Anda di halaman 1dari 8

DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Strategi pelaksanaan 1
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
1) “Selamat pagi Pak/Ibu, kenalkan nama saya ... . biasa dipanggil ... .
Saya mahasiswa dari Ilmu Keperawatan ... ., selama 1 minggu akan
praktik di sini.”
2) “Bapak/Ibu namanya siapa? Kalau boleh saya tahu Bapak/Ibu senang
dipanggil siapa? Asalnya darimana?”
b. Evaluasi/ validasi
“Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini? Sudah mandi apa belum
Pak/Bu?
c. Kontrak
1) Topik : “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang

kebersihan diri?.”
2) Tempat : “Bapak/Ibu mau bincang-bincang dimana?
3) Waktu : “Berapa lama? Bagaimana kalau 7 menit?”
2. Fase kerja
a. “Berapa kali T mandi dalam sehari? Apakah T sudah mandi hari ini?
Menurut T apa kegunaannya mandi ?Apa alasan T sehingga tidak bisa
merawat diri? Menurut T apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan
diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik
seperti apa ya...?, badan gatal, mulut bau, apa lagi...? Kalau kita tidak
teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut T yang bisa
muncul ?” Betul ada kudis, kutu...dsb.

b. “Menurut T kalau mandi itu kita harus bagaimana ? Sebelum mandi apa
yang perlu kita persiapkan? Benar sekali..T perlu menyiapkan pakaian
ganti, handuk, sikat gigi, shampo dan sabun serta sisir”.
c. ”Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, suster akan membimbing
T melakukannya. Sekarang T siram seluruh tubuh T termasuk rambut lalu
ambil shampoo gosokkan pada kepala T sampai berbusa lalu bilas sampai
bersih.. bagus sekali.. Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh
secara merata lalu siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi
pakai odol.. giginya disikat mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh
gigi T mulai dari depan sampai belakang. Bagus, lalu kumur-kumur
sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh tubuh T sampai bersih lalu
keringkan dengan handuk. T bagus sekali melakukannya. Selanjutnya T
pakai baju dan sisir rambutnya dengan baik.”
d. “Bagus”

3. Fase terminasi
a. Evaluasi subyektif

“Bagaimana perasaan T setelah mandi dan mengganti pakaian?”


b. Evaluasi obyektif

“Coba T sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah T
lakukan tadi ? Bagaimana perasaan T setelah kita mendiskusikan tentang
pentingnya kebersihan diri tadi ? Sekarang coba T ulangi lagi tanda-tanda
bersih dan rapi”
c. Rencana tindak lanjut
”Bagus sekali mau berapa kali T mandi dan sikat gigi...?dua kali pagi dan
sore, Mari...kita masukkan dalam jadual aktivitas harian. Nach... lakukan
ya T..., dan beri tanda kalau sudah dilakukan Spt M ( mandiri ) kalau
dilakukan tanpa disuruh, B ( bantuan ) kalau diingatkan baru dilakukan
dan T ( tidak ) tidak melakukani?
d. Kontrak
1) Topik : “Besok pagi kita latihan lagi kemampuan berdandan ya?”

2) Waktu :. “Mau latihan jam berapa? Oya jam 06.00 setelah mandi?
3) Tempat : Tempatnya mau dimana? Oya di ruang tidur ya. Sampai
bertemu besok ya”.
A. Strategi pelaksanaan 2
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi Pak/Ibu, masih ingat dengan saya?.”
b. Evaluasi/ validasi
“Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini? Sudah mandi apa belum
Pak/Bu?
c. Kontrak
1) Topik : “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang kebersihan
diri?.”
2) Tempat : “Bapak/Ibu mau bincang-bincang dimana?
3) Waktu : “Berapa lama? Bagaimana kalau 7 menit?”
2. Fase kerja
a. “Apa yang T lakukan setelah selesai mandi ?”apa T sudah ganti baju?

b. “Untuk berpakaian, pilihlah pakaian yang bersih dan kering. Berganti


pakaian yang bersih 2x/hari. Sekarang coba bapak ganti baju.. Ya, bagus
seperti itu”.
c. “Apakah T menyisir rambut ? Bagaimana cara bersisir ?”Coba kita
praktekkan, lihat ke cermin, bagus…sekali!
1) .Pasien laki-laki
a) “Apakah T suka bercukur ?Berapa hari sekali bercukur ?” betul
2
kali perminggu
b) “Tampaknya kumis dan janggut bapak sudah panjang. Mari Pak
dirapikan ! Ya, Bagus !” (catatan: janggut dirapihkan bila pasien
tidak memelihara janggut)

2) Pasien Perempuan
a) “ Sudah diganti tadi pakaianya sehabis mandi ? Bagus….! Nach…
sekarang disisir rambutnya yang rapi, bagus…! Apakah T biasa
pakai bedak?” coba dibedakin mukanya T, yang rata dan tipis. Bagus
sekali.” “ T, punya lipstik mari dioles tipis. Nach…coba lihat
dikaca!
b) “Bagus”
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subyektif

“Bagaimana perasaan T setelah berdandan?”


b. Evaluasi obyektif
“Coba T sebutkan lagi apa saja caraberdandan tadi?”

c. Rencana tindak lanjut


“Selanjutnya bapak setiap hari setelah mandi berdandan dan pakai baju
seperti tadi ya! Mari kita masukan pada jadual kegiatan harian, pagi jam
berapa, lalu sore jam berap ?
d. Kontrak

Topik : “Bagaimana kalau nanti siang kita latihan makan yang baik

Waktu :. “Siang jam berapa? Oya jam saat makan siang ya?

Tempat : Tempatnya mau dimana? Oya di ruang makan ya. Sampai


bertemu nanti ya”.
A. Strategi pelaksanaan 3
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi Pak/Ibu, masih ingat dengan saya?.”

b. Evaluasi/ validasi
“Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini? Sudah mandi apa belum
Pak/Bu? Sudah latihan berdandan ya? Sudah makan belum?”
c. Kontrak
1) Topik : “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang cara

makan yang baik?.”


2) Tempat : “Bapak/Ibu mau bincang-bincang dimana? Di tuang
makan ya?”
3) Waktu : “Berapa lama? Bagaimana kalau 7 menit?”

2. Fase kerja
a. “Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan? Dimana T
makan?”
b. “Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita
praktekkan! “Bagus! Setelah itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum
disantap kita berdoa dulu. Silakan T yang pimpin!. Bagus..

c. “Mari kita makan.. saat makan kita harus menyuap makanan satu -satu
dengan pelan-pelan. Ya, Ayo...sayurnya dimakan ya.”“Setelah makan kita
bereskan piring,dan gelas yang kotor. Ya betul.. dan kita akhiri dengan cuci
tangan. Ya bagus!”

3. Fase terminasi
a. Evaluasi subyektif

“Bagaimana perasaan T setelah belajar makan yang baik?”


b. Evaluasi obyektif

“Coba T sebutkan lagi apa saja cara makan yang baik? ( cuci tangan, duduk
yang baik, ambil makanan, berdoa, makan yang baik, cuci piring dan gelas,
lalu cuci tangan.”
c. Rencana tindak lanjut
“Selanjutnya bapak setiap hari bisa makan seperti tadi ya! Mari kita
masukan pada jadual kegiatan harian, pagi jam berapa, lalu sore jam
berapa ?
d. Kontrak

Topik : “Bagaimana kalau besok siang kita latihan makan yang baik

Waktu :. “Siang jam berapa? Oya jam setelah makan siang ya?

Tempat : Tempatnya mau dimana? Oya di ruang tamu ya. Sampai bertemu
nanti ya”.
A. Strategi pelaksanaan 4
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
“selamat pagi bapak/ibu, masih ingat dengan saya?”
b. Evaluasi/ validasi
“Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini? Sudah mandi apa belum
Pak/Bu?
Sudah latihan berdandan y? Sudah makan belum? Sudah dipraktikkan cara
makan yang baik?”
c. Kontrak
1) Topik : “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang cara BAB/

BAK dengan benar?.”

2) Tempat : “Bapak/Ibu mau bincang-bincang dimana? Di ruang makan


ya?”
3) Waktu : “Berapa lama? Bagaimana kalau 7 menit?”

2. Fase kerja
a. Untuk pasien pria:
1) “Dimana biasanya T berak dan kencing?” “Benar T, berak atau
kencing yang baik itu di WC/kakus, kamar mandi atau tempat lain yang
tertutup dan ada saluran pembuangan kotorannya. Jadi kita tidak
berak/kencing di sembarang tempat ya.....”
2) “Sekarang, coba T jelaskan kepada saya bagaimana cara T cebok?”
3) “Sudah bagus ya T, yang perlu diingat saat T cebok adalah T
membersihkan anus atau kemaluan dengan air yang bersih dan
pastikan tidak ada tinja/air kencing yang masih tersisa di tubuh T”.
“Setelah T selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di
kakus/WC dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing tersebut
dengan air secukupnya sampai tinja/air kencing itu tidak tersisa di
kakus/ WC. Jika T membersihkan tinja/air kencing seperti ini, berarti T
ikut mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada
kotoran/ air kencing”
4) “Setelah selesai membersihan tinja/air kencing, T perlu merapihkan
kembali pakaian sebelum keluar dari WC/kakus/kamar mandi. Pastikan
resleting celana telah tertutup rapi , lalu cuci tangan dengan
menggunakan sabun.”

b. Untuk pasien wanita:

1) “Cara cebok yang bersih setelah T berak yaitu dengan menyiramkan


air dari arah depan ke belakang. Jangan terbalik ya, …… Cara seperti
ini berguna untuk mencegah masuknya kotoran/tinja yang ada di anus
ke bagian kemaluan kita”
2) “Setelah T selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di
kakus/WC dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing tersebut
dengan air secukupnya sampai tinja/air kencing itu tidak tersisa di
kakus/ WC. Jika T membersihkan tinja/air kencing seperti ini, berarti T
ikut mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada
kotoran/ air kencing”
3) “Jangan lupa merapikan kembali pakaian sebelum keluar dari
WC/kakus, lalu cuci tangan dengan menggunakan sabun.”
4) “Bagus”

3. Fase terminasi
a. Evaluasi subyektif

“Bagaimana perasaan T setelah belajar BAB/ BAK yang baik?”


b. Evaluasi obyektif
“Coba T jelaskan ulang tentang cara BAB?BAK yang baik.” Bagus...!
c. Rencana tindak lanjut
“Untuk selanjutnya T bisa melakukan cara-cara yang telah dijelaskan

tadi, bisa dimasukkan ke dalam jadwal”.

d. Kontrak

Topik : “Bagaimana kalau besok siang kita ketemu lagi untuk melihat
sudah sejauhmana T bisa melakukan jadual kegiatannya.”
Waktu :. “Siang jam berapa? Oya jam setelah makan siang ya?
Tempat : Tempatnya mau dimana? Oya di ruang tamu ya. Sampai bertemu
nanti ya”.

Anda mungkin juga menyukai