Anda di halaman 1dari 7

Mengapa wanita tersebut berkeringat banyak dan

merasa gerah walau saat dingin?


Efek kalorigenik hormon tiroid
T4 dan T3 meningkatkan konsumsi oksigen hampir semua jaringan yang
secara metobolik aktif. Beberapa pengecualian yaitu pada otak, testis, uterus,
kelenjar limfe, limpa, dan hipofisis anterior orang dewasa. T4 menekan
konsumsi oksigen hipofisis anterior mungkin karena T4 justru berrfungsi
menghambat sekresi TSH,
Meningkatnya taraf metabolisme jaringan oleh suntikan T4 mempunyai
masa laten beberapa jam, dan efeknya dapat sampai 6 hari atau lebih.
Beberapa efek kalorigenik hormon tiroid disebabkan karena metabolisme
asam lemak yang dimobilisasi oleh hormon tsb. Juga karena hormon tiroid
meningkatkan aktivitas Na+-K+-ATPase yang terikat membran sel.
T3 meningkatkan konsumsi oksigen dan produksi panas. Kerja hormone
ini menyebabkan peningkatan metabolic rate, dan sensitivitas terhadap panas
pada penderita hipertiroid serta mengontrol “Basal Metabolic Rate” (BMR).
Hiperthyroid akan meningkatkan panas tubuh sehingga akan
mengstimulasi pengeluaran keringat melalui hipotalamus. Pengeluaran
keringat diatur oleh hipotalamus (otak). Hipotalamus dapat menghasilkan
enzim bradikinin yang bekerja mempengaruhi kegiatan kelenjar keringat. Jika
hipotalamus mendapat rangsangan, misalkan berupa perubahan suhu pada
pembuluh darah, maka rangsangan tersebut diteruskan oleh saraf simpatik ke
kelenjar keringat. Selanjutnya kelenjar keringat akan menyerap air garam dan
sedikit urea dari kapiler darah dan kemudian mengirimnya ke permukaan kulit
dalam bentuk keringat. Berkeringat dikendalikan dari pusat di daerah preoptik
dan anterior hipotalamus otak, dimana neuron termossensitif berada. Fungsi
pengaturan panas dari hipotalamus juga dipengaruhi oleh rangsangan dari
reseptor suhu di kulit. Suhu kulit yang tinggi mengurangi set point dari
hipotalamus untuk berkeringat dan meningkatkan keuntungan dari sistem
umpan balik hipotalamus dalam menghadapi variasi suhu. Pengeluaran
keringat melalui kulit terjadi sebagai efek peningkatan suhu yang melewati
batas kritis, yaitu 37 derajat celcius. Pengeluaran keringat menyebabkan
peningkatan pengeluaran panas melalui evaporasi. Peningkatan suhu tubuh
sebesar 1 derajat Celsius akan menyebabkan pengeluaran keringat yang
cukup banyak sehingga mampu membuang panas tubuh yang dihasilkan dari
metabolisme basal 10 kali lebih besar. Pengeluaran keringat merupakan
salah satu mekanisme tubuh ketika suhu meningkat melampaui ambang kritis.
Pengeluaran keringat dirangsang oleh pengeluaran impuls di daerah preoptik
anterior hipotalamus melalui saraf simpatis ke seluruh kulit tubuh kemudian
menyebabkan rangsangan pada saraf kolinergik kelenjar keringat, yang
merangsang produksi keringat.

Bagaimana keterkaitan tingkat metabolisme pasien


dengan penurunan berat badan ?

Efek metabolic hormone tiroid antara lain sepeti tersebut dibawah ini
1. Metabolisme Karbohidrat
Hormon tiroid merangsang hampir semua aspek metabolisme
karbohidrat, termasuk penggunaan Glukosa yang cepat oleh sel,
meningkatkan glikolisis, meningkatkan glukoneogenesis, meningkatkan
kecepatan absorpsi dari saluran cerna,, bahkan juga meningkatkan
sekresi insulin dengan hasil akhirnya adalah efeknya terhadap
metabolisme karbohidrat. Semua efek ini mungkin disebabkan oleh
naiknya seluruh enzim akibat hormon tiroid (Guyton,2007).
Selain itu dapat juga bersifat diabetogenik, karena resorpsi intestinal
meningkat, cadangan glikogen hati menipis, demikian pula glikogen otot
menipis dan degradasi insulin meningkat (R.Djokomoeljanto, 2006).
2. Metabolisme Lemak
Pada dasarnya semua aspek metabolisme lemak juga ditingkatkan
di bawah pengaruh hormon tiroid secara khusus, lemak secara cepat
diangkut dari jaringan lemak yang menurunkan cadangan lemak tubuh
lebih besar daripada hampir seluruh elemen jaringan lain hormon tiroid
juga meningkatkan konsentrasi asam lemak bebas didalam plasma dan
sangat mempercepat oksidasi asam lemak Bebas oleh sel (Guyton,
2007).
3. Meningkatkan kebutuhan vitamin
Hormon tiroid dapat meningkatkan jumlah berbagai enzim tubuh dan
dapat meningkatkan kebutuhan vitamin. Oleh karena itu vitamin
merupakan bagian penting dari beberapa enzim atau koenzim (Guyton,
2007)
4. Meningkatkan Laju Metabolisme Basal
Oleh karena hormon tiroid meningkatkan metabolisme sebagian
besar sel tubuh, maka kelebihan hormon ini kadang-kadang akan
meningkatkan laju metabolisme basal setinggi 60-100% diatas Nilai
normalnya. sebaliknya, Bila tidak ada hormon tiroid yang dihasilkan
(pada hipotiroid), maka laju metabolisme basal menurun sampai hampir
setengah nilai normal (Guyton, 2007).
Basal Metabolic Rate (BMR) atau Angka Metabolisme Basal (AMB)
adalah kebutuhan energi minimal yang dibutuhkan tubuh untuk
menjalankan proses tubuh yang vital. BMR adalah rata-rata energi yang
diperlukan dalam proses metabolisme yang terjadi pada seseorang
dalam keadaan istirahat total dan berada pada suhu ruangan yang
suhunya normal (20-30 derajat celcius). BRM menunjukkan jumlah
kalori minimal yang diperlukan oleh tubuh, untuk dapat
mempertahankan proses hidupnya pada saat tubuh manusia
beristirahat (tidur) ataupun tidak melakukan kegiatan apapun.
Kebutuhan BMR termasuk jumlah energi yang diperlukan
untuk pernapasan, peredaran darah, pekerjaan ginjal, pankreas dan
lain-lain alat tubuh, serta untuk proses metabolisme di dalam sel-sel dan
untuk mempertahankan suhu tubuh.

Metabolisme basal dipengaruhi oleh banyak sekali faktor, antara lain


sebagai berikut.
1. Ukuran Tubuh
Metabolisme basal sangat berhubungan dengan area permukaan
tubuh, tetapi tidak terlalu berhubungan dengan tinggi atau berat
badan seseorang.
2. Umur
Metabolisme basal pada bayi dan anak-anak lebih tinggi
dibandingkan dengan orang dewasa.
3. Jenis Kelamin
Wanita mempunyai metabolisme basal sedikit lebih rendah
dibandingkan laki-laki.
4. Komposisi Tubuh
Metabolisme basal secara langsung berhubungan dengan massa
tubuh tanpa lemak. Orang yang mempunyai banyak otot akan
mempunyai metabolisme basal yang lebih tinggi dibandingkan
dengan orang gemuk yang sebagian berat badannya disebabkan
oleh banyaknya lemak.
5. Iklim
Bagi orang yang hidup di daerah tropis, metabolisme basalnya
sekitar 10% lebih rendah dibandingkan dengan orang yang hidup di
daerah subtropis. Penyebabnya belum diketahui dengan jelas.
6. SDA Makanan
Makanan berpengaruh menstimulir metabolisme basal. Bila
seseorang yang dalam keadaan post absorptive diberi makanan,
basal metabolismenya meningkat sekitar 8%. Hal ini yang dikenal
sebagai specific dynamic action (SDA) makanan seperti akan
diuraikan di bawah.
7. Gizi Buruk dan Kelaparan
Keadaan gizi buruk yang berkepanjangan atau kelaparan akan
mereduksi metabolisme basal sekitar 10 – 20%.
8. Tidur
Basal metabolisme pada waktu tidur sekitar 5% lebih rendah
dibandingkan dengan keadaan bangun.
9. Demam
Demam meningkatkan metabolisme basal. Untuk setiap 1o F
peningkatan suhu tubuh, metabolisme basal meningkat dengan
sekitar 7%. Seseorang yang menderita demam tinggi di mana suhu
tubuhnya sekitar 7o F lebih tinggi dari keadaan normal, metabolisme
basalnya meningkat sekitar 50%.
10. Aktivitas Fisik
Apabila seseorang melakukan latihan fisik sekitar setengah jam
sebelum dilakukan pengukuran, akan terobservasi metabolisme
basalnya meningkat secara nyata.
11. Ketakutan dan Gugup
Keadaan ketakutan dan gugup selama pengukuran akan
meningkatkan metabolisme basal.
12. Tiroid
Hipotiroidsm menurunkan metabolisme basal sekitar 30%,
sebaliknya hipertiroidsm akan meningkatkan metabolisme basal
sampai 100% tergantung dari beratnya kondisi penyakit.
13. Adrenalin
Injeksi sebanyak 1 mg adrenalin meningkatkan metabolisme basal
sekitar 20% untuk beberapa jam.
14. Anterior Pituitary
Mempengaruhi metabolisme basal melalui hormon tirotropik.
Metabolisme basal akan rendah pada kelenjar yang hipoaktif dan
akan tinggi pada kelenjar yang hiperaktif.
15. Kondisi Penyakit Lain
Suatu peningkatan metabolisme basal telah diobservasi pada
splenomedullary dan lymphatic leukemia
Lipolisis adalah dekomposisi atau pemecahan lemak. Karbohidrat dikonversi
menjadi trigliserol sebelum dipakai sebagai energi. Trigliserid lipoprotein
dalam kilomikron atau VLDL tidak dapat diambil oleh jaringan tetapi harus
lebih dahulu mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase untuk membentuk
asam lemak bebas dan gliserol. Asam lemak yang dibebaskan diambil oleh
jaringan menjadi asetil-KoA dan re-esterifikasi dengan gliserol menjadi
trigliserid. Proteolisis adalah pemecahan protein menjadi polipeptida atau
asam amino yang lebih kecil. Lipolisis dan Proteolisis akan mengurangi lemak
tubuh dan massa otot sehingga berat badan dapat menurun

Sumber :

Rahmat Hidayat. 2015. STATUS GIZI DAN ANGKA METABOLISME BASAL


(AMB) SISWA KELAS IV, V, DAN VI SEKOLAH DASAR NEGERI
MARGOAGUNG SEYEGAN SLEMAN. Yogyakarta: Prodi pendidikan jasmani
kesehatan dan rekreasi, Jurusan Pendidikan Olahraga, Fakultas Ilmu
Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta

Prof. Dr. Ir. Deddy Muchtadi, MS. Modul 1. Sumber, Fungsi, dan Kecukupan
Konsumsi Zat Gizi

Anda mungkin juga menyukai