Anda di halaman 1dari 8

LKPD

BAHASA INDONESIA
2

Nama Sekolah : SMA Insan Cendekia Madani

Kelas/ Semester : XII/ Ganjil

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Materi : Teks Sejarah ( Novel Sejarah)

Sub Materi : Menganalisis kebahasaan cerita atau novel sejarah.

Alokasi waktu : 3X 40M’

TUGAS KELOMPOK

Nama Kelompok :

Nama Anggota: Alexandra Daphne

A PETUNJUK BELAJAR

Perhatikan Intruksi dibawah ini!

1. Peserta didik dapat menemukan unsur kebahasaan yang terdapat dalam teks sejarah!

2. Peserta didik dapat menganalisis unsur kebahasaan yang terdapat dalam teks sejarah!

B KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI

1. KD : 3.4 Menganalisis kebahasaan cerita atau novel sejarah.

2. INDIKATOR
3.4.1. Menunjukkan unsur kebahasaan yang ada dalam novel sejarah 
3.4.2. Menganalisis  unsur kebahasaan yang sering digunakan dalam novel sejarah

3. TUJUAN KEGIATAN
1. Peserta didik dapat menunjukkan unsur kebahasaan yang terdapat dalam teks sejarah.

2. Peserta didik dapat menganalisis unsur kebahasaan yang terdapat dalam teks sejarah.

C Informasi Pendukung

1. Modul bahasa Indonesia

a. https://drive.google.com/drive/folders/1-

oKfRO1mLrEeVh8lZcnQD786yCweuSsB
b. Soebandi.2016.Mandiri Bahasa Indonesia Jilid 3. Ciracas. Jakarta: Erlangga
c. Kosasih Engkos.2016. Cerdas Berbahasa Indonesia. Ciracas. Jakarta: Erlangga

2. Video Sejarah Kesultanan Cirebon


h ps://www.youtube.com/watch?v=l_yU51s1WpQ

3. Contoh Teks Sejarah & Novel Sejarah

h ps://www.mau dur.com/2020/08/10-contoh-teks-cerita-sejarah-
singkat.html

4. PPT

1 Alat dan Bahan

tt
tt

ti

1. Lembar Kerja Siswa

2 Materi Pembelajaran

KEBAHASAAN TEKS CERITA SEJARAH


Dalam menuliskan sebuah teks sejarah, seorang penulis pasti menggunakan kaidah kebahasaan
baik dan benar. Sang penulis tidak akan sembarangan menggunakan kaidah kebahasaan karena
teks sejarah ditulis berdasarkan kejadian nyata terjadi pada masa lampau. Untuk itu, ada
beberapa kaidah kebahasaan tertentu yang patut diperhatikan.
Berikut ini kaidah kebahasaan yang digunakan dalam teks sejarah:
A. Pronomina (kata ganti), dalam teks sejarah digunakan untuk mengganti nama orang atau
benda.
a. Kata ganti orang pertama
• Tunggal, contoh: saya, aku, hamba, sahaya, dan sebagainya
• Jamak, contoh: kami, kita
b. Kata ganti orang kedua
• Tunggal, contoh: kamu, engkau, tuan, saudara/saudari
• Jamak, contoh: kamu sekalian, kalian semua, saudara sekalian
c. Kata ganti orang ketiga
• Tunggal, contoh: dia, ia, beliau
• Jamak, contoh: mereka
B. Kalimat bermasa lampau, dalam teks sejarah digunakan untuk menyatakan masa lampau atau
tahun-tahun yang sudah berlalu.
Contoh:
• Pada zaman dahulu,orang-orang pedesaan hanya mengandalkan penghasilan dari
bercocok tanam.
• Pada waktu itu, masyarakat Indonesia belum mengenal media elektronik.
• Pada tahun 1945, Presiden Soekarno menyatakan kemerdekaan Indonesia.
C. Frasa adverbial (keterangan), dalam teks sejarah digunakan untuk memberikan keterangan
seperti menunjukkan peristiwa, waktu, dan tempat.
Contoh:
• Indonesia merdeka pada tahun 1945.
D. Verba material (kata-kata tindakan/ kata kerja berimbuhan), dalam teks sejarah digunakan
untuk menunjukkan aktivitas atau perbuatan nyata oleh orang atau kelompok.
Contoh:
• Para pahlawan yang gugur dalam medan perang telah melaksanakan tugasnya dengan
baik.

E. Konjungsi temporal (kata hubung waktu), dalam teks sejarah digunakan untuk menunjukkan
urutan waktu pada peristiwa yang diceritakan.
Contoh:
• Soekarno bersama rekan-rekannya membuat naskah proklamasi, kemudian
memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.

F. Konjungsi kausalitas (kata hubung sebab-akibat), dalam teks sejarah digunakan untuk
menunjukkan adanya sebab dan akibat dari sesuatu yang terjadi.
Contoh:
• Pemerintah akan terus merebut kemerdekan yang menjadi hak setiap negara, oleh
karena itu mereka berani berperang melawan penjajah.
Teks sejarah biasanya menceritakan fakta-fakta yang terjadi di masa lampau. Jenis tulisan ini
dibuat secara kronologis sehingga bisa terbaca dengan jelas cerita dari awal hingga akhir suatu
peristiwa. Selain itu, Teks sejarah harus mengikuti kaidah penulisan yang benar, sesuai dengan
materi yang ada di sini.

Nama Paraf Nilai Total skor


Kelas
Tanggal/ Bulan

KD : 3.4 Menganalisis kebahasaan cerita atau novel sejarah.


IPK: 3.4.1. Menunjukkan unsur kebahasaan yang ada dalam novel sejarah 
3.4.2. Menganalisis  unsur kebahasaan yang sering digunakan dalam novel sejarah

Perha kan Instruksi dibawah ini!

ti

1. Ama lah kedua teks yang kalian analisis kemudian silakan bekerja sama dengan
kelompok kalian untuk menganalisis unsur kebahasaan teks sejarah yang kalian
pilih pada KD : Mendata informasi dan struktur teks sejarah.
h ps://www.mau dur.com/2020/08/10-contoh-teks-cerita-sejarah-singkat.html

h ps://materibelajar.co.id/contoh-teks-cerita-sejarah/

h ps://www.brilio.net/wow/11-contoh-teks-sejarah-berbagai-tema-dari- ksi-hingga-non-
ksi-2112268.html

2. Secara berkelompok, jelaskanlah persamaan dan perbedaan kebahasaan yang tampak pada kedua
teks tersebut. Aspek kebahasaan mana sajakah yang tampak pada kedua teks tersebut? Bagaimana
pula urutannya di dalam teks?

Jawaban

Raden Ajeng Kartini atau yang kita kenal dengan Ibu Kartini, dia adalah salah seorang
keturunan keluarga terpandang yang lahir pada 21 April 1879. Dan keluarganya
mewariskan suatu hal, yaitu pendidikan. Beliau pernah duduk di bangku sekolah dasar
sampai tamat sekolah sekolah dasar.

Beliau tidak pernah puas akan ilmu pengetahuan dan membuat beliau ingin
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Namun, ayahnya tidak sependapat dengan
beliau untuk melanjutkan pendidikanya. Tahu sikap ayahnya seperti itu, beliau sedih
tidak bisa mengubah keputusan tersebut.

Urutan peristiwa:

Adat di dalam keluarganya, seorang gadis atau wanita yang belum menikah belum
dibolehkan keluar rumah atau disebut dipingit. Untuk mengisi waktu luangnya, beliau
membaca buku ilmu pengetahuan yang ia miliki. Beliau memang gemar membaca
atau kutu buku dan menjadi kesehariannya saat banyak waktu luang.

Bahkan dia tidak takut untuk bertanya kepada ayahnya bila dia tidak mengerti atau
kurang paham. Kartini mempunyai teman yang banyak di Belanda dan sering
berkomunikasi dengan mereka. Bahkan pernah meminta kepada Mr.J.H. Abendanon,
untuk memberikan dirinya beasiswa untuk belajar di Belanda.

Belum sempat menyampaikan keinginannya, namun beliau dinikahkan dengan Adipati


dari Rembang yang bernama Raden Adipati Oyodiningrat. Walau begitu, beliau tidak
fi

tt
tt
tt
ti
ti

fi

berhenti bercita-cita dan suaminya mendukung pula cita-citanya.Dengan ketekunan,


kegigihan, dan suaminya, ia mendirikan sekolah wanita di Semarang, Surabaya,
Yogyakarta, Madiun, Cirebon, dan Malang. Sekolahan tersebut diberi nama dengan
dengan sekolahan kartini.

Pada 17 September 1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun saat melahirkan anak
pertama dan satu-satunya. Kemudian kisahnya menjadi pelopor emansipasi wanita di
tanah Jawa. Kemudian kisah R.A Kartini dibukukan oleh Abendanon dengan judul
"Door Duistemis Tot Licht" atau yang kita kenal dengan "Habis Gelap Terbitlah
Terang". Buku ini telah menginspirasi wanita di Indonesia tidak hanya pada waktu itu,
tetapi sampai sekarang.

Reorientasi:

Jasa R.A Kartini tidak boleh kita lupakan, jasanya harus kita junjung tinggi dan kita
tiru sifat pantang menyerahnya untuk setiap masalah karena setiap masalah pasti ada
solusinya.

Kebahasaan Teks Sejarah 1 Teks Sejarah 2


Teks Cerita Sejarah
Kalimat bermasa dia adalah salah seorang
lampau
keturunan keluarga terpandang
yang lahir pada 21 April 1879.

Pronomina
( Kata gan )

a. Kata gan orang Jasa R.A Kartini tidak boleh kita


pertama.
lupakan

dan kita tiru sifat pantang


menyerahnya untuk setiap
masalah karena setiap masalah
pasti ada

b. Kata gan orang


kedua. -

c. Kata gan orang


ke ga
ia mendirikan sekolah wanita di
Semarang, Surabaya, Yogyakarta,
Madiun, Cirebon, dan Malang

dia adalah salah seorang


keturunan keluarga terpandang
yang lahir pada 21 April 1879.

beliau ingin melanjutkan ke


jenjang yang lebih tinggi.
sekolah wanita

junjung tinggi
Frasa Adverbial

ti

ti
ti
ti

ti

Verba Material mewariskan

melahirkan

ketekunan,

kegigihan

K o n j u n g s i Namun, ayahnya tidak


Kausalitas
sependapat dengan beliau untuk
melanjutkan pendidikanya. Tahu
sikap ayahnya seperti itu, beliau
sedih tidak bisa mengubah
keputusan tersebut.

Bahkan dia tidak takut untuk


bertanya kepada ayahnya bila dia
tidak mengerti atau kurang
paham

Konjungsi Temporal Kemudian kisahnya menjadi


pelopor emansipasi wanita di
tanah Jawa. Kemudian kisah R.A
Kartini dibukukan oleh
Abendanon dengan judul "Door
Duistemis Tot Licht" atau yang
kita kenal dengan "Habis Gelap
Terbitlah Terang".

Anda mungkin juga menyukai