanksi:

1) Tindakan disiplin pengasuhan.

2) Hukuman disiplin oleh sidang disiplin militer.

3) Hukuman pidana oleh sidang pengadilan militer.

4) Sanksi akademis oleh sidang dewan akademi khusus.

c. Setiap penjatuhan sanksi akademis melalui sidang wanaksus akan didahului


dengan sidang disiplin militer untuk menjatuhkan hukuman disiplin, kecuali terhadap
sanksi akademis pemberhentian karena meninggal dunia, sakit, dan alasan akademis.

d. Taruna yang melakukan pelanggaran hukum lebih dari satu kali akan dikenakan
sanksi yang lebih berat dari sebelumnya.

BAB VIII
PENUTUP

Pasal 81
Pemberlakuan Persustar

a. Persustar AAU dibuat untuk melengkapi Perduptar Akademi TNI dan merupakan
ketentuan yang harus dipedomani oleh taruna AAU.

b. Persustar AAU dimaksudkan bukan semata sebagai alat kekuasaan hukum,


melainkan sebagai alat penegakan disiplin dan ketertiban dalam kehidupan taruna.

c. Hal-hal yang belum tercantum dalam Persustar AAU ini akan dituangkan dalam
peraturan/ketentuan tersendiri, yang tidak bertentangan dengan peraturan/ketentuan yang
lebih tinggi.

Ditetapkan di Yogyakarta
pada tanggal 17 April 2020
Autentikasi
PS. Kepala Sekretariat AAU, Gubernur Akademi Angkatan Udara,

Cap/Tertanda

Lilis Khrisnawati Nanang Santoso


Kapten Adm NRP 516286 Marsekal Muda TNI

Anda mungkin juga menyukai