Anda di halaman 1dari 92

Complete UKMPPD Februari 2023

Endokrin
Mediko made the med-easy!
PERINGATAN
• Semua File Materi (PPT, PDF), File Try Out, dan Video Rekaman Kelas Mediko.Id Telah terdaftar
sebagai HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL PT. MEDIKO EDUKATIF INDONESIA dan Dilindungi
sepenuhnya oleh Hukum yang Berlaku
• Dilarang keras mengcopy atau memperbanyak Sebagian atau seluruh isi materi PT. MEDIKO
EDUKATIF INDONESIA
• Dilarang keras mengupload ulang video rekaman kelas PT. MEDIKO EDUKATIF INDONESIA
• Dilarang keras membagikan atau memperjual-belikan akun Try Out maupun Video
PT. MEDIKO EDUKATIF INDONESIA
• Jika terjadi pelanggaran akan diproses sesuai Hukum yang Berlaku (Undang-Undang Hak Cipta)
di Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp. 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah)
• Undang Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta
DIABETES MELITUS
The Egregious Eleven : penyebab hiperglikemia pada diabetes melitus
Keluhan DM :
• Keluhan klasik DM : polyuria, polydipsia, polifagia dan penurunan berat badan tanpa
sebab yang jelas
• Keluhan lain : lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada pria, sera
pruritus vulva pada wanita.
Penegakkan prediabetes juga bisa ditegakkan berdasarkan HbA1c : 5,7-6,4%
Diagnosis DM tipe 1
DIABETES MELITUS GESTATIONAL
TATALAKSANA DM TIPE 2
Terdapat 5 pilar dalam tatalaksana diabetes yaitu : Edukasi, manajemen diet, aktivitas fisik, obat-obatan dan
monitoring mandiri.

1. EDUKASI
2. Terapi Nutrisi Medis
Penyulit menahun DM

Pemeliharaan dan perawatan


kaki

Mengenal dan mencegah


penyukit akut

Rencana kegiatan khusus


Penghitungan jumlah kalori berdasar BBI:

Notes:
• Pada penyakit
kardiovaskular : GLP-1
agonis dan SGLT-2.
• HbA1c tidak ada maka
memakai konversi
EDIK O.ID
kc the m c:-d-co · 1

OMINOUS OCTET
Decreased
lncretin Effec

Increased
Glucagon
Secretion

0· mediko.. id \. 082n-3 03-8Z58


Kelas O,bat Keu n t u n ga n Kerugian Biaya - Ang 1oedema, urt ikaria,
Efek sa m ping atau efek d erm ato l□gis
-Sitaglip t fn - Ti olak m enye ba blca n
la in ¥ang dim e d iasi
ga s t rn in te s.t ina l Penghambat DPP- -Vi ld agl1ptin h1pog!]ike m ia
Ti dak me nyeb ab ka n respon imwm
Ri s iko a s id o s is la kta t 4 -Saxagli p liin - Dlto le rans idengan
hipo gli ke m ia - Pan kre at1t is a kut
Defl s ie ns i vitamin B 1 2 -Un agl1pt in ba ik
Big ua 11id e Me tfm rni11 - Menumn ka n
Kont ra1ind ika s i p a da
- H□sp ita lfsas i akibat
ke ja d ia n CVD gaga ljan t ung
GGK, asidosis,
hipoksia, dehid ra si - lnfo ksi uroge nital
Re11dah - iridak me nyeba bkan - Poli u111a
- Efe k h ipog li ke mik - Da pa gl1fo 2in hf pog like mia - Hipovo le nnia/
- Gli be ncla m id e
hiat P,eng h am bat SGLT - Canag lifoz11n - t beirat bada n Hipote nsV
Ris iko hipoglikemia
- Gli p izid e
- Me n um nka n
-
1 - E mpag lifoz1in iekana 111,olarah pusing
Tinggi
Sultonii u r ea - Gli cla z ide
komplikasi
Be rat ,badan - Efe ikt if u nt uk sem u11 LDL
- Glim e p ir ide me ning ka t fase DM kreat inin (t ran sie nt )
mi krova skule r

M e n u ru n ka n gltJ lmsa - Efek sa mp ing '61 (mu al,


Gl inid :R<E!pag lin id e
p.o st p ra n,dial munt ah, dia ire )
- Lir.a gluti.d e - Tidak me niye lba bkan
- ifidak me11yeba bkan Beirat b a da n
hf p□g,like mia
- l denyut j a nt ung
- Se rnaglut icde
- Hipe rpla s ia C-ce llatau
hi pogl ikem ii:i me nin gika.t Ago nis resept or - Li:idse rni t:1de· - J g!]ulkoda da r a h
t u mor med u llatiiro ld
TZD Pio gllt a zo ne
- l HDL Ed e ma , gag:c1 Ija:nt u ng G lP-1 - Albi utfde • pmtprand1a!
jpada hewan m b a )
- ! TG Risllko fralktu ir - E:ilienat ide * ! beberapa risii()o
- ! CVD event me nin i::i.fkat p a da - Du lagjiut ide ka rd iovaskular
- Pa nkre at it1s.akut
- Ben t uknya inje ksii
w an it am e n o p a u s e - Butuh la;t ihan kh usus
'Sedang
- ridalk me111y,eibabkan Efe ktiiviit a s p e n u r u n a n - Hipo lke m1a
,h pog Hkem ia, Respons!flya
P:eiflg h am ba:t Alcsedang - Beral: bada 11na ik
- ! 6 l1iJm ;a d a r a h umversal
Efek m ito genik
A lf.a. gjluco s ida se A ca r b o s e Efek sa mp ing 6 1 lns.u lln Lihat La mp i:ran-2 Efe ktif Bervariasi
pos t p ra n d ,ial - Daii:im s ed ia a n inj e ksi
- P.envesuaian dosis. menurunfcan
ke;jad 1an CVD Tidak nya m an
haru:s sering dila ku lka n lukosa daral-i
- Perlu pelathia n p asie n

·Cj mediko .id . \. 082 - 3 03 - 8Z58


PEMILIHAN OBAT PADA KONDISI KHUSUS :
INDIKASI
HbA1c >9% dengan dekompensasi metabolik, penurunan
BB yang cepat, komplikasi akut hiperglikemi, gagal dengan
OHO, stress berat, DM gestational, gangguan ginjal/hepar
yang berat, kontraindikasi OHO
KRITERIA PENGENDALIAN DM
INSULIN

Parameter Sasaran
IMT 18,5-<23
Prandial Basal Tekanan darah <140/<90
50% 50%
GDP 80—130
GD2PP <180
HbA1c <7%
Kadar LDL <100 (<70 bila resiko
KV sangat tinggi)
Kadar HDL Laki-laki >40,
perempuan >50
Trigliserida <150 mg/dL
Snowflake
EDIKO.ID
m ake rnc ma d - co s • 1
p°f=Tl!I ( Perni J.011)
MEDIKOLOGIC .

Rl a11 be<i«t
_ G\u 1r, J.Ot f-0 _ D1- 15. (OOAI Jctlam
_ uk colu !4ltm 1;·M ff/)
m
el
r
\'=:, MU\0

3,( Jt0Ll?an11
NotK ©D -;
q
. ) 61t.PtllJ
1 mi \'I.J, OlfOf.
\tf ODID7• IS\)· ,•.,
(00 ntL flltr/, ·-=-.D
4la11 l O\tcnl
-<nl 040t
ji ' 1)4')•/..,l -8cc/
T G_ila I fll JI - 0).{)t 1 - \00cc/"""'
Dto/, 1r:;el)l\ '¥1 \S"'t,,,l
- GL on l (rM)-l d'
IV \I\ kah1 f A\kklol(,.
Mcdoutn.rti 1\'"'/ !\l\Otl,r ..

- C G!l4"1fIHMcq
- - - --==== =::::: -=-=-=-===1
(j mediko.. id \. 0821-3 03- 8Z58
Krisis Hiperglikemi
Komplikasi akut yang dapat terjadi pada diabetes mellitus tipe 1 dan 2

Ketoasidosis Diabetikum Status Hiperglikemi Hiperosmolar


• Komplikasi akut diabetes yang ditandai • Peningkatan glukosa darah sangat tinggi
dengan peningkatan kadar glukosa darah (600-1200 mg/dl) tanpa tanda dan gejala
yang tinggi (300-600 mg/dl), disertai tanda asidosis
dan gejala asidosis • Osmolaritas plasma sangat meningkat (330-
• Osmolaritas plasma meningkat (300-320 380 mOsm/ml)
mOsm/ml) • Plasma keton (-/+)
• Plasma keton (+) kuat • Anion gap normal atau sedikit meningkat
• Peningkatan anion gap
Patogenesis
Ketoasidosis Diabetikum Status Hiperglikemi Hiperosmolar

• Defisiensi insulin absolut menyebabkan • Defisiensi insulin relative  cukup


peningkatan lipolysis dan ketogenesis untuk menghambat ketogenesis, namun
 ketonemia dan asidosis metabolic tidak cukup untuk mencegah
• Peningkatan glukogenolisis dan hiperglikemi
gluconeogenesis oleh hepar dan ginjal • Terjadi diuresis osmotic → semakin
→ hiperglikemi dan hiperosmolaritas hiperglikemi dan peningkatan
konsentrasi protein plasma → dehidrasi
Manifestasi Klinis
Ketoasidosis Diabetikum Status Hiperglikemi Hiperosmolar

• Lebih akut (<24 jam) • Proses perjalanan penyakit lebih lama


• Poliuri, polidipsi, muntah, dehidrasi, (hitungan hari-minggu)
lemah, perubahan status mental • Poliuri, polidipsi, dehidrasi, lemah,
• Mual, muntah, nyeri perut perubahan status mental
• Turgor kembali lambat • Gejala neurologis (hemianopsia,
• Pernapasan kussmaul  respon hemiparesis, kejang)
terhadap asidosis metabolic • Takikardi, hipotensi
• Takikardi, hipotensi
Complete initial evaluation. Check capillary glucose and serum/urine ketones to confirm hyperglycemia and
ketonemia/ketonuria. Obtain blood for metabolic profile. Start IV fluids: 1.0 L of 0.9% NaCl per hour.t

T
Determine hydration status
+
l
Bicarbonate

pH<!: 6.9
+
pH< 6.9
l
100mmol in
IV Route
+
(OKA and HHS)

i
Insu lin: Regular
+
IV Route
(OKArd HHS)
Potassium

!
Establishadequate
renal function (urine
output - 50 ml/hr)
400ml H2O
+ 20mEq 0.1 U/kg/8.Wt. l

I
Severe Cardiogenic KCL. infuse as IV bolus

!
Hypovolemia Mild shock for 2 hours 0.14 U/kg Bwt/hr
dehydration
! l as IV continuous
insulin infusion K• <3.3 mEq/L K• >5.2mEq/L
0.1 U/kg/hrIV
Administer 0.9% Hemodynamic Repeat conl inuous
NaCl (1.0 Uhr) monitoring/ every insulin infusion
pressors 2 hours Hold insulin and give Do not give K•,
until pH 7. .L 20 - 30 mEq /hr but check serum K•
Evaluate corrected
Monitor Until K• > 3.3mEq/L every 2 hrs.
serum Na•i If serum glucose does not fall by at
serum K•
l 1 l
least 10% in first hour, give 0.14
every 2 hrs.
U/kg as IV bolus, then continue
previous Rx
Serum Na• SerumNa• Serum Na•
high normal low HHS K'= 3.3-5.2mEq/L
I
l
0.45% NaCl
l
0.9% NaCl
When serum glucose
reaches 200 mgfdl, reduce
regular insulin infusionto
When serum glucose
reaches 300 mg/di, reduce
regular insulin infusion to
(250-500 ml/hr) (250-500 ml/hr) 0.02 - 0.05 U/kg/hr IV, or give 0.02 - 0.05 U/kg/hrIV. Keep Give 20 - 30 mEq K• in each
depending on depending on rapid-actin g insulin at 0.1 serum glucose between 200 liter of IV fluid to keep serum
hydration state hydration state U/kg SC every 2 hrs. Keep and 300 mg/di until patient is K+ between 4-5 mEq/L
mentally alert.
I I serum glucose between 150

1 and 200 mg/di until resolution


of DKA
When serum glucose reaches
200 mg/di ( DKA ) or 300 mg/di
(HHS), change to 5% dextrose Check electrolytes, BUN, venous pH, creatinine and glucose every 2 - 4 hrs until stable.
with 0.45% NaCl at 150-250ml/hr After resolution of DKA or HHS and when patient is able to eat, initiate SC multidose
insulin regimen. To transfer from IV to SC, continue IV insulin infusion for 1 - 2 hr
after SC insulin begun to ensure adequate plasma insulin levels. In insulin narve
patients, start at 0.5 U/kg to 0.8 U/kg body weight per day and adjust insulin as needed.
Look for reci italin cause s .

·Cj mediko .id . \. 082 -34 03 -8Z58


Soal No. 1
Pasien perempuan berusia 47 tahun datang ke dokter untuk kontrol penyakit diabetes
yang dimilikinya. Pasien mengeluhkan berat badannya menurun sebanyak 7 kg dalam
3 bulan. Pasien juga mengeluh sering merasa lapar dan haus. Pasien terdiagnosis DM
sejak 3 bulan yang lalu dan sejak saat itu pasien mengaku sudah melakukan pola
hidup sehat namun belum meminum obat. Riwayat penyakit lain disangkal.
Pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 110/80mmHg, nadi 84x/menit, RR 18x/menit,
suhu afebris. Dari pemeriksaan lab didapatkan GDP 265 mg/dl dan HbA1C 9,1%.
Tatalaksana yang perlu diberikan pada pasien saat ini adalah?
a. Metformin
b. Insulin
c. Metformin dan glibenklamid
d. Akarbose dan glimepiride
e. Canagliflozin dan metformin
Soal No. 2
Pasien perempuan usia 58 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan penurunan
kesadaran sejak 3 jam yang lalu. Pasien sebelumnya sempat mengeluhkan demam
dan batuk sejak 4 hari yang lalu dan mulai mengalami penurunan nafsu makan. Pasien
memiliki riwayat diabetes sejak 3 tahun yang lalu dan tidak rutin kontrol. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran somnolen, TD 100/70 mmHg, nadi 86x/menit,
RR 26x/menit, suhu 38,3oC, ronki basah pada kedua paru. Hasil pemeriksaan lab
didapatkan GDS 670 mg/dL, osmolaritas 365 mOsm/kg, keton urin (-), pH 7,40, serum
kreatinin 1,1 mg/dL. Diagnosis pasien yang tepat adalah?
a. Ketoasidosis metabolic
b. Ensefalopati uremikum
c. Hyperosmolar hyperglycemic state
d. Krisis hipoglikemia
e. Asidosis respiratorik
Soal No. 3
Pasien perempuan usia 62 tahun dibawa ke IGD RS dengan keluhan penurunan
kesadaran sejak 2 jam yang lalu. Pasien sebelumnya sempat mengeluhkan keringat
dingin, gemetar dan pandangan kabur. Pasien diketahui menderita kencing manis sejak
10 tahun yang lalu dan mengonsumsi 3 macam obat antidiabetes. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan keadaan umum lemah, TD 140/80 mmHg, denyut nadi 102x/menit, RR
20x/menit, suhu 36,6oC. Hasil pemeriksaan GDA 50 mg/dL. Golongan obat yang paling
sering menyebabkan kondisi pasien tersebut adalah?
a. Thiazolidinediones
b. OPP IV inhibitor
c. Sulfonilurea
d. Biguanide
e. Alfa glucosidase inhibitor
Soal No. 4
Pasien perempuan usia 54 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan sesak sejak 3 jam
yang lalu. Pasien juga mengeluh demam dan batuk sejak 5 hari terakhir. Pasien juga
merasa lemas dan tidak nafsu makan sejak 2 hari terakhir. Pasien memiliki riwayat
penyakit diabetes mellitus. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD 90/60 mmHg, nadi
104x/menit, RR 28x/menit, napas cepat dan dalam, suhu 37,8oC. Hasil pemeriksaan
lab didapatkan WBC 12.000, Hb 12, PLT 210.000, GDS 530 mg/dL, pH darah 7,3.
Tatalaksana awal yang tepat diberikan pada pasien adalah?
a. Cairan NaCl 0,9%
b. Cairan ringer laktat
c. Koreksi pH darah
d. Bolus insulin basal
e. Koreksi kadar kalium

Soal UKMPPD Batch Agustus 2021


Soal No. 5
Pasien peremuan usia 27 tahun datang dengan keluhan sering BAK pada
malam hari sejak 2 bulan yang lalu. Pasien juga merasa sering haus dan lapar.
Pasien mengalami penurunan berat badan sebanyak 5 kg dalam 2 bulan
terakhir. Hasil pemeriksaan tanda vital dan status nutrisi dalam batas normal.
Hasil pemeriksaan penunjang didapatkan GDP 265 mg/dL, HbA1c 8,3.
Ditemukan antibodi IA2 dan IAA (+). Diagnosis pasien yang tepat adalah?
a. Diabetes mellitus tipe 1
b. Krisis hiperglikemia
c. Diabetes mellitus tipe 2
d. Maturity onset diabetes of the young
e. Latent autoimmune diabetes of the adult
Soal No. 6
Pasien laki-laki usia 17 tahun diantar keluarganya ke IGD dengan keluhan badan lemas sejak 2
minggu yang lalu dan semakin hari semakin memberat hingga mengganggu aktivitas sehari-
hari. Pasien juga mengeluh sering haus, sering lapar, dan sering BAK. Pasien mengalami
penurunan berat badan hingga 10 kg dalam 1 tahun terakhir. Kedua kaki sering kesemutan dan
pandangan mata kabur tanpa ada riwayat kelainan refraksi. Hasil pemeriksaan fisik pasien
tampak lemas, IMT 17,2kg/m2, TD 100/70mmHg, nadi 85x/menit, RR 20x/menit, suhu 36,3oC.
Hasil pemeriksaan lab GDS 478, Hb 10,8, leukosit 5000, HCT 38, PLT163000.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilaksanakan untuk menegakkan pasien tersebut
adalah?
a. Urinalisis
b. C-peptide dan autoantibodi
c. SGOT dan SGPT
d. BUN dan SC
e. Glukosa darah puasa
Glandula Hipofisis

Hipofisis Anterior Hipofisis Posterior

Growth Hormone Oksitosin


Regulasi pertumbuhan badan • Stimulasi kontraksi otot polos uterus
• Stimulasi ejeksi ASI dari glandula mammae
Thyroid-stimulating hormone
Stimulasi sekresi hormon tiroid dan ADH/Vasopressin
pertumbuhan glandula tiroid
• Konservasi H2O saat pembentukan urin oleh
Adrenocorticotropic Hormone nefron ginjal (efek antidiuretic)
• Kontraksi otot polos arteriolar
Stimulasi sekresi kortisol, pertumbuhan korteks
adrenal
FSH LH Prolaktin
EDIKO.ID

: \andI,-1itj:)id
m a k e t h e me d - c o s . I

T . . . . . . . . .
o", , o:t,:
\.,.,U --1 . 6 ( N.JQLAN ·
: ) : f>l"O t11cttob oliffll e
rig ht
lobe . . . . . .
. .lf \l E'l .
. .· . .

·: /·· ···
Co.kAtO"'n .:. . d rf>r Od 'IC-\\. o,eh . QQ( gtraF- Cl+·IV\ enecl\ 1·
-- . J.,. .. : : e.,.\ Qf"of'o\itr-Al'4tt
· C"G
' f\ fjf Q "9 a.1r-e.al,\Glt . -_- EIKO LOG IC

·harrt:,QI-·pe1epoJQn· tc.o,c\um •!jQ • • : : iidolC : : : .


. 1 C . 0 4 s t d l )
i!
u..
::c
!:2 NTI or Pt. f.ico.ic.t : - M EDIKO LOGIC
._ ::c on ELTROXIN
0 . J; .
zw -I . J U\ on·lidQh
0><
<I
:E
I: : : ge,ak:?: :
>- z
F
C
·/·
. . .
. -1-ida . -
UJ
w ;: .1 ·. .. . J, .
"
IL
0
...J
. .

•,tiroid
LOW HIGH

THYROID S11 ULATING HORMONE - TSH


EDIKO.ID
m a k e t h e med-cos . I

¢ M EDIKO LOGIC · ·
• Itct·t a ·tc.u nc.i · : · · · · · · · · · · · · · ·
i r :p • \'!'u : :S A :
'f 4: : o f t r i :-+ n:- j :\-t, .s otc
/ t\,' po .... .9un r'.,9 . . ll:.· f\ OSI.al . -t ·
. <ooi.t - er c
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . -- - - - -------
Hipotiroid
Hipotiroidisme adalah berkurangnya efek tiroid di jaringan. Terdapat 3 bentuk hipotiroidisme yaitu sentral,
hipotiroidisme primer dan akibat etiologi lainya.
Tanda Dan Gejala
1. Cepat lelah, mudah mengantuk dan lamban
2. Rambut dan alis rontok
3. Berat badan naik
4. Suara serak, lamban bicara dan dispnea
5. Obstipasi, depresi
6. Oligomenorrhea dan infertile.

Pemeriksaan Fisik
• Kulit kering, pucat, kasar, dingin
• Edema wajah
• Reflex fisiologis menurun
• Obesitas
• Edema ekstremitas
• Bradikardia
INGAT : yang pertama di cek selalu TSH!!
Indeks diagnosis dapat menggunakan skor
billewicz apabila >25 maka hipotiroid.
Koma Miksedema
• Levothyroxin : pagi hari dalam keadaan perut Hipotiroid dekompensata berat yang mengancam
kosong. Dosis rerata L-T4 adalah 112 mcg/hari atau hidup. Dapat disebabkan oleh infeksi (septikemia,
1,6 mcg/kgBB pneumonia, ISK dan selulitis), stress (serebrovaskular
• Untuk hipotiroid subklinis tidak dianjurkan aksiden, infark miokard, gagal jantung), dan trauma
memberikan terapi rutin apabila TSH <10 mU/L akut.

Pengobatan KM
meliputi pemberian
hormone tiroid,
pengobatan umum,
ventilator,
hipotermia dan
hipotensi.
Goiter endemik
• Merupakan pembesaran kelenjar Grading goiter berdasarkan WHO:
tiroid yang terjadi di suatu daerah Grade Deskripsi
akibat defisiensi yodium.
0 Tidak terlihat dan tidak teraba
• Merupakan penyebab utama
goiter
terjadinya struma difus non toksik.
• Biasanya terjadi di lingkungan yang 1 Goiter teraba namun tidak terlihat
kandungan yodium pada tanah dan air apabila leher dalam posisi normal
minumnya rendah. Lebih sering terjadi 2 Goiter terlihat jelas saat leher dalam
di daerah pegunungan. posisi normal

Defisiensi yodium Hipofisis TSH memacu aktivitas


Produksi hormon
sebagai bahan merangsang kelenjar tiroid → tiroid
tiroid menurun
baku hormon tiroid sekresi TSH membesar
Hipertiroid

Hipertiroid : peningkatan hormone tiroid

Tirotoksikosis merupakan manifestasi


yang muncul akibat adanya hypertitoid
TEST untuk EXOPHTALMUS
Lid lag sign, stellwag sign, joffroy sign, Dalrymple sign
Pemeriksaan Fisik Terarah
Grave’s Ophthalmopathy
Rosenbach’s sign: Jofroy’s sign: Otot fasial yang tidak bergerak
tremor palpebra superior saat menutup mata pada saat gerak bola mata ke arah atas

Stellwag’s sign: Melihat tanpa sering berkedip Moebius’s sign: Gangguan gerak
konvergen bola mata
Von Graef’s sign: Ketidakmampuan kelopak mata
atas untuk mengikuti gerak bola mata ke arah
bawah

Dalrymple’s sign: tampaknya sklera antara kornea


dan palpebral superior pada saat membuka mata

Lid lag sign: Kelopak mata atas berada di atas


iris pada saat gerak bola mata ke arah bawah

Eksoftalmus: Penonjolan bola mata


GRAVES DISEASE
(penyebab hipertiroid terbanyak)
• Perempuan > laki-laki, dan terjadi pada usia 40-60 tahun.
• Antibodi tiroid (+)  TSI/TBII (+), anti-TPO, anti-thyroglobulin.
• Gejala hipertiroid, ditambah :
• Goiter : difusa, tidak nyeri, bruit (+)
• Oftalmopati : edema periorbita, retraksi.
• Myxedema pretibial, disertai dermatopati infiltrative.

Skor Wayne, digunakan untuk


menilai hipertiroid. Interpretasi :
• Skor >19 : hipertiroid
• Skor <11 : eutiroid
• Skor 11-19 : equivocal

Untuk krisis tiroid, menggunakan


skor Burch-Wartofsky.
EDIKO.ID
m a k e t h e med -cos . I

. Cb. . lSt.t di.ln· f1""I· 1'irotd


. tJodul

·TSW ·J.,· TS"'t-1 ·J.,. ,., ... 1' -'f·tt \1w -


. . ..
· · . ·.

: :: ·J.
. . . . . . . . .
.. - · i+"f · ·. . lS'l-f (.111)
- 'i .. '-i
.1 .
..

/
- . J.,. - MEDIKOLOG I : J,: : : . .
, - iro il!.Off! ·c ..µ-3· TlH . 'JJORMQ\. . . +;roid .rw.Cl O'":

·1-- -
S«reti"g >1cm . . c.o . . .
. pt\.,men: '-,crri
13 tc,,<fC
p. - t u( , t or
· cte.n·amQ ·l . 1 .. . ...
td--· ·
·ccld ·
·ro d\l\e ·
u.s . nc,$J \t. . - · .
. .Qrnbar a() · Su.bCl,\".c.oJ ,vi e d
. 6c \Je.. '? C'fo\\otfl· op . f""1AC.

ya:
I · -\i"da"'
. G ,.:,1. v,\A...)

- MEDIK OLOGIC
• fY\u ,wnttlv\ Qr
.Gro.v.e.t' 9()ft{tl.. .
· OitQu\Q old nodule· odule Hot odul
· • .to C.. o 16-20% ma lignant Tc-99m < 5% m 1.ignant
m1 < l % malignaElt

o· mediko..id \. 082 -3A03 -8 /258


• PTU pada ibu hamil trimester 1.
• Metimazole dosis awal 15 mg/hari
dan dipilih untuk ibu hamil
trimester 2 dan 3.

Papa Satu, Mama Duatiga


PTU Trimester 1
Metimazol Trimester 2 dan 3

• Propanolol untuk control


takikardia, karena dapat
mencapai atrial fibrillasi
Krisis Tiroid
Dapat sebabkan Atrial Fibrillasi
• Merupakan penyakit hipertiroidisme
diserai dengan demam, penurunan
kesadaran dan kolaps PENANGANAN
kardiovaskular. • Suportif
• Tanda dan gejala : gejala khas • Rehidrasi cairan (NaCl, dextrose 5%)
hipertiroid, disertai perubahan • Antagonis aktivitas hormone tiroid
suasana hati, binggung sampai tidak • Blokade produksi hormone tiroid :
sadar, diare, dan amenorrhea. • PTU 300 mg tiap 4-6 jam oral. Pada kondisi sangat berat dapat
• Pemeriksaan Fisik : diberikan via NGT sebanyak 600-1000 mg loading, diikuti 200
• Sistem saraf terganggu mg PTU setiap 4 jam dengan dosis total sehari 1000-1500 mg
• Demam tinggi sampai 40 oC atau
• Takikardia • Metimazole 20-30 mg tiap 4 jam oral. Pada kondisi berat
• Dapat disertai gagal jantung dapat diberikan NGT sebanyak 60-100 mg.
kongestif. • Blokade ekskresi hormone tiroid : lugol 8 tetes tiap 6 jam
• Diare dan ikterus • Penyekat beta : propranolol 20-40 mg tiap 6 jam
Tiroiditis
• Merupakan penyakit inflamasi pada tiroid.

Sumber:https://www.nejm.org/doi/full/10.1056/nejmra021194?journalCode=nejm&journalCode=nejm&journalCode=nejm&jour
nalCode=nejm&journalCode=nejm&journalCode=nejm&journalCode=nejm&journalCode=nejm&journalCode=nejm
Soal No. 7
Seorang laki-laki usia 38 tahun dibawa ke IGD karena mengalami penurunan
kesadaran. Diketahui pasien 2 bulan terakhir sering mengeluh berdebar-debar dan
berkeringat. Pasien juga mengalami penurunan berat badan meskipun nafsu
makannya normal. Pasien sudah sempat berobat namun tidak melanjutkan pengobatan
sejak 3 minggu yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD 140/90 mmHg,
frekuensi nadi 122x/menit, suhu aksila 38,9C. Terdapat benjolan difus pada leher. Hasil
GDA 102 mg/dL. Tatalaksana yang tepat diberikan kepada pasien adalah?
a. Hidrokortison
b. Fludrokortison
c. Insulin rapid acting
d. Propiltiourasil
e. Levotiroksin
Soal No. 8
Pasien laki-laki usia 37 tahun datang dengan keluhan benjolan pada leher. Keluhan
disadari sejak 5 bulan yang lalu dan dikatakan tidak nyeri dan tidak bertambah besar.
Keluhan berdebar-debar, penurunan berat badan dan sering berkeringat disangkal.
Pasien tinggal di daerah pegunungan dan beberapa tetangga pasien juga memiliki
keluhan serupa. Hasil pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Teraba massa difus
di anterior colli, ikut bergerak saat menelan, nyeri tekan (-). Mekanisme yang
mendasari kondisi pasien tersebut adalah?
a. Hipotiroidisme kongenital
b. Adenoma hipofisis
c. Inflamasi kelenjar tiroid
d. Defisiensi yodium
e. Adenoma tiroid
Soal No. 9
Pasien perempuan usia 34 tahun datang dengan keluhan benjolan di leher yang
dirasakan sejak 2 bulan terakhir. Keluhan disertai rasa lemas, sulit BAB dan
demam hilang timbul. Pasien juga mengeluhkan peningkatan berat badan
meskipun nafsu makan seperti biasa. Hasil pemeriksaan tanda vital dalam
batas normal. Pada pemeriksaan leher didapatkan benjolan difus yang ikut
bergerak saat menelan. Hasil pemeriksaan histologis didapatkan Hurthle cell.
Diagnosis pasien tersebut adalah?
a. Struma nodusa toksik
b. Tiroiditis Hashimoto
c. Tiroiditis akut
d. De Quervain thyroiditis
e. Adenoma tiroid
Soal No. 10
Seorang pria usia 40 tahun dating ke dokter dengan keluhan benjolan di leher yang
bergerak saat menelan. Pasien juga mengeluh berat badannya meningkat drastis dalam 3
bulan ini disertai dengan rasa tidak tahan terhadap suhu dingin. Pemeriksaan fisik
didapatkan benjolan diffuse di leher, TD 120/80 mmHg, RR 20x/menit, nadi 55x, suhu
afebris. Pemeriksaan FNAB didapatkan gambaran hurthle cell.
Kemungkinan diagnosis pasien adalah
a. Tiroiditis akut
b. Tiroiditis Hashimoto
c. Grave disease
d. Giant cell tiroiditis
e. Gondok endemis
Soal No. 11
Pasien laki-laki usia 27 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan berdebar-debar
sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan disertai mudah berkeringat dan BAB lebih dari 3 kali
dalam sehari. Pasien juga mengeluhkan penurunan berat badan dan mudah merasa
lapar. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg, denyut nadi 102x/menit
regular, oftalmopati, dan pembesaran kelenjar tiroid yang difus.
Diagnosis yang paling mungkin untuk kasus tersebut adalah?
a. Tiroid de Quervain
b. Tiroiditis Hashimoto
c. Graves disease
d. Karsinoma tiroid
e. Goiter endemis
Soal No. 12
Pasien perempuan usia 33 tahun datang dengan keluhan benjolan pada leher
yang diketahui 1 bulan yang lalu. Keluhan disertai gemetar pada tangan. Pasien
juga mengeluh frekuensi BAB nya meningkat dan berat badannya menurun
meskipun sedang tidak diet. Sebelum keluhan muncul pasien sempat
mengalami batuk pilek. Hasil pemeriksaan leher didapatkan benjolan difus yang
ikut bergerak saat menelan dan nyeri saat ditekan. Diagnosis yang paling
sesuai untuk kasus tersebut adalah?
a. Grave’s disease
b. Tiroiditis Hashimoto
c. De Quervain thyroiditis
d. Hipotiroidisme
e. Struma nodusa toksik
Paratiroid

KATA KUNCI
• Paratiroid naikan Ca turunkan
phosphate.
• Calcitonin berlawanan dengan
paratiroid
PTH Etiologi

HiperPTH primer Adenoma PTH

HiperPTH sekunder CKD

HipoPTH primer Reseksi tiroid

HipoPTH sekunder Tumor penghasil Ca

Hypocalcemia

C onvulsion
A ritmia
T etanus Chvostek Sign Trosseau Sign
S pasme dan stridor
Hiperparatiroid
Pemeriksaan Calcium (Ca) Fosfat Alkaline PTH Vitamin D
Penunjang Phospatase (ALP)
Hiperparatiroidisme Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Tinggi
Primer disertai
hiperkalsiuria
Hiperparatiroidisme Normal atau CKD : Normal/ tinggi Tinggi Tinggi Rendah
Sekunder rendah Etiologi lain : rendah
Hiperparatiroidisme Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Rendah
Tersier Tinggi
Hiperparatiroid
Hiperparatiroidisme Hiperparatiroidisme Hiperparatiroidisme
Primer Sekunder Tersier
- Adenoma - Gagal ginjal - Autonomous
paratiroid (penurunan hypersecretion of
- Hyperplasia produksi calcitriol) parathyroid hormone
- Karsinoma - Penurunan kalsium (hiperparatiroidisme
- Familial darah (low intake, sekunder kronik,
Hypocalciuric defisiensi vitamin setelah transplantasi
hypercalcemia D, malabsorbsi) ginjal)
- Hyperparathyroid- - Hambatan resorbsi
jaw tumor (HPT- tulang
JT) syndrome
- Familial isolated
hyperparathyroidis
m (FIHPT)

Source: AAFP (American Familial Physician)


Cushing Syndrome
Pemeriksaan Penunjang

• Elektrolit : hipokalemi dan hipernatremia.


• Hiperglikemia
• Imaging CT dan MRI untuk lokalisasi lesi.
,.,
dl

!
ACTiH

< 6 pglrn >:20 pg/ml


ACTH- S•.:2D pgJml
ACTH nd pndentCS ACTH-tf.e pinde nt CS
CRIM t ting
8 m g 0 .·DEX
Ud 'dle's, lesl
Adren:alCT • Pilui ry MRI
• CRH
■ l!, mg ON D

NAO o MAD

a:
2 or
po CRH or ODA.VP ::.3
Oh s CTtAbdo. PET-s 11

Cushing d sea:s
Ectoprc.AC -secret n.ghi1mor ·Cj mediko .id . \. 082 - 3 03 - 8Z58
Tatalaksana
• Cushing eksogen  Tappering off steroid eksogen.
• Cushing endogen : tumor adrenokortikal, adenoma hipofisis, ACTH secreting ectopic
t u m o r jika operable  reseksi
• Apabila inoperable  menggunakan obat untuk supresi sintesis kortisol : metyrapone,
mitotane, ketoconazole.

Pseudocushing disease = cushing syndrome

pseudocushing syndrome = cushingoid karena stress/alkohol


Aldosteron Kortisol Androgen
rendah rendah rendah
• Na turun • TD turun • Libido turun
• K naik • GD turun • Amenorrhea
• Dehidrasi • ACTH/MSH • Muscle
• BB turun naik wasting
• Pigmentasi • Loss pubic
hair

Hiperpigmentasi : ciri khas


Addison disease
Krisis Hipoadrenal
Cosyntropin test Kondisi hipodrenal yang mengancam jiwa. Dapat terjadi akibat
Addison disease, penghentian steroid secara mendadak, sepsis
dan trauma.

• Hipotensi ortostatik Pemeriksaan kadar kortisol dan


• Takikardi ACTH pada jam 9 pagi.
• Penurunan suhu tubuh Penurunan serum kortisol
• Tanda hiperpigmentasi hingga undetectable.
• Syok
• Penurunan kesadaran

TATALAKSANA
Hidrokortison intravena 100 mg stat dapat menggantikan
mineralokortikoid dan glukokortikoid. Dilanjutkan 100 mg/6 jam
untuk 24 jam pertama, kemudian ½ dosis untuk hari berikutnya. Atau
Pada Addison disease, dengan iv bolus 100mg dilanjutkan 100-300mg/24 jam bisa iv drip.
pemberian cosyntropin, tidak terdapat
peningkatan cortisol.
Prolaktinoma
• Hiperprolaktinemia non puerperal sering berkaitan dengan adenoma pituitary
• Prolaktin diproduksi di kelenjar hipofisis anterior  berfungsi dalam
perkembangan payudara selama hamil dan induksi laktasi
Etiologi Manifestasi Klinis
• Kondisi fisiologis seperti kehamilan • Prolactin supresi GnRH  Gangguan siklus menstruasi,
• Aktivitas berlebihan, riwayat penurunan libido, infertile
operasi/trauma, gagal ginjal, sirosis • Galaktorrhea
• Hipotiroidisme • Hipoestrogenism  dyspareunia, osteopenia
• Obat-obatan (metildopa, fenotiazin, • Hipogonadism  testis kecil
risperidone) • Efek massa  nyeri kepala, gangguan lapang pandang,
neuropati kranialis, kejang
• Disfungsi seksual ginekomastia
Tatalaksana
• Menghentikan obat pencetus
• Bila asimptomatik  Bromokriptin mesilat
• Indikasi operasi
o Intoleransi atau resisten terhadap obat
o Gangguan lapang pandang persisten
o Tumor kistik besar/perdarahan
Porfiria
• Sekumpulan penyakit metabolik herediter terkait gangguan pada jalur sintesis heme
• Akibat deposisi porfirin dalam tubuh  bergejala
• Tipe tersering: acute intermittent porphyria  Defisiensi porphobilinogen deaminase (PBD)

Tanda dan Gejala Pemeriksaan


1. Abdominal Pain  tanpa nyeri tekan PF:
2. Polyneuropathy & gejala neurologis lain • Takikardi, hipertensi
 kejang, paralysis • Neurologi  refleks tendon menurun, paralysis
3. Psychiatric symptoms  ansietas, Laboratorium:
insomnia • Hiponatremi
4. Port wine-colored urine • Urin: porfobilinogen meningkat, uroporfiirin III
5. Precipitated by an exposure → tersering
obat (inducers CYP450) Tatalaksana
▪ Serangan berat  Infus heme
▪ Serangan ringan  glukosa
Porfiria
Soal No. 13
Pasien perempuan usia 36 tahun datang dengan keluhan kebas pada tangan, kaki dan
sekitar mulut sejak 2 bulan yang lalu dan memberat 1 bulan terakhir. Pasien juga
mengeluhkan kram pada kedua kaki. Pasien juga sempat berobat ke psikiater karena
kesulitan tidur dan kurang bersemangat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Pasien memiliki riwayat penyakit kanker tiroid dan sudah menjalani operasi tiroidektomi
3 bulan yang lalu. Riwayat penyakit lain tidak ada. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan
chovstek sign (+) dan trousseau sign (+). Pemeriksaan penunjang yang diperlukan
untuk menegakkan diagnosis pasien tersebut adalah?
a. Kadar TSH dan TRH
b. Kadar magnesium serum
c. Kadar ACTH dan tes stimulasi ACTH
d. Kadar kalsium serum dan hormon paratiroid
e. Kadar kalium serum dan TSH
Soal No. 14
Pasien perempuan usia 44 tahun datang dengan keluhan sulit BAB sejak 1
bulan yang lalu. Keluhan disertai nyeri pinggang dan rasa mudah lelah sejak 6
bulan. Hasil pemeriksaan x-ray didapatkan adanya urolitiasis. Hasil
pemeriksaan lab didapakan peningkatan kadar kalisum serum, penurunan
kadar fosfat serum dan peningkatan kadar PTH. Diagnosis yang tepat untuk
pasien adalah?
a. Hiperparatiroid tersier
b. Hipoparatiroid primer
c. Hiperparatiroid sekunder
d. Hipoparatiroid sekunder
e. Hiperparatiroid primer
Soal No. 15
Pasien perempuan usia 48 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri pinggang
sejak 6 bulan lalu. Pasien memiliki riwayat asma persisten. Hasil rontgen menunjukkan
demineralisasi difus dan fraktur kompresi vertebra lumbal 3 dan 4. hasil pemeriksaan
lab kadar kalsium serum 11,6 mg/dL, fosfat 2,1 mg/dL, PTH 102 ng/L, albumin 3,7
mg/dL, globulin 2,5 mg/dL, ureum 40 mg/dL, dan kreatinin 1,9 mg/dL.
Diagnosis yang tepat untuk passion tersebut adalah?
A. Hiperparatiroid primer
B. Hiperparatiroid sekunder
C. Hiperparatiroid tersier
D. Hipoparatiroid primer
E. Hipoparatiroid sekunder
Soal No. 16
Pasien perempuan usia 48 tahun datang dengan keluhan nyeri pinggang kanan yang
memberat sejak 2 jam yang lalu. Keluhan tersebut telah dirasakan berulang-ulang
sejak 1 tahun terakhir. Pasien juga mengeluhkan nyeri perut, mual muntah, dan rasa
lemas. Pasien diketahui memiliki riwayat batu saluran kemih dan sudah menjalani
operasi sebanyak 2 kali. Dari hasil pemeriksaan x-ray ditemukan gambaran
ureterolitiasis dextra dan kesan tulang osteoporotik pada lumbar. Hasil pemeriksaan
penunjang lain yang paling mungkin ditemukan pada kasus tersebut adalah?
a. Hiperkalemia dan QT interval memanjang
b. Hiperkalsemia dan QT interval memendek
c. Hipokalemia dan gelombang Q patologis
d. Hiperkalsemia dan gelombang T tall
e. Hiperkalsemia dan t inverted
Soal No. 17
Pasien perempuan usia 32 tahun datang dengan keluhan mual muntah dan sulit BAB.
Pasien juga mengeluh lemas, tidak nafsu makan dan mengalami penurunan berat
badan 6 kg dalam 1 bulan terakhir. Pasien memiliki riwayat penyakit autoimun dan rutin
mengonsumsi obat kortikosteroid namun 1 bulan terakhir pasien berhenti minum obat.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 90/70 mmHg, nadi 80x/menit, RR 18x/menit,
suhu 36,8C. Ditemukan hiperpigmentasi pada wahah, siku, telapak tangan dan lutut.
Hasil cosyntropin test didapatkan serum kortisol rendah dan peningkatan plasma
ACTH. Mekanisme yang mendasari kondisi pasien tersebut adalah?
a. Insufisiensi adrenal primer
b. Insufisiensi adrenal sekunder
c. Hipotiroidisme kongenital
d. Hipersekresi growth hormone
e. Hiperkortisolisme primer
Soal No. 18
Pasien perempuan usia 40 tahun datang dengan keluhan tidak menstruasi
sejak 7 bulan terakhir disertai keluarnya cairan dari payudara. Pasien juga
mengeluhkan nyeri kepala dan gangguan pengelihatan. Riwayat trauma dan
penyakit lain disangkal. Hasil pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Hasil
pemeriksaan CT scan kepala didapatkan massa pada hipofisis. Diagnosis yang
tepat untuk pasien tersebut adalah?
a. Addison disease
b. Cushing disease
c. Gigantisme
d. Prolaktinoma
e. Tumor adrenal
Faktor resiko utama selainan LDL untuk menentukan
Dislipidemia kadar yang ingin dicapai adalah :
Klasifikasi Kadar Kolesterol NCEP ATP III 1. Merokok
KADAR KOLESTEROL KLASIFIKASI 2. Hipertensi
3. Kolesterol HDL rendah
KOLESTEROL LDL : 4. Riwayat PJK dini dalam keluarga
• <100 mg/dL Optimal 5. Umur pria ≥ 45 tahun, wanita ≥55 tahun.
• 100-129 mg/dL Hampir optimal
Resiko Deskripsi
• 130-159 mg/dL Borderline tinggi
• 160-189 mg/dL Tinggi Rendah 0-1 faktor resiko, dengan Resiko PJK dalam 10 tahun
• ≥190 mg/dL Sangat tinggi terakhir <10%.

KOLESTEROL TOTAL Sedang ≥2 faktor resiko, dengan Resiko PJK dalam 10 tahun
• <200 mg/dL terakhir <20%.
Yang diinginkan
• 200-239 mg/dL Borderline tinggi Tinggi SALAH SATU : Riwayat PJK, salah satu bentuk lain PJK
• ≥ 190 mg/dL Tinggi yaitu diabetes, gagal ginjal kronis, bentuk lain
atherosclerosis ( stroke, PAD, aneurisma aorta abdominal)
KOLESTEROL HDL atau DM saja
• <40 mg/dL Rendah Sangat Tinggi DM dengan ≥1 faktor resiko atau DM + PJK
• ≥60 mg/dL Tinggi
Tatalaksana
NO KELOMPOK RESIKO TARGET LDL

1 Resiko rendah <160 mg/dL


2 Resiko Multiple <130 mg/dL
3 Resiko tinggi <100 mg/dL
4 Resiko sangat tinggi <70 mg/dL
Kelompok ini dikhususkan untuk pasien dengan Riwayat penyakit
kardiovaskuler dengan :
• Diabetes
• Faktor resiko yang sulit dikendalikan (masih merokok)
• Sindroma metabolic dengan faktor resiko multiple
• Pasien dengan SKA

Aktivitas Fisik Terapi nutrisi medis Berhenti Merokok


Kelas Senyawa Mekanisme Informasi
HMG-CoA Statin Hambat sintesis ES : miopati dan
Reductase kolesterol hepar peningkatan enzim
Inhibitor hati

Inhibitor absorbs Ezetimibe Hambat absorbs Gangguan cerna dan


kolesterol kolesterol dari diet dan konstipasi
empedu.
Bile acid Kolesistramin • Hambat sirkulasi Flushing,
sequestrant Kolestipol enterohepatic hiperglikemia,
• Meningkatkan hiperurisemia,
hepatotoksik,
perubahan asam
gangguan
empedu di hati. pencernaan
Fibrat Gemfibrozil �apoC3, �ApoA1 dan Dispepsia, batu
Fenofibrat ApoA2 → menurunkan empedu, miopati
TG dan menaikkan HDL. KI : CKD, penyakit
hepar
Asam nikotinat Niasin • Hambat mobilisasi Ruam, pruritus,
lemak perifer ke keluhan GI
hepar.
TERAPI STATIN
• Berdasarkan AHA 2013,
merekomendasikan statin sebagai obat
utama pencegahan primer dan sekunder,
obat lain hanya dipakai apabila terdapat
kontraindikasi atau keterbatasan dalam
pemakaian statin.
• Pendekatan terapi trigliserida tinggi :
1. Obat penurun kadar kolesterol LDL.
2. Ditambah obat fibrat atau nikotinik
acid, yang terdiri dari :
• Gemfibrozil 2x600 mg atau
1x900 mg
• Fenofibrat 1x200 mg
Sindroma Metabolik

> 90 cm > 80 cm
Diabetes Insipidus dan SIADH

Diabetes Insipidus
• Volume urin >3L per hari
• Osmolaritas urin <300
mOsm/kg

SIADH
• Euvolemia
• Osmolaritas serum <275
mOSm/kg
• Osmoaritas urin >100
mOsm/kg
• Ekskresi Na >40 mmol/L
• Hiponatremia
Pasien tidak boleh minum hingga terjadi
dehidrasi (ditandai dengan penurunan
BB 2% dan peningkatan osmolaritas
plasma >300 mOsm/kg). Urin output,
tekanan darah dan osmolaritas urin
kemudian diukur tiap 2 jam

• DI sentral : akibat kurangnya


sekresi ADH dari hipofisis
posterior
• DI nefrogenik : resistensi ginjal
terdapat ADH
• Polidipsi psikogenik : perilaku
meminum air berlebihan
(gangguan psikiatri)
EDIKO.ID Water Deprivation Test for Diabeteslnsipidus
m a k e the me d - co s . I o

/ /
Start at 8am For next 8 hourscheck:
>600
• Empty bladder, record the • Urine osmolality and weight After 8 hours mOsm/kg No diabetes
volume, send urine osmolality every hour (4pm), if urine
insipidus
• Take a serum osmolality • Serum osmolality every 2 osmolality:
• Record the patient's weight hours
Urine osmolality
'
l
>600mOsm/kg excludes
diabetes insipidus and
test can be stopped
Stop test and get help if when this is achieved
<600
weight loss >3% or serum
mOsm/kg
osmolality >300mOsm/kg

Causes: Hypokalemia, No increase in


hypercalcemia, chronic urine osmolality
Nephrogenic DI -' 14- - - - - -----,
renal disease, drugs
(lithium, demeclocycline)

• Give desmopressin 2µg IM


• Measure urine osmolality
hourly for next 4 hours
• Patient can eat or drink freely
now
Urine osmolality
Causes: Idiopathic , increases to
DIDMOAD, pituitary tumour, >600mOsm/kg
trauma , sarco idosis, Cranial DI
Sheehan's syndrom e, GRAM1Q;J-!1a;1
infect ion, haemorrhage

.Cj mediko .id . \. 082 -3 03 -8Z58


Soal No. 19
Pasien perempuan usia 31 tahun datang dengan keluhan lemas dan sering buang air
kecil. Frekuensi BAK hingga 25 kali/hari. Pasien juga mengeluh banyak minum dan
sering merasa haus. Keluhan penurunan berat badan dan sering merasa lapar
disangkal. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Hasil pemeriksaan lab
didapatkan GDP 98 mg/dL. Hasil pemeriksaan urin didapatkan glukosuria (-),
osmolalitas urin 265 mOsmol/kg. Hasil pemeriksaan water deprivation test didapatkan
osmolalitas urin 480 mOsmol/kg. Diagnosis pasien yang tepat adalah?
a. Latent autoimmune diabetes in adult
b. Diabetes mellitus tipe I
c. Polidipsi psikogenik
d. Diabetes insipidus
e. Maturity onset diabetes of the young
Soal No. 20
Pasien perempuan usia 48 tahun datang untuk pemeriksaan kesehatan rutin.
Pasien memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus sejak 2 tahun yang lalu dan
sudah rutin berobat. Hasil pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Hasil
pemeriksaan lab diketahui GDP 135 mg/dL, HbA1c 6,8%, HDL 35, LDL 250,
trigliserida 220. Target tatalaksana untuk pasien tersebut adalah?
a. LDL < 70
b. HDL > 40
c. Trigliserida < 200
d. Menurunkan LDL 20%
e. Meningkatkan HDL 25%
Soal No. 21
Pasien laki-laki usia 53 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sering buang air
kecil yang cukup mengganggu terutama malam hari. Pasien juga merasa sering haus.
Keluhan cepat lapar dan penurunan berat badan disangkal. Nyeri saat buat air kecil
dan demam disangkal. Riwayat trauma (-). Pada pemeriksaan lab didapatkan kreatinin
2,4 mg/dL, urin osm 150 mOsm/L, dan glukosa urin (-). Hasil pemeriksaan water
deprivation test didapatkan osmolaritas urin 258 mOsm/L. Pasien kemudian diberikan
desmopressin dan didapatkan osmolaritas urin 268 mOsm/L.
Diagnosis pasien yang tepat adalah?
A. Diabetes insipidus sentral
B. Diabetes insipidus nefrogenik
C. Polidipsia psikogenik
D. Inkontinensia urin
E. Diabetes mellitus tipe I
Soal No. 22
Pasien laki-laki usia 40 tahun dibawa ke IGD oleh keluarga dengan keluhan sesak
napas. Keluhan dirasakan sejak 3 bulan yang lalu dan memberat sejak 2 hari terakhir.
Pasien juga dikeluhkan sering mendengkur dengan keras saat tidur dan kadang
terbangun dari tidur karena seperti tersedak. Pasien juga mengeluh sering merasa
mudah lelah dan mengantuk. Riwayat penyakit lain disangkal. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan BMI 39 kg/m2, TD 130/90 mmHg, nadi 98x/menit, RR 28x/menit. Dari
analisa gas darah didapatkan PaCO2 46 mmHg. Diagnosis pasien adalah?
a. Hiperventilasi
b. Snoring
c. Sindrom metabolik
d. Obesitas sentral
e. Obesity hypoventilation syndrome
Soal No. 23
Seorang wanita, 50 tahun, datang untuk kontrol penyakitnya ke poliklinik
jantung dan pembuluh darah. 2 minggu yang lalu, pasien baru saja
mengalami serangan jantung, dan dirawat di ICU selama 5 hari. Pada PF,
didapatkan TTV normal. Pada pemeriksaan darah, didapatkan kadar
kolesterol 230 mg/dl, LDL 120 mg/dl.
Tatalaksana dislipidemia yang tepat pada pasien tersebut adalah...
a. Rosuvastatin 1x5 mg
b. Atorvastatin 1x40 mg
c. Simvastatin 1x20 mg
d. Simvastatin 1x10 mg
e. Atorvastatin 1x20 mg
Pubertas Terlambat (Delayed Puberty)
Jika tidak ada tanda
pubertas pada :
• Laki-laki usia 14 tahun
• Perempuan usia 13
tahun
Klasifikasi
• Hipergonadotropik
hypogonadism
(Hipogonadisme Primer)
• Hipogonadotropik
hypogonadism
(Hipogonadisme
Sekunder)

Sumber : https://www.paediatricsandchildhealthjournal.co.uk/article/S1751-7222(07)00145-X/abstract
Pendekatan Diagnosis Pubertas Terlambat
(Delayed Puberty)
• Pencitraan :
Usia tulang ( memastikan delayed puberty atau tidak), CT scan/MRI kepala dan
USG genitalia interna (atas indikasi)
• Hormonal (basal/uji GnRH)
LH, FSH, Prolaktin, estrogen, atau testosterone
• Analisis kromosom (dengan indikasi)

Sumber : https://www.paediatricsandchildhealthjournal.co.uk/article/S1751-7222(07)00145-X/abstract
Pubertas Prekoks
• Munculnya tanda-tanda seks sekunder usia <8 tahun (perempuan) atau <9 tahun (laki-laki)
• Disebabkan akibat peningkatan hormone seks steroid (estrogen & progesterone)

Pubertas Normal
Laki-laki Perempuan
Onset (tahun) 12.5 (9.5-13.5) 11.5 (8-13)
Tanda pubertas Peningkatan Breast budding
pertama volume testis
(>4 ml)
Growth spurt Tanner stage III Tanner stage II
Sekunes Pembesaran Pembesaran payudara →
testis  diikuti pertumbuhan rambut
pertumbuhan pubis  menarche (tahap
rambut pubis akhir pubertas)
Pubertas Prekoks
Klasifikasi
Gejala Klinis akibat Peningkatan Hormon Seks
GnRH dependent (central) Steroid
• Aktivasi dini aksis hipotalamus-hipofisis-gonad • Efek estrogen
 peningkatan gonadotropin  peningkatan ▪ ”tall child but short adult” → karena
hormone seks penutupan epifisis tulang dini
• Pubertas sesuai urutan ▪ Ginekomastia
• Efek testosteron
GnRH independent (peripheral) ▪ Hirsutism
▪ Acne
• Sekresi hormon seks secara otonom 
▪ Male habitus
menekan aksis hipotalamus-hipofisis-gonad
• Efek umum
• Laki-laki  Leydig cell tumor, gonadotropin-
▪ Sexual behavior
secreting tumor (germinoma, teratoma)
▪ Agresif
• Perempuan M c C u n e AlbrightSyndrome
Congenital Adrenal Hyperplasia
• Pembesaran kelenjar adrenal
• Diturunkan secara autosomal resesif
Fisiologi

Defisiensi enzim 21-hidroksilase (21-OH)


k a d a r kortisol rendah  terjadi feedback
negative  sekresi berlebihan hormone
A C T H hyperplasia kelenjar adrenal
Klasifikasi CAH
Dengan salt wasting • Kadar kortisol dan aldosterone rendah
• Kadar androgen tinggi  Pubertas prekoks, ambigu genitalia

Tanpa salt wasting • Dapat asimptomatik – gejala ringan


• Kadar kortisol dan aldosterone normal/hanya sedikit rendah
• Kadar androgen tinggi

Krisis Adrenal
• Akibat keterlambatan terapi, dosis terapi tidak adekuat, kondisi komorbid (demam,
hipoglikemia, operasi)
• Manifestasi klinis
o Tanda dan gejala syok, gangguan kesadaran
o Hipoglikemi, hiponatremi, hiperkalemi, asidosis metabolic
o Kelemahan, pigmentasi kulit, penurunan BB, mual muntah
Tatalaksana
• Mempertahankan ABC
• Rehidrasi 24 jam pertama dengan cairan kristaloid isotonic  24 jam
berikutnya dengan garam fisiologis dalam D5%
• Bila hipoglikemia  diberikan bolus Dextrose 10% 3 cc/kgBB
• Terapi replacement glukokortikoid dengan hidrocortison 100 mg/m2 injeksi bolus →
dilanjutkan hidrokortison 100 mg/m2/hari dibagi 6 dosis
• Koreksi elektorlit, metabolic, intensive care monitoring
• Terapi replacement mineralokortikoid dengan fludrocortisone 0,1-0,2 mg/hari,
diberikan segera setelah dosis hidrocortison menjadi dosis maintenance
Soal No. 24
Seorang anak perempuan usia 8 tahun datang ke IGD dengan keluhan lemas,
mual muntah dan rasa berdebar. Pasien sulit makan dan minum beberapa hari
belakangan. Setelah ditanya lebih lanjut, ternyata pasien memiliki kelainan pada
kelaminnya yang didapat sejak lahir. Pada PF, didapatkan TD 80/40 mmHg, HR
58x/m, RR 28x/m, Suhu 36,6, mata tampak cekung dan turgor kulit melambat.
Pada pemeriksaan daerah genitalia didapatkan rambut kemaluan sudah tumbuh
dan clitoris yang membesar. Pada pemeriksaan darah, didapatkan hiponatremia,
hiperkalemia, dan peningkatan 17-hidroksiprogesteron. Analisa gas darah
menunjukkan hasil asidosis metabolik.
Diagnosis yang paling tepat adalah...
a. Ambiguous genitalia
b. Congenital adrenal hyperplasia
c. Gastroenteritis akut
d. Hiperaldosteronisme
e. PCOS
Soal No. 25
Seorang perempuan 20 tahun dibawa ke poli RS oleh keluargaya karena ia belum
menstruasi selama 7 bulan. Menarche terjadi pada usia 17 tahun, dan menstruasi terjadi
secara berkala 28 hari sampai menjadi tidak teratur 1 tahun yang lalu. Pasien adalah atlet
voli putri. Pasien tampak kurus. Tingginya 165 cm dan berat 41 kg. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TD 90/50 mmHg, HR 60 x/menit, RR 20 x/menit, suhu afebris.
Apakah penyebab paling mungkin dari amenore pada pasien tersebut?
a. Hipogonadisme primer
b. Hipergonadisme hipogonadotropik
c. Hipotiroidisme
d. Hipogonadisme hipogonadotropik
e. Sindrom ovarium polikistik
m a k e the med-easy!

•<: mediko.id • • \. 0821-3403-8758


j
Bimbel Kedokteran Nomor #1 di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai