Anda di halaman 1dari 4

Tugas Kelompok PPKI

Kelompok 5:

Arsy Gusvita (18329003)

Auliya Rahmi Zen (18329004)

Dewi Sarina (18329008)

Ilmi Zukrina Isnaini (18329012)

Intan Fuadi Hasibuan (18329013)

Rahmat Dina (18329208)

Yatri Marnelli (18329034)

Yumita (18329036)

SEKITAR KEMERDEKAAN INDONESIA

1. Jepang Menyerah pada sekutu

Setelah Jepang menderita kekalahan pertamanya pada tahun 1944 oleh Filipina, pada bulan
Maret 1945 Tokyo diserang oleh pembom AS. Puluhan ribu orang tewas dan sebagian besar
kota itu rata dengan tanah.

Pada 6 Agustus 1945, AS kembali menjatuhkan bom atom pertama di Hiroshima dan tiga
hari kemudian di Nagasaki. Kejadian itu menyatakan deklarasi perang Soviet pada 8 Agustus
yang membuat Jepang dipaksa untuk menyerah yang hampir tanpa syarat.

Untuk mengakhiri pederitaan, maka berdasarkan ketentuan, Jepang akhirnya memutuskan


untuk mengakhiri peperangan dengan membebaskan semua tawanan perang dan mematuhi
ketentuan deklarasi Potsdam. Ia juga setuju untuk mengakui otoritas komandan tertinggi AS.
Meskipun Kaisar Hirohito tetap diizinkan sebagai kepala negara simbolisis. 

Selanjutnya Jepang mengadakan pertemuan di Saigon (Vietnam) tanggal 11 Agustus 1945


pukul 11.40 waktu setempat kepada para pemimpin bangsa Indonesia (Ir. Soekarno, Drs.
Moh. Hatta, dan Dr. Radjiman Wediodiningrat), Adapun hal uang disampaikan oleh Jenderal
Besar Terauchi, ialah:

 Pemerintah Jepang memutuskan memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia


dan untuk melaksanakan kemerdekaan dibentuk PPKI sebagai pengganti BPUPKI.
 Pelaksanaan kemerdekaan segera dilakukan setelah persiapan selesai dilakukan dan
secara berangsur-angsur dari Pulau Jawa, baru disusul oleh pulau lainnya.
 Wilayah Indonesia akan meliputi seluruh bekas wilayah Hindia Belanda.
 Pada tanggal 7 Agustus 1945 diumumkan pembentukan Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Docuritsu Junbi Inkai. PPKI diketuai Ir. Soekarno
dan wakil ketuanya Drs. Moh. Hatta

Pada tanggal, 15 Agustus 1945, perdana Menteri Jepang, Pangeran Higashi Kuni, menyiarkan
seruan kepada rakyatnya untuk mematuhi persyaratan penyerahan diri. Dia mengatakan
Jepang harus menghadapi kekalahan telak dan "menderita bahkan yang tidak tertahankan"
dalam upaya untuk mematuhi proklamasi penyerahan Kaisar.

Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa penculikan yang dilakukan oleh sejumlah


pemuda antara lain Soekarni, Wikana, Aidit dan Chaerul Saleh dari perkumpulan "Menteng
31" terhadap Soekarno dan Hatta.

Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 03.00. WIB. Soekarno dan Hatta
dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, untuk kemudian didesak agar mempercepat
proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.

Sampai kemudian terjadi kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta
serta Mr. Achmad Subardjo dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan
dilaksanakan terutama setelah Jepang mengalami kekalahan dalam Perang Pasifik.

Menghadapi desakan tersebut, Soekarno dan Hatta tetap tidak berubah pendirian. Sementara
itu di Jakarta, Chairul dan kawan-kawan telah menyusun rencana untuk merebut kekuasaan.
Tetapi apa yang telah direncanakan tidak berhasil dijalankan karena tidak semua anggota
PETA mendukung rencana tersebut
2. Rengasdengklok

Peristiwa Rengasdengklok terjadi pasa saat beberapa hari menjelang diadakannya proklamasi.
Peristiwa ini ditandai dengan adanya penyerahan diri Jepang pada Sekutu dan kemudian
disusunlah naskah proklamasi. Jepang tak bisa berkutik karena adanya hantaman bom atom
pada 9 Agustus 1945 di Kota Nagasaki. Mereka menyerah kepada Sekutu pada 15 Agustus
1945.

Awalnya, kemerdekaan Indonesia akan dihadiahkan oleh Jepang dengan dibentuknya Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Ir. Soekarno juga sudah memiliki pandangan
sendiri akan memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Akan tetapi, dengan
menyerahnya Jepang kepada Sekutu membuat sekelompok orang ingin kemerdekaan
Indonesia disegerakan tanpa menunggu keputusan Jepang. Hal itu menimbulkan perbedaan
pendapat antara golongan tua dengan golongan muda yang terdiri atas beberapa
perkumpulan. Golongan muda ingin kemerdekaan segera diproklamasikan.

Sebaliknya, golongan tua tidak sepakat karena tidak ingin ada pertumpahan darah, mengingat
anggota pasukan Jepang di Indonesia masih banyak. Hal tersebut berlanjut pada penculikan
Soekarno dan Mohammad Hatta oleh sekelompok pemuda. Soekarno-Hatta diculik pada 16
Agustus 1945 dan dibawa ke Rengasdengklok, sebuah kota kecil dekat Karawang. Dalam
penculikan itu, Soekarno didesak para pemuda. Namun, Soekarno tetap berpegang teguh
untuk melaksanakan rencana proklamasi pada 17 Agustus 1945.

Menurut Soekarno, angka 17 adalah angka yang suci. Saat itu, Agustus merupakan bulan suci
Ramadhan. Sementara itu, di Jakarta, Achmad Soebardjo dari golongan tua dan Wikana dari
golongan muda membicarakan kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan di Jakarta.
Akhirnya, mereka bersepakat Soekarno dan Hatta dijemput untuk kembali ke Jakarta, dengan
jaminan proklamasi kemerdekaan akan diumumkan pada 17 Agustus 1945.

Peristiwa Rengasdengklok dan kronologi lengkapnya juga ditandai dengan adanya


rombongan Soekarno dan Hatta tiba di Jakarta pada pukul 23.00 WIB, 16 Agustus 1945.
Perumusan teks proklamasi dilakukan di ruang makan kediaman Laksamana Muda Maeda
Tadashi. Teks dirumuskan bersama oleh Soekarno, Hatta, dan Achmad Soebardjo. Kalimat
pertama proklamasi merupakan saran dari Achmad Soebardjo. Sedangkan kalimat terakhir
disempurnakan oleh Mohammad Hatta. Bagi Hatta, kalimat pertama merupakan pernyataan
dari kemauan bangsa Indonesia dalam menentukan nasibnya.

Pada 17 Agustus 1945 pukul 04.00 WIB, Soekarno membuka pertemuan dini hari dan naskah
proklamasi kemudian diketik oleh Sajuti Melik. Setelah jadi, Soekarno dan Hatta langsung
menandatangani teks tersebut. Pada pukul 05.00 WIB, para pemimpin bangsa dan tokoh
pemuda keluar dari rumah Laksamana Maeda.

Mereka telah sepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia di rumah


Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur No 56 Jakarta pada pukul 10.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai