Anda di halaman 1dari 40

Faktor pengendali

kecepatan
metabolisme
Dr.Damajanty Pangemanan,MKes.AIFM
Kecepatan metabolisme
 Jumlah total energi yang digunakan tubuh
persatuan waktu
 Kecepatan metabolisme istirahat adalah jumlah
minimum energi yang diperlukan untuk
berfungsinya tubuh secara normal saat ia
beristirahat.
 Tubuh membutuhkan energi minimal untuk
menjaga fungsinya tetap berjalan dengan normal
seperti; pernapasan, sirkulasi, pencernaan, kalori
yang digunakan oleh otak, hati, ginjal, otot, dan
jantung, saat beristirahat.
BMR (Basal Metabolism
Rate)
 Pengukuran metabolisme dalam kondisi basal
 Kecepatan metabolik biasanya diukur berdasarkan
jumlah oksigen yang digunakan permenit, karena
pada umumnya pembentukan ATP menggunakan
Oksigen

Makanan + O2 H2O + CO2 + Energi (ATP)

Satu liter O2 dipakai tubuh untuk memproduksi 4,825


kcal energi
Syarat pengukuran BMR

Harus diukur dalam kondisi basal :


 Istirahat fisik (tidak melakukan aktifitas fisik
atau olahraga 30 menit sebelum diukur)
 Istirahat mental (tonus otot rangka berkurang
dan cegah rangsangan saraf simpatis sekresi
E &NE)
 Berada dalam ruangan dengan suhu nyaman
 Tidak boleh makan dalam 12 jam terakhir
Santorio Santorio (1561-1636) diyakini pertama kali
melakukan eksperimen atas metabolisme dengan
menggunakan timbangan besar.
Genetik

 sebagian orang dilahirkan dengan tingkat


metabolisme basal (BMR) tinggi , dan
sebagian lagi BMR lebih rendah
Usia
Pada anak-anak kecepatan metabolisme
lebih tinggi dibanding orang dewasa,

pada anak-anak terjadi peningkatan reaksi


seluler untuk proses pertumbuhan dan
sintesis komponen-komponen sel

kebutuhan energi untuk proses ini


besar
Usia

 Kecepatan metabolisme berkurang


sejalan dengan bertambahnya usia
 BMR seseorang dapat turun sekitar 2%
per dekade
 Kecepatan metabolisme pembakaran
dalam tubuh akan menurun seiring
berkurangnya kepadatan otot. Jadi
semakin tua, kebutuhan kalori semakin
menurun
Jenis kelamin
 metabolisme pria dan wanita berbeda

 metabolisme pria lebih cepat 10% dari


metabolisme wanita

 Rata-rata pria memiliki proporsi tulang, organ,


dan otot yang lebih besar dibandingkan wanita.
Jadi tak heran jika metabolisme pria pun lebih
besar.

 kelebihan kalori pada pria diubah menjadi otot


sedangkan pada wanita diubah menjadi lemak.
 Pada wanita proses metabolisme juga
dipengaruhi oleh umur, berat badan, pola
makan, dan kebiasaan olahraga.
 Menurut seorang ahli fitnes, seiring
pertambahan usia, metabolisme tubuh
wanita menurun. Hal ini diakibatkan oleh
pengurangan massa otot, apalagi kalau
menderita osteoporosis
Komposisi tubuh

 Orang dengan berat badan normal dan


memiliki banyak otot mempunyai
metabolisme yang lebih tinggi
dibandingkan orang gemuk yang memiliki
banyak lemak.
 orang yang lebih tinggi dan besar
cenderung memiliki BMR yang lebih
tinggi
 semakin berat massa tubuh seseorang ,
BMRnya akan lebih tinggi.
Iklim
 Orang yang tinggal di daerah kutub
metabolismenya lebih cepat dibanding yang
tinggal didaerah tropis

 Adaptasi kelenjar tiroid

 Sekresi meningkat pada suhu dingin dan


menurun diiklim panas
Gizi
keadaan gizi buruk (malnutrisi) yang
berkepanjangan akan mengurangi
metabolisme 10-20%

 Tidak ada zat makanan yang dibutuhkan


sel untuk di metabolisme
Demam
Setiap kenaikan suhu 100C akan meningkatkan
kecepatan metabolisme kira-kira 120% dari normal

panas dapat mempercepat suatu reaksi kimia, apabila


tubuh sedang demam, maka kecepatan metabolisme
akan meningkat.

Salah satu tujuan dari meningkatnya metabolisme


adalah untuk mempercepat perbaikan sel-sel yang
rusak dan mempercepat proses penyembuhan.
Hormon dan obat-obatan
 Ada hormon dan obat-obatan yang bekerja untuk
mempercepat metabolisme, namun ada juga yang
bekerja memperlambat metabolisme

 hormon yang mempengaruhi tingkat BMR adalah


hormon tiroksin. Hormon tiroksin sebagai regulator
BMR , yang mengatur kecepatan metabolisme tubuh.
Semakin banyak homon tiroksin yang disekresikan ,
maka akan semakin tinggi BMRnya.
hormon tiroid
 mengendalikan kecepatan metabolisme tubuh.

 Hormon tiroid mempengaruhi kecepatan metabolisme


tubuh melalui 2 cara:
1. Merangsang hampir setiap jaringan tubuh
untuk menghasilkan protein
2. Meningkatkan jumlah oksigen yang
digunakan oleh sel. Jika sel-sel bekerja
lebih keras, maka organ tubuh akan bekerja
lebih cepat.
Untuk menghasilkan hormon tiroid, kelenjar
tiroid memerlukan yodium, yaitu suatu eleman
yang terdapat di dalam makanan dan air.

Kelenjar tiroid menangkap yodium dan


mengolahnya menjadi hormon tiroid.

Setelah hormon tiroid digunakan, beberapa


yodium di dalam hormon kembali ke kelenjar
tiroid dan didaur-ulang untuk kembali
menghasilkan hormon tiroid.
Hormon pertumbuhan

 Rangsangan langsung metabolisme


seluler

Hormon pertumbuhan meningkatkan


kecepatan metabolisme basal 15-20%
diatas normal
Aktivitas fisik

semakin banyak dan semakin berat


aktivitas seseorang, maka akan semakin
tinggi pula metabolismenya

Kerja otot yang maksimal dapat


meningkatkan pembentukan panas,
sehingga kecepatan metabolismenya
meningkat
Tidur
saat kita tidur, metabolisme akan 5-10% lebih
rendah dibandingkan saat bangun

 Penurunan tonus otot rangka


 Penurunan aktifitas saraf simpatis
makanan
 dalam keadaan lapar BMR seseorang bisa
turun hingga 30%
 Kecepatan metabolisme makanan yang
mengandung protein lebih cepat daripada
makan makanan yang mengandung lemak
ataupun karbohidrat
Kafein dan sebuah zat kimia
bernama EGCG dalam
 Kafein dapat meningkatkan denyut jantung.
semakin cepat denyut jantung Anda, maka
semakin cepat dan banyak pula pembakaran
kalori.
 EGCG dalam teh bekerja hampir sama dengan
kafein, tetapi tidak sekedar mempercepat
denyut jantung, namun juga membuat otak dan
syaraf bekerja lebih cepat sehingga juga
membantu pembakaran lebih banyak kalori.
Protein
 Cara kerja : Tubuh memerlukan lebih banyak
energi untuk mencerna protein dalam daging
daripada energi yang dibutuhkan untuk mencerna
karbohidrat atau lemak.
 kelompok orang yang mengkonsumsi makanan
(diet) tinggi protein mampu membakar kalori dua
kali lebih banyak dalam beberapa jam daripada
kelompok pengkonsumsi makanan (diet) tinggi
karbohidrat
Asam lemak Omega-3
 jenis yang mengandung bahan tersebut dapat
merubah level hormon leptin dalam tubuh
 hormon leptin berpengaruh secara langsung
terhadap metabolisme tubuh sehingga ikut
menentukan apakah tubuh harus membakar kalori
atau menyimpannya sebagai lemak.

 level hormon leptin yang rendah mempunyai


metabolisme yang lebih cepat dan mampu
membakar lemak lebih cepat daripada yang level
hormon leptin lebih tinggi
( contoh makanan : ikan)
Capsaicin

 yaitu zat kimia dalam cabai yang


memberi rasa pedas.

 Mengkonsumsinya dapat mempercepat


denyut jantung sehingga kalori juga lebih
banyak dibakar.
PENGATURAN SUHU
TUBUH
 Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi
setiap saat.
 Banyak faktor yang dapat menyebabkan
fluktuasi suhu tubuh.
 Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia
dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi
suhu tubuh.
 Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme
umpan balik (feed back) yang diperankan oleh
pusat pengaturan suhu di hipotalamus
 Apabila pusat temperatur hipotalamus
mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas,
tubuh akan melakukan mekanisme umpan
balik.
 Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu
inti tubuh telah melewati batas toleransi
tubuh untuk mempertahankan suhu, yang
disebut titik tetap (set point).
 Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu
tubuh inti konstan pada 37°C.
 Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik
tetap, hipotalamus akan merangsang untuk
melakukan serangkaian mekanisme untuk
mempertahankan suhu dengan cara
menurunkan produksi panas dan
meningkatkan pengeluaran panas sehingga
suhu kembali pada titik tetap.
 Upaya-upaya yang kita lakukan untuk
menurunkan suhu tubuh yaitu mengenakan
pakaian yang tipis, banyak minum, banyak
istirahat, beri kompres, beri obat penurun
panas
 Peningkatan suhu tubuh yang terlalu tinggi
dapat menyebabkan
 dehidrasi, letargi,
 penurunan nafsu makan sehingga asupan gizi
berkurang
 kejang yang mengancam kelangsungan hidupnya
 lebih lanjut dapat mengakibatkan terganggunya
proses tumbuh kembang anak.
Asal Panas Pada Tubuh
Manusia

 Tubuh manusia merupakan organ yang


mampu menghasilkan panas secara mandiri
dan tidak tergantung pada suhu lingkungan.
 Tubuh manusia memiliki seperangkat sistem
yang memungkinkan tubuh menghasilkan,
mendistribusikan, dan mempertahankan suhu
tubuh dalam keadaan konstan.
 Panas yang dihasilkan tubuh sebenarnya
merupakan produk tambahan proses
metabolisme yang utama.
suhu tubuh dihasilkan dari

 1. Laju metabolisme basal (basal metabolisme rate, BMR)


di semua sel tubuh.
 2. Laju cadangan metabolisme yang disebabkan aktivitas
otot (termasuk kontraksi otot akibat menggigil).
 3. Metabolisme tambahan akibat pengaruh hormon tiroksin
dan sebagian kecil hormon lain, misalnya hormon
pertumbuhan (growth hormone dan testosteron).
 4. Metabolisme tambahan akibat pengaruh epineprine,
norepineprine, dan rangsangan simpatis pada sel.
 5. Metabolisme tambahan akibat peningkatan aktivitas
kimiawi di dalam sel itu sendiri terutama bila temperatur
menurun.
 Berdasarkan distribusi suhu di dalam tubuh,
dikenal
 suhu inti (core temperatur), yaitu suhu yang
terdapat pada jaringan dalam, seperti kranial,
toraks, rongga abdomen, dan rongga pelvis. Suhu
ini biasanya dipertahankan relatif konstan (sekitar
37°C).
 suhu permukaan (surface temperatur), yaitu suhu
yang terdapat pada kulit, jaringan sub kutan, dan
lemak. Suhu ini biasanya dapat berfluktuasi
sebesar 20°C sampai 40°C.
Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh
meningkat

 a. Vasodilatasi
 Vasodilatasi pembuluh darah perifer hampir
dilakukan pada semua area tubuh.
 Vasodilatasi ini disebabkan oleh hambatan
dari pusat simpatis pada hipotalamus
posterior yang menyebabkan vasokontriksi
sehingga terjadi vasodilatasi yang kuat pada
kulit, yang memungkinkan percepatan
pemindahan panas dari tubuh ke kulit
hingga delapan kali lipat lebih banyak.
Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh
meningkat

 b. Berkeringat
 Pengeluaran keringat melalui kulit terjadi sebagai efek
peningkatan suhu yang melewati batas kritis, yaitu 37°C.
 pengeluaran keringat menyebabkan peningkatan
pengeluaran panas melalui evaporasi.
 Peningkatan suhu tubuh sebesar 1°C akan menyebabkan
pengeluaran keringat yang cukup banyak sehingga
mampu membuang panas tubuh yang dihasilkan dari
metabolisme basal 10 kali lebih besar.
 Pengeluaran keringat merupakan salah satu mekanisme
tubuh ketika suhu meningkat melampaui ambang kritis.
Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh
meningkat
 Pengeluaran keringat dirangsang oleh pengeluaran
impuls di area preoptik anterior hipotalamus melalui
jaras saraf simpatis ke seluruh kulit tubuh kemudian
menyebabkan rangsangan pada saraf kolinergik
kelenjar keringat, yang merangsang produksi
keringat.
 Kelenjar keringat juga dapat mengeluarkan keringat
karena rangsangan dari epinefrin dan norefineprin.

 c. Penurunan pembentukan panas


 Beberapa mekanisme pembentukan panas,
seperti termogenesis kimia dan menggigil
dihambat dengan kuat
Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh menurun

 a. Vasokontriksi kulit di seluruh tubuh


 Vasokontriksi terjadi karena rangsangan pada pusat
simpatis hipotalamus posterior.
 b. Piloereksi
 Rangsangan simpatis menyebabkan otot erektor pili
yang melekat pada folikel rambut berdiri.
Mekanisme ini tidak penting pada manusia, tetapi
pada binatang tingkat rendah, berdirinya bulu ini
akan berfungsi sebagai isolator panas terhadap
lingkungan.
 c. Peningkatan pembentukan panas
 Pembentukan panas oleh sistem metabolisme
meningkat melalui mekanisme menggigil,
pembentukan panas akibat rangsangan simpatis,
serta peningkatan sekresi tiroksin.
Mekanisme Kehilangan Panas Melalui
Kulit

 1. Radiasi
 Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh
dalam bentuk gelombang panas inframerah
 Radiasi merupakan mekanisme kehilangan panas
paling besar pada kulit (60%) atau 15% seluruh
mekanisme kehilangan panas.
 Sebagian besar energi dapat di pindahkan ke udara
bila suhu udara lebih dingin dari kulit.
 Sekali suhu udara bersentuhan dengan kulit, suhu
udara menjadi sama dan tidak terjadi lagi
pertukaran panas, yang terjadi hanya proses
pergerakan udara sehingga udara baru yang
suhunya lebih dingin dari suhu tubuh.
Mekanisme Kehilangan Panas Melalui
Kulit

 2. Konduksi
 Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan
langsung kulit dengan benda-benda yang ada di
sekitar tubuh.
 Biasanya proses kehilangan panas dengan
mekanisme konduksi sangat kecil.
 Sentuhan dengan benda umumnya memberi dampak
kehilangan suhu yang kecil karena dua mekanisme,
yaitu kecenderungan tubuh untuk terpapar langsung
dengan benda relatif jauh lebih kecil dari pada
paparan dengan udara, dan sifat isolator benda
menyebabkan proses perpindahan panas tidak dapat
terjadi secara efektif terus menerus
Mekanisme Kehilangan Panas Melalui
Kulit

 3. Evaporasi
 Evaporasi ( penguapan air dari kulit ) dapat memfasilitasi
perpindahan panas tubuh. Setiap satu gram air yang
mengalami evaporasi akan menyebabkan kehilangan
panas tubuh sebesar 0,58 kilokalori.
 Pada kondisi individu tidak berkeringat, mekanisme
evaporasi berlangsung sekitar 450 – 600 ml/hari.
 Hal ini menyebabkan kehilangan panas terus menerus
dengan kecepatan 12 – 16 kalori per jam.
 Evaporasi ini tidak dapat dikendalikan karena evaporasi
terjadi akibat difusi molekul air secara terus menerus
melalui kulit dan sistem pernafasan.
 Selama suhu kulit lebih tinggi dari pada suhu
lingkungan, panas hilang melalui radiasi dan
konduksi.
 Namun ketika suhu lingkungan lebih tinggi dari
suhu tubuh, tubuh memperoleh suhu dari
lingkungan melalui radiasi dan konduksi.
 Pada keadaan ini, satu-satunya cara tubuh
melepaskan panas adalah melalui evaporasi.
 Memperhatikan pengaruh lingkungan terhadap
suhu tubuh, sebenarnya suhu tubuh actual ( yang
dapat diukur ) merupakan suhu yang dihasilkan dari
keseimbangan antara produksi panas oleh tubuh
dan proses kehilangan panas tubuh dari lingkungan

Anda mungkin juga menyukai