Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PENGELOLAAN PENDIDIKAN

PENGELOLAAN SATUAN PENDIDIKAN

Dosen Pengampu : Misbah, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh :

1. Alycia Resti Nurhaji 132010063


2. Dinar Karimah 132010074
3. Jilan Aqilah Hanmara Milawati 132010077
4. Risni Wahyuni 132010031

PGSD 20B1

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS PELITA BANGSA


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengelolaan
Satuan Pendidikan” tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun dalam rangka untuk menyelesaikan tugas dari dosen Bapak Misbah
S.Pd., M.Pd pada mata kuliah Pengelolaan Pendidikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Pengelolaan Satuan Pendidikan bagi para pembaca dan
penulis.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan
membantu dalam proses penyelesaian makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Penyusun

Bekasi, 15 Maret 2022

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 1


DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 3
A. Latar Belakang .......................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 3
C. Tujuan ........................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 5
A. Definisi Pengelolaan Satuan Pendidikan ................................................... 5
B. Bentuk-bentuk Satuan Pendidikan ............................................................. 6
C. Fungsi Pengelolaan Satuan Pendidikan ..................................................... 7
D. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Satuan Pendidikan ........................................ 9
E. Bidang-Bidang Kegiatan Pengelolaan Satuan Pendidikan ...................... 12
F. Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Satuan Pendidikan ...................... 13
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 19
A. Kesimpulan ............................................................................................. 19
B. Saran ....................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 21

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perubahan dan perkembangan aspek kehidupan perlu direspon oleh kinerja


pendidikan yang profesional dan bermutu tinggi. Mutu pendidikan yang demikian itu sangat
diperluka untuk mendukung terciptanya manusia yang cerdas dan kehidupan yang
damai, terbuka, dan berdemokrasi, serta mampu bersaing secara terbuka di era global
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh warga negara Indonesia. Oleh karena itu,
kinerja pendidikan menuntut adanya pembenahan dan penyempurnaan terhadap aspek
substantif yang mendukungnya, yakni satuan pendidikan yang di dalamnya terdapat
kurikulum, kelas, dan peserta didik.
Pembenahan dan penyempurnaan merupakan bagian dari kegiatan pengelolaan pada setiap
satuan pendidikan. Pengelolaan bertujuan agar apa yang telah direncanakan pada
awal pembealajaran akan berjalan sesuai rencana. Satuan pendidikan pada dasarnya
melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran dan
penilaian hasil pembelajaran, serta pengawasan proses pembelajaran yang efektif dan
efisien diperlukan kegiatan pemantauan, supervisi, evaluas idan pelaporan, serta
pengambilan langkah tindak lanjut hasil pengawasan. Tugas ini dipercayakan kepada
pengawas satuan pendidikan bertanggung jawab membina, memantau,dan menilai satuan
pendidikan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai hal-hal
yang berhubungan dengan pengelolaan satuan pendidikan secara lebih mendetail
lagi.

B. Rumusan Masalah
a. Apa Definisi Pengelolaan Satuan Pendidikan?
b. Bagaimana Bentuk-bentuk Satuan Pendidikan?
c. Apa Fungsi Pengelolaan Satuan Pendidikan?
d. Bagaimana Prinsip-Prinsip Pengelolaan Satuan Pendidikan?
e. Apa Bidang-Bidang Kegiatan Pengelolaan Satuan Pendidikan?
f. Bagaiman Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Satuan Pendidikan?

C. Tujuan

a. Untuk mengetahui apa itu definisi pengelolaan satuan pendidikan


b. Untuk mengetahui apa saja bentuk satuan-satuan pendidikan
3
c. Untuk mengetahui fungsi pengelolaan satuan pendidikan
d. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pengelolaan satuan pendidikan
e. Untuk mengetahui bidang-bidang kegiatan pengelolaan satuan pendidikan
f. Untuk mengetahui monitoring dan evaluasi pengelolaan satuan pendidikan

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Pengelolaan Satuan Pendidikan

Pengelolaan dalam bahasa inggris berasal dari kata management yang berarti
kegiatan-kegiatan untuk mencapai sasaran-sasaran dan tujuan pokok yang telah ditentukan
dengan menggunakan orang-orang pelaksana. Sedangkan Pengelolaan itu sendiri memiliki
pengertian penyelenggaraan atau pengurusan agar suatu yang dikelola dapat berjalan dengan
lancar efektif dan efisien (Saifuddin.2014: 54).
Dilihat dari aspek etimologinya, manajemen berasal dari kata manage atau manus (latin)
yang berarti memimpin, menangani, mengatur atau membimbing. Dari pengertian tersebut
dapat diketahui bahwa manajemen ada ilmu aplikasi yang meliputi tindakan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan. Pengelolaan disini
didefenisikan sebagai “bekerja dengan orang-orang secara pribadi atau kelompok untuk
meencapai tujuan organisasional lembaga”. Selain itu, pengelolaan juga mempunyai
dimensi tanggung jawab sosial (Lutfi dan Hamidi. 2010 :153).

Sedangkan menurut para ahli, pengertian Pengelolaan adalah sebagai berikut :

a. Koontz dan Cyril O’Donel mendefenisikan pengelolan sebagai usaha mencapai suatu tujuan
tertentu melalui kegiatan orang lain
b. George R.Terry, pengelolaan adalah sebuah proses yang khas, yang terdiri dari
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan, dan pengawasan
yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah
ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia serta sumber-sumber lain
c. Prajudi atmosudirjo, pengelolaan adalah pengendalian dan pemanfaatan dari semua faktor
dan sumber daya yang menurut suatu perencanaan (planning), diperlukan untuk mencapai
atau menyelesaikan suatu prapta atau tujuan kerja yang tertentu.
d. Sondang. P. Siagian, pengelolaan adalah kemampuan atau keterampilan untuk
memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang
lain.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 5


Tahun 2015, Satuan pendidikan adalah satuan pendidikan dasar dan menengah yang meliputi
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menengah
Pertama Luar Biasa (SMPLB), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah
Menengah Agama Katolik/Sekolah Menengah Teologi Kristen
(SMA/MA/SMAK/SMTK), Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB), Sekolah

5
Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK), Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM), kelompok belajar pada Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), dan
Pondok Pesantren (Anonim.2015).

Sedangkan menurut Ditjen Sumber Daya Iptek Dikti (2016), Satuan pendidikan
adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur
formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan

Berdasarkan pengertian pengelolaan dan satuan pendidikan yang telah dibahas


sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan satuan pendidikan adalah suatu
tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan terhadap sekolah mulai
dari sekolah dasar, sekolah menengah hingga perguruan tinggi.

B. Bentuk-Bentuk Satuan Pendidikan

1. Pendidikan Formal
Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003 pendidikan formal didefinisikan
sebagai jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar,
penddikan menengah, dan pendidikan tinggi.
a. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang
pendidikan menengah, meliputi : TK (Taman Kanak-kanak),SD (Sekolah Dasar) atauMI
(Madrasah Ibtidaiyah), SMP (Sekolah Menengah Pertama) atau MTs
(MadrasahTsanawiyah), dan bentuk lain yang sederajat.
b. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar yang terdiri atas
pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan, berbentuk SMU
(Sekolah Menengah Umum) atau MA (Madrasah Aliyah), SMK (Sekolah Menengah
Kejuruan), MAK (Madrasah Aliyah Kejuruan), atau bentuk lain yang
sederajat.
c. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang
mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor
yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi diselenggarakan
dengan sistem terbuka, dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi,
institut, atau universitas (Situmorang.2013)

2. Pendidikan Non Formal


Pendidikan Non formal dapat didefinisikan sebagai jalur pendidikan diluar
pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang dilakukan dengan sadar, tetapi tidak terlalu
ketat mengikuti peraturan-peraturan yang tetap¸ seperti pada pendidikan formal di sekolah.
Pendidikan ini pada umumnya dilaksanakkan tidak dalam lingkungan fisik sekolah
(pendidikan luar sekolah). maka sasaran pokok adalah angota masyarakat (Bagoe.2014).
Pendidikan Non Formal dapat diselenggarakan melalui:
6
a. Kelompok bermain
b. Taman Penitipan Anak (TPA)
c. Lembaga kursus
d. Sanggar pelatihan
e. Lembaga pelatihan
f. Kelompok belajar
g. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
h. Majelis taklim

3. Pendidikan Informal
Pendidikan menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003 adalah jalur pendidikan
keluarga dan lingkungan yang yang berbentuk kegiatan secara mandiri.nPendidikan informal
adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara
mandiri. Karakteristik pendidikan informal :
a. Warga belajar tidak sengaja belajar dan pembelajar tidak sengaja untuk membantu warga
belajar.
b. Terjadi dalam keluarga, melalui media massa, acara keagamaan, pertunjukan
seni,mhiburan, kampanye, partisipasi dalam organisasi, dan lain-lain.
c. Sama sekali tidak terorganisasi secara struktural, tidak terdapat penjenjangan
kronologis, tidak mengenal adanya ijazah
d. Pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak
sadar sejak seseorang lahir, sepanjang hayat sampai meninggal.

C. Fungsi Pengelolaan Satuan Pendidikan


Seperti manajemen pada umumnya, kegiatan manajemen sekolah dalam mencapai tujuan
adalah melalui penerapan fungsi-fungsi : perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaporan,
pengkoordinasian, pembiayaan , dan pengawasan dengan menggunakan dan memanfaatkan
fasilitas yang tersedia. Berikut akan diuraikan fungsi dari manajemen sekolah:

1. Fungsi Perencanaan
Perencanaan mengutamakan kontinuitas program sebagai lanjutan bagi terciptanya
stabilitas kegiatan belajar mengajar di sekolah. Perencanaan adalah sasaran bergerak dari
keadaan masa kini ke suatu keadaan pada masa yang akan dating sebagai suatu proses yang
menggambarkan kerjasama untuk mengembangkan upaya peningkatan organisasi secara
menyeluruh. Perencanaan dibuat sebelum suatu kegiatan dilakukan. Banghart dan Trull
(1973) mengemukakan bahwa “educational planning is first of all a rational process”.
Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapainya,
berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapainya, berapa bayak biaya yang dibutuhkan
serta berapa personil yang diperlukan. Dalam kaitannya dengan perencanaan, sekolah harus
membuat rancana pengembangan sekolah yang diterjemahkan menjadi program tahunan dan

7
program semester, dimana didalamnya terdapat kegiatan-kegiatan yang sifatnya dinamis dan
disesuaikan dengan kebutuhan sekolah.
2. Fungsi Pengorganisasian
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagian tugas-tugas pada orang yang
terlibat dalam kerja sama sekolah. (Sagala,2007). Kegiatan pengorganisasian menentukan
siapa yang akan melakukan tugas sesuai dengan prinsip pengorganisasian. Pengorganisasian
yang efektif adalah membagi habis dan menstrukturkan tugas-tugas ke dalam sub-sub atau
komponen-komponen organisasi secara proporsional. Pengorganisasian sekolah adalah
tingkat kemampuan kepala sekolah bersama guru, tenaga kependidikan, dan personal lainnya
di sekolah melakukan semua kegiatan manajerial untuk mewujudkan hasil yang direncanakan
dengen menetukan sasaraan, menetukan struktur tugas, wewenang dan tanggungjawab, dan
menentukan fungsi-fungsi setiap personil secara proporsional sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya sehingga terlaksananya tugas pada berbagai unsure organisasi. Pengorganisasian
juga menentukan alat-alat yang diperlukan, pengalokasian waktu, dana, dan sumber daya
sekolah yang lebih proporsional.
3. Fungsi penggerakan
Menggerakkan menurut Keith davis (1972) adalah kemampuan membujuk orang-orang
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan penuh semangat. Menggarakkan dalam
organisasi sekolah erat kaitannya dengan peran dan fungsi kepala sekolah dalam memberikan
motivasi kepada guru dan seluruh komponen sekolah dalam melaksanakan tugas dengan
penuh antusias dan dedikasi yang baik untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Prinsip
utama dalam penggerakan ini adalah bahwa perilaku dapat diatur, dibentuk, atau diubah
dengan system imbalan yang positif yang dikendalikan dengan cermat. Dalam melaksanakan
fungsi penggerakan, kepala sekolah merencanakan cara untuk memungkinkan guru, tenaga
kependidikan dan personal sekolah lainnya secara teratur mempelajari seberapa baik ia telah
memenuhi tujuan sekolah yang spesifik dapat meningkatkan mutu sekolah.
4. Fungsi pengkoordinasian
Koordinasi dalam operasionalnya mengerjakan unit-unit, orang-orang, lalu lintas
informasi, dan pengawasan seefektif mungkin, semuanya harus seimbang dan selaras dengan
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengkoordinasian mengandung makna menjaga
agar tugas-tugas yang telah dibagi, dikerjakan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan,
tidak asal jadi atau sekehendak hatinya saja. Dengan koordinasi yang baik, maka dapat
menghindarkan kemungkinan duplikasi dalam pembagian tugas, perebutan hak dan
tanggungjawab, ketidakseimbangan dalam berat ringannya pekerjaan, kesimpangsiuran
dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab,dsb. Koordinasi yang baik juga dapat
menjelaskan bataw waktu kerja yang harus dipertanggungjawabkan, memastikan kejelasan
tugas pokok dan fungsi masing-masing, terhindar dari komunikasi yang buruk, semua
personal sekolah mendengar apa yang ingin didengarnya dari pimpinan sekolah dan dari
rekan sejawatnya, sehingga dapat mengarahkan semua pekerjaan sekolah menjadi lebih
efektif dan efisien dan menghasilkan kualitas sekolah yang kompetitif.

8
5. Fungsi pengarahan
Pengarahan dilakukan agar kegiatan yang dilakukan secara bersama tetap melalui jalur
yang telah disepakati bersama, tidak menyimpang yang pada akhirnya dapat menimbulkan
terjadinya pemborosan. Menurut Rifai (1972) secara operasional pengarahan dapat dipahami
sebagai pemberian petunjuk bagaimana tugas-tugas harus dilaksanakan, memberikan
bimbingan selanjutnya dalam rangka perbaikan cara-cara bekerja, mengadakan pengawasan
terhadap pelaksanaan instruksi yang diberikan agar tidak menyimpang dari arah yang
ditetapkan, menghindarkan kesalahan-kesalahan yang diperkirakan dapat timbul dalam
pekerjaan, dan sebagainya. Jadi pengarahan harus dilakukan oleh pengarah yang mempunyai
kemampuan kepemimpinan agar orang yang diarahkan dapat melaksanakan tugasnya dengan
sebaik-baiknya.
6. Fungsi pengawasan
Menurut Oteng Sutisna (1983), mengawasi adalah proses dengan mana administrasi
melihat apakah apa yang terjadi itu sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi, jika tidak
maka penyesuaian yang perlu dibuatnya. Sedangkan Johnson (1973) menyatakan bahwa
pengawasan adalah fungsi system yang melakukan penyesuaian terhadap recana,
mengusahakan agar penyimpangan-penyimpangan tujuan system hanya dalam batas-batas
yang dapat ditoleransi. Pengawasan diartikan sebagai salah satu kegiatan mengetahui
realisasi perilaku personal sekolah dan apakah tingkat pencapaian tujuan pendidikan sesuai
dengan tujuan yang dikehendaki, kemudian hasil pengawasan dipergunakan untuk perbaikan
kinerja sekolah (Sagala,2007). Pengawasan dan pengendalian sekolah harus dilakukan oleh
kepala sekolah , pengawasan layanan belajar harus dilakukan oleh supervisor, dan
pengawasan layanan teknis kependidikan dilakukan oleh tenaga kependidikan yang diberi
kewenangan untuk itu. Melalui pengawasan yang efektif, roda organisasi, implementasi
rencana, kebijakan, dan upaya pengendalian mutu dapat dilaksnakan dengan lebih baik.

D. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Satuan Pendidikan

Dalam pengelolaan atau manajemen pendidikan terdapat prinsip- prinsip yang menjadi
pedoman dalam pelaksanaan aktivitas manajerial, prinsip- prinsip tersebut dikemukakan oleh
Saefullah (2012: 10) dengan mengutip pandangan dari Henry Fayol, yaitu:
1. Division of Work (Asas pembagian kerja)
Pembagian kerja diantara semua orang bekerja menjadi sangat penting karena dapat
memperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan keahlian masing- masing. Misalnya kepala
sekola memiliki tugas sendiri begitupun guru dan pegawai memiliki tugas dan tanggungjawab
masing- masing.
2. Authority and Responsibility (Asas wewenang dan tanggungjawab)
Semua komponen yang sudah diberikan tugas memiliki wewenang untuk membantu
memperlancar tugas masing-masing akan tetapi juga memiliki tanggungjawab terhadap atasan

9
atau terhadap tujuan yang hendak dicapai. Kepala sekolah, guru, pegawai dan siswa memiliki
wewenang dan tanggungjawab masing- masing dalam mencapai tujuan pendidikan.
3. Discipline (Asas disiplin)
Usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas kerja dengan cara melakukan apa yang
sudah disetujui bersama antara pimpinan dan anggota lainnya yang terdapat dalam peraturan
yang dibuat baik dalam bentuk tertulis maupun lisan. Disiplin dilakukan oleh semua anggota
sekolah agar tercapainya tujuan yang diinginkan dengan menaati semua peraturan yang sudah
dibuat dan disepakati bersama sebelumnya.
4. Unity of Command (Asas kesatuan perintah)
Perintah berada ditingkat pimpinan tertinggi kepada anggotanya. Dalam penelitian ini adalah
kepala sekolah.
5. Unity of Direction (Asas kesatuan jurusan atau arah)
Meskipun dalam sebuah organisasi terdiri dari beberapa bidang, namun wewenang dan
tanggungjawab dari seluruh pelaksanaan kegiatan diarahkan pada satu tujuan organisasi. Dalam
hal ini kepala sekolah dan wakil kepala sekolah terbagi dalam berbagai bidang dan tugas yang
berbeda namun memiliki satu tujuan yang sama.
6. Subordination of Individual Interest into general Interest (Asas kepentingan umum diatas
kepentingan pribadi)
Kepentingan organisasi yang harus didahulukan atau lebih penting daripada kepentingan
pribadi. Sama halnya kepala sekolah dan guru harus mendahulukan kepentingan yang
berhubungan dengan kemajuan dan kesuksesan sekolah daripada kepentingan pribadi masing-
masing.
7. Renumeration of Personnel (Asas pembagian gaji yang wajar)
Prinsip ini didasarkan pada upah harus sesuai dengan tingkat kesulitan pekerjaannya. Jabatan
dan tanggungjawab diukur yang besar didukung dengan upah yang seimbang. Misalnya gaji guru
dan kepala sekolah diberikan berbeda disesuaikan dengan beratnya beban kerja.
8. Centralization (Asas pemusatan wewenang)
Prinsip ini berpandangan bahwa setiap organisasi senantiasa memiliki pusat kekuasaan dan
wewenang. Pimpinna utama memiliki wewenang tertinggi yang didelegasikan kepada manajer
fungsional dibawahnya. Misalnya kepala dinas pendidikan yang memberikan wewenang dan
tanggungjawab kepada kepala sekolah demikian pula kepala sekolah memberikan wewenang dan
tanggungjawab kepada wakil kepala sekolah bagian kesiswaan untuk mengurus siswa dan bagian
kurikulum untuk mengurus kurikulum.
9. Scalar of Chain (Asas hierarki atau asas rantai berkala)
Pemberian perintah atau tanggungjawab bersifat hierarkis atau sesuai dengan kapasitas dan
wewenangnya. Jadi kepala sekolah memberikan tugas dan tanggungjawab sesuai dengan
wewenang yang diberikan kepadanya.
10. Order (Asas keteraturan)

10
Menempatkan setiap anggotanya sesuai dengan keahlian yang dimilikinya. Misalnya guru
biologi ditempatkan menjadi guru biologi karena sesuai dengan kemmapuan keahlian yang
dimilikinya.
11. Equity (Asas keadilan)
Setiap anggota dalam organisasi memiliki pangkat dan jabatan yang berbeda sehingga
memiliki wewenang dan tanggungjawab yang berbeda demikian juga jika terjadi pelanggaran
terhadap aturan organisasi maka sanksi pun tidak akan sama karena bergantung pada tingkat
pelanggaran yang dilakukan. Dalam pengelolaan pendidikan disekolah maka jika kepala sekolah
melakukan kesalahan akan diberikan sanksi sesuai dengan jabatan dan beratnya kesalahan yang
dilakukan, demikian halnya dengan guru.
12. Iniative (Asas inisiatif)
Inisiatif dalam organisasi tidak bebas sekehandak para anggotanya tetapi pimpinan harus
memberikan dorongan kepada para bawahannya untuk berinisiatif sendiri mengembangkan
kinerjanya tetapi tetap harus searah dengan visi dan misi organisasi. Dalam kasus sekolah, kepala
sekolah harus memberikan dorongan kepada guru dan pegawainya untuk meningkatkan
kinerjanya.
13. Esprit de Corps (Asas kesatuan)
Prinsip ini berasas pada kesatuan visi dan misi yang telah dicananglkan oleh organisasi
sehingga para anggotanya harus bersatu menjadi tim kerja yang bersama memperjuangkan tujuan
organisasi. Dalam hal disekolah, guru, kepala sekolah, pegawai, komite dan siswa serta seluruh
komponen skeolah harus bekerjasama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan sekolah.
14. Stability of Turn-Over Personnel (Asas kestabilan masa jabatan)
Prinsip ini menekankan pada situasi yang membuat para anggota merasa nyaman dalam
bekerja. Dalam hal ini siatuasi yang tercipta antara kepala sekolah, guru dan siswa harus
menciptakan suasana dan situasi yang nyaman agar masing-masing dapat melakukan tugas dan
tanggungjawabnya dengan baik dan nyaman.

Dari beberapa hal yang telah dijelaskan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa prinsip-
prinsip dalam pengelolaan pendidikan adalah keseluruhan komponen dalam organisasi yang
dimaksimalkan potensinya untuk mencapai tujuan organisasi. Setiap prinsip yang dianut dalam
pengelolaan jika dilakukan secara baik dan benar sesuai dengan perencanaan dan aturan yang
berlaku akan menghasilkan pencapaian yang maksimal.

Prinsip pengelolaan sekolah adalah nilai-nilai dan standar yang harus dipatuhi dan diterapkan
dalam proses pengelolaan sekolah. Beberapa prinsip pengelolaan sekolah secara umum antara
lain:
1. Efisiensi dan efektivitas: Menjamin bahwa sumber daya dan aktivitas sekolah digunakan
dengan efektif dan efisien, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai.

11
2. Transparansi dan akuntabilitas: Mengembangkan sistem transparansi dan akuntabilitas dalam
pengelolaan sekolah, sehingga pengelolaan sumber daya dan aktivitas dapat dievaluasi dan
dikendalikan dengan baik.
3. Partisipasi: Mendorong partisipasi dari semua pihak yang terkait dengan sekolah, seperti guru,
peserta didik, orang tua, dan masyarakat, untuk memastikan bahwa sekolah berfungsi dengan
baik.
4. Pendidikan berkualitas: Memastikan bahwa pendidikan yang diterima oleh peserta didik
berkualitas dan sesuai dengan standar, sehingga mereka dapat mencapai potensi dan tujuan hidup
mereka.
5. Kemitraan: Mendorong kemitraan antara sekolah, orang tua, masyarakat, dan pihak lain untuk
memastikan bahwa pendidikan yang diterima oleh peserta didik berkualitas dan memenuhi
kebutuhan masyarakat. Dengan mematuhi prinsip pengelolaan sekolah, diharapkan bahwa
sekolah dapat berfungsi dengan baik dan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Oleh karena itu,
pengelolaan sekolah harus memastikan bahwa prinsip pengelolaan sekolah diterapkan dan
dilakukan dengan baik.

E. Bidang-Bidang Kegiatan Pengelolaan Satuan Pendidikan


1. Pengelolaan Program Pengajaran
Program pengajaran di Indonesia dimulai dari TK hingga SMU yang telah disusun
oleh para ahli dari departemen pendidikan nasional yang dituangkan dalam Garis-Garis
Besar Program Pengajaran (GBPP). Berdasarkan GBPP itu, sekolah yang bersangkutan
dan para gurunya diberi tugas mengajar mata pelajaran tertentu pada kelas tertentu untuk
satu tahun.
2. Pengelolaan Kesiswaan
Orientasi sekarang adalah student center. Oleh karena itu, sekolah harus
mengetahui perbedaan individu anak, kebutuhannya, minat, cita-cita dan sebagainya.
Pengelompokkan siswa pada pokoknya dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Berdasarkan prestasi belajar
b. Berdasarkan minat
c. Berdasarkan tugas yang diberikan guru utnuk kepentingan sekolah
3. Pengelolaan Personil Sekolah
Personil sekolah terdiri dari siswa, guru, personil tata usaha, orang tua siswa
dan anggota masyarakat yang berminat pada pendidikan. Siswa adalah prioritas utama
dalam pelayanan pendidikan, sedangkan guru adalah warga profesional yang memberi
pelayanan pada siswa, staf tata usaha adalah yang melayani murid, guru, orang tua dan
warga masyarakat adalah warga yang diharapkan membantu pelaksanaan program
sekolah.
4. Pengelolaan Keuangan, Peralatan, Perlengkapan, dan Gedung Sekolah
Sumber keuangan sekolah berasal dari pemerintah (uang rutin dan uang
pembangunan) dan non pemerintah (SPP dan sumbangan orang tua serta masyarakat).

12
Karena masalah keuangan adalah hal yang peka, maka perlu dilakukan pembukuan uang
yang digunakan untuk kepentingan sekolah seperti peralatan, perlengkapan dan
gedung sekolah.
5. Pengelolaan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Keberadaan sekolah adalah didorong oleh kebutuhan masyarakat, karena
tanggung jawab pendidikan disekolah merupakan tanggung jawab
masyarakat, keluarga dan pemerintah. Berdasarkan itu, seharusnya ada
hubungan yang selalu meningkat antara keduanya.
Menurut Elsbree terdapat prinsip pengelolaan hubungan sekolah dengan
masyarakat, yaitu :
a. Ketahuilah apa yang anda yakini
b. Laksanakanlah program pendidikan anda dan bersahabatlah dengan masyarakat
c. Ketahuilah/kenalilah masyarakat anda
d. Adakanlah survei tentang masyarakat didaerah
e. Pelajarilah masyarakat dan daerah anda melalui dokumen-dokumen
f. Jadilah anggota organisasi dalam masyarakat
g. Adakanlah kunjungan kerumah orang tua murid
h. Layanilah masyarakat itu untuk membantu program sekolah anda

F. Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Satuan Pendidikan


Dalam pengelolaannya, sekolah memerlukan adanya monitoring dan evaluasi guna
mencapai tujuan dari pendidikan agar prosesnya dapat terlaksana dengan baik. Hal ini didasari
bahwa dengan monitoring dan evaluasi, kita dapat mengukur tingkat kemajuan pendidikan pada
tingkat sekolah, Dinas Pendidikan Kab/Kota, Dinas Pendidikan Provinsi dan Departemen.
Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas objektif
program atau memantau perubahan yang fokus pada proses dan keluaran. Monitoring melibatkan
atas apa yang ktia lakukan dan pengamatan atas kualitas dari layanan yang diberikan.
Dalam konteks pendidikan, monitoring adalah suatu proses pemantauan untuk
mendapatkan informasi tentang pelaksanaan manajemen berbasis sekolah. Jadi, fokus utama
monitoring adalah pemantauan pada pelaksanaan pengelolaan sekolah, bukan pada hasilnya.
Tepatnya, fokus monitoring adalah pada komponen proses pengelolaan sekolah, baik
menyangkut proses pengambilan keputusan, pengelolaan kelembagaan, pengelolaan program
maupun pengelolaan proses belajar mengajar.
Sedangkan evaluasi adalah suatu proses sistemik untuk mengetahui tingkat keberhasilan
suatu program. Evaluasi merupakan proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana,
dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Fokus evaluasi adalah pada
hasil pengelolaan. Informasi hasil ini kemudian dibandingkan dengan sasaran yang telah
ditetapkan.

13
Berikut tabel 1 Perbedaan Monitoring dan Evaluasi

Perbedaan Monitoring Evaluasi

Waktu Terusmenerus Akhirsetelah program


Apa yang diukur Output dan proses, tetapi Dampak jangka panjang,
sering fokus ke input, dan kelangsungan
kegiatan, dankondisi
Siapa yang terlibat Umumnya orang dalam Orang luar dan dalam
Sumberinformasi Sistem rutin, survey kecil, Dokumen internal dan
dokumen internal, dan eksternal, laporan tugas,
laporan dan riset evaluasi
Pengguna Manajer dan staf Manajer, staf, donor,
klien, dan organisasi lain
Penggunaan hasil Koreksi minor program Koreksi mayor program,
(feedback) perubahan kebijakan,
strategi, masa mendatang,
termasuk penghentian
program

Pengawas Satuan Pendidikan


Pengawas adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara
penuh oleh pejabat berwenang untuk melakukan pengawasan pendidikan disekolah dengan
melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi pada satuan
pendidikan sekolah dasar dan menengah. Pengawas juga berfungsi sebagai mitra guru dan kepala
sekolah, inovator, konselor, motivator, kolabolator dan asesor. Tugas pengawas satuan
pendidikan antara lain sebagai monitoring, supervisi, evaluasi, pembinaan dan pelaporan serta
tindak lanjut.

Standar Pengelolaan

Standar monitoring dan evaluasi yang harus dilaksanakan oleh sekolah :

a. aspek-aspek program pengawasan

b. evaluasi diri

14
c. evaluasi dan pengembangan

d. evaluasi dan pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan

e. akreditasi sekolah

Komponen Sekolah yang Harus Dimonitoring

Setiap satuan pendidikan harus memiliki pedoman yang harus selalu dimonitoring yang
mengatur tentang :

a. Kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabus

b. Kalender pendidikan/akademik

c. Struktur organisasi satuan pendidikan

d. Pembagian tugas diantara pendidik

e. Pembagian tugas diantara tenaga kependidikan

f. Peraturan akademik

g. Tata tertib satuan pendidikan

h. Kode etik hubungan antara sesama warga dilingkungan pendidikan

i. Biaya operasional satuan pendidikan

j. Monitoring rencana kerja tahunan

Setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana kerja tahunan yang merupakan
penajabara rinci dari rencana kerja jangka menengah satuan pendidikan yang meliputi masa 4
tahun, yaitu :

a. Kalender pendidikan, meliputi jadwal pembelajaran, ulangan, ujian, kegiatan ekstrakurikuler


dan hari libur

b. Jadwal penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk tahun ajaran berikutnya

c. mata pelajaran atau mata kuliah pada semester gasal, genap dan semester pendek bila ada

d. penugasan pendidik pada mata pelajaran atau mata kuliah dan kegiatan lainnya

e. buku teks pelajaran yang dipakai

f. jadwal penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pembelajaran

g. pengadaan, penggunaan dan persediaan minimal bahan habis pakai


15
h. program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan yang meliputi jenis, durasi,
peserta dan penyelenggara program

i. jadwal rapat dewan pendidik, rapat konsultasi satuan pendidikan dengan orang tua/wali peserta
didik, dan rapat satuan pendidikan dengan komite sekolah/madrasah untuk jenjang pendidikan
dasar dan menengah

j. jadwal rapat dewan dosen dan rapat senat akademik untuk jenjang pendidikan tinggi

k. rencana anggaran pendapatan dan belanja satuan pendidikan untuk masa kerja satu tahun

l. jadwal penyusunan laporan akuntabilitas dan kinerja satuan pendidikan untuk satu tahun
terkahir

Monitoring Program Sekolah

Monitor program yang harus dilaksanakan sekolah, yaitu :

a. menyusun pedoman sekolah

b. menetapkan struktur organisasi sekolah

c. melaksanakan kegiatan sekolah

d. melaksankan pembinaan kesiswaan

e. melaksanakan kegiatan kurikulum dan pembelajaran

f. mengelola pendidik dan tenaga kependidikan

g. mengelola sarana dan prasarana

h. mengelola keuangan dan pembiayaan

i. mengelola budaya

j. mengelola lingkungan

k. mengelola kerja sama kemitraan

l. mengelola sistem informasi manajemen sekolah

m. komponen plus

Monitoring terhadap Indikator Target Kinerja Pengawas :

1. Indikator target kinerja pengawas :

16
a. Melaksanakan tugas sesuai jadwal pelaksanaan tugas dengan jadwal yang disepakati
bersama dengan sekolah

b. memiliki bukti kehadiran

c. mendapatkan data profil penerapan standar pengelolaan sekolah binaan melalui


pengisian instrumen penjaminan mutu kinerja

d. mengelola sistem informasi kinerja pembinaan

e. melaporkan hasil supervisi kepada kepala Dinas Pendidikan

2. Indikator target kinerja sekolah

a. menerapkan standar berbasis data:

- melakukan evaluasi kerja - mengolah data hasil evaluasi kerja

- mengelola data kinerja yang diintegrasikan pada sistem pada sistem informasi sekolah

- menafsirkan hasil evaluasi

- menggunakan hasil evaluasi untuk mengambil keputusan perbaikan mutu

b. meningkatkan otonomi sekolah:

- menetapkan keputusan bersama

- meningkatkan akurasi keputusan berbasis data

- menetapkan target mutu dengan standar pertimbangan hasil evaluasi

- menetapkan standar pengelolaan tingkat satuan pendidikan

- mensosialisasikan data secara transparan

c. meningkatkan prinsip manajemen peningkatan mutu

- menetapkan indikator pencapaian target

- menetapkan kriteria minimal pencapaian target

- mengembangkan pentahapan kegiatan meliputi plan, do, check, dan act.

17
Tujuan Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Satuan Pendidikan dan Tuntutan Evaluator

1. Tujuan monitoring dan evaluasi

- untuk kepentingan pengambilan keputusa, misalnya tentang akan digunakan atau tidaknya
suatu sistem, metode atau strategi

- penelitian evaluasi, merupakan kegiatan pengumpulan data secara sistematis guna membantu
para pengambil keputusan

- untuk menyempurnakan program, kelayakan program, program dilanjutkan atau dihentikan,


diubah atau diganti

2. Tuntutan terhadap pengawas

Agar dapat melakukan tugasnya, maka seorang evaluator atau pengawas dituntut untuk
mampu mengenali komponen-komponen program. Program yang dianggap sebagai perwujudan
kinerja dan pengembangan sumber daya pengurus dalam menajalankan tugasnya
(Ismaya.2005:69-70

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengelolaan Satuan pendidikan atau pengelolaan sekolah merupakan pengelolaan


pendidikan yang berada pada unit paling bawah untuk merencanakan program pendidikan
dan membuat keputusan yang berada pada tindakan-tindakan nyata yang dilakukan secara
komprehensif untuk meng-cover seluruh kebutuhan-kebutuhan sekolah, visi, misi, dan
tujuan pendidikan sekolah. Di mana di dalamnya ada regulasi, aturan, dan kesepakatan yang
tidak boleh bersebrangan dengan regulasi, aturan, yang lebih tinggi daripada satuan
pendidikan atau sekolah untuk mencapai kepentingan bersama dan juga mencakup kepada
inventarisasi sekolah yang merupakan saran dalam mencapai cita-cita sekolah. Standar
pengelolaan oleh satuan pendidikan diatur oleh pasal 49 dan pasal 50 salah satunya adalah
Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan
manajemen berbasis di sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan,
partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.

Organisasi sekolah merupakan sistem terbuka yang merupakan sebuah kesatuan yang
utuh. Secara struktural sekolah diorganisasikan dengan struktur tertentu sehingga komunitas
sekolah ada yang menduduki posisi kepala sekolah, wakil kepala sekolah, kordinator
bimbingan konseling, kepala sub bagian tata usaha, staf tata usaha, wali kelas, guru,
organisasi siwa, dan lain-lain. Tahap-tahap dalam mengorganisasikan sekolah yaitu
persiapan, perencanaan, pelatihan, pelaksanaan, dan pengawasan. Dengan begitu,
pengelolaan satuan pendidikan dapat dikelola dengan baik oleh setiap satuan dalam
pendidikan.

B. Saran

Pembaca hendaknya mengetahui tentang bagaimana proses pengelolaan satuan


pendidikan agar dapat membentuk sekolah yang efektif. Salah satu faktor dari keefektivan
sekolah adalah dengan adanya monitor dan evaluasi yang dilakukan oleh pengawas dan
Kepala Sekolah. Maka, bagi calon pendidik tentu harus memahami tentang komponen atau
standar yang harus dipenuhi oleh sekolah agar dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai.

19
Tugas seorang pendidik tidak hanya melakukan tugasnya untuk menyampaikan
pendidikan yang baik terhadap siswa, namun juga perlu mematuhi peraturan yang mengatur
tentang standar pengelolaan satuan pendidikan. Tujuannya adalah untuk dapat membentuk
sekolah yang didalamnya terdapat kepala sekolah dan pengajar yang inovatif bagi kemajuan
peserta didik.

20
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Permendikbud 5 Tahun 2015. http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/bsnp/un/2015


/Permendikbud52015KriteriaKelulusanPesertaDidikUN.pdf Diakses

Bagoe, R.B. 2014. Pengertian Pendidikan. http://eprints.ung.ac.id/3369/5/2013-1-87205-


221408062-bab2-01082013094906.pdf

Ditjen Sumber Daya Iptek Dikti. 2016.uu nomor 20 tahun


2003.http://sumberdaya.ristekdikt i.goid/wp-content/uploads/2016/02/uu-nomor-20-tahun-2003-
tentang-Sisdiknas.pdf

Ismaya, B. 2005. Pengelolaan Pendidikan. Bandung : PT. Refika Aditama Lutfi, M dan
Hamidi, J. 2010. Civic education: antara realitas politik dan implementasi hukumnya. Jakarta:
Gramedia.

Situmorang, K. 2013. Pendidikan Formal.


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37 788/4/Chapter%20II.pdf

Saifuddin. 2014. Pengelolaan dalam pembelajaran teoritis dan praktis.Yogyakarta:


Deepublish.

Engkoswara & Komariah, Aan. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Hendyat, Soetopo. 2012. Prilaku Organisasi Teori. Bandung: Rosdakarya

Hoy, Wayne K. & Miskel, Cecil G. 2008. Educational Administration and practice. US.

McGraw –Hill International

Sallis, Edwar. 2010. Total Quality Managemen in Education (dialih bahasa oleh Ahmad
Ali

Riyadi & Fahrurrozi Managemen Mutu Pendidikan. Yogyakarta: IrCisoD

https://www.studocu.com/id/document/universitas-jambi/pengelolaan-
pendidikan/pengelolaan-satuan-pendidikan/46504956

http://srihendrawati.blogspot.com/2012/02/fungsi-manajemen-sekolah.html

21

Anda mungkin juga menyukai