TENTANG
PENILAIAN KINERJA PEGAWAI PUSKESMAS
MENGINGAT :
a. Undang-undang RI Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktek
kedokteran
b. Undang-undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
c. Undang-undang RI Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/Xl/2005
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 439/Menkes/PerNl/2009
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 1575/Menkes/Per/Xl/2005 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Departemen Kesehatan;
e. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 tahun 2014 tentang
Puskesmas
f. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara RI Nomor
63/KEP/M.PAN/2003, tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
Pelayanan Publik
g. Keputusab Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara RI Nomor
KEP/25/M.PAN/2/2004
h. Kep Menkes RI Nomor : 828 Menkes/SK/II/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kab/Kota.
MEMUTUSKAN
DITETAPKAN : DI .......................
PADA TANGGAL : 07 Mei 2021
.......................
PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS
UPT PUSKESMAS JAYALOKA
KECAMATAN JAYALOKA
JALAN VETERAN NO 44 MARGA TUNGGAL KECAMATAN JAYALOKA MUSI RAWAS 31665.
Telp. 085214895131 E-Mail : puskesmasjayaloka@gmail.com
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Jayaloka
Pada Tanggal : 09 Januari 2021
Ka.BLUD UPT Puskesmas Jayaloka
Kecamatan Jayaloka,
ARNIS ASMARADEWI
Lampiran I : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS ....................... KOTA .......................
NOMOR : .......................
TANGGAL : 07 Mei 2021
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan berdasarkan RPJPN Bidang Kesehatan tahun 2005-
2025 diselenggarakan antara lain dengan meningkatkan sumber daya manusia
kesehatan. Untuk mendukung hal tersebut disusunlah strategi pembangunan
kesehatan yang diantaranya adalah strategi pengembangan dan pemberdayaan
SDM Kesehatan. Dalam SKN 2009, upaya pengembangan dan pemberdayaan
SDM Kesehatan meliputi: upaya perencanaan, pengadaan, pendayagunaan serta
pembinaan dan pengawasan SDM Kesehatan untuk mendukung
penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Pembinaan dan pengawasan SDM Kesehatan dilakukan melalui sistem karir,
penggajian dan insentif untuk hidup layak sesuai dengan beban tugas dan tata
nilai di masyarakat agar dapat bekerja secara profesional (SKN, 2009). Oalam
RPJPN Bidang Kesehatan tahun 2005-2025, Pembinaan dan pengawasan SDM
Kesehatan dilaksanakan secara bertahap. Pembinaan dan Pengawasan SDM
Kesehatan Tahap I, pada tahun 2005-2009 diarahkan dengan membangun
komitmen politik dan strategi pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan.
Dalam mendukung pengembangan sistem karir, penggajian dan insentif yang adil
dibutuhkan metode penilaian kinerja yang efektif untuk mengukur prestasi kerja
SDM Kesehatan secara objektif. Metode penilaian kinerja tersebut dapat
digunakan sebagai dasar bagi penempatan SDM Kesehatan pada suatu
posisi/jabatan tertentu, penyusunan sistem insentif yang wajar dan transparan,
pengembangan karier yang adil serta evaluasi bagi organisasi terhadap
sumberdaya yang dimiliki. Hal ini akan mendorong setiap SDM Kesehatan untuk
meningkatkan produktifitas dan mutu pelayanan kesehatan.
Dalam sub sistem upaya Kesehatan, menempatkan Puskesmas sebagai garda
terdepan layanan kesehatan tingkat primer. Puskesmas mempunyai peran yang
sangat strategis sebagai institusi pelaksana teknis, sehingga dituntut memiliki
kemampuan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan primer melalui
peningkatan kinerja SDM-nya.
Berdasarkan uraian di atas, Penilaian Kinerja bagi SDM Kesehatan di Puskesmas
akan memiliki daya ungkit yang sangat besar terhadap peningkatan produktivitas
SDM Kesehatan yang pada akhirnya akan meningkatkan pelayanan
kesehatan di Puskesmas.
B. TUJUAN
Tujuan disusunnya Pedoman Penilaian Kinerja SDM Kesehatan di Puskesmas
adalah:
1. Tercapainya peningkatan produktivitas dan mutu pelayanan kesehatan di
Puskesmas.
2. Terwujudnya pengembangan karier bagi sumber daya manusia kesehatan di
Puskesmas.
3. Terwujudnya transparansi bagi pelaksanaan pemberian insentif bagi sumber
daya manusia kesehatan Puskesmas
D. PENGERTIAN-PENGERTIAN
1. SDM Kesehatan adalah tenaga kesehatan profesi termasuk tenaga
kesehatan strategis dan tenaga kesehatan non profesi serta tenaga pendukung/
penunjang kesehatan yang terlibat dan bekerja serta mengabdikan
dirinya seperti dalam upaya dan manajemen kesehatan
2. Penilaian Kinerja adalah proses menilai hasil karya SDM dalam suatu
organisasi melalui instrumen penilaian kinerja.
3. lnstrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur kinerja SDM-nya
yang terdiri dari variabel yang dinilai, bobot dan skor.
4. Variabel adalah suatu faktor atau unsur yang dinilai, terdiri dari Variabel
Kelompok SDM, Variabel Pendidikan, Variabel Masa Kerja, Variabel
Kehadiran, Variabel Pengurang, Variabel Penambah.
5. Bobot adalah nilai yang disepakati SDM Puskesmas.
6. Produk individu adalah hasil kinerja yang diperoleh setiap SDM dari setiap
kegiatan di Puskesmas.
7. Produk Puskesmas adalah hasil kinerja yang diperoleh Puskesmas dari
semua kegiatan di Puskesmas.
8. Masa Penilaian adalah rentang waktu yang ditentukan untuk pelaksanaan
penilaian kinerja yang lamanya ditentukan berdasarkan kesepakatan
Puskesmas.
9. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/ kota
yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wi layah kerja.
VARIABEL PENILAIAN
c. Variabel Kehadiran
Pembobotan dilakukan untuk kehadiran masing-masing individu di
Puskesmas dengan tujuan untuk memberikan rasa keadilan kepada
mereka yang mempunyai tingkat kedisiplinan yang lebih tinggi.
Ada beberapa hal yang menjadi penilaian dalam variabel kehadiran:
1) Tidak hadir satu hari penuh
2) Datang terlambat
3) Pulang cepat
Kondisi lain adalah tidak hadir pada pertengahan jam kerja bukan
karena tugas luar. Hal ini perlu kesepakatan bersama untuk menilainya
Variabel Kehadiran Bulanan
NO KEHADIRAN BOBOT
1. Tidak hadir satu hari penuh -1
2. Datang terlambat -0,5
3. Pulang cepat -0,5
d. Variabel Pengurang
Variabel pengurang merupakan hal lain yang perlu
diberikan pembobotan/ skoring untuk memberikan rasa keadilan kepada
mereka yang mempunyai tingkat kedisiplinan yang lebih tinggi.
Variabel Pengurang:
NO PENGURANG BOBOT
1. Tidak ada teguran 0
2. Surat teguran 1 -1
3. Surat teguran 2 -2
4. Surat peringatan 1 -5
5. Surat peringatan 2 -10
6. Surat peringatan 3 -20
e. Variabel Penambah
Pembobotan diberikan untuk faktor penambah bagi masing-masing
SDM Puskesmas dengan tujuan untuk memberikan rasa keadilan kepada
mereka yang mempunyai tugas tambahan.
Variabel Penambah
NO PENAMBAH BOBOT
1. Kepala FKTP 100
2. Bendahara 50
3. Kepala Tata Usaha 30
4. Penanggung jawab setara 10
Program
D. KLARIFIKASI
Tim penilai harus menyampaikan hasil penilaian kepada Kepala Puskesmas
untuk selanjutnya disampaikan kepada SDM Puskesmas yang bersangkutan.
SDM Puskesmas yang merasa tidak puas akan hasil penilaian kinerjanya dapat
diberikan kesempatan untuk melakukan umpan balik kepada Kepala
Puskesmas sesuai dengan mekanisme yang disepakati bersama
E. EVALUASI
Tahapan terakhir ialah melakukan evaluasi terhadap penilaian kinerja yang telah
dilakukan. Evaluasi dapat dibagi kedalam dua kategori, yaitu:
1. Evaluasi Hasil Penilaian
Hasil penilaian kinerja diperoleh berdasarkan hasil total skor individu yang
merupakan penjumlahan penilaian atas variabel-variabel, tercantum dalam
formulir D. Hasil penilaian kinerja tersebut dapat dijadikan bahan evaluasi
kinerja SDM Puskesmas yang bersangkutan terkait beban kerja dan pemberian
reward/penghargaan
PENUTUP
Pembinaan dan pengawasan SDM Kesehatan sesuai dengan RPJPN bidang Kesehatan
2005-2025 diperlukan untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan
guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembinaan
dan pengawasan SDM Kesehatan dilakukan melalui pengembangan sistem karir,
penggajian dan pemberian insentif yang layak dan adil sesuai dengan beban tugas
dibutuhkan metode penilaian kinerja yang efektif untuk mengukur prestasi kerja SDM
Kesehatan secara objektif.
Pedoman Penilaian Kinerja SDM Kesehatan di Puskesmas ini digunakan untuk
menilai seluruh SDM Puskesmas baik yang berstatus pegawai negeri (PNS) atau non
PNS. Pedoman ini berisi tuntunan dalam menyusun instrumen untuk menilai kinerja
SDM di Puskesmas yang dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi Puskesmas
masing-masing.
Sesuai dengan tahapan pembinaan dan pengawasan dalam RPJPN Bidang Kesehatan
Tahun 2005-2025, diharapkan pada tahun 2014 Pedoman ini dapat diterapkan
secara efektif di seluruh puskesmas di Indonesia. Untuk itu diharapkan dukungan
bimbingan teknis pelaksanaan dari Pemerintah Oaerah Provinsi, Kabupaten/Kota
Akhir kata, pedoman ini masih banyak memiliki kekurangan, sumbang saran akan
sangat dibutuhkan bagi perbaikan Pedoman ini