Anda di halaman 1dari 7

Makalah Tingkat Kesuburan

Label: Artikel Kesehatan Diposkan oleh Iphink Senin, 20 Mei 2013

BAB  I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Tingkat kesuburan masyarakat mempengaruhi kesehatan reproduksi yang merupakan bagian
penting dan merupakan paling utama dalam upaya mencapai kehidupan yang berkualitas karena
kesehatan reproduksi merupakan refleksi dari kesehatan konsepsi, kesehatan anak, remaja dan
masa dewasa, dengan demikian kesehatan reproduksi menentukan kesehatan wanita dan pria
serta generasi selanjutnya.
Fertilitas ialah kemampuan seorang wanita untuk hamil dan melahirkan anak hidup oleh pria
yang mampu menghamilinya. Jadi, fertilitas merupakan kemampuan fungsi satu pasangan yang
sanggup menjadikan kehamilan dan kelahiran anak hidup. Sebelum dan sesudahnya tidak
seorangpun tahu, apakah pasangan itu  fertil atau tidak. Riwayat fertilitas sebelumnya sama
sekali tidak menjamin fertilitas dikemudian hari, baik pada pasangan itu sendiri maupun
berlainan pasangan.
Penyelidikan lamanya waktu yang diperlukan untuk menghasilkan kehamilan menunjukkan
bahwa 32,7% hamil dalam satu bulan pertama, 57% dalam 3 bulan, 72,1% dalam 6 bulan, 85,4%
dalam12 bulan, dan 93,4% dalam 24 bulan. Waktu median yang diperlukan untuk menghasilkan
kehamilan ialah 2,3 bulan sampai 2,8 bulan. Makin lama pasangan itu kawin tanpa kehamilan,
makin turun kejadian kehamilannya. Oleh karena itu, kebanyakan dokter baru menganggap ada
masalah infertilitas kalau pasangan yang ingin punya anak, dihadapkan pada kemungkinan
kehamilan lebih dari 12 bulan.
Infertilitas merupakan ketidakmampuan seorang wanita untuk menjadi hamil dan melahirkan
anak, dengan melakukan hubungan seksual secara rutin dan teratur selama satu tahun berkumpul
bersama. Disebut Infertilitas primer,  kalau istri belum pernah hamil selama 12 bulan walaupun
bersenggama secara rutin. Dan disebut infertilitas sekunder,  kalau istri pernah hamil, akan
tetapi  kemudian tidak terjadi kehamilan lagi walaupun bersenggama.
Berdasarkan catatan WHO , di dunia ada sekitar 50-80 juta pasangan suami istri mempunyai
problem infertilitas dan setiap tahunnya muncul sekitar 2 juta pasangan infertil baru. Tidak
tertutup kemungkinan jumlah itu akan terus meningkat.

B.    Rumusan Masalah


1.    Apa pengertian dari  fertilitas dan  infertilitas ?
2.    Apa saja penyabab terjadinya infertilitas ?
3.    Bagaimana perkembangan masalah infertilitas sampai saat ini ?
4.    Upaya-upaya apa sajakah yang harus dilakukan oleh bidan untuk mengatasi masalah
infertilitas ?

C.    Tujuan
1.    Umum
Mengetahui perkembangan masalah infertilitas serta upaya-upaya apa sajakah yang harus
direncanakan untuk mengatasi masalah infertilitas.
2.    Khusus
a.    Mengetahui definisi  ferilitas dan infertilitas
b.    Mengetahui macam infertilitas
c.    Mengetahui prevalensi  infertil
d.    Mengetahui penyebab-penyebab terjadinya masalah infertilitas

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian
Tingkat kesuburan seseorang memegang peranan yang sangat penting bagi pria dan wanita yang
akan atau sudah berumahtangga. Hal ini di maksudkan agar pasangan suami isteri dapat menjaga
keharmonisan rumah tangganya dan mereka juga bisa meneruskan generasi mereka, yaitu
menghasilkan seorang anak. Lebih dari 80%  pasangan suami isteri yang mengalami gangguan
kesuburan dan ini banyak sekali terjadi pada negara yang sedang berkembang. 7-15%
diantaranya masih tergolong ke dalam usia 15 - 40 tahun dengan rating tertinggi dialami oleh
para wanita sebesar 40% sampai dengan 60%.
Tingkat kesuburan dibedakan menjadi 2 yaitu
1.    Fertilitas.
Fertilitas adalah kemampuan  istri menjadi hamil dan melahirkan anak hidup oleh suami yang
mampu menghamilinya.
2.    Infertilitas
a.    Pengertian.
Infertilitas adalah suatu keadaan pasangan suami istri yang ingin mempunyai anak tetapi tidak
bisa mewujudkan keinginannya tersebut karena adanya masalah kesehatan reproduksi baik pada
suami atau istri.
b.    Pembagian infertilitas
Infertilitas dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
1)    Infertilitas primer
Infertilitas primer adalah pasangan usia subur yang telah melakukan hubungan suami istri teratur
2-3 kali semingggu tanpa memakai alat kontrasepsi selama 1 tahun tetapi belum terjadi
kehamilan juga.

2)    Infertilitas Sekunder


Infertilitas sekunder adalah pasangan usia subur yang telah punya anak dan sudah tidak
menggunakan alat kontrasepsi serta melakukan hubungan suami istri teratur 2 – 3 kali tetapi
belum hamil juga.
Infertilitas menurut WHO :
a.    Infertilitas primer adalah pasangan suami istri yang belum pernah hamil meskipun senggama
dilakukan tanpa perlindungan apapun untuk waktu sekurang-kurangnya 1 tahun.
b.    Infertilitas sekunder adalah pasangan suami istri yang pernah hamil tetapi kemudian tidak
mampu hamil lagi dalam waktu 12 bulan meskipun senggama tanpa perlindungan apapun.
c.    Subvertilitas atau subvekunditas adalah kesukaran untuk menjadi hamil yang mungkin
disebabkan oleh vekunditas yang menurun pasangan suami istri.
d.    Sterilitas adalah ketidakmampuan yang lengkap dan permanen untuk menjadi hamil atau
menghamili meskipun telah diberi terapi.
e.    Tanpa anak atau chillessness adalah pasangan suami istri yang tidak pernah menghasilkan
anak yang mungkin disebabkan oleh vekunditas, kontrasepsi, dan abortus.

B.    Penyebab
1.    Penyebab Terjadinya Masalah-Masalah Kesuburan pada pria
a.    Kelainan Genetik
Meskipun amat jarang, ketidaksuburan pria dapat disebabkan oleh kelainan genetik seperti cystic
fibrosis. Gangguan genetik meliputi kelainan pada kromosom seks, yang terjadi pada sindrom
Klinefelter.
b.    Gangguan Hormonal
Gangguan hormonal yang terjadi dapat menghalangi produksi sperma. Untuk merangsang testis
menghasilkan sperma, dibutuhkan hormon yang dihasillkan oleh kelenjar ptituari. Bila hormon
tersebut tidak ada, atau jumlahnya menurun dalam jumlah yang signifikan maka sudah barang
tentu kinerja testis tidak akan sempurna.
c.    Varikokel                
Adalah terjadinya pelebaran Pembuluh Darah Vena di sekitar Buah Zakar. Hal ini biasanya
terindikasikan dengan adanya benjolan pada bagian atas buah zakar dan biasanya terjadi pada
sebelah kiri.
d.    Sumbatan Saluran Sperma
Biasanya disebabkan  bawaan lahir karena tidak terbentuknya sebagian saluran sperma. Selain
itu infeksi juga dapat menyebabkan terjadinya sumbatan saluran sperma. Infeksi pada saluran
reproduksi dapat disebabkan oleh bakteri melalui penyakit menular seksual. Jika memang
disebabkan karena infeksi bakteri mungkin akan terjadi sumbatan akibat perlekatan dari saluran
reproduksi pria.
e.    Impotensi
Agar bisa tegak, penis memerlukan aliran darah yang cukup. Karena itu penyakit pembuluh
darah (misalnya aterosklerosis) bisa menyebabkan impotensi. Impotensi juga bisa terjadi akibat
adanya bekuan darah atau akibat pembedahan pembuluh darah yang menyebabkan terganggunya
aliran darah arteri ke penis. Kerusakan saraf yang menuju dan meninggalkan penis juga bisa
menyebabkan impotensi.
f.    Kebiasaan Merokok
Merokok dapat menambah risiko kemandulan dan disfungsi ereksi pada pria. Nikotin membuat
darah mengental sehingga tidak bisa beredar dengan lancar, termasuk di pembuluh darah alat
kelamin. Akibatnya, muncul gangguan seksual seperti ejakulasi dini, ereksi tidak sempurna,
bahkan impotensi.
g.    Kebiasaan Minum Beralkohol
Alkohol dalam jumlah besar dapat menurunkan kadar hormon testoteron sehingga mengganggu
produksi sperma.

h.    Pengaruh Radiasi


Radiasi akan memberikan efek negatif terhadap konsentrasi dan kualitas sperma. Selain itu
sperma yang terkena pengaruh radiasi akan memiliki gerakan berenang yang kurang baik yang
akan mengurangi kesempatan untuk pembuahan.
i.    Pengaruh Obat
Beberapa jenis obat bisa mempengaruhi tingkat kesuburan. Obat-obatan seperti antibiotika,
pereda rasa sakit, obat penenang, dan obat hormonal dapat menurunkan tingkat kesuburan pria.
2.    Penyebab Terjadinya Masalah-Masalah Kesuburan pada wanita
a.    Sumbatan pada saluran telur
Sumbatan saluran telur disebabkan antara lain adanya perlengketan pada sekitar saluran telur, hal
ini sebagai akibat dari pernah terkena IMS dan radang panggul sehingga menghambat pertemuan
sel telur dengan sperma.
b.    Endometriosis
Yaitu sel selaput lendir rahim yang tumbuh pada tempat yang tidak semestinya, yaitu di indung
telur. Hal ini dapat menimbulkan perlengketan pada sekitar saluran telur atau pada organ
reproduksi lainnya.
c.    Kelainan lendir leher rahim
•    Terlalu pekat, yang dapat menghambat laju gerakan sperma
•    Terlalu asam, yang dapat mematikan sperma.
d.    Berat Badan Tidak Seimbang
Berat badan yang tidak seimbang dapat mengganggu kesuburan perempuan, karena tubuh
memerlukan 17% dari lemak tubuh di awal masa siklus haid, dan 22% di sepanjang siklus haid.
Lemak tubuh mengandung enzim aromatase yang dibutuhkan untuk memproduksi hormon
estrogen. Jadi, jika persediaan lemak dalam tubuh tidak memadai, akan memberikan andil besar
terhadap ketidaksuburan.

e.    Faktor Usia


Usia berpengaruh terhadap masa reproduksi, artinya selam masih haid teratur kemungkinan ia
masih bisa hamil. Penelitian menunjukkan potensi wanita untuk hamil menurun setelah usia 25
tahun dan menurun drastis pada usia di atas 38 tahun (Kasdu,2002). Hal ini juga berlaku pada
pria meskipun pria tetap dapat menghasilkan sel sperma sampai usia 50 tahun. Hasil penelitian
menunjukkan hanya sepertiga pria berumur di atas 40 tahun yang mampu menghamili istrinya
dalam waktu 6 bulan di banding pria yang berumur di bawah 25 tahun. Pada wanita, begitu
masuk usia 35 tahun, kesuburan akan menurun dan semakin menurun drastis di usia 37 tahun
sampai akhirnya masuk ke masa menopause di atas 40-45 tahunan. Cadangan sel telur akan terus
berkurang setup kali wanita mengalami menstruasi dan lama-kelamaan akan habis saat
menopouse. Sebaliknya, usia tidak membatasi tingkat kesuburan pria dimana “pabrik sperma”
akan terus memproduksi sel-sel sperma selama anatominya normal.
f.    Gaya Hidup Yang Penuh Stres
Gaya hidup ternyata pegang peran besar dalam menyumbang angka kejadian infertilitas, yakni
sebesar 15-20%. Gaya hidup yang serbacepat dan kompetitif dewasa ini rentan membuat
seseorang terkena stres. Padahal kondisi jiwa yang penuh gejolak bisa menyebabkan gangguan
ovulasi, gangguan spermatogenesis, spasme tuba fallopi, dan menurunnya frekuensi hubungan
suami istri
g.    Kelainan Mulut Rahim
Normalnya, mulut rahim mengarah ke depan (antefleksi), sehingga berhadapan langsung dengan
dinding belakang vagina. Kondisi inilah yang memungkinkan spermatozoa sampai ke dalam
saluran mulut rahim yang menghubungkan antara vagina dan rongga rahim. Penyimpangan dari
posisi normalnya, seperti retrofleksi (posisi rahim menghadap ke belakang), bisa menghambat
terjadinya kehamilan.

h.    Kelainan Rahim


Adanya kelainan  rongga rahim karena perlengketan, mioma atau polip; peradangan
endometrium dan gangguan kontraksi rahim, dapat mengganggu transportasi spermatozoa.
Kalaupun sampai terjadi kehamilan biasanya kehamilan tersebut akan berakhir sebelum
waktunya.

C.    Perkembangan Masalah Infertilitas Hingga Saat Ini  


Masalah kesuburan dipengaruhi oleh budaya dan dapat mempengaruhi populasi suatu negara.
Selain itu tingkat kesuburan masyarakat juga mempengaruhi kesehatan reproduksi yang
merupakan bagian penting dan merupakan upaya paling utama  dalam  mencapai kehidupan yang
berkualitas karena kesehatan reproduksi merupakan refleksi dari kesehatan konsepsi, kesehatan
anak, remaja dan masa dewasa, dengan demikian kesehatan reproduksi menentukan kesehatan
wanita dan pria serta generasi selanjutnya.
Infertilitas merupakan suatu krisis dalam kehidupan yang akan berpengaruh terhadap berbagai
aspek kehidupan seseorang. Sangat menusiawi dan normal apabila pasangan infertilitas
mempunyai perasaan yang berpengaruh tehadap kepercayaan diri dan citra diri. Lebih parah lagi
menurut the national infertility asosiation menyebutkan beberapa gejala yang dapat terjadi antara
lain, timbul perasaan sedih, depresi atau putus asa lebih dari 2 minggu. Ada perubahan
segnifikan dalam selera makan, sulit tidur atau lebih banyak dari biasanya dan ketika bangun
badan tetap merasa lelah. Merasa khawatir dan curiga sepanjang waktu, kehilangan ketertarikan
dalam hoby. Mengalami masalah den gan konsentrasi, merasa mudah marah atau sulit
mengambil keputusan. Merasa tidak berguna, frustasi dan berfikir lebih baik mati, kehilangan
nafsu seksual dan lebih senang menyendiri daripada bersama dengan temen-temen dan keluarga.
Masalah ketidaksuburan atau infertilitas merupakan masalah yang cukup sensitif bagi pasangan
suami istri. Bahkan beberapa kasus berujung pada perceraian. Sepertinya sudah terbiasa , bila
suatu pasangan infertil maka perempuanlah yang paling di curigai, bahkan di vonis sebagai
penyebabnya. Namun hal ini merupakan anggapan yang keliru, karena kemungkinan
ketidaksuburan bisa datang suami, istri atau kedua belah pihak secara bersamaan. Infertilitas
yang disebabkan oleh istri sebesar 35%, faktor suami 35%. Faktor keduanya 20% dan penyebab
lainnya 10% (Mustar,2006).
Di Indonesia kejadian wanita infertil 15 % pada usia 30-34 tahun, meningkat 30% pada usia 35-
39 tahun dan 55 % pada usia 40-44 tahun. Hasil survei gagalnya kehamilan pada pasangan yang
sudah menikah selama 12 tahun, 40% disebabkan infertilitas pada pria, 40 % karena infertilitas
pada wanita, dan 10 % dari pria dan wanita, 10 % tidak diketahui penyebabnya. Pasangan usia
subur (PUS) yang menderita infertilitas 524 (5,1%) PUS dari 10205 PUS.
Dari sekian banyak kasus infertilitas hanya 50% saja yang berhasil di tangani baik secara
program bayi tabung dan sebagainya( Sarwono, 1999).

D.    Upaya-Upaya Bidan Dalam Menangani Masalah Infertil


Memberikan penyuluhan tentang pentingnya kesuburan dan akibatnya bagi diri sendiri, keluarga
dan masyarakat.
a.    Mengajak ibu-ibu dan remaja untuk mendapatkan pendidikan kesehatan tentang perawatan
kesehatan reproduksi dengan benar.
b.    Memberitahu teknik hubungan seks yang benar, contohnya: posisi wanita dibawah dengan
bokong diganjal bantal agar sperma lebih mudah sampai di uterus.
c.    Menganjurkan untuk melakukan hubungan seksual saat masa subur.
d.    Menganjurkan memilih makanan yang dapat meningkatkan kesuburan, misal : terong dan
kecambah.
e.    Menyarankan melakukan hubungan seksual secara teratur, misalnya 3 kali dalam seminggu. 

f.    Menganjurkan untuk periksa ke dr.SpOG guna mengetahui lebih lanjut penyebab pasti
infertilnya.

BAB  III
PENUTUP

A.    Kesimpulan 
Tingkat Kesuburan seseorang dapat dilihat dari keadaan fertil atau infertilnya.  Fertilitas ialah
kemampuan seorang wanita untuk hamil dan melahirkan anak hidup oleh pria yang mampu
menghamilinya. Jadi, fertilitas merupakan kemampuan fungsi satu pasangan yang sanggup
menjadikan kehamilan dan kelahiran anak hidup. Sebelum dan sesudahnya tidak seorangpun
tahu, apakah pasangan itu fertile atau tidak. Riwayat fertilitas sebelumnya sama sekali tidak
menjamin fertilitas dikemudian hari, baik pada pasangan itu sendiri maupun berlainan pasangan.
Infertilitas merupakan ketidakmampuan seorang wanita untuk menjadi hamil dan melahirkan
anak, dengan melakukan hubungan seksual secara rutin dan teratur selama satu tahun berkumpul
bersama. Disebut Infertilitas primer,  kalau istri belum pernah hamil selama 12 bulan walaupun
bersenggama secara rutin. Dan disebut infertilitas sekunder,  kalau istri pernah hamil, akan
tetapi  kemudian tidak terjadi kehamilan lagi walaupun bersenggama.

B.    Saran
Sebagai sumbangan dari rangkaian penulisan makalah ini, penulis merasa makalah ini masih
jauh dari sempurna, jadi penulis menyarankan penulis selanjutnya agar dapat melakukan
perbaikan. Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum dapat di generalisasikan bagi pasangan
infertil.
Walaupun infertilitas tidak mengancam jiwa, namun kondisi infertilitas merupakan suatu krisis,
individu yang mengalami kondisi ini merasakan dampak yang besar terhadap kehidupan pribadi
dan keluarga. Untuk itu dalam praktik pelayanan kebidanan bidan dapat lebih bijaksana dalam
berkomunikasi atau dalam memberikan informasi serta memberikan dukungan pada pasangan
infertilitas ini. Makalah ini juga direkomendasikan bagi praktik kebidanan komunitas dimana
sebagai bidan komunitas dapat melakukan pendekatan bagi pasangan infertilitas.
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba,Ida Bagus Gede. 2002. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Arcan
Afi Darti Nur. 2006. Stress dan Coping Ibu yang Belum Mempunyai Keturunan. Medan : FK
USU
Manuaba,Ida Bagus Gede. 2002. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Sastrawinata,Prof. R. Sulaiman. 2000. Ginekologi. Bandung: Elstar Offset
Wiknjosastro,Prof. Dr. Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Suparyanto,dr.2009. TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG
INFERTILITAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG JOMBANGhttp://dr-
suparyanto.blogspot.com/2009/12/tingkat-pengetahuan-pasangan-usia-subur.html. diakses maret
2013
Nuari,Derry.2011.Gambaran Pengetahuan Pasangan Infertil tentang Infertilitas di
Desa.http://www.asuhan-keperawatan-kebidanan.co.cc/2011/01/gambaran-pengetahuan-
pasangan-infertil.html. diakses maret 2013
Nurvita,Eva.2007. Mekanisme Koping Pasangan Infertil di Kecamatan SingkilKabupaten aceh
Singkil.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14288/1/08E00730.pdf.  diakses  maret
2013

Anda mungkin juga menyukai