Anda di halaman 1dari 5

STRATEGI PELAKSANAAN (SP)

TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 1 DEFISIT PERAWATAN DIRI


1. Kondisi Klien
Klien tampak kotor, rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan bau, kuku panjang
dan kotor.
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri
3. Tujuan
Klien dapat menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri.
Klien dapat menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
Klien dapat menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
Klien dapat mempraktikkan cara menjaga kebersihan diri
4. SP 1: Melakukan Kebersihan Diri
a. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
“Assalamualaikum, selamat pagi. Perkenalkan nama saya Mezza Afrista
bisa dipanggil Mezza , saya mahasiswa Poltekkes Kemenkes Semarang
yang akan bertugas selama 2 minggu di ruang …….. ini. Nama lengkap
mas siapa dan senangnya dipanggil apa?”
2) Evaluasi validasi
“ Bagaimana keadaannya hari ini? Apa yang mas rasakan saat ini?”
“Sudah mandi apa belum mas? Tadi malam tidurnya nyenyak tidak?”
3) Kontrak
“Bagaimana sekarang kita berbincang-bincang tentang kebersihan diri?”
“Mas mau bincang-bincang dimana? Berapa lama? Bagaimana kalau 7
menit?”
b. Fase Kerja
“Berapa kali mas mandi dalam sehari? Apakah mas sudah mandi hari ini?
Menurut mas apa kegunaannya mandi? Apa alasan mas sehingga tidak bisa
merawat diri? Menurut mas apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan
diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik seperti
apa ya...? Badan gatal, mulut bau, apa lagi...? Kalau kita tidak teratur menjaga
kebersihan diri masalah apa menurut mas yang bisa muncul? Betul ada kudis,
kutu...dsb”.
“Menurut mas kalau mandi itu kita harus bagaimana? Sebelum mandi apa
yang perlu kita persiapkan? Benar sekali.. Mas perlu menyiapkan pakaian
ganti, handuk, sikat gigi, shampo dan sabun serta sisir”.
”Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, saya akan membimbing mas
melakukannya. Sekarang mas siram seluruh tubuh mas termasuk rambut lalu
ambil shampoo gosokkan pada kepala mas sampai berbusa lalu bilas sampai
bersih.. bagus sekali.. Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh
secara merata lalu siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai
odol.. Giginya disikat mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi mas
mulai dari depan sampai belakang. Bagus, lalu kumur-kumur sampai bersih.
Terakhir siram lagi seluruh tubuh mas sampai bersih lalu keringkan dengan
handuk. Mas bagus sekali melakukannya. Selanjutnya mas pakai baju dan sisir
rambutnya dengan baik.”
“Bagus”
c. Fase Terminasi
1) Evaluasi keadaan pasien
“Bagaimana perasaan mas setelah kita mandi dan mengganti pakaian?”
“Coba mas sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah
mas lakukan tadi? Bagaimana perasaan mas setelah kita mendiskusikan
tentang pentingnya kebersihan diri tadi? Sekarang coba mas ulangi lagi
tanda-tanda bersih dan rapi”
2) Rencana tindak lanjut
”Bagus sekali mau berapa kali mas mandi dan sikat gigi? Dua kali pagi
dan sore, mari kita masukkan dalam jadwal aktivitas harian. Nah... lakukan
ya mas..., dan beri tanda kalau sudah dilakukan seperti M (mandiri) kalau
dilakukan tanpa disuruh, B (bantuan) kalau diingatkan baru dilakukan dan
T (tidak) tidak melakukan”
3) Kontrak
“Besok pagi kita latihan lagi kemampuan berdandan ya?”
“Mau latihan jam berapa? Oya jam ……. setelah mandi?
“Tempatnya mau dimana? Oya di ruang tidur ya. Sampai bertemu besok
ya”.

B. STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 2 DEFISIT PERAWATAN DIRI


1. Kondisi Klien
Rambut acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada
pasien laki-laki tidak bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan.
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri
3. Tujuan
Klien mampu berpakaian dengan baik
Klien mampu menyisir rambut dengan baik
Klien mampu bercukur dengan baik
4. SP 2: Berdandan
a. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
“Assalamualaikum, selamat pagi mas. Bagaimana kabarnya hari ini? Mas
masih ingat dong dengan saya?”
2) Evaluasi validasi
“Bagaimana keadaan mas pagi ini? Sudah mandi apa belum mas?
3) Kontrak
“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang kebersihan diri? Mas
mau bincang-bincang dimana? Berapa lama? Bagaimana kalau 7 menit?”
b. Fase Kerja
“Apa yang mas lakukan setelah selesai mandi? Apa mas sudah ganti baju?
“Untuk berpakaian, pilihlah pakaian yang bersih dan kering. Berganti pakaian
yang bersih 2x/hari. Sekarang coba mas ganti baju.. Ya, bagus seperti itu”.
“Apakah mas menyisir rambut? Bagaimana cara bersisir? Coba kita
praktikkan, lihat ke cermin, bagus…sekali!”
“Apakah mas suka bercukur? Berapa hari sekali bercukur? Betul 2 kali
seminggu”
“Tampaknya kumis dan janggut mas sudah panjang. Mari mas dirapikan! Ya,
Bagus!”
(catatan: janggut dirapihkan bila pasien tidak memelihara janggut)
c. Fase Terminasi
1) Evaluasi kondisi pasien
“Bagaimana perasaan mas setelah berdandan?”
“Coba mas sebutkan lagi apa saja cara berdandan tadi?”
2) Rencana tindak lanjut
“Selanjutnya mas setiap hari setelah mandi berdandan dan pakai baju
seperti tadi ya! Mari kita masukan pada jadwal kegiatan harian, pagi jam
berapa, lalu sore jam berapa?”
Kontrak
“Bagaimana kalau nanti siang kita latihan makan yang baik”
“Siang saat jam saat makan siang ya dan tempatnya di ruang makan ya.
Sampai bertemu nanti ya”.

C. STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 3 DEFISIT PERAWATAN DIRI


1. Kondisi Klien
Tidak mampu mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak
pada tempatnya.
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri
3. Tujuan
Klien mampu menjelaskan cara mempersiapkan makan
Klien mampu makan dengan tertib
Klien mampu merapikan peralatan makan setelah makan
Klien mampu mempraktikkan makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
4. SP 3: Makan dan Minum dengan Baik
a. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
“Assalamualaikum, selamat siang mas. Mas masih ingat dong dengan
saya?”
2) Evaluasi validasi
“Bagaimana keadaan mas pagi ini? Sudah mandi apa belum mas? Sudah
latihan berdandan ya? Sudah makan belum?”
3) Kontrak
“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang cara makan yang baik?
Kita mau bincang-bincang di ruang makan ya? Berapa lama? Bagaimana
kalau 7 menit?”
b. Fase Kerja
“Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan? Dimana mas
makan?”
“Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita
praktikkan! “Bagus! Setelah itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum
disantap kita berdoa dulu. Silakan mas yang pimpin! Bagus..”
“Mari kita makan.. saat makan kita harus menyuap makanan satu-satu dengan
pelan-pelan. Ya, Ayo... Sayurnya dimakan ya.”
“Setelah makan kita bereskan piring dan gelas yang kotor. Ya betul.. dan kita
akhiri dengan cuci tangan. Ya bagus!”
c. Fase Terminasi
1) Evaluasi keadaan pasien
“Bagaimana perasaan mas setelah belajar makan yang baik?”
“Coba mas sebutkan lagi apa saja cara makan yang baik? (cuci tangan,
duduk yang baik, ambil makanan, berdoa, makan yang baik, cuci piring
dan gelas, lalu cuci tangan.”
2) Rencana tindak lanjut
“Selanjutnya mas setiap hari bisa makan seperti tadi ya! Mari kita
masukan pada jadwal kegiatan harian, pagi jam berapa, lalu siang jam
berapa, dan sore jam berapa?”
3) Kontrak
“Bagaimana kalau besok siang kita latihan BAB dan BAK yang baik”
“Siang jam berapa? Oya jam setelah makan siang ya? Tempatnya mau
dimana? Oya di ruang tamu ya. Sampai bertemu nanti ya”.

D. STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 4 DEFISIT PERAWATAN DIRI


1. Kondisi Klien
Pasien tampak BAB/BAK tidak pada tempatnya dan tidak membersihkan diri
dengan baik setelah BAB/BAK.
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri
3. Tujuan
Klien mampu menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
Klien mampu menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
Klien mampu menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
Klien mampu mempraktikkan cara BAB/ BAK dengan baik dan benar
4. SP 4: BAB dan BAK dengan baik
a. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
“Assalamualaikum, selamat siang mas. Masih ingat dengan saya ya?”
2) Evaluasi validasi
“Bagaimana keadaan mas siang ini? Sudah mandi apa belum mas? Sudah
latihan berdandan belum? Sudah makan belum? Sudah dipraktikkan cara
makan yang baik?”
3) Kontrak
“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang cara BAB dan BAK
dengan benar?.”
“Mas mau bincang-bincang dimana? Berapa lama? Bagaimana kalau 7
menit?”
b. Fase Kerja
“Dimana biasanya mas berak dan kencing? Benar mas, berak atau kencing
yang baik itu di WC/kakus, kamar mandi atau tempat lain yang tertutup dan
ada saluran pembuangan kotorannya. Jadi kita tidak berak/kencing di
sembarang tempat ya.....”
“Sekarang, coba mas jelaskan kepada saya bagaimana cara mas cebok?”
“Sudah bagus ya mas, yang perlu diingat saat mas cebok adalah mas
membersihkan anus atau kemaluan dengan air yang bersih dan pastikan tidak
ada tinja/air kencing yang masih tersisa di tubuh mas. Setelah mas selesai
cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di kakus/WC dibersihkan.
Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai
tinja/air kencing itu tidak tersisa di kakus/ WC. Jika mas membersihkan
tinja/air kencing seperti ini, berarti mas ikut mencegah menyebarnya kuman
yang berbahaya yang ada pada kotoran/ air kencing”
“Setelah selesai membersihkan tinja/air kencing, mas perlu merapikan kembali
pakaian sebelum keluar dari WC/kakus/kamar mandi. Pastikan resleting
celana telah tertutup rapi, lalu cuci tangan dengan menggunakan sabun.”
c. Fase Terminasi
1) Evaluasi keadaan pasien
”Bagaimana perasaan mas setelah kita belajar BAB/ BAK yang baik?”
2) Rencana tindak lanjut
“Coba mas jelaskan ulang tentang cara BAB dan BAK yang baik.
Bagus...!”
“Untuk selanjutnya mas bisa melakukan cara-cara yang telah dijelaskan
tadi, bisa dimasukkan ke dalam jadwal”.
3) Kontrak
“Bagaimana kalau besok siang kita ketemu lagi untuk melihat sudah
sejauh mana mas bisa melakukan jadwal kegiatannya.”
“Siang jam berapa? Oya jam setelah makan siang ya? Tempatnya mau
dimana? Oya di ruang tamu ya. Sampai bertemu nanti ya”.

Anda mungkin juga menyukai