C. Refleksi
BUTIR
NO RESPON/JAWABAN
REFLEKSI
Konsep
(Beberapa
1 istilah dan Hikmah dan keteladanan kisah Kisah Nabi Yunus dan Nabi
definisi) di Nabi Yunus dan Nabi Ayyub
KB Ayyub serta umatnya
1.Kisah Nabi Yunus a.s dan Nabi Ayyub a.s dalam Al-Qur’an
Nama Nabi Yunus a.s disebutkan di dalam Al-Qur’an sebanyak empat kali, dan disebutkan
dengan nama gelarnya dua kali. Lihat pada Q.S An-Nisâ’ [4]: 163, Q.S Al-An‘am [6]: 86,
Q.S Yunus [10]: 98, Q.S An-Nisâ‘ [21]: 87-88, Q.S Ash-Shaffât [37]: 139-148, dan Q.S Al-
Qalam [68]: 48-50. Sedangkan Nabi Ayyub a.s diceritakan dalam Q.S An-Nisâ‘ [4]: 163,
Q.S. Al-An‘am [6]: 84, Q.S. Al- Anbiya’ [21]: 87-88, dan Q.S. Sad [38]: 41-44. (Az-Zain,
2007: 271-279)
2.Biografi Nabi Yunus a.s dan Nabi Ayyub a.s
a. Nama lengkapnya adalah Nabi Yunus bin Matta dari keturunan Benyamin
bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim (Kemenag, 2014: 60). Yunus a.s adalah
salah seorang nabi yang dinisbatkan kepada Bani Israel. Karena ia
meninggalkan tempat kenabiannya maka atas perintah Allah swt menjadi
umpan ikan paus (Nun). Tempat pengutusan Yunus terletak di daerah
Nainawa kuno di utara negri Irak. Setelah pembangkangan penduduk
Nainawa dan ancaman azab Allah, ia meninggalkan kaumnya.
b. Nabi Ayyub as. adalah putra Ish bin Ishak bin Ibrahim. Nabi Ayyub a.s
adalah seorang yang kaya raya. Istrinya banyak, anaknya banyak,
hartanya melimpah ruah, dan ternaknya tak terbilang jumlahnya. Dia hidup
makmur dan sejahtera. Walau demikian dia tetap tekun beribadah. Segala
nikmat dan kesenangan yang dikaruniakan kepadanya tak sampai
melupakannya kepada Allah. Dia gemar berbuat kebajikan, suka menolong
orang yang menderita terlebih dari golongan fakir miskin (Kemenag, 2014-
62).
3.Kisah Nabi Yunus a.s dan Nabi Ayyub a.s serta umatnya
4.Hikmah dan Keteladanan Kisah Nabi Yunus a.s dan Nabi Ayyub a.s
a.Bersikap sabar dan tidak mudah putus asa dalam berdakwah untuk
menyampaikan ajaran Islam kepada manusia. (Kisah Nabi Yunus a.s)
b.Menyegerakan tobat dan meminta ampunan kepada Allah Swt ketika melakukan dosa.
(Kisah Nabi Yunus a.s)
c.Bersikap Sabar dalam menghadapi ujian dan musibah dari Allah Swt. (Kisah Nabi
Ayyub a.s)
d.Tetap istikamah taat kepada Allah Swt walaupun dalam kondisi sakit atau mendapatkan
ujian (musibah). (Kisah Nabi Ayyub a.s)
D.Kontekstualisasi Materi Hikmah dan Keteladanan Kisah Nabi Yunus a.s dan Nabi Ayyub
a.s dengan Moderasi Beragama
Berdasarkan kisah nabi Ayyub a.s terdapat hikmah dan keteladanan yakni Tetap istikamah
taat kepada Allah Swt walaupun dalam kondisi sakit atau mendapatkan ujian (musibah).
Sikap istiqomah seperti ini mencerminkan Nilai moderasi beragama I’tidal, yakni sikap ini
pada intinya memiliki arti menjunjung tinggi keharusan berlaku adil dan lurus di tengah-
tengah kehidupan bermasyarakat atau kehidupan bersama. Kesimpulannya, dengan sikap
I’tidal ini kita akan selalu menjadi bagian kelompok yang bersikap dan bertindak lurus dan
selalu bersifat membangun serta menghindari segala bentuk pendekatan yang condong
pada paham-paham ekstrim.
I’tidal bermakna menempatkan sesuatu pada tempatnya dan melaksanakan hak dan
memenuhi kewajiban secara proporsional. I’tidal merupakan bagian dari penerapan
keadilan dan etika bagi setiap muslim. Tanpa mengusung keadilan, nilai- nilai agama
terasa kering dan tiada bermakna, karena keadilan menyentuh hajat hidup orang banyak.
Karena itu, moderasi beragama juga harus mendorong upaya untuk mewujudkan
kemaslahatan bersama (al mashlahah al-‘ammah)
Daftar materi
pada KB Yang belum saya fahami materi pada KB ini adalah Sikap istikamah yang mengambarkan
2
yang sulit nilai moderasi beragama I’tidal.
dipahami
Berdasarkan kisah nabi Ayyub a.s terdapat hikmah dan keteladanan yakni Tetap
istikamah taat kepada Allah Swt walaupun dalam kondisi sakit atau mendapatkan ujian
(musibah). Sikap istikamah ini mengambarkan nilai moderasi beragama I’tidal, yakni sikap
ini pada intinya memiliki arti menjunjung tinggi keharusan berlaku adil dan lurus di tengah-
Daftar materi tengah kehidupan bermasyarakat atau kehidupan bersama. Kesimpulannya, dengan sikap
yang sering I’tidal ini kita akan selalu bersikap dan bertindak lurus dan selalu bersifat membangun serta
mengalami menghindari segala bentuk pendekatan yang condong pada paham-paham ekstrim.
3
miskonsepsi I’tidal bermakna menempatkan sesuatu pada tempatnya dan melaksanakan hak
dalam dan memenuhi kewajiban secara proporsional. I’tidal merupakan bagian dari penerapan
pembelajaran keadilan dan etika bagi setiap muslim. Tanpa mengusung keadilan, nilai- nilai agama
terasa kering dan tiada bermakna, karena keadilan menyentuh hajat hidup orang banyak.
Karena itu, moderasi beragama juga harus mendorong upaya untuk mewujudkan
kemaslahatan bersama (al mashlahah al-‘ammah)