Program Studi Sarjana Desain Interor, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB
Email: ajiontowiryo@gmail.com
Abstrak
Low Rate Golf Clubhouse adalah sebuah proyek interior yang timbul sebagai sebuah solusi bagi padang golf arcamanik untuk keluar dari beberapa
permasalahan seperti masalah biaya operasional dan target pasar. Proyek ini memiliki tujuan menciptakan sebuah golf clubhouse yang mendukung
kegiatan bermain golf di Arcamanik dengan harga yang terjangkau dengan cara menekan biaya operasional dan pemeliharaan gedung dengan
pendekatan interior, sehingga padang golf Arcamanik mampu bersaing dan menarik minat golfer dari berbagai kalangan terutama golfer berusia
muda, serta memberi fasilitas akademi untuk menghasilkan pegolf profesional dari wilayah jawa barat khususnya Bandung. Proyek perancangan ini
juga bisa menjadi solusi bagi minimnya fasilitas pendidikan olahraga khususnya golf di Bandung sekaligus mempopulerkan golf sebagai olahraga
yang tidak mahal.
Abstract
Low Rate Golf Clubhouse is an Interior project which emerge as a solution for Arcamanik golf course to get out of several issues such as the
operational cost and target market. This project goal is to create a golf clubhouse that can support golf activities in Arcamanik at an affordable golf
price, by reducing operational cost and building maintenance with interior approach, so the Arcamanik golf course able to compete and attract
golfers from various backgrounds, especially beginners, and give facilities to produce professional golfers from West Java, especially Bandung. This
design project is also a be the solution for the lack of education sports facilities particularly golf in Bandung and popularize golf as an affordable
sport.
1. Pendahuluan
Di Indonesia, saat ini golf masih menjadi sarana hiburan yang makin digemari kalangan eksekutif. Selain sebagai sarana
hiburan dan olahraga, golf saat ini juga dijadikan sarana menjalin hubungan sosial, baik antar kelompok maupun antar
individu. Belakangan ini olahraga golf mulai merambah kalangan eksekutif muda yang ingin belajar dan bisa
memainkan olahraga ini, namun hal ini masih belum terfasilitasi secara baik oleh penyedia prasarana yang ada, juga
terkendala biaya bermain golf yang relatif mahal untuk kalangan muda. Olahraga ini populer terutama di kota-kota
besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung yang merupakan lingkup kerja dan tempat tinggal para eksekutif muda
tersebut.
Khusus di kota Bandung, lapangan golf tersebar di daerah pinggiran kota dengan sarana transportasi yang masih kurang
memadai dan masih sering dijumpai kemacetan terutama di hari libur.
Lapangan golf Arcamanik endah (padang golf Arcamanik) merupakan tempat yang cukup strategis jika ditinjau dari
lokasinya, karena berdekatan dengan daerah perkotaan sehingga mudah dan cepat bagi para golfer untuk pergi ke
lokasi. Selain itu juga didukung oleh biaya bermain yang relatif lebih murah dibandingkan lapangan golf lain.
Gambar 1. Lokasi Arcamanik Golf Course
Padang golf Arcamanik ini membutuhkan sebuah tempat untuk memenuhi kebutuhan para pengunjung padang golf
Arcamanik selama berada di area tersebut, oleh karena itu perancangan Arcamanik golf clubhouse ini diharapkan dapat
memenuhi semua tuntutan kebutuhan pengunjung agar mendapatkan hiburan yang memuaskan dari olahraga golf,
khususnya di padang golf Arcamanik.
Service court
Pilihan entrance
Pengorganisasian interior
Pelayanan makanan
Control counter
Inventory/receiving
Kamar pas
Office
Storage makanan
Locker
Ruang ganti
Dengan studi dari gambar serta data yang telah dipaparkan diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang
ada di Arcamanik Golf Course yaitu:
1. Fasilitas yang ada di Arcamanik endah golf club masih kurang memadai untuk mengangkat pamor Padang golf
Arcamanik.
2. Padang golf Arcamanik memiliki potensi sebagai padang golf termurah di Bandung saat ini, namun fasilitas
yang kurang terawat menurunkan pamor lapangan ini.
3. Saat ini banyak lapangan golf di Bandung, berarti banyak pula saingan Arcamanik endah golf dalam menarik
pasar.
4. Saat ini kota Bandung mulai banyak peminat olahraga golf yang baru belajar. Fenomena ini bisa dimanfaatkan
untuk menambah pengunjung Arcamanik Endah golf course dan memopulerkan lagi lapangan ini.
Low rate golf merupakan sebuah konsep yang dapat menekan pengeluaran golf clubhouse sehingga dapat
meminimalkan biaya bermain golf yang dikeluarkan pegolf. Konsep ini menawarkan persaingan harga yang relatif
besar jika dibandingkan dengan clubhouse lain namun dengan fasilitas yang tidak jauh berbeda sehingga dapat menarik
pegolf dari kalangan menengah.
Dasar pemilihan konsep ini adalah harga bermain golf di Arcamanik memang pada dasarnya sudah murah, dan juga
untuk memecahkan permasalahan yang ada seperti fasilitas, biaya operasional dan minimnya jumlah pelanggan.
Konsep low rate golf dipilih dengan tujuan melebarkan target market sehingga menambah pengunjung yang datang dan
bermain golf di padang golf Arcamanik. Konsep ini merupakan sebuah solusi untuk mempertahankan pelanggan dari
clubhouse yang sebagian besar merupakan pensiunan sekaligus menarik golfer berusia muda.
Hal –hal utama dalam menerapkan konsep ini adalah sebagai berikut:
- Menekan biaya maintenance
- Efisiensi energi
- Mempertahankan harga semula, atau meminimalkan harga.
- Membuat clubhouse yang secara visual menarik golfer muda
Konsep Perancangan
Bentuk- bentuk yang digunakan tegas dan tak banyak detail untuk mengurangi debu yang menempel di sela-sela
furniture. Bentuk curve digunakan untuk memudahkan dalam membersihkan, sehingga mengurangi penggunaan air,
waktu dan energi.
a. Dinding
material dinding menggunakan plester dan dicat bertekstur dengan teknik rag-roll sehingga bisa menyamarkan noda
pada dinding.
b. Lantai
mengoptimalkan fungsi, durabilitas dan menggunakan material yang mudah dibersihkan atau menyamarkan noda dan
debu.
c. Ceiling
Menggunakan gypsum board berpori untuk area restaurant, sehingga aliran udara dari atap tumpang tetap bisa mengalir.
Untuk daerah lobby menggunakan gypsum dengan finishing kayu veneer untuk memberi suasana pada ruang.
Pencahayaan dibagi menjadi 2, daylight dan artificial light Pencahayaan untuk clubhouse ini didominasi cahaya alami,
hal ini dimaksudkan untuk mengurangi penggunaan listrik secara signifikan. Untuk memenuhi standar bisa dengan cara
memberi bukaan yang besar untuk setiap ruangan agar sebisa mungkin tidak perlu menggunakan cahaya buatan. Faktor
arah angin juga dapat berpengaruh sehingga penempatan restaurant harus dipikirkan dengan matang.
Pencahayaan buatan atau artificial light digunakan saat menjelang sore, dan tidak perlu terlalu banyak karena golf
course tutup jam 18.00.
Sumber:dokumen pribadi
Sumber:google map
Warna yang digunakan cenderung medium tone seperti abu abu,coklat, selain itu juga diutamakan warna berpola atau
bertekstur lebih dari satu warna karena akan membantu menyamarkan noda. Untuk warna aksen, menggunakan warna-
warna cerah yang sesuai untuk target pasar anak muda.
Penghawaan yang digunakan adalah penghawaan alami dengan memperbanyak bukaan di dalam ruang. Ini
dimaksudkan untuk menghilangkan penggunaan listrik untuk AC. Lokasi yang berada di sekitar perumahan yang
banyak pepohonan mendukung konsep bukaan, karena hampir tidak ada udara kotor.
Dari konsep low rate ini, dihasilkan sebuah output desain berupa sebuah clubhouse yang menarik untuk golfer muda,
berbiaya maintenance rendah, dan menggunakan energi minimal.
material lantai menggunakan keramik, meja resepsionis bermaterial granit yang low maintenance. Partisi berlubang
digunakan agar cahaya dan udara bisa masuk sekaligus memperkuat karakter ruangan.
material lantai menggunakan keramik, meja bar dan dinding bermaterial beton yang low maintenance dan berdurabilitas
tinggi. Kursi dan meja restaurant stackable sehingga mudah diorganisasi serta menggunakan meterial low maintenance.
4. Penutup / Kesimpulan
Olahraga golf merupakan olahraga yang dikenal sebagai olahraga mahal dan biasanya ditargetkan untuk orang-orang
yang sudah mapan secara ekonomi. Untuk menarik konsumen diluar kalangan tersebut perlu beberapa cara dengan
langkah yang tepat, termasuk dengan meminimalkan biaya bermain golf dan mendirikan fasilitas akademi agar
konsumen berusia muda bisa terjamah. Hal ini tentu akan merugikan pengelola apabila tidak direncanakan dengan baik.
Pengurangan biaya pemeliharaan dan operasional sebuah fasilitas bisa menjadi titik terang dalam mengimbangi
kemampuan ekonomi konsumen untuk bermain golf. Dengan pendekatan interior, hal ini menjadi mungkin apabila
direncanakan dengan baik, sehingga olahraga golf akan mampu melebarkan target pasarnya yang secara tidak langsung
dapat menaikkan prestasi Indonesia di bidang golf di masa depan.
Daftar Pustaka
BUKU
(1) Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek Jilid II Edisi 3, Terjemahan Sunarto. Tjahjadi, PT. Erlangga, Jakarta
(2) Donald L. Bhasam. 2004. Design: Golf clubhouses
(3) Guyer, paul.2009, Introduction to golf clubhouse design
(4) Sapp, D. 2009,Facilities Operation and Maintenance. Whole Building Design Guide, national institute of building
sciences, Washington DC.,USA.
WEB
(5) http://www.e-publishing.af.mil/
(6) http://www.usgbc.org