Endokrin Kelon Complete Februari 2023
Endokrin Kelon Complete Februari 2023
Endokrin
Mediko made the med-easy!
PERINGATAN
• Semua File Materi (PPT, PDF), File Try Out, dan Video Rekaman Kelas Mediko.Id Telah terdaftar
sebagai HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL PT. MEDIKO EDUKATIF INDONESIA dan Dilindungi
sepenuhnya oleh Hukum yang Berlaku
• Dilarang keras mengcopy atau memperbanyak Sebagian atau seluruh isi materi PT. MEDIKO
EDUKATIF INDONESIA
• Dilarang keras mengupload ulang video rekaman kelas PT. MEDIKO EDUKATIF INDONESIA
• Dilarang keras membagikan atau memperjual-belikan akun Try Out maupun Video
PT. MEDIKO EDUKATIF INDONESIA
• Jika terjadi pelanggaran akan diproses sesuai Hukum yang Berlaku (Undang-Undang Hak Cipta)
di Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp. 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah)
• Undang Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta
DIABETES MELITUS
The Egregious Eleven : penyebab hiperglikemia pada diabetes melitus
Keluhan DM :
• Keluhan klasik DM : polyuria, polydipsia, polifagia dan penurunan berat badan tanpa
sebab yang jelas
• Keluhan lain : lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada pria, sera
pruritus vulva pada wanita.
Penegakkan prediabetes juga bisa ditegakkan berdasarkan HbA1c : 5,7-6,4%
Diagnosis DM tipe 1
DIABETES MELITUS GESTATIONAL
TATALAKSANA DM TIPE 2
Terdapat 5 pilar dalam tatalaksana diabetes yaitu : Edukasi, manajemen diet, aktivitas fisik, obat-obatan dan
monitoring mandiri.
1. EDUKASI
2. Terapi Nutrisi Medis
Penyulit menahun DM
Notes:
• Pada penyakit
kardiovaskular : GLP-1
agonis dan SGLT-2.
• HbA1c tidak ada maka
memakai konversi
EDIK O.ID
kc the m c:-d-co · 1
OMINOUS OCTET
Decreased
lncretin Effec
Increased
Glucagon
Secretion
Parameter Sasaran
IMT 18,5-<23
Prandial Basal Tekanan darah <140/<90
50% 50%
GDP 80—130
GD2PP <180
HbA1c <7%
Kadar LDL <100 (<70 bila resiko
KV sangat tinggi)
Kadar HDL Laki-laki >40,
perempuan >50
Trigliserida <150 mg/dL
Snowflake
EDIKO.ID
m ake rnc ma d - co s • 1
p°f=Tl!I ( Perni J.011)
MEDIKOLOGIC .
Rl a11 be<i«t
_ G\u 1r, J.Ot f-0 _ D1- 15. (OOAI Jctlam
_ uk colu !4ltm 1;·M ff/)
m
el
r
\'=:, MU\0
3,( Jt0Ll?an11
NotK ©D -;
q
. ) 61t.PtllJ
1 mi \'I.J, OlfOf.
\tf ODID7• IS\)· ,•.,
(00 ntL flltr/, ·-=-.D
4la11 l O\tcnl
-<nl 040t
ji ' 1)4')•/..,l -8cc/
T G_ila I fll JI - 0).{)t 1 - \00cc/"""'
Dto/, 1r:;el)l\ '¥1 \S"'t,,,l
- GL on l (rM)-l d'
IV \I\ kah1 f A\kklol(,.
Mcdoutn.rti 1\'"'/ !\l\Otl,r ..
- C G!l4"1fIHMcq
- - - --==== =::::: -=-=-=-===1
(j mediko.. id \. 0821-3 03- 8Z58
Krisis Hiperglikemi
Komplikasi akut yang dapat terjadi pada diabetes mellitus tipe 1 dan 2
T
Determine hydration status
+
l
Bicarbonate
pH<!: 6.9
+
pH< 6.9
l
100mmol in
IV Route
+
(OKA and HHS)
i
Insu lin: Regular
+
IV Route
(OKArd HHS)
Potassium
!
Establishadequate
renal function (urine
output - 50 ml/hr)
400ml H2O
+ 20mEq 0.1 U/kg/8.Wt. l
I
Severe Cardiogenic KCL. infuse as IV bolus
!
Hypovolemia Mild shock for 2 hours 0.14 U/kg Bwt/hr
dehydration
! l as IV continuous
insulin infusion K• <3.3 mEq/L K• >5.2mEq/L
0.1 U/kg/hrIV
Administer 0.9% Hemodynamic Repeat conl inuous
NaCl (1.0 Uhr) monitoring/ every insulin infusion
pressors 2 hours Hold insulin and give Do not give K•,
until pH 7. .L 20 - 30 mEq /hr but check serum K•
Evaluate corrected
Monitor Until K• > 3.3mEq/L every 2 hrs.
serum Na•i If serum glucose does not fall by at
serum K•
l 1 l
least 10% in first hour, give 0.14
every 2 hrs.
U/kg as IV bolus, then continue
previous Rx
Serum Na• SerumNa• Serum Na•
high normal low HHS K'= 3.3-5.2mEq/L
I
l
0.45% NaCl
l
0.9% NaCl
When serum glucose
reaches 200 mgfdl, reduce
regular insulin infusionto
When serum glucose
reaches 300 mg/di, reduce
regular insulin infusion to
(250-500 ml/hr) (250-500 ml/hr) 0.02 - 0.05 U/kg/hr IV, or give 0.02 - 0.05 U/kg/hrIV. Keep Give 20 - 30 mEq K• in each
depending on depending on rapid-actin g insulin at 0.1 serum glucose between 200 liter of IV fluid to keep serum
hydration state hydration state U/kg SC every 2 hrs. Keep and 300 mg/di until patient is K+ between 4-5 mEq/L
mentally alert.
I I serum glucose between 150
: \andI,-1itj:)id
m a k e t h e me d - c o s . I
T . . . . . . . . .
o", , o:t,:
\.,.,U --1 . 6 ( N.JQLAN ·
: ) : f>l"O t11cttob oliffll e
rig ht
lobe . . . . . .
. .lf \l E'l .
. .· . .
·: /·· ···
Co.kAtO"'n .:. . d rf>r Od 'IC-\\. o,eh . QQ( gtraF- Cl+·IV\ enecl\ 1·
-- . J.,. .. : : e.,.\ Qf"of'o\itr-Al'4tt
· C"G
' f\ fjf Q "9 a.1r-e.al,\Glt . -_- EIKO LOG IC
•,tiroid
LOW HIGH
¢ M EDIKO LOGIC · ·
• Itct·t a ·tc.u nc.i · : · · · · · · · · · · · · · ·
i r :p • \'!'u : :S A :
'f 4: : o f t r i :-+ n:- j :\-t, .s otc
/ t\,' po .... .9un r'.,9 . . ll:.· f\ OSI.al . -t ·
. <ooi.t - er c
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . -- - - - -------
Hipotiroid
Hipotiroidisme adalah berkurangnya efek tiroid di jaringan. Terdapat 3 bentuk hipotiroidisme yaitu sentral,
hipotiroidisme primer dan akibat etiologi lainya.
Tanda Dan Gejala
1. Cepat lelah, mudah mengantuk dan lamban
2. Rambut dan alis rontok
3. Berat badan naik
4. Suara serak, lamban bicara dan dispnea
5. Obstipasi, depresi
6. Oligomenorrhea dan infertile.
Pemeriksaan Fisik
• Kulit kering, pucat, kasar, dingin
• Edema wajah
• Reflex fisiologis menurun
• Obesitas
• Edema ekstremitas
• Bradikardia
INGAT : yang pertama di cek selalu TSH!!
Indeks diagnosis dapat menggunakan skor
billewicz apabila >25 maka hipotiroid.
Koma Miksedema
• Levothyroxin : pagi hari dalam keadaan perut Hipotiroid dekompensata berat yang mengancam
kosong. Dosis rerata L-T4 adalah 112 mcg/hari atau hidup. Dapat disebabkan oleh infeksi (septikemia,
1,6 mcg/kgBB pneumonia, ISK dan selulitis), stress (serebrovaskular
• Untuk hipotiroid subklinis tidak dianjurkan aksiden, infark miokard, gagal jantung), dan trauma
memberikan terapi rutin apabila TSH <10 mU/L akut.
Pengobatan KM
meliputi pemberian
hormone tiroid,
pengobatan umum,
ventilator,
hipotermia dan
hipotensi.
Goiter endemik
• Merupakan pembesaran kelenjar Grading goiter berdasarkan WHO:
tiroid yang terjadi di suatu daerah Grade Deskripsi
akibat defisiensi yodium.
0 Tidak terlihat dan tidak teraba
• Merupakan penyebab utama
goiter
terjadinya struma difus non toksik.
• Biasanya terjadi di lingkungan yang 1 Goiter teraba namun tidak terlihat
kandungan yodium pada tanah dan air apabila leher dalam posisi normal
minumnya rendah. Lebih sering terjadi 2 Goiter terlihat jelas saat leher dalam
di daerah pegunungan. posisi normal
Stellwag’s sign: Melihat tanpa sering berkedip Moebius’s sign: Gangguan gerak
konvergen bola mata
Von Graef’s sign: Ketidakmampuan kelopak mata
atas untuk mengikuti gerak bola mata ke arah
bawah
: :: ·J.
. . . . . . . . .
.. - · i+"f · ·. . lS'l-f (.111)
- 'i .. '-i
.1 .
..
/
- . J.,. - MEDIKOLOG I : J,: : : . .
, - iro il!.Off! ·c ..µ-3· TlH . 'JJORMQ\. . . +;roid .rw.Cl O'":
·1-- -
S«reti"g >1cm . . c.o . . .
. pt\.,men: '-,crri
13 tc,,<fC
p. - t u( , t or
· cte.n·amQ ·l . 1 .. . ...
td--· ·
·ccld ·
·ro d\l\e ·
u.s . nc,$J \t. . - · .
. .Qrnbar a() · Su.bCl,\".c.oJ ,vi e d
. 6c \Je.. '? C'fo\\otfl· op . f""1AC.
ya:
I · -\i"da"'
. G ,.:,1. v,\A...)
- MEDIK OLOGIC
• fY\u ,wnttlv\ Qr
.Gro.v.e.t' 9()ft{tl.. .
· OitQu\Q old nodule· odule Hot odul
· • .to C.. o 16-20% ma lignant Tc-99m < 5% m 1.ignant
m1 < l % malignaElt
Sumber:https://www.nejm.org/doi/full/10.1056/nejmra021194?journalCode=nejm&journalCode=nejm&journalCode=nejm&jour
nalCode=nejm&journalCode=nejm&journalCode=nejm&journalCode=nejm&journalCode=nejm&journalCode=nejm
Soal No. 7
Seorang laki-laki usia 38 tahun dibawa ke IGD karena mengalami penurunan
kesadaran. Diketahui pasien 2 bulan terakhir sering mengeluh berdebar-debar dan
berkeringat. Pasien juga mengalami penurunan berat badan meskipun nafsu
makannya normal. Pasien sudah sempat berobat namun tidak melanjutkan pengobatan
sejak 3 minggu yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD 140/90 mmHg,
frekuensi nadi 122x/menit, suhu aksila 38,9C. Terdapat benjolan difus pada leher. Hasil
GDA 102 mg/dL. Tatalaksana yang tepat diberikan kepada pasien adalah?
a. Hidrokortison
b. Fludrokortison
c. Insulin rapid acting
d. Propiltiourasil
e. Levotiroksin
Soal No. 8
Pasien laki-laki usia 37 tahun datang dengan keluhan benjolan pada leher. Keluhan
disadari sejak 5 bulan yang lalu dan dikatakan tidak nyeri dan tidak bertambah besar.
Keluhan berdebar-debar, penurunan berat badan dan sering berkeringat disangkal.
Pasien tinggal di daerah pegunungan dan beberapa tetangga pasien juga memiliki
keluhan serupa. Hasil pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Teraba massa difus
di anterior colli, ikut bergerak saat menelan, nyeri tekan (-). Mekanisme yang
mendasari kondisi pasien tersebut adalah?
a. Hipotiroidisme kongenital
b. Adenoma hipofisis
c. Inflamasi kelenjar tiroid
d. Defisiensi yodium
e. Adenoma tiroid
Soal No. 9
Pasien perempuan usia 34 tahun datang dengan keluhan benjolan di leher yang
dirasakan sejak 2 bulan terakhir. Keluhan disertai rasa lemas, sulit BAB dan
demam hilang timbul. Pasien juga mengeluhkan peningkatan berat badan
meskipun nafsu makan seperti biasa. Hasil pemeriksaan tanda vital dalam
batas normal. Pada pemeriksaan leher didapatkan benjolan difus yang ikut
bergerak saat menelan. Hasil pemeriksaan histologis didapatkan Hurthle cell.
Diagnosis pasien tersebut adalah?
a. Struma nodusa toksik
b. Tiroiditis Hashimoto
c. Tiroiditis akut
d. De Quervain thyroiditis
e. Adenoma tiroid
Soal No. 10
Seorang pria usia 40 tahun dating ke dokter dengan keluhan benjolan di leher yang
bergerak saat menelan. Pasien juga mengeluh berat badannya meningkat drastis dalam 3
bulan ini disertai dengan rasa tidak tahan terhadap suhu dingin. Pemeriksaan fisik
didapatkan benjolan diffuse di leher, TD 120/80 mmHg, RR 20x/menit, nadi 55x, suhu
afebris. Pemeriksaan FNAB didapatkan gambaran hurthle cell.
Kemungkinan diagnosis pasien adalah
a. Tiroiditis akut
b. Tiroiditis Hashimoto
c. Grave disease
d. Giant cell tiroiditis
e. Gondok endemis
Soal No. 11
Pasien laki-laki usia 27 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan berdebar-debar
sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan disertai mudah berkeringat dan BAB lebih dari 3 kali
dalam sehari. Pasien juga mengeluhkan penurunan berat badan dan mudah merasa
lapar. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg, denyut nadi 102x/menit
regular, oftalmopati, dan pembesaran kelenjar tiroid yang difus.
Diagnosis yang paling mungkin untuk kasus tersebut adalah?
a. Tiroid de Quervain
b. Tiroiditis Hashimoto
c. Graves disease
d. Karsinoma tiroid
e. Goiter endemis
Soal No. 12
Pasien perempuan usia 33 tahun datang dengan keluhan benjolan pada leher
yang diketahui 1 bulan yang lalu. Keluhan disertai gemetar pada tangan. Pasien
juga mengeluh frekuensi BAB nya meningkat dan berat badannya menurun
meskipun sedang tidak diet. Sebelum keluhan muncul pasien sempat
mengalami batuk pilek. Hasil pemeriksaan leher didapatkan benjolan difus yang
ikut bergerak saat menelan dan nyeri saat ditekan. Diagnosis yang paling
sesuai untuk kasus tersebut adalah?
a. Grave’s disease
b. Tiroiditis Hashimoto
c. De Quervain thyroiditis
d. Hipotiroidisme
e. Struma nodusa toksik
Paratiroid
KATA KUNCI
• Paratiroid naikan Ca turunkan
phosphate.
• Calcitonin berlawanan dengan
paratiroid
PTH Etiologi
Hypocalcemia
C onvulsion
A ritmia
T etanus Chvostek Sign Trosseau Sign
S pasme dan stridor
Hiperparatiroid
Pemeriksaan Calcium (Ca) Fosfat Alkaline PTH Vitamin D
Penunjang Phospatase (ALP)
Hiperparatiroidisme Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Tinggi
Primer disertai
hiperkalsiuria
Hiperparatiroidisme Normal atau CKD : Normal/ tinggi Tinggi Tinggi Rendah
Sekunder rendah Etiologi lain : rendah
Hiperparatiroidisme Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Rendah
Tersier Tinggi
Hiperparatiroid
Hiperparatiroidisme Hiperparatiroidisme Hiperparatiroidisme
Primer Sekunder Tersier
- Adenoma - Gagal ginjal - Autonomous
paratiroid (penurunan hypersecretion of
- Hyperplasia produksi calcitriol) parathyroid hormone
- Karsinoma - Penurunan kalsium (hiperparatiroidisme
- Familial darah (low intake, sekunder kronik,
Hypocalciuric defisiensi vitamin setelah transplantasi
hypercalcemia D, malabsorbsi) ginjal)
- Hyperparathyroid- - Hambatan resorbsi
jaw tumor (HPT- tulang
JT) syndrome
- Familial isolated
hyperparathyroidis
m (FIHPT)
!
ACTiH
NAO o MAD
a:
2 or
po CRH or ODA.VP ::.3
Oh s CTtAbdo. PET-s 11
Cushing d sea:s
Ectoprc.AC -secret n.ghi1mor ·Cj mediko .id . \. 082 - 3 03 - 8Z58
Tatalaksana
• Cushing eksogen Tappering off steroid eksogen.
• Cushing endogen : tumor adrenokortikal, adenoma hipofisis, ACTH secreting ectopic
t u m o r jika operable reseksi
• Apabila inoperable menggunakan obat untuk supresi sintesis kortisol : metyrapone,
mitotane, ketoconazole.
TATALAKSANA
Hidrokortison intravena 100 mg stat dapat menggantikan
mineralokortikoid dan glukokortikoid. Dilanjutkan 100 mg/6 jam
untuk 24 jam pertama, kemudian ½ dosis untuk hari berikutnya. Atau
Pada Addison disease, dengan iv bolus 100mg dilanjutkan 100-300mg/24 jam bisa iv drip.
pemberian cosyntropin, tidak terdapat
peningkatan cortisol.
Prolaktinoma
• Hiperprolaktinemia non puerperal sering berkaitan dengan adenoma pituitary
• Prolaktin diproduksi di kelenjar hipofisis anterior berfungsi dalam
perkembangan payudara selama hamil dan induksi laktasi
Etiologi Manifestasi Klinis
• Kondisi fisiologis seperti kehamilan • Prolactin supresi GnRH Gangguan siklus menstruasi,
• Aktivitas berlebihan, riwayat penurunan libido, infertile
operasi/trauma, gagal ginjal, sirosis • Galaktorrhea
• Hipotiroidisme • Hipoestrogenism dyspareunia, osteopenia
• Obat-obatan (metildopa, fenotiazin, • Hipogonadism testis kecil
risperidone) • Efek massa nyeri kepala, gangguan lapang pandang,
neuropati kranialis, kejang
• Disfungsi seksual ginekomastia
Tatalaksana
• Menghentikan obat pencetus
• Bila asimptomatik Bromokriptin mesilat
• Indikasi operasi
o Intoleransi atau resisten terhadap obat
o Gangguan lapang pandang persisten
o Tumor kistik besar/perdarahan
Porfiria
• Sekumpulan penyakit metabolik herediter terkait gangguan pada jalur sintesis heme
• Akibat deposisi porfirin dalam tubuh bergejala
• Tipe tersering: acute intermittent porphyria Defisiensi porphobilinogen deaminase (PBD)
KOLESTEROL TOTAL Sedang ≥2 faktor resiko, dengan Resiko PJK dalam 10 tahun
• <200 mg/dL terakhir <20%.
Yang diinginkan
• 200-239 mg/dL Borderline tinggi Tinggi SALAH SATU : Riwayat PJK, salah satu bentuk lain PJK
• ≥ 190 mg/dL Tinggi yaitu diabetes, gagal ginjal kronis, bentuk lain
atherosclerosis ( stroke, PAD, aneurisma aorta abdominal)
KOLESTEROL HDL atau DM saja
• <40 mg/dL Rendah Sangat Tinggi DM dengan ≥1 faktor resiko atau DM + PJK
• ≥60 mg/dL Tinggi
Tatalaksana
NO KELOMPOK RESIKO TARGET LDL
> 90 cm > 80 cm
Diabetes Insipidus dan SIADH
Diabetes Insipidus
• Volume urin >3L per hari
• Osmolaritas urin <300
mOsm/kg
SIADH
• Euvolemia
• Osmolaritas serum <275
mOSm/kg
• Osmoaritas urin >100
mOsm/kg
• Ekskresi Na >40 mmol/L
• Hiponatremia
Pasien tidak boleh minum hingga terjadi
dehidrasi (ditandai dengan penurunan
BB 2% dan peningkatan osmolaritas
plasma >300 mOsm/kg). Urin output,
tekanan darah dan osmolaritas urin
kemudian diukur tiap 2 jam
/ /
Start at 8am For next 8 hourscheck:
>600
• Empty bladder, record the • Urine osmolality and weight After 8 hours mOsm/kg No diabetes
volume, send urine osmolality every hour (4pm), if urine
insipidus
• Take a serum osmolality • Serum osmolality every 2 osmolality:
• Record the patient's weight hours
Urine osmolality
'
l
>600mOsm/kg excludes
diabetes insipidus and
test can be stopped
Stop test and get help if when this is achieved
<600
weight loss >3% or serum
mOsm/kg
osmolality >300mOsm/kg
Sumber : https://www.paediatricsandchildhealthjournal.co.uk/article/S1751-7222(07)00145-X/abstract
Pendekatan Diagnosis Pubertas Terlambat
(Delayed Puberty)
• Pencitraan :
Usia tulang ( memastikan delayed puberty atau tidak), CT scan/MRI kepala dan
USG genitalia interna (atas indikasi)
• Hormonal (basal/uji GnRH)
LH, FSH, Prolaktin, estrogen, atau testosterone
• Analisis kromosom (dengan indikasi)
Sumber : https://www.paediatricsandchildhealthjournal.co.uk/article/S1751-7222(07)00145-X/abstract
Pubertas Prekoks
• Munculnya tanda-tanda seks sekunder usia <8 tahun (perempuan) atau <9 tahun (laki-laki)
• Disebabkan akibat peningkatan hormone seks steroid (estrogen & progesterone)
Pubertas Normal
Laki-laki Perempuan
Onset (tahun) 12.5 (9.5-13.5) 11.5 (8-13)
Tanda pubertas Peningkatan Breast budding
pertama volume testis
(>4 ml)
Growth spurt Tanner stage III Tanner stage II
Sekunes Pembesaran Pembesaran payudara →
testis diikuti pertumbuhan rambut
pertumbuhan pubis menarche (tahap
rambut pubis akhir pubertas)
Pubertas Prekoks
Klasifikasi
Gejala Klinis akibat Peningkatan Hormon Seks
GnRH dependent (central) Steroid
• Aktivasi dini aksis hipotalamus-hipofisis-gonad • Efek estrogen
peningkatan gonadotropin peningkatan ▪ ”tall child but short adult” → karena
hormone seks penutupan epifisis tulang dini
• Pubertas sesuai urutan ▪ Ginekomastia
• Efek testosteron
GnRH independent (peripheral) ▪ Hirsutism
▪ Acne
• Sekresi hormon seks secara otonom
▪ Male habitus
menekan aksis hipotalamus-hipofisis-gonad
• Efek umum
• Laki-laki Leydig cell tumor, gonadotropin-
▪ Sexual behavior
secreting tumor (germinoma, teratoma)
▪ Agresif
• Perempuan M c C u n e AlbrightSyndrome
Congenital Adrenal Hyperplasia
• Pembesaran kelenjar adrenal
• Diturunkan secara autosomal resesif
Fisiologi
Krisis Adrenal
• Akibat keterlambatan terapi, dosis terapi tidak adekuat, kondisi komorbid (demam,
hipoglikemia, operasi)
• Manifestasi klinis
o Tanda dan gejala syok, gangguan kesadaran
o Hipoglikemi, hiponatremi, hiperkalemi, asidosis metabolic
o Kelemahan, pigmentasi kulit, penurunan BB, mual muntah
Tatalaksana
• Mempertahankan ABC
• Rehidrasi 24 jam pertama dengan cairan kristaloid isotonic 24 jam
berikutnya dengan garam fisiologis dalam D5%
• Bila hipoglikemia diberikan bolus Dextrose 10% 3 cc/kgBB
• Terapi replacement glukokortikoid dengan hidrocortison 100 mg/m2 injeksi bolus →
dilanjutkan hidrokortison 100 mg/m2/hari dibagi 6 dosis
• Koreksi elektorlit, metabolic, intensive care monitoring
• Terapi replacement mineralokortikoid dengan fludrocortisone 0,1-0,2 mg/hari,
diberikan segera setelah dosis hidrocortison menjadi dosis maintenance
Soal No. 24
Seorang anak perempuan usia 8 tahun datang ke IGD dengan keluhan lemas,
mual muntah dan rasa berdebar. Pasien sulit makan dan minum beberapa hari
belakangan. Setelah ditanya lebih lanjut, ternyata pasien memiliki kelainan pada
kelaminnya yang didapat sejak lahir. Pada PF, didapatkan TD 80/40 mmHg, HR
58x/m, RR 28x/m, Suhu 36,6, mata tampak cekung dan turgor kulit melambat.
Pada pemeriksaan daerah genitalia didapatkan rambut kemaluan sudah tumbuh
dan clitoris yang membesar. Pada pemeriksaan darah, didapatkan hiponatremia,
hiperkalemia, dan peningkatan 17-hidroksiprogesteron. Analisa gas darah
menunjukkan hasil asidosis metabolik.
Diagnosis yang paling tepat adalah...
a. Ambiguous genitalia
b. Congenital adrenal hyperplasia
c. Gastroenteritis akut
d. Hiperaldosteronisme
e. PCOS
Soal No. 25
Seorang perempuan 20 tahun dibawa ke poli RS oleh keluargaya karena ia belum
menstruasi selama 7 bulan. Menarche terjadi pada usia 17 tahun, dan menstruasi terjadi
secara berkala 28 hari sampai menjadi tidak teratur 1 tahun yang lalu. Pasien adalah atlet
voli putri. Pasien tampak kurus. Tingginya 165 cm dan berat 41 kg. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TD 90/50 mmHg, HR 60 x/menit, RR 20 x/menit, suhu afebris.
Apakah penyebab paling mungkin dari amenore pada pasien tersebut?
a. Hipogonadisme primer
b. Hipergonadisme hipogonadotropik
c. Hipotiroidisme
d. Hipogonadisme hipogonadotropik
e. Sindrom ovarium polikistik
m a k e the med-easy!