Anda di halaman 1dari 55

TENTARA NASIONAL INDONESIA No. 203.

10 - 1521
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT PL : CKM - 06

BUKU PETUNJUK LAPANGAN


tentang
PELETON KESEHATAN
BATALYON INFANTERI

DISAHKAN DENGAN PERATURAN KEPALA STAF ANGKATAN DARAT


NOMOR PERKASAD/43-02/XII/2012 TANGGAL 28 DESEMBER 2012
DAFTAR ISI

Halaman

Peraturan Kasad Nomor Perkasad/43-02/XII/2012 tanggal 28 Desember


2012 tentang Buku Petunjuk Lapangan tentang Peleton Kesehatan
Batalyon Infanteri ..............................................................................................
1

LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

1 Umum ……………….…………………….………………...... 3
2 Maksud dan Tujuan………………………………………....... 3
3 Ruang Lingkup dan Tata Urut ….………………………....... 4
4 Dasar....... ...........................................……………......…..... 4
5 Pengertian .......................................................................... 4

BAB II KETENTUAN UMUM

6 Umum ..........................……..………………………......…..... 5
7 Organisasi ............................................................................ 5
8 Tugas dan Tanggung Jawab.................................................. 6
9 Kemampuan dan Batas Kemampuan................................... 10
10 Ketentuan Lain...... ............................................................... 11

BAB III PENGGUNAAN TONKESYONIF PADA OPERASI MILITER UNTUK


PERANG

11 Umum ............................. ............…………………………..... 12


12 Pada Operasi Gabungan ...................................................... 12
13 Pada Operasi Matra Darat .................................................... 15
14 Pada Operasi Bantuan .......................................................... 24

i
BAB IV PENGGUNAAN TONKESYONIF PADA OPERASI MILITER SELAIN
PERANG

15 Umum ...................... ........................................................................................ 28


16 Pada Operasi Militer Selain Perang yang Bersifat Tempur..... 28
17 Pada Operasi Militer Selain Perang yang Bersifat Non
Tempur ............................................................................................. 33

BAB V KOMANDO, PENGENDALIAN DAN KOMUNIKASI

18 Umum ...................................................................................... 38
19 Komando ................................................................................. 38
20 Pengendalian .......................................................................... 39
21 Komunikasi .............................................................................. 39

BAB VI PENUTUP

22 Keberhasilan ........................................................................... 39
23 Penyempurnaan ...................................................................... 39

SUBLAMPIRAN A PENGERTIAN .................................................................................................. 40


SUBLAMPIRAN B SKEMA ALIRAN PENYUSUNAN..................................................................... 44

ii
TENTARA NASIONAL INDONESIA
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT

PERATURAN KEPALA STAF ANGKATAN DARAT


Nomor : Perkasad/43-02/XII/2012

tentang

BUKU PETUNJUK LAPANGAN


TENTANG PELETON KESEHATAN BATALYON INFANTERI

KEPALA STAF ANGKATAN DARAT

Menimbang : 1. Bahwa dibutuhkan adanya peranti lunak berupa buku


petunjuk pembinaan untuk digunakan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan tugas bagi satuan dan sumber bahan ajaran bagi
lembaga pendidikan di lingkungan Angkatan Darat.

2. Bahwa untuk memenuhi kebutuhan tersebut, perlu dikeluarkan


Peraturan Kasad tentang Buku Petunjuk Lapangan tentang Peleton
Kesehatan Batalyon Infanteri.

Mengingat : 1. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/1/VII/2007 tanggal 5


Juli 2007 tentang Buku Petunjuk Administrasi tentang Tulisan Dinas
di Lingkungan Angkatan Darat.

2. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/24-02/IX/2011 tanggal 1


September 2011 tentang Buku Petunjuk Administrasi tentang
Penyusunan, Penerbitan Doktrin dan Buku Petunjuk Angkatan Darat.

3. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/458/XII/2006 tanggal 20


Desember 2006 tentang Buku Petunjuk Induk tentang Kesehatan.

4. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/24/II/2006 tanggal 3


Februari 2006 tentang Pengesahan berlakunya Buku Petunjuk
Pembinaan tentang Doktrin TNI AD.

Memperhatikan : 1. Surat Perintah Kasad Nomor Sprin/305/II/2012 tanggal 17


Februari 2012 tentang Perintah menyusun/merevisi buku petunjuk
dan buku petunjuk pelaksanaan TNI AD Program dan Anggaran TA.
2012.
2

2. Surat Perintah Dirkesad Nomor Sprin/51/I/2012 tanggal 10


Januari 2012 tentang Perintah melaksanakan penyusunan Buku
Petunjuk Lapangan tentang Peleton Kesehatan Batalyon Inanteri.

3. Hasil perumusan kelompok kerja penyusunan Buku Petunjuk


Lapangan tentang Peleton Kesehatan Batalyon Infanteri.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Buku Petunjuk Lapangan tentang Peleton Kesehatan


Batalyon Infanteri sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan
ini dengan menggunakan kode PL : CKM - 06.

2. Buku petunjuk lapangan ini berklasifikasi BIASA.

3. Direktur Kesehatan Angkatan Darat sebagai pembina materi


buku petunjuk lapangan ini.

4. Peraturan lain yang bertentangan dengan materi buku


petunjuk lapangan ini dinyatakan tidak berlaku.

5. Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Bandung
Pada tanggal 28 Desember 2012

A.n. Kepala Staf Angkatan Darat


Dankodiklat

Cap/tertanda

Distribusi: Gatot Nurmantyo


Letnan Jenderal TNI
A dan B Angkatan Darat

Tembusan:
Autentikasi
1. Kasum TNI Direktur Ajudan Jenderal Angkatan Darat
2. Irjen TNI
3. Dirjen Renhan Kemhan RI
4. Asrenum Panglima TNI
5. Kapusjarah TNI
Heri Herawan
Brigadir Jenderal TNI
TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran Peraturan Kasad
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Nomor Perkasad/43-02/XII/ 2012
Tanggal 28 Desember 2012

BUKU PETUNJUK LAPANGAN


tentang
PELETON KESEHATAN BATALYON INFANTERI

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Peleton Kesehatan Batalyon Infanteri disingkat Tonkesyonif merupakan


satuan kesehatan lapangan yang secara organik administratif berada dibawah
Batalyon Infanteri dengan tugas melaksanakan dukungan kesehatan dan
pelayanan kesehatan dalam rangka mendukung tugas pokok Yonif saat Yonif
melaksanakan Operasi Militer untuk Perang (OMP) danOperasi Militer Selain
Perang (OMSP). Dukungan kesehatan dan pelayanan kesehatan oleh Tonkesyonif
juga diimplementasikan dalam bentuk pelaksanaan fungsi-fungsi teknis kesehatan
sesuai kebutuhan yang dilakukan secara langsung dan terus menerus.

b. Tonkesyonif dengan segenap kemampuannya dituntut mampu


melaksanakan tugas pokok sesuai dengan fungsinya dalam mendukung tugas
pokok Batalyon Infanteri dalam Operasi Militer untuk Perang (OMP) dan Operasi
Militer Selain Perang (OMSP) serta latihan. Dan memberikan pelayanan kesehatan
dalam rangka pemeliharaan kekuatan di pangkalan pada saat satuan tidak
melaksanakan tugas operasi.

c. Guna menjamin efektif dan efisen pelaksanaan tugas Tonkesyonif dalam


mendukung tugas pokok Batalyon Infanteri, maka diperlukan buku petunjuk
lapangan yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas
Tonkesyonif di lapangan dan sebagai bahan ajaran bagi lembaga pendidikan di
lingkungan Angkatan Darat.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Buku petunjuk lapangan ini dimaksudkan untuk memberikan


gambaran dan penjelasan tentang tugas-tugas Tonkesyonif dalam mendukung
tugas pokok Batalyon Infanteri.

b. Tujuan. Buku petunjuk lapangan ini dibuat sebagai pedoman bagi


Komandan satuan, Dokter Yonif dan Dantonkesyonif dalam pelaksanaan tugas
Tonkesyonif guna mendukung tugas pokok Yonif.
4

3. Ruang Lingkup dan Tata urut.

a. Ruang Lingkup. Lingkup pembahasan buku petunjuk lapangan ini


meliputi ketentuan umum, penggunaan Tonkesyonif pada Operasi Militer untuk
Perang, Operasi Militer Selain Perang serta Komando pengendalian dan
komunikasi pada Batalyon Infanteri.

b. Tata Urut. Buku petunjuk lapangan ini disusun dengan tata urut sebagai
berikut :

1) Bab I Pendahuluan.

2) Bab ll Ketentuan Umum.

3) Bab III Penggunaan Satuan Pada Operasi Militer untuk Perang.

4) Bab IV Penggunaan Satuan Pada Operasi Militer Selain Perang.

5) Bab V Komando, Pengendalian, dan Komunikasi.

6) Bab VI Penutup.

4. Dasar.

a. Buku Petunjuk Teknis tentang Perangkat Kesehatan lapangan Dukungan


Kesehatan Pada Tugas Operasi TNI Nomor Perpang/17/IV/2009 tanggal 16 April
2009.

b. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/1/VII/2007 tanggal 5 Juli 2007 tentang


Buku Petunjuk Administrasi tentang Tulisan Dinas di Lingkungan TNI AD.

c. Peraturan Kasad Nomor Perkasad /113 / XII / 2008 tanggal 24 Desember


2008 tentang Stratifikasi Doktrin TNI AD.

d. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/14/IV/2011 tanggal 19 April 2011


tentang Organisasi dan Tugas Batalyon Infanteri TOP ROI – 2009.

e. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/24-02/IX/2011 tanggal 1 September 2011


tentang Buku Petunjuk Administrasi tentang Penyusunan, Penerbitan Dokrin dan
Buku Petunjuk Angkatan Darat.

f. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/485/XII/2006 tanggal 20 Desember


2006 tentang Buku Petunjuk Induk tentang Kesehatan.

g. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/502/XII/2006 tanggal 26 Desember


2006 tentang Buku Petunjuk Lapangan tentang Batalyon Infanteri Dalam Operasi.

h. Surat Keputusan Dirkesad Nomor Skep/668/XI/2003 tanggal 17 Nopember


2003 tentang Naskah Sementara Buku Petunjuk Induk tentang Kesehatan.

i Surat Keputusan Dirkesad Nomor Skep/271/VI/2005 tanggal 29 Juni 2005


tentang Naskah Sementara Buku Petunjuk Lapangan tentang Peleton Kesehatan
Batalyon Infanteri.

5. Pengertian. (Sublampiran A).


5

BAB II
KETENTUAN UMUM

6. Umum. Peleton Kesehatan Batalyon Infanteri disingkat Tonkesyonif merupakan


suatu organisasi bagian dari Yonif yang dibentuk berdasarkan kebutuhan unsur
kesehatan dalam Batalyon Infanteri yang dilengkapi dengan kendaraan Ambulan dan
perangkat kesehatan lapangan sehingga mampu melaksanakan dukungan kesehatan
dan pelayanan kesehatan guna mendukung tugas pokok Batalyon Infanteri.

7. Organisasi.
a. Tugas Pokok. Tonkesyonif menyelenggarakan dukungan kesehatan
dan pelayanan kesehatan dalam rangka mendukung tugas pokok Yonif.

b. Struktur Organisasi Yonif dan kedudukan Tonkesyonif. Tonkes Yonif


adalah unsur kesehatan Batalyon Infanteri selain Dokter Batalyon, merupakan
satuan kesehatan lapangan yang berkedudukan dibawah Kompi Markas Batalyon
Infanteri. Dokter Batalyon merupakan perwira staf khusus Danyonif dan
penanggung jawab teknis dibidang kesehatan dalam lingkungan Batalyon Infanteri.

YONIF

MAYON KIMA KIPAN KIBAN

DOKTER
YON
TONKES
Garis pembinaan teknis
Garis Komando

TONKES YONIF TOP ROI - 2009


1.5.16 (22)
REKAPITULASI TONKES

A. PERSONEL 1 LTN - DANTON KES (P + SPM + RADSET RU) B. SENJATA


1 SRM - BAMIN/WATKES (P + SNP)
LTN - 1 1 KOP - TABAN/JURKES (P + SNP + RADSET TON) P - 3
SRM - 1 1 PRK - TABAN/KESKI/MUDI (SNP + TR 1/4 T AMB) SNP – 22
SRS - 4 1 SRS - BAWAT KESUM/BA OBBER (SNP)
KPK - 5 1 SRS - BA BEDAH LAP (SNP)
KOP - 4 1 SRS - BAJURKES/BA OBRING (SNP)
PRK - 7 1 KPK - TAJURKES/ SIAP EV (SNP)
JML : 22 1 KPK - TAJURKES/TA OBRING (SNP) D. ALKOM & ALOPTIK
C. KENDARAAN 3 KPK - TAJURKES/TA KESKI (SNP)
1 SRS - DANRU/WAT KESUM (SNP + KOMPAS) RADSETTON - 1
SPM - 1 3 KOP - DANPOKJURKES (SNP) RADSET RU - 1
TR ¼ T AMB - 1 6 PRK - TA TANDU/KESLAP (SNP) KOMPAS - 1
6

c. Susunan Personel Tonkesyonif

1) Kelompok Komando (Pokko) terdiri dari :

a) Komandan Peleton Kesehatan (Dantonkes)

b) Bintara Administrasi /Perawat Kesehatan (Bamin/Watkes)

c) Tamtama Pembantu/Juru Kesehatan (Taban/Jurkes)

d) Tamtama Pembantu/Kesehatan Kompi/Pengemudi


(Taban/Keski/Mudi).

2) Poslongyon.

a) Bagian POS (Penerimaan Orang Sakit)

b) Bagian Pengobatan Berat (Obber) terdiri dari :

(1) Bintara Perawat Kesehatan Umum/Bintara Pengobatan


Berat (Bawat Kesum/Baobber)

(2) Bintara Bedah Lapangan (Babedahlap)

c) Bagian Pengobatan Ringan (Obring) terdiri dari :

(1) Bintara Juru Kesehatan/Bintara Pengobatan Ringan


(Bajurkes/Baobring)

(2) Tamtama Juru Kesehatan/Tamtama Pengobatan


Ringan (Tajurkes/Taobring)

d) Bagian Penyiapan Evakuasi (Siapev) diisi Tamtama Juru


Kesehatan/Tamtama Penyiapan Evakuasi (Tajurkes/Tasiapev).

3) Kesehatan Kompi (Keski). Terdiri dari 3 (Tiga) Tamtama Juru


Kesehatan/Tamtama Kesehatan Kompi (Tajurkes/Takeski).

4) Regu Tandu (Rutandu) terdiri dari :

a) Komandan regu/perawatan kesehatan umum


(Danru/Watkessum).

b) 3 (tiga) Kelompok juru keshatan (Pokjurkes). Tiap-tiap


kelompok juru kesehatan terdiri dari 1 Komandan Kelompok dan 2
Tamtama Tandu.

8. Tugas dan Tanggung Jawab.

a. Komandan Peleton Kesehatan (Dantonkes). Dantonkes dijabat Perwira


Pertama Corps Kesehatan Militer berpangkat Letnan diutamakan berkualifikasi
perawat, dengan tugas kewajiban sebagai berikut :
7

1) Selaku Komandan Dantonkes bertugas :

a) Memimpin, mengendalikan dan mengawasi seluruh kegiatan


sesuai tugas yang diarahkan kepadaTonkesyonif.

b) Memelihara kemampuan personel dan meningkatkan derajat


kesiapan Tonkes.

c) Menjamin terlaksananya tugas pokok Tonkes kepada Yonif.

d) Memelihara moril, disiplin, hukum dan tata tertib anggota


Tonkesyonif.

2) Selaku Pemimpin Poslongyon Dantonkes bertugas :

a) Memimpin dan mengawasi pelaksanaan tugas Poslongyon


beserta seluruh bagiannya.

b) Mengawasi penyerahan penderita/korban dari regu tandu


kepada POS sambil memperhatikan pencatatan data
korban/penderita dan penyimpanan Alkapsat/Alkapornya yang
dilaksanakan oleh Baminkes.

c) Melakukan pemeriksaan pendahuluan terhadap


penderita/korban tempur dengan cara :

(1) Meneliti kartu luka dan membuat catatan seperlunya.

(2) Memisahkan penderita/korban dalam golongan berat,


ringan dan melaksanakan tindakan gawat darurat.

3) Selaku Perwira Pengobatan Berat (Pa Obber), membantu Dokter


Batalyon melaksanakan pengobatan berat dengan cara :

a) Menyempurnakan Longdarlap yang telah dilakukan regu tandu.

b) Mencegah dan mengobati gugat (Shock).

c) Memberikan infus/transfusi bila perlu.

d) Mencatat pada kartu luka tentang pengobatan yang telah


diberikan untuk kepentingan tindakan lanjutan.

4) Dalam pelaksanaan tugas yang berhubungan dengan fungsi teknis


kesehatan/medis Dantonkes bertanggung jawab kepada Dokter Batalyon,
sedangkan secara struktural bertanggung jawab kepada Dankima.

b. Bintara Administrasi/Perawatan Kesehatan (Bamin/Watkes).


Bamin/Watkes adalah Bintara kesehatan dengan pangkat Sersan Mayor
diutamakan berkualifikasi perawat yang bertugas :
8

1) Menyelenggarakan administrasi kesehatan yang berkaitan dengan


korban/pasien yang ditangani di Poslongyon serta Logistik Kesehatan
Peleton Kesehatan secara keseluruhan.

2) Pada gelar Poslongyon bertugas sebagai Bintara penerima orang


sakit.

3) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Dantonkes.

c. Tamtama Pembantu/Juru Kesehatan (Taban/Jurkes). Tabn/Jurkes adalah


Tamtama dengan pangkat Kopral lulusan Tamtama kesehatan lapangan serta
mendapatkan pelatihan teknik komunikasi radio yang bertugas :

1) Membantu pelaksanaan tugas Baminkes serta melayani


penyelenggaran komunikasi radio Tonkesyon.

2) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Dantonkes.

d. Tamtama Pembantu/Kesehatan Kompi/Pengemudi (Taban/Keski/Mudi).


Taban/Keski/Mudi adalah Tamtama kesehatan dengan pangkat Praka, lulusan
Tamtama kesehatan lapangan dan telah mendapatkan pelatihan teknik mengemudi
kendaraan yang bertugas :

1) Melaksanakan evakuasi korban dari garis depan dengan sarana


ambulan sesuai petunjuk.

2) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Dantonkes.

e. Bintara Perawat Kesehatan Umum/Bintara Pengobatan Berat


(Baobber). Baobber adalah Bintara kesehatan berpangkat Sersan satu
berkualifikasi perawat, lulusan kursus kejuruan Bintara perawat kesehatan
lapangan (Susjurbawat Keslap) yang bertugas :

1) Membantu Dokter Batalyon/Dantonkes selaku Paobber dalam


pemberian pengobatan berat dibantu oleh Bintara Bedah Lapangan
(Babedahlap).

2) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Dantonkes.

f. Bintara Bedah Lapangan (Babedahlap). Babedahlap adalah Bintara


kesehatan berpangkat Sersan Satu berkulifikasi perawat, lulusan kursus kejuruan
Bintara perawatan bedah lapangan (Susjurbawat Bedah Lapangan) yang bertugas
:

1) Membantu Baobber melaksanakan pengobatan berat.

2) Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada


Dantonkes.
9

g. Bintara Juru Kesehatan/Bintara Pengobatan Ringan


(Bajurkes/Baobring). Bajurkes/Baobring adalah Bintara kesehatan berpangkat
Sersan Satu berkualifikasi perawat, diutamakan lulusan kursus kejuruan Bintara
perawatan kesehatan lapangan (Susjurbawat Keslap) yang bertugas :

1) Mengobati penderita golongan penyakit ringan sesuai petunjuk.


2) Menyarankan pengembalian korban/penderita ke kesatuan semula
bila tidak memerlukan perawatan lebih lanjut.
3) Mencatat pada kartu luka pengobatan/perawatan yang telah
diberikan.
4) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Dantonkes.

h. Tamtama Juru Kesehatan/Tamtama Pengobatan Ringan


(Tajurkes/Taobring). Tajurkes/Taobring adalah Tamtama kesehatan berpangkat
Kopral Kepala, lulusan kursus kejuruan Tamtama perawatan kesehatan lapangan
(Susjurtawatkeslap) yang bertugas :

1) Membantu Baobring melaksanakan pengobatan ringan.

2) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Dantonkes.

i. Tamtama Juru Kesehatan/Persiapan Evakuasi (Tajurkes/Siapev).


Tajurkes/Siapev adalah Tamtama kesehatan berpangkat Kopral Kepala, lulusan
kursus kejuruan Tamtama perawatan kesehatan lapangan (Susjurtawatkeslap)
yang bertugas :

1) Melakukan perawatan sementara terhadap korban/penderita yang


akan dievakuasikan ke belakang sesuai petunjuk.

2) Menyiapkan penderita/korban yang memerlukan evakuasi ke


belakang sesuai petunjuk.

3) Membuat pencatatan korban/penderita yang dievakuasi ke belakang


dan diserahkan kepada Baminkes.

4) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Dantonkes.

j. Tamtama Juru Kesehatan/Tamtama Kesehatan Kompi


(Tujurkes/Takeski). Tajurkes/Takeski adalah Tamtama kesehatan berpangkat
Kopral Kepala, lulusan Tamtama kesehatan lapangan yang bertugas :

1) Melakukan dukungan kesehatan di Kompi Batalyon Infanteri yang


melaksanakan tugas operasi.

2) Melaksanakan longdarlap korban dari daerah depan ke titik kumpul


korban sesuai petunjuk.

3) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Dantonkes.


10

k. Komandan Regu/Perawat Kesehatan Umum (Danru/Watkesum).


Danru/Watkesum adalah Bintara kesehatan dengan pangkat Sersan Satu, lulusan
Pendidikan Pertama/Pembentukan Bintara kesehatan (Dikmaba PK/Diktukba tahap
II) yang bertugas :

1) Membantu Dantonkes dalam perencanaan pelaksanaan evakuasi


korban/penderita didaerah depan dengan menyarankan sarana dan rute
evakuasi serta menyiapkan Kelompok Tandu untuk melaksanakan evakuasi
tersebut.

2) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Dantonkes.

l. Komandan Kelompok Juru Kesehatan (Danpokjurkes). Danpokjurkes


adalah Tamtama kesehatan berpangkat Kopral, lulusan kursus kejuruan Tamtama
perawatan kesehatan lapangan (Susjurtawatkeslap) yang bertugas :

1) Memimpin pelaksanaan evakuasi dari daerah depan, melaksanakan


serah terima korban/penderita dari Takeski serta menyempurnakan
Longdarlap yang telah diberikan.

2) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Dantonkes.

m. Tamtama Tandu/Kesehatan Lapangan (Tamtandu/Keslap).


Tatandu/Keslap adalah Tamtama kesehatan berpangkat Praka, lulusan Tamtama
kesehatan lapangan yang bertugas :

1) Melaksanakan evakuasi korban/penderita dari daerah depan sesuai


perintah Danpok Tandu.

2) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada


Danpoktandu.

9. Kemampuan dan Batas Kemampuan.

a. Kemampuan.

1) Mampu menyelenggarakan pertolongan darurat di lapangan.

2) Mampu menyelenggarakan pengobatan umum sesuai standar


poliklinik satuan rawat jalan

3) Mampu menyelenggarakan evakuasi medis darat sesuai dengan


kemampuan dan sarana angkut yang tersedia untuk evakuasi.

4) Mampu menyelenggarakan pemeriksaan dan pengawasan hygiene


dan sanitasi lapangan.

5) Mampu menyelenggarakan pemeriksaan dan pemeliharaan


kesehatan bagi prajurit dan keluarganya sesuai kewenangannya.
11

6) Mampu menyiapkan bekal kesehatan sesuai dukungan yang


diberikan dari satuan kesehatan atas.

b. Batas Kemampuan.

1) Mampu menyelenggarakan Dukungan kesehatan dan pelayanan


kesehatan terbatas bagi Batalyon Infanteri dalam OMP dan OMSP.

2) Kemampuan bekal kesehatan dalam mendukung penugasan operasi


hanya 90 hari.

3) Kemampuan dalam menyelenggarakan perawatan korban/penderita


maksimal 2 x 24 jam dengan kapasitas 5 tempat tidur.

4) Dalam menyelenggarakan pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan


terbatas pada pemeriksaan fisik diagnostik.

5) Dalam menyelenggarakan pemeriksaan dan pengawasan hygiene


dan sanitasi lapangan, terbatas pada pemberantasan serangga dan
vaksinasi apabila materiil kesehatan yang dibutuhkan tersedia.

6) Dalam menyelenggarakan pemeriksaan, pengawasan makanan dan


minuman terbatas pada pemeriksaan secara organoleptik.

7) Dalam menyelenggarakan pengobatan umum di poliklinik satuan,


terbatas pada kemampuan dan kesiapan kesehatan Yonif baik dibidang
personel maupun materiil kesehatan yang dimiliki.

8) Dalam menyelenggarakan evakuasi medis terbatas pada evakuasi


darat dengan tandu dan ambulan, sedangkan evakuasi air dan udara bila
angkutan tersedia.

10. Fungsi Lain. Dalam rangka menyelenggarakan tugas pokoknya, Tonkesyonif


melaksanakan fungsi-fungsi teknis sebagai berikut :

a. Kesehatan Militer.

b. Esehatan Promotif.

c. Kesehatan Preventif.

d. Kesehatan Kuratif.

e. Kesehatan Rehabilitatif.

f. Pembekalan Kesehatan.

g. Administrasi Kesehatan.
12

BAB III
PENGGUNAAN TONKESYONIF PADA OPERASI MILITER UNTUK PERANG

11. Umum. Penggunaan Tonkes Yonif untuk OMP pada hakekatnya bertujuan
untuk memberikan dukungan kesehatan dan pelayanan kesehatan di daerah operasi
terhadap satuan manuver yang melaksanakan operasi meliputi operasi gabungan, operasi
matra darat dan operasi bantuan.

12. Pada Operasi Gabungan. Operasi gabungan adalah operasi tempur dibantu
operasi lainnya sesuai dengan kebutuhan, merupakan bagian dari operasi militer untuk
perang yang dilaksanakan secara preemtif, preventif maupun represif oleh dua Angkatan
atau lebih di bawah satu komando gabungan. yang meliputi operasi lintas udara, operasi
pertahanan udara, operasi pertahanan pantai, operasi darat gabungan maupun operasi
pendaratan administrasi.

a. Peranan. Tonkes Yonif dalam operasi gabungan, berperan memberikan


dukungan kesehatan dan pelayanan kesehatan didaerah operasi terhadap Yonif.
untuk memelihara kekuatan satuan Batalyon Infanteri yang melaksanakan tugas
operasi dan apabila terdapat personel yang cedera dapat dengan segera diatasi
dan selanjutnya mengembalikan personel tersebut untuk dikirim kembali ke garis
depan.

b. Kegiatan.

1) Perencanaan. Perencanaan Dukungan Kesehatan dan pelayanan


kesehatan di daerah operasi dimulai sejak Yonif menerima Perintah Operasi
(PO) dari satuan atas, dengan kegiatan :

a) Mempelajari tugas yang diberikan komando atas.

b) Mempelajari keterangan, baik dari satuan atas, bawah, kawan,


maupun unsur lain yang berkaitan dengan bidang kesehatan
dihadapkan kondisi wilayah daerah operasi berupa situasi medik dan
peta geomedik daerah.

c) Merencanakan personel kesehatan sesuai kebutuhan operasi


yang akan dilaksanakan oleh Batalyon Infanteri.

d) Merencanakan perangkat kesehatan sesuai kebutuhan operasi


yang dilaksanakan oleh Batalyon Infanteri.

e) Merencanakan latihan penyegaran Longmalap anggota Yonif


dan Longdarlap anggota Tonkesyonif yang terlibat tugas operasi
gabungan.

f) Merencanakan pelaksanaan dukungan kesehatan dari latihan


pratugas, pergeseran pasukan, masuk ke kedudukan hingga kembali
ke Pangkalan.

g) Merencanakan pelaksanaan evakuasi dan perumahsakitan di


daerah operasi.
13

2) Persiapan. Langkah-langkah persiapan yang dilakukan Tonkesyonif


meliputi :

a) Penyiapan personel Tonkesyonif sesuai dengan tugas dan


tanggung jawabnya.

b) Penyiapan perangkat kesehatan.

c) Menerima informasi tentang situasi medik daerah operasi dari


satuan atas.

d) Melaksanakan latihan penyegaran Longmalap anggota Yonif


dan Longdarlap anggota Tonkesyonif yang terlibat tugas operasi.

e) Melaksanakan dukungan kesehatan pada latihan pratugas


Yonif.

Melaksanakan pemeriksaan akhir kesiapan Tonkesyonif dalam


melaksanakan dukungan kesehatan.

f) Melaksanakan koordinasi dengan unsur kesehatan satuan


yang terlibat dalam operasi.

3) Pelaksanaan.

a) Operasi Lintas Udara. Operasi lintas udara adalah operasi


gabungan yang dilancarkan melalui udara oleh Satuan Tugas Udara
dan Satuan Tugas Lintas Udara beserta bantuan logistik dan
peralatannya ke daerah sasaran, dengan cara diterjunkan atau
didaratkan serta ekstraksi dalam rangka melaksanakan tugas taktis
dan strategis.

(1) Dokter Yonif selalu mengikuti perkembangan taktis


untuk menyesuaikan pelaksanaan dukungan kesehatan.

(2) Dantonkes selalu mengadakan pengecekan terhadap


seluruh unsur Tonkes, dimana Poslongyon yang berkedudukan
di daerah Tumpuan Udara (TU), siap menerima korban di
kedudukan yang telah direncanakan dengan gelar Poslongyon
secara lengkap.

(3) Anggota Takeski tetap berkedudukan di Kompi masing-


masing dengan perangkat kesehatan yang dibawanya, siap
memberikan pertolongan di lapangan.

(4) Rutandu tetap berada bersama Pokko Tonkes di TU,


pengambilan korban dilakukan atas perintah Dantonkes, bila
pertimbangan taktis memungkinkan, evakuasi dapat dilakukan
dengan ambulan udara.
14

b) Operasi Pertahanan Pantai. Pada prinsipnya tugas Tonkes


menyerupai dukungan kesehatan pada operasi pertahanan.

(1) Dokter Yonif selalu mengikuti perkembangan taktis


untuk menyesuaikan pelaksanaan dukungan kesehatan.

(2) Dantonkes selalu mengadakan pengecekan terhadap


seluruh unsur Tonkes, dimana Poslongyon yang berkedudukan
sentral terhadap satuan yang bertahan di daerah belakang,
siap menerima korban di kedudukan yang telah direncanakan
dengan gelar Poslongyon secara lengkap.

(3) Anggota Takeski tetap berkedudukan di Kompi masing-


masing dengan perangkat kesehatan yang dibawanya, siap
memberikan pertolongan di lapangan.

(4) Rutandu tetap berada bersama Pokko Tonkes,


pengambilan korban dilakukan atas perintah Dantonkes, bila
pertimbangan taktis memungkinkan, evakuasi dapat dilakukan
dengan ambulan atau kendaraan lain.

c) Operasi Darat Gabungan. Adalah operasi gabungan yang


dilaksanakan oleh satuan darat, satuan laut dan satuan udara dalam
rangka merebut dan menguasai kembali wilayah yang telah dikuasai
musuh.

(1) Dokter Yonif selalu mengikuti perkembangan taktis


untuk menyesuaikan pelaksanaan dukungan kesehatan.

(2) Dantonkes selalu mengadakan pengecekan terhadap


seluruh unsur Tonkes, dimana Poslongyon yang berkedudukan
sentral terhadap satuan yang bertahan di daerah belakang,
siap menerima korban di kedudukan yang telah direncanakan
dengan gelar Poslongyon secara lengkap.

(3) Anggota Takeski tetap berkedudukan di Kompi masing-


masing dengan perangkat kesehatan yang dibawanya, siap
memberikan pertolongan di lapangan.

(4) Pokko, Poslongyon dan Rutandu mengikuti di belakang,


bila memungkinkan ambulan mengikuti gerakan pasukan.

d) Operasi Pendaratan Administrasi. Adalah pemindahan


kekuatan satuan darat beserta peralatannya dari titik embarkasi
melalui laut untuk didaratkan di tumpuan pantai yang telah dikuasai.

(1) Peranan Tonkes adalah mendukung Yonif sebagai


bagian dari Operasi pendaratan administrasi.

(2) Dokter Yonif selalu mengikuti perkembangan taktis


untuk menyesuaikan pelaksanaan dukungan kesehatan.
15

(3) Tonkes memberikan pertolongan kesehatan di kapal


kepada anggota pasukan dalam rangka membantu unsur
kesehatan kapal, dimana setelah mendarat Tonkes
memberikan Dukes di daerah tumpuan pantai dan operasi
darat selanjutnya.

(4) Rutandu tetap berada bersama Pokko Tonkes,


pengambilan korban dilakukan atas perintah Dantonkes, bila
pertimbangan taktis memungkinkan, evakuasi ke kapal Rumah
Sakit.

4) Pengakhiran. Dukungan kesehatan Tonkesyonif pada Operasi


Gabungan berakhir dengan kegiatan :

a) Melakukan konsolidasi, pengecekan personel dan alat


peralatan yang telah digunakan dalam operasi.

b) Mengadakan evaluasi tentang dukungan kesehatan operasi


yang telah dilaksanakan sebagai masukan untuk kegiatan pembinaan
satuan dalam rangka kesiapan Tonkesyonif untuk menghadapi tugas
berikutnya.

c) Membuat laporan tentang pelaksanaan dukungan kesehatan


dalam operasi yang telah dilaksanakan.

13. Pada Operasi Matra Darat. Tonkes Yonif dalam operasi matra darat
menyesuaikan dengan penggunaan satuan Yonif yang meliputi operasi tempur (operasi
serangan, operasi pertahanan, operasi pemindahan ke belakang, operasi pergantian,
operasi dalam kondisi khusus, operasi dengan pengaruh Nubika, operasi pernika, operasi
mobil udara, operasi gerilya, operasi lawan insurjensi, operasi khusus) dan operasi
teritorial.

a. Peranan. Tonkes Yonif dalam operasi matra darat, berperan memberikan


dukungan kesehatan dan pelayanan kesehatan terhadap Yonif.

b. Kegiatan.

1) Perencanaan. Perencanaan dukungan kesehatan dimulai sejak Yonif


menerima Perintah Operasi (PO) dari satuan atas, dengan kegiatan.

a) Mempelajari tugas yang diberikan komando atas.

b) Mengumpulkan keterangan, baik dari satuan atas, bawah,


kawan, maupun unsur lain yang berkaitan dengan kondisi wilayah
daerah operasi berupa situasi medik dan peta geomedik daerah.

c) Merencanakan personel kesehatan sesuai kebutuhan operasi


yang akan dilaksanakan oleh Batalyon Infanteri.

d) Merencanakan perangkat Kesehatan sesuai kebutuhan operasi


yang dilaksanakan oleh Batalyon Infanteri.
16

e) Merencanakan latihan penyegaran Longmalap anggota Yonif


dan Longdarlap anggota Tonkesyonif yang terlibat tugas operasi.

f) Merencanakan pelaksanaan dukungan kesehatan dari latihan


pratugas, pergeseran pasukan, masuk ke kedudukan hingga kembali
ke Pangkalan.

g) Merencanakan pelaksanaan evakuasi dan perumahsakitan


didaerah operasi.

2) Persiapan. Langkah-langkah persiapan yang dilakukan Tonkesyonif


meliputi :

a) Penyiapan personel Tonkesyonif sesuai dengan tugas dan


tanggung jawabnya.

b) Penyiapan perangkat kesehatan berpedoman pada Buku


Petunjuk Teknis tentang Perangkat Kesehatan Lapangan Dukungan
Kesehatan Pada Tugas Operasi TNI Nomor Perpang/17/IV/2009
tanggal 16 April 2009.

c) Menerima informasi tentang situasi medik daerah operasi dari


satuan atas.

d) Melaksanakan latihan penyegaran Longmalap anggota Yonif


dan Longdarlap anggota Tonkesyonif yang terlibat tugas operasi.

e) Pelaksanakan dukungan kesehatan pada latihan pratugas


Yonif.

f) Melaksanakan pemeriksaan akhir kesiapan Tonkesyonif dalam


melaksanakan dukungan kesehatan.

g) Melaksanakan koordinasi dengan unsur kesehatan satuan


yang terlibat dalam operasi.

3) Pelaksanaan.

a) Operasi Tempur. Operasi tempur merupakan suatu


kegiatan, tindakan, dan usaha secara berencana dengan
menitikberatkan penggunaan sistem senjata teknologi untuk
menghancurkan musuh. Operasi tempur meliputi :

(1) Operasi Serangan. Operasi Serangan adalah operasi


dengan mengerahkan penggunaan kekuatan Yonif, meliputi
daya tembak dan daya gerak secara tepat untuk merebut
sasaran-sasaran penting yang dipertahankan dan dikuasai
musuh. Pada pelaksanaan operasi serangan :
17

(a) Dokter Yonif selalu mengikuti perkembangan


taktis untuk menyesuaikan pelaksanaan dukungan
kesehatan, dimana prioritas utama diberikan pada
satuan yang melaksanakan serangan pokok.

(b) Dantonkes selalu mengadakan pengecekan


terhadap seluruh unsur Tonkes, dimana Poslongyon
siap menerima korban di kedudukan yang telah
direncanakan dengan gelar Poslongyon secara parsial
sesuai kebutuhan.

(c) Anggota Takeski berkedudukan di Kompi


masing-masing, dengan perangkat kesehatan yang
dibawanya, siap memberikan pertolongan di lapangan.

(d) Pokko, Poslongyon dan Rutandu mengikuti di


belakang, bila memungkinkan ambulan mengikuti
gerakan pasukan.

(2) Operasi Pertahanan. Operasi pertahanan adalah


operasi dengan menggunakan segala sarana dan metoda
untuk mencegah, menahan, memukul dan menghancurkan
serangan musuh.

(a) Dokter Yonif selalu mengikuti perkembangan


taktis untuk menyesuaikan pelaksanaan dukungan
kesehatan.

(b) Dantonkes selalu mengadakan pengecekan


terhadap seluruh unsur Tonkes, dimana Poslongyon
yang berkedudukan sentral terhadap satuan yang
bertahan di daerah belakang, siap menerima korban di
kedudukan yang telah direncanakan dengan gelar
Poslongyon secara lengkap.

(c) Anggota Takeski tetap berkedudukan di Kompi


masing-masing dengan perangkat kesehatan yang
dibawanya, siap memberikan pertolongan di lapangan.

(d) Rutandu tetap berada bersama Pokko Tonkes,


pengambilan korban dilakukan atas perintah Dantonkes,
bila pertimbangan taktis memungkinkan, evakuasi dapat
dilakukan dengan ambulan atau kendaraan lain.

(3) Operasi Pemindahan ke Belakang. Dilaksanakan


oleh pasukan di suatu medan pertempuran bila dipaksa oleh
musuh atau atas kemauan sendiri/perintah dari satuan atas
meliputi pemutusan pertempuran dengan melaksanakan
gerakan ke belakang (lepas libat).
18

(a) Dokter Yonif selalu mengikuti perkembangan


taktis untuk menyesuaikan pelaksanaan dukungan
kesehatan.

(b) Dantonkes selalu mengadakan pengecekan


terhadap seluruh unsur Tonkes. Bagian gelar
Poslongyon yang sudah tidak digunakan dikemas
dan pindah kedudukan. Bila perpindahan dilakukan dua
eselon, maka eselon pertama dipimpin Banmin eselon
kedua dipimpin oleh Dantonkes.

(c) Anggota Takeski berkedudukan di Kompi


masing-masing, dengan perangkat kesehatan yang
dibawanya, siap memberikan pertolongan di lapangan
dan bergerak bersama penderita ketika satuannya yang
terakhir pindah.

(d) Rutandu tetap berada dekat Pokko, siap


bergerak dengan cepat atas perintah Dantonkes untuk
mengambil korban, bila Rutandu terlambat maka korban
dibawa oleh Takeski dibantu anggota Kompi yang lain.

(4) Operasi Pergantian. Operasi ini dilakukan pada


pasukan yang sedang atau baru selesai kontak dengan
musuh bertujuan untuk menjaga moril pasukan. Operasi
pergantian merupakan saat yang paling rawan karena terjadi
pemusatan/penumpukan pasukan di garis depan sementara
pasukan cadangan yang menggantikan belum ada.

(a) Dokter Yonif selalu mengikuti perkembangan


taktis untuk menyesuaikan pelaksanaan dukungan
kesehatan.

(b) Dantonkes selalu mengadakan pengecekan


terhadap seluruh unsur Tonkes termasuk gelar
Poslongyon yang sudah dikemas siap melaksanakan
operasi pergantian dan siap pindah kedudukan.

(c) Anggota takeski berkedudukan di Kompi masing-


masing, dengan perangkat kesehatan yang dibawanya,
siap memberikan pertolongan di lapangan dan bergerak
bersama penderita ketika satuannya yang terakhir
pindah.

(d) Rutandu tetap berada di dekat Pokko, siap


bergerak dengan cepat atas perintah Dantonkes untuk
mengambil korban, bila Rutandu terlambat, maka
korban dibawa oleh Takeski dibantu anggota Kompi
yang lain.
19

(5) Operasi dalam Kondisi Khusus. Operasi dalam kondisi


khusus adalah operasi yang dilaksanakan dengan kondisi
tertentu, misalnya keadaan alam, benda buatan, sifat dan ciri
daerah operasi yang unik, diantaranya :

(a) Daerah Perkubuan.

i) Poslongyon digelar sesuai kebutuhan,


untuk memperoleh mobilitas yang tinggi.

ii) Rutandu berkedudukan dekat Pokko,


sewaktu-waktu siap memberikan penyempurnaan
Longdarlap dan evakuasi korban.

iii) Takeski tetap berada di Kompi masing-


masing untuk memberikan Longdarlap dan
melaporkan sesuai prosedur bila ada korban
yang harus dievakuasi.

(b) Daerah Bangunan.

i) Poslongyon digelar sesuai kebutuhan di


daerah yang terlindung di luar daerah bangunan.

ii) Rutandu berkedudukan dekat Pokko,


sewaktu-waktu siap memberikan penyempurnaan
Longdarlap dan evakuasi korban dengan
menggunakan rute evakuasi/jalan pendekat yang
dikuasai sepenuhnya untuk kecepatan.

iii) Takeski tetap berada di Kompi masing-


masing untuk memberikan Longdarlap dan
melaporkan sesuai prosedur bila ada korban
yang harus dievakuasi.

(c) Daerah Hutan Rimba.

i) Poslongyon digelar sesuai kebutuhan,


pemberian pertolongan diutamakan dengan
Katkeslap perorangan.

ii) Rutandu berkedudukan dekat Pokko,


pemberian pertolongan diutamakan dengan
Katkeslap perorangan.

iii) Takeski tetap berada di Kompi masing-


masing untuk memberikan Longdarlap dan
melaporkan sesuai prosedur bila ada korban
yang harus dievakuasi dengan menentukan
secara tepat tentang kedudukan korban untuk
menghindari tersesatnya Rutandu.
20

(d) Daerah Pegunungan.

i) Poslongyon digelar sesuai kebutuhan,


pertolongan diutamakan dengan Katkeslap
perorangan.

ii) Rutandu berkedudukan dekat Pokko,


sewaktu-waktu siap memberikan penyempurnaan
Longdarlap dan evakuasi korban. Hindari
jatuhnya korban yang sedang diangkut karena
jalannya licin.

iii) Takeski tetap berada di Kompi masing-


masing untuk memberikan Longdarlap dan
melaporkan sesuai prosedur bila ada korban
yang harus dievakuasi.

(e) Daerah Rawa.

i) Gelar Poslongyon sulit dilaksanakan,


pertolongan kesehatan diutamakan dengan
Katkeslap perorangan.

ii) Rutandu melaksanakan evakuasi dengan


sasaran angkutan air/perahu.

iii) Takeski tetap berada di Kompi masing-


masing untuk memberikan Longdarlap.

iv) Dokter/Dantonkes selalu mengingatkan


prosedur kesehatan preventif termasuk
pencegahan malaria dan gigitan serangga serta
binatang air yang berbahaya.

(f) Sungai.

i) Poslongyon memberikan pertolongan


dengan Katkeslap perorangan.

ii) Rutandu mengikuti penyeberangi sungai


bersama eselon susulan Yon. Pertolongan
korban diberikan di tepi jauh.

iii) Takeski tetap berada di Kompi masing-


masing dan ikut penyeberangan bersama
satuannya.
21

(g) Malam hari.

i) Poslongyon digelar sesuai kebutuhan,


pertolongan diberikan dengan penerangan
minimal dan diarahkan ke bawah untuk menjamin
kerahasiaan.

ii) Rutandu pada siang hari telah


mempelajari terlebih dahulu tentang rute
evakuasi, berkedudukan dekat Pokko,
memberikan Longdarlap dan evakuasi korban
dengan penggunaan penerangan sesedikit
mungkin.

iii) Takeski tetap berada di Kompi masing-


masing untuk memberikan Longdarlap dan
melaporkan sesuai prosedur bila ada korban
yang harus dievakuasi, dengan memberitahukan
posisi korban dengan jelas.

iv) Setelah konsolidasi, dilakukan


pencocokan antara jumlah korban yang
melaporkan untuk evakuasi dan yang nyata di
Poslongyon.

(6) Operasi dengan Pengaruh Nubika. Adalah operasi


yang dilaksanakan di wilayah tertentu yang kemungkinan
terpapar senjata Nubika.

(a) Bila diketahui ada serangan Nubika, Dokter


Yon/Dantonkes segera melapor kepada Danyon untuk
tindakan selanjutnya, yaitu penggunaan peralatan
perlindungan.

(b) Pertolongan diberikan hanya oleh personel yang


terlatih dengan prosedur dan tehnik evakuasi yang
terarah dalam lingkungan Nubika. Setiap korban dikirim
ke fasilitas yang lebih memadai, Poslongyon hanya
untuk memberikan pertolongan pertama.

(c) Karena korban banyak, maka pengangkutan


tidak hanya oleh Rutandu, tetapi dapat dibantu oleh
personel lainnya.

(d) Takeski tetap berada di Kompi masing-masing


untuk memberikan Longdarlap.

(e) Identitas agensia biasanya memakan waktu


cukup lama dan dilakukan oleh satuan kesehatan atas.
22

(7) Operasi Mobil Udara. Operasi Mobil Udara


(Mobud) adalah suatu bentuk operasi dimana pasukan tempur
darat dan perlengkapannya dipindahkan secara taktis melalui
udara dengan pesawat helikopter langsung pada sasaran di
bawah pengendalian komando operasi darat untuk dilibatkan
dalam suatu pertempuran di darat.

(a) Dokter Yonif selalu mengikuti perkembangan


taktis untuk menyesuaikan pelaksanaan dukungan
kesehatan.

(b) Dantonkes selalu mengadakan pengecekan


terhadap seluruh unsur Tonkes, dimana Poslongyon
yang berkedudukan sentral terhadap satuan yang
bertahan di Daerah Pemuatan (DPm), siap menerima
korban di kedudukan yang telah direncanakan dengan
gelar Poslongyon secara lengkap.

(c) Anggota Takeski tetap berkedudukan di Kompi


masing-masing dengan perangkat kesehatan yang
dibawanya, siap memberikan pertolongan di lapangan.

(d) Rutandu tetap berada bersama Pokko Tonkes,


pengambilan korban dilakukan atas perintah Dantonkes,
bila pertimbangan taktis memungkinkan, evakuasi dapat
dilakukan dengan ambulan udara (helikopter evakuasi).

(8) Operasi Gerilya. Yonif dalam melaksanakan operasi


gerilya dibentuk dalam satuan-satuan kecil dan membaur
dengan rakyat, di bawah pengendalian Komando Kewilayahan
dengan membentuk kantong-kantong perlawanan.

(a) Dokter/Dantonkesyonif sejauh mungkin


memanfaatkan pengobatan dan improvisasi medis serta
selalu berupaya secara maksimal agar seluruh anggota
pasukan dalam keadaan sehat.

(b) Poslongyon digelar di daerah pangkalan sesuai


kebutuhan dan sewaktu-waktu siap pindah kedudukan.

(c) Personel Tonkes mengikuti satuan dalam


kelompok kecil atau perorangan dengan membawa
Katkeslap perorangan.

(d) Korban ditolong dan dievakuasi ke pangkalan


bersama pasukan yang kembali. Bila korban harus
ditinggalkan, maka tempatkan di rumah penduduk dan
disamarkan sebagai rakyat.

(9) Operasi Lawan Insurjensi. Berdasarkan keadaan taktis


pelaksanaan operasi lawan Insurjensi diklasifikasikan menjadi
Daerah Penghancuran, Daerah Konsolidasi, Daerah Stabilisasi
23

dan Daerah Belakang dengan pentahapan operasi mencakup


empat macam kegiatan yaitu : pembersihan, mempertahankan
apa yang telah dicapai selanjutnya meningkatkan kondisi
daerah, konsolidasi serta rehabilitasi/stabilisasi dalam rangka
meningkatkan ketahanan masyarakat.

(a) Dokter/Dantonkes selalu berusaha memelihara


kesehatan seluruh anggota Yonif.

(b) Poslongyon digelar sesuai kebutuhan,


berkedudukan di dekat Pos Komando Utama Yonif.

(c) Anggota Kesehatan selalu diikutsertakan pada


setiap satuan pemukul. Korban diberikan Longdarlap di
tempat, kemudian dievakuasi lewat darat/udara ke
Poslongyon atau langsung ke instansi kesehatan
wilayah/atas.

(d) Melakukan pendekatan kepada rakyat melalui


profesi kesehatan tanpa meninggalkan kewaspadaan.

b) Operasi Teritorial. Dalam pelaksanaan operasi teritorial


Tonkesyonif selalu terlibat dalam rangka mendukung tercapainya
tugas pokok yang dibantu. Penyelenggaraan tugas pokok ini
disesuaikan dengan kemampuan dan batas kemampuan yang
dimilikinya. Operasi teritorial yang dilaksanakan merupakan Operasi
Bhakti TNI yang melibatkan personel kesehatan dalam kegiatan
sosial berupa pelayanan dan Dukkes, baik bagi satuan terkait
maupun masyarakat setempat.

(1) Perencanaan. Setelah menerima perintah dari


Komando atas untuk mendukung pelaksanaan tugas operasi
Yonif, maka Dantonkes segera mengambil langkah-langkah :

(a) Mempelajari tugas.

(b) Mengumpulkan keterangan. Baik dari satuan


atas, bawah, kawan maupun unsur lainnya yang
berkaitan dengan kondisi wilayah terutama keadaan
kesehatan di daerah operasi.

(2) Persiapan. Langkah-langkah yang harus dilakukan


untuk mendukung tugas adalah sebagai berikut :

(a) Latihan untuk melaksanakan tugas operasi


Bhakti sosial

(b) Pengecekan kesiapan Alpal, Alkes dan personel.

(c) Pengecekan kesiapan bekal logistik yang


dibutuhkan.
24

(d) Pengecekan kesiapan kelengkapan administrasi.

(e) Identifikasi masalah kesehatan di daerah dimana


akan diselenggarakan Operasi Bhakti TNI, untuk
kemudian dijadikan perencanaan kesehatan yang
ditujukan kepada Danyonif.

(3) Pelaksanaan.

(a) Dokter/Dantonkes, sesuai perintah Danyonif


melaksanakan Bhakti TNI di bidang kesehatan yang
telah diidenfikasi baik melalui koordinasi dengan
Satkesyah maupun pengamatan langsung di lapangan.

(b) Di dalam pelaksanannya, penyelenggaraan


yankes maupun Dukkes selalu berkoordinasi dengan
satuan kesehatan wilayah baik TNI, Polri maupun sipil,
dimana bantuan kesehatan diberikan baik kepada
satuan TNI yang melaksanakan Operasi Bhakti,
maupun masyarakat sebagai sasaran Bhakti
Kesehatan.

(c) Personel Tonkes tidak disusun dalam orgas


Tonkes, namun dibentuk orgas sesuai dengan
kebutuhan di lapangan, termasuk gelar Poslongyon.

(4) Pengakhiran.

(a) Melakukan konsolidasi, pengecekan personel


dan Alpal yang telah digunakan dalam operasi.

(b) Mengadakan evaluasi kegiatan sebagai bahan


pembuatan laporan dan perbaikan pada pelaksanaan
tugas selanjutnya.

(c) Membuat laporan tentang pelaksanaan tugas


dalam operasi yang telah dilaksanakan.

14. Pada Operasi Bantuan. Tonkes Yonif dalam operasi bantuan menyesuaikan
dengan penggunaan satuan Yonif pada operasi yang meliputi operasi bantuan intelejen,
operasi bantuan perlindungan, operasi bantuan Raid, operasi bantuan SAR tempur,
operasi bantuan teritorial.

a. Peranan. Memelihara kekuatan satuan Batalyon Infanteri yang


melaksanakan Operasi Bantuan dengan dengan melaksanakan tugas dan fungsi
Tonkesyonif.

b. Kegiatan.

1) Perencanaan. Perencanaan dukungan kesehatan dimulai sejak Yonif


menerima Perintah Operasi (PO) dari satuan atas, dengan kegiatan sebagai
berikut :
25

a) Mempelajari tugas yang diberikan komando atas.

b) Mengumpulkan keterangan. Baik dari satuan atas , bawah,


kawan, maupun unsur lain yang berkaitan dengan kondisi wilayah
daerah operasi berupa situasi medik dan peta geomedik daerah.

c) Merencanakan personel kesehatan sesuai kebutuhan operasi


yang akan dilaksanakan oleh Batalyon Infanteri.

d) Merencanakan perangkat kesehatan sesuai kebutuhan operasi


yang dilaksanakan oleh Batalyon Infanteri.

e) Merencanakan latihan penyegaran Longmalap anggota Yonif


dan Longdarlap anggota Tonkesyonif yang terlibat tugas operasi.

f) Merencanakan pelaksanaan dukungan kesehatan dari latihan


pratugas, pergeseran pasukan, masuk ke kedudukan hingga kembali
ke pangkalan.

g) Merencanakan pelaksanaan evakuasi dan perumahsakitan di


daerah operasi.

2) Persiapan. Langkah-langkah persiapan yang dilakukan Tonkesyonif


meliputi :

a) Penyiapan personel Tonkesyonif sesuai dengan tugas dan


tanggung jawabnya.

b) Penyiapan perangkat Kesehatan berpedoman pada Buku


Petunjuk Teknis tentang Perangkat Kesehatan Lapangan Dukungan
Kesehatan Pada Tugas Operasi TNI Nomor Perpang/17/IV/2009
tanggal 16 April 2009.

c) Menerima informasi tentang situasi medik daerah operasi dari


satuan atas.

d) Melaksanakan latihan penyegaran Longmalap anggota Yonif


dan Longdarlap anggota Tonkesyonif yang terlibat tugas operasi.

e) Melaksanakan pemeriksaan akhir kesiapan Tonkesyonif dalam


melaksanakan dukungan kesehatan.

f) Melaksanakan koordinasi dengan unsur kesehatan satuan


yang terlibat dalam operasi.

3) Pelaksanaan.

a) Operasi Bantuan Perlindungan. Adalah operasi dengan


menggunakan segala sarana dan metoda untuk mengamankan tujuan
dan sasaran serta meningkatkan keberhasilan tugas pokok.
26

(1) Dokter Yonif selalu mengikuti perkembangan taktis


untuk menyesuaikan pelaksanaan dukungan kesehatan.

(2) Dantonkes selalu mengadakan pengecekan terhadap


seluruh unsur Tonkes, dimana Poslongyon yang berkedudukan
secara taktis terhadap satuan yang melaksanakan operasi
bantuan perlindungan, siap menerima korban

(3) Anggota Takeski tetap berkedudukan di Kompi masing-


masing dengan perangkat kesehatan yang dibawanya, siap
memberikan pertolongan di lapangan.

(4) Rutandu tetap berada bersama Pokko Tonkes,


pengambilan korban dilakukan atas perintah Dantonkes, bila
pertimbangan taktis memungkinkan, evakuasi dapat dilakukan
dengan ambulan atau kendaraan lain.

b) Operasi Bantuan Raid. Adalah bagian dari operasi


bantuan untuk melaksanakan penyergapan terhadap sasaran
strategis terpilih berada di daerah musuh atau daerah yang dikuasai
musuh, sesuai permintaan dari satuan yang melaksanakan operasi.

(1) Dokter Yonif selalu mengikuti perkembangan taktis


untuk menyesuaikan pelaksanaan dukungan kesehatan.

(2) Dantonkes selalu mengadakan pengecekan terhadap


seluruh unsur Tonkes, dimana Poslongyon yang
berkedudukan sentral terhadap satuan yang bertahan di
daerah belakang, siap menerima korban di kedudukan yang
telah direncanakan dengan gelar Poslongyon secara parsial.

(3) Anggota takeski berkedudukan di Kompi masing-


masing, dengan perangkat kesehatan yang dibawanya, siap
memberikan pertolongan di lapangan dan bergerak bersama
penderita ketika satuannya yang terakhir kembali.

(4) Rutandu tetap berada di dekat Pokko, siap bergerak


dengan cepat atas perintah Dantonkes untuk mengambil
korban, bila Rutandu terlambat, maka korban dibawa oleh
Takeski dibantu anggota Kompi yang lain.

(5) Bila pertimbangan taktis memungkinkan, evakuasi dapat


dilakukan dengan ambulan atau kendaraan lain.

c) Operasi Bantuan SAR Tempur. Merupakan operasi bantuan


yang dilakukan oleh Satuan TNI AD dalam rangka penyelamatan dan
evakuasi kepada satuan yang melaksanakan operasi sesuai
permintaan.

(1) Dokter Yonif selalu mengikuti perkembangan taktis


untuk menyesuaikan pelaksanaan dukungan kesehatan.
27

(2) Dantonkes selalu mengadakan pengecekan terhadap


seluruh unsur Tonkes, dimana Poslongyon yang
berkedudukan sentral terhadap satuan yang memberikan
bantuan, siap menerima korban di kedudukan yang telah
direncanakan dengan gelar Poslongyon secara parsial.

(3) Anggota takeski berkedudukan di Kompi masing-


masing, dengan perangkat kesehatan yang dibawanya, siap
memberikan pertolongan di lapangan dan bergerak bersama
penderita ketika satuannya yang terakhir kembali.

(4) Rutandu tetap berada di dekat Pokko, siap bergerak


dengan cepat atas perintah Dantonkes untuk mengambil
korban, bila Rutandu terlambat, maka korban dibawa oleh
Takeski dibantu anggota Kompi yang lain.

(5) Bila pertimbangan taktis memungkinkan, evakuasi dapat


dilakukan dengan ambulan atau kendaraan lain.

d) Operasi Bantuan Teritorial. Merupakan operasi bantuan


yang dilakukan oleh satuan komando kewilayahan untuk memberi
bantuan teritorial dalam pelaksanaan operasi di wilayahnya. Pada
prinsipnya tugas Tonkes menyerupai dukungan kesehatan sesuai
keadaan taktis

(1) Dokter Yonif selalu mengikuti perkembangan taktis


untuk menyesuaikan pelaksanaan dukungan kesehatan.

(2) Dokter/Dantonkes, sesuai perintah Danyonif


melaksanakan Bhakti TNI di bidang kesehatan yang telah
diidenfikasi baik melalui koordinasi dengan Satkesyah maupun
pengamatan langsung di lapangan.

(3) Di dalam pelaksanaannya, penyelenggaraan Yankes


maupun Dukkes selalu berkoordinasi dengan satuan
kesehatan wilayah baik TNI, Polri maupun sipil, dimana
bantuan kesehatan diberikan baik kepada satuan TNI yang
melaksanakan Operasi Bhakti, maupun masyarakat sebagai
sasaran Bhakti Kesehatan.

(4) Personel Tonkes tidak disusun dalam orgas Tonkes,


namun dibentuk orgas sesuai dengan kebutuhan dilapangan,
termasuk gelar Poslongyon.

4) Pengakhiran. Dukungan kesehatan Tonkesyonif pada operasi


bantuan berakhir dengan kegiatan :

a) Melakukan konsolidasi, pengecekan personel dan alat


peralatan yang telah digunakan dalam operasi.
28

b) Mengadakan evaluasi tentang dukungan kesehatan operasi


yang telah dilaksanakan sebagai masukan untuk kegiatan pembinaan
satuan dalam rangka kesiapan Tonkesyonif untuk menghadapi tugas
berikutnya.

c) Membuat laporan tentang pelaksanaan dukungan kesehatan


dalam operasi yang telah dilaksanakan.

BAB IV
PENGGUNAAN TONKESYONIF PADA OPERASI MILITER SELAIN PERANG

15. Umum. Operasi Militer Selain Perang (OMSP) adalah operasi militer yang
dilaksanakan bukan dalam rangka perang dengan negara lain, tetapi untuk tugas-tugas
kemanusian, pertahanan negara dan atau dalam mendukung kepentingan nasional yang
dilaksanakan secara terpadu sesuai kebijakan pemerintah berdasarkan perundang-
undangan. OMSP dapat bersifat tempur dan bersifat non tempur.

16. Pada Operasi Militer Selain Perang yang Bersifat Tempur. Operasi militer
selain perang yang bersifat tempur merupakan upaya pelibatan Yonif untuk mencegah,
menangkal dan menggagalkan setiap ancaman terhadap kedaulatan negara, keutuhan
wilayah dan keselamatan bangsa melalui pertempuran yang dilaksanakan secara mandiri
maupun dilaksanakan secara bersama-sama dengan instansi/lembaga Non TNI.

a. Peranan. Dalam mendukung tugas operasi militer selain perang yang


dilaksanakan Yonif, Tonkesyonif berperan :

1) Memelihara kekuatan satuan Batalyon Infanteri yang melaksanakan


tugas OMSP dengan melaksanakan tugas dan fungsinya.

2) Sebagai salah satu mata rantai evakuasi dan hospitalisasi.

b. Kegiatan.

1) Perencanaan. Perencanaan dukungan kesehatan dimulai sejak Yonif


menerima Perintah Operasi (PO) dari satuan atas, dengan kegiatan :

a) Mempelajari tugas yang diberikan komando atas.

b) Mengumpulkan keterangan. Baik dari satuan atas, bawah,


kawan, maupun unsur lain yang berkaitan dengan kondisi wilayah
daerah operasi berupa situasi medik dan peta geomedik daerah.

c) Merencanakan personel kesehatan sesuai kebutuhan OMSP


yang akan dilaksanakan oleh Batalyon Infanteri.

d) Merencanakan perangkat kesehatan sesuai kebutuhan OMSP


yang dilaksanakan oleh Batalyon Infanteri.
29

e) Merencanakan latihan penyegaran Longmalap anggota Yonif


dan Longdarlap anggota Tonkesyonif yang terlibat tugas operasi.

f) Merencanakan pelaksanaan dukungan kesehatan dari latihan


pratugas, pergeseran pasukan, masuk ke kedudukan hingga kembali
ke pangkalan.

g) Merencanakan pelaksanaan evakuasi dan perumahsakitan di


daerah operasi.

2) Persiapan. Langkah-langkah persiapan yang dilakukan Tonkesyonif


meliputi :

a) Penyiapan personel Tonkesyonif sesuai dengan tugas dan


tanggung jawabnya.

b) Penyiapan perangkat kesehatan berpedoman pada Buku


Petunjuk Teknis tentang Perangkat Kesehatan Lapangan Dukungan
Kesehatan Pada Tugas Operasi TNI Nomor Perpang/17/IV/2009
tanggal 16 April 2009.

c) Menerima informasi tentang situasi medik daerah operasi dari


satuan atas.

d) Melaksanakan latihan penyegaran Longmalap anggota Yonif


dan Longdarlap anggota Tonkesyonif yang terlibat tugas operasi.

e) Melaksanakan dukungan kesehatan pada latihan pratugas


Yonif.

f) Melaksanakan pemeriksaan akhir kesiapan Tonkesyonif dalam


melaksanakan dukungan kesehatan.

g) Melaksanakan koordinasi dengan unsur kesehatan satuan


yang terlibat dalam operasi.

3) Pelaksanaan

a) Operasi mengatasi separatis bersenjata. Pengerahan kekuatan


Batalyon Infanteri dalam mengatasi separatisme bersenjata pada
prinsipnya sama dengan pelaksanaan operasi lawan insurjensi,
sehingga pelaksanaan tugas Tonkes Yonif dalam mendukung
operasi adalah sebagai berikut :

(1) Dokter Yonif selalu mengikuti perkembangan taktis


untuk menyesuaikan pelaksanaan dukungan kesehatan.

(2) Pada tahap isolasi Dantonkes menempatkan anggota


Tonkes sesuai unit-unit yang dibentuk Yonif.
30

(3) Dantonkes selalu mengadakan pengecekan terhadap


seluruh unsur Tonkes, dimana Poslongyon siap menerima
korban di kedudukan yang telah direncanakan dengan gelar
Poslongyon sesuai kebutuhan.

(4) Anggota Takeski berkedudukan di Kompi masing-


masing, dengan perangkat kesehatan yang dibawanya, siap
memberikan pertolongan di lapangan.

(5) Pokko, Poslongyon dan Rutandu digelar di Pos


Komando Utama.

(6) Bila pertimbangan taktis memungkinkan, evakuasi dapat


dilakukan dengan ambulan atau kendaraan lain.

b) Operasi mengatasi pemberontakan bersenjata. Upaya


menghadapi pemberontakan bersenjata, operasi tempur yang
dilaksanakan oleh Batalyon Infanteri pada prinsipnya sama dengan
pelaksanaan operasi lawan insurjensi, sehingga pelaksanaan tugas
Tonkes Yonif dalam mendukung operasi adalah sebagai berikut:

(1) Dokter Yonif selalu mengikuti perkembangan taktis


untuk menyesuaikan pelaksanaan dukungan kesehatan,
dimana prioritas utama diberikan pada satuan yang
melaksanakan serangan pokok.

(2) Dantonkes selalu mengadakan pengecekan terhadap


seluruh unsur Tonkes, dimana Poslongyon siap menerima
korban di kedudukan yang telah direncanakan dengan gelar
Poslongyon sesuai kebutuhan.

(3) Anggota Takeski berkedudukan di Kompi masing-


masing, dengan perangkat kesehatan yang dibawanya, siap
memberikan pertolongan di lapangan.

(4) Pokko, Poslongyon dan Rutandu digelar di Pos


Komando Utama.

(5) Bila pertimbangan taktis memungkinkan, evakuasi dapat


dilakukan dengan ambulan atau kendaraan lain.

c) Operasi mengatasi aksi terorisme. Dalam mengatasi aksi


Terorisme, berdasarkan pertimbangan taktis, penggunaan Batalyon
Infanteri berprinsip pada operasi lawan insurjensi, sehingga
pelaksanaan tugas Tonkes Yonif dalam mendukung operasi adalah
sebagai berikut:

(1) Dokter Yonif selalu mengikuti perkembangan taktis


untuk menyesuaikan pelaksanaan dukungan kesehatan.
31

(2) Dantonkes selalu mengadakan pengecekan terhadap


seluruh unsur Tonkes, dimana Poslongyon yang berkedudukan
sentral terhadap satuan berada di Pos Komando Utama, siap
menerima korban di kedudukan yang telah direncanakan
dengan gelar Poslongyon secara parsial.

(3) Anggota Takeski tetap berkedudukan di Kompi masing-


masing dengan perangkat kesehatan yang dibawanya, siap
memberikan pertolongan di lapangan.

(4) Rutandu tetap berada bersama Pokko Tonkes,


pengambilan korban dilakukan atas perintah Dantonkes, bila
pertimbangan taktis memungkinkan, evakuasi dapat dilakukan
dengan ambulan darat atau udara bila tersedia.

d) Operasi mengamankan wilayah perbatasan. Dalam


mewujudkan stabilitas keamanan di daerah perbatasan, khususnya
darat, Batalyon Infanteri dilibatkan untuk melaksanakan tugas
pengamanan wilayah. sehingga pelaksanaan tugas Tonkes Yonif
dalam mendukung operasi adalah sebagai berikut :

(1) Operasi pengamanan wilayah perbatasan dilaksanakan


dengan bentuk operasi taktis, kegiatan pembinaan teritorial
dan kegiatan intelijen.

(2) Dokter Yonif selalu mengikuti perkembangan taktis


untuk menyesuaikan pelaksanaan dukungan kesehatan.

(3) Anggota Tonkesyonif mengumpulkan informasi dari


satuan atas, aparat wilayah maupun unsur masyarakat lainnya
yang berkaitan dengan kondisi wilayah terutama keadaan
kesehatan di wilayah penugasan.

(4) Dantonkes selalu mengadakan pengecekan terhadap


seluruh unsur Tonkes, dimana Poslongyon siap menerima
korban di kedudukan yang telah direncanakan dengan gelar
Poslongyon sesuai kebutuhan.

(5) Dantonkes menempatkan anggota Tonkes sesuai Pos-


pos pengamanan yang dibentuk Yonif secara taktis.

(6) Anggota Takeski berkedudukan di Kompi masing-


masing, dengan perangkat kesehatan yang dibawanya, siap
memberikan pertolongan di lapangan.

(7) Pokko, Poslongyon dan Rutandu digelar di Pos


Komando Utama.

(8) Evakuasi dapat dilakukan dengan ambulan darat atau


udara bila tersedia ke rumah sakit sandaran operasi.
32

e) Operasi mengamankan obyek vital nasional yang bersifat


strategis.

(1) Dokter Yonif selalu mengikuti perkembangan taktis


untuk menyesuaikan pelaksanaan dukungan kesehatan.

(2) Dantonkes selalu mengadakan pengecekan terhadap


seluruh unsur Tonkes, dimana Poslongyon yang berkedudukan
sentral terhadap satuan dan siap menerima korban di
kedudukan yang telah direncanakan dengan gelar Poslongyon
sesuai kebutuhan.

(3) Anggota Takeski tetap berkedudukan di Kompi masing-


masing dengan perangkat kesehatan yang dibawanya, siap
memberikan pertolongan di lapangan.

(4) Rutandu tetap berada bersama Pokko Tonkes,


pengambilan korban dilakukan atas perintah Dantonkes,
evakuasi dapat dilakukan dengan ambulan atau kendaraan lain
kerumah sakit sandaran.

(5) Evakuasi dapat dilakukan dengan ambulan atau


kendaraan lain ke rumah sakit sandaran operasi.

f) Operasi melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan


kebijakan politik luar negeri.

(1) Operasi perdamaian dunia dilaksanakan dengan bentuk


operasi pemeliharaan perdamaian, kegiatan pembinaan
teritorial dan kegiatan bantuan kemanusiaan.

(2) Dokter Yonif selalu mengikuti perkembangan taktis


untuk menyesuaikan pelaksanaan dukungan kesehatan.

(3) Anggota Tonkesyonif Mengumpulkan informasi dari


satuan atas, aparat wilayah maupun unsur masyarakat lainnya
yang berkaitan dengan kondisi wilayah terutama keadaan
kesehatan di wilayah penugasan.

(4) Dantonkes selalu mengadakan pengecekan terhadap


seluruh unsur Tonkes, dimana Poslongyon siap menerima
korban di kedudukan yang telah direncanakan dengan gelar
Poslongyon sesuai kebutuhan.

(5) Dantonkes menempatkan anggota Tonkes sesuai Pos-


pos pengamanan yang dibentuk Yonif secara taktis.

(6) Anggota Takeski berkedudukan di Kompi masing-


masing, dengan perangkat kesehatan yang dibawanya, siap
memberikan pertolongan di lapangan.
33

(7) Pokko, Poslongyon dan Rutandu digelar di Pos


Komando Utama.

(8) Evakuasi dapat dilakukan dengan ambulan atau


kendaraan lain ke rumah sakit sandaran operasi.

g) Operasi membantu pengamanan VVIP dan tamu negara.


Operasi bantuan pengamanan VVIP meliputi pengamanan terhadap
Presiden dan Wakil Presiden termasuk keluarga serta tamu negara
sahabat setingkat kepala negara. Adapun VIP meliputi Panglima TNI,
Kepala Staf dan Wakil Kepala Staf termasuk keluarga, serta tamu
negara sahabat setingkat Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan.

(1) Dokter Yonif selalu mengikuti perkembangan taktis


untuk menyesuaikan pelaksanaan dukungan kesehatan.

(2) Dantonkes selalu mengadakan pengecekan terhadap


seluruh unsur Tonkes, dimana Poslongyon siap menerima
korban di kedudukan yang telah direncanakan dengan gelar
Poslongyon sesuai kebutuhan.

(3) Anggota Takeski tetap berkedudukan di Kompi masing-


masing dengan perangkat kesehatan yang dibawanya, siap
memberikan pertolongan di lapangan.

(4) Rutandu tetap berada bersama Pokko Tonkes,


pengambilan korban dilakukan atas perintah Dantonkes.

(5) Evakuasi dapat dilakukan dengan ambulan atau


kendaraan lain ke rumah sakit sandaran.

4) Pengakhiran. Dukungan Kesehatan Tonkesyonif pada Operasi


Militer Selain Perang berakhir dengan kegiatan :

a) Melakukan konsolidasi, pengecekan personel dan alat


peralatan yang telah digunakan dalam operasi.

b) Mengadakan evaluasi tentang pelaksanaan dukungan


kesehatan operasi yang telah dilaksanakan sebagai masukan untuk
kegiatan pembinaan satuan dalam rangka memposisikan Tonkes
untuk menghadapi tugas berikutnya.

c) Membuat laporan tentang pelaksanaan dukungan kesehatan


dalam operasi yang telah dilaksanakan

17. Pada Operasi Militer Selain Perang yang Bersifat Non Tempur. Operasi Militer
Selain Perang yang bersifat non tempur merupakan operasi yang dilaksanakan oleh Yonif
secara mandiri atau dalam rangka membantu instansi/lembaga pemerintah lainnya.

a. Peranan. Dalam mendukung tugas operasi militer selain perang yang


dilaksanakan Yonif, Tonkesyonif berperan :
34

1) Memelihara kekuatan satuan Batalyon Infanteri yang melaksanakan


tugas OMSP dengan melaksanakan tugas dan fungsinya.

2) Sebagai salah satu mata rantai evakuasi dan hospitalisasi.

b. Kegiatan.

1) Perencanaan. Perencanaan dukungan kesehatan dimulai sejak Yonif


menerima Perintah Operasi (PO) dari satuan atas, dengan kegiatan :

a) Mempelajari tugas yang diberikan komando atas.

b) Mengumpulkan keterangan. Baik dari satuan atas, bawah,


kawan, maupun unsur lain yang berkaitan dengan kondisi wilayah
daerah operasi berupa situasi medik dan peta geomedik daerah.

c) Merencanakan personel kesehatan sesuai kebutuhan OMSP


yang akan dilaksanakan oleh Batalyon Infanteri.

d) Merencanakan perangkat kesehatan sesuai kebutuhan OMSP


yang dilaksanakan oleh Batalyon Infanteri.

e) Merencanakan latihan penyegaran Longmalap anggota Yonif


dan Longdarlap anggota Tonkesyonif yang terlibat tugas operasi.

f) Merencanakan pelaksanaan dukungan kesehatan dari Latihan


pratugas, pergeseran pasukan, masuk ke kedudukan hingga kembali
ke pangkalan.

g) Merencanakan pelaksanaan evakuasi dan perumahsakitan di


daerah operasi.

2) Persiapan. Langkah-langkah persiapan yang dilakukan Tonkesyonif


meliputi :

a) Penyiapan personel Tonkesyonif sesuai dengan tugas dan


tanggung jawabnya.

b) Penyiapan perangkat kesehatan berpedoman pada Buku


Petunjuk Teknis tentang Perangkat Kesehatan lapangan Dukungan
Kesehatan Pada Tugas Operasi TNI Nomor Perpang/17/IV/2009
tanggal 16 April 2009.

c) Menerima informasi tentang situasi medik daerah operasi dari


satuan atas.

d) Melaksanakan latihan penyegaran Longmalap anggota Yonif


dan Longdarlap anggota Tonkesyonif yang terlibat tugas operasi.

e) Melaksanakan dukungan kesehatan pada Latihan Pratugas


Yonif.
35

f) Melaksanakan pemeriksaan akhir kesiapan Tonkesyonif dalam


melaksanakan dukungan kesehatan.

g) Melaksanakan koordinasi dengan unsur kesehatan satuan yang


terlibat dalam operasi.

3) Pelaksanaan.

a) Operasi memperdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan


pendukung. Dalam mewujudkan stabilitas keamanan, terutama
daerah perbatasan khususnya darat, Yonif dapat dilibatkan dalam
operasi taktis, kegiatan Binter dan kegiatan intelejen.

(1) Setelah menerima perintah dari Komando atas untuk


mendukung pelaksanaan tugas operasi Yonif, maka
Dantonkes segera mempelajari tugas.

(2) Mengumpulkan keterangan. Baik dari satuan atas,


bawah, kawan maupun unsur lainnya yang berkaitan dengan
kondisi wilayah terutama keadaan kesehatan wilayah.

(3) Melaksanakan latihan untuk kesiapan tugas operasi


memperdayakan wilayah pertahanan.

(4) Melaksanakan pengecekan kesiapan alat peralatan, alat


kesehatan dan personel.

(5) Melaksanakan pengecekan kesiapan bekal logistik


kesehatan yang dibutuhkan.

(6) Melaksanakan pengecekan kesiapan kelengkapan


administrasi.

(7) Melaksanakan Longdarlap pada anggota bila terjadi


korban.

(8) Melaksanakan evakuasi korban sesuai lini evakuasi


atau ke rumah sakit sandaran wilayah.

b) Operasi membantu pemerintah di daerah. Tugas ini


dilaksanakan dalam rangka operasi kemanusiaan, yang ditujukan
untuk membantu pemerintah daerah untuk membantu permasalahan
yang dihadapi.

(1) Setelah menerima perintah dari Komando atas untuk


mendukung pelaksanaan tugas operasi Yonif, maka
Dantonkes segera mempelajari tugas.

(2) Mengumpulkan keterangan satuan TNI maupun unsur


pemerintah daerah yang berkaitan dengan kondisi daerah.
36

(3) Melaksanakan latihan untuk kesiapan tugas Operasi


membantu pemerintah di daerah.

(4) Melaksanakan pengecekan kesiapan alat peralatan, alat


kesehatan dan personel.

(5) Melaksanakan pengecekan kesiapan bekal logistik


kesehatan yang dibutuhkan.

(6) Melaksanakan koordinasi dengan Dinas Kesehatan


Pemerintah Daerah dalam memberikan dukungan kesehatan.

(7) Melaksanakan Longdarlap pada anggota bila terjadi


korban.

(8) Melaksanakan evakuasi korban sesuai lini evakuasi


atau ke rumah sakit sandaran wilayah.

c) Operasi membantu Kepolisian Negara RI dalam rangka tugas


keamanan dan ketertiban yang diatur dalam undang – undang.
Tugas ini dilaksanakan membantu Kepolisian RI dalam menghadapi
permasalahan keamanan dan ketertiban.

(1) Setelah menerima perintah dari Komando atas untuk


mendukung pelaksanaan tugas operasi Yonif, maka
Dantonkes segera mempelajari tugas.

(2) Mengumpulkan keterangan. Baik dari satuan TNI


maupun unsur POLRI yang berkaitan dengan kondisi
kerawanan yang berpotensi timbulnya korban

(3) Melaksanakan latihan untuk kesiapan tugas operasi


membantu Kepolisian Negara RI dalam rangka tugas
keamanan dan ketertiban

(4) Melaksanakan pengecekan kesiapan alat peralatan, alat


kesehatan dan personel.

(5) Melaksanakan pengecekan kesiapan bekal logistik


kesehatan yang dibutuhkan.

(6) Melaksanakan koordinasi dengan Dinas kesehatan


POLRI dalam memberikan dukungan kesehatan.

(7) Melaksanakan Longdarlap pada anggota/korban yang


luka.

(8) Melaksanakan evakuasi korban sesuai lini evakuasi


atau kerumah sakit sandaran wilayah.

d) Operasi bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana


alam dan penanganan pengungsi. Pelaksanaan operasi bantuan
dilaksanakan secara cepat dan simultan pada kondisi sebelum
bencana, saat bencana dan setelah terjadinya bencana.
37

(1) Setelah menerima perintah dari Komando atas untuk


mendukung pelaksanaan tugas operasi Yonif, maka
Dantonkes segera mempelajari tugas.

(2) Mengumpulkan keterangan. Baik dari satuan atas,


bawah, kawan maupun unsur lainnya yang berkaitan dengan
kondisi wilayah terutama keadaan kesehatan di daerah
bencana.

(3) Melaksanakan latihan untuk kesiapan tugas operasi di


daerah bencana alam.

(4) Melaksanakan pengecekan kesiapan alat peralatan, alat


kesehatan dan personel.

(5) Melaksanakan pengecekan kesiapan bekal logistik


kesehatan yang dibutuhkan.

(6) Melaksanakan Pengecekan kesiapan kelengkapan


administrasi.

(7) Melaksanakan Longdarlap pada anggota/korban yang


luka di daerah bencana/tempat kejadian kecelakaan

(8) Melaksanakan evakuasi korban sesuai lini evakuasi


atau ke rumah sakit sandaran wilayah.

e) Operasi membantu pencarian dan pertolongan dalam


kecelakaan (SAR). Tugas ini dilaksanakan dalam rangka operasi
kemanusiaan untuk pencarian dan penyelamatan serta pertolongan
pada kecelakaan dan bencana alam.

(1) Setelah menerima perintah dari Komando atas untuk


mendukung pelaksanaan tugas operasi Yonif, maka
Dantonkes segera mempelajari tugas.

(2) Mengumpulkan keterangan. Baik dari satuan atas,


bawah, kawan maupun unsur lainnya yang berkaitan dengan
kondisi wilayah terutama keadaan kesehatan di daerah
bencana/lokasi kecelakaan.

(3) Melaksanakan latihan untuk kesiapan tugas operasi


membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan
(SAR).

(4) Melaksanakan pengecekan kesiapan alat peralatan, alat


kesehatan dan personel.
38

(5) Melaksanakan pengecekan kesiapan bekal logistik


kesehatan yang dibutuhkan.

(6) Melaksanakan koordinasi dengan unsur kesehatan


Basarnas dalam memberikan dukungan kesehatan.

(7) Melaksanakan Longdarlap pada anggota/korban yang


luka didaerah bencana.

(8) Melaksanakan evakuasi korban sesuai lini evakuasi


atau kerumah sakit sandaran wilayah.

4) Pengakhiran. Dukungan kesehatan Tonkesyonif pada Operasi


Militer Selain Perang berakhir dengan kegiatan :

a) Melakukan konsolidasi, pengecekan personel dan alat


peralatan yang telah digunakan dalam operasi.

b) Mengadakan evaluasi tentang pelaksanaan dukungan


kesehatan operasi yang telah dilaksanakan sebagai masukan untuk
kegiatan pembinaan satuan dalam rangka memposisikan Tonkes
untuk menghadapi tugas berikutnya.

c) Membuat laporan tentang pelaksanaan dukungan kesehatan


dalam operasi yang telah dilaksanakan

BAB V
KOMANDO, PENGENDALIAN DAN KOMUNIKASI

18. Umum. Komando dan pengendalian yang baik sangat menentukan


kelancaran dan keberhasilan Peleton Kesehatan Batalyon Infanteri dalam melaksanakan
tugas. Oleh karena itu setiap tugas yang dilaksanakan Peleton Kesehatan Batalyon
Infanteri diperlukan komando dan pengendalian yang jelas dan tepat agar tugas yang
dilaksanakan dapat terlaksana secara efektif dan efesien.

19. Komando.

a. Danyonif berwenang menyampaikan perintah tentang tugas-tugas dukungan


dan pembinaan kesehatan Tonkesyonif baik saat Yonif tugas operasi maupun di
home base.

b. Dankima berwenang mengkordinir tugas-tugas Tonkesyonif baik saat Yonif


tugas operasi maupun di home base.

c. Dokter Batalyon sebagai perwira staf khusus Danyonif di bidang fungsi


teknis kesehatan mempunyai kewenangan melaksanakan koordinasi di bidang
fungsi teknis kesehatan.

d. Dantonkes berwenang memberikan perintah pelaksanaan seluruh kegiatan


yang berkaitan dengan dukungan kesehata.
39

20. Pengendalian.

a. Danyonif berwenang mengendalikan dukungan kesehatan yang


dilaksanakan oleh Tonkesyonif serta menyiapkan evakuasi korban.

b. Dankima berwenang mengendalikan tugas-tugas Tonkesyonif baik saat


Yonif tugas operasi maupun di home base.

c. Dokter Batalyon berwenang mengendalikan kegiatan yang berkaitan dengan


fungsi teknis kesehatan serta tindakan teknis medis, penanganan korban serta
evakuasi korban ke satuan kesehatan atas di daerah operasi.

d. Dantonkes berwenang mengendalikan seluruh pelaksanaan kegiatan yang


dilakukan Tonkes baik saat tugas operasi maupun tidak tugas operasi/di home
base.

21. Komunikasi.

a. Jaring komunikasi menggunakan jaring komunikasi Yonif.

b. Sarana prasarana komunikasi menggunakan gelar sistem komunikasi Yonif.

c. Dalam pelaksanaan komunikasi sesuai dengan Protap, Insops dan Instap


yang berlaku di Yonif.

BAB VI
PENUTUP

22. Keberhasilan. Disiplin untuk mentaati ketentuan yang ada dalam Buku Petunjuk
Lapangan tentang Peleton Kesehatan Batalyon Infanteri ini oleh para pembina dan
pengguna, sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan tugas Tonkesyonif.

23. Penyempurnaan. Hal-hal yang dirasakan perlu akibat adanya tuntutan


kebutuhan untuk menyempurnakan Buku Petunjuk Lapangan tentang Peleton Kesehatan
Batalyon Infanteri ini, agar disarankan kepada Kasad melalui Dankodiklat TNI AD sesuai
dengan mekanisme umpan balik.

Autentikasi A.n. Kepala Staf Angkatan Darat


Direktur Ajudan Jenderal Angkatan Darat Dirkes

Cap/tertanda

Heri Herawan dr. DedyAchdiatDasuki, Sp.M


Brigadir Jenderal TNI Brigadir Jenderal TNI
TENTARA NASIONAL INDONESIA Sublampiran A
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Lampiran Peraturan Kasad
Nomor Perkasad/43-02/XII/ 2012
Tanggal 28 Desember 2012

PENGERTIAN

1. Batalyon Infanteri. Batalyon Infanteri adalah suatu satuan tempur Infanteri


yang dilengkapi dengan unsur-unsur administrasi secara organik sehingga dapat
beroperasi secara berdiri sendiri, dan dapat diperkuat dengan satuan kecabangan lain
agar mampu melaksanakan tugas secara berhasil dan berdaya guna.

2.. Bekal Kesehatan. Bekal kesehatan adalah sejumlah meteriil kesehatan dan
materiil non kesehatan yang disusun dengan rumusan tertentu bagi Satuan Kesehatan
Lapangan, guna melaksanakan fungsi teknis kesehatan dalam rangka memberikan
dukungan kepada Satuan Tempur/Satuan Bantuan Tempur di daerah operasi.

3. Bekal Kesehatan Awal. Bekal kesehatan awal adalah bekal kesehatan


pertama diterima oleh Satuan Kesehatan Operasional yang akan melaksanakan
operasi, yang berisi materiil kesehatan habis pakai (Tanja Habis) dan materiil
kesehatan tidak habis pakai (Tanja Kekal), untuk jangka waktu tiga bulan.

4. Bekal Kesehatan Ulang. Bekal kesehatan ulang adalah bekal kesehatan yang
diterima secara otomatis setelah waktu pemakaian bekal awal tercapai (tiga bulan),
yang terdiri dari materiil kesehatan habis pakai seperti obat, suplai medis dan lain-lain,
yang diterima dari Mabes TNI melalui kesehatan wilayah (Areal Service).

5.. Bekal Tambahan/sisipan. Bekal tambahan/sisipan diberikan pada satuan yang


melaksanakan tugas operasi di daerah tertentu, terdiri dari material kesehatan yang
habis terpakai (Tanja Habis) dan tidak habis terpakai (Tanja Kekal) yang tidak terdapat
dalam paket perangkat kesehatan lapangan.

6. Bencana Alam. Bencana Alam adalah kecelakaan besar yang disebabkan oleh
alam, seperti gempa bumi, angin besar, banjir, tanah longsor, kemarau panjang,
kebakaran hutan dan sebagainya.

7. Dukungan Kesehatan (Dukkes). Dukungan kesehatan adalah segala upaya


kesehatan yang meliputi usaha, pekerjaan dan kegiatan yang berhubungan dengan
penyelenggaraan bantuan administrasi kesehatan yang ditujukan secara langsung
untuk mendukung latihan, tugas operasi dan kegiatan lapangan lainnya termasuk
bantuan kesehatan (Bankes).

8. Evakuasi Medik. Evakuasi medik adalah kegiatan memindahkan


korban/penderita dari instalasi kesehatan (depan) ke instalasi yang lebih tinggi
(belakang) untuk mendapatkan pertolongan medik yang lebih sempurna.
41

9. Kesehatan Lapangan. Kesehatan lapangan adalah kesehatan kemiliteran


Khas Matra Darat yang melibatkan semua faktor yang berpengaruh dalam
melaksanakan Dukungan Kesehatan untuk satuan-satuan TNI AD di lapangan, di
daerah operasi/latihan.

10. Kesehatan Militer. Kesehatan Militer adalah upaya kesehatan yang meliputi
segala usaha, pekerjaan dan kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan dan kehidupan
prajurit serta penugasan prajurit pada berbagai kondisi lingkungan.

11. Kesehatan Promotif (Kesprom). Kesehatan Promotif ( Kesprom ) adalah


upaya kesehatan yang meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan prajurit Yonif beserta keluarganya dengan peran serta
individu agar berperilaku hidup sehat.

12. Kesehatan Preventif (Kesprev). Kesehatan Preventif (Kesprev) adalah upaya


kesehatan yang meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan untuk mencegah
terjangkitnya penyakit pada prajurit Yonif beserta keluarganya.

13. Kesehatan Kuratif. Kesehatan Kuratif adalah upaya kesehatan yang


meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan untuk penyembuhan penderita yang
sakit.

14. Kesehatan Rehabilitatif. Kesehatan Rehabilitasi adalah upaya kesehatan yang


meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan pemulihan penderita yang sakit atau
cedera agar sedapat mungkin dapat kembali ke keadaan kesehatan yang optimum
untuk dapat melanjutkan tugas.

15. Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Operasi Militer Selain Perang (OMSP)
adalah pola operasi yang mengatur pelibatan Angkatan Darat untuk menyikapi
perkembangan kondisi lingkungan strategis dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Operasi militer selain perang dilaksanakan atas permintaan pihak yang
dibantu atau diselenggarakan secara bersama-sama berdasarkan koordinasi.

16. Operasi Militer Untuk Perang (OMP). Operasi Militer Untuk Perang (OMP)
adalah pola operasi yang mengatur tentang pelibatan Angkatan Darat dalam hubungan
operasi TNI untuk menghadapi ancaman sebagai akibat adanya perubahan kondisi
lingkungan di luar maupun di dalam negeri.

17. Operasi Tempur. Operasi Tempur adalah segala usaha, tindakan dan kegiatan
dengan menggunakan daya gerak dan daya tembak yang dimilikinya dapat mencari
dan mendekati untuk menghancurkan atau menawan serta menangkis serangan
musuh.

18. Operasi Gabungan. Operasi Gabungan adalah suatu operasi militer yang
dilakukan oleh dua angkatan atau lebih, di bawah satu komando dan direncanakan oleh
Satuan Gabungan.
42

19. Operasi Linud. Operasi Linud adalah operasi gabungan yang dilancarkan
melalui udara oleh Satgasud dan Satgas Linud beserta bantuan logistik dan
peralatannya ke daerah sasaran,dengan cara diterjunkan atau didaratkan serta
ekstraksi dalam rangka melaksanakan tugas taktis dan strategis.

20. Operasi Gerilya. Operasi Gerilya adalah segala usaha kegiatan dan tindakan
operasi non konvensional dilakukan dengan satuan-satuan yang relatif kecil di daerah
belakang dan komunikasi lawan untuk mengikat, mengacaukan dan merongrong
kekuatan musuh untuk menghindari kehancuran kekuatan sendiri.

21. Operasi Lawan Gerilya. Operasi Lawan Gerilya adalah segala usaha kegiatan,
tindakan penghancuran terhadap pasukan/satuan Gerilya oleh satuan tempur maupun
satuan teritorial dengan operasi tempur, operasi teritorial dan operasi intelijen.

22. Operasi Pada Kondisi Khusus. Operasi Pada Kondisi Khusus adalah semua
operasi yang karena kondisi tertentu, antara lain keadaan alam, atau benda buatan
manusia, sifat dan ciri daerah operasi yang unik sehingga memerlukan penggunaan
satuan dan peralatan tertentu.

23. Operasi Mobil Udara (Mobud). Operasi Mobil Udara (Mobud) adalah suatu
bentuk operasi dimana pasukan tempur darat, dan perlengkapannya dipindahkan
secara taktis melalui udara dengan pesawat helikopter langsung pada sasaran di
bawah pengendalian komando operasi darat untuk dilibatkan dalam suatu pertempuran
di darat.

24. Pemeriksaan Kesehatan (Rikkes). Pemeriksaan Kesehatan (Rikkes)


adalah suatu proses pemeriksaan kesehatan baik fisik dan jiwa secara terpadu untuk
mendapatkan data-data kesehatan yang ditujukan guna menentukan apakah status
kesehatan anggota.

25. Pertolongan Pertama di Lapangan (Longmalap). Pertolongan Pertama di


Lapangan (Longmalap) adalah pertolongan yang diberikan pada kawan/diri sendiri
sebelum mendapat pertolongan oleh personel/prajurit kesehatan lapangan yang
berwenang.

26. Pelayanan Kesehatan (Yankes). Pelayanan Kesehatan (Yankes) adalah


upaya kesehatan yang meliputi usaha, pekerjaan dan kegiatan yang berhubungan
dengan penyelenggaraan bantuan administrasi kesehatan yang ditujukan untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal bagi prajurit, PNS beserta keluarganya.

27. Pos Pertolongan Batalyon (Poslongyon). Pos Pertolongan Batalyon


(Poslongyon) adalah instalasi Peleton Kesehatan Batalyon yang menyelenggarakan
pengobatan darurat dan perawatan lanjutan bagi anggota Batalyon yang luka atau sakit
di daerah operasi.
43

28. Pemindahan Kebelakang. Pemindahan Kebelakang adalah suatu


pemindahan/gerakan taktis dalam suatu medan pertempuran ke arah belakang,
termasuk tindakan-tindakan untuk melindunginya.

29. Satuan Kesehatan Lapangan (Satkeslap). Satuan Kesehatan Lapangan


(Satkeslap) adalah satuan kesehatan yang terdiri dari satuan kesehatan yang secara
TOP berada di dalam satuan tempur, satuan bantuan tempur dan satuan bantuan
administrasi.

30 Tonkesyonif. Tonkesyonif adalah satuan kesehatan lapangan pada Batalyon


Infanteri yang bertugas secara langsung, melekat dan terus-menerus melaksanakan
dukungan kesehatan sesuai Operasi Militer yang dikembangkan oleh Batalyon Infanteri
pada OMP.

31. Tumpuan Udara (TU). Tumpuan Udara (TU) adalah suatu daerah di wilayah
musuh yang telah direbut dan dikuasai melalui operasi serbuan lintas udara dan
dijadikan daerah pertahanan dengan menggunakan bentuk pertahanan melingkar untuk
dipergunakan sebagai pancangan kaki atau sebagai pangkalan depan dalam rangka
operasi darat lanjutan.

Autentikasi A.n. Kepala Staf Angkatan Darat


Direktur Ajudan Jenderal Angkatan Darat Dirkes

Cap/tertanda

Heri Herawan dr. DedyAchdiatDasuki, Sp.M


Brigadir Jenderal TNI Brigadir Jenderal TNI
TENTARA NASIONAL INDONESIA Sublampiran B
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Lampiran Peraturan Kasad
Nomor Perkasad/43-02/XII/2012
Tanggal 28 Desember 2012

SKEMA ALIRAN PENYUSUNAN


BUKU PETUNJUK LAPANGAN TENTANG PELETON KESEHATAN
BATALYON INFANTERI

BUJUKIN BUJUKOPS
tentang tentang
KESEHATAN INFANTERI

BUJUKLAP
tentang
TONKESYONIF

BUJUKNIK
tentang
GELAR POSLONGYON

Autentikasi A.n. Kepala Staf Angkatan Darat


Direktur Ajudan Jenderal Angkatan Darat Dirkes

Cap/tertanda

Heri Herawan dr. DedyAchdiatDasuki, Sp.M


Brigadir Jenderal TNI Brigadir Jenderal TNI
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT
DIREKTORAT KESEHATAN

SURAT PERINTAH
Nomor : Sprin /51/ I /2012

Pertimbangan : Dalam rangka pelaksanaan kegiatan pembinaan Organisasi


Ditkesad TA. 2012, perlu dikeluarkan surat perintah.

Dasar : Keputusan Dirkesad Nomor Kep/1/I/2012 tanggal 2 Januari 2012


tentang Program Kerja dan Anggaran Direktorat Kesehatan Angkatan
Darat TA. 2012.

DIPERINTAHKAN

Kepada : Nama, Pangkat/Gol, Korps, NRP/NIP dan Jabatan seperti


tercantum pada lampiran surat perintah ini.

Untuk : 1. Seterimanya surat perintah ini di samping tugas dan tanggung


jawab jabatan sehari-hari ditunjuk sebagai Kelompok Kerja (Pokja)
Penyusunan /Revisi Bujuklap tentang Tonkes Yonif.

2. Melaporkan pelaksanaan tugas ini kepada Dirkesad .

3. Melaksanakan perintah ini dengan rasa tanggung jawab.

Selesai.

Tembusan :

1. Dankodiklat TNI AD
2. Irjenad
3. Asops, Aspers Kasad
4. Irdit, Sesditkesad
5. Para
MARKAS Kasubdit
BESAR Ditkesad DARAT
ANGKATAN
6. Papekas Gabpus-4 NA.2.01.04
Lampiran Surat Perintah Dirkesad
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Nomor Sprin / 51 / I / 2012
DIREKTORAT KESEHATAN Tanggal 10 Januari 2012

DAFTAR KELOMPOK KERJA (POKJA)


PENYUSUNAN/REVISI BUJUKLAP TENTANG TONKES YONIF

JABATAN
PANGKAT/GOL/
NO NAMA DLM KET
ORGANIK
KORPS/NRP/NIP POKJA
1 2 3 4 5 6
1 dr. Dedy Achdiat Dasuki, Brigjen TNI Dirkesad Penanggung
Sp.M jawab/
Narasumber
2 dr. Daniel Tjen, Sp.S Kolonel Ckm Wadirkesad Narasumber
31886
3 drh. Djoko Walujo BR, Kolonel Ckm Irditkesad Narasumber
M.Sc 31397
4 Ground Murniatun B.Sc Kolonel Ckm (K) Sesditkesad Narasumber
31017
5 dr. Bagus Tjahjono, MPH Kolonel Ckm Kasubditbincab Narasumber
31443 Ditkesad
6 drg. Nurdjamil Sayuti, Kolonel Ckm Kasubditbinyankes Narasumber
MARS 33310 Ditkesad
7 dr. Edi Purwanto Kolonel Ckm Pa Ahli Ditkesad Narasumber
31416
8 dr. Abdul Rochman, M.M Kolonel Ckm Anggota Komite Medik Narasumber
31446 RSPAD GS Ditkesad
9 dr. Untung Sunaryadi, Kolonel Ckm Kasubditbindukkes Ketua
Sp.Rad 31965 Ditkesad
10 dr. Darmawan Basukesti Letkol Ckm Kabagbankes &Kessus Wakil Ketua
33438 Subditbindukkes
Ditkesad
11 Nunung Priyo Sambodo Letkol Ckm Kabagsiapops Sekretaris I
33731 Subditbindukkes
Ditkesad
12 Amrizal Amir Letkol Ckm Kabagdoksisdurtrakorp Sekretaris II
33960 Subditbincab Ditkesad
13 M. Efendi, S.Pd, M.Si Letkol Ckm Gumil Gol. V Dep. Anggota
19200009331167 Peng Kes Um
Pusdikkes Kodiklat TNI
AD
14 Riyanto Mayor Ckm Kasi Instal Keslap & Anggota
547926 Keslemdik Baginstal
Keslap & Keslemdik
Subditbindukkes
Ditkesad
15 Sutikno, S.Pd Mayor Ckm Kasi Siap Katkeslap Anggota
531172 Bagsiapops
Subditbindukkes
Ditkesad
16 Hendik Wicaksono, Mayor Ckm Kasidikmil Bagdiklat Anggota
S.Kep, NS, M.Kes 11950010841073 Subditbincab Ditkesad
2

1 2 3 4 5 6
17 Syahrial, S.KM Mayor Ckm Kasidoksisdur Anggota
11990013870673 Bagdoksisdurtrakorps
Subditbincab
Ditkesad
18 Dame Setiati PNS III/C Kaurperpustakaan Anggota
196509251987022001 Bagdoksisdurtrakorps
Subditbincab Ditkesad
19 Welmince PNS III/a Penata Anev/Turjuk Anggota
196512111987022001 Bagdoksisdurtrakorps
Subditbincab Ditkesad
20 Slamet Riyadi PNS II/D Opr. Komputer Pendukung
197111181995121001 Bagsiapops
Subditbindukkes
Ditkesad
21 Ucok Okseya PNS II/C Opr. Komputer Pendukung
197706122007021001 Bagisntal Keslap &
Keslemdik
Subditbindukkes
Ditkesad
22 Haris Cahyo Pratama Serda Baurturjuk Pendukung
21090244281288 Bagdoksisdurtrakorps
Subditbincab Ditkesad
23 Yuli Martini PNS II/C Anggota Pendukung
198403232010122001 Subditbindukkes
Ditkesad
24 Bonar Marpaung PNS II/b Turdokjarah Kesad Pendukung
197603122005011007 Bagdoksisdurtrakorps
Subditbincab Ditkesad
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT
DIREKTORAT KESEHATAN

SURAT PERINTAH
Nomor : Sprin /51/ I /2012

Pertimbangan : Dalam rangka pelaksanaan kegiatan pembinaan Organisasi


Ditkesad TA. 2012, perlu dikeluarkan surat perintah.

Dasar : Keputusan Dirkesad Nomor Kep/1/I/2012 tanggal 2 Januari 2012


tentang Program Kerja dan Anggaran Direktorat Kesehatan Angkatan
Darat TA. 2012.

DIPERINTAHKAN

Kepada : Nama, Pangkat/Gol, Korps, NRP/NIP dan Jabatan seperti


tercantum pada lampiran surat perintah ini.

Untuk : 1. Seterimanya surat perintah ini di samping tugas dan tanggung


jawab jabatan sehari-hari ditunjuk sebagai Kelompok Kerja (Pokja)
Penyusunan /Revisi Bujuklap tentang Tonkes Yonif.

2. Melaporkan pelaksanaan tugas ini kepada Dirkesad .

3. Melaksanakan perintah ini dengan rasa tanggung jawab.

Selesai.

Tembusan :

1. Dankodiklat TNI AD
2. Irjenad
3. Asops, Aspers Kasad
4. Irdit, Sesditkesad
5. Para
MARKAS Kasubdit
BESAR Ditkesad DARAT
ANGKATAN
6. Papekas Gabpus-4 NA.2.01.04
Lampiran Surat Perintah Dirkesad
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Nomor Sprin / 50 / I / 2012
DIREKTORAT KESEHATAN Tanggal 10 Januari 2012

DAFTAR KELOMPOK KERJA (POKJA)


PENYUSUNAN/REVISI BUJUKBIN TENTANG KESEHATAN

JABATAN
PANGKAT/GOL/
NO NAMA DLM KET
ORGANIK
KORPS/NRP/NIP POKJA
1 2 3 4 5 6
1 dr. Dedy Achdiat Dasuki, Brigjen TNI Dirkesad Penanggung
Sp.M jawab/
Narasumber
2 dr. Daniel Tjen, Sp.S Kolonel Ckm Wadirkesad Narasumber
31886
3 drh. Djoko Walujo BR, Kolonel Ckm Irditkesad Narasumber
M.Sc 31397
4 Ground Murniatun B.Sc Kolonel Ckm (K) Sesditkesad Narasumber
31017
5 dr. Bagus Tjahjono, MPH Kolonel Ckm Kasubditbincab Narasumber
31443 Ditkesad
6 drg. Nurdjamil Sayuti, Kolonel Ckm Kasubditbinyankes Narasumber
MARS 33310 Ditkesad
7 dr. Edi Purwanto Kolonel Ckm Pa Ahli Ditkesad Narasumber
31416
8 dr. Abdul Rochman, M.M Kolonel Ckm Anggota Komite Medik Narasumber
31446 RSPAD GS Ditkesad
9 dr. Untung Sunaryadi, Kolonel Ckm Kasubditbindukkes Ketua
Sp.Rad 31965 Ditkesad
10 dr. Darmawan Basukesti Letkol Ckm Kabagbankes &Kessus Wakil Ketua
33438 Subditbindukkes
Ditkesad
11 Nunung Priyo Sambodo Letkol Ckm Kabagsiapops Sekretaris I
33731 Subditbindukkes
Ditkesad
12 Amrizal Amir Letkol Ckm Kabagdoksisdurtrakorp Sekretaris II
33960 Subditbincab Ditkesad
13 M. Efendi, S.Pd, M.Si Letkol Ckm Gumil Gol. V Dep. Anggota
19200009331167 Peng Kes Um
Pusdikkes Kodiklat TNI
AD
14 Riyanto Mayor Ckm Kasi Instal Keslap & Anggota
547926 Keslemdik Baginstal
Keslap & Keslemdik
Subditbindukkes
Ditkesad
15 Sutikno, S.Pd Mayor Ckm Kasi Siap Katkeslap Anggota
531172 Bagsiapops
Subditbindukkes
Ditkesad
16 Hendik Wicaksono, Mayor Ckm Kasidikmil Bagdiklat Anggota
S.Kep, NS, M.Kes 11950010841073 Subditbincab Ditkesad
2

1 2 3 4 5 6
17 Syahrial, S.KM Mayor Ckm Kasidoksisdur Anggota
11990013870673 Bagdoksisdurtrakorps
Subditbincab
Ditkesad
18 Dame Setiati PNS III/C Kaurperpustakaan Anggota
196509251987022001 Bagdoksisdurtrakorps
Subditbincab Ditkesad
19 Welmince PNS III/a Penata Anev/Turjuk Anggota
196512111987022001 Bagdoksisdurtrakorps
Subditbincab Ditkesad
20 Slamet Riyadi PNS II/D Opr. Komputer Pendukung
197111181995121001 Bagsiapops
Subditbindukkes
Ditkesad
21 Ucok Okseya PNS II/C Opr. Komputer Pendukung
197706122007021001 Bagisntal Keslap &
Keslemdik
Subditbindukkes
Ditkesad
22 Haris Cahyo Pratama Serda Baurturjuk Pendukung
21090244281288 Bagdoksisdurtrakorps
Subditbincab Ditkesad
23 Yuli Martini PNS II/C Anggota Pendukung
198403232010122001 Subditbindukkes
Ditkesad
24 Bonar Marpaung PNS II/b Turdokjarah Kesad Pendukung
197603122005011007 Bagdoksisdurtrakorps
Subditbincab Ditkesad

Anda mungkin juga menyukai