Anda di halaman 1dari 75

MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT

SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

BUKU AJAR
UNTUK
PENDIDIKAN REGULER SESKOAL

MATA PELAJARAN

PROSES PENGAMBILAN
KEPUTUSAN MILITER (PPKM)

BS : OPERASI KODE : 5000 MK : OPERASI UNTUK PERANG


KODE : 5100
MP : PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
MILITER (PPKM) KODE : 5113

DISAHKAN DENGAN KEPUTUSAN DANSESKOAL


NOMOR KEP/ 72-4 /I/2019 TANGGAL 28 JANUARI 2019
BUKU AJAR
UNTUK
PENDIDIKAN REGULER SESKOAL

MATA PELAJARAN

PROSES PENGAMBILAN
KEPUTUSAN MILITER (PPKM)

BS : OPERASI KODE : 5000 MK : OPERASI UNTUK PERANG KODE :


5100
MP : PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
MILITER (PPKM) KODE : 5113 SESKOAL PRESS

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN MILITER


(PPKM) Buku Ajar Untuk Pendidikan Reguler Seskoal

Seskoal

Cetakan Pertama, Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut, Jakarta, 2019,
Hak Cipta © SESKOAL, 2019.
Penerbit:
Seskoal Press
Jalan Ciledug Raya No. 2, Komplek Seskoal, RT.4/RW.11
Cipulir, Kebayoran Lama, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12230
Telp.: 021-7236611, Website: www.seskoal.tnial.mil.id
Email: bagpenseskoal@tnial.mil.id

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA


NOMOR: 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA

Lingkup Hak Cipta


Pasal 2:
1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk
mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang membuat secara otomatis setelah
suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang
undangan yang berlaku.
Ketentuan Pidana
Pasal 72:
Barangsiapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan
pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit
Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000,000,- (lima milyar rupiah).
Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual
kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau hak Terkait
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan ijin-Nya, Buku Ajar Proses Pengambilan Keputusan Militer (PPKM) Program Studi
Strategi Operasi Laut Politeknik Angkatan Laut ini dapat disusun. Buku Ajar Proses
Pengambilan Keputusan Militer (PPKM) berisi penjelasan tentang Pelaksanaan PPKM,
Komando, Kendali dan Komunikasi, serta Evaluasi Akhir Pelajaran. Program kuliah
diselenggarakan dengan menggunakan pendekatan student-centered learning, dimana
perwira mahasiswa harus aktif mencari referensi yang mendukung pokok bahasan melalui
text book maupun melalui online reading yang direkomendasikan dengan sasaran
pembelajaran learn to know, learn to understand, learn to believe, learn to perceive dan
learn to do.
Dengan diterbitkannya Buku Ajar ini diharapkan mata pelajaran tentang Proses
Pengambilan Keputusan Militer (PPKM) dapat mencapai hasil yang optimal. Kami
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan Buku Ajar
ini. Selain itu, kami menyadari bahwa dalam penulisan Buku Ajar ini masih jauh dari
sempurna. Karena itu, saran dan kritik yang membangun demi perbaikan dan kelancaran
dalam pelaksanaan mata pelajaran ini. Kami berharap semoga Buku Ajar ini dapat
bermanfaat bagi pihak-pihak terkait khususnya dalam rangka mencetak kader-kader
Pemimpin TNI yang profesional.

Jakarta, April 2019

SESKOAL
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

SALINAN
KEPUTUSAN KOMANDAN SESKOAL
Nomor Kep/ 72-4 / I /2019

tentang

NASKAH DEPARTEMEN BUKU AJAR


PENDIDIKAN REGULER SEKOLAH STAF DAN KOMANDO ANGKATAN LAUT
MATA PELAJARAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN MILITER.
(PPKM)
KOMANDAN SEKOLAH STAF DAN KOMANDO ANGKATAN LAUT,

Menimbang : a. bahwa dalam mendukung perangkat kendali penyelenggaraan pendidikan


dibutuhkan piranti lunak berupa Buku Ajar sebagai kelengkapan
pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (PBM) di lingkungan Seskoal;
dan

b. untuk memenuhi kebutuhan tersebut serta kelancaran jalannya


pendidikan perlu segera mengeluarkan surat keputusan mengenai
Naskah Departemen Buku Ajaran Pendidikan Reguler Seskoal.

Mengingat : 1. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik


Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi;

2. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/915/XI/2013 tanggal 21


November 2005 tentang Petunjuk Teknis Paket Instruksi Pendidikan
Prajurit TNI;

3 Surat Keputusan Kasal Nomor Skep/783/V/2003 tanggal 9 Mei


2003 tentang Naskah Sementara Buku Petunjuk Pembinaan
Pendidikan Prajurit TNI Angkatan Laut;
4. Keputusan Kepala Staf Angkatan Laut Nomor Kep/2004/XII/2015
tanggal 2 Desember 2015 tentang Buku Petunjuk Teknis Paket
Instruksi Pendidikan Prajurit TNI Angkatan Laut;
ii

5. Peraturan Komandan Sekolah Staf Angkatan Laut Nomor


Perdan/40/XII/2011 Tanggal 7 Des 2011 Tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan Paket Intruksi;
6. Keputusan Komandan Sekolah Staf Angkatan Laut Nomor
Kep/72/I/2019 Tanggal 28 Januari 2019 Tentang Naskah Departemen
Bahan Ajar Operasi Militer Perang (OMP) Pendidikan Reguler
Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut; dan

7. hasil Perumusan Kelompok Kerja Seskoal tentang Pembuatan


Buku Ajar Proses Pengambilan Keputusan Militer Dikreg Seskoal.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : 1. Mengesahkan berlakunya Naskah Departemen dengan Nomor Kode
Buku Ajar untuk Pendidikan Reguler (Dikreg) Seskoal seperti
tersebut pada lampiran keputusan.

2. Kepala Departemen sebagai penanggung jawab materi Buku


Ajar dan bertanggung jawab kepada Komandan Seskoal.

3. Keputusan lain yang belum tercantum pada Naskah Departemen


ini akan diatur dengan ketentuan tersendiri.

4. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.


Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 28 Januari 2019

Komandan Seskoal,

Cap/Tertanda

Dr. Amarulla Octavian, S.T.,M.Sc.,D.E.S.D


Laksamana Muda TNI
Autentikasi
a.n. Sekertaris Lembaga Seskoal
Kabagset
Distribusi:
1. A, B dan C Seskoal.
2. Perwira Siswa Dikreg Seskoal.

Dra. Amin Lestari, M.Pd.


Letkol Laut (KH/W) NRP 11875/P
iii

LEMBAR PERUBAHAN.
NO BAB PERIHAL TANGGAL CATATAN
URUT HALAMAN
INSTRUKTU PARAF
R

DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................. i

LEMBAR PERUBAHAN ............................................................................... iii

DAFTAR ISI.................................................................................................. iv

MATERI PELAJARAN ................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….…… 1

1. Umum ............................................................................. 1 2.
Maksud dan Tujuan ........................................................ 2 3. Ruang
Lingkup dan Tata Urut......................................... 2 4. Dasar
.............................................................................. 2 5.
Pengertian-pengertian .................................................... 3

BAB II KETENTUAN UMUM…..………………………………………… 4

6. Umum ............................................................................. 4 7.
Tujuan............................................................................. 4 8. Sasaran
.......................................................................... 4 9. Prinsip-Prinsip
Dalam PPKM .......................................... 4 10. Pendekatan Dalam
Proses Biltus ................................... 5 11. Macam Pengambilan
Keputusan .................................. 6 12. Evaluasi
.......................................................................... 6

BAB III PELAKSANAAN PPKM………………………………………… 7

13. Umum ............................................................................. 7 14.


Strata Pengambilan Keputusan ...................................... 7 15.
Langkah-langkah Proses Pengambilan Keputusan Militer
Pada Level Operasional/Taktis Komando Gabungan/Komando Tugas
Gabungan ............................................................ 8 16. Skema
Mekanisme Pengambilan Keputusan Militer (PPKM) Dua Tingkat
.................................................................... 42
17. Evaluasi .......................................................................... 43

BAB IV KOMANDO, KENDALI DAN KOMUNIKASI………………..... 44

18. Umum ............................................................................. 44 19.


Komando ........................................................................ 44 20.
Kendali............................................................................ 44 21.
Komunikasi ..................................................................... 44 22.
Evaluasi .......................................................................... 45

BAB V EVALUASI AKHIR PELAJARAN……………………………… 45 23.

Evaluasi Akhir .............................................................. 45

BAB VI PENUTUP…………………………………………………………. 46

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 47

LEMBAR LAMPIRAN ................................................................................... 48

LEMBAR PENYUSUN ................................................................................. 118

vi

MATERI PELAJARAN
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO ANGKATAN LAUT
DEPARTEMEN OPERASI

BAB I

PENDAHULUAN
1. Umum.

a. Kampanye militer merupakan rangkaian dari beberapa operasi gabungan dan


operasi lainnya yang dilaksanakan baik secara berurutan, serentak dan kombinasi
keduanya untuk mencapai tugas pokok yang telah ditentukan oleh Komando Atas.
Penyelenggaraan operasi gabungan dan kampanye militer dilaksanakan oleh suatu
Komando Gabungan (Kogab) dan Komando Tugas Gabungan (Kogasgab) di bawah
pimpinan seorang Panglima yang ditunjuk, guna melaksanakan tugas pokok yang
telah diberikan disuatu wilayah/daerah operasi yang ditentukan. Penyelenggaraan
operasi gabungan dan kampanye militer dilaksanakan melalui tahapan kegiatan
perencanaan untuk menentukan suatu keputusan melalui Proses Pengambilan
Keputusan Militer
(PPKM) atau yang disebut dengan proses Biltus.

b. Proses pengambilan keputusan (Biltus) pada tataran komando gabungan dalam


rangka penyelenggaraan operasi gabungan dan kampanye militer merupakan
metode pengambilan keputusan cara militer, yaitu suatu metoda yang dilaksanakan
untuk mengetahui bagaimana mengambil keputusan, kapan dan apa yang
diputuskan, termasuk di dalamnya untuk mengetahui resiko dan konsekuensi dari
keputusan yang diambil dimana keputusan merupakan pernyataan
Panglima/Komandan yang memberikan gambaran tentang operasi yang akan
dilaksanakan untuk mencapai sasaran/yang diharapkan atau yang sudah ditentukan.

c. Agar pelaksanaan PPKM pada proses perencanaan operasi gabungan dan


kampanye militer dapat berdaya guna dan berhasil guna maka perlu disusun suatu
Naskah Departemen tentang Proses Pengambilan Keputusan Militer (PPKM),
sehingga tercipta satu kesamaan pola pikir dan pola tindak dari setiap unsur yang
tergabung dalam komando gabungan, yang pada akhirnya akan memudahkan dan
memperlancar kegiatan perencanaan operasi tersebut.
2

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Sebagai pedoman Perwira Siswa pada proses pengambilan keputusan


militer bagi unsur-unsur TNI yang tergabung dalam komando gabungan pada
penyelenggaraan operasi gabungan dan kampanye militer.

b. Tujuan. Agar Perwira Siswa memperoleh kesamaan dalam pola pikir, pola sikap,
dan pola tindak pada proses PPKM dalam rangka mendapatkan keputusan yang
terbaik pada perencanaan operasi gabungan dan kampanye militer.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang lingkup Naskah Departemen ini membahas
hal-hal yang berkaitan dengan Proses Pengambilan Keputusan Militer (PPKM) pada
perencanaan operasi gabungan dan kampanye militer yang dilaksanakan oleh Komando
Gabungan (Kogab) dan Komando Tugas Gabungan (Kogasgab) pada operasi militer untuk
perang (OMP), yang disusun dengan tata urut sebagai berikut:

a. Bab I Pendahuluan.

b. Bab II Ketentuan Umum.

c. Bab III Pelaksanaan Proses Pengambilan Keputusan Militer.

d. Bab IV Komando, Kendali, dan Komunikasi.

e. Bab V Evaluasi Akhir Pelajaran.

f. Bab VI Penutup.

4. Dasar.

a. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004, tanggal 16 Oktober 2004 tentang Tentara


Nasional Indonesia (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 127 Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 4439);

b. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/258/IV/2013 tanggal 5 April 2013 tentang


Doktrin Operasi Gabungan;

c. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/265/IV/2013 tanggal 5 April 2013 tentang


Doktrin Kampanye Militer;

d. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/266/IV/2013 tanggal 5 April 2013 tentang


Doktrin Proses Pengambilan Keputusan Militer (PPKM) pada Perencanaan Operasi
3

Gabungan dan Kampanye Militer;

e. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/816/X/2016 tanggal 6 Oktober 2016 tentang


Stratifikasi dan Pemetaan Doktrin TNI; dan

f. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/555/VII/2018 tanggal 6 Juni 2018 tentang


Doktrin Tentara Nasional Indonesia “Tri Dharma Eka Karma” (Tridek).

5. Pengertian-Pengertian.
a. Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau
didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya lainnya,
yang menghasilkan suatu hasil. Suatu proses mungkin dikenali oleh perubahan yang
diciptakan terhadap sifat-sifat dari satu atau lebih objek di bawah pengaruhnya.

b. Keputusan merupakan suatu reaksi terhadap beberapa solusi alternatif yang


dilakukan secara sadar dengan cara menganalisa kemungkinan-kemungkinan dari
alternatif tersebut bersama konsekuensinya. Setiap keputusan akan membuat pilihan
terakhir, dapat berupa tindakan atau opini. Semua bermula ketika kita perlu untuk
melakukan sesuatu tetapi tidak tahu apa yang harus dilakukan. Untuk itu keputusan
dapat dirasakan rasional atau irrasional dan dapat berdasarkan asumsi kuat atau
asumsi lemah. Keputusan merupakan suatu ketetapan yang diambil oleh organ yang
berwenang berdasarkan kewenangan yang ada padanya.

c. Proses Pengambilan Keputusan Militer (PPKM) adalah proses analisa militer


dalam memecahkan masalah untuk mengambil keputusan yang mengandung resiko.
4

BAB II

KETENTUAN UMUM

6. Umum. Agar pelaksanaan proses pengambilan keputusan militer dapat berjalan lancar
dan diperoleh kesamaan dalam pola pikir, pola sikap dan pola tindak untuk memperoleh
suatu keputusan yang terbaik pada proses tersebut. Ketentuan umum tersebut antara lain
meliputi tujuan, sasaran, prinsip-prinsip dan pendekatan dalam tahapan PPKM.

7. Tujuan. Mendapatkan Cara Bertindak (CB) yang terbaik dalam rangka penyelesaian
tugas pokok Kogab dan Kogasgab.

8. Sasaran.

a. Terselenggaranya mekanisme proses pengambilan Keputusan Militer dalam


rangka mendapatkan cara bertindak terbaik guna penyelesaian tugas pokok Kogab
dan Kogasgab.

b. Terwujudnya kesamaan persepsi/pemahaman dalam tata cara/mekanisme proses


pengambilan keputusan militer pada perencanaan operasi gabungan dan kampanye
militer.

c. Terwujudnya Rencana Kampanye/Rencana Operasi (RO) atau Perintah


Kampanye/Perintah Operasi (PO) bagi komando gabungan atau komando tugas
gabungan yang terpadu, konprehensif, valid dan operasional.

9. Prinsip-Prinsip dalam PPKM.

a. Memegang Teguh Tujuan. Tujuan dari pengambilan keputusan militer harus


konsisten dengan tugas pokok yang ditentukan oleh Panglima TNI dan disesuaikan
dengan batas kemampuan yang ada.

b. Kerahasiaan. Selama pengambilan keputusan militer pengamanan informasi


harus diutamakan, karena kebocoran rencana dapat mempengaruhi keberhasilan
suatu operasi/misi yang telah ditentukan.
5

c. Tepat Waktu. Pengambilan keputusan militer harus dapat diselesaikan tepat pada
waktunya untuk memungkinkan Panglima/Komandan dapat melaksanakan tugasnya
sesuai waktu yang ditentukan.

d. Jelas. Pengambilan keputusan militer harus dipersiapkan dan disajikan


sedemikian rupa, sehingga tidak menimbulkan salah pengertian bagi mereka yang
berkaitan sesuai dengan kepentingannya.

e. Fleksibel. Pengambilan keputusan militer harus fleksibel sehingga dapat


menyesuaikan dengan perubahan situasi.

f. Hemat. Pengambilan keputusan militer harus dapat memenuhi prinsip-prinsip


penghematan dalam penggunaan sumber daya, dana termasuk waktu yang tersedia.

g. Dapat Diuji. Pengambilan keputusan militer harus dapat teruji demi tercapainya
tujuan, baik secara teori maupun doktrin yang berlaku.

h. Mempedomani Doktrin. Pengambilan keputusan militer harus sesuai dengan


doktrin TNI sebagai sumber rujukan.

j. Dapat Dipertanggungjawabkan. Pengambilan keputusan militer harus dapat


dipertanggungjawabkan terutama dari aspek hukum, baik Hukum Nasional maupun
Hukum Internasional.

10. Pendekatan Dalam Proses Biltus.

a. Secara Analitik.
1) Dapat dilaksanakan dengan baik jika tersedia waktu untuk melakukan
analisa seluruh aspek yang mempengaruhi berbagai persoalan dan
pemecahannya.

2) Diperlukan waktu yang lama.

3) Tidak dapat berfungsi dengan baik di dalam segala situasi terutama pada
saat pelaksanaan operasi ketika keadaan menuntut pengambilan keputusan
yang cepat.

b. Secara Intuisi.

1) Tindakan reaksi pada suatu keputusan yang menekankan pada pola


penentuan berdasarkan:

a) Pengetahuan.
6

b) Penilaian.
c) Pengalaman.
d) Pendidikan.
e) Intelijen.
f) Kemauan.
g) Persepsi.
h) Karakter.

2) Digunakan ketika waktu sangat singkat.

3) Keputusan cepat merupakan suatu hal yang sangat penting, lebih cepat dari
pengambilan keputusan secara analitik karena pengambilan keputusan
didasarkan kepada analisa situasi yang dihadapi saat itu dari pada suatu
perbandingan dari berbagai CB.

4) Sering digunakan pada saat pelaksanaan operasi.

c. Gabungan Analitik dan Intuisi.

1) Jarang digunakan secara bersama.

2) Panglima/Komandan sering mengambil keputusan secara intuisi saat


pelaksanaan operasi dimana benar-benar paham tentang situasi dan keputusan
yang diciptakan pada setiap bagian dari suatu proses pengambilan keputusan
sebelumnya.

3) Dilaksanakan pada saat Olah Yudha proses pengambilan keputusan. 4)


Terjadi karena tersedianya waktu contohnya seperti penentuan CB.

11. Macam Pengambilan Keputusan.

a. Pengambilan keputusan bagian dari proses perencanaan operasi gabungan/


kampanye militer yang dipersiapkan untuk menghadapi kontinjensi.

b. Pengambilan keputusan bagian dari proses perencanaan operasi gabungan/


kampanye militer dalam kondisi krisis (Crisis Response Plan) yang merupakan
dinamika dan kelanjutan dari rencana kontijensi yang disiapkan.

c. Pengambilan keputusan bagian dari proses perencanaan operasi gabungan/


kampanye militer menghadapi kontinjensi di luar perkiraan/yang tidak diperkirakan
(menghadapi kontijensi yang tidak dipersiapkan sebelumnya/terjadi tiba-tiba).
7

12. Evaluasi.

a. Jelaskan pengertian PPKM ?


b. Jelaskan prinsip-prinsip dalam PPKM ?
c. Jelaskan macam-macam Biltus ?

BAB III

PELAKSANAAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN MILITER

13. Umum. Pelaksanaan proses pengambilan keputusan militer yang merupakan bagian
dari proses perencanaan pada operasi gabungan/kampanye militer terdiri dari 14 langkah.
Adapun langkah tersebut dilaksanakan dalam rangka memilih satu cara bertindak terbaik
dalam menyelesaikan tugas pokok yang diberikan oleh komando atas, pada proses
pengambilan keputusan ini masing-masing unsur yang terlibat menghasilkan suatu produk
dokumen yang berisi tentang, “kapan dan apa” yang diputuskan, serta resiko, konsekwensi
apa yang diperoleh dari hasil pengambilan keputusan tersebut. Pada pelaksanaannya tata
cara dalam proses pengambilan keputusan tersebut diatur sesuai dengan strata masing
masing.

14. Strata Pengambilan Keputusan. Tataran kewenangan dalam proses pengambilan


keputusan pada penyelenggaraan operasi gabungan dan kampanye militer diatur menurut
kedudukannya dalam sistem nasional. Lingkup kewenangan dalam proses pengambilan
keputusan harus menyesuaikan dengan strata masing-masing. Strata pengambilan
keputusan analog dengan strata perang dan strata strategi.
8

Gambar 1
: Strata Biltus

15. Langkah-langkah Proses Pengambilan Keputusan Militer pada Level


Operasional (Komando Gabungan) dan Level Taktis (Komando Tugas Gabungan).

Proses
1. Menyiapsiagakan Staf
2. Staf siapkan & kumpulkan
Estimate masing’s 8. Penyampaian Perintah
Input 4. Staf menyusun konsep Gambar : Langkah Kesatu
❖ Direktif Pang TNI ❖ awal sesuai kondisi Peringatan Awal
Tugas dan Renca na dari terakhir
Satuan Atas ❖ 5. Staf menyusun rencana Output
Perkembangan situasi saat waktu operasi sementara 6.
❖ Rencana Waktu Operasi
ini Staf memperbaharui Kirka
❖ Petunjuk
sarana atau bahan-bahan masing’s dan segera Perencanaan Awal ❖ Print
untuk operasi menyusun konsep awal 7. Peringatan Awal
3. Staf perbaharui Kirka/ Petunjuk Perencanaan
Awal Panglima

a. Langkah Kesatu yaitu “Menerima Tugas”. Proses pengambilan keputusan


militer dimulai pada saat Panglima Komando Gabungan (Pangkogab) dan/atau
Panglima Komando Tugas Gabungan (Pangkogasgab) beserta Staf menerima
Direktif
9

berupa tugas dari Komando Atas (Panglima TNI memberikan perintah kepada
Pangkogab dan untuk Pangkogasgab terima perintah dari Pangkogab pada langkah
Keempat saat penerimaan Prinsiap). Apabila tugas telah diterima maka Panglima
dan Staf memulai kegiatan proses perencanaan yang digambarkan sebagai berikut :

1) Panglima menyiapsiagakan dan memberikan arahan kepada Staf.


Setelah penerima tugas, Panglima memberikan petunjuk kepada staf tentang
tugas dan informasi yang telah diterima dari Panglima TNI dan para Asisten
sebagai bahan untuk proses perencanaan. Persiapan yang dilakukan meliputi
penyiapan personel yang mampu untuk melaksanakan tugas operasi dan
cadangannya sesuai dengan Protap yang ada.

2) Staf menyiapkan dan mengumpulkan sarana atau bahan-bahan yang


diperlukan untuk operasi. Beberapa sarana atau bahan-bahan yang perlu
disiapkan antara lain :

a) Peranti lunak yang mendukung operasi.


b) Peta operasi.

c) Perkiraan staf yang berlaku saat itu.


d) Beberapa produk staf yang dapat membantu pelaksanaan tugas.

3) Staf memperbaharui perkiraan keadaan masing-masing. Sebelum


pelaksanaan proses perencanaan maka staf dapat dimulai dengan
memperbaharui perkiraan tentang pasukan kawan dan dukungannya. Kegiatan
ini juga dilaksanakan pada saat perencanaan, yang berguna untuk perumusan
CB dan pelaksanaan operasi untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Perkiraan tentang situasi yang disusun oleh staf Panglima Kogab akan
berlangsung terus menerus sampai operasi berakhir. Format analisa staf mulai
dari Staf Intelijen sampai dengan Staf Teritorial dapat dilihat pada lampiran.

4) Staf menyusun konsep awal sesuai kondisi terakhir. Konsep ini dibuat
untuk mengoptimalkan Panglima dalam menyusun jadwal guna memberikan
waktu pada satuan bawah untuk melaksanakan perencanaan dan persiapan
operasi. Konsep awal yang disusun harus dapat menjawab:
a) Rentang waktu yang tersedia sejak menerima tugas sampai dengan
pelaksanaan operasi.
10

b) Waktu yang diperlukan untuk proses perencanaan dan persiapan


operasi, baik pada komando atas maupun satuan bawah.

c) Informasi intelijen beserta produk intelijen lainnya yang diperlukan. d)

Perkiraan staf terkini yang terus direvisi.

e) Waktu yang diperlukan untuk menggelar keperluan kritis termasuk


sarana komando dan kendali pada operasi yang akan dilaksanakan.

5) Menyusun rencana waktu operasi sementara. Hasil utama dari perencanaan


ini adalah jadwal waktu operasi, termasuk didalamnya waktu yang tersedia
untuk proses perencanaan, persiapan dan pelaksanaan operasi. Komponen
utama dari jadwal waktu adalah jadwal untuk perencanaan staf termasuk
berapa lama untuk melaksanakan langkah-langkah Proses Pengambilan
Keputusan Militer (PPKM) dan peruntukan/alokasi waktu untuk briefing.
Panglima dan Staf harus membagi waktu secara seimbang dalam menyusun
perencanaan yang detail dihadapkan dengan waktu yang tersedia. Pada
umumnya Panglima mengalokasikan waktu dua pertiga dari waktu yang
tersedia kepada satuan bawahnya untuk melaksanakan perencanaan dan
persiapan. Sedangkan sepertiga waktu yang tersedia untuk Panglima beserta
Staf melaksanakan perencanaannya. Pembagian waktu untuk melaksanakan
setiap langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan berdasarkan
kepada waktu yang tersedia diantara saat menerima tugas dan pelaksanaan
operasi/tugas. Contoh pembagian waktu berdasarkan aturan sepertiga waktu
untuk Komando Gabungan dan staf melaksanakan PPKM dan dua pertiga
waktu untuk Kogab dan satuan lainnya untuk melaksanakan kegiatan yang
sama.

Persentase waktu untuk PPKM diatur sebagai berikut :


- Analisa Tugas Pokok 30% - Pengembangan CB 20%
- Analisa/Perbandingan CB/Pengambilan keputusan 30% -
Memproduksi perintah-perintah 20%

6) Pada waktu yang bersamaan, Staf melakukan proses memperbaharui


perkiraan keadaan masing-masing staf dan segera menyusun konsep
awal sesuai situasi dan kondisi terakhir untuk menentukan waktu yang
diperlukan sejak menerima tugas sampai dengan melaksanakan tugas yaitu
rencana waktu yang dialokasikan untuk merencanakan, mempersiapkan dan
melaksanakan
11

operasi.

7) Pedoman pengaturan perencanaan waktu secara garis besar untuk


Komando Tugas Gabungan, yaitu:

Waktu yang tersedia sebelum pelaksanaan


operasi (Time Available Before Execution)

8 Jam 24 Jam 48 Jam 72 Jam 96 Jam

Wakt T Wakt T Wakt T Wakt T Wakt T


u + u + u + u + u +
untu untu untu untu untu
k k k k k

Analisa Tugas 0:45 0:4 2:24 2:24 4:48 4:48 7:12 7:12 9:36 9:36
Pokok 5

Pengembang 0:30 1:1 1:36 4:00 3:12 8:00 4:48 12:0 6:24 16:0
an CB 5 0 0

Analisa dan 0:45 2:0 2:24 6:24 4:48 12:4 7:12 19:1 9:36 25:3
perbandingan 0 8 2 6
CB serta
pengambilan
keputusan

Produk perintah’s 0:30 2:3 1:36 8:00 3:12 16:0 4:48 24:0 6:24 32:0
0 0 0 0

Total waktu 2:30 8:00 16:0 24:0 32:00


0 0

Tabel 1 : Pedoman pengaturan perencanaan waktu secara garis besar untuk

Kogab Penjelasan :

T : adalah waktu pada saat menerima tugas.


T+ : adalah waktu dimana seluruh kegiatan sudah selesai.
Contoh : waktu yang diberikan untuk merencanakan dan mempersiapkan suatu
tugas disediakan 48 Jam, maka analisa tugas pokok harus selesai dalam waktu
4 Jam 48 menit setelah tugas diterima dari Komando Atas. Pengaturan
perencanaan waktu ini sebagai pedoman dapat dirubah sesuai dengan
perkembangan situasi dan kondisi dari berbagai faktor antara lain tugas,
musuh, medan, pasukan sendiri serta waktu dan pertimbangan dari pemerintah
daerah setempat.

8) Panglima menyampaian Petunjuk Perencanaan Awal. Kegiatan


selanjutnya setelah menyusun rencana waktu yang dialokasikan, Panglima
mengeluarkan petunjuk perencanaan awal, yaitu penjelasan tentang proses
perencanaan dengan menggunakan proses pengambilan keputusan militer
yang harus dilaksanakan oleh Staf. Petunjuk awal ini meliputi:

a) Jadwal waktu sementara/awal pelaksanaan operasi.

b) Koordinasi yang harus dilakukan.


12

c) Menentukan pergerakan termasuk posisi kodal.

d) Tugas tambahan bagi masing-masing staf termasuk informasi informasi


khusus yang diperlukan.

e) Mengembangkan rencana waktu dengan kondisi daerah operasi (jika


diinginkan).

f) Informasi tentang persoalan-persoalan intelijen lainnya dan unsur


utama keterangan bagi komandan (jika diperlukan).

9) Mengeluarkan Perintah Peringatan Awal. Kegiatan terakhir pada tahap


menerima tugas adalah mengeluarkan perintah peringatan awal kepada satuan
satuan yang hadir pada saat terima perintah dari panglima TNI dan
kemungkinan akan terlibat dalam operasi yang dilaksanakan oleh Kogab.
Perintah awal ini meliputi:

a) Jenis operasi.
b) Lokasi pelaksanaan operasi secara umum.
c) Jadwal waktu operasi.
d) Pergerakan untuk mendukung operasi.
e) Keperluan informasi awal yang diperlukan guna mendukung
pelaksanaan operasi.
f) Tugas-tugas intelijen.

Proses
1. Menganalisa perintah
Ko Atas (2 tk di atas)
Input ▪ Kir Staf Awal berkembang
▪ Data intel awal ttg (intelijen terkini) ▪ Direktif
▪ Juk strategik
Rahops/Pur dr Sat Atas Pang TNI
lainnya
(tinjauan thd situasi yg 2. Analisa situasi inteljien
keadaan lingkungan 7. Analisa waktu operasi 8.
Rahpur & ancaman terkini. Analisa fakta-fakta kritis Output
3.Analisa keadaan dan praanggapan
Pasukan Sendiri . 9. Merumuskan tugas yang ❖ Hasil analisis Panglima
4. Analisa Tugas-tugas 🡺 dinyatakan kembali &
tentukan Tusus, Tudung & 1. Menyusun konsep hasil masing’s Staf sesuai fungsi
Tupok ATP yg dilakukan oleh para❖ Rumusan Tupok
6. Analisa kebebasan Staf yg dipimpin
bertindak.
13

Gambar 3 : Langkah Kedua

b. Langkah Kedua “Melakukan Analisa Tugas Pokok”. Analisa tugas pokok


dilakukan baik oleh Panglima maupun Staf Kogab/Kogasgab. Analisa tugas pokok
merupakan suatu kegiatan yang sangat penting pada proses perencanaan karena
proses dan hasil analisa ini akan membantu Panglima memahami situasi yang
dihadapi dan menentukan tugas pokoknya. Pemahaman situasi yang dihadapi
secara teliti/akurat akan dapat memberikan kemampuan yang lebih baik kepada
Panglima memvisualisasikan operasi yang akan dilaksanakan. Proses analisa tugas
pokok ini terdiri dari 9 kegiatan sebagai berikut :

Penjelasan kegiatan proses Langkah Kedua :

1) Kegiatan Pertama, menganalisa perintah dari Komando Atas.


Pangkogab/Pangkogasgab dan seluruh staf menganalisa perintah/direktif dari
Panglima TNI untuk Pangkogab, Pangkogab untuk Pangkogasgab dalam
rangka menentukan tugas pokok satuan-satuan yang dilibatkan. Pada langkah
ini Pangkogab/Pangkogasgab dan Staf harus mengerti dan mengetahui secara
rinci isi perintah dan direktif dari Komando Atas mengenai:

a) Keinginan Panglima TNI untuk Pangkogab atau Pangkogab untuk


Pangkogasgab.
b) Tugas pokok yang akan dilaksanakan.
c) Aset/Sarana dan prasarana yang tersedia.
d) Daerah operasi yang akan digunakan.
e) Konsep operasi termasuk rencana tipuan.
f) Waktu pelaksanaan operasi.
g) Tugas pokok dari pasukan sahabat/satuan samping, satuan pendukung
yang ada kaitannya dengan rencana operasi ini.

2) Kegiatan Kedua, Analisa situasi inteljien keadaan lingkungan daerah


pertempuran dan ancaman terkini. Kegiatan ini dilaksanakan secara sistematik
dan dilaksanakan secara terus menerus untuk mengetahui ancaman yang akan
dihadapi bila dikaitkan dengan kondisi medan pada daerah operasi. Kegiatan
analisa ini dipimpin oleh Asintel dengan bantuan staf-staf lainnya.

a) Analisa tentang musuh, hasilnya menemukan dan menyimpulkan:

(1) CB lawan, yang meliputi :

14

(a) Menentukan kemungkinan sasaran yang dirumuskan


musuh.

(b) Menentukan berbagai kemungkinan CB musuh.

i. Rumuskan CB musuh.
ii. Uji CB tersebut melalui kriteria:
i) Dapat dilaksanakan.
ii) Dapat diterima.
iii) Dapat menyesuaikan dengan perubahan.
iv) Dapat dibedakan.
(c) Evaluasi dan tentukan keutamaan CB musuh.

i. Tentukan kekuatan dan kelemahan setiap CB musuh.

ii. Tentukan urutan CB musuh yang paling mungkin dan


berbahaya.

(2) Pusat kekuatan musuh, yaitu analisa struktur pusat kekuatan


lawan dengan menentukan:

(a) Pusat kekuatan lawan.


(b) Kemampuan musuh yang kritis.
(c) Keperluan/sarana yang diperlukan musuh paling kritis.
(d) Kerawanan musuh yang paling kritis.

b) Analisa tentang kondisi lingkungan daerah pertempuran, yaitu


mengidentifikasi karakteristik medan dan faktor lingkungan lainnya yang
dapat mempengaruhi CB, baik untuk pasukan sendiri maupun musuh,
yang meliputi :

(1) Penentuan daerah operasi dan daerah kepentingan. (2)

Penentuan karakteristik lingkungan daerah operasi, seperti:

(a) Demografi yang ada di daerah operasi (jumlah penduduk,


suku-suku, agama dan lain-lain).
(b) Faktor sosial ekonomi, sosial politik dan sosial budaya.
(c) Infrastruktur (transportasi, telekomunikasi).
(3) Menjelaskan impek/dampak/pengaruh daerah operasi terhadap
CB musuh maupun pasukan sendiri, mengenai:
15

(a) Lapangan penembakan dan lapangan peninjauan.


(b) Lindung tinjau dan lindung tembak.
(c) Kawasan penting/medan kritik.
(d) Jalan pendekat.
(e) Rintangan-rintangan.
(f) Pengaruh gabungan keadaan cuaca dan kondisi medan.

3) Kegiatan ketiga, analisa keadaan pasukan sendiri dilakukan oleh masing


masing staf terkait tentang hal-hal sebagai berikut :

a) Pusat kekuatan dan kemampuan kritis pasukan sendiri. b)


Kedudukan/Disposisi dan manuver pasukan.
c) Kemampuan dukungan logistik.
d) Tingkat kemampuan pasukan sendiri (Kesiapsiagaan, latihan dan
semangat).

4) Kegiatan Keempat, “Analisa Tugas-Tugas”. Menentukan tugas khusus, tugas


terkandung dan tugas pokok yang telah dianalisa. Pangkogab/Pangkogasgab
dan Staf menganalisa perintah dari satuan atas untuk menentukan:

a) Tugas yang dikhususkan. Tugas operasi yang langsung ditentukan dari


Direktif Panglima TNI/Pangkogab untuk Kogasgab.

b) Tugas terkandung. Operasi-operasi untuk mendukung operasi yang


ditentukan pada tugas khusus.

c) Tugas pokok yang telah dianalisa. Keseluruhan operasi-operasi yang


ditemukan dari tugas khusus dan tugas terkandung. Setelah
melaksanakan analisa tugas-tugas, selanjutnya dirumuskan tugas pokok
yang dinyatakan kembali pada kegiatan kedelapan.

5) Kegiatan Kelima, Analisa kebebasan bertindak. Kegiatan ini dilakukan baik


oleh Panglima maupun Staf untuk :

a) Menentukan kendala-kendala. Panglima dan Staf harus menemukan


kendala yang mempengaruhi kebebasan bertindak atau bermanuver,
kendala itu biasanya terdapat dalam skema manuver, konsep operasi atau
pada instruksi koordinasi.
b) Hambatan yang mempengaruhi kebebasan bertindak atau bermanuver.
c) Tingkat resiko yang sanggup diterima dihadapkan dengan hasil yang
16

dicapai.

6) Kegiatan Keenam, Analisa waktu operasi.

a) Penentuan waktu-waktu yang penting untuk pelaksanaan operasi. b)


Jarak tempuh yang diperlukan untuk melaksanakan operasi. c)
Konsentrasi kekuatan pasukan dan rencana waktu persiapan. d)
Jangka waktu operasi.
e) Perencanaan waktu.

7) Kegiatan Ketujuh, Analisa fakta-fakta kritis dan praanggapan. Untuk


menemukan:

a) Fakta-fakta berupa data-data yang dapat diukur dan kekurangan


kekurangan serta isu-isu penting. Membahas sarana dan prasarana yang
tersedia. Pembahasan ini dilaksanakan guna mendapat informasi
mengenai sarana dan prasarana yang tersedia dalam rangka mendukung
operasi, sesuai dengan tugas khusus, tugas terkandung maupun tugas
pokok yang telah ada. Apabila terdapat kekurangan maka harus ada
tindakan untuk memenuhi kekurangan tersebut dan apabila terjadi
penyimpangan maka akan diberikan masukan ke Panglima sebagai
penanggung jawab operasi.

b) Praanggapan yang mungkin bisa menjadi fakta yang diperoleh dari


unsur-unsur utama keterangan yang diberikan kepada Panglima. Mencari
fakta dan asumsi yang kritis. Staf akan mengumpulkan 2 katagori
informasi yang akan digunakan dalam melaksanakan operasi yaitu fakta
dan anggapan.

(1) Fakta adalah pernyataan dari data yang diketahui yang


berhubungan dengan situasi, termasuk letak pasukan kawan
maupun musuh, pasukan yang tersedia atau kesiapan material.

(2) Anggapan adalah perkiraan terhadap situasi saat ini atau


praanggapan pada kejadian yang akan terjadi pada masa datang.
Anggapan dapat menjadi benar apabila terdapat keterangan yang
membenarkan atau melalui uji validitas/ keabsahan.

8) Kegiatan Kedelapan, Merumuskan tugas yang dinyatakan kembali. Panglima


dan staf mempersiapkan pertelaahan tugas yang akan dilaksanakan sesuai
dengan keinginan Panglima. Pertelaahan tugas adalah kalimat yang
17

menjelaskan tugas pokok satuan dan tujuan yang harus dicapai serta
menggambarkan tindakan yang harus diambil juga alasan melaksanakan tugas
tersebut. Pertelaahan tugas memuat siapa, apa, kapan, dimana dan mengapa
operasi tersebut dilaksanakan. Kelima elemen tersebut adalah:

(a) Siapa yang akan melaksanakan kampanye/operasi ?


(b) Apa tugas pokok dari Komando/satuan tersebut ?
(c) Kapan kampanye/operasi dimulai dan berapa lama kampanye/ operasi
dilaksanakan ?
(d) Dimana kampanye/operasi tersebut dilaksanakan ?
(e) Mengapa komando/satuan melaksanakan kampanye/operasi ?

9) Kegiatan Kesembilan, menyusun konsep hasil analisa tugas pokok yang


dilakukan oleh para staf yang dipimpin oleh Kepala Staf, yang isinya secara
garis besar:

(a) Tugas dan keinginan satuan 2 tingkat di atas.


(b) Tugas, keinginan Panglima dan konsep operasi serta rencana operasi
tindakan pengelabuan.
(c) Penjelasan petunjuk perencanaan awal.
(d) Informasi tentang daerah operasi/daerah pertempuran.
(e) Fakta dan praanggapan.
(f) Tugas khusus, terkandung dan tugas pokok yang dianalisa.
(g) Kendala.
(h) Kekuatan tempur yang tersedia.
(i) Perkiraan resiko.
(j) Jadwal waktu operasi.
(k) Rencana kerjasama/koordinasi.
(l) Tugas yang dinyatakan kembali.

Masing-masing staf akan menyampaikan hasil analisisnya sesuai dengan


fungsinya masing-masing. Secara rinci hal-hal/materi hasil analisis yang akan
disampaikan oleh para staf kepada Panglima dapat dilihat pada langkah ketiga
tentang materi yang akan disampaikan oleh para staf sesuai dengan fungsinya.

Proses

Input
❖ Hasil Analisa Tugas para Staf.
❖ Analisa Tugas
▪ penyampaian hasil Analisa Tugas oleh Staf kepada
Panglima
▪ penyampaian hasil
Output
Rumusan Tugas Pokok yang
Dinyatakan
Kembali
18

Gambar 4 : Langkah Ketiga

c. Langkah Ketiga, “Melaksanakan Rapat Pendahuluan Berupa Briefing Analisa


Tugas Oleh Staf kepada Panglima”. Proses dalam rapat pendahuluan yang
dilaksanakan oleh staf kepada Panglima setelah menerima hasil analisa tugas pokok
dari para Staf, maka Panglima menyampaikan persetujuan terutama tentang Tugas
Yang Dinyatakan Kembali (TUNYALI).

Proses
kepada Staf Keempat
Input Output
∙ Panglima sampaikan
Tugas Pokok yang ∙ Petunjuk Perencanaan
Perintah Persiapan
(Jukcan)
Dinyatakan Kembali (Prinsiap) kepada
(TUNYALI) Satuan Bawah ∙ Perintah
∙ Panglima sampaikan Persiapan (Prinsiap)
Petunjuk Perencanaan
Gambar 5 : Langkah

d. Langkah Keempat, “Panglima menyampaikan Petunjuk Perencanaan kepada


Staf dan Penyampaian Perintah Persiapan kepada Satuan Bawah”. Fokus dari
petunjuk perencanaan Panglima adalah perumusan analisa dan perbandingan CB,
operasi yang menentukan dan bagaimana operasi dilaksanakan serta cara
memberikan dukungan secara terus menerus selama pelaksanaan operasi.
Panglima menjelaskan bagaimana memvisualisasikan satuan pada saat
pelaksanaan operasi, akibat apa yang akan diterima serta bagaimana operasi akan
dilaksanakan.

Kegiatan penyampaian Petunjuk Perencanaan (Jukcan) kepada Staf yang


isinya meliputi:

1) Tugas Pokok hasil analisa yang telah dinyatakan kembali (TUNYALI). 2)


Pokok-pokok Keinginan Panglima.
3) Kegiatan-kegiatan yang menentukan.
4) CB musuh yang dikembangkan.
5) Mengembangkan konsep CB berdasarkan kegiatan-kegiatan yang
19

menentukan.
6) Rencana bantuan (tembakan, intelijen, teritorial dan lain-lain). 7)
Rencana dukungan logistik.
8) Sasaran terselubung.
9) Keperluan informasi intelijen (Unsur Utama Keterangan dan Persoalan
Intelijen Lainnya).
10) Rencana waktu termasuk kapan saran Staf harus disampaikan.
11) Rencana operasi pengamanan.
12) Petunjuk pengintaian dan pengamatan
13) Resiko yang akan dihadapi.
14) Kerjasama operasi yang akan dilaksanakan.
15) Jenis perintah-perintah yang akan dikeluarkan.
16) Bentuk uji rencana operasi berupa : tactical floor game, table top game atau
TAMG.

Setelah penyampaian Petunjuk Perencanaan (Jukcan) kepada Staf sesuai


dengan konsep hasil analisa tugas pokok, maka Panglima dibantu Staf segera
menyusun dan menyampaikan Perintah Persiapan (Prinsiap) kepada Satuan Bawah
(Kogasgab) dan Satuan Pendukung yang berisi :

1) Pernyataan tugas yang telah disetujui.


2) Keinginan Panglima.
3) Perubahan organisasi tugas.
4) Penerimaan dan pemberian bawah komando dan kendali operasi. 5)
Bagan daerah operasi bagi satuan bawah.
6) Unsur utama keterangan bagi Panglima/Komandan.
7) Petunjuk resiko.
8) Instruksi pengamatan dan pengintaian.
9) Instruksi pergerakan awal.
10) Tindakan Keamanan.
11) Petunjuk pengelabuan militer.
12) Petunjuk pergerakan pasukan/anti pergerakan.
13) Hal-hal khusus yang mendapat prioritas.
14) Jadwal waktu operasi terkini.
15) Petunjuk kerja sama dan koordinasi serta petunjuk menguji konsep yang
dirumuskan.

Proses
1. Analisa perbandingan daya
tempur relatif
Input pilihan
2. Rumuskan berbagai
20

Gambar 6 : Langkah Kelima.

e. Langkah Kelima, “Pengembangan CB”. Setelah menerima petunjuk


perencanaan Panglima, selanjutnya Staf mengembangkan CB sebagai alternatif
yang akan diputuskan Panglima. Selanjutnya Panglima dengan Staf Ahli
melaksanakan proses pengembangan, analisa dan perbandingan untuk
menghasilkan CB terpilih, sedangkan Staf melaksanakan langkah-langkah sebagai
berikut :

1) Kegiatan Pertama, Analisa perbandingan daya tempur relatif. Daya tempur


adalah totalitas dari kepemimpinan, manuver, daya tembak, kemampuan
memberikan perlindungan dan segala informasi yang diperoleh, sebagai suatu
kesatuan elemen dalam menghadapi perubahan dan menghancurkan musuh
atau memecahbelah kekuatan musuh. Panglima harus memadukan dan
menggunakan seluruh elemen daya tempur tersebut dengan potensi dukungan
tempur dan dukungan pelayanan tempur lainnya serta sarana yang tersedia
untuk menghadapi kemampuan musuh. Tujuannya adalah memperbesar daya
tempur untuk
menyelesaikan tugas dengan kerugian yang sekecil-kecilnya. Penganalisaan
daya tempur relatif merupakan sesuatu kegiatan yang memerlukan aplikasi,
baik seni maupun ilmu militer. Segala yang berhubungan dengan analisa daya
tempur melibatkan faktor-faktor nyata (seperti perlengkapan, sistem senjata
dan satuan
satuan yang tersedia serta teknologi) dan faktor-faktor tidak nyata (seperti moril
dan tingkat latihan kesiapsiagaan prajurit). Faktor lain yang perlu
dipertimbangkan antara lain seperti faktor tugas-tugas tambahan, musuh,
medan, pasukan sendiri, waktu serta pandangan masyarakat/sipil baik secara
langsung ataupun tidak langsung dapat mempengaruhi jalannya operasi.
Dengan membandingkan kekuatan dan kelemahan setiap kekuatan dari daya
tempur yang
21

ada, maka dapat memberikan gambaran tentang:

a) Kemampuan pasukan sendiri untuk melaksanakan operasi.

b) Jenis operasi yang akan dilaksanakan baik pasukan sendiri maupun


oleh pasukan lawan.

c) Bagaimana dan dimana kelemahan pasukan lawan.

d) Bagaimana dan dimana kelemahan pasukan sendiri.

e) Sumber-sumber daya tambahan yang diperlukan untuk melaksanakan


operasi.

f) Bagaimana mendistribusikan/mengalokasikan dan mendaya-gunakan


sumber-sumber yang ada tersebut.

Para Staf Perencana pada awalnya menganalisa daya tempur relatif,


dengan membuat suatu perkiraan kasar dari rasio kekuatan yang ada. Untuk
satuan setingkat Divisi keatas seperti Kogab, perbandingan daya tempur
dilakukan pada satuan-satuan tempur 2 (dua) tingkat di bawahnya. Sebagai
contoh pada tingkat Divisi, para staf perencana menganalisa daya tempur relatif
harus termasuk seluruh jenis Batalyon tempur yang terlibat. Sedangkan untuk
tingkat Brigade dan Batalyon, perbandingan daya tempur dilakukan lebih detail
tentang kekuatan personel dan persenjataan baik kawan maupun musuh. Para
staf perencana dapat menghitung secara detail perbandingan rasio dari setiap
elemen daya tempur sangat tergantung kepada kemampuan staf, waktu yang
tersedia dan data-data tentang musuh. Staf sering sekali menentukan daya
tempur relatif dengan membandingkan sumber daya yang tersedia untuk tugas
tugas yang telah ditentukan untuk pasukan dengan analisa tugas-tugas, hal ini
memberikan gambaran berbagai alternatif tindakan yang dapat dilakukan.
Walaupun memerlukan sumber daya yang lebih banyak. Dalam operasi tertentu
elemen daya tempur seperti manuver, kepemimpinan dan informasi
kemungkinan lebih unggul/ampuh.

2) Kegiatan Kedua, Merumuskan berbagai alternatif CB. Berdasarkan petunjuk


perencanaan Panglima dan hasil dari proses pada Tahap 1, Staf menentukan
berbagai CB tandingan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengembangkan
berbagai kemungkinan CB. Hal ini dilakukan karena keterbatasan waktu
Panglima untuk merumuskan berbagai CB pada petunjuk
22

perencanaannya. Pemberian sumbang saran merupakan teknik yang lebih baik


untuk mengembangkan berbagai kemungkinan CB. Kegiatan ini memerlukan
waktu, imajinasi dan kreatifitas tetapi menghasilkan berbagai pilihan. Staf
perencana tetap tidak berat sebelah/terbias dan selalu terbuka didalam
menerima evaluasi saran pilihan. Anggota staf lainnya secara cepat
menentukan mana CB yang tidak dapat dilaksanakan dikarenakan berbagai
faktor yang terkait dengan bidang/fungsinya. Selain itu juga menentukan suatu
CB yang dapat dimodifikasi untuk melaksanakan tugas yang diinginkan atau
suatu CB yang tidak dapat digunakan. Didalam mengembangkan CB para staf
menentukan doktrin yang diperlukan untuk setiap bentuk operasi sebagai
bahan pertimbangan termasuk doktrin pada satuan-satuan yang terlibat. Dalam
mengembangkan CB harus memenuhi kriteria atau syarat-syarat suatu CB (5
persyaratan yang harus dipenuhi) yaitu:

a) Dapat dilaksanakan. Dengan penentuan CB tersebut satuan harus


dapat menyelesaikan operasi sesuai dengan jangka waktu yang tersedia,
ruang dan sumber-sumber daya yang ada.

b) Dapat diterima. Keuntungan taktis dan keuntungan operasional yang


diperoleh harus sesuai dengan sumber daya yang digunakan dan korban
minimal yang ditimbulkan dengan menggunakan CB tersebut.

c) Dapat menyesuaikan dengan perubahan. Suatu CB yang


dikembangkan harus dapat menyelesaikan tugas pokok dan sesuai
dengan petunjuk perencanaan Panglima. Namun demikian Panglima
dapat memodifikasi rencananya setiap saat. Jika hal ini terjadi staf
mencatat dan mengkoordinasikan petunjuk yang baru dan mengevaluasi
kembali setiap CB untuk menjamin sesuai dengan perubahan yang ada.
d) Dapat dibedakan. Setiap CB secara signifikan harus berbeda satu
dengan lainnya, perbedaan tersebut meliputi :

(1) Penggunaan pasukan simpanan/cadangan.

(2) Susunan tugas bertempur.

(3) Waktu (siang atau malam).

(4) Skema manuver.

e) Lengkap. Suatu CB yang lengkap harus menunjukkan bagaimana:


23

(1) Operasi Pokok atau operasi yang menentukan dapat


menyelesaikan tugas.

(2) Operasi-operasi pendukung yang direncanakan harus dapat


menciptakan dan memelihara kondisi untuk suksesnya operasi
pokok/operasi yang menentukan.

(3) Operasi lanjutan dapat mendukung operasi pokok dan operasi


pendukung.Selanjutnya staf menyiapkan operasi pendukung. Staf
menyusun tujuan dari tiap-tiap operasi pendukung tersebut guna
mendukung dan melindungi kegiatan-kegiatan pada operasi pokok.
Operasi ini dapat dilakukan sebelum, setelah maupun pada saat
bersamaan dengan operasi pokok. Contoh operasi pendukung
adalah operasi aksi terhadap perekonomian, operasi keamanan,
operasi aksi membatasi gerak musuh, operasi penghancuran
kemampuan musuh, operasi penerangan dan operasi yang
melibatkan sipil-militer.

3) Kegiatan Ketiga, Menyusun kekuatan awal. Dalam menentukan kekuatan,


staf mempertimbangkan:

a) Keinginan Komando Atas.

b) Tugas pokok satuan, keinginan Panglima (Pangkogab/Pangkogasgab)


dan petunjuk perencanaan.

c) Jalan pendekat bagi kekuatan udara, laut dan darat.

d) Kemungkinan CB musuh, jika waktu memungkinkan termasuk dari CB


yang paling mungkin dan yang paling membahayakan.

Selanjutnya staf perencana menentukan daya tempur relatif yang


diperlukan untuk menyelesaikan setiap tugas dimulai dari operasi pokok dan
seluruh operasi bantuan/pendukung. Selain itu juga menyatukan faktor nyata
dan faktor tidak nyata yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap tugas.
Sebagai contoh dalam bertahan berdasarkan pengalaman pasukan yang
bertahan telah memiliki kemungkinan memperoleh kemenangan sebanyak 50%
terhadap pasukan penyerang yang kekuatannya 3 kali lebih banyak. Oleh
sebab itu rasio kekuatan yang akan disusun adalah 1 : 3 namun demikian
pasukan yang bertahan mempunyai berbagai keuntungan dengan
menggunakan lindung tembak dan lindung tinjau menduduki medan kritik,
lapangan tembak serta menggunakan
24

berbagai rintangan. Jika hal ini tidak memungkinkan perencana harus


menentukan bagaimana memperkuat satuan yang bertahan. Daya tempur relatif
hanya merupakan alat untuk mengembangkan CB, tetapi tidak dapat
memprediksi hasil dari pertempuran sebenarnya.Berikutnya perencana
menentukan batas depan daerah pertempuran jika bertahan dan garis awal jika
menyerang dengan mempertimbangkan operasi pokok karena dapat
mempengaruhi posisi satuan
satuan yang terlibat sebelum mengembangkan setiap CB. Dalam menyusun
susunan tugas bertempur pasukan sendiri dimulai dari susunan tugas untuk
operasi pokok, operasi pendukung sampai dengan operasi lanjutan.

Susunan bertempur disusun 2 tingkat ke bawah. Pada tahap ini Staf


Perencana belum menentukan tugas yang dilaksanakan hanya
mempertimbangkan satuan mana yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas
pokok.

4) Kegiatan Keempat, Mengembangkan berbagai konsep operasi. Konsep


operasi menjelaskan bagaimana susunan tugas bertempur akan dapat
menyelesaikan tugas sesuai dengan keinginan Panglima. Perumusan konsep
operasi harus berdasarkan:

a) Tujuan operasi.

b) Keputusan/pernyataan dimana Panglima akan mengambil resiko taktis.

c) Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan pasukan sendiri yang kritis dan


transisi dari tahap-tahap operasi (jika operasi diatur bertahap).

d) Merancang operasi pokok yang sangat menentukan selama masih


sesuai dengan tugas dan tujuan serta masih terkait bagaimana operasi
tersebut mendukung konsep operasi Pangkogab/ Pangkogasgab.
e) Menentukan operasi bantuan selama masih sesuai dengan tugas dan
tujuan serta masih terkait bagaimana operasi tersebut mendukung operasi
pokok.

f) Menentukan operasi lanjutan selama masih sesuai dengan tugas dan


tujuan serta masih terkait bagaimana operasi tersebut mendukung operasi
pokok dan operasi bantuan.

g) Menentukan pasukan cadangan termasuk lokasi dan komposisinya. h)

Menentukan operasi intelijen, pengamatan dan pengintaian.

25

i) Menentukan operasi pengamanan.

j) Menentukan jenis manuver yang dapat dilaksanakan selama operasi.

k) Menentukan daerah pertempuran, tujuan serangan dan sasaran dari


serangan balasan.

l) Menentukan daerah operasi bagi satuan bawah.

m) Menyusun konsep bantuan tembakan.

n) Menyusun konsep operasi informasi termasuk operasi pengelabuan. o)

Menyusun konsep operasi dukungan sipil-militer.

p) Menjelaskan formasi tempur dan disposisi, bila diperlukan. q)

Menentukan skala prioritas untuk setiap sistem operasi pertempuran.

r) Memadukan pengaruh dari rintangan-rintangan yang ada dengan


manuver dan tembakan.

s) Pertimbangkan dampak dari sistem senjata pemusnah massal


terhadap pasukan yang digelar.

5) Kegiatan Kelima, Menetapkan Markas Komando dan menyusun organisasi


tugas. Setelah menentukan konsep operasi maka staf perencana membuat
susunan bertempur/organisasi tugas dengan menentukan Markas Komando
untuk masing-masing pengelompokan satuan-satuan atau kekuatan yang ada.
Penyusunan ini dilakukan dengan mempertimbangkan tipe satuan yang akan
ditugaskan pada suatu Markas Komando dan rentang kendalinya. Pada
umumnya suatu Markas Komando mengendalikan paling sedikit 2 satuan
manuver bawahannya dan tidak lebih dari 5 satuan. Penyusunan tugas harus
mempertimbangkan keseluruhan organisasi, medan pertempuran termasuk
keperluan komando dan kendali untuk operasi.

6) Kegiatan Keenam, Mengembangkan pernyataan dan bagan/sketsa CB. Staf


operasi menyiapkan pernyataan dan bagan untuk setiap CB. Pernyataan CB
menggambarkan secara jelas bagaimana satuan-satuan akan menyelesaikan
tugas pokok dan menjelaskan konsep operasinya. Bagan tersebut memberikan
suatu gambaran dari berbagai aspek manuver dari konsep operasi. Pernyataan
CB dan bagan yang dibuat harus menjelaskan siapa (susunan bertempur), apa
(tugas), kapan/bilamana dan dimana serta bagaimana dari setiap satuan
26

bawahan. Panglima membuat keputusan beresiko terkait dengan persetujuan


atas CB yang diambil.

Proses
1. Menyiapkan dan
Mengumpulkan sarana atau
bahan-bahan yang diperlukan
mengenai kejadian penting dan Keenam
tempat untuk membuat Output
Input keputusan penting
Hasil Olah Yudha : ▪ Konsep
∙ CB yang telah dirumuskan 5. Menentukan kriteria penilaian operasi
dan disetujui Panglima ∙ 6. Memilih metode Olah Yudha ▪ Bagan/Sketsa operasi ▪
Kejadian terbaru ∙ Informasi Keputusan ttg pola dukungan
Intelijen Terbaru 7. Memilih metode pencatatan operasi ▪ Pengorganisasian
dan menyampaikan hasilnya Tugas/ Susunan Tugas ▪ Tugas
∙ CB-CB pendukung
untuk Olah Yudha 8. Mensimulasikan pertempuran kepada
Satwah
2. Mengumpulkan data seluruh dan memperkirakan hasilnya ▪ Informasi terkini yg diperlukan
kekuatan kawan Panglima
3. Mengumpulkan praanggapan
Gambar 7 : Langkah
4. Mengumpulkan data

f. Langkah Keenam, Analisa CB (Olah Yudha). Proses Analisa CB ini bertujuan


untuk mensinkronisasikan situasi peperangan dengan setiap CB dan
mengidentifikasi CB yang terbaik dalam rangka menyelesaikan tugas pokok. Dengan
penjelasan sebagai berikut :

1) Fungsi. Kegiatan ini membantu Panglima dan Staf untuk:

a) Menentukan bagaimana memaksimalkan dampak/pengaruh dari daya


tempur yang dimiliki untuk memberikan perlindungan pada pasukan
sendiri dan meminimalkan tingkat kehancuran.

b) Mengembangkan lebih jauh gambaran suatu pertempuran.

c) Mengantisipasi kejadian-kejadian yang akan terjadi di medan


pertempuran.

d) Menentukan kondisi dan sumber daya yang diperlukan untuk


memperoleh kesuksesan.

e) Menentukan kapan dan dimana untuk menggelar kemampuan


pasukan.
27

f) Memusatkan perhatian pada kekuatan dan kelemahan musuh serta


pencapaian sasaran yang diinginkan.

g) Menentukan koordinasi yang diperlukan untuk menghasilkan kerjasama


dalam operasi.

h) Menentukan CB yang paling kenyal/fleksibel.

2) Analisa. Analisa CB merupakan suatu proses yang teratur, termasuk


didalamnya aturan-aturan dan langkah-langkah yang dapat membantu
Pangkogab/Pangkogasgab dan Staf untuk menggambarkan pergerakan dari
suatu pertempuran. Proses tersebut mempertimbangkan posisi, kekuatan dan
kelemahan pasukan sendiri/kawan, termasuk juga kemungkinan CB dan
kekuatan musuh serta karakteristik kondisi daerah operasi. Proses ini sangat
tergantung kepada pemahaman terhadap doktrin, pertimbangan taktis dan
pengalaman. Kegiatan analisa CB (Olah Yudha CB) memusatkan perhatian
Staf pada setiap tahap operasi operasi di dalam suatu urutan yang logis.
Kegiatan ini merupakan suatu proses secara terus menerus terhadap aksi,
reaksi dan mengatasi reaksi. Selama kegiatan Olah Yudha ini Staf memilih
setiap CB dan menentukan kekuatan dan kelemahannya, ketika pada saat
awal mengembangkan suatu rencana yang detail. Kegiatan Olah Yudha ini
untuk menguji dan mengembangkan CB-CB yang ditentukan. Jika pada
pelaksanaan Olah Yudha tersebut dilaksanakan oleh Panglima dan Staf satuan
bawahannya secara bersama-sama, maka kemungkinan CB tersebut bisa
berubah dengan munculnya suatu CB atau mengembangkan suatu CB yang
baru. Hal ini terjadi setelah diketemukannya kejadian-kejadian dan berbagai
tugas, keperluan keperluan atau permasalahan yang timbul selama proses Olah
Yudha.
3) Aturan umum pelaksanaan Olah Yudha: Pelaku-pelaku Olah Yudha diharuskan:

a) Memegang teguh tujuan/objektif dari analisa CB, tidak diperbolehkan


menggunakan perasaan/pendapat pribadi/secara individu terhadap apa
yang menjadi keinginan Panglima untuk mempengaruhi jalannya Olah
Yudha, sehingga ada yang menghindari mempertahankan suatu CB
dikarenakan oleh hal-hal yang dikembangkan secara pribadi tersebut.

b) Mencatat secara teliti/akurat keuntungan dan kerugian dari setiap CB


yang dimunculkan.

c) Melakukan penilaian secara terus menerus dengan tetap berpedoman


kepada persyaratan suatu CB yang baik (5 persyaratan CB). Apabila
28

terdapat CB yang tidak sesuai dengan persyaratan tersebut harus ditolak.

d) Menghindari pengambilan kesimpulan sebelum waktunya atau sebelum


lengkap pemecahannya dan mengumpulkan fakta untuk mendukung
kesimpulan yang akan diambil.

e) Menghindari perbandingan antara satu CB dengan CB yang


dikembangkan oleh pasukan sendiri selama berlangsungnya Olah Yudha,
karena hal ini akan dilaksanakan pada tahap perbandingan CB.

4) Tanggung jawab selama pelaksanaan Olah Yudha:

a) Penjelasan proses analisa CB.

(1) Ka Staf. Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan seluruh


kegiatan Staf selama pelaksanaan Olah Yudha, mengawasi jalannya
Olah Yudha supaya sesuai dengan aturan dan jadwal waktu serta
mencapai tujuan dari Olah Yudha.

(2) Asisten Intelijen. Asisten Intelijen beserta Staf bertindak sebagai


Panglima musuh. mengembangkan pergerakan dan keputusan
musuh dihadapkan kepada CB sendiri dan mengembangkan reaksi
musuh terhadap aksi dari pasukan sendiri serta memperkirakan
kerugian musuh. Apabila personel Staf Intelijen mencukupi maka
dapat ditambahkan beberapa personel sebagai Perwira Intelijen
pada pasukan sendiri dan sebagai pencatat kegiatan musuh.
Perwira Intelijen mencatat hasil dari setiap tindakan/aksi musuh dan
mengatasi reaksi bila dihadapkan kepada kekuatan dan
kerawanan/kelemahan pasukan sendiri maupun pasukan musuh.
(3) Asisten Operasi. Asisten Operasi beserta Staf bertang-gung
jawab untuk memilih teknik dalam Olah Yudha dan bertindak sebagai
Komandan Pasukan Sendiri. Staf operasi memastikan bahwa Olah
Yudha yang dilaksanakan telah meliputi berbagai aspek yang
mendukung operasi dan mencatat setiap kelemahan dan kekuatan
pasukan sendiri.

(4) Asisten Personel. Asisten Personel beserta Staf memperkirakan


kehilangan personel selama pertempuran dan menentukan
keperluan personel untuk mendukung operasi.

(5) Asisten Logistik. Asisten Logistik beserta Staf memper-kirakan


29

keberlanjutan dukungan logistik pada setiap CB, menentukan


keperluan kritis dan mengidentifikasi potensi permasalahan serta
penurunan dukungan logistik.

(6) Asisten Perencanaan. Bersama-sama dengan Perwira Operasi


dalam menganalisa CB sehubungan dengan konsep perang dan
skema manuver, menyusun sinkronisasi gerakan sesuai dengan CB
dan menganalisa keperluan informasi yang diperlukan untuk
mendukung CB.

(7) Asisten Komlek. Menentukan keperluan alat komunikasi pada


setiap CB, menganalisa kelemahan alat komunikasi dan menemukan
jawabannya/pemecahannya.

(8) Asisten Teritorial. Bertanggung jawab pada:

(a) Penyampaian dampak operasi militer yang dilaksanakan


pada aspek hukum.

(b) Penyampaian keadaan masyarakat di daerah operasi. (c)


Penyampaian kemungkinan keterlibatan pihak sipil yang dapat
mempengaruhi pelaksanaan operasi.

(d) Menyampaikan berbagai informasi dan sumber daya


wilayah yang dapat digunakan untuk kepentingan operasi. (e)
Pandangan masyarakat sipil terhadap operasi yang
dilaksanakan.

(f) Lain-lain yang dipandang perlu sesuai situasi saat itu. b)

Penjelasan proses kegiatan dalam Olah Yudha, meliputi:


(1) Kegiatan Pertama, Menyiapkan dan Mengumpulkan sarana atau
bahan-bahan yang diperlukan untuk Olah Yudha. Ka Staf
memerintahkan Staf untuk menyiapkan dan mengumpulkan sarana
atau bahan-bahan yang diperlukan untuk Olah Yudha seperti peta,
meja pasir, komputer untuk simulasi atau sarana lainnya yang dapat
menggambarkan kondisi medan.

(2) Kegiatan Kedua, Mengumpulkan data seluruh kekuatan kawan.


Pangkogab/Pangkogasgab beserta Staf mempertimbangkan seluruh
unit yang dapat dilibatkan dalam operasi, memberikan perhatian
30

khusus untuk mendukung pasukan kawan beserta kendala


kendalanya.

(3) Kegiatan Ketiga, Mengumpulkan praanggapan. Pangkogab/


Pangkogasgab dan Staf membahas praanggapan yang lalu untuk
mendapatkan kebenaran dan disesuaikan dengan keperluan.

(4) Kegiatan Keempat, Mengumpulkan data kejadian penting dan


tempat dimana seorang Panglima akan mengambil keputusan yang
sangat menentukan/kritis. Kejadian penting adalah seluruh kejadian
yang dapat berpengaruh langsung pada pencapaian tugas pokok,
termasuk kejadian yang dapat menyebabkan/memicu aksi atau
keputusan yang penting.

(5) Kegiatan Kelima, Menentukan kriteria penilaian. Kriteria penilaian


adalah faktor-faktor yang digunakan staf untuk mengukur hubungan
efektivitas dan efesiensi dari satu CB terhadap CB lain setelah
dilaksanakan Olah Yudha. Mereka menempatkan faktor-faktor yang
dapat mengakibatkan keberhasilan tugas atau faktor-faktor yang
dapat menggagalkan tugas. Kriteria evaluasi berubah dari satu tugas
ke tugas yang lain dan dapat dimengerti oleh seluruh staf dalam
melaksanakan Olah Yudha. Contoh dari kriteria penilaian untuk
operasi penyerangan dan bertahan termasuk:

(a) Pencapaian tugas pokok dihadapkan pada dukungan yang


dapat diterima.
(b) Prinsip-prinsip perang.
(c) Doktrin dasar pada tipe dan bentuk operasi yang akan
dilaksanakan.
(d) Petunjuk perencanaan dan keinginan dari Pangkogab/
Pangkogasgab.

6) Kegiatan Keenam, Memilih metode Olah Yudha.


Pangkogab/Pangkogasgab dan Staf dapat memilih metode Olah
Yudha masing-masing dengan mempertimbangkan keadaan daerah
operasi dan seluruh kekuatan musuh yang dapat berpengaruh
terhadap hasil operasi tersebut. Metode-metode tersebut dapat
digunakan secara terpisah atau bersama-sama. Beberapa metode
yang dapat digunakan dalam Olah Yudha seperti Bak Pasir (sand
31

table), Table Floor Game (TFG), Table Top Game (TTG) dan TAMG
serta metode lainnya.

7) Kegiatan Ketujuh, Memilih suatu metode untuk mencatat hasil dan


memperlihatkan hasilnya. Hasil dari Olah Yudha dapat berbentuk
catatan untuk menyusun pengorganisasian tugas, sinkronisasi
kegiatan, menyusun kerangka kegiatan yang dapat mendukung
keputusan, mempersiapkan rencana dan perintah-perintah serta
membandingkan CB.

8) Kegiatan Kedelapan, Mensimulasikan pertempuran dan


memperkirakan hasilnya. Selama pelaksanaan Olah Yudha
Pangkogab/ Pangkogasgab dan Staf mensimulasikan dinamika aksi
pertempuran, reaksi dan tindakan mengatasi reaksi dari pasukan
kawan maupun musuh. Selanjutnya Staf Kogab/Kogasgab
menganalisa untuk menentukan tugas-tugas pertempuran yang
harus diselesaikan oleh satuan 1 (satu) tingkat kebawah dengan
menggunakan sarana 2 (dua) tingkat ke bawah.

Tahap-tahap aksi, reaksi dan tindakan mengatasi reaksi terus


berlanjut sampai dengan kejadian kritis berakhir atau Pangkogab/
Pangkogasgab menentukan bahwa dia harus menggunakan CB yang
lain untuk menyelesaikan tugas. Staf Kogab/Kogasgab memper
timbangkan seluruh kekuatan termasuk kerangka kekuatan musuh di
daerah operasi yang dapat mempengaruhi jalannya operasi dan
mengevaluasi setiap pergerakan pasukan kawan untuk menentukan
sarana dan tindakan yang diperlukan untuk menghancurkan musuh.
Pangkogab/Pangkogasgab dan Staf menguji berbagai hal yang
terperinci selama pelaksanaan Olah Yudha, termasuk:

(a) Seluruh kemampuan musuh.


(b) Akibat dari pergerakan satuan operasi.
(c) Formasi pertempuran.
(d) Jarak dan kemampuan dari persenjataan.
(e) Efek dari tembakan yang diinginkan.

Pangkogab/Pangkogasgab dapat memodifikasi seluruh CB


dengan memvalidasi komposisi dan lokasi dari operasi yang
menentukan serta kekuatan cadangan yang dapat digunakan dalam
pelaksanaan operasi. Pangkogab/Pangkogasgab juga menentukan
situasi, kesempatan atau
32

kejadian penting lainnya yang untuk dicatat/dituangkan dalam analisa


CB. Staf Pangkogab/ Pangkogasgab menyusun analisa ini secara
cepat kedalam catatan yang dibuat selama Olah Yudha.

c) Hasil Olah Yudha yang efektif adalah sebagai berikut:

(1) Memperbaiki atau memodifikasi setiap CB termasuk menentukan


tahap dan urutannya yang menjadi perintah atau tugas yang
disiapkan.

(2) Memperbaiki lokasi dan waktu yang menentukan untuk mencapai


keuntungan operasi.

(3) Mengidentifikasi medan yang menentukan dan memutuskan


bagaimana menggunakannya.

(4) Memperbaiki bagan pola kegiatan musuh.

(5) Memperbaiki susunan tugas termasuk satuan-satuan pendukung.

(6) Menentukan tugas-tugas satuan pendukung dan tugas yang


diberikan kepada satuan bawah.

(7) Mengalokasikan sarana pertempuran kepada Pangkogasgab


dalam rangka pencapaian tugas.

(8) Mengembangkan matriks sinkronisasi antara satu kegiatan


operasi dengan kegiatan operasi yang lain.

(9) Mengembangkan kerangka untuk mendukung keputusan.

(10) Memperkirakan jangka waktu pada keseluruhan operasi dan


pada setiap kejadian kritis.

(11) Menggambarkan persentase kekalahan musuh pada setiap


kejadian penting.

(12) Menentukan waktu dan daerah yang digunakan musuh dalam


penyerangan menggunakan senjata pemusnah massal dan
keperluan pertahanan pasukan kawan terhadap serangan tersebut.

(13) Menentukan waktu dan lokasi penempatan pasukan cadangan.

(14) Menentukan CB musuh yang paling berbahaya.

(15) Menentukan lokasi untuk Pangkogab/Pangkogasgab, Markas/


Posko dan sistem informasi yang digunakan.
33

(16) Menentukan kejadian-kejadian kritis.

(17) Menentukan keperluan dukungan operasi.

(18) Menentukan keperluan untuk pengelabuan militer dan


kejutan/pendadakan.

(19) Memperbaiki keperluan staf intelijen termasuk kriteria


pengawasan dan gambaran grafik operasi terbaru.

(20) Memperbaiki informasi intelijen dan menggabungkan dalam


rencana intelijen, pengintaian dan pengamatan serta rencana
manajemen informasi.

(21) Mengembangkan rencana intelijen, pengamatan dan


pengintaian beserta grafik-grafiknya.

(22) Mengembangkan tujuan operasi informasi dan tugasnya.

(23) Mengembangkan rencana bantuan tembakan, teknisi,


pertahanan udara, operasi informasi dan dukungan serta grafik
kriteria pengawasan.

(24) Menentukan akibat dari operasi yang dilaksanakan oleh


pasukan kawan dan pasukan musuh terhadap masyarakat sipil serta
infrastruktur, dan sebaliknya.

(25) Mengidentifikasi lokasi-lokasi penting dan tempat dimana


keputusan penting akan diambil serta keperluan informasi intelijen
untuk mendukungnya.

(26) Menentukan waktu untuk mengkonsentrasikan kekuatan dan


waktu dimulainya serangan serta menghadapi serangan.
(27) Menentukan waktu kritis pengerahan kekuatan termasuk sistem
informasi.

(28) Menentukan, menganalisa dan mengevaluasi kekuatan serta


kelemahan pada setiap CB.

(29) Mengintegrasikan setiap sasaran pada saat operasi termasuk


mengidentifikasi atau meyakinkan sasaran yang penting serta
menyusun petunjuk penyerangan.

(30) Menentukan kerusakan, memperkirakan resiko, menjalankan


34

pengawasan terhadapnya dan menentukan resiko lainnya.

e) Briefing Olah Yudha (saran kegiatan tambahan jika waktu


memungkinkan). Apabila waktu memungkinkan Staf Pangkogab/
Pangkogasgab menyelenggarakan Briefing Olah Yudha untuk meyakinkan
bahwa semua satuan mengerti hasil dari Olah Yudha tersebut. Staf
melaksanakan briefing untuk membahas dan meyakinkan bahwa setiap
pokok bahasan dalam Olah Yudha sudah masuk dalam presentasi kepada
Pangkogab/Pangkogasgab pada briefing keputusan CB. Format briefing
Olah Yudha adalah sebagai berikut :

(1) Tugas dari satuan atas, keinginan Pangkogab/ Pangkogasgab


dan rencana pengelabuan militer.

(2) Memperbaharui data intelijen daerah operasi.

(3) CB pasukan sendiri dan musuh yang disimulasikan termasuk:

(a) Kejadian kritis yang menentukan.

(b) Kemungkinan aksi dan reaksi musuh.

(c) Modifikasi dari CB.

(d) Kekuatan dan kelemahan.

(e) Hasil akhir dari Olah Yudha.

(4) Praanggapan.

(5) Metode Olah Yudha yang digunakan.

Proses
Yudha)
∙ perbandingan antar CB
∙ Staf analisa thd keuntungan
Input & kekurangan CB yg ∙ perbandingkan CB utk
Hasil Analisa CB (Olah durumuskan dapatkan CB terbaik bila
dihadapkan dgn dgn CB Ketujuh ❖ Pilih CB terbaik dari
musuh Output masing’s Staf
❖ Matrik
keuntungan &
Gambar 8 : Langkah kerugian

g. Langkah Ketujuh, “Perbandingan CB”. Dilaksanakan oleh seluruh Staf dimulai


dari mengevaluasi keuntungan dan kerugian dari setiap CB yang terlihat pada saat
olah perang/olah yudha, selanjutnya membandingkan setiap keuntungan dan
kerugian
35

satu CB dengan keuntungan dan kerugian CB yang lain. Tugas Staf juga
membandingkan seluruh CB untuk mendapatkan CB yang terbaik bila dihadapkan
dengan CB musuh. CB yang terbaik harus memenuhi kriteria.

1) Kriteria Perbandingan Cara Bertindak.

a) Mempunyai resiko yang paling kecil.

b) Menempatkan pasukan/kekuatan yang memiliki postur terbaik pada


operasi yang akan dilaksanakan.

c) Memberikan kesempatan satuan bawah untuk berinisiatif.

d) Memberikan fleksibilitas yang terbaik dan berbagai kesempatan untuk


menghadapi musuh yang tidak diduga.

2) Metode Perbandingan Cara Bertindak. Perbandingan CB oleh staf harus


menggunakan beberapa teknik pengambilan keputusan yang dapat
menghasilkan rekomendasi yang terbaik, sehingga Pangkogab/Pangkogasgab
dapat membuat keputusan yang terbaik pula. Teknik yang terbaik adalah
menggunakan kriteria penilaian yang dapat memperkirakan efektivitas dan
efisiensi dari setiap CB. Staf masing-masing dapat menggunakan cara untuk
memperbandingkan CB sesuai dengan bidang tugasnya. Ka Staf dapat
menentukan setiap kriteria yang mempunyai bobot tertentu sesuai dengan
kepentingan dan keinginan Pangkogab/Pangkogasgab dan Staf
bertanggungjawab terhadap penilaian setiap CB sesuai dengan fungsinya
masing-masing. Metoda perbandingan cara bertindak. Perbandingan
sebenarnya/nyata dapat mengikuti berbagai teknik yang digunakan oleh staf
untuk memberikan rekomendasi terbaik kepada Panglima dalam mengambil
keputusan yang terbaik. Teknik umum yang digunakan adalah sebagai berikut:
a) Cara I : Matriks Analisa perbandingan CB dengan menggunakan
Angka. Sistem Numerical analisis terdapat 3 komponen:

(1) CB. Merupakan CB-CB yang dihasilkan/ ditentukan setelah


pelaksanaan Olah Yudha.

(2) Aspek/kriteria. CB-CB dibandingkan dengan aspek/kriteria yang


diharapkan dapat menghasilkan kejayaan/ keberhasilan pelaksanaan
tugas pokok/misi. Kriteria yang ditentukan merupakan hal-hal yang
ditemukan dari hasil pengembangan dan analisa CB pada saat Olah
Yudha. Kriteria ini akan diperbaiki oleh Pangkogab/Pangkogasgab
atau Ka Staf, sebaiknya meliputi aspek/kriteria dari:
36

(a) Pencapaian dari tugas pokok dan tugas-tugas yang telah


dianalisa.

(b) Pencapaian dari kejadian yang menentukan.

(c) Aplikasi dari prinsip-prinsip perang.

(d) Aplikasi dari prinsip-prinsip doktrin dan berbagai pertimbangan


yang mendasar sesuai jenis/tipe operasi yang akan dilaksanakan.

(e) Tingkat resiko dihadapkan pada kemungkinan kerugian


yang dapat diterima oleh Panglima.

(3) Pembobotan. Bobot dari setiap kriteria ditentukan oleh Ka Staf


dimana penentuan nilai bobotnya dibuat berdasarkan kepentingan
yang terkait diantara kriteria tersebut sesuai dengan keinginan
Panglima, prioritas dan keberhasilan dari perencanaan operasi.

(4) Penentuan nilai numerikal terhadap aspek atau kriteria ditentukan


oleh pertimbangan staf dihadapkan pada CB yang dipilih.

(5) Keterangan tentang nilai numerikal:

(a) Angka 1 menunjukkan nilai yang baik.

(b) Angka 2 menunjukkan nilai yang cukup.

(c) Angka 3 menunjukkan nilai yang tidak memuaskan.

(6) Matriks Analisa Perbandingan CB Cara I.


ASPEK/KRITERIA WEIGHT/BOB CB/COA CB/COA CB/CO
(note 1) OT (note 2) 1 (note 3) 2 (note A 3
3) (note
3)
Manuver 3 2 (6) 3 (9) 1 (3)

Kesederhanaan 3 3 (9) 1 (3) 2 (6)

Tembakan 3 2 (6) 1 (3) 3 (9)

Intelijen 1 3 (3) 2 (2) 1 (1)

Artileri Pertahanan Udara 1 1 (1) 3 (3) 2 (2)

Mobilitas/kemampuan 1 3 (3) 2 (2) 1 (1)


bertahan

Dukungan pelayanan 1 2 (2) 1 (1) 3 (3)


Operasi

Komando dan Kendali 1 1 (1) 2 (2) 3 (3)

Resiko 2 1 (2) 2 (4) 3 (6)

37
Operasi Informasi 1 2 (2) 1 (1) 3 (3)

TOTAL 20 (35) 17 (30) 22 (37)

Keterangan:
1. Kriteria yang dicantumkan dirumuskan pada langkah kelima pada analisa CB.
2. Ka Staf menentukan/menetapkan satu atau lebih kriteria dengan memberikan
bobot berdasarkan pada keterkaitan kriteria mana yang lebih penting. 3. CB yang
dipilih untuk diolah yudha.
Prosedur : Staf memberikan nilai berupa angka pada setiap kriteria setelah
mensimulasikan CB Nilai yang diberikan berhubungan dengan keuntungan dan
kerugian pada setiap kriteria masing-masing CB. Nilai yang terendah adalah
yang terbaik. Penilaian yang diberikan pada setiap kolom dikalikan dengan
bobot dan hasilnya diletakkan disamping dari nilai tersebut. Ketika
menggunakan pembobotan, nilai yang rendah menunjukkan pilihan yang
terbaik. Sebagai contoh : CB 2 adalah CB yang terbaik berdasarkan nilai-nilai
yang diberikan sesuai dengan pembobotan pada masing-masing kriteria.

b) Cara II : Matriks Analisa perbandingan CB dengan menggunakan


Broad Catagories.
Faktor-faktor CB

1 2

Perkiraan korban + -

Route pelolosan medis - +


Daerah yang cocok untuk fasilitas kesehatan 0 0

Fasilitas tawanan perang yang tersedia - +

Lokasi Posko yang cocok - +

Caraka dan rute distribusi - +

Akibat dari tambahan dan pelepasan pada suatu paduan - +


kekuatan, laporan korban dan operasi-operasi yang
dialihkan

Sisa resiko + -

Total -3 3

Keutamaan CB 2 1

Catatan : Faktor-faktor diatas adalah contoh aplikasi yang tidak selalu harus ada

c) Cara III : Matriks analisa perbandingan CB dengan menggunakan


analisa Subyektif berdasarkan keuntungan dan kerugian.
Cara Bertindak Keuntungan Kerugian

38

CB-1 1. Operasi yang Operasi yang


menentukan dapat menentukan akan
menghindari rintangan menghadapi
medan yang menghambat. pertahanan lawan yang
2. Mempunyai ruang gerak lebih kuat pada saat awal
yang cukup untuk pelaksanaan operasi.
melaksanakan operasi
yang menentukan dan
pengerahan pasukan
cadangan.

CB-2 1. Operasi utama 1. Pasukan cadangan


mendapatkan keuntungan kemungkinan akan
lebih baik pada awal dikerahkan lebih awal
kegiatan pengamatan. 2. di daerah operasi
Bentuk operasi tersebut yang
memberikan perlindungan ditentukan
terhadap operasi yang 2. Memerlukan rencana
ditentukan terutama yang detail, prosedur
pada pasukan yang telah diuji dan
lambung. pengawasan/kendali
yang ketat.
Catatan : CB yang terbaik adalah yang mempunyai keuntungan yang lebih
banyak daripada kerugian.

Matriks analisa tingkat perkiraan resiko


yang akan dihadapi dari analisa perbandingan CB
PERKIRAAN RESIKO CB-1 CB-2 CB-3 KET.

Kehilangan kemampuan + - +

Kemampuan melanjutkan operasi + - -

Kerugian personel + + +

Dampak/pengaruh dari lingkungan + - -

Implikasi terhadap sosial dan masyarakat - - +

Total 4 1 3

Keutamaan/Penentuan CB 3 1 2

Catatan :
- Tanda positif menunjukkan pengakuan/kondisi nyata terhadap pernyataan resiko
yang akan dihadapi.
- Tanda negatif menunjukkan pengakuan tidak adanya kebenaran terhadap resiko
yang akan dihadapi.
- Penentuan CB terbaik berdasarkan total angka terkecil (dalam contoh ini CB-2 yang
terbaik).

Proses
Input Membandingkan CB yang oleh

Hasil perbandingan CB yang dipilih oleh Staf


sudah dengan CB yang dirumuskan Output
dikoordinasikan antar Staf Panglima, untuk ditentukan
(diputuskan) CB yang terbaik CB terbaik
39

Gambar 9 : Langkah Kedelapan

h. Langkah Kedelapan, “Briefing Pemilihan CB Terbaik dan Keputusan CB”.


Setelah CB sesuai dengan rekomendasi Staf maka Staf akan menentukan CB yang
terbaik selanjutnya menyarankan kepada Panglima melalui briefing Staf. Setelah
Panglima menerima paparan Kepala Staf mengenai CB terbaik, maka Panglima
menentukan CB terbaik dengan membandingkan dengan CB yang dibuat Panglima
sendiri dan memberikan petunjuk untuk memodifikasi CB apabila diperlukan serta
mensimulasikannya kembali. Proses pada briefing keputusan CB adalah sebagai
berikut:

1) Dalam pelaksanaan briefing keputusan CB kepada Pangkogab/


Pangkogasgab, Staf harus memasukan bahan-bahan briefing meliputi:

a) Keinginan dari Komando Atas.


b) Status dari kekuatan dan komponen pendukungnya.
c) Informasi Intelijen daerah operasi yang terbaru.
d) Pertimbangan-pertimbangan didalam CB termasuk:
(1) Praanggapan yang digunakan.
(2) Hasil dari perkiraan staf.
(3) Ringkasan dari Olah Yudha pada setiap CB termasuk kejadian
kejadian penting, modifikasi CB dan hasil dari Olah Yudha.
(4) Keuntungan-keuntungan dan kekurangan-kekurangan (termasuk
resiko) dari setiap CB ini dapat dibahas dengan menggunakan
analisa angka dan analisa subyektif pada gambar di atas.

2) Setelah melaksanakan briefing keputusan, Pangkogab/ Pangkogasgab


memilih CB terbaik, apabila Pangkogab/ Pangkogasgab menolak semua CB
maka Staf harus memulai mengembangkan CB kembali. Jika Pangkogab/
Pangkogasgab memodifikasi atau mengubah CB secara total, maka Staf harus
melaksanakan Olah Yudha kembali dan memberikan hasilnya kepada
Pangkogab/Pangkogasgab dengan rekomendasi.

Input
❖ Pang & Staf menyusun Kep & KUKM/KUO
Output Ke &
40

Gambar 10 : Langkah Kesembilan

i. Langkah Kesembilan, “Keputusan dan Konsep Umum Kampanye


Militer/Konsep Umum Operasi”. Staf mempersiapkan Keputusan dan Konsep
Umum Kampanye Militer/Konsep Umum Operasi sesuai dengan CB terbaik, konsep
operasi secara detail dan keperluan informasi untuk mendukung keperluan operasi.
Keputusan dan Konsep Umum Kampanye Militer/Konsep Umum Operasi terdiri dari
seluruh informasi yang diperlukan satuan pelaksana dalam melakukan operasi
namun tidak menghalangi
inisiatif bawahan dalam melaksanakan koordinasi guna memperlancar operasi.

Briefing sinkronisasi Keputusan dan Konsep Umum Kampanye Militer/KUKM


(Kogab) dengan Konsep Umum Operasi/KUO (Kogasgab), diawali dengan cara Para
Pangkogasgab memaparkan Keputusan dan Konsep Umum Operasi/KUO kepada
Pangkogab yang juga sudah memiliki Keputusan dan Konsep Umum Kampanye
Militer/KUKM. Hasil briefing sinkronisasi Kep & KUKM (Kogab) dengan Kep & KUO
(Kogasgab) dipaparkan ke Panglima TNI (bila diminta) dan bila tidak diminta
paparan, Keputusan dan KUKM/KUO tersebut harus dikirimkan kepada Panglima
TNI untuk mendapat persetujuan (Acc).

Bila Konsep Umum Kampanye Militer/KUKM dan Konsep Umum Operasi/KUO


telah disetujui oleh Panglima TNI, selanjutnya Konsep Umum Operasi/KUO
Kogasgab dapat disampaikan kepada unsur-unsur Satuan Bawah (Satgas),
selanjutnya Para Komandan Satuan Bawah (Dansatgas) sudah bisa melaksanakan
proses analisa tugas pokok di satuannya masing-masing.
(KUO) Panglima TNI.
Proses
Input
Staf Kogab dan Kogasgab Output
Konsep Umum Kampanye menyusun RGB
Rencana Garis Besar
Militer (KUKM) & berdasarkan Kep & Kogab & Kogasgab
Konsep Umum Operasi KUKM/KUO yg disetujui

Gambar 11 : Langkah Kesepuluh


41

j. Langkah Kesepuluh, “Penyusunan RGB”. Staf dipimpin oleh Wapang/Kas


menyusun RGB yang berisi kegiatan detail yang dilaksanakan oleh satuan bawah
meliputi susunan organisasi operasi, perencanaan waktu operasi dan perincian
keperluan dukungan baik administrasi maupun logistik selama operasi. RGB
dipaparkan kepada Pangkogab/Pangkogasgab oleh staf sesuai dengan bidang
masing
masing.
. Proses
Input Rencana Garis Besar Kogab menyusun konsep
Renkam & Kogasgab
menyusun Konsep RO Kesebelas
Output
Konsep Renkam Kogab
& Konsep RO Kogasgab

Gambar 12 : Langkah

k. Langkah Kesebelas, “Penyusunan Konsep Renkam & RO”. Staf


mempersiapkan konsep Rencana Kampanye Militer (Renkam) & Rencana Operasi
(RO) berdasarkan RGB. Renkam & RO berisi seluruh informasi yang diperlukan
satuan bawah untuk melaksanakan operasi. Selama pembuatan Renkam & RO Staf
harus memperkecil resiko operasi dengan koordinasi dan kerjasama seluruh
kekuatan yang dilibatkan dalam operasi.

Konsep Renkam
& RO yang sudah
diuji.
Input
Konsep
Renkam & RO Proses
Output

Gambar 13 : Langkah Keduabelas


Pengujian Konsep Renkam
& RO beserta rencana
bantuan dan dukungan.
l. Langkah Keduabelas, “Uji Konsep Renkam & RO dengan metode
TFG/TTP/TAMG”. Dalam rangka menyempurnakan Konsep Renkam & RO maka
perlu diadakan Uji Konsep Renkam & RO (TFG/TTP/TAMG) yang dihadiri Panglima,
Staf dan Satuan Bawah. Pada Konsep Renkam & RO ini diharapkan seluruh satuan
dapat memahami bidang tugas masing-masing.

Output InputProses
42

Gambar 14 : Langkah Ketigabelas


m. Langkah Ketigabelas, “Susun Naskah Renkam & RO hasil dari pengujian”.
Hasil Uji Konsep Renkam & RO dengan metode TFG/TTP/TMG/TAMG, dijadikan
sebagai bahan dalam penyusunan Naskah Renkam & RO. Setelah naskah Renkam
& RO disusun selanjutnya dipaparkan kepada Panglima TNI untuk mendapatkan
persetujuan dan bila telah disetujui Panglima TNI maka naskah tersebut siap utk
dioperasionalkan. Seluruh proses sebelum menjadi Renkam & RO yang siap operasi
masih dapat direvisi sesuai situasi dan kondisi musuh serta petunjuk khusus
Panglima TNI.

Proses
Input pelaksanaan operasi. Keempatbelas
Perintah Operasi Output

Supervisi dan memonitor Feed back


secara terus menerus Gambar 15 : Langkah

n. Langkah Keempat belas, “Supervisi dan Feed Back”. Setelah konsep Renkam
& RO menjadi Naskah Renkam & RO maka harus dilakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan operasi sesuai dengan masukan dari satuan bawah tentang
perkembangan operasi yang sedang dilaksanakan. Apabila terjadi perubahan yang
sangat fundamental di lapangan, maka Renkam & RO harus direvisi sesuai dengan
perkembangan keadaan yang sebenarnya. Supervisi dilaksanakan oleh satuan atas
sedangkan satuan bawah melaporkan perkembangan keadaan sesuai dengan situasi
di lapangan.

16. Skema Mekanisme Proses Pengambilan Keputusan Militer (PPKM) Dua Tingkat.
Skema Mekanisme Pengambilan Keputusan (PPKM) dua tingkat yaitu level operasional
pada Markas Kogab dan level taktis pada Kogasgab dalam menyusun perencanaan
Kampanye Militer/operasi gabungan.

a. Skema Pentahapan Pengambilan Keputusan Militer Dua Tingkat.


43
Gambar 16 : Skema Mekanisme Biltus dua tingkat

Keterangan.
1. ATP : Analisa Tugas Pokok
2. Jukcan : Petunjuk Perencanaan Panglima
3. CB : Cara Bertindak
4. Kep : Keputusan
5. KUO : Konsep Umum Operasi
6. RGB : Rencana Garis Besar
7. Renbanduk : Rencana Bantuan dan Dukungan
8. Perkiraan : Estimate
9. RO/PO : Rencana Operasi/Perintah Operasi
10. ACC : Persetujuan
11. Mako Kogasgab : Markas Komando Tugas Gabungan
12. Kogas : Komando Tugas
13. Renfung : Rencana Fungsional

b. Skema/visualisasi Proses Pengambilan Keputusan pada Level Operasional/


Makogab.
44

c. Skema/visualisasi Proses Pengambilan Keputusan Pada Level Taktis/


Makogasgab.
17. Evaluasi.
a.
Jelaskan secara singkat pelaksanaan PPKM ?
b. Jelaskan secara singkat tentang Strata Biltus ?!

c. Jelaskan langkah-langkah PPKM pada Komando Pengendalian Operasional/


Taktis Komando Gabungan/Komando Tugas Gabungan ?.
45
BAB IV

KOMANDO, KENDALI DAN KOMUNIKASI

18. Umum. Dalam rangka menunjang keberhasilan proses pengambilan keputusan militer,
diperlukan kesatuan komando dan pengendalian oleh setiap unsur yang terlibat dalam
proses Biltus. Oleh karena itu,maka untuk menjamin kelancaran pelaksanaan tugas perlu
diatur mekanisme komando, kendali dan komunikasi.

19. Komando.

a. Komando utama proses pengambilan keputusan militer dalam perencanaan


operasi gabungan dan kampanye militer pada tataran strategis berada pada
Panglima TNI. b. Komando operasional proses pengambilan keputusan militer dalam
perencanaan operasi gabungan dan kampanye militer berada pada
Pangkogab/Pangkogasgab.
46
c. Komando taktis proses pengambilan keputusan militer dalam perencanaan
operasi gabungan dan kampanye militer berada pada para Dansatgas.

20. Kendali.

a. Kendali Operasional. Kendali operasional proses pengambilan keputusan militer


berada pada Pangkogab/Pangkogasgab.
b. Kendali Taktis. Kendali taktis proses pengambilan keputusan militer berada pada
Para Dansatgas.

21. Komunikasi.

a. Menggunakan Protap, Instap dan Insops Komlek Kogab/Kogasgab TNI secara


terpadu dan terintegrasi.
b. Penggunaan sarana komunikasi di luar Alkom Kogab/Kogasgab TNI sesuai
kebutuhan, dan dapat menjamin kerahasiaan berita.
c. Penggunaan jaring komunikasi proses pengambilan keputusan militer disesuaikan
dengan jaring komunikasi yang tergelar.

22. Evaluasi

a. Jelaskan komando pada PPKM ?


b. Jelaskan kendali pada PPKM ?
c. Jelaskan komunikasi pada PPKM ?
BAB V
EVALUASI AKHIR PELAJARAN
(Bukan Naskah Ujian)

23. Evaluasi Akhir.


a. Jelaskan sasaran PPKM ?

b. Jelaskan secara singkat tentang pendekatan dalam proses Biltus dengan cara
gabungan Analitik ?

c. Jelaskan secara singkat tentang proses menerima tugas pada langkah pertama
PPKM ?

d. Jelaskan secara singkat tentang proses melakukan Analisa pada langkah ke dua
PPKM ?

e. Jelaskan secara singkat tentang proses pengembangan CB pada langkah ke lima


47
PPKM ?

f. Jelaskan secara singkat tentang Fungsi Analisa CB (Olah Yudha) pada langkah ke
enam PPKM ?

BAB VI
PENUTUP

Demikian Naskah Sekolah tentang Proses Pengambilan Keputusan Militer (PPKM) pada
Perencanaan Operasi Gabungan dan Kampanye Militer ini dibuat untuk digunakan
sebagai pedoman dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar di lingkungan Seskoal.
48
47

DAFTAR PUSTAKA

a. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004, tanggal 16 Oktober 2004

tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara RI Tahun 2004

Nomor 127 Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4439);

b. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/258/IV/2013 tanggal 5 April 2013

tentang Doktrin Operasi Gabungan;

c. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/265/IV/2013 tanggal 5 April 2013

tentang Doktrin Kampanye Militer;

d. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/266/IV/2013 tanggal 5 April 2013

tentang Doktrin Proses Pengambilan Keputusan Militer (PPKM) pada

Perencanaan Operasi Gabungan dan Kampanye Militer; e. Keputusan

Panglima TNI Nomor Kep/816/X/2016 tanggal 6 Oktober 2016 tentang

Stratifikasi dan Pemetaan Doktrin TNI; dan f. Keputusan Panglima TNI

Nomor Kep/555/VII/2018 tanggal 6 Juni 2018 tentang Doktrin Tentara

Nasional Indonesia “Tri Dharma Eka Karma” (Tridek).

48
LEMBAR LAMPIRAN

LAMPIRAN ‘A’

FORMAT
ANALISA TUGAS POKOK PANGLIMA

(KLASIFIKASI)

Markas Komando yang mengeluarkan


Tempat pengeluaran
Tanggal, jam, bulan, tahun

Analisa Tugas Pokok Panglima........(Sesuai nomor urut pengeluaran)

1. ANALISA DIREKTIF KOMANDO ATAS

a. Kebijakan/keinginan Komando Atas.


b. Tugas pokok dari satuan samping/pendukung yang ada kaitannya dengan
rencana operasi.
c. Dukungan Intelijen.
d. Dukungan Operasi dan sarana kekuatan.
e. Dukungan Logistik dan prasarana yang tersedia.
f. Dukungan Teritorial.
g. Dukungan Komlek.

2. ANALISA PUSAT KEKUATAN SENDIRI

a. Kekuatan dan kemampuan sendiri.

1) Kekuatan dan kemampuan darat.


2) Kekuatan dan kemampuan udara.
3) Kekuatan dan kemampuan laut.
4) Kemampuan pernika.
5) Kekuatan dan kemampuan pertahanan sipil (Non Reguler/Wamil).

b. Kebutuhan kritis pasukan sendiri.

c. Kerawanan pasukan sendiri yang paling kritis.

d. Kebebasan bertindak.
1) Tentukan kendala. Harus temukan kendala yang pengaruhi kebebasan
bertindak/bermanuver, kendala itu biasanya terdapat dalam skema manuver,
konsep operasi atau pada arahan penyatuan/instruksi koordinasi.

2) Hambatan yang pengaruhi kebebasan bertindak/bermanuver


3) Tingkat resiko yang sanggup diterima.

e. Semangat bertempur sendiri.

3. PRAANGGAPAN

Tentukan berbagai praanggapan yang dapat mempengaruhi terjadinya perubahan


terhadap RENKAM/RO yang dirumuskan.

4. ANALISA TUGAS DARI ASPEK OPERASIONAL


a. Tugas Khusus. Berupa tugas operasi yang langsung ditentukan dari direktif
Panglima TNI/Pangkogab.

b. Tugas Terkandung. Berupa tugas-tugas operasional yang tidak dinyatakan di


dalam tugas pokok yang diberikan oleh markas komando atasan (merupakan tugas
operasional untuk mendukung operasi yang ditentukan pada tugas khusus).

c. Tugas Pokok Hasil Analisa. (Tugas yang dinyatakan kembali/Tunyali). Berupa


keseluruhan operasi yang dirumuskan dalam tugas khusus dan tugas tugas
operasional yang ditemukan/tugas terkandung.

5. ANALISA WAKTU OPERASI


a. Penentuan waktu yang penting untuk pelaksanaan operasi.
b. Jarak tempuh yang diperlukan untuk melaksanakan operasi
c. Rencana waktu persiapan.
d. Jangka waktu operasi
e. Perencanaan waktu.

6. KEMUNGKINAN CARA BERTINDAK UNTUK MELAKSANAKAN TUGAS POKOK YANG


DINYATAKAN KEMBALI / TUGAS POKOK YANG SUDAH DIANALISA. RAHASIA

a. Konsep manuver. (Si A Bi Di Ba).


1) Siapa yang melaksanakan operasi ?
2) Apa tugas pokok dari satuan tersebut ?
3) Bila operasi dimulai dan berapa lama operasi dilaksanakan ?
4) Dimana Operasi tersebut dilaksanakan ?
5) Bagaimana satuan melaksanakan operasi ?

b. Analisa bantuan-bantuan yang diperlukan.

7. STRUKTUR SUSUNAN TUGAS (ORGANISASI TUGAS KOGAB DAN JAJARANNYA)


8. STRATEGI OPERASIONAL PASUKAN SENDIRI
a. Tentukan kemungkinan sasaran yang dirumuskan pasukan sendiri b.

Tentukan berbagai kemungkinan operasi pasukan sendiri.

c. Sarana utama yang diperlukan pasukan sendiri untuk mendukung


tindakan/konsep operasi yang dirumuskan.

Catatan :

Gambaran konsep strategi operasional Panglima/Komandan dapat dijelaskan dengan


diagram kerangka berpikir seperti di bawah ini :

STRATEGI OPERASIONAL (PASUKAN SENDIRI)

Sasaran Kemungkinan Sarana Ket


operasi

1. 1. 1. 1.
2. 2. 2. 2.
3. Dst 3. Dst 3. Dst 3. Dst

PANGLIMA

NAMA
PANGKAT KORP NRP

51

LAMPIRAN “B”

FORMAT ANALISA TUGAS STAF INTELIJEN

(KLASIFIKASI)

Staf Mako yang mengeluarkan


Tempat pengeluaran
Tanggal, jam, bulan, tahun

Analisa Tugas Staf Intelijen No ...............(Sesuai nomor urut pengeluaran)

1. ANALISA SITUASI DAN KONDISI DAERAH OPERASI


a. Penentuan daerah operasi dan daerah terpengaruh.
b. Analisa keadaan cuaca di daerah operasi dan pengaruhnya terhadap operasi
yang direncanakan oleh musuh maupun pasukan sendiri.
c. Analisa keadaan daerah operasi dan pengaruhnya terhadap operasi-operasi
gabungan yang direncanakan oleh musuh maupun pasukan sendiri.
operasi udara.
1) Keadaan daerah operasi
darat. 2) Keadaan daerah Terkait dengan tugas-tugas
operasi laut. 3) Keadaan daerah operasi dan taktis
d. Analisa karakteristik keadaan lingkungan di daerah operasi dan pengaruhnya
terhadap operasi yang direncanakan oleh musuh maupun pasukan sendiri:
1) Demografi yang ada di daerah operasi.
2) Faktor Ideologi, politik, sosial, ekonomi, sosial, budaya dan keamanan.
3) Infrastruktur (Transportasi, telekomunikasi)

2. PRAANGGAPAN
Tentukan berbagai praanggapan yang dapat mempengaruhi terjadinya perubahan
terhadap rencana operasi yang dirumuskan oleh musuh.

3. ANALISA PUSAT KEKUATAN MUSUH


a. Kekuatan dan kemampuan musuh
1) Kekuatan dan kemampuan darat.
2) Kekuatan dan kemampuan udara.
3) Kekuatan dan kemampuan laut.
4) Kemampuan pernika.
5) Kekuatan dan kemampuan pasukan non reguler (Paramiliter dan
insurgent). 6) Dan lain-lain
b. Kebutuhan kritis musuh.
c. Kerawanan musuh yang paling kritis.
d. Kebebasan bertindak musuh.
1) Kendala-kendala yang dihadapi musuh (Masih bisa dilakukan). 2)
Hambatan-hambatan yang dihadapi musuh (Tidak dapat dilakukan).
52

3) Pembatasan-pembatasan.
4) Keterangan yang diperlukan musuh.
5) Bantuan yang diperlukan musuh.
e. Semangat bertempur musuh.

4. KEBUTUHAN INFORMASI YG DIPERLUKAN.


a. UUK.
b. PIL.

5. ANALISA STRATEGI OPERASIONAL MUSUH


a. Tentukan kemungkinan sasaran yang dirumuskan musuh.
b. Tentukan berbagai kemungkinan operasi musuh (Evaluasi dan tentukan CB
musuh yang paling mungkin).
c. Sarana utama yang diperlukan musuh untuk mendukung CB yang dirumuskan
paling kritis.

Catatan :
Gambaran analisa strategi operasional musuh dapat dijelaskan dengan diagram kerangka
berpikir seperti di bawah ini :

RAHASIA
STRATEGI OPERASIONAL (MUSUH)

Sasaran Kemungkinan operasi Sarana Ket

1. 1. 1. 1.
2. 2. 2. 2.
3. Dst 3. Dst 3. Dst 3. Dst

ASISTEN INTELIJEN

NAMA
PANGKAT KORP NRP

_______________________________________________________________________

53

LAMPIRAN “C”

FORMAT
ANALISA TUGAS STAF OPERASI
(KLASIFIKASI)

Staf Mako yang mengeluarkan


Tempat pengeluaran
Tanggal, jam, bulan, tahun

Analisa Tugas Staf Operasi No ...............(Sesuai nomor urut pengeluaran)

1. ANALISA PUSAT KEKUATAN SENDIRI


a. Kekuatan dan kemampuan sendiri
1) Kekuatan dan kemampuan darat
2) Kekuatan dan kemampuan udara
3) Kekuatan dan kemampuan laut
4) Kemampuan pernika
5) Kekuatan dan kemampuan pertahanan sipil (Non Reguler/Wamil) b.
Kebutuhan kritis pasukan sendiri.
c. Kerawanan pasukan sendiri yang paling kritis.
d. Kebebasan bertindak
1) Tentukan kendala. Harus temukan kendala yang pengaruhi kebebasan
bertindak/bermanuver, kendala itu biasanya terdapat dalam skema manuver,
konsep kampanye atau pada arahan penyatuan/instruksi koordinasi.
2) Hambatan yang pengaruhi kebebasan bertindak/bermanuver
3) Tingkat resiko yang sanggup diterima.
e. Semangat bertempur sendiri.

2. PRAANGGAPAN
Tentukan berbagai praanggapan yang dapat mempengaruhi terjadinya perubahan
terhadap Renkam/RO yang dirumuskan oleh komando sendiri.

3. ANALISA TUGAS DARI ASPEK OPERASIONAL


a. Tugas khusus. Berupa tugas operasi yang langsung ditentukan dari direktif
Panglima TNI/Pangkogab.
b. Tugas terkandung. Berupa tugas-tugas operasional yang tidak dinyatakan di
dalam tugas pokok yang diberikan oleh markas komando atasan (merupakan tugas
operasional untuk mendukung operasi yang ditentukan pada tugas khusus.
c. Tugas pokok hasil analisa (Tugas yang dinyatakan kembali/Tunyali). Berupa
keseluruhan operasi yang dirumuskan dalam tugas khusus dan tugas-tugas
operasional yang ditemukan/tugas terkandung (masih berupa saran/konsep, belum
diputuskan).

4. ANALISA WAKTU OPERASI


a. Penentuan waktu yang penting untuk pelaksanaan kampanye. b.
Jarak tempuh yang diperlukan untuk melaksanakan kampanye c.
Rencana waktu persiapan.
d. Jangka waktu kampanye.
54

e. Perencanaan waktu.

5. KEMUNGKINAN-KEMUNGKINAN CARA BERTINDAK UNTUK MELAKSANAKAN


TUGAS POKOK YANG SUDAH DIANALISA
a. Konsep manuver. SIABIDIBA (pada level operasi)
1) Siapa yang melaksanakan operasi ?
2) Apa tugas pokok dari satuan tersebut ?
3) Bila kampanye dimulai & berapa lama kampanye dilaksanakan ? 4)
Dimana Kampanye tersebut dilaksanakan ?
5) Bagaimana satuan melaksanakan Kampanye ?
b. Analisa bantuan-bantuan yang diperlukan.
1) Operasi Intelijen.
2) Operasi Kewilayahan.
3) Operasi Pernika.
4) Operasi bantuan lainnya.

6. SARAN AWAL TENTANG STRUKTUR SUSUNAN TUGAS (ORGANISASI TUGAS


KOGAB DAN JAJARANNYA)

7. KEBUTUHAN INFORMASI YANG DIPERLUKAN DARI ASPEK OPERASI


a. Kekuatan dan kemampuan musuh beserta kemungkinan operasi yang akan
dilaksanakan.
b. Kekuatan dan kemampuan sendiri.

8. STRATEGI OPERASIONAL PASUKAN SENDIRI


a. Tentukan kemungkinan sasaran yang dirumuskan pasukan sendiri b.
Tentukan berbagai kemungkinan operasi pasukan sendiri.
c. Sarana utama yang diperlukan pasukan sendiri untuk mendukung tindakan
/konsep operasi yang dirumuskan.

Catatan :
Gambaran strategi operasional pasukan sendiri dapat dijelaskan dengan diagram
kerangka berpikir seperti di bawah ini :
STRATEGI OPERASIONAL (PASUKAN SENDIRI)

Sasaran Kemungkinan Sarana Keterangan


Operasi

1. 1. 1. 1.
2. 2. 2. 2.
3. Dst 3. Dst 3. Dst 3. Dst

ASISTEN OPERASI

NAMA
PANGKAT KORP NRP
55

LAMPIRAN “ D”

FORMAT
ANALISA TUGAS STAF PERSONEL
(KLASIFIKASI)

Staf Mako yang mengeluarkan


Tempat pengeluaran
Tanggal, jam, bulan, tahun

Analisa Tugas Staf Personel No .............(Sesuai nomor urut pengeluaran)

1. ANALISA KEADAAN PERSONEL.

Menyampaikan kondisi nyata personel terkini (fakta yang ada terkait dengan
kondisi nyata personel) meliputi :

a. Disposisi satuan & instalasi administrasi.

b. Pemeliharaan kekuatan satuan.


1) Kekuatan.
2) Tenaga pengganti.
c. Pengembangan & pemeliharaan moril
(Memberikan penjelasan tentang kondisi semangat tempur yang dimiliki) dan
pelayanan personel.

d. Pemeliharaan disiplin, hukum dan tata tertib.

e. Pembinaan markas.

2. PRAANGGAPAN.

Tentukan berbagai praanggapan yang dapat mempengaruhi terjadinya perubahan


terhadap RENKAM/RO yang dirumuskan oleh komando sendiri dari aspek dukungan
personel.

3. ANALISA TUGAS DARI ASPEK DUKUNGAN PERSONEL.

a. Tugas khusus. Berupa tugas operasi yang langsung ditentukan dari direktif
Panglima TNI/Pangkogab.

b. Tugas terkandung. Berupa tugas-tugas yang diketemukan dari aspek dukungan


personel.

c. Tugas-tugas penting hasil analisa. Berupa keseluruhan tugas-tugas yang


dirumuskan dalam tugas khusus dan tugas-tugas terkandung yang ditemukan dari
aspek dukungan personel.
4. ANALISA KENDALA YANG DIHADAPI DAN UPAYA MENGATASI DARI ASPEK
PERSONEL.

a. Tentukan kendala yang dapat mempengaruhi rencana operasi dari aspek


personel.

b. Tentukan upaya untuk mengatasi kendala tersebut.

c. Tentukan permintaan keterangan yang diperlukan.

5. ANALISA HAMBATAN YANG DIHADAPI DAN BANTUAN YANG DIPERLUKAN. a.


Tentukan hambatan yang dapat mempengaruhi rencana operasi dari aspek
personel.

b. Tentukan bantuan yang diperlukan untuk mengatasi hambatan tersebut.

6. KEBUTUHAN INFORMASI YANG DIPERLUKAN DARI ASPEK DUKUNGAN


PERSONEL.
a. Kekuatan dan kemampuan dukungan personel musuh.

b. Kekuatan dan kemampuan dukungan personel sendiri.

7. STRATEGI OPERASIONAL ASPEK PERSONEL


a. Tentukan kemungkinan sasaran yang ingin dicapai dari aspek personel untuk
mendukung tugas pokok.
b. Tentukan berbagai kemungkinan dukungan personel.

c. Sarana utama yang diperlukan untuk mendukung operasi yang dirumuskan.

Catatan : Gambaran strategi operasional dukungan personel dapat dijelaskan dengan


diagram kerangka berpikir seperti di bawah ini:

STRATEGI OPERASIONAL DUKUNGAN PERSONEL

Sasaran Kemungkinan Sarana Keterangan


dukungan Personel

1. 1. 1. 1.
2. 2. 2. 2.
3. Dst 3. Dst 3. Dst 3. Dst

ASISTEN PERSONEL

NAMA
PANGKAT KORP NRP
_______________________________________________________________________
57

LAMPIRAN “E”

FORMAT
ANALISA TUGAS STAF LOGISTIK

(KLASIFIKASI)

Staf Mako yang mengeluarkan


Tempat pengeluaran
Tanggal, jam, bulan, tahun

Analisa Tugas Staf Logistik No ...............(Sesuai nomor urut pengeluaran)

1. ANALISA KEADAAN LOGISTIK.

Menyampaikan kondisi nyata logistik terkini (fakta yang ada terkait dengan kondisi
nyata logistik) meliputi :

a. Disposisi instalasi dan logistik

b. Material dan pelayanan


1) Perbekalan
2) Angkutan
3) Pelayanan

c. Perlengkapan dan perawatan kesehatan


d. Pengungsian korban

e. Konstruksi

2. PRAANGGAPAN.
Tentukan berbagai pranggapan yang dapat mempengaruhi terjadinya perubahan
terhadap RENKAM/RO yang dirumuskan oleh komando sendiri dari aspek dukungan
logistik.

3. ANALISA TUGAS DARI ASPEK DUKUNGAN LOGISTIK.


a. Tugas khusus. Berupa tugas operasi yang langsung ditentukan dari direktif
Panglima TNI/Pangkogab.

b. Tugas terkandung. Berupa tugas operasional dari aspek dukungan logistik.

c. Tugas-tugas penting hasil analisa. Berupa keseluruhan tugas-tugas yang


dirumuskan dalam tugas khusus dan tugas-tugas terkandung yang ditemukan dari
aspek dukungan logistik.

4. ANALISA KENDALA YANG DIHADAPI DAN UPAYA MENGATASI DARI ASPEK


LOGISTIK.
58
a. Tentukan kendala-kendala yang dapat mempengaruhi rencana operasi dari
aspek logistik.
b. Tentukan upaya-upaya untuk mengatasi kendala-kendala tersebut. c.
Tentukan permintaan keterangan yang diperlukan.

5. ANALISA HAMBATAN-HAMBATAN YANG DIHADAPI DAN BANTUAN YANG


DIPERLUKAN.

a. Tentukan hambatan-hambatan yang dapat mempengaruhi rencana operasi dari


aspek logistik.
b. Tentukan bantuan yang diperlukan untuk mengatasi hambatan-hambatan
tersebut.

6. KEBUTUHAN INFORMASI YANG DIPERLUKAN DARI ASPEK LOGISTIK.

a. Kekuatan dan kemampuan dukungan logistik musuh.


b. Kekuatan dan kemampuan dukungan logistik sendiri.

7. STRATEGI OPERASIONAL ASPEK LOGISTIK

a. Tentukan kemungkinan sasaran yang ingin dicapai dari aspek logistik untuk
mendukung tugas pokok.
b. Tentukan berbagai kemungkinan dukungan logistik.
c. Sarana utama yang diperlukan untuk mendukung CB yang dirumuskan.
Catatan :

Gambaran strategi operasional dukungan logistik dapat dijelaskan dengan diagram


kerangka berpikir seperti di bawah ini :
STRATEGI OPERASIONAL DUKUNGAN LOGISTIK

Sasaran Kemungkinan Sarana Keterangan


dukungan Logistik

1. 1. 1. 1.
2. 2. 2. 2.
3. Dst 3. Dst 3. Dst 3. Dst

ASISTEN LOGISTIK

NAMA
PANGKAT KORP NRP

__________________________________________________________________
59

LAMPIRAN “F”

FORMAT
ANALISA TUGAS STAF PERENCANAAN

(KLASIFIKASI)

Staf Mako yang mengeluarkan


Tempat pengeluaran
Tanggal, jam, bulan, tahun

Analisa Tugas Staf Perencanaan No ...............(Sesuai nomor urut pengeluaran)

1. ANALISA PUSAT KEKUATAN SENDIRI.

a. Kekuatan dan kemampuan sendiri;

1) Kekuatan dan kemampuan darat;

2) Kekuatan dan kemampuan laut;

3) Kekuatan dan kemampuan udara;

4) Kemampuan pernika;

5) Kekuatan dan kemampuan pertahanan sipil (Non Reguler/Wamil). b.


Kebutuhan kritis pasukan sendiri.

c. Kerawanan pasukan sendiri yang paling kritis.

d. Kebebasan bertindak:

1) Tentukan kendala. Harus temukan kendala yang pengaruhi kebebasan


bertindak/bermanuver, kendala itu biasanya terdapat dalam skema manuver,
konsep operasi atau pada arahan penyatuan/instruksi koordinasi.

2) Hambatan yang pengaruhi kebebasan bertindak/bermanuver. 3)


Tingkat resiko yang sanggup diterima.

e. Semangat bertempur sendiri.

2. PRAANGGAPAN

Tentukan berbagai praanggapan yang dapat mempengaruhi terjadinya perubahan


terhadap RENKAM/RO yang dirumuskan oleh komando sendiri.

3. ANALISA TUGAS DARI ASPEK PERENCANAAN

a. Tugas khusus. Berupa tugas operasi yang langsung ditentukan dari direktif
Panglima TNI/Pangkogab.
60

b. Tugas terkandung. Berupa tugas-tugas operasional yang tidak dinyatakan di


dalam tugas pokok yang diberikan oleh markas komando atasan (merupakan tugas
operasional untuk mendukung operasi yang ditentukan pada tugas khusus).

c. Tugas pokok hasil analisa (Tugas yang dinyatakan kembali/Tunyali). Berupa


keseluruhan operasi yang dirumuskan dalam tugas khusus dan tugas-tugas
operasional yang ditemukan/tugas terkandung (masih berupa saran/konsep, belum
diputuskan).

4. ANALISA WAKTU PERENCANAAN OPERASI

a. Waktu Operasi Pokok yang akan dilaksanakan

1) Penentuan waktu yang penting untuk pelaksanaan kampanye; 2)


Jarak tempuh yang diperlukan untuk melaksanakan kampanye; 3)
Rencana waktu persiapan;

4) Jangka waktu operasi;

5) Perencanaan waktu.

b. Waktu Operasi lanjutan. Kemungkinan melaksanakan operasi lanjutan setelah


kampanye militer adalah operasi Teritorial atau Operasi Gerilya.

1) Hari H jam J ditentukan kemudian.

2) Jarak tempuh yang diperlukan untuk melaksanakan operasi…….. 3)


Rencana waktu persiapan … hari.

4) Jangka waktu operasi: … hari.

5) Perencanaan waktu.
5. KEMUNGKINAN-KEMUNGKINAN CARA BERTINDAK UNTUK MELAKSANAKAN
TUGAS POKOK YANG DINYATAKAN KEMBALI/TUGAS POKOK YANG SUDAH
DIANALISA.

a. Konsep manuver. SIABIDIBA (pada level operasi)

1) Siapa yang melaksanakan kampanye ?

2) Apa tugas pokok dari satuan tersebut ?

3) Bila operasi dimulai dan berapa lama operasi dilaksanakan ?

4) Dimana kampanye tersebut dilaksanakan ?

5) Bagaimana satuan melaksanakan kampanye ?

b. Analisa bantuan-bantuan yang diperlukan.

1) Operasi Intelijen.

2) Operasi Kewilayahan.
61

3) Operasi Pernika.

4) Operasi bantuan lainnya.

6. SARAN AWAL TENTANG STRUKTUR SUSUNAN TUGAS (ORGANISASI TUGAS


KOGAB DAN JAJARANNYA).
a. Susunan Tugas untuk mendukung operasi yang akan dilaksanakan. b.
Susunan Organisasi untuk mendukung operasi Lanjutan

7. KEBUTUHAN INFORMASI YANG DIPERLUKAN DARI ASPEK OPERASI


PERENCANAAN.
a. Kebutuhan Informasi untuk mendukung operasi yang akan dilaksanakan. b.
Kebutuhan Informasi untuk mendukung operasi lanjutan.

8. STRATEGI OPERASIONAL PASUKAN SENDIRI.


a. Tentukan kemungkinan sasaran yang dirumuskan pasukan sendiri b.
Tentukan berbagai kemungkinan operasi pasukan sendiri.

c. Sarana utama yang diperlukan pasukan sendiri untuk mendukung kemungkinan


cara operasi yang dirumuskan.

d. Sarana utama yang diperlukan pasukan sendiri untuk mendukung tindakan


operasi lanjutan.

Catatan :

- Gambaran strategi operasional pasukan sendiri dapat dijelaskan dengan diagram


kerangka berpikir seperti di bawah ini :
STRATEGI PERENCANAAN OPERASI POKOK (PASUKAN SENDIRI)

Sasaran Kemungkinan Sarana Keterangan


operasi

1. 1. 1. 1.
2. 2. 2. 2.
3. Dst 3. Dst 3. Dst 3. Dst

ASISTEN PERENCANAAN

NAMA
PANGKAT KORP NRP
_______________________________________________________________________
62

LAMPIRAN “G”

FORMAT
ANALISA TUGAS STAF KOMLEK

(KLASIFIKASI)

Staf Mako yang mengeluarkan


Tempat pengeluaran
Tanggal, jam, bulan, tahun

Analisa Tugas Staf Komlek No ...............(Sesuai nomor urut pengeluaran)

1. ANALISA KEADAAN KOMUNIKASI DAN ELEKTRONIKA.

Menyampaikan kondisi nyata komlek terkini (fakta yang ada terkait dengan kondisi
nyata komlek) meliputi :

a. Kondisi nyata kesiapan operasi sarana komlek satuan yang tersedia.

1) Siskomma
2) Siskomops Terutama untuk
3) Siskomwil satuan yang terlibat
4) Siskomsus dalam operasi

b. Analisa medan/daerah operasi yang berpengaruh kepada penyelenggaraan


bantuan dukungan komlek.

c. Dan lain-lain yang dipandang perlu untuk disampaikan.

2. PRAANGGAPAN.
Tentukan berbagai pranggapan yang dapat mempengaruhi terjadinya perubahan
terhadap RENKAM/RO yang dirumuskan oleh pasukan sendiri dari aspek dukungan
Komlek.

3. ANALISA TUGAS-TUGAS DARI ASPEK DUKUNGAN KOMLEK. a. Tugas khusus.


Berupa tugas operasi yang langsung ditentukan dari direktif Panglima
TNI/Pangkogab.

b. Tugas terkandung. Berupa tugas operasional dari aspek dukungan Komlek.

c. Tugas-tugas penting hasil analisa. Berupa keseluruhan tugas-tugas yang


dirumuskan dalam tugas khusus dan tugas-tugas terkandung yang ditemukan dari
aspek Komlek.
63
4. ANALISA KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI DAN UPAYA MENGATASI DARI
ASPEK KOMLEK.
a. Tentukan kendala-kendala yang dapat mempengaruhi rencana operasi dari
aspek Komlek.

b. Tentukan upaya-upaya untuk mengatasi kendala-kendala tersebut. c.

Tentukan permintaan keterangan yang diperlukan.

5. ANALISA HAMBATAN-HAMBATAN YANG DIHADAPI DAN BANTUAN YANG


DIPERLUKAN.
a. Tentukan hambatan-hambatan yang dapat mempengaruhi rencana operasi dari
aspek Komlek.

b. Tentukan bantuan yang diperlukan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut.

6. KEBUTUHAN INFORMASI YANG DIPERLUKAN DARI ASPEK KOMLEK. a.


Kekuatan dan kemampuan komlek musuh

b. Kekuatan dan kemampuan komlek sendiri.

7. STRATEGI OPERASIONAL ASPEK KOMLEK.


a. Tentukan kemungkinan sasaran yang ingin dicapai dari aspek komlek untuk
mendukung tugas pokok.

b. Tentukan berbagai kemungkinan dukungan komlek.

c. Sarana utama yang diperlukan untuk mendukung CB yang dirumuskan.

Catatan :
Gambaran strategi operasional dukungan komlek dapat dijelaskan dengan diagram
kerangka berpikir seperti di bawah ini :

STRATEGI OPERASIONAL DUKUNGAN KOMLEK


Sasaran Kemungkinan Sarana Keterangan
dukungan Komlek

1. 1. 1. 1.
2. 2. 2. 2.
3. Dst 3. Dst 3. Dst 3. Dst

ASISTEN KOMLEK

NAMA
PANGKAT KORP NRP
_______________________________________________________________________

RAHASIA

64

LAMPIRAN “H”

FORMAT ANALISA TUGAS STAF TERITORIAL

(KLASIFIKASI)

Staf Mako yang mengeluarkan


Tempat pengeluaran
Tanggal, jam, bulan, tahun

Analisa Tugas Staf Teritorial No .............(Sesuai nomor urut pengeluaran)

1. ANALISA KEADAAN TERITORIAL.

Menyampaikan kondisi nyata teritorial terkini (fakta yang ada terkait dengan kondisi
nyata teritorial) meliputi :

a. Geografi (berkaitan dengan jenis/macam operasi yang akan dilaksanakan oleh


operasi gabungan).
1) Macam medan, iklim dan cuaca untuk kepentingan operasi darat,
2) Macam tumbuh-tumbuhan laut & udara
3) Macam persawahan, ladang dan sebagainya
4) Perairan dan pengairan
5) Bahan tambang

b. Demografi (berkaitan dengan jenis operasi yang direncanakan) 1)


Jumlah penduduk
2) Penyebaran penduduk
3) Penggolongan lapangan kerja
4) Suku bangsa dan adat istiadat
5) Golongan minoritas

c. Kondisi sosial (berkaitan dengan jenis operasi yang direncanakan)

1) Keadaan masyarakat ditinjau dari sudut ideologi


a) Ketahanan masyarakat dalam bidang ideologi
b) Tanggapan masyarakat terhadap pancasila

2) Keadaan masyarakat ditinjau dari segi politis


a) Tingkat kewibawaan pemerintah dan dukungan masyarakat. b)
Kehidupan dan pengaruh kepartaian terhadap pemerintah. c)
Fungsi parpol dalam alam demokrasi kegiatan politik.
d) Organisasi lain yang menjalankan kegiatan politik.
e) Tingkat kesadaran berpolitik masyarakat.

3) Keadaan daerah ditinjau dari segi ekonomi.

a) Taraf hidup masyarakat (apakah terdapat konstradiksi dan


perbedaan yang menyolok).

b) Lokasi pusat ekonomi (perkebunan, pabrik, daerah pertanian,


perikanan, peternakan dan penghasil bahan makanan lainnya).

c) Hambatan dan kepincangan dalam rangka perkembangan ekonomi


(apakah masih terdapat sistem ijon, sistem lintah darat,
penyelahgunaan kekuasaan dalam bidang ekonomi, korupsi dsb)

4) Keadaan daerah ditinjau dari segi sosial dan budaya a) Watak dan

sifat masyarakat, kebiasaan dan kegemaran.

b) Kecerdasan masyarakat (terutama yang berhubungan dengan


kesadaran berbangsa dan bernegara).

c) Ketegangan golongan masyarakat (apakah ada sebagai akibat


pluralisme kulturil atau adakah unsur yang positif menuju integrasi
sosial).

d) Lembaga pendidikan dan sosial (sampai dimana manfaatnya bagi


masyarakat).

e) Tingkat kesehatan penduduk.

f) Kedudukan cendekiawan (sampai dimana pengaruhnya kepada


masyarakat).

5) Keadaan militer.

a) Peranan angkatan bersenjata (termasuk karyawan yang ada di


daerah).

b) Peranan purnawirawan dan cadangan TNI.


c) Kegiatan perlawanan rakyat dalam bidang hansip/wanra (sampai
berapa jauh kegiatan dan tersedianya perlawanan rakyat dalam
bidang tersebut dan efectivitas pengendaliannya).

6) Keadaan daerah ditinjau dari segi agama.

a) Tingkat ketahanan beragama (sampai berapa jauh ketahanan


tersebut yang dikembangkan atas dasar ketuhanan yang Maha Esa.

b) Fanatisme keagamaan (apakah terdapat fanatisme yang


merupakan kerawanan terhadap kekompakan NAS).

c) Keadaan aparatur tersendiri.


(1) Organisasi komando teritorial dan disposisinya.
(2) Aparatur sipil.
(3) Organisasi masyarakat.
(4) Kewenangan pemerintah (berkaitan dengan Banmil dan
Wanmil).

2. PRAANGGAPAN.

Tentukan berbagai pranggapan yang dapat mempengaruhi terjadinya perubahan


terhadap RENKAM/RO yang dirumuskan oleh pasukan sendiri dari aspek dukungan
teritorial.

3. ANALISA TUGAS-TUGAS DARI ASPEK DUKUNGAN TERITORIAL.

a. Tugas khusus. Berupa tugas operasi yang langsung ditentukan dari direktif
Panglima TNI/Pangkogasgab.

b. Tugas terkandung. Berupa tugas operasional dari aspek dukungan Teritorial.

c. Tugas-tugas penting hasil analisa. Berupa keseluruhan tugas-tugas yang


dirumuskan dalam tugas khusus dan tugas-tugas terkandung yang ditemukan dari
aspek dukungan teritorial.

4. ANALISA KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI DAN UPAYA MENGATASI DARI


ASPEK TERITORIAL

a. Tentukan kendala-kendala yang dapat mempengaruhi rencana operasi dari


aspek Teritorial.

b. Tentukan upaya-upaya untuk mengatasi kendala-kendala tersebut. c.

Tentukan permintaan keterangan yang diperlukan.

5. ANALISA HAMBATAN-HAMBATAN YANG DIHADAPI DAN BANTUAN YANG


DIPERLUKAN.
a. Tentukan hambatan-hambatan yang dapat mempengaruhi rencana operasi dari
aspek Teritorial.

b. Tentukan bantuan yang diperlukan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut.

6. KEBUTUHAN INFORMASI YANG DIPERLUKAN DARI ASPEK TERITORIAL. a.

Dukungan masyarakat terhadap operasi yang dilaksanakan.

b. Sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk mendukung operasi.


c. Tenaga bantuan teritorial untuk mendukung operasi.

7. STRATEGI OPERASIONAL ASPEK TERITORIAL

a. Tentukan kemungkinan sasaran yang ingin dicapai dari aspek Teritorial untuk
mendukung tugas pokok.

b. Tentukan berbagai kemungkinan dukungan Teritorial.

c. Sarana utama yang diperlukan untuk mendukung operasi.

Catatan :

Gambaran strategi operasional dukungan teritorial dapat dijelaskan dengan diagram


kerangka berpikir seperti di bawah ini :

STRATEGI OPERASIONAL DUKUNGAN TERITORIAL

SASARAN KEMUNGKINAN SARANA KET


DUKUNGAN
TERITORIAL

1. 1. 1. 1.
2. 2. 2. 2.
3. Dst 3. Dst 3. Dst 3. Dst

ASISTEN TERITORIAL

NAMA
PANGKAT KORP NRP
_______________________________________________________________________

Anda mungkin juga menyukai