Anda di halaman 1dari 83

TENTARA NASIONAL INDONESIA No. 203.

22-160201
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT PT: RAH-01

PETUNJUK TEKNIS

tentang

PENULISAN SEJARAH BIOGRAFI

DISAHKAN DENGAN KEPUTUSAN KEPALA STAF ANGKATAN DARAT


NOMOR KEP/283/VI/2014 TANGGAL 27 JUNI 2014
DAFTAR ISI

Halaman

Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Kep/283/VI/2014 tanggal 27


Juni 2014 tentang Petunjuk Teknis tentang Penulisan Sejarah Biografi ................ 1

LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN
1. Umum ..........................………………………………………………….. 3
2. Maksud dan Tujuan .........………….…...………………………………. 3
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut ......…………………………………….. 3
4. Dasar .............................................…………………………………….. 4
5. Pengertian .......................................…………………………………… 4

BAB II KETENTUAN UMUM


6. Umum ..........................………………………………………………….. 4
7. Tujuan ..............................………….…...………………………………. 4
8. Sasaran ............................................…………………………………... 5
9. Sifat .................................................…………………………………..... 5
10. Peranan ............................................…………………………………... 5
11. Organisasi .........................................………………………………….. 6
12. Tugas dan Tanggung Jawab ..............…………………………………. 7
13. Syarat Personel .................................………………………………….. 8
14. Teknis ...............................................…………………………………... 8
15. Alat-peralatan ...................................…………………………………... 9
16. Faktor-faktor yang Mempengaruhi ...…………………………………… 9

BAB III KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN


17. Umum ...............................................………………………………….. 10
18. Pembuatan Buku Sejarah Biografi ...........................................…….. 10
19. Pembuatan Leaflet Sejarah Biografi ...........................................…… 36
20. Pembuatan Buklet Sejarah Biografi ...........................................…… 39
21. Pembuatan Album Sejarah Biografi ...........................................…… 43

BAB IV HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


22. Umum ...............................................………………………………….. 46
23. Tindakan Pengamanan ......................………………………………… 46
24. Tindakan Administrasi ......................………………………………….. 47

BAB V PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN


25. Umum ...............................................…………………………………... 48
26. Pengawasan ........................................………………………………… 48
27. Pengendalian .....................................…………………………………. 48

BAB VI PENUTUP
28. Keberhasilan ......................................…………………………………. 48
29. Penyempurnaan .................................…………………………………. 48

SUBLAMPIRAN A PENGERTIAN ..................................……………………....... 49


SUBLAMPIRAN B SKEMA ALIRAN ................................................................... 52
SUBLAMPIRAN C DAFTAR CONTOH BLANGKO DAN FORMULIR ................ 53
TENTARA NASIONAL INDONESIA
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT

KEPUTUSAN KEPALA STAF ANGKATAN DARAT


Nomor Kep/283/VI/2014

tentang

PETUNJUK TEKNIS
TENTANG PENULISAN SEJARAH BIOGRAFI

KEPALA STAF ANGKATAN DARAT,

Menimbang : a. bahwa dibutuhkan adanya peranti lunak berupa petunjuk


teknis untuk digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas
bagi satuan dan sumber bahan ajaran bagi Lembaga Pendidikan di
lingkungan Angkatan Darat; dan

b. bahwa untuk memenuhi kebutuhan tersebut, perlu dikeluarkan


Keputusan Kasad mengenai Petunjuk Teknis tentang Penulisan
Sejarah Biografi.

Mengingat : 1. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/24-02/IX/2011 tanggal 1


September 2011 tentang Buku Petunjuk Administrasi tentang
Penyusunan, Penerbitan Doktrin dan Buku Petunjuk Angkatan Darat;

2. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/56-02/XII/2012 tanggal 28


Desember 2012 tentang Buku Petunjuk Teknis tentang Tata Cara
Penyusunan Buku Petunjuk Angkatan Darat;

3. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/25-02/XII/2013 tanggal


2 Desember 2013 tentang Buku Petunjuk Administrasi tentang Tradisi
dan Penulisan Sejarah; dan

4. Keputusan Kasad Nomor Kep/430/X/2013 tanggal 31 Oktober


2013 tentang Buku Petunjuk Administrasi tentang Penyelenggaraan
Administrasi Umum Angkatan Darat.

Memperhatikan : 1. Surat Perintah Kasad Nomor Sprin/263/II/2014 tanggal 5


Februari 2014 tentang Perintah menyusun/merevisi Bujuk TNI AD
yang diprogramkan pada program dan anggaran TA. 2014;
2

2. Surat Perintah Kadisjarahad Nomor Sprin/07/I/2014 tanggal 7


Januari 2014 tentang Penunjukan sebagai anggota Tim Pokja
Penyusunan Petunjuk Teknis tentang Penulisan Sejarah Biografi; dan

3. Hasil perumusan kelompok kerja penyusunan Petunjuk Teknis


tentang Penulisan Sejarah Biografi.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Petunjuk Teknis tentang Penulisan Sejarah Biografi


sebagaimana yang tercantum dalam lampiran Keputusan ini dengan
menggunakan kode PT : RAH - 01.

2. Petunjuk Teknis ini berklasifikasi BIASA.

3. Kepala Dinas Sejarah Angkatan Darat sebagai Pembina materi


Petunjuk Teknis ini.

4. Ketentuan lain yang bertentangan dengan materi


Petunjuk Teknis ini dinyatakan tidak berlaku.

5. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Bandung
pada tanggal 27 Juni 2014

a.n. Kepala Staf Angkatan Darat


Dankodiklat,

tertanda

Distribusi:
Lodewijk F. Paulus
A dan B Angkatan Darat Letnan Jenderal TNI

Tembusan:

1. Kasum TNI TELAH DITELITI OLEH:


2. Irjen TNI PEJABAT PARAF TANGGAL
3. Dirjen Renhan Kemhan RI Pabandya-3/Bujuk
4. Asrenum Panglima TNI Katuud Set
5. Kapusjarah TNI
Pabanbujuk
Dirdok
Wadan
2

2. Surat Perintah Kadisjarahad Nomor Sprin/07/I/2014 tanggal 7


Januari 2014 tentang Penunjukan sebagai anggota Tim Pokja
Penyusunan Petunjuk Teknis tentang Penulisan Sejarah Biografi; dan

3. Hasil perumusan kelompok kerja penyusunan Petunjuk Teknis


tentang Penulisan Sejarah Biografi.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Petunjuk Teknis tentang Penulisan Sejarah Biografi


sebagaimana yang tercantum dalam lampiran Keputusan ini dengan
menggunakan kode PT : RAH - 01.

2. Petunjuk Teknis ini berklasifikasi BIASA.

3. Kepala Dinas Sejarah Angkatan Darat sebagai Pembina materi


Petunjuk Teknis ini.

4. Ketentuan lain yang bertentangan dengan materi


Petunjuk Teknis ini dinyatakan tidak berlaku.

5. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Bandung
pada tanggal 27 Juni 2014

a.n. Kepala Staf Angkatan Darat


Dankodiklat,

tertanda
Distribusi:
Lodewijk F. Paulus
A dan B Angkatan Darat Letnan Jenderal TNI

Tembusan:

1. Kasum TNI Autentikasi


2. Irjen TNI Direktur Ajudan Jenderal Angkatan Darat
3. Dirjen Renhan Kemhan RI
4. Asrenum Panglima TNI
5. Kapusjarah TNI

Didik Hartanto, S.I.P.


Brigadir Jenderal TNI
TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran Keputusan Kasad
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Nomor Kep/283/VI/2014
Tanggal 27 Juni 2014

PETUNJUK TEKNIS

tentang

PENULISAN SEJARAH BIOGRAFI

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Petunjuk teknis (Juknis) tentang penulisan sejarah biografi (Lisjarahbio)


yang merupakan jabaran lebih lanjut dari Buku Petunjuk Administrasi (Bujukmin)
tentang Tradisi dan Penulisan Sejarah yang memuat penjelasan tentang tata cara,
teknik, alat peralatan dan/atau pelaksanaan dari kegiatan penulisan sejarah, yang
menyangkut administrasi secara terinci dalam rangka pembinaan kesejarahan di
lingkungan Angkatan Darat selayaknya dimiliki oleh berbagai satuan jajaran TNI
AD sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas.

b. Dalam kenyataannya Juknis tentang Penulisan Sejarah Biografi sebagai


pedoman dalam melaksanakan tugas belum terwujud/tersusun, sehingga
pembinaan kesejarahan di satuan jajaran TNI AD khususnya teknis penulisan
sejarah biografi belum dapat berjalan secara baik.

c. Agar pembinaan kesejarahan di satuan khususnya penulisan sejarah


biografi dapat berjalan dengan baik, maka perlu disusun petunjuk teknis (Juknis)
tentang Penulisan Sejarah Biografi (Lisjarahbio) sebagai pedoman dalam
pelaksanaan tugas bagi satuan dan sumber bahan ajaran bagi lembaga pendidikan
di lingkungan Angkatan Darat.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Petunjuk teknis ini dimaksudkan untuk memberikan penjelasan


dan gambaran secara rinci tentang petunjuk tata cara penulisan sejarah biografi.

b. Tujuan. Petunjuk teknis ini sebagai pedoman dalam penyelenggaraan


penulisan sejarah biografi di lingkungan Angkatan Darat.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.

a. Ruang Lingkup. Lingkup pembahasan petunjuk teknis ini meliputi


ketentuan umum, kegiatan yang dilaksanakan, hal-hal yang perlu diperhatikan, dan
pengawasan dan pengendalian.
4

b. Tata Urut. Petunjuk teknis ini disusun dengan tata urut sebagai berikut:
1) Bab I Pendahuluan.
2) Bab II Ketentuan Umum.
3) Bab III Kegiatan yang Dilaksanakan.
4) Bab IV Hal-hal yang Perlu Diperhatikan.
5) Bab V Pengawasan dan Pengendalian.
6) Bab VI Penutup.
4. Dasar.

a. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/24-02/IX/2011 tanggal 1 September


2011 tentang Buku Petunjuk Administrasi tentang Penyusunan, Penerbitan Doktrin
dan Buku Petunjuk Angkatan Darat.

b. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/56-02/XII/2012 tanggal 28 Desember


2012 tentang Buku Petunjuk Teknis tentang Tata Cara Penyusunan Bujuk
Angkatan Darat.

c. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/25-02/XII/2013 tanggal 2 Desember


2013 tentang Buku Petunjuk Administrasi tentang Tradisi dan Penulisan Sejarah.

d. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/73/XII/2013 tanggal 31 Desember


2013 tentang Buku Petunjuk tentang Doktrin.

e. Keputusan Kasad Nomor Kep/430/X/2013 tanggal 31 Oktober 2013 tentang


Buku Petunjuk Administrasi tentang Penyelenggaraan Administrasi Umum
Angkatan Darat.

5. Pengertian (Sublampiran A).

BAB II
KETENTUAN UMUM

6. Umum. Penyelenggaraan penulisan sejarah biografi yang benar, objektif, faktual,


valid, dan dapat dipertanggungjawabkan memerlukan adanya ketentuan umum yang
menguraikan tujuan, sasaran, sifat, peranan, organisasi, tugas dan tanggung jawab,
syarat personel, teknis, alat-peralatan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi.

7. Tujuan. Mengabadikan perjuangan tokoh-tokoh/pelaku sejarah yang berjasa atau


berprestasi di kesatuan, bangsa atau Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam bentuk
produk tulisan dan atau gambar untuk menjaga kesinambungan sejarah, kepentingan
pembinaan, dan pengembangan Angkatan Darat yang dapat menumbuhkan semangat
berjuang dan militansi prajurit Angkatan Darat.
5

8. Sasaran.

a. Terwujudnya buku sejarah biografi yang dapat menumbuhkan semangat


berjuang dan militansi prajurit Angkatan Darat.

b. Terwujudnya buklet sejarah biografi yang dituangkan dalam bentuk buku


saku yang dapat menumbuhkan semangat berjuang dan militansi prajurit Angkatan
Darat.

c. Terwujudnya leaflet sejarah biografi yang dapat menumbuhkan semangat


berjuang dan militansi prajurit Angkatan Darat.

d. Terwujudnya album sejarah biografi yang dapat menumbuhkan semangat


berjuang dan militansi prajurit Angkatan Darat.

9. Sifat.

a. Objektif. Penulisan sejarah senantiasa berdasarkan fakta-fakta yang


memiliki nilai-nilai kebenaran sumber sejarah.

b. Akurat. Setiap data dan fakta sejarah yang digunakan dapat


dipertanggungjawabkan kebenarannya.

c. Teliti. Produk sejarah dikerjakan dengan teliti baik bentuk, susunan, isi,
dan bahasa untuk menghindari kesalahan.

d. Dinamis. Penulisan sejarah disesuaikan dengan perkembangan ilmu


pengetahuan dan teknologi militer.

e. Faktual. Penulisan sejarah didasarkan pada peristiwa-peristiwa yang


berdasarkan fakta sejarah yang ada.

f. Penulisan Kognitif. Penulisan sejarah menghasilkan tulisan ilmiah.

g. Penulisan Afektif. Penulisan sejarah mengandung jiwa korsa, semangat


juang dan soliditas.

h. Penulisan Ilmiah Populer. Penulisan sejarah yang menggunakan


bahasa yang mudah dicerna dan dipahami dengan tidak menghilangkan aspek
ilmiahnya.

10. Peranan.

a. Sebagai Sarana Pendidikan (edukatif). Sejarah biografi dapat berperan


sebagai media pendidikan, memberikan pengetahuan agar selalu bertindak arif dan
bijaksana.

b. Sebagai Sarana Instruktif. Sejarah biografi memberikan tuntunan dan


petunjuk mengenai pengetahuan dan keterampilan.
6

c. Sebagai Sarana Inspiratif. Sejarah biografi memberikan ilham untuk


mengembangkan dan melaksanakan hal-hal yang bermanfaat pada hidup masa
kini dan masa depan.

d. Sebagai Sarana Rekreatif. Sejarah biografi memberikan rasa


kesenangan dan pesona pelawatan kepada para pembacanya.

e. Pengembangan Doktrin. Sejarah biografi dapat digunakan untuk


mengembangkan ajaran-ajaran dan pengalaman yang pernah diterapkan tokoh
untuk dijadikan acuan guna pengembangan doktrin.

11. Organisasi. Organisasi penyelenggaraan penulisan sejarah biografi meliputi


struktur dan susunan organisasi:

a. Struktur Organisasi.

1) Struktur organisasi yang ada pejabat fungsi kesejarahan secara


lengkap menyesuaikan dengan struktur organisasi fungsional.

2) Struktur organisasi yang tidak ada pejabat fungsi kesejarahan secara


lengkap disusun sebagai berikut:

PENANGGUNG JAWAB

KOORDINATOR TIM

KATIM PUL DATA KATIM LIS JARAH

b. Susunan Organisasi.

1) Susunan organisasi yang ada pejabat fungsi kesejarahan secara


lengkap menyesuaikan dengan susunan organisasi fungsional.

2) Susunan organisasi yang tidak ada pejabat fungsi kesejarahan


secara lengkap disusun sebagai berikut:

a) Penanggungjawab;

b) Koordinator Tim;
7

c) Katim Pengumpul Data; dan

d) Katim Penulisan Sejarah.

12. Tugas dan Tanggung Jawab. Dalam penyelenggaraan kegiatan penulisan


sejarah biografi di lingkungan Angkatan Darat ditentukan sebagai berikut:

a. Bagi satuan yang terdapat pejabat fungsi kesejarahan, secara lengkap


disesuaikan dengan uraian tugas dan tanggung jawab yang ada pada Orgas
fungsional.

b. Bagi satuan yang tidak ada pejabat fungsi kesejarahan, maka tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut:

1) Penanggung jawab (Komandan/Pimpinan Satuan).

a) Menetapkan program penulisan sejarah biografi sesuai dengan


kebijakan komando atas.

b) Menunjuk dan mengeluarkan perintah kepada personel satuan


untuk melaksanakan tugas penyusunan penulisan sejarah biografi.

c) Bertanggung jawab atas pelaksanaan penulisan sejarah


biografi.

2) Koordinator Tim (Kasub/Kabag/Kasi/Pa yang ditunjuk).

a) Memimpin dan mengendalikan tim penulis agar kegiatan dan


pekerjaan tim penulis dapat melaksanakan tugas sesuai norma
penulisan sejarah Angkatan Darat.

b) Memberikan arahan dan petunjuk serta mengawasi


pelaksanaan tugas tim pengumpulan data dan penulisan sejarah baik
secara perorangan maupun secara kelompok dalam rangka
pelaksanaan tugas masing-masing.

c) Bertanggung jawab kepada komandan/pimpinan satuan.

3) Katim Pengumpul Data (pejabat sesuai fungsi/Pa yang ditunjuk).

a) Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data, dokumen,


penelitian, yang berkaitan dengan penulisan sejarah biografi.

b) Melaksanakan kritik, interpretasi dan analisis terhadap data


sejarah yang terkumpul.

c) Menyusun dan mengelompokkan data sejarah sesuai


kebutuhan penulisan.

d) Bertanggung jawab kepada koordinator tim atas pelaksanaan


tugas dan tanggung jawabnya.
8

4) Katim Penulisan Sejarah (pejabat sesuai fungsi/Pa yang ditunjuk).

a) Menuangkan hasil pengumpulan dan pengolahan data sejarah


ke dalam materi penulisan sejarah biografi yang akan disusun.

b) Membuat konsep naskah yang berkaitan dengan sejarah


biografi sesuai dengan rencana dan program tim penulisan.

c) Melaksanakan pembahasan/ekspose intern dan ekstern


konsep naskah yang telah disusun.

d) Memperbaiki konsep naskah sejarah biografi, sesuai dengan


hasil keputusan/kesimpulan forum pembahasan/ekspos.

e) Bertanggung jawab kepada koordinator tim atas pelaksanaan


tugas dan tanggung jawabnya.

13. Syarat Personel. Kompetensi personel yang ditugaskan menulis sejarah


biografi minimal memiliki salah satu persyaratan sebagai berikut:

a. mempunyai latar belakang disiplin ilmu sejarah (Diploma, sarjana, pasca


sarjana sejarah);

b. telah mengikuti Suspajarah/penataran penulisan sejarah militer;

c. memiliki pengalaman tugas bidang penulisan sejarah;

d. pernah bertugas di organisasi/satuan fungsi sejarah;

e. personel yang karena tugas dan tanggung jawab jabatannya bertugas


menyelenggarakan penulisan sejarah biografi; dan

f. personel yang karena tugas dan tanggung jawabnya mendapat perintah


untuk menulis sejarah biografi.

14. Teknis. Untuk mendapatkan efektifitas dan efisiensi dalam pelaksanaan


penulisan sejarah biografi, maka teknis penyusunannya diatur dalam mekanisme sebagai
berikut:

a. Heuristik (pengumpulan data) adalah kegiatan mengumpulkan data-data


sumber sejarah baik data tertulis maupun lisan;

b. Kritik (pengujian data) adalah meneliti keaslian dan kebenaran data sejarah
baik isi maupun bentuknya;

c. Interpretasi (penafsiran fakta) merupakan tahap penafsiran terhadap fakta-


fakta sejarah serta proses penyusunan menjadi suatu kisah sejarah; dan

d. Historiografi (penulisan sejarah) adalah kegiatan penulisan sejarah.


9

15. Alat Peralatan. Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan penulisan sejarah


biografi dibutuhkan alat-peralatan sebagai berikut:

a. Komputer dan laptop;

b. E-mail/faksimile;

c. Alat perekam suara (voice recorder);

d. Kamera dan handycam;

e. Scanner;

f. Fleshdisk/hardisk eksternal;

g. Printer;

h. Kaca pembesar;

i. Alat penguji jenis tinta dan kertas; dan

j. Alat tulis.

16. Faktor-faktor yang Mempengaruhi.

a. Kondisi kesehatan pelaku sejarah, saksi sejarah, dan narasumber.

b. Ketersediaan sumber data, referensi/bahan, naskah.

c. Kesediaan para narasumber, pelaku, saksi untuk memberikan informasi


berkaitan dengan objek penulisan.

d. Kebijakan pimpinan di bidang anggaran dan aspek yang menjadi prioritas


dalam penulisan.

e. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan lingkungan geografi,


demografi, dan kondisi sosial (Geodemokonsos).

f. Perkembangan kondisi politik dan keamanan.

g. Objek penulisan. Penulisan sejarah biografi tokoh/pelaku sejarah yang


masih hidup dan memangku jabatan.

h. Subyektivitas dalam penulisan.

i. Kemampuan (pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan) personel Pokja.

j. Dukungan anggaran untuk ATK, pengumpulan data, penulisan sejarah


biografi, dan pencetakan.
10

BAB III
KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN

17. Umum. Pelaksanaan kegiatan penulisan sejarah biografi, meliputi pembuatan


buku sejarah biografi, leaflet sejarah biografi, buklet sejarah biografi, dan album sejarah
biografi. Dalam pelaksanaannya dibutuhkan rangkaian kegiatan secara bertahap mulai
dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan sampai pada tahap pengakhiran menjadi satu
kesatuan yang utuh.

18. Pembuatan Buku Sejarah Biografi.

a. Pengumpulan Data (Heuristik).

1) Perencanaan. Kegiatan dalam tahap perencanaan adalah:

a) Merencanakan personel yang akan melaksanakan


pengumpulan data yaitu ketua tim pengumpulan sumber/data dan
anggota sesuai kebutuhan;

b) Merencanakan tokoh sesuai direktif pimpinan dan tokoh yang


akan dijadikan sebagai objek penulisan sejarah biografi;

c) Merencanakan jadwal waktu pengumpulan sumber/data


dengan memperhitungkan alokasi waktu yang diperlukan;

d) Merencanakan data-data yang diperlukan meliputi data tertulis,


benda, maupun lisan;

e) Merencanakan riset:

(1) Riset kamar yaitu riset yang dilakukan di ruang


perpustakaan, dokumen, dan museum;

(2) Riset Lapangan, terdiri dari:

(a) Observasi, yaitu pengamatan di tempat-tempat


terjadinya peristiwa sejarah; dan

(b) Wawancara, yaitu menggali data dari tokoh-


tokoh/ pelaku/saksi/narasumber objek yang akan ditulis;

f) Merencanakan objek riset:

(1) Objek riset kamar (riset literatur); dan

(a) Bibliografi, antara lain buku-buku, jurnal, website,


majalah, surat kabar, brosur, pamfleat, leafleat, dan
buklet.
11

(b) Dokumen, antara lain arsip-arsip (jurnal satuan,


buku harian, lembaran kerja, koresponden resmi dan
memorandum, data-data konferensi/agenda
rapat/seminar, laporan berkala, surat perintah/
keputusan, press release, data/catatan hasil penelitian,
laporan kunjungan staf, laporan kegiatan, kliping dan
kebijaksanaan-kebijaksanaan pimpinan, laporan purna
tugas), ikhtisar sejarah tahunan, foto-foto, poster-
poster/gambar-gambar/skema, hasil wawancara.

(2) 0bjek riset lapangan. Penambahan kelengkapan,


validitas, otentikasi, dan detail data sejarah, dilaksanakan
wawancara dengan pelaku-pelaku sejarah dan saksi-saksi
sejarah yang terkait dengan penulisan sejarah biografi serta
dilaksanakan observasi di lokasi terjadinya peristiwa sejarah.
Objek riset antara lain:

(a) Sumber sejarah, yaitu tokoh-tokoh/pelaku


sejarah/saksi sejarah/pimpinan dan mantan pimpinan
yang bertugas di satuan tersebut;

(b) Tempat/situs terjadinya peristiwa yang berkaitan


dengan tokoh yang akan ditulis; dan

(c) Museum, antara lain: senjata api dan senjata-


senjata lainnya, pakaian/tanda pangkat, alat
komunikasi/perhubungan, alat-peralatan, alat kesehatan.

g) merencanakan pengumpulan data secara langsung


(wawancara dan riset lapangan) dan secara tidak langsung (mengirim
surat, kontak telepon, e-mail ke tokoh, institusi, saksi dan pelaku);

h) merencanakan sarana dan prasarana pendukung kegiatan


pengumpulan data antara lain berupa komputer dan laptop,
e-mail/faksimile, alat perekam suara (voice recorder), kamera dan
handycam, scanner, flashdisk/hardisk eksternal, printer, kaca
pembesar, alat penguji jenis tinta dan kertas, dan alat tulis; dan

i) merencanakan anggaran yang diperlukan selama kegiatan


pengumpulan data sesuai kebutuhan dan kondisi satuan.

2) Persiapan. Kegiatan dalam tahap persiapan adalah:

a) menyiapkan administrasi berupa Renlakgiat (Contoh 5), surat


permohonan pelaksanaan Puldata (Contoh 2), dan surat perintah
(Contoh 1), bagi personel yang melaksanakan pengumpulan data.

b) menyiapkan daftar literatur yang diperlukan antara lain:


12

(1) Daftar pokok persoalan yang akan dicari; dan

(2) Daftar pustaka yang diperlukan.

c) menyiapkan daftar tokoh-tokoh, pelaku, saksi sejarah dan


tempat bersejarah/situs yang berkaitan dengan objek yang akan
diteliti;

d) mencari informasi selengkap mungkin tentang tokoh yang


dijadikan objek terkait antara lain karier, kepentingan, dan hobi;

e) mempelajari kepribadian tokoh yang akan diwawancarai;

f) menguasai materi yang akan ditanyakan;

g) menyiapkan daftar pertanyaan yang akan diajukan dalam


wawancara antara lain:

(1) Masa kecil hingga remaja.

(a) Sekitar kelahirannya.

(b) Lingkungan keluarga.

(c) Lingkungan masyarakat.

(d) Pendidikan rohani dan umum.

(e) Kegiatan dan kejadian yang mengesankan


baginya.

(f) Kenangan yang bersangkutan tentang masa


kanak-kanak dan remaja.

(g) Pengalaman kerja sebelum menjadi tentara.

(2) Kehidupan ketentaraan/meniti karier militer.

(a) Sekitar masuknya menjadi tentara.

(b) Pendidikan militer.

(c) Pengalaman-pengalaman militer.

(d) Kebijakan-kebijakan selama menjabat.

(e) Karier militer.

(f) Tanda jasa.

(g) Prestasi.
13

(3) Kehidupan pribadi.

(a) Sekitar kehidupan keluarganya (membangun dan


membina rumah tangga)

(b) Hubungan dengan atasan, rekan, bawahan, dan


masyarakat.

(4) Masa purnatugas/akhir pengabdian.

(a) Kegiatan setelah pensiun.

(b) Akhir hayat apabila sudah meninggal.

h) Menyiapkan alat-peralatan (alat tulis, kamera, laptop, flashdisk,


handycamp, dan voice recorder), yang akan digunakan dalam
pengumpulan data.

i) Menyiapkan anggaran sesuai dengan skala prioritas dan


kondisi satuan.

j) Berkoordinasi dengan tokoh/pelaku/saksi sejarah tentang


rencana kegiatan wawancara (waktu, tempat, tim wawancara, daftar
pertanyaan).

3) Pelaksanaan. Kegiatan mencari, menggali, menemukan, dan


mengumpulkan data sumber sejarah dengan cara:

a) Melaksanakan riset kamar (riset literatur) dengan kegiatan


antara lain:

(1) Melaporkan kepada pejabat instansi yang di tuju tentang


tugas yang akan dilaksanakan;

(2) Mengumpulkan seluruh data yang dibutuhkan sesuai


dengan daftar keperluan yang telah dipersiapkan;

(3) Menginventarisasi dengan jelas dan teratur semua data


yang didapat saat melaksanakan riset kamar;

(4) Mengutip, menggandakan dan merepro sumber data


yang diperlukan dengan teliti, lengkap, dan akurat;

(5) Menggunakan sistem klapper atau kertas lepas untuk


mencatat hal-hal yang penting; dan

(6) Dalam pelaksanaan riset kamar dikumpulkan sumber


sejarah (tulisan dan gambar) sebanyak-banyaknya yang
berhubungan dengan naskah yang sedang ditulis.

b) Kegiatan riset lapangan (observasi).


14

(1) Melaksanakan observasi.

(a) Melaporkan kepada instansi/tokoh terkait tentang


tugas yang akan dilaksanakan;

(b) melaksanakan observasi dengan objek antara


lain tempat kelahiran, tempat tinggal dan lingkungan
(geografi, demografi, dan kondisi sosial), tempat
pendidikan baik formal maupun informal, tempat bekerja
sebelum masuk menjadi tentara, tempat pendidikan
militer, tempat satuan militer selama tokoh berdinas,
hasil karya juang tokoh, tempat peristiwa dimana tokoh
memainkan peran (bila memungkinkan);

(c) mengabadikan (mengambil gambar/foto) tempat-


tempat yang menjadi objek observasi;

(d) mensinkronkan antara data literer dan data di


lapangan khususnya menyangkut tempat peristiwa
berlangsung; dan

(e) menginventarisasi semua data yang didapat


selama observasi.

(2) Melaksanakan wawancara:

(a) Wawancara langsung.

i. menginformasikan tentang kedatangan tim


pewawancara kepada tokoh/pelaku/saksi yang
akan diwawancarai.

ii. melaksanakan wawancara dengan


tokoh/pelaku/ saksi sesuai daftar pertanyaan yang
telah dikirimkan. (contoh terlampir).

iii. mencatat, merekam, dan


mendokumentasikan kegiatan wawancara.

iv. dalam pelaksanaan wawancara perlu


memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

i) mengupayakan untuk menggugah


romantika perjuangan dari sumber yang
sedang di wawancarai, sehingga dapat
diperoleh penjelasan/keterangan
sebanyak-banyaknya;
15

ii) menghindari pertanyaan yang


keluar dari permasalahan yang telah
ditentukan;

iii) menimbulkan kesan harga diri,


bersungguh-sungguh, akrab, dan dapat
dipercaya;

iv) menjadi penanya yang baik dengan


mengajukan pertanyaan secara jelas, logis,
dan sistematis;

v) mengusahakan agar sumber yang


diwawancarai tidak menjadi pendengar;

vi) mengusahakan agar wawancara


tidak menjadi “objek” dari sumber yang
diwawancarai;

vii) menjadi pendengar yang baik,


sehingga tidak terjadi pertanyaan dan
jawaban yang diulang-ulang;

viii) hindari pertanyaan dengan jawaban


ya atau tidak;

ix) hindari pertanyaan yang bersifat


SARA, adu domba, dan memancing sikap
emosional tokoh yang diwawancarai;

x) konfirmasi ulang tentang hasil


wawancara, apakah perlu
ditambah/dilanjutkan untuk kesempurnaan
naskah penulisan; dan

xi) Meninggalkan kesan yang baik


pada akhir wawancara (happy ending).

v. dalam keadaan khusus, melanjutkan


pengumpulan data untuk melengkapi keterangan
yang sudah diperoleh; dan

vi. dalam wawancara langsung dapat


dilaksanakan secara perorangan maupun kolektif.

(b) Wawancara tidak langsung. Pelaksanaan


wawancara tidak langsung ditempuh dengan cara
sebagai berikut:
16

i. mengirimkan daftar pertanyaan kepada


tokoh/pelaku/saksi sejarah yang akan
diwawancarai;

ii. konfirmasi tentang daftar pertanyaan yang


dikirimkan;

iii. koordinasi tentang pengiriman jawaban


dari pertanyaan yang diajukan;

iv. dalam keadaan darurat diperkenankan


melakukan wawancara melalui media elektronik
dengan tetap memperhatikan etika komunikasi;
dan

v menyusun hasil wawancara dengan


mencantumkan identitas orang yang
diwawancarai, tempat dan waktu wawancara,
dilengkapi persetujuan orang yang dijadikan objek
wawancara.

4) Pengakhiran. Kegiatan setelah sumber sejarah terkumpul adalah


sebagai berikut:

a) mengevaluasi hasil kegiatan yang dilaksanakan sebagai bahan


masukan penyempurnaan rencana berikutnya, sehingga kegiatan
penulisan sejarah biografi dapat berjalan lebih baik dan antisipasi
untuk masa yang akan datang;

b) membuat laporan kegiatan pengumpulan data sesuai dengan


format laporan pelaksanaan kegiatan dengan melampiri data-data
yang telah diperoleh dan data-data yang belum diperoleh;

c) membuat transkrip hasil wawancara; dan

d) konfirmasi tentang kegiatan wawancara.

b. Kritik/Meneliti Data/Sumber.

1) Perencanaan. Kegiatan dalam tahap perencanaan adalah:

a) menentukan personel yang akan melaksanakan kritik/meneliti


data/sumber baik ekstern maupun intern;

b) merencanakan jadwal waktu pelaksanaan kritik data/sumber;

c) menentukan data/sumber yang akan dikritik,

d) merencanakan sumber pembanding untuk melakukan kritik


data/sumber;
17

e) Menentukan alat-peralatan guna mendukung kegiatan kritik


sumber; dan

f) Merencanakan penelusuran, pelacakan, pengamatan terhadap


orang/lembaga/organisasi yang mengeluarkan data/sumber sejarah.

2) Persiapan. Kegiatan dalam tahap persiapan adalah:

a) menyiapkan administrasi personel yang akan melaksanakan


kritik data/sumber sejarah;

b) menyiapkan data/sumber yang akan dikritik;

c) memberi kode/tanda pada data/sumber yang akan dikritik; dan

d) menyiapkan alat-peralatan yang digunakan dalam


pelaksanaan kegiatan kritik data/sumber.

3) Pelaksanaan. Kegiatan dalam tahap pelaksanaan adalah:

a) Kritik (penelitian data/sumber sejarah). Setiap data/sumber


sejarah berupa sumber tulisan, benda korporil, dan sumber lisan
mempunyai aspek intern dan aspek ekstern.

(1) Kritik ekstern. Kritik ekstern meliputi tiga kegiatan


analisa sejati tidaknya data/sumber sejarah, yaitu:

(a) Otentikasi data/sumber. Kegiatan yang


dilaksanakan bertujuan untuk menguji keaslian (autentik)
tidaknya suatu sumber data/sumber dari bentuk fisik
data/sumber. Fisik data/sumber meliputi kertasnya,
tintanya, gaya tulisnya, bahasanya, kalimat,
ungkapannya, kata-katanya, hurufnya dan segi
penampilan luar lainnya. Autentisitas diuji dengan lima
pertanyaan:

i. Siapa yang membuat data/sumber


sejarah?. Mengidentifikasi siapa pengarang yang
sebenarnya dengan cara mengidentifikasi:
kemiripan tulisan, jenis huruf yang sering dipakai,
gaya bahasa atau penulisan, serta ciri-ciri tanda
tangan pengarang.

ii. Kapan data/sumber sejarah itu dibuat?.


Pertanyaan yang mengungkap tentang waktu
data/sumber tersebut dibuat “kapan data/sumber
itu dibuat?”. Jika tidak ditemukan tanggal yang
pasti, dilakukan perkiraan paling awal dan paling
akhir. Setelah tanggal itu dapat diterka
18

(diperkirakan) lalu dihubungkan dengan materi


data/sumber untuk mengetahui apakah tidak
anakronistik (tidak bertentangan dengan zaman).
Misalnya, sebuah dokumen, diklaim bahwa
dokumen tersebut telah diketik pada awal abad
ke-10, maka pengakuan itu tidak benar sebab,
mesin ketik baru ditemukan pada abad ke-19
Masehi.

iii. Di mana data/sumber sejarah di buat?.


Dengan mengajukan pertanyaan “di mana
data/sumber itu dibuat?”. Kegiatan ini memastikan
tempat atau lokasi pembuatan data/sumber.
Antara tempat pembuatan dengan tempat
penyimpanan data/sumber, termasuk tempat
terbit (jika diterbitkan) dapat saja berbeda.

iv. Apakah data/sumber sejarah itu dalam


bentuk asli?. Menyelidiki materi sumber, seperti:
jenis kertas, jenis tinta, usia tinta, tanda tangan,
stempel, dan gaya bahasa.

v. Dari bahan apa data/sumber sejarah


dibuat?. Pertanyaan berikut ialah “dari bahan apa
data/sumber itu dibuat?”.

(b) Asli atau turunan. Berkaitan dengan data/


sumber itu asli atau turunan. Data/sumber asli lebih
tinggi nilainya dari pada data/sumber turunan. Asli atau
turunan menyangkut kegiatan menganalisa data/sumber
sejarah.

Contoh: zaman dahulu satu-satunya cara


memperbanyak dokumen adalah dengan menyalinnya.
Dalam kegiatan menyalin kemungkinan timbul
perubahan dalam isi dokumen. Dokumen-dokumen dari
zaman modern yang diperbanyak dengan mesin stensil,
dengan kertas karbon, atau fotokopi lebih dapat
dipercaya dari pada data/sumber yang diturun/disalin
dengan tangan. Hal yang perlu diwaspadai dari turunan
adalah peluang terjadinya kesalahan.

(c) Keutuhan data/sumber. Aspek ini berkaitan


dengan utuh tidaknya suatu data/sumber. Apakah
data/sumber tersebut telah mengalami perubahan,
sehingga perlu dicocokkan dengan data/sumber aslinya.
“Asli” dalam arti kata sesungguhnya dari tangan
pembuat dokumen (sumber primer).
19

(2) Kritik intern. Kegiatan kritik intern dilaksanakan setelah


kritik ekstern selesai menentukan bentuk asli dari suatu
dokumen. Kritik intern meneliti isi kandungan data/sumber
yakni ingin mengetahui “apa” dan “bagaimana” isi
kandungan data/sumber tersebut?. Selain itu untuk
mengetahui tujuan pengarang/pembuat dokumen menulis
data/sumber tersebut, selanjutnya diajukan pula pertanyaan,
“benarkah isi tulisan pengarang/pembuat dokumen dimaksud?”
apakah data itu dapat dipercaya, meragukan atau salah sama
sekali. Untuk membuktikan bahwa data/sumber itu dapat
dipercaya, tidak meragukan atau tidak salah diperoleh dengan
cara:

(a) Penilian intrinsik terhadap sumber-sumber.


Proses penilaian intrinsik dapat dilakukan dengan cara
menentukan sifat dari sumber-sumber tersebut.

Contoh: Keterangan resmi Pusat Penerangan TNI


mengenai operasi keamanan di Aceh, akan berbeda
dengan laporan Pangdam setempat kepada Panglima
TNI. Sifat “release” dari suatu instansi penerangan
memang dari komandan bawahan kepada atasannya.
Menilai keterangan Puspen TNI tersebut di atas
sama dengan sesuatu rahasia dari Pangdam yang
bersangkutan merupakan kekeliruan dalam menjalankan
kritik intern.

(b) Membanding-bandingkan kesaksian dari


berbagai sumber dengan jalan membanding-bandingkan
kesaksian berbagai data/sumber dari saksi-saksi yang
tidak berhubungan satu sama lain.

Contoh: Peristiwa pemberontakan PETA di Blitar pada


14 Februari 1945 keterangannya lebih dapat dipercaya
dari seorang shodancho (Danton) yang terlibat langsung
dalam pemberontakan (di lapangan) dari pada
keterangan chudancho (Danki) PETA yang tidak terlibat
langsung pemberontakan.

4) Pengakhiran. Kegiatan setelah data/sumber sejarah dikritik adalah:

a) Mengevaluasi hasil kegiatan yang dilaksanakan untuk


dijadikan bahan masukan penyempurnaan rencana berikutnya,
sehingga kegiatan penulisan sejarah biografi berjalan sesuai
ketentuan.

b) Membuat laporan kegiatan kritik data/sumber sesuai dengan


format laporan pelaksanaan kegiatan kritik data/sumber dengan
melampiri hasil kritik data/sumber untuk dijadikan bahan interpretasi.
20

c. Interpretasi. Interpretasi adalah penafsiran terhadap data dan fakta


sejarah didasarkan pada prinsip ilmiah, serta dilakukan dengan menarik makna
yang saling berhubungan dari data dan fakta yang terkumpul. Pelaksanaan
interpretasi berpedoman kepada doktrin TNI AD yang berdasarkan pada Pancasila,
UUD 1945, Sumpah Prajurit, Sapta Marga, 8 Wajib TNI, 11 Azas Kepemimpinan,
dan Doktrin TNI/TNIAD.

1) Perencanaan. Kegiatan dalam tahap perencanaan adalah:

a) merencanakan personel yang akan melaksanakan interpretasi


fakta sejarah;

b) merencanakan jadwal waktu pelaksanaan interpretasi fakta


sejarah;

c) merencanakan fakta sejarah yang akan diinterpretasi; dan

d) merencanakan alat-peralatan guna mendukung kegiatan


interpretasi fakta sejarah.

2) Persiapan. Kegiatan dalam tahap persiapan adalah:

a) menyiapkan administrasi personel yang akan melaksanakan


interpretasi fakta sejarah;

b) menyiapkan fakta sejarah yang akan diinterpretasi;

c) memberi kode/tanda pada fakta sejarah yang akan


diinterpretasi; dan

d) menyiapkan alat-peralatan yang digunakan dalam


pelaksanaan kegiatan interpretasi fakta sejarah.

3) Pelaksanaan. Kegiatan dalam tahap pelaksanaan adalah:

a) menggolongkan fakta-fakta sejarah secara tematis dan


kronologis;

b) menginterpretasi fakta-fakta yang sudah tersedia;

c) memberi kode/tanda pada fakta sejarah yang akan


diinterpretasi;

d) menggunakan alat-peralatan untuk melaksanakan interpretasi


fakta sejarah;

e) memperhatikan kaidah-kaidah dalam interpretasi (menafsirkan)


isi fakta-fakta sejarah dengan memperhatikan:
21

(1) Bahwa suatu bahasa selalu mengalami perkembangan


dan perubahan dari masa ke masa. Karena itu, dalam
menafsirkan fakta-fakta sejarah harus melihat konteks dan
masa penggunaan kata-kata sumber tersebut;

(2) Arti kata-kata (yang termuat dalam fakta) dapat


berbeda, karena perbedaan tempat. Untuk itu, peneliti harus
mengerti bahasa, dialek dan istilah yang digunakan dalam teks
tersebut;

(3) Tiap penulisan memiliki gaya (style) tersendiri dalam


mengungkap suatu persoalan. Untuk itu gaya-gaya bahasa
dalam pola-pola penulisan, terutama untuk pengarang teks
sumber harus diketahui peneliti; dan

(4) Jangan mengartikan kata atau kalimat terlepas dari


yang lain, tetapi harus dalam konteksnya dan dalam paragraf
secara keseluruhan dari teks sumber guna menghindari
kekeliruan penafsiran dan pengambilan kesimpulan.

f) Hasil akhir yang diperoleh dari kegiatan interpretasi adalah


tersedianya fakta-fakta sejarah yang tersusun secara sistematis dan
kronologis bahan penulisan sejarah biografi, yang berorientasi pada
kepentingan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, UUD 45,
Sapta Marga, Sumpah Prajurit, 8 Wajib TNI, 11 Azas Kepemimpinan
TNI, dan Doktrin TNI/TNI AD.

4) Pengakhiran. Kegiatan setelah sumber sejarah diinterpretasi adalah:

a) mengevaluasi hasil kegiatan yang dilaksanakan untuk


dijadikan bahan masukan penyempurnaan rencana berikutnya,
sehingga kegiatan penulisan sejarah biografi berjalan sesuai
ketentuan; dan

b) membuat laporan kegiatan interpretasi fakta sejarah sesuai


format laporan pelaksanaan kegiatan interpretasi fakta sejarah
dengan melampiri hasil interpretasi fakta sejarah sebagai bahan
penulisan.

d. Penulisan Sejarah Biografi.

1) Perencanaan. Kegiatan pada tahap perencanaan adalah:

a) merencanakan personel dalam Pokja penulisan sejarah


biografi dengan komposisi: penanggung jawab, nara sumber, ketua,
wakil ketua, sekretaris, anggota, dan pendukung;

b) membuat rencana pelaksanaan kegiatan (Renlakgiat)


penulisan sejarah biografi (Contoh 5);
22

c) Merencanakan kerangka tulisan (Contoh 8);

d) Merencanakan cover (Contoh 11) dan komposisi penulisan


(perbandingan gambar dan tulisan); dan

e) Merencanakan waktu koordinasi dengan tokoh terkait dan atau


keluarga yang menjadi objek penulisan sejarah biografi.

2) Persiapan. Kegiatan tahap persiapan adalah:


a) menyiapkan administrasi (surat perintah dan surat berkaitan
dengan kegiatan yang akan dilaksanakan) bagi kelompok kerja
(Pokja) yang bertugas melaksanakan penulisan;

b) menyiapkan fakta-fakta sejarah dari objek yang akan ditulis,


yaitu: pendahuluan, isi, dan penutup. Penjelasan pada bab isi antara
lain: masa kecil hingga remaja, kehidupan ketentaraan/meniti karier
militer, membina rumah tangga/kehidupan keluarga, masa
purnatugas, dan kesan/pesan;

c) menyiapkan ekspos kerangka dari objek yang akan ditulis yang


terdiri dari:
(1) menentukan judul tulisan;
(a) Singkat, menarik, dan menggambarkan isi buku.

(b) Judul biografi nama tokoh yang ditulis merupakan


unsur utama. Selain nama bisa ditambah dengan
keterangan yang menunjukkan nilai positif/gambaran
peran yang menonjol dari tokoh tersebut. Dalam hal ini
ada dua jenis judul sejarah biografi, yaitu:

i. Pertama, nama dahulu baru keterangan.


Contoh:

i) Soeharto, Jenderal Besar dari


Kemusuk.

ii) Jenderal TNI M Jusuf, Prajurit yang


Bersahaja.

ii. Kedua, keterangan dahulu baru nama.


Contoh:
i) Jejak langkah Pak Harto.

ii) Jejak kaki Wolter Monginsidi.

(2) menentukan gambaran umum tentang naskah yang


akan ditulis dengan cara:
23

(a) membaca dan memahami karya tulis dan artikel-


artikel tentang hal yang sejenis atau yang berhubungan
dengan persoalan yang ditulis sebagai bahan masukan
dan bahan pembanding, baik yang ditulis oleh suatu
lembaga/instansi maupun perorangan; dan

(b) menyusun skema gambaran umum sebagai


sarana pembantu pembuatan ikhtisar persoalan yang
hendak ditulis meliputi sekitar kelahiran, pendidikan,
penugasan dan akhir pengabdian.

(3) menentukan spektrum naskah yang ditulis yaitu:


luasnya bidang perhatian penulisan dan prosentase
perbandingan antara hal-hal yang bersifat dokumenter dengan
hal-hal yang bersifat analisis, dan esai.

(4) menginformasikan kepada tokoh/keluarga dari objek


penulisan sejarah biografi tentang pembuatan sambutan untuk
dimasukkan dalam buku yang akan ditulis.

d) menyiapkan cover sesuai dengan isi buku yang menjadi objek


penulisan.

e) menyiapkan kerangka tulisan;

f) ekspos kerangka sementara;

g) menyiapkan jadwal kegiatan sebagai pedoman dan kontrol


kegiatan sesuai tahapannya;

h) menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan pada saat


penulisan; dan

i) menyiapkan biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan


penulisan.

3) Pelaksanaan.

a) Kegiatan penulisan buku sejarah biografi adalah:

(1) membuat cover sesuai dengan isi buku yang menjadi


objek penulisan;

(2) penulisan naskah tingkat I. Dalam penulisan naskah


tingkat I (naskah awal) perlu memadukan daya pikir dengan
sikap mental pengabdian dan kecintaan kepada bangsa dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Isinya adalah:
24

(a) Kata sambutan. Kata sambutan ditulis oleh


pejabat satu tingkat lebih tinggi dari satuan penulis,
berisi ucapan syukur kepada Tuhan YME, terimakasih
kepada Komandan/Pimpinan satuan penulis dan pihak
lain yang mendukung penulisan, manfaat dari isi buku
berupa pesan meningkatkan semangat juang dan
militansi.

(b) Kata pengantar. Kata pengantar ditulis oleh


pejabat tertinggi dari satuan penulis, berisi ucapan
syukur, terima kasih, latar belakang maksud dan tujuan
penulisan, permintaan kritik dan saran.

(c) Daftar isi. Daftar isi dibuat dengan tepat sesuai


halaman yang telah disusun mulai dari kata sambutan
sampai indeks. Lampiran berupa keputusan, surat
perintah, surat keputusan, dan data lain sesuai
kebutuhan.

(d) Pendahuluan. Berisi masalah yang akan


diuraikan, batas-batasnya, korelasi kedudukan pokok
bahasan yang ditulis, pokok-pokok bahasan bab per bab
secara garis besar, serta bagaimana cara memperoleh
sumber-sumber data, dan metode yang dipergunakan
dalam penulisan.

(e) Inti (uraian bab demi bab). Uraian bab demi bab
menggunakan teknik penulisan sebagai berikut:

i. tiap bab menggunakan judul bab sebagai


pokok bahasan dari uraian bab tersebut;

ii. tiap bab menguraikan masalah secara


berurutan, membahas, mengupas persoalan
secara logis dan proporsional dan diakhiri dengan
penutup yang memuat tentang kesimpulan;

iii. cara penuangan isi tiap bab pedomani


penjelasan kerangka sejarah biografi (contoh 9);
iv. pembahasan persoalan harus didukung
dengan bukti, dan fakta yang valid dan relevan;

v. tulisan dapat dilengkapi dengan


menggunakan gambar/foto, tabel, dan dapat
dipertanggungjawabkan dengan menunjukkan
sumber yang dikutip (referensi atau catatan kaki);
dan
25

vi. Tiap bab menguraikan pokok bahasan,


bila diperlukan tiap bab dapat dibagi dalam
beberapa sub bab.

(f) Penutup. Berisi uraian singkat berupa


kesimpulan dari seluruh isi tulisan, antara lain: Intisari
uraian yang telah dibahas, tidak menimbulkan masalah
baru, rumusan yang mudah dipahami dan diambil
manfaatnya, dan harapan.

(g) Daftar Pustaka, daftar yang memuat judul buku


(literatur yang digunakan untuk mendukung penulisan).
Cara penulisan sumber berupa buku, dimulai dari nama
pengarang (tanpa gelar akademik, gelar adat, dan gelar
lainnya), judul buku (huruf miring), tempat terbit,
penerbit dan tahun terbit. Dengan ketentuan sebagai
berikut:

i. Apabila buku tersebut ditulis oleh orang


Indonesia yang namanya terdiri dari dua atau
lebih kata, tidak perlu dibalik, kecuali pengarang
asing.

Contoh:

Adam Malik, Riwayat Proklamasi Agustus 1945,


Widjaya, Jakarta, 1982.

Bailey, Thomas A., A Diplomatic History of the


American People, Meredith Corporation, New
York, 1969.

Pusat Sejarah dan Tradisi TNI, Sejarah TNI Jilid I


(1945-1949), Pusjarah TNI, Jakarta, 2000.

ii. Apabila buku tersebut ditulis oleh dua


orang, maka nama pengarangnya ditulis kedua-
duanya.

Contoh:

Taufik Abdullah dan Abdurrahman Surjomihardjo,


Beberapa Segi Perkembangan Sejarah Pers di
Indonesia, Departemen Penerangan,
Jakarta,1980.

iii. Berapa kali dicetak ulang, maka


disebutkan cetakan keberapanya.
26

Contoh:

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)


28 Mei 1945-22 Agustus 1945, cetakan IV, Widya
Komputer Indonesia, Jakarta,1998.

iv. Apabila buku tersebut ditulis oleh tiga


orang atau lebih, cukup ditulis satu orang saja
yang paling depan dan ditambah kata dkk atau et.
al.
Contoh:
Anhar Gonggong dkk, Sejarah Nasional Indonesia
Jilid VI, Depdikbud, Jakarta,1980.
v. Apabila buku yang dijadikan sumber
merupakan bunga rampai, maka penulis
disebutkan sebagai editor (ed).
Contoh:
P.J. Suwarno (editor), Negara dan Nasionalisme
Indonesia, Grasindo, Jakarta,1994.
vi. Apabila buku yang dikutip berupa buku
terjemahan maka setelah judul buku di dalam
kurung ditulis terjemahan.

Contoh:
D.K. Palit, Sari-Sari Pengetahuan Militer
(terjemahan), Pembimbing, Djakarta, 1953.
vii. Apabila buku yang dijadikan sumber tanpa
penerbit atau tanpa tahun, maka tetap ditulis
tanpa penerbit atau tanpa tahun.
Contoh:
Djohan Hanafiah dkk, Tokoh Pejuang
Kemerdekaan RI Sumatera Selatan H. Abdul
Rozak Pamong Pejuang, Tanpa Penerbit,
Palembang, 2008.
Muhammad Yamin, Lukisan Sejarah, Jakarta,
Ghalia Indonesia, Tanpa Tahun.
viii. Apabila buku seseorang yang dijadikan
sumber lebih dari satu, maka penulisannya
berdasarkan tahun terbit. Sedangkan untuk buku
berikutnya tidak ditulis lagi nama pengarangnya
dan hanya memakai garis.
27

Contoh:

Muhammad Yamin, Sedjarah Peperangan


Diponegoro, Jajasan Pembangunan Djakarta,
Djakarta, 1945.

, Tan Malaka Bapak


Repoeblik Indonesia, CV. Tandikat, Padang
Pandjang, 1946.

, Lukisan Sejarah, Ghalia


Indonesia, Jakarta, tanpa tahun.

ix. Apabila buku seseorang yang dijadikan


sumber lebih dari satu dan diterbitkan pada tahun
yang sama, maka penulisannya, setelah tahun
terbit diberi tanda huruf a, b dan selanjutnya.
Sedangkan untuk buku berikutnya tidak ditulis lagi
nama pengarangnya dan hanya memakai garis
putus-putus.

Contoh:
Pusat Sejarah dan Tradisi TNI, Sejarah TNI Jilid I
(1945-1949), Pusjarah TNI, Jakarta, 2000, a.
------------------, Sejarah TNI Jilid II (1950-1960),
Pusjarah TNI, Jakarta, 2000, b.

------------------, Sejarah TNI Jilid III (1960-1965),


Pusjarah TNI, Jakarta, 2000, c.

x. Cara penulisan sumber dokumen/arsip


berupa Surat Keputusan/Surat Telegram/Surat
Perintah, dll adalah : nama surat, instansi yang
mengeluarkan, nomor surat, tanggal surat.

Contoh:
Penetapan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor :
5/KSAD/PNT/50 tanggal 5 Pebruari 1950 tentang
pusat perpustakaan Angkatan Darat.

xi. Cara penulisan sumber berupa majalah


atau koran adalah: nama majalah atau koran,
nomor, tanggal, dan tahun terbit.

Contoh:

Abdul Kadir, Biografi Ringkas Muhammad Yamin,


dalam majalah bulanan Berita Idayu 12 Juni 1975.
28

Majalah Mingguan Gatra Nomor 50 Tahun XV 22-


28 Oktober 2009.

Harian Kompas, 23 April 2010.

Ruslan Abdul Gani, Refleksi Linggarjati, makalah


disampaikan dalam diskusi Refleksi Linggarjati di
Gedung Erasmuis, Jakarta tanggal 19 Oktober
2002.

xii. Cara penulisan sumber dari wawancara


adalah nama tokoh/pelaku yang diwawancarai,
tempat wawancara, waktu wawancara.

Contoh:

Wawancara dengan Kolonel (Purn) R. Ridhani, di


Bandung pada tanggal 26 April 2012.

(h) Pengutipan sumber. Pengutipan merupakan


kegiatan mencuplik “sebagian” atau “seluruh” pendapat
penulis dari buku yang dijadikan sumber, atau dari hasil
wawancara dengan tokoh atau saksi sejarah.
Pengutipan terbagi dua, yaitu “kutipan tidak langsung”
dan “kutipan langsung”.

i. Kutipan tidak langsung adalah jika kalimat


yang dikutip tidak lebih dari tiga baris, dan kutipan
tersebut tidak perlu dipisahkan, tetapi
dimasukkan dalam kalimat. Pada kutipan
tidak langsung yang ditulis hanya inti atau sari
pendapat atau ide dari pendapat yang
dikemukakan, sehingga tidak perlu seluruh alinea
dikutip. Beberapa syarat yang perlu diperhatikan
membuat kutipan tidak langsung adalah: kutipan
diintegrasikan dalam teks, jarak antar baris
dua spasi, sesudah kata kutipan diberi
nomor penunjukan (foot note).

ii. Sedangkan kutipan langsung adalah jika


kalimat yang dikutip lebih dari tiga baris.
Dalam penulisannya, kutipan dipisahkan dari teks
dalam jarak dua spasi, jarak antara baris dengan
baris kutipan satu spasi. Seluruh kutipan dimulai
dengan alinea baru, tanpa tanda kutip/tanda
petik. Di sini kutipan tidak boleh dikurangi
atau diubah kalimatnya. Sesudah kutipan diberi
nomor penunjukan foot note. Dalam penunjukan
sumber, dikenal beberapa cara, yaitu catatan kaki
(foot note) dan catatan belakang (back note) atau
disebut side note.
29

(i) Catatan kaki merupakan keterangan tambahan


atau bagian teks karangan yang ditempatkan pada
kaki halaman karangan yang bersangkutan.
Sebagai keterangan tambahan, catatan kaki tidak terlepas
dari isi teks utama yang akan diberi penjelasan. Pada
dasarnya sebuah catatan kaki dibuat untuk maksud:
menyusun pembuktian, yaitu menunjukkan tempat atau
sumber tentang suatu kebenaran yang telah dibuktikan
oleh orang lain. Menunjukkan tentang sumber kutipan
atau literatur yang digunakan dalam merujuk isi tulisan
dan menyampaikan keterangan tambahan. Cara
penulisan catatan kaki ada dua macam, yaitu:

i. Penulisan rujukan sumber, baik sebagai


penunjukan sumber maupun sebagai tambahan
keterangan di bagian bawah dari tulisan. Teknik
pembuatan catatan kaki adalah bahwa pada
bagian yang akan diberi digunakan tanda berupa
angka Arab yang diletakkan setengah spasi di
atas baris kalimat tersebut.

Demikian pula tanda yang digunakan pada


catatan kaki-nya diletakkan setengah spasi di atas
baris pertama dari foot note. Apabila
keterangan catatan kaki lebih dari satu baris,
maka diketik dengan jarak satu spasi. Jarak antar
catatan kaki adalah dua spasi. Untuk
menghindari pengulangan, digunakan istilah-
istilah khusus, yaitu ibid, loc. cit dan op. cit. Kata-
kata tersebut merupakan singkatan dengan arti
yang berbeda. Ibid adalah singkatan dari bahasa
Latin ibidem, yang berarti “pada tempat yang
sama”. Singkatan ini digunakan bila catatan kaki
yang berikut menunjukkan pada karya yang telah
disebut dalam nomor sebelumnya. Bila
halamannya sama maka digunakan ibid, tetapi
bila halamannya berbeda, maka sesudah kata
ibid, ditambah halamannya.

Contoh:
1) Dinas Sejarah Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat,
Sejarah TNI AD 1945-1973 No. 6 Sejarah Perkembangan Organisasi TNI
AD, Disjarahad, Bandung, 1982, hal. 101.

Apabila foot note nomor dua yang dikutip masih


pada buku dan halaman tersebut di atas maka
dipakai ibid.
2) Ibid.
30

Apabila foot note nomor dua yang dikutip masih


pada buku tersebut di atas, tetapi halamannya
berbeda, seperti halaman 103, maka dipakai ibid,
hal. 103.
3) Ibid, hal. 103.

Loc. Cit. adalah singkatan dari bahasa Latin loco


citato, yang berarti “pada tempat yang telah
dikutip”. Dalam hal ini bukunya sama,
halamannya sama, tetapi telah diselingi oleh buku
yang lain.

Contoh:
1) Dinas Sejarah Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat,
Sejarah TNI AD 1945-1973 No. 6 Sejarah Perkembangan Organisasi TNI
AD, Disjarahad, Bandung, 1982, hal. 101.

2) Pusat Sejarah dan Tradisi TNI, Sejarah TNI Jilid I (1945-1949),


Pusjarah TNI, Jakarta, 2000, hal. 10.

Apabila foot note nomor tiga yang dikutip kembali


pada buku foot note nomor satu (halaman sama),
maka dipakai loc. cit.
3) Loc. Cit.

Op. Cit. adalah singkatan dari bahasa Latin opere


citato, yang berarti “pada karya yang telah
dikutip”.

Dalam hal ini bukunya sama, halamannya


berbeda tetapi telah diselingi oleh buku yang lain.

Contoh:
1) Dinas Sejarah Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat,
Sejarah TNI AD 1945-1973 No. 6 Sejarah Perkembangan Organisasi TNI
AD, Disjarahad, Bandung, 1982, hal. 101.

2) Pusat Sejarah dan Tradisi TNI, Sejarah TNI Jilid I (1945-1949)


,Pusjarah TNI, Jakarta, 2000, hal. 10.

Apabila catatan kaki nomor tiga yang mengutip


kembali pada buku foot note nomor satu, tetapi
halamannya berbeda, seperti halaman 103, maka
dipakai op. cit.
3) Op. Cit, hal. 103.
31

Apabila buku karya seorang penulis yang


dijadikan sumber lebih dari satu, maka pada
pemakaian foot note loc. cit dan op. cit, ditulis
nama pengarang dan tahun terbit. Apabila
tahun terbitnya sama, maka setelah tahun terbit
diberi tanda a, b dan seterusnya.

Contoh:
1) Pusat Sejarah dan Tradisi TNI, Sejarah TNI Jilid I (1945-1949),
Pusjarah TNI, Jakarta, 2000, a, hal. 10.

2) Dinas Sejarah Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat,


Sejarah TNI AD 1945-1973 No. 6 Sejarah Perkembangan Organisasi TNI
AD, Disjarahad, Bandung, 1982, hal. 101.

3) Pusat Sejarah dan Tradisi TNI, Sejarah TNI Jilid III (1960-
19659),Pusjarah TNI, Jakarta, 2000, b, hal. 10.

4) Pusat Sejarah dan Tradisi TNI, 2000, a, Loc. Cit.

atau

4) Pusat Sejarah dan Tradisi TNI, 2000, a, Op. Cit, hal 12.

ii. Penulisan rujukan sumber langsung


sebelum atau setelah penulisan teks yang dikutip.
Cara ini hanya untuk menunjukkan tempat atau
sumber kutipan. Sedangkan untuk menambah
keterangan tetap memakai foot note.

Contoh penulisan rujukan sumber sebelum


penulisan teks yang dikutip:

R. Rhidani (2009: 95) menyatakan jauh sebelum


Trikora dicetuskan, gagasan pembentukan
kesatuan Cadangan Strategis telah dicanangkan
oleh KSAD Jenderal A.H. Nasution. Kesatuan
tersebut merupakan gabungan dari divisi-divisi
atau dari tim-tim pertempuran.

Contoh penulisan rujukan sumber sesudah


penulisan teks yang dikutip:

Jauh sebelum Trikora dicetuskan, gagasan


pembentukan kesatuan Cadangan Strategis telah
dicanangkan oleh KSAD Jenderal A.H Nasution.
Kesatuan tersebut merupakan gabungan dari
divisi-divisi atau dari tim-tim pertempuran. (R.
Rhidani, 2009: 95). Apabila karya dari seorang
32

penulis yang dijadikan sumber lebih dari satu


buku yang diterbitkan pada tahun yang sama,
maka setiap penulisan rujukan sumbernya setelah
tahun terbit diberi tanda a, b, dan seterusnya.

Contoh : (Pusat Sejarah dan Tradisi TNI: 2000,


a: 12) (Pusat Sejarah dan Tradisi TNI: 2000, b :
20).

Contoh penulisan catatan kaki sebagai


menyampaikan keterangan tambahan:

Komando Jawa dan Komando Sumatera dihapus.


Wilayah Republik Indonesia Serikat dalam arti
militer dibagi 11 Territorium.1) Masing-masing
Komandan Territorium bertanggung jawab
langsung kepada Kepala Staf Angkatan Darat.

1) Ke 11 Territorium tersebut adalah Territorium Sumatera Utara,


Territorium Sumatera Barat, Territorium Baberi, Territorium Sumatera
Selatan, Territorium Ibu Kota Jakarta, Territorium Jawa Barat, Territorium
Jawa Tengah, Territorium Jawa Timur, Territorium Kalimantan, Territorium
Sulawesi Maluku, dan Territorium Sunda Kecil. Dinas Sejarah Tentara
Nasional Angkatan Darat, Sejarah TNI AD 1945-1973 No.6, Disjarahad,
Bandung, 1982, hal. 101-102.

(j) Daftar istilah dan singkatan dibuat secara


alfabetis.

Contoh Penulisan Daftar Istilah/Singkatan.

DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN

AFNEI: Allied Forces for the Nederland East Indies.


B

Bundan : Regu dalam PETA.


Budancho: Komandan Regu.

Buntai : Regu dalam satuan Jepang.

(k) Daftar indeks. Indeks adalah daftar kata atau


istilah penting yang terdapat di buku dan tersusun sesuai
abjad disertai nomor halaman.

Contoh penulisan indeks:


33

INDEKS

Amnar: 10, 21
Anton : 7,15

Basuki: 75,101
Bejo : 23, 50
Dst……

(l) Daftar tokoh memuat nama tokoh/pelaku dari


persoalan yang ditulis.

m) Lampiran terdiri dari surat keputusan, instruksi,


peta, dan surat-surat yang menjadi bahan pendukung
penulisan.

Contoh penulisan lampiran:

Lampiran 1.

Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor


Perkasad/31/V/2008 tanggal 28 Mei 2008 tentang
Pembentukan Dinas Sejarah Angkatan Darat
(Disjarahad).

Lampiran 2.
……………….

Lampiran 3.
……………….

(n) Setelah penulisan naskah tingkat I selesai, maka


dilakukan penomoran dan disusun sebagai berikut:

i. Kulit buku berisi judul buku dan penulis.

ii. Halaman judul sesuai dengan kulit buku.

iii. Kata pengantar.

iv. Daftar Isi.

v. Pendahuluan.

vi. Bab demi bab dari isi buku.


34

vii. Bibliografi (kepustakaan).

viii. Lampiran-lampiran.

(o) Jenis huruf: jenis huruf yang dipakai dalam


penulisan menggunakan jenis huruf yang bervariasi
dominan arial, dengan ukuran 12 untuk naskah tulisan,
ukuran 10 untuk keterangan gambar/foto, dan ukuran 9
untuk catatan kaki. Sedangkan untuk judul bab dan pasal
ukurannya menyesuaikan serta naskah diketik 1,5 spasi.

(3) Melaksanakan ekspose naskah tingkat I (pembahasan


intern/Pokja). Dalam pembahasan ekspose tingkat I perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

(a) komposisi anggota pembahasan sedapat


mungkin disesuaikan dengan masalah-masalah yang
akan dibahas. Untuk pembahasan intern, penulis harus
siap untuk menerima saran-saran/masukan untuk
penyempurnaan.

(b) pembahasan mengacu kepada metode penulisan


sejarah, sehingga didapat objektivitas dalam penulisan.

(c) pembahasan hendaknya memperhatikan hal-hal


sebagai berikut:

i. Sumber:

i) memeriksa bahan-bahan dokumen


yang dipergunakan, referensi, prosentase
bahan yang berasal dari dokumen,
pustaka, oral (wawancara, analisis penulis)
dan sumber lain yang membantu;

ii) memeriksa transkrip hasil


wawancara; dan

iii) Menelaah pembahasan-


pembahasan penulis berdasarkan bahan-
bahan otentik dan sumber-sumber
tambahan.

ii. segi ilmiah. Penelitian mengenai


kebenaran sejarah terutama tentang kedalaman
uraian, pembahasan, dan kebenaran
interpretasinya;

iii. segi tujuan penulisan. Meneliti apakah


penulisan tersebut sesuai dengan tujuan dan
jangkauan sasaran yang telah ditentukan;
35

iv. segi bahasa. Penilaian redaksional yang


meliputi tata bahasa, gaya bahasa, dan
susunan kalimat, apakah telah menggunakan
bahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai
dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku;
dan

v. segi militer. Meneliti apakah tulisan


menonjolkan segi-segi kemiliteran yang
berhubungan dengan TNI AD, dengan
mempertimbangkan sejauh mana tulisan tersebut
berdaya guna untuk menambah
pengalaman, perkembangan ilmu pengetahuan
militer dan tradisi kejuangan TNI AD sebagai
pedoman untuk menyempurnakan kegiatan
selanjutnya. Semua sasaran penyempurnaan
disusun kembali secara tertulis untuk
memudahkan penulis dalam melakukan penulisan
ulang (rewriting) terhadap naskah tingkat I.

(4) Menulis naskah tingkat II. Penyusunan naskah tingkat


II merupakan hasil penyempurnaan dari saran dan masukan
yang telah diterima saat ekspose naskah tingkat I. Selesai
penyusunan naskah tingkat II, naskah dibaca kembali seolah-
olah naskah ini hasil karya orang lain, atau dengan baca
silang diantara anggota Pokja penulisan. Cara tersebut
memungkinkan akan ditemukan hal-hal yang perlu ditambah,
dikurangi ataupun diganti. Kekurangan-kekurangan yang
ditemukan, dilengkapi dengan mencari data tambahan. Hasil
perbaikan naskah tingkat I merupakan naskah tingkat II.
Tidak menutup kemungkinan dalam penyusunan naskah
tingkat II dimasukkan fakta-fakta baru untuk kelengkapan
penulisan.

(5) belaksanakan ekspose naskah tingkat II (pembahasan


ekstern). Dalam ekspose naskah tingkat II mengikutsertakan
ahli (sejarawan) dari luar satuan, keluarga tokoh yang ditulis,
dan saksi.

(6) koreksi akhir. Pelaksanaan koreksi akhir


memperhatikan:

(a) saran perbaikan yang sudah dikemukakan pada


pembahasan ekstern;

(b) penyelarasan bahasa dan materi dengan ahlinya;

(c) Hasil perbaikan ini merupakan naskah akhir yang


siap cetak (dummy); dan
36

(d) Apabila naskah akan diterbitkan, naskah


didaftarkan ke Perpustakaan Nasional untuk
mendapatkan International Standard Book Number
(ISBN), dengan melampirkan anmtara lain: cover buku
dan daftar isi.

19. Pembuatan Leaflet Sejarah Biografi.

a. Pengumpulan Data (Heuristik). Kegiatan perencanaan, persiapan,


pelaksanaan, dan pengakhiran pengumpulan data untuk pembuatan leaflet pada
umumya sama dengan kegiatan pembuatan buku sejarah biografi. Perbedaannya,
adalah bahwa data yang dikumpulkan untuk kegiatan pembuatan leaflet tidak
sebanyak data yang akan dikumpulkan untuk kegiatan penulisan sejarah biografi.

b. Kritik/Meneliti Data/Sumber. Kegiatan perencanaan, persiapan,


pelaksanaan, dan pengakhiran kritik/meneliti data/sumber untuk pembuatan leaflet
pada umumya sama dengan kegiatan pembuatan buku sejarah biografi.
Perbedaannya, adalah bahwa data yang dikritik/diteliti untuk kegiatan pembuatan
leaflet tidak sebanyak data yang akan dikritik/diteliti untuk kegiatan penulisan
sejarah biografi.

c. Interpretasi. Kegiatan perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan


pengakhiran interpretasi untuk pembuatan leaflet pada umumya sama dengan
kegiatan pembuatan buku sejarah biografi. Perbedaannya, adalah bahwa data
yang diinterpretasi untuk kegiatan pembuatan leaflet tidak sebanyak data yang
akan diinterpretasi untuk kegiatan penulisan sejarah biografi.

d. Penulisan Leaflet Sejarah Biografi.

1) Perencanaan. Kegiatan pada tahap perencanaan adalah:

a) merencanakan personel dalam Pokja penulisan leaflet sejarah


biografi dengan komposisi: penanggungjawab, nara sumber, ketua,
wakil ketua, sekretaris, anggota, dan pendukung;

b) membuat rencana pelaksanaan kegiatan penulisan leaflet


sejarah biografi;

c) merencanakan kerangka tulisan leaflet; dan

d) merencanakan waktu koordinasi dengan tokoh terkait dan atau


keluarga yang menjadi objek penulisan sejarah biografi.

2) Persiapan. Kegiatan tahap persiapan adalah:


a) menyiapkan administrasi (surat perintah dan surat berkaitan
dengan kegiatan yang akan dilaksanakan) bagi kelompok kerja
(Pokja) yang bertugas melaksanakan penulisan leaflet;

b) menyiapkan fakta-fakta sejarah dari objek yang akan ditulis,


yaitu: pendahuluan, isi, dan penutup;
37

c) menyiapkan beberapa alternatif judul leaflet;

d) menyiapkan kerangka leaflet;

e) menyiapkan desain leaflet;

f) menyiapkan naskah tulisan sesuai dengan kerangka leaflet;


dan

g) menyiapkan rencana pencetakan leaflet.

3) Pelaksanaan.

a) Kegiatan penulisan leaflet sejarah biografi adalah:

(1) Menentukan judul leaflet yang dibuat dalam beberapa


variasi seperti:

(a) Terdiri dari judul utama saja.

Contoh: MENELUSURI JEJAK PAHLAWAN NASIONAL


“SOEPRIJADI”

(b) Terdiri dari judul utama dan judul kecil. Contoh:

KAPTEN CZI (ANM) PIERRE ANDRIES


TENDEAN
SOSOK PAHLAWAN REVOLUSI YANG RELA
BERKORBAN JIWA DAN RAGANYA

Keterangan:

Judul utama: KAPTEN CZI (ANM) PIERRE ANDRIES


TENDEAN

Judul kecil: SOSOK PAHLAWAN REVOLUSI YANG


RELA BERKORBAN JIWA DAN RAGANYA.

(2) Membuat kerangka leaflet. Leaflet terdiri dari tiga


bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup. Contoh kerangka
leaflet dari beberapa judul.

(a) Judul KAPTEN CZI (ANM) PIERRE ANDRIES


TENDEAN SOSOK PAHLAWAN REVOLUSI YANG
RELA BERKORBAN JIWA DAN RAGANYA.

i. Pendahuluan.

ii. Isi/inti memuat:


38

i) Masa muda.

ii) Meniti karier militer.

iii) Dharma bhaktinya.

iv) Hal yang dapat dikenang.

iii. Penutup.

(b) Judul MENELUSURI JEJAK PAHLAWAN


NASIONAL “SOEPRIJADI”

i. Pendahuluan.

ii. Isi/inti memuat:

i) Riwatat hidup singkat dan


perjuangan Soeprijadi.

ii) Di manakah Soeprijadi ?

iii. Penutup.

(3) Membuat desain leaflet dengan ketentuan:

(a) Menggunakan selembar kertas art paper ukuran


folio (timbal balik/halaman depan dan halaman
belakang)

(b) Menggunakan huruf bebas dengan besar huruf 9.

(c) Jarak tulisan satu spasi.

(d) Menggunakan berbagai variasi warna.

(4) Membuat naskah tulisan sesuai dengan kerangka leaflet


berupa ringkasan/intisari. Selain tulisan, dapat menambahkan
foto atau tabel untuk melengkapi naskah tulisan. Isi dari
bagian-bagian leaflet sebagai berikut:

(a) Pendahuluan, berisi pengantar singkat tokoh


yang akan disajikan dalam leaflet;

(b) Isi/inti berisi uraian yang singkat tentang riwayat


hidup dari seorang tokoh yang ditampilkan mulai sejak
masa kecil, berkarya dalam bidang yang digelutinya
serta masa tua;
39

(c) Penutup, berisi harapan dari pembuat leaflet agar


bermanfaat bagi setiap orang yang membaca leaflet
tersebut; dan

(d) Dalam pembuatan leaflet, setap mengutip naskah


karya orang lain harus menuliskan pada bagian akhir
naskah yang dikutip sebagai berikut: nama pengarang
(tanpa gelar akademik, gelar adat, dan gelar lainnya),
judul buku (huruf miring), tempat terbit, penerbit, tahun
terbit dan halaman. Hal ini dilakukan sebagai wujud
pertanggungjawaban hak intelektual seseorang, namun
karena keterbatasan ruang yang ada, maka data tentang
kutipan langsung dituliskan pada akhir dari naskah yang
dikutip.

(5) Mencetak leaflet.

4) Pengakhiran. Kegiatan setelah pembuatan leaflet sejarah biografi


adalah sebagai berikut:

a) mengevaluasi hasil kegiatan yang dilaksanakan sebagai bahan


masukan penyempurnaan rencana berikutnya, sehingga kegiatan
penulisan leaflet sejarah biografi dapat berjalan lebih baik dan
antisipasi untuk masa yang akan datang; dan

b) membuat laporan pelaksanaan kegiatan pembuatan leaflet.

20. Pembuatan Buklet Sejarah Biografi.

a. Pengumpulan Data (Heuristik). Kegiatan perencanaan, persiapan,


pelaksanaan, dan pengakhiran pengumpulan data untuk pembuatan buklet sejarah
biografi pada umumya sama dengan kegiatan pembuatan buku sejarah biografi.
Perbedaannya, adalah bahwa data yang dikumpulkan untuk kegiatan pembuatan
buklet sejarah biografi tidak sebanyak data yang akan dikumpulkan untuk kegiatan
penulisan sejarah biografi.

b. Kritik/Meneliti Data/Sumber. Kegiatan perencanaan, persiapan,


pelaksanaan, dan pengakhiran kritik/meneliti data/sumber untuk pembuatan buklet
sejarah biografi pada umumya sama dengan kegiatan pembuatan buku sejarah
biografi. Perbedaannya, adalah bahwa data yang dikritik/diteliti untuk kegiatan
pembuatan buklet sejarah biografi tidak sebanyak data yang akan dikritik/diteliti
untuk kegiatan penulisan sejarah biografi.

c. Interpretasi. Kegiatan perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan


pengakhiran interpretasi untuk pembuatan buklet sejarah biografi pada umumya
sama dengan kegiatan pembuatan buku sejarah biografi. Perbedaannya, adalah
bahwa data yang diinterpretasi untuk kegiatan pembuatan buklet sejarah biografi
tidak sebanyak data yang akan diinterpretasi untuk kegiatan penulisan sejarah
biografi.
40

d. Penulisan Buklet Sejarah Biografi.

1) Perencanaan. Kegiatan pada tahap perencanaan adalah:

a) merencanakan personel dalam Pokja penulisan buklet sejarah


biografi dengan komposisi: penanggung jawab, nara sumber, ketua,
wakil ketua, sekretaris, anggota, dan pendukung;

b) membuat rencana pelaksanaan kegiatan penulisan buklet


sejarah biografi;

c) merencanakan kerangka tulisan buklet; dan

d) merencanakan waktu koordinasi dengan tokoh terkait dan atau


keluarga yang menjadi objek penulisan buklet sejarah biografi.

2) Persiapan. Kegiatan tahap persiapan adalah:


a) menyiapkan administrasi (surat perintah dan surat berkaitan
dengan kegiatan yang akan dilaksanakan) bagi kelompok kerja
(Pokja) yang bertugas melaksanakan penulisan buklet;

b) menyiapkan fakta-fakta sejarah dari objek yang akan ditulis,


yaitu: pendahuluan, isi, dan penutup;

c) menyiapkan beberapa alternatif judul buklet;

d) menyiapkan kerangka buklet;

c) menyiapkan desain buklet;

d) menyiapkan naskah tulisan sesuai dengan kerangka buklet;


dan

e) menyiapkan rencana pencetakan buklet.

3) Pelaksanaan.

a) Kegiatan penulisan buklet sejarah biografi adalah:

(1) Menentukan judul buklet yang dibuat dalam beberapa


variasi seperti:

(a) Terdiri dari judul utama saja.

Contoh: MENGENAL SOSOK PAHLAWAN NASIONAL


“BRIGJEN TNI (ANM) SLAMET RIYADI”

(b) Terdiri dari judul utama dan judul kecil. Contoh:


41

KAPTEN CZI (ANM) PIERRE ANDRIES


TENDEAN
SOSOK PAHLAWAN REVOLUSI YANG RELA
BERKORBAN JIWA DAN RAGANYA

Keterangan:

Judul utama: KAPTEN CZI (ANM) PIERRE ANDRIES


TENDEAN

Judul kecil: SOSOK PAHLAWAN REVOLUSI YANG


RELA BERKORBAN JIWA DAN RAGANYA.

(2) Membuat kerangka buklet. Buklet terdiri dari tiga bagian


yaitu pendahuluan, isi dan penutup. Contoh kerangka buklet
dari beberapa judul.

(a) Judul MENGENAL SOSOK PAHLAWAN


NASIONAL “BRIGJEN TNI (ANM) SLAMET RIYADI”

i. Pendahuluan.

ii. Isi memuat:

i) Masa kecil.

ii) Meniti karier militer.

iii) Dharma bhakti.

iii. Penutup.

(b) Judul KAPTEN CZI (ANM) PIERRE ANDRIES


TENDEAN SOSOK PAHLAWAN REVOLUSI YANG
RELA BERKORBAN JIWA DAN RAGANYA.

i Pendahuluan.

ii. Isi memuat:

i) Masa muda.

ii) Meniti karier militer.

iii) Dharma bhaktinya.

iv) Hal yang dapat dikenang.

iii. Penutup.
42

(3) Membuat desain buklet dengan ketentuan:

(a) menggunakan kertas biasa dalam ukuran


kecil/buku saku;

(b) menggunakan huruf bebas dengan besar huruf 9;


dan

(c) jarak tulisan satu spasi.

(4) Membuat naskah tulisan sesuai dengan kerangka buklet


berupa uraian yang lebih banyak. Selain tulisan, dapat
menambahkan foto atau tabel untuk melengkapi naskah
tulisan. Adapun isi dari bagian-bagian buklet sebagai berikut:

(a) Pendahuluan berisi pengantar secara singkat


tokoh yang akan disajikan dalam buklet;

(b) Inti berisi uraian yang lebih luas/banyak


dibanding buklet tentang riwayat hidup dari seorang
tokoh yang ditampilkan mulai sejak masa kecil, berkarya
dalam bidang yang digelutinya serta masa tua;

(c) Penutup berisi harapan dari pembuat buklet


kiranya bermanfaat bagi setiap orang yang membaca
buklet tersebut; dan

(d) Dalam pembuatan buklet, setap mengutip naskah


karya orang lain, maka pada bagian bawah dari naskah
yang dikutip harus mencantumkan foot note yang
memuat informasi sebagai berikut: nama pengarang
(tanpa gelar akademik, gelar adat, dan gelar lainnya),
judul buku (huruf miring), tempat terbit, penerbit, tahun
terbit dan halaman. Pada bagian akhir seluruh naskah
dapat dicantumkan daftar kepustakaan karena jumlah
halaman untuk buklet relatif lebih banyak jika
dibandingkan dengan leaflet.

(5) Mencetak buklet.

4) Pengakhiran. Kegiatan setelah pembuatan buklet sejarah biografi


adalah sebagai berikut:

a) mengevaluasi hasil kegiatan yang dilaksanakan sebagai bahan


masukan penyempurnaan rencana berikutnya, sehingga kegiatan
penulisan buklet sejarah biografi dapat berjalan lebih baik dan
antisipasi untuk masa yang akan datang; dan

b) membuat laporan pelaksanaan kegiatan pembuatan buklet.


43

21. Pembuatan Album Sejarah Biografi.

a. Pengumpulan Data (Heuristik). Kegiatan perencanaan, persiapan,


pelaksanaan, dan pengakhiran pengumpulan data untuk pembuatan album
sejarah biografi pada umumya sama dengan kegiatan pembuatan buku sejarah
biografi. Perbedaannya, adalah bahwa data yang dikumpulkan untuk kegiatan
pembuatan album sejarah biografi tidak sebanyak data yang akan dikumpulkan
untuk kegiatan penulisan sejarah biografi.

b. Kritik/Meneliti Data/Sumber. Kegiatan perencanaan, persiapan,


pelaksanaan, dan pengakhiran kritik/meneliti data/sumber untuk pembuatan album
sejarah biografi pada umumya sama dengan kegiatan pembuatan buku sejarah
biografi. Perbedaannya, adalah bahwa data yang dikritik/diteliti untuk kegiatan
pembuatan album sejarah biografi tidak sebanyak data yang akan dikritik/diteliti
untuk kegiatan penulisan sejarah biografi.

c. Interpretasi. Kegiatan perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan


pengakhiran interpretasi untuk pembuatan album sejarah biografi pada umumya
sama dengan kegiatan pembuatan buku sejarah biografi. Perbedaannya, adalah
bahwa data yang diinterpretasi untuk kegiatan pembuatan album sejarah biografi
tidak sebanyak data yang akan diinterpretasi untuk kegiatan penulisan sejarah
biografi.

d. Pembuatan Album Sejarah Biografi.

1) Perencanaan. Kegiatan pada tahap perencanaan adalah:

a) merencanakan personel dalam Pokja pembuatan album


sejarah biografi dengan komposisi: penanggungjawab, nara sumber,
ketua, wakil ketua, sekretaris, anggota, dan pendukung;

b) membuat rencana pelaksanaan kegiatan pembuatan album


sejarah biografi;

c) merencanakan kerangka album sejarah biografi; dan

d) merencanakan waktu koordinasi dengan tokoh terkait dan atau


keluarga yang menjadi objek pembuatan album sejarah biografi.

2) Persiapan. Kegiatan tahap persiapan adalah:


a) menyiapkan administrasi (surat perintah dan surat berkaitan
dengan kegiatan yang akan dilaksanakan) bagi kelompok kerja
(Pokja) yang bertugas melaksanakan pembuatan album;

b) menyiapkan fakta-fakta sejarah dari objek yang akan dimuat;

c) menyiapkan beberapa alternatif judul album;

d) Menyiapkan kerangka album;


44

e) Menyiapkan desain album; dan

f) Menyiapkan rencana pembuatan album.

3) Pelaksanaan.

a) Kegiatan pembuatan album sejarah biografi adalah:

(1) Menentukan judul album sejarah biografi yang dibuat


dalam beberapa variasi seperti:

(a) Terdiri dari judul utama saja.

Contoh: MENELUSURI JEJAK PAHLAWAN NASIONAL


“SOEPRIJADI”

(b) Terdiri dari judul utama dan judul kecil. Contoh:

KAPTEN CZI (ANM) PIERRE ANDRIES


TENDEAN
SOSOK PAHLAWAN REVOLUSI YANG RELA
BERKORBAN JIWA DAN RAGANYA

Keterangan:

Judul utama: KAPTEN CZI (ANM) PIERRE ANDRIES


TENDEAN

Judul kecil: SOSOK PAHLAWAN REVOLUSI YANG


RELA BERKORBAN JIWA DAN RAGANYA.

(2) Membuat kerangka album. Album terdiri dari tiga bagian


yaitu pendahuluan, isi dan penutup.

(3) Membuat album sesuai kerangka. Adapun isi dari


bagian-bagian album sebagai berikut:

(a) Pendahuluan berisi pengantar secara singkat


tokoh yang akan disajikan dalam album.

(b) Inti berisi foto-foto yang mencerminkan tentang


riwayat hidup dari seorang tokoh mulai sejak masa kecil,
berkarya dalam bidang yang digelutinya serta masa tua.

Penataan foto-foto dalam album memperhatikan hal-hal


sebagai berikut:

i. Album merupakan rangkaian photo


beserta narasi yang disusun secara kronologis;
45

ii. Pada bagian awal album dibuat kata


pengantar berupa tulisan yang menerangkan
tentang isi album;

iii. Album dibuat dengan susunan secara


kronologis mulai dari masa kecil, berkarya serta
pada masa tua; dan

iv. Foto-foto yang dimuat dalam album


hendaknya disertai keterangan untuk
memperjelas orang yang melihatnya. Keterangan
diletakkan pada bagian bawah photo meliputi
Siabidibame.

Contoh:

KASAD KOLONEL A.H. NASUTION MELAKUKAN


KUNJUNGAN UNTUK MELIHAT KONDISI NYATA TT. I YANG
DITERIMAOLEH PANGLIMA TT. I LETKOL DJAMIN GINTING
DAN LETKOL PIRNGADI DI MEDAN PADA TANGGAL 27
DESEMBER 1956.

(3) Penutup berisi harapan dari pembuat album


kiranya bermanfaat bagi setiap orang yang melihat
album tersebut.

4) Pengakhiran. Kegiatan setelah pembuatan album sejarah biografi


adalah sebagai berikut:

a) mengevaluasi hasil kegiatan yang dilaksanakan sebagai bahan


masukan penyempurnaan rencana berikutnya, sehingga kegiatan
pembuatan album sejarah biografi dapat berjalan lebih baik dan
antisipasi untuk masa yang akan datang; dan

b) membuat laporan pelaksanaan kegiatan pembuatan album.


46

BAB IV
HAL- HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

22. Umum. Penyelenggaraan kegiatan penulisan sejarah biografi dapat terlaksana


dengan baik dan mencapai sasaran yang diharapkan perlu memperhatikan tindakan
pengamanan, dan tindakan administrasi.

23. Tindakan Pengamanan. Tindakan pengamanan dilaksanakan untuk mendukung


keamanan dan kelancaran proses penulisan sejarah biografi dengan tahapan kegiatan
sebagai berikut:

a. Perencanaan.

1) Merencanakan tindakan pengamanan yang dapat menimbulkan


kerugian personel.

2) Merencanakan tindakan pengamanan terhadap materiil.

3) Merencanakan pengamanan kegiatan pengumpulan data dan


penulisan sejarah biografi.

4) Merencanakan pengamanan berita/dokumen yang mencakup


dokumen literer/tertulis, audio visual, korporil, dan hasil wawancara.

b. Persiapan.

1) Menyiapkan tindakan pengamanan yang dapat menimbulkan


kerugian personel.

2) Menyiapkan tindakan pengamanan terhadap materiil.

3) Menyiapkan tempat untuk pengarsipan dokumen-dokumen sejarah


yang penting.

4) Menyiapkan pengamanan kegiatan pengumpulan sumber sejarah


dan penulisan sejarah biografi.

c. Pelaksanaan.

1) Melaksanakan tindakan pengamanan personel dengan memantau


personel yang melakukan kegiatan pengumpulan sampai penulisan sejarah
biografi, sehingga tidak terjadi kerugian personel.

2) Melaksanakan tindakan pengamanan terhadap materiil dengan


pengecekan semua materiil yang digunakan sehingga terhindar dari
kerusakan, kehilangan.
47

3) Melaksanakan tindakan pengamanan terhadap tempat pengarsipan


dokumen-dokumen sejarah yang penting serta memperlakukan dokumen
sesuai klasifikasinya.

4) Melaksanakan tindakan pengamanan kegiatan pengumpulan sumber


sejarah dan penulisan sejarah biografi, dengan mengadakan koordinasi
dengan instansi/objek terkait dalam rangka menjamin keamanan.

d. Pengakhiran.

1) Mengamankan sarana dan prasarana pendukung yang telah


digunakan untuk dikembalikan pada tempatnya.

2) Mengamankan hasil penulisan sejarah biografi.

24. Tindakan Administrasi. Tindakan administrasi dilaksanakan untuk mewujudkan


ketertiban, keteraturan dan kelengkapan setiap kegiatan penulisan sejarah biografi
dengan tahapan kegiatan sebagai berikut:

a. Perencanaan.

1) Merencanakan kebutuhan administrasi berkaitan dengan heuristik,


kritik, interpretasi dan historiografi sampai pada penulisan bentuk dummy.

2) Merencanakan kebutuhan logistik untuk kegiatan penulisan sejarah


biografi.

b. Persiapan.

1) Menyiapkan kebutuhan administrasi berkaitan dengan heuristik, kritik,


interpretasi dan historiografi sampai pada penulisan bentuk dummy.

2) Menyiapkan kebutuhan logistik untuk kegiatan penulisan sejarah


biografi.

c. Pelaksanaan.

1) Melaksanakan administrasi berkaitan dengan kegiatan heuristik, kritik,


interpretasi dan historiografi sampai pada penulisan bentuk dummy.

2) Melaksanakan pencatatan hasil rapat-rapat Pokja penulisan sejarah


biografi.

d. Pengakhiran.

1) Mengembalikan sarana dan prasarana pendukung yang telah


digunakan ke tempatnya.

2) Mengamankan hasil penulisan sejarah biografi.


48

BAB V
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

25. Umum. Penyelenggaraan kegiatan penulisan sejarah biografi diperlukan adanya


pengecekan secara terus-menerus sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan
lancar, tertib dan aman. Tindakan yang perlu dilaksanakan adalah melalui pengawasan
dan pengendalian.

26. Pengawasan.

a. Di tingkat Pusat. Pengawasan pelaksanaan kegiatan penulisan sejarah


biografi oleh Kadisjarahad.

b. Di tingkat Kotama. Pengawasan pelaksanaan kegiatan penulisan sejarah


biografi oleh Kabintal.

c. Di tingkat Balakpus/Pus/Cab/Fung/Sat. Pengawasan pelaksanaan kegiatan


penulisan sejarah biografi oleh Dan/Gub/Dir/Ka.

27. Pengendalian.

a. Di tingkat Pusat. Pengendalian pelaksanaan kegiatan penulisan sejarah


biografi oleh Kadisjarahad.

b. Di tingkat Kotama. Pengendalian pelaksanaan kegiatan penulisan sejarah


biografi oleh Kabintal.

c. Di tingkat Balakpus/Pus/Cab/Fung/Sat. Pengendalian pelaksanaan kegiatan


penulisan sejarah biografi oleh Dan/Gub/Dir/Ka.

BAB VI
PENUTUP

28. Keberhasilan. Disiplin untuk mentaati ketentuan teknis yang ada dalam buku
petunjuk ini oleh para pembina dan pengguna sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
penyelenggaraan penulisan sejarah biografi di lingkungan Angkatan Darat.

29. Penyempurnaan. Hal-hal yang dirasa perlu akibat adanya perkembangan


tuntutan untuk penyempurnaan lebih lanjut terhadap buku petunjuk ini agar disarankan
kepada Kasad melalui Komandan Kodiklat TNI AD sesuai dengan mekanisme umpan
balik.
48

BAB V
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

25. Umum. Penyelenggaraan kegiatan penulisan sejarah biografi diperlukan adanya


pengecekan secara terus-menerus sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan
lancar, tertib dan aman. Tindakan yang perlu dilaksanakan adalah melalui pengawasan
dan pengendalian.

26. Pengawasan.
a. Di tingkat Pusat. Pengawasan pelaksanaan kegiatan penulisan sejarah
biografi oleh Kadisjarahad.

b. Di tingkat Kotama. Pengawasan pelaksanaan kegiatan penulisan sejarah


biografi oleh Kabintal.

c. Di tingkat Balakpus/Pus/Cab/Fung/Sat. Pengawasan pelaksanaan kegiatan


penulisan sejarah biografi oleh Dan/Gub/Dir/Ka.

27. Pengendalian.

a. Di tingkat Pusat. Pengendalian pelaksanaan kegiatan penulisan sejarah


biografi oleh Kadisjarahad.

b. Di tingkat Kotama. Pengendalian pelaksanaan kegiatan penulisan sejarah


biografi oleh Kabintal.

c. Di tingkat Balakpus/Pus/Cab/Fung/Sat. Pengendalian pelaksanaan kegiatan


penulisan sejarah biografi oleh Dan/Gub/Dir/Ka.

BAB VI
PENUTUP

28. Keberhasilan. Disiplin untuk mentaati ketentuan teknis yang ada dalam buku
petunjuk ini oleh para pembina dan pengguna sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
penyelenggaraan penulisan sejarah biografi di lingkungan Angkatan Darat.

29. Penyempurnaan. Hal-hal yang dirasa perlu akibat adanya perkembangan


tuntutan untuk penyempurnaan lebih lanjut terhadap buku petunjuk ini agar disarankan
kepada Kasad melalui Komandan Kodiklat TNI AD sesuai dengan mekanisme umpan
balik.

Autentikasi a.n. Kepala Staf Angkatan Darat


Direktur Ajudan Jenderal Angkatan Darat Kadisjarahad,

tertanda

Didik Hartanto, S.I.P. Dr. Ir. Drs. Djoko Susilo, M.T.


Brigadir Jenderal TNI Brigadir Jenderal TNI
TENTARA NASIONAL INDONESIA Sublampiran A
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Lampiran Keputusan Kasad
Nomor Kep/283/VI/2014
Tanggal 27 Juni 2014

PENGERTIAN

1. Album. Album adalah buku tempat menaruh gambar-gambar potret, prangko, dsb.

2. Alfabetis. Alfabet/abjad adalah susunan abjad mulai dari huruf a sampai dengan z
yang dipergunakan menulis sumber kepustakaan yang dikutip dari penulisan suatu buku.

3. Benda Korporil. Benda korporil adalah dokumen dalam bentuk benda/barang


dan benda-benda yang mempunyai nilai sejarah seperti senjata, pakaian, kendaraan,
tanda jasa, tanda pangkat dan lain-lain.

4. Biografi. Biografi adalah buku yang menguraikan riwayat hidup seseorang.

5. Bibliografi. Bibliografi adalah daftar yang memuat judul buku (literatur yang
digunakan untuk mendukung penulisan).

6. Brosur. Brosur adalah terbitan tidak berkala yang dapat terdiri dari satu hingga
sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam sekali terbit.

7. Buklet. Buklet adalah buku kecil yang berfungsi sebagai selebaran; buku
pedoman saku.

8. Buku Petunjuk Administrasi (sebagai pengertian). Buku Petunjuk Administrasi


(sebagai pengertian) adalah rujukan yang memuat petunjuk mengenai kegiatan
administrasi dalam pembinaan fungsi di lingkungan Angkatan Darat yang berhubungan
dengan personel, materiil/perlengkapan, kegiatan atau sub fungsi tertentu dari suatu
organisasi.

9. Buku Petunjuk Teknik Jabaran dari Bujukmin (sebagai pengertian). Buku


Petunjuk Teknik Jabaran dari Bujukmin (sebagai pengertian) adalah rujukan yang memuat
penjelasan tentang tata cara, teknik, alat peralatan dan/atau pelaksanaan dari suatu
kegiatan atau pekerjaan, yang menyangkut administrasi secara terinci dalam rangka
pembinaan salah satu fungsi TNI AD.

10. Cover: Cover adalah kulit atau sampul pada majalah atau buku. Gambar pada
cover memuat atau mewakili isi buku atau majalah.

11. Dummy. Dummy adalah naskah jadi dari suatu tulisan buku yang siap dicetak.

12. Foot note. Foot note adalah keterangan yang dicantumkan di bawah yang sering
digunakan di halaman buku atau majalah. Biasanya tulisannya lebih kecil dari artikel yang
dikerjakan.

13. Heuristik. Heuristik adalah kegiatan mengumpulkan data-data sumber sejarah


baik data tertulis maupun lisan.
50

14. Historiografi. Historiografi adalah kegiatan menyusun dan menulis kisah sejarah
secara imajinasi berdasarkan fakta-fakta yang terkumpul.

15. ISBN (International Standard Book Number). ISBN adalah angka standar buku
internasional. ISBN diperuntukan bagi penerbitan buku di atau oleh lembaga
internasional, berkedudukan di Berlin-Jerman. Perwakilan di Indonesia adalah
perpustakaan nasional. ISBN terdiri dari 13 digit nomor 978-kode negara-kode penerbit-
kode buku-nomor identifikasi.

16. Interpretasi. Interpretasi adalah penafsiran terhadap data dan fakta sejarah
didasarkan pada prinsip ilmiah, serta dilakukan dengan menarik makna yang saling
berhubungan dari data dan fakta yang terkumpul.

17. Intrinsik. Intrinsik adalah nilai-nilai yang terkandung didalamnya, melekat,


menyatu, esensial.

18. Kritik. Kritik adalah meneliti keaslian dan kebenaran data sejarah baik isi
maupun bentuknya.

19. Leaflet. Leaflet adalah suatu lembaran yang dicetak pada kedua permukaannya
memuat informasi mengenai sejarah biografi seorang tokoh, pada umumnya dilipat untuk
disebarkan kepada umum secara cuma-cuma/gratis.

20. Monumen. Monumen adalah penyajian sejarah melalui koleksi benda sejarah
dalam bentuk batu, patung, tetenger, dan lain-lain yang paling mudah dihayati oleh
pengunjung baik langsung maupun tidak langsung.

21. Museum. Museum adalah bentuk penyajian sejarah melalui koleksi benda
sejarah secara visual, audio visual dan korporil yang dapat menimbulkan inspirasi,
informasi, edukatif dan rekreasi bagi pengunjung.

22. Organisasi. Organisasi adalah berisi penjelasan tentang organisasi dan susunan
organisasi yang diinginkan/dibentuk dengan mencantumkan apa tugas pokok yang harus
dilaksanakan.

23. Pamflet. Pamflet adalah tulisan yang dapat disertai dengan gambar atau tidak,
tanpa penyampulan maupun penjilidan, yang dicantumkan pada selembar kertas di satu
sisi atau kedua sisinya, lalu dilipat atau dipotong setengah, sepertiga, atau bahkan
seperempatnya, sehingga terlihat lebih kecil (dapat juga disebut selebaran).

24. Pelaku Sejarah. Pelaku sejarah adalah orang yang secara langsung terlibat,
berperan, menentukan dalam terjadinya suatu biografi sejarah.

25. Penelitian Sumber Sejarah. Penelitian sumber sejarah adalah kegiatan


penelitian sumber-sumber sejarah baik sumber tulisan, sumber benda maupun sumber
lisan (hasil wawancara).

26. Penulisan Sejarah Biografi. Penulisan sejarah biografi adalah kegiatan


penulisan sejarah yang dilakukan oleh personel TNI AD dan atau bekerja sama dengan
pihak lain yang menceritakan tentang pikiran, riwayat hidup seorang tokoh berdasarkan
hasil penelitian.
51

27. Peranan. Peranan adalah penjelasan tentang bagian dari satuan/fungsi dalam
menjalankan tugas-tugas yang dilaksanakannya.

28. Riset Kamar (Studi Literatur). Riset kamar adalah riset yang dilakukan di
ruangan (perpustakaan, museum, monumen) dengan obyek meliputi bibliografi, dokumen,
arsip dan benda-benda bersejarah (benda/dolumen korporil).

29. Riset Lapangan. Riset lapangan adalah salah satu riset yang dilakukan dengan
cara wawancara terhadap sumber sejarah dan observasi di tempat terjadinya peristiwa
sejarah.

30. Romantika. Romantika adalah liku-liku atau seluk beluk yang mengandung sedih
dan gembira.

31. Saksi Sejarah. Saksi sejarah adalah orang yang mengetahui terjadinya suatu
biografi bersejarah.

32. Sasaran. Sasaran adalah berisi penjelasan tentang sasaran yang ingin dicapai dan
mutlak harus dipedomani dalam pelaksanaannya.

33. Sejarah. Sejarah adalah aktifitas manusia pada masa lampau yang direkonstruksi
dan ditulis oleh penulis sejarah.

34. Sejarah Biografi. Sejarah Biografi adalah sejarah riwayat hidup seseorang yang
ditulis oleh orang lain. Khusus biografi personel Angkatan Darat, adalah riwayat hidup
dari pelaku sejarah di kesatuan yang meliputi Perwira, Bintara, Tamtama yang berjasa
luar biasa, patut diteladani keberanian dan pengabdiannya di kesatuan maupun di luar
kesatuan.

35. Syarat Personel. Syarat Personel adalah berisi syarat-syarat personel yang
diperlukan agar dapat melaksanakan tugas sesuai tujuan dan sasaran organisasi.

36. Taktik dan Teknis. Taktik dan Teknis adalah berisikan penjelasan tentang taktik
dan teknis untuk dijadikan pedoman dan digunakan dalam pelaksanaan kegiatan.

37. Tokoh Sejarah. Tokoh sejarah adalah orang yang terkemuka, ternama, ahli
dalam ilmu sejarah.

38. Transkrip. Transkrip adalah pengalihan tuturan (yang berwujud bunyi) ke dalam
bentuk tulisan.
51

27. Peranan. Peranan adalah penjelasan tentang bagian dari satuan/fungsi dalam
menjalankan tugas-tugas yang dilaksanakannya.

28. Riset Kamar (Studi Literatur). Riset kamar adalah riset yang dilakukan di
ruangan (perpustakaan, museum, monumen) dengan obyek meliputi bibliografi, dokumen,
arsip dan benda-benda bersejarah (benda/dolumen korporil).

29. Riset Lapangan. Riset lapangan adalah salah satu riset yang dilakukan dengan
cara wawancara terhadap sumber sejarah dan observasi di tempat terjadinya peristiwa
sejarah.

30. Romantika. Romantika adalah liku-liku atau seluk beluk yang mengandung sedih
dan gembira.

31. Saksi Sejarah. Saksi sejarah adalah orang yang mengetahui terjadinya suatu
biografi bersejarah.

32. Sasaran. Sasaran adalah berisi penjelasan tentang sasaran yang ingin dicapai dan
mutlak harus dipedomani dalam pelaksanaannya.

33. Sejarah. Sejarah adalah aktifitas manusia pada masa lampau yang direkonstruksi
dan ditulis oleh penulis sejarah.

34. Sejarah Biografi. Sejarah Biografi adalah sejarah riwayat hidup seseorang yang
ditulis oleh orang lain. Khusus biografi personel Angkatan Darat, adalah riwayat hidup
dari pelaku sejarah di kesatuan yang meliputi Perwira, Bintara, Tamtama yang berjasa
luar biasa, patut diteladani keberanian dan pengabdiannya di kesatuan maupun di luar
kesatuan.

35. Syarat Personel. Syarat Personel adalah berisi syarat-syarat personel yang
diperlukan agar dapat melaksanakan tugas sesuai tujuan dan sasaran organisasi.

36. Taktik dan Teknis. Taktik dan Teknis adalah berisikan penjelasan tentang taktik
dan teknis untuk dijadikan pedoman dan digunakan dalam pelaksanaan kegiatan.

37. Tokoh Sejarah. Tokoh sejarah adalah orang yang terkemuka, ternama, ahli
dalam ilmu sejarah.

38. Transkrip. Transkrip adalah pengalihan tuturan (yang berwujud bunyi) ke dalam
bentuk tulisan.

Autentikasi a.n. Kepala Staf Angkatan Darat


Direktur Ajudan Jenderal Angkatan Darat Kadisjarahad,

tertanda

Didik Hartanto, S.I.P. Dr. Ir. Drs. Djoko Susilo, M.T.


Brigadir Jenderal TNI Brigadir Jenderal TNI
TENTARA NASIONAL INDONESIA Sublampiran B
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Lampiran Keputusan Kasad
Nomor Kep/283/VI/2014
Tanggal 27 Juni 2014

SKEMA ALIRAN PENYUSUNAN


JUKNIS TENTANG PENULISAN SEJARAH BIOGRAFI

JUKMIN
tentang
TRALISJARAH

JUKNIS
tentang
PENULISAN SEJARAH BIOGRAFI

Autentikasi a.n. Kepala Staf Angkatan Darat


Direktur Ajudan Jenderal Angkatan Darat Kadisjarahad,

tertanda

Didik Hartanto, S.I.P. Dr. Ir. Drs. Djoko Susilo, M.T.


Brigadir Jenderal TNI Brigadir Jenderal TNI
TENTARA NASIONAL INDONESIA Sublampiran B
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Lampiran Keputusan Kasad
Nomor Kep/283/VI/2014
Tanggal 27 Juni 2014

SKEMA ALIRAN PENYUSUNAN


JUKNIS TENTANG PENULISAN SEJARAH BIOGRAFI

JUKMIN
tentang
TRALISJARAH

JUKNIS
tentang
PENULISAN SEJARAH BIOGRAFI

Autentikasi a.n. Kepala Staf Angkatan Darat


Direktur Ajudan Jenderal Angkatan Darat Kadisjarahad,

Cap/tertanda

Didik Hartanto, S.I.P. Dr. Ir. Drs. Djoko Susilo, M.T.


Brigadir Jenderal TNI Brigadir Jenderal TNI
TENTARA NASIONAL INDONESIA Sublampiran C
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Lampiran Keputusan Kasad
Nomor Kep/283/VI/2014
Tanggal 27 Juni 2014

DAFTAR CONTOH BLANGKO DAN FORMULIR

Contoh
No UraIan Hal. Ket
Nomor
1 2 3 4 5

1. Surat perintah Tim Pokja 1 54

2. Surat permohonan pelaksanaan Puldata 2 56

3. Surat permohonan izin wawancara 3 57

4. Pengajuan konsep naskah sambutan 4 58

5. Rencana Pelaksanaan Kegiatan 5 59

6. Laporan pelaksanaan kegiatan penulisan sejarah 6 61

7. Kisi-kisi untuk wawancara dalam Puldata 7 63

8. Contoh kerangka sejarah biografi 8 64

9. Penjelasan kerangka sejarah biografi 9 66

10. Halaman tim penulis 10 69

11. Cover 11 71

12. Sampul belakang 12 72

13. Visualisasi penulisan sejarah biografi 13 73


TENTARA NASIONAL INDONESIA Sublampiran C
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Lampiran Keputusan Kasad
Nomor Kep/283/VI/2014
Tanggal 27 Juni 2014

DAFTAR CONTOH BLANGKO DAN FORMULIR

Contoh
No UraIan Hal. Ket
Nomor
1 2 3 4 5

1. Surat perintah Tim Pokja 1 54

2. Surat permohonan pelaksanaan Puldata 2 56

3. Surat permohonan izin wawancara 3 57

4. Pengajuan konsep naskah sambutan 4 58

5. Rencana Pelaksanaan Kegiatan 5 59

6. Laporan pelaksanaan kegiatan penulisan sejarah 6 61

7. Kisi-kisi untuk wawancara dalam Puldata 7 63

8. Contoh kerangka sejarah biografi 8 64

9. Penjelasan kerangka sejarah biografi 9 66

10. Halaman tim penulis 10 69

11. Cover 11 71

12. Sampul belakang 12 72

13. Visualisasi penulisan sejarah biografi 13 73

Autentikasi a.n. Kepala Staf Angkatan Darat


Direktur Ajudan Jenderal Angkatan Darat Kadisjarahad,

tertanda

Didik Hartanto, S.I.P. Dr. Ir. Drs. Djoko Susilo, M.T.


Brigadir Jenderal TNI Brigadir Jenderal TNI
54
Contoh 1

KOPSTUK SATUAN

SURAT PERINTAH
Nomor Sprin/ /I/2014

Pertimbangan: bahwa untuk keperluan penyusunan ….. penulisan sejarah


biografi ……. perlu dikeluarkan surat perintah.

Dasar : 1. ………..
2. ………; dan
3. ……….

DIPERINTAHKAN

Kepada : Nama, Pangkat/Gol, Korp, NRP/NIP dan jabatan seperti


tercantum pada lampiran surat perintah ini.

Untuk : 1. Seterimanya surat perintah ini, di samping tugas dan


tanggung jawab jabatan sehari-hari, ditunjuk sebagai Tim Pokja
penyusunan buku sejarah biografi TA …. seperti tercantum pada
kolom 5 lampiran surat perintah ini.
2. Melaporkan atas pelaksanaan surat perintah ini
kepada ………; dan
3. Melaksanakan perintah ini dengan penuh rasa tanggung jawab.
Selesai.

Dikeluarkan di …………
pada tanggal …. ….. …….
Pimpinan Satuan

Nama
Lampiran: Pangkat/Korp/Nrp

1. (pejabat terkait)
2. (pejabat terkait)
3. (pejabat terkait)
55

KOPSTUK SATUAN Lampiran Surat Perintah …


Nomor Sprin/ / /
Tanggal …..

DAFTAR TIM POKJA PENULISAN SEJARAH


BIOGRAFI ……………………………..

PKT/KORPS/ JABATAN
NO NAMA KET
GOL/NRP/NIP ORGANIK PENUGASAN
1 2 3 4 5 6

Nama
Pangkat/Korp/Nrp
56
Contoh 2

KOPSTUK SATUAN Tempat, tanggal-bulan-tahun

Nomor : B/ / /......
Klasifikasi : Biasa
Lampiran : -
Perihal : Permohonan Pelaksanaan Puldata Kepada

Yth. ……………..

di

………………..

1. Dasar:

a. Per/Kep tentang organisasi satuan;

b. Per/Kep tentang Program Kerja dan Anggaran satuan TA …..;


dan

c. Program penulisan buku sejarah biografi …………...

2. Sehubungan dasar di atas, dalam rangka penulisan buku sejarah


biografi ……., kiranya Dansat …. berkenan membantu pelaksanaan
pengumpulan data di ….., ….., Kelurahan …., Kecamatan …., Kabupaten
….. pada tanggal … s.d. … ….. ….. Adapun personel yang ditugaskan
dalam pelaksanaan pengumpulan data adalah ..... ….., E-mail:
satuan_ad@yahoo.com, telepon/fax satuan No (…) ………..

3. Demikian untuk dimaklumi.

Pimpinan Satuan

Nama
Pangkat/Korp/Nrp
Tembusan:

1. Instansi terkait
2. Instansi terkait
3. Instansi terkait
4. Instansi terkait
57
Contoh 3

KOPSTUK SATUAN Tempat, tanggal-bulan-tahun

Nomor : B/ / /......
Klasifikasi : Biasa
Lampiran : -
Perihal : Permohonan Izin Wawancara Kepada

Yth. ……………..

di

nama kota sesuai alamat

1. Dasar:

a. Per/Kep tentang organisasi satuan;

b. Per/Kep tentang Program Kerja dan Anggaran satuan TA …..;


dan

c. Surat perintah Pim Satuan tentang penunjukan sebagai Tim


Pokja penulisan buku sejarah biografi …………...

2. Sehubungan dasar di atas, guna melengkapi data-data dalam


rangka penulisan buku sejarah biografi ……., dimohon …... berkenan
memberikan waktu dan kesediaannya untuk diwawancarai Tim Penulis
dari …... Adapun pointer wawancara sebagaimana terlampir. Untuk
komunikasi lebih lanjut kami menugaskan ….. (Ketua Tim Penulisan)
E-mail: satuan_ad@yahoo.com, Telepon/Fax satuan No (…) ………..

3. Demikian untuk dimaklumi.

Pimpinan Satuan

Nama
Pangkat/Korp/Nrp
Tembusan:

1. Instansi terkait
2. Instansi terkait
3. Instansi terkait
4. Instansi terkait
58
Contoh 4

KOPSTUK SATUAN
Tempat, tanggal-bulan-tahun

Nomor : B/ / /…..
Klasifikasi : Biasa
Lampiran : Satu buku
Perihal : Pengajuan Konsep Naskah
Sambutan ....... Kepada

Yth. ..................

di

(nama kota)

1. Dasar:

a. Per/Kep tentang organisasi satuan;

b. Per/Kep tentang Program Kerja dan Anggaran satuan TA …..; dan

c. Program Cetak buku sejarah biografi …………...

2. Sehubungan dasar di atas, dengan hormat diajukan konsep naskah sambutan


...........dalam rangka penerbitan buku sejarah biografi ........ yang berjudul ”TULIS JUDUL
BUKU DENGAN HURUF CETAK”, naskah dummy dan konsep sebagaimana terlampir.

3. Demikian mohon dimaklumi.

Pimpinan Satuan

Nama
Pangkat/Korp/Nrp
Tembusan:

1. Pejabat terkait
2. Pejabat terkait
3. Pejabat terkait
4. Pejabat terkait
59

Contoh 5

KOPSTUK SATUAN

RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN


( Sesuai Kebutuhan )

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.
2. Maksud dan Tujuan.
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.
4. Dasar.

BAB II
POKOK-POKOK KEGIATAN

5. Tujuan.
6. Sasaran.
a. Kuantitatif.
b. Kualitatif.
7. Metode.
8. Waktu Kegiatan.
9. Pengorganisasian.
a. Struktur Organisasi.
b. Susunan Organisasi.
c. Tugas dan Tanggung Jawab.

BAB III
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

10. Tahap Perencanaan.


11. Tahap Persiapan.
12. Tahap Pelaksanaan.
13. Tahap Pengakhiran.

BAB IV
ADMINISTRASI DAN LOGISTIK

14. Administrasi.
15. Logistik

BAB V
KOMANDO DAN PENGENDALIAN

16. Komando.
17. Pengendalian
60

BAB V
PENUTUP

18. Penutup.

Tempat, tanggal-bulan-tahun.
Pimpinan Satuan

Nama
Lampiran: Pangkat/Korp/Nrp
61

Contoh 6

KOPSTUK SATUAN

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN


PENULISAN SEJARAH

PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Sesuai kebutuhan.
b. Sesuai kebutuhan.

2. Maksud dan Tujuan. Laporan ini dimaksudkan untuk melaporkan pelaksanaan


kegiatan penulisan sejarah satuan di satuan yang sedang menulis naskah satuannya,
dengan tujuan agar dapat digunakan sebagai bahan masukan pimpinan dalam
menentukan langkah-langkah selanjutnya.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Laporan disusun dengan ruang lingkup kegiatan
yang dikerjakan oleh Pokja penulisan sejarah satuan dengan tata urut sebagai berikut:

a. Pendahuluan.
b. Dasar.
c. Kegiatan penulisan yang dilaksanakan.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi.
e. Hasil yang dicapai.
f. Kesimpulan dan saran.
g. Penutup.

4. Dasar:

a. Peraturan …………
b. Keputusan ………..
c. Surat Perintah…….

5. Kegiatan Penulisan yang dilaksanakan.

a. Puldata.
b. Pengolahan Data.
c. Penulisan Naskah Tingkat I.
d. Pembahasan Intern (ekspos intern).
e. Penulisan Naskah Tingkat II.
f. Pembahasan Ekstern (ekspos ekstern).
g. Penyempurnaan naskah jadi siap cetak.

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi.

a. Internal.
b. Eksternal.
62

7. Hasil yang dicapai (termasuk hambatan dan upaya mengatasinya berkaitan


dengan sumber/data, waktu, dana, sarana penunjang).

8. Kesimpulan dan saran.


a. Kesimpulan.
b. Saran.

9. Penutup (Demikian laporan ini dibuat sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan


kegiatan penulisan sejarah satuan di….untuk dijadikan bahan pertimbangan selanjutnya).

Tempat, tgl-bln-thn
Ketua Tim Pokja

Nama
Pangkat/Korp/NRP
63

KOPSTUK SATUAN Contoh 7

KISI-KISI UNTUK WAWANCARA DALAM PULDATA


tentang
PENULISAN SEJARAH BIOGRAFI

Petunjuk: Pertanyaan-pertanyaan diupayakan meliputi unsur Siapa (SI) – Apa (A) –


Bilamana (BI) – Dimana (DI) – Bagaimana (BA) – Mengapa (ME).

1. Siapa tokoh-tokoh baik militer maupun sipil yang kenal dekat dengan tokoh yang
akan ditulis dalam sejarah biografi.

2. Keterangan keluarga baik dari kedua orang tua, mertua, saudara dekat, anak, istri,
teman sejawat atau teman dekat.

3. Bilamana dan mengapa tokoh yang bersangkutan memasuki pendidikan umum


dan pendikan Militer.

4. Riwayat jabatan militer dari mulai awal hingga akhir.

5. Riwayat jabatan di luar militer.

6. Pengalaman tugas dalam negeri dan luar negeri.

7. Kebijakan-kebijakan yang menonjol saat menjabat.

8. Keberhasilan dalam tugas.

9. Hubungan kemasyarakatan.

10. Harapan-harapan untuk generasi muda TNI AD dan Institusi TNI AD ke depan.

11. Tanda-tanda kehormatan (jasa).

Catatan:

- Pertanyaan-pertanyaan dapat dikembangkan lagi sesuai dinamika di lapangan.

Tempat, tanggal-bulan-tahun.

………..…………
Petugas Puldata
64
Contoh 8
KOPSTUK SATUAN

CONTOH KERANGKA SEJARAH BIOGRAFI

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............………………………..………... dimulai dengan i dstnya i


TIM PENULIS .............................................................................................................. ii
LAMBANG SATUAN SATU TINGKAT DI ATAS ........................................................ iii
FOTO PIMPINAN SATU TINGKAT DI ATAS ............................................................. iii
SAMBUTAN PIMPINAN SATU TINGKAT DI ATAS .................................................... iii
LAMBANG SATUAN ................................................................................................... iii
FOTO PIMPINAN SATUAN ........................................................................................ iii
KATA PENGANTAR PIMPINAN SATUAN ................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iv
PANCASILA ................................................................................................................ v
PEMBUKAAN UUD 1945 ........................................................................................... vi
SUMPAH PRAJURIT .................................................................................................. vii
SAPTA MARGA .......................................................................................................... vii
DELAPAN WAJIB TNI ................................................................................................ ix
11 AZAS KEPEMIMPINAN TNI .................................................................................. x
KODE ETIK PERWIRA ............................................................................................... xi
MARS SATUAN SATU TINGKAT DI ATAS ................................................................ xii
MARS SATUAN .......................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN .............................…………………………………………… ...

BAB II MASA KANAK-KANAK .....................…………………………………………. ...


1. Sekitar Kelahiran .........…………………………………………………... ...
2. Lingkungan Keluarga .......………….…...………………………………. ...
3. Lingkungan Masyarakat ................……………………………………... ...

BAB III MASA REMAJA ........................................................................................ ...


1. Masa Sekolah .................................…………………………………….. ...
2. Sebelum Masuk Militer ....................……………………………………. ...

BAB IV KEHIDUPAN MILITER ............................................................................. ...


1. Pendidikan Militer .......…………………………………………………… ...
2. Pembinaan Karir ..............………….…...……………………………….. ...
3. Pengalaman Militer ..........................………………………………….... ...
4. Tanda Jasa yang Diperoleh ..............…………………………………... ...

BAB V MASA PURNA TUGAS ............................................................................ ...


65

BAB VI KESAN PRIBADI ...................................................................................... ...


1. Suka Duka .........................................…………………………………... ...
2. Kegagalan dan Kesuksesan Selama Menjadi Prajurit ....……………… ...
3. Kesan-kesan dari Atasan, Rekan-rekan, dan Bawahan ....……………. ...

BAB VII PENUTUP ................................................................................................. ...

DAFTAR SUMBER/DAFTAR PUSTAKA .........................………………………....... ...


DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN .............................................................................. ...
DAFTAR INDEKS ..................................................................................................... ...
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................................ ...

Tempat, tanggal-bulan-tahun.
Pimpinan Satuan

Nama
Pangkat/Korp/Nrp
66
KOPSTUK SATUAN

Contoh 9

PENJELASAN KERANGKA SEJARAH BIOGRAFI

Berisi : pertama ucapan rasa syukur. Kedua, maksud dan tujuan. Ketiga, harapan,
kritik, saran dan ucapan terima kasih.

BAB I
PENDAHULUAN

Berisi : pertama uraian secara garis besar mengenai peristiwa/hal-hal yang


mendahului isi bab-bab berikutnya. Kedua, uraian secara garis besar mengenai isi buku
yang akan ditulis.

BAB II
MASA KANAK-KANAK

1. Sekitar Kelahiran. Diuraikan sejak dia lahir sampai dengan usia 12 tahun (tamat
sekolah dasar). Penulisannya ditulis secara sistematis dengan urutan sekitar kelahiran,
kehidupan orang tua, usaha orang tua dalam menerapkan pendidikan agama kepada
anaknya, sifat-sifat anaknya, dan hobinya yang erat dengan prestasi di kemudian hari.

2. Lingkungan Keluarga. Diuraikan silsilah keluarga, pekerjaan orang tua serta


saudara kandung tokoh tersebut, kemudian bagaimana sikap yang bersangkutan
terhadap orang tua maupun saudara kandungnya dan keterangan lain berkaitan dengan
tokoh yang ditulis.

3. Lingkungan Masyarakat. Menguraikan tentang bagaimana kondisi sosial


lingkungan masyarakat disekitarnya dan hal-hal yang menyenangkan ataupun
mengecewakan sehingga dia tumbuh menjadi anak bangsa.

BAB III
MASA REMAJA

1. Masa Sekolah. Menguraikan tentang pendidikan formal dan non formal yang
diawali sejak dia duduk dibangku SLTP sampai tamat SLTA, dilengkapi dengan nama
pendidikan, dimana, tahun berapa dia masuk sampai tahun kelulusannya serta prestasi
yang menonjol, baik dibidang pendidikan formal maupun nonformal.

2. Sebelum Masuk Militer. Menguraikan tentang pekerjaan sebelum masuk militer


(setelah tamat sekolah) dan apakah menjadi militer menjadi cita-cita sejak kecil.
67

BAB IV
KEHIDUPAN MILITER

1. Pendidikan Militer. Menguraikan tentang tahap-tahap pendidikan militer yang


ditempuhnya. Dalam hal ini dikemukakan pula prestasi yang dicapainya serta mata
pelajaran yang paling disenangi dan yang paling tidak disenangi. Pengalaman-
pengalaman penting selama mengikuti pendidikan turut pula melengkapi uraian ini.

2. Pembinaan Karier. Diuraikan perjalanan karir yang bersangkutan sehingga


dapat ditarik suatu pelajaran bagi generasi yang akan datang. Faktor-faktor yang
mempengaruhi perjalanan karir seseorang dalam kehidupan meliter, seperti pengalaman
di pasukan, pengalaman di staf, pengalaman di lembaga pendidikan, karya tulis yang
pernah dibuat, dll.

3. Pengalaman Militer. Diuraikan peristiwa-peristiwa penting selama mengikuti


operasi.

4. Tanda Jasa yang Diperoleh. Disusun secara berurutan mulai dari yang
berkualifikasi paling tinggi sampai yang terendah, dilengkapi dengan nomor surat
keputusan, tanggal, bulan, dan tahun diberikannya tanda jasa tersebut.

BAB V
MASA PURNA TUGAS

Menguraikan kegiatan yang dilakukan setelah selesai melaksanakan dinas aktif di


bidang politik, ekonomi, sosial, maupun pendidikan sehingga nampak kejuangannya.

BAB VI
KESAN PRIBADI

1. Suka Duka. Menguraikan suka duka menjadi prajurit secara kronologis dari awal
sampai akhir pengabdian.

2. Kegagalan dan Kesuksesan Selama Menjadi Prajurit. Menguraikan kegagalan


dan kesuksesan selama menjadi prajurit.

3. Kesan-kesan dari Atasan, Rekan-rekan, dan Bawahan. Menguraikan pendapat


dari atasan, rekan-rekan seperjuangan, bawahan dan lain-lainnya.
68

BAB VII
PENUTUP

Pada bagian ini dikemukakan nilai-nilai keteladanan dari tokoh tersebut, baik
sebagai kepala keluarga, pemimpin militer, maupun selaku tokoh masyarakat sehingga
pembaca dapat memetik hikmah dari perjalanan sejarah hidupnya di lingkungan keluarga,
militer dan masyarakat.

Tempat, tanggal-bulan-tahun.
Pimpinan Satuan

Nama
Pangkat/Korp/Nrp
69
Contoh 10

Halaman Tim Penulis

JENDERAL TNI DJOKO SANTOSO


MENGABDI UNTUK NEGERI

PENANGGUNG JAWAB
Kadisjarahad Brigjen TNI Marsono

NARA SUMBER
Wakadisjarahad, Kolonel Cba Ir.Drs.Djoko Susilo, M.T
Sesdijarahad, Kolonel Marwoto

TIM PENULIS
Ketua: Letkol Caj Drs. Suhanto

Wakil Ketua: Letkol Caj Drs.Noordiarto

Sekretaris
Letkol Caj Drs.Yusuf Ambari
Mayor (K) Dra. Siti Kholifa

Penulis
Letkol Caj Marthen Luther Djari
Letkol Drs. Hikmat Israr
Letkol Drs. Suherman, M.Si.
Mayor Inf Harto Sularjono

Editor : Drs. Prasetyo

Design gambar: Kapten Inf Narjono

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang


Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian
atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit

viii, 240 hlm ; 14 cm x 21 cm


ISBN: ISBN: 978-6027864-04-3

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta


Lingkup Hak Cipta
Pasal 2

1. Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk
mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya yang timbul secara otomatis
setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
70

Ketentuan Pidana

Pasal 72 :
1. Barang siapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan
pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling
sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau


menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau
Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah).
71

Contoh 11

COVER
72

Contoh 12

SAMPUL BELAKANG
73
KOPSTUK
Contoh 13

VISUALISASI PENULISAN SEJARAH BIOGRAFI

Tahap Merencanakan personel Merencanakan Merencanakan Merumuskan Merencanakan


Perencanaan (Membuat Sprin) jadwal kegiatan sarana/prasarana anggaran pembahasan

Tahap Melakukan pembagian Menetapkan Menyiapkan sarana/prasarana yang dibutuhkan


Persiapan tugas jadwal kegiatan untuk puldata dan penulisan buku sejarah Biografi

Menyajikan surat-surat Menyusun kerangka Mengumpulkan, membaca dan memahami


dan selanjutnya dikirim naskah karangan-karangan, artikel-artikel

Tahap Mengolah data dan mengkritik Interpretasi data untuk Melaksanakan kegiatan
Pelaksanaan data yang diperoleh dituangkan kedalam tulisan penulisan naskah tingkat I

Penyempurnaan naskah Pembahasan ekstern Melaksanakan penulisan naskah Melaksanakan Pembahasan


hasil ekspose II (ekspose ekstern) tingkat II (penyempurnaan naskah) Intern (Ekspose Intern)

Tahap Melaksanakan penyempurnaan Membuat laporan pelaksanaan Melaksanakan


Pengakhiran akhir (naskah dummy) siap cetak Puldata dan penulisan buku sejarah Inventarisasi data-data
Biografi

Pendistribusian buku Pencetakan naskah


yang sudah dicetak buku sejarah biografi

Anda mungkin juga menyukai