Anda di halaman 1dari 22

MANAJEMEN RISIKO

(Perkap No 4 Tahun 2021)

DALAM RANGKA
PENGAWASAN DAN PEMBINAAN OLEH ITWASDA POLDA DIY 2023
DI POLSEK DAN JAJARAN POLRESTA YOGYAKARTA
OLEH:
IRBID 2 ITWASDA POLDA DIY
AKBP RIWANTO YUWONO, S.E.

SELASA, 13 JULI 2023


2

Instructions for use

KENAPA PERLU
MANAJEMEN
RESIKO??
3
ARAHAN KAPOLRI PADA RAKOR ANEV ITWASUM TA. 2022 DI
Instructions for use
SEMARANG:

“ AGAR ITWASUM POLRI MEMEGANG PRINSIP-PRINSIP


FILOSOFI SEBAGAI SENSOR ALARAM YANG MAMPU
MEMBERIKAN EARLY WARNING APABILA MENEMUKAN
POTENSI YANG MENIMBULKAN RISIKO MENGAKIBATKAN
KERUGIAN NEGARA, PUNGLI, PENURUNAN KEPERCAYAAN
MASYARAKAT DAN LAIN SEBAGAINYA .”
4

KEBIJAKAN
Instructions for useIRWASUM POLRI
IMPLEMENTASIKAN MANAJEMEN RISIKO
1 IMPLEMENTASIKAN MANAJEMEN RISIKO PADA POSISI SEBAGAI PEMILIK RISIKO MAUPUN DALAM POSISI
MELAKSANAKAN TUGAS PENGAWASAN INTERN BERBASIS RISIKO DENGAN MEMPEDOMANI PROFIL DAN
IDENTIFIKASI RISIKO YANG TELAH DISUSUN.
RAKERWAS ITWASUM POLRI
2 RAKERWAS ITWASUM POLRI TAHUN 2023 AGAR DIJADIKAN MOMENTUM STRATEGIS DALAM UPAYA
MENINGKATKAN KAPABILITAS APIP.
TINGKATKAN KAPABILITAS APIP
3 TINGKATKAN KAPABILITAS APIP MELALUI PENGAWASAN INTERN BERBASIS RISIKO
SEKALIGUS SEBAGAI ALARAM SENSOR PERINGATAN DINI /EARLY WARNING GUNA
MENEMUKAN POTENSI YANG MENIMBULKAN RISIKO KERUGIAN NEGARA, PUNGLI,
PENURUNAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT DAN LAIN SEBAGAINYA.
DUKUNG SATKER DAN SATWIL
4 DUKUNG SATKER DAN SATWIL AGAR DAPAT OPTIMAL MENINGKATKAN KUALITAS TATA
KELOLA TUGAS MENGAWAL TAHAPAN PEMILU 2024, MENGAMANKAN AGENDA NASIONAL
DAN INTERNASIONAL TAHUN 2023.
KERJASAMA ANTAR UNIT
5 TINGKATKAN KERJASAMA ANTAR UNIT KERJA DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN TUGAS
INSPEKTORAT PENGAWASAN POLRI SELAKU PENGAWAS INTERNAL DAN PENGUATAN
KERJASAMA KEPADA PENGAWAS EKSTERNAL.
5

Instructions for use DASAR

Dasar Hukum dari penyelenggaraan pengelolaan risiko atas pengendalian intern ini, adalah:

1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4890);
3. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2013 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Polri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 174);
4. Peraturan Inspektur Pengawasan Umum Polri Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Operasional
Prosedur Penilaian dan Strategi Peningkatan Maturitas SPIP di Lingkungan Polri: dan
5. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2021 tentang
Manajemen Risiko di Lingkungan Polri.
6

DEFINISI
Instructions for use

Pasal 1 (nomor 5)
Risiko adalah kemungkinan terjadinya suatu peristiwa atau kejadian berdampak negatif terhadap
pencapaian sasaran organisasi
Manajemen Risiko adalah proses identifikasi, analisis, penilaian, pengendalian, dan upaya menghindari,
meminimalisir atau menghapus Risiko yang tidak dapat Diterima.
Pasal 2
Manajemen Risiko di lingkungan Polri bertujuan untuk:
a. mewujudkan pemerintahan yang lebih baik;
b. menetapkan dan mengelola Risiko yang dihadapi dan meminimalisir dampak yang ditimbulkan;
c. melindungi Satker dari Risiko yang berdampak pada hambatan capaian tujuan organisasi;
d. meningkatkan kinerja organisasi dalam pencapaian tujuan; dan
e. menciptakan kesadaran dan kepedulian terhadap pentingnya Manajemen Risiko.
7

PENYELENGGARAAN
Instructions for use MANAJEMEN RISIKO

Pasal 3
Manajemen Risiko diselenggarakan dan dikembangkan oleh Satker di
lingkungan Polri.

Pasal 4
(1) Manajemen Risiko sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 pelaksanaannya
membentuk tim berdasarkan surat perintah Kepala Satker.
(2) Tim Manajemen Risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas:
a. penanggung jawab;
b. ketua;
c. sekretaris; dan
d. anggota.
8
8
PENYELENGGARAAN MANAJEMEN RISIKO
Pasal 5 ayat (1)
Manajemen Risiko, dilaksanakan untuk menilai dan mengelola Risiko Satker, meliputi:
a. lingkungan pengendalian;
b. penilaian Risiko;
c. kegiatan pengendalian;
d. informasi dan komunikasi; dan
e. pemantauan pengendalian intern.

Pasal 6
(1) Manajemen Risiko sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), dilakukan dengan
menyusun:
a. kondisi Satker;
b. Identifikasi Risiko;
c. Analisis Risiko;
d. evaluasi Risiko;
e. penanganan Risiko; dan
f. pemantauan dan reviu.

(2) Penyusunan Manajemen Risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan
dengan tugas dan fungsi masing-masing Satker/Satfung di lingkungan Polri. 8
9 Kerangka kerja pengelolaan Risiko dan sistem pengendalian intern pada Satker Polri dapat
9
digambarkan ke dalam bagan di bawah ini:

9
10

PENYELENGGARAAN
Instructions for use MANAJEMEN RISIKO

Pasal 18
(1) Manajemen Risiko dilakukan pada saat mengelola Risiko dan disusun dalam bentuk laporan
Manajemen Risiko.

(2) Laporan Manajemen Risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dengan dilampirkan:
a. hasil Identifikasi Risiko;
b. hasil Analisis Risiko; dan
c. daftar Risiko.

(3) Laporan Manajemen Risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikirimkan paling lambat bulan
Desember tahun anggaran berjalan kpd:
a. Inspektorat Pengawasan Umum Polri, oleh:
1. Kepala Satfung, untuk tingkat Markas Besar Polri; dan
2. Kepala Kepolisian Daerah, untuk tingkat kepolisian daerah;
b. Inspektorat Pengawasan Daerah, oleh Kasatker/ Kepala Satfung di lingkungan Kepolisian Daerah; dan
c. Seksi Pengawasan oleh Kepala Satfung di lingkungan Kepolisian Resor.
11
PENYELENGGARAAN MANAJEMEN RISIKO

Pasal 19
(1) Laporan Manajemen Risiko sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18
ayat (1), digunakan APIP sebagai bahan penyusunan Peta Risiko.

(2) APIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:


a. Inspektur Wilayah pada Inspektorat Pengawasan Umum Polri;
b. Inspektur Bidang pada Inspektur Pengawasan Daerah; dan
c. Seksi Pengawasan.

11
12

LAMPIRAN :
CONTOH PENYUSUNAN LAPORAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN
LAPORAN HASIL PEMANTAUAN DAN REVIU MANAJEMEN RISIKO
DILENGKAPI LAMPIRAN IDENTIFIKASI DAN ANALISIS RISIKO

LAPORAN MANAJEMEN RISIKO


LAPORAN HASIL PEMANTAUAN DAN REVIU MANAJEMEN RISIKO*)
DI LINGKUNGAN ……………..1)

I. PENDAHULUAN
II. DASAR
III. TUGAS DAN FUNGSI
IV. VISI, MISI DAN TUJUAN .... (SATKER POLRI)
V. HASIL CAPAIAN
VI. PENUTUP

12
SKALA DAMPAK
13

KEGAGALAN/ KEBERHASILAN KEAMANAN/


NO SKALA REPUTASI OPERASIONAL KINERJA
PENCAPAIAN TUJUAN KESELAMATAN

1 2 3 4 5 6 7
1. Tidak berarti Kegagalan perencanaan kerugian fisik pada personel Keluhan auditi terhadap layanan Pelaksanaan tugas fungsi tertunda Penca-paian target
mencapai tujuan tugas Itwasda pengawas dan/atau auditi Itwasda jumlahnya antara dari 3 kurang dari 1(satu) sampai 5 (lima) kinerja 100%
Polda DIY 25%-35% tidak dalam 1 tahun (tiga) kali dalam 1 (satu) tahun hari dari Renwas tahunan berbasir
risiko dengan alasan dapat diterima
organisasi
2. jarang Kegagalan perenca-naan kerugian fisik pada personel Keluhan auditi terhadap layanan Pelaksanaan tugas fungsi tertunda 6 Penca-paian target
mencapai tujuan tugas Itwasda pengawas dan/atau audit 1 Itwasda jumlahnya kurang dari hari sampai 10 hari dari Renwas kinerja antara 95.1
Polda DIY 35.1%-40% (satu) orang dalam 1 tahun 4(empat) sampai 6 (enam) kali tahunan berbasis resiko denganalasan sampai 77%
dalam 1 (satu) tahun dapat diterima organisasi

3 sedang Kegagalan perencanaan Kerugian fisik pada personel Keluhan auditi terhadap Pelaksanaan tugas fungsi Penca-paian target
mencapai tujuan tugas Itwasda pengawas dan/atau 2 (dua) Layanan Itwasda Polda DIY tertunda 11 hari sampai 15 hari kinerja
Polda DIY 40.1%-50% orang dalam 1 tahun jumlahnya kurang dari 7 (tujuh) dari Renwas tahunan Antara 77,1%
sampai berbasis risiko dengan alasan sampai 57%
8 (delapan) kali dalam 1 (satu) dapat diterima organisasi
Tahun
4 sering kegagalan perencanaan kerugian fisik pada Keluhan auditi terhadap Pelaksanaan tugas fungsi tertunda 16 Pencapaian target
mencapai personel Layanan Itwasda Polda DIY hari kinerja
tujuan tugas pengawas jumlahnya kurang dari 9 sampai 19 hari dari Renwas tahunan antara
Itwasda dan/atau audit (sembilan) sampai 10 (sepuluh) berbasis risiko dengan alasan dapat 57,1%
50,1%-60% 3 (tiga) orang kali dalam 1 (satu) tahun diterima sampai 47%
dalam 1 tahun organisasi
5. hampir pasti kegagalan perencanaan kerugian fisik pada personel Keluhan auditi terhadap layanan Pelaksanaan tugas fungsi tertunda 20 Pencapaian target
terjadi mencapai tujuan tugasItwasda pengawas dan/atau audit4 Itwasda Polda DIYjumlahnya haridari Renwas kinerja antara
60,1%-70% (empat) orang kurang dari Tahunan berbasis risiko 47,1%
dalam 1 tahun 11 (sebelas) sampai 12 (dua dengan alasan dapat diterima ke bawah
belas) kali dalam 1 (satu) Tahun organisasi
13
SKALA KEMUNGKINAN
14

NILAI TINGKAT AREA RISIKO KRITERIA KECENDERUNGAN/FREKUENSI TERJADI

1 2 3 4
1. hampir pasti Risiko mengancam pencapaian tujuan Itwasda Polda DIY dikarenakan terjadinya kegagalan 2 (dua) kegiatan
tidak terjadi pengawasan yang tidak signifikan dan pengendalian yang tersedia mampu meminimalkan Risiko, sehingga dapat
diabaikan (diterima)
2. jarang Risiko mengancam pencapaian tujuan Itwasda Polda DIY dikarenakan terjadinya kegagalan 3 (tiga) sampai 4
(empat) kali kegiatan pendukung pengawasan tidak signifikan dan pengendalian yang tersedia mampu
meminimalkan Risiko, sehingga direspon bila ada sumber daya tersisa

3. sedang Risiko mengancam pencapaian tujuan Itwasda Polda DIY dikarenakan terjadinya kegagalan 5 (lima) sampai 6
(enam) kali kegiatan pendukung pengawasan tidak signifikan dan pengendalian yang tersedia masih mampu
meminimalkan Risiko, sehingga direspons setelah area oranye telahdihilangkan

4. sering Risiko mengancam pencapaian tujuan Itwasda Polda DIY dikarenakan terjadinya kegagalan 7 (tujuh) sampai 8
(delapan) kali kegiatan pendukung pengawasan tidak signifikan dan/atau kegiatan utama pengawasan 1 (satu) kali
dan pengendalian yang tersedia tidak mampu meminimalkan Risiko, sehingga direspon setelah area merah telah
dihilangkan
5. hampir pasti Risiko mengancam pencapaian tujuan Itwasda Polda DIY dikarenakan terjadinya kegagalan 9 (sembilan) sampai 11
terjadi (sebelas) kali kegiatan pendukung pengawasan tidak signifikan dan/atau kegiatanutamapengawasan2(dua)kali dan
pengendalian yang tersedia tidak mampu meminimalkan Risiko,s ehingga prioritas untuk segera direspons
14
TINGKAT RISIKO
15

AREA PETA RISIKO TINGKAT RISIKO


UKURAN RISIKO

1 (satu) sampai dengan 5 (lima)


Sangat Rendah

6 (enam) sampai dengan


Rendah
10 (sepuluh)
11 (sebelas) sampai dengan
Sedang
15 (lima belas)
16 (enam belas) sampai dengan
Tinggi
20 (dua puluh)
21 (dua puluh satu)sampai
Sangat Tinggi
dengan 25 (dua puluhlima)

15
16
16

Tingkat Risiko, ditentukan berdasarkan atas 2 (dua) elemen atau dimensi, yaitu perkalian
antara skala probabilitas Risiko atas kemungkinan terjadinya Risiko skala 1 (satu) sampai 5
(lima) dengan konsekuensi Risiko atas dampak potensial dari aktivitas proses kritis bisnis
yang dapat terjadi skala 1 (satu) sampai 5 (lima) yang direpresentasikan dengan warna
pada area peta Risiko, di bawah ini:

16
RESPONS TERHADAP RISIKO
17

NO. AREA PETA RISIKO KETERANGAN

berpotensi tinggi mengancam pencapaian tujuan organisasi sehingga


1. prioritas untuk direspons.

berpotensi sedang mengancam pencapaian tujuan organisasi sehingga


2. akan direspons setelah area merah dan oranye telah telah selesai
direspons

berpotensi rendah mengancam pencapaian tujuan organisasi sehingga


3.
dapat direspons jika ada sumber dayatersisa.
berpotensi sangat rendah mengancam pencapaian tujuan organisasi
4.
sehingga dapat diabaikan (diterima).

17
18
KERTAS KERJA MANAJEMEN RISIKO

KOP SURAT

KERTAS KERJA PENETAPAN KONTEKS DAN IDENTIFIKASI RISIKO


TAHUN 20..

NAMA SATKER
PEMILIK RISIKO
TUGAS DAN
FUNGSI
VISI
MISI
TUJUAN
SASARAN
INDIKATOR KINERJA
UTAMA

18
19
HASIL IDENTIFIKASI RISIKO
KOPS

HASIL IDENTIFIKASI RISIKO TAHUN 2022


PEMILIK RISIKO ITWASDA POLDA DIY
TUJUAN / SASARAN Terselenggaranya fungsi :
a. penjaminkualitas,yaitu:
1) Audit terhadap aspek perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian, meliputi bidang operasional, SDM, logistik dan Garkeu;
2) reviu;
3) evaluasi;dan
4) PTL atas tanggapan rekomendasi temuan hasil audit
Itwasda;
b. Pelaksanaan dan penilaian maturitas penyelenggraan SPIP;
c. Pemberian konsultasi, sosialisasi dana sistensi;

INDIKATOR KINERJA a. Pengawasan SDM


b. Pengawasan pengelolaan keuangan negara, PNBP, BLU
c. Pengawasan pengadaan barang dan jasa
d. Reviu laporan Keuangan
e. Pelaksanaan Audit Kinerja Rutin Itwasda.
19
20
HASIL IDENTIFIKASI RISIKO
RISIKO PENYEBAB SUMBER
D/ TD DAMPAK
NO. RISIKO
PERNYATAAN PEMILIK INTERN EKSTERN

1 Pengawasan SDM :
1. Giat werving/ Itbid 2 Keterbatasan personel Pelaksanaan Werving SDM D Pelaksanaan
seleksi pendidikan pengembangan pegawas. / seleksi yang pengawasan Rekrutmen
dan pendidikan pembetukkan yang bersamaan (terpadu) dan dikbang belum
tidak terawasi secara keseluruhan. memberiikan keyakinan
yang memadai.

2. ... dst
2 Audit kinerja rutin Itwasda
1. Audit kinerja yang dilakukan kurang Itbid 2 Perencanaan audit Kurangnya informasi Sistem dan D Pengungkapan temuan
memberikan manfaat pada Satker pada sasaran satker terhadap tupoksi Metode yang diperoleh tidak
Auditee kurang terinci. satker yang diaudit akurat.
(auditee)
2. Pelaksanaan audit kinerja rutin Itbid 2 minimnya pengetahuan Auditebelumsiap SDM D Hasil Audit Kinerja
yang dilaksanakan itbid 2 tidak personelyang untuk diaudit/ Kurang mencapai
optimal. dilibatkandalam Audit diperiksa dan sasaran 3 E dan
Kinerja. cenderungmenutupik ketaatan peraturan.
ekurangan-nya
3. ....dst
20
21 HASIL ANALISIS DAN IDENTIFIKASI RISIKO SERTA
RENCANA TINDAK PENGENDALIAN RISIKO ITWASDA POLDA DIY

RENCANA TINDAK
HASIL IDENTIFIKASI RISIKO ANALISIS RISIKO HASIL EVALUASI
PENGENDALIAN
SEBAB PROBA- KONSE- UKURAN PERBAIKAN
NO. PERNYATAAN KATEGORI SUMBER TINGKAT
INTER-NAL EKSTER BILITAS KUENSIR RISIKO PENGENDALI KET
RISIKO RISIKO NAL RISIKO RISIKO WAKTU BIAYA
RISIKO ISIKO (6X 7) AN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Pengawasan SDM
1 Kegiatan seleksi Operasi-onal Keterbatasan Pelaksana SDM 4 3 12 Sedang Melibatkan - Telah
penerimaan personel an personel diluar Setiap libatkan
anggota Polri/ Werving / fungsi Itbid 2 personel
Tahun
rekruitmen, seleksi Dumasan
seleksi dik yang dan renmin
pengembangan bersamaa untuk
dan n lakukan
pembetukkan (terpadu) pengawasa
yang tidak n secara
terawasi secara bergan-tian.
keseluruhan.
2 Audit kinerja rutin Itwasda
1 Pelaksanaan Strategik/ minimnya Auditee SDM 4 4 16 Tinggi Membekali - mengusulka
audit kinerja Kebijakan pengetahuan belum siap keahlian Setiap n personel
rutin yang personel untuk untuk
personel untuk Semester
dilaksanakan mengikuti mengikuti
itbid 2 tidak yang diaudit/ Diklat Diklat
optimal. dilibatkan diperiksa
dalam Audit dan
Kinerja. cendrung
menutupi
kekurangan
-nya
21
22

TERIMAKASIH

22

Anda mungkin juga menyukai