E-Book Copywriting For Marketers
E-Book Copywriting For Marketers
DAFTAR ISI 1
INTRODUCTION 4
BAGAIMANA BUKU INI DISUSUN 6
Chapter 1: Copywriting Voice 7
Chapter 2: Effective Copywriting Angle 7
Chapter 3: Copywriting Manner on Social Media 7
Chapter 4: Copywriting on Instagram Stories 7
Chapter 5: Copywriting for E-mail Marketing 8
Chapter 6: Native Copywriting 8
1
COPYWRITING ON INSTAGRAM STORIES 35
Deep Conversation Stories 36
Conversion Stories 39
Filler 42
COPYWRITING FOR E-MAIL MARKETING 45
Judul/Subject Line 46
Isi E-mail 49
NATIVE COPYWRITING 51
Copywriting Ads 51
Native Content Copywriting 53
PENUTUP 55
FAQ 57
2
INTRODUCTION
Hai hai hai! Semoga Anda yang sedang membaca dalam keadaan sehat
dan baik, yaaa. Amin...
Terima kasih untuk Anda yang memiliki dan sudah mau membaca
e-book ini. Saya senang sekali karena pada akhirnya saya bisa
menuangkan semua pengetahuan dan pengalaman saya di bidang
copywriting ke dalam buku ini.
3
Kalau dipikir-pikir, sebenarnya menulis menjadi salah satu keahlian
paling mendasar yang bahkan sudah kita pelajari sejak di sekolah dasar,
‘kan? Saat itu, kita menulis tanpa berpikir lebih jauh mengenai apa
makna yang ingin kita sampaikan dari tulisan kita selain menjawab tugas
yang diberikan oleh guru. Saat ini, sebuah tulisan dapat kita nilai lebih
jauh bagus atau tidaknya; mulai dari cara makna tulisan dapat
tersampaikan, pemilihan kata dalam tulisan, penyampaian dan cerita
yang tertuang dalam tulisan.
Saya pikir, kemampuan ini adalah salah satu kemampuan yang luar
biasa banget. Tanpa perlu memulai percakapan dengan orang lain (yang
mana merupakan hal yang menyenangkan bagi introvert seperti saya),
ternyata saya bisa membuat orang jadi “beli” hanya dengan
mengandalkan tulisan.
4
listrik di jalan tol (mulus dan cepat sampai tujuan tanpa mengalami
hambatan apapun), sampai akhirnya saya baru memasuki dunia
copywriting yang sesungguhnya. Ketika tulisan yang saya buat masuk
ke dalam kategori overclaim dan dihujat, saya mulai berpikir...
Intermezzo:
Oh, ya. Bahasa yang saya gunakan dalam e-book ini akan saya buat
sesantai mungkin. Menurut saya, dengan menulis menggunakan gaya
yang santai, Anda akan lebih mudah memahami apa yang akan saya
sampaikan karena merasa seperti saya yang berbicara langsung
dengan Anda :D
Jadikanlah buku ini sebagai “panduan kecil” untuk Anda yang mungkin
merasa bingung ketika menulis di sebuah platform. Copywriting
membuat saya memiliki portofolio membangun 300k followers organik di
Instagram hingga sampai di posisi memiliki agensi social media
marketing sendiri. Saya akan membagikan pengalaman copywriting
saya di berbagai platform selama berkiprah di dunia digital marketing
5
dengan harapan pengalaman tersebut bisa relevan dengan kebutuhan
Anda saat ini.
Ini bukan lagi tentang saya, karena e-book ini dibuat untuk membantu
perjalanan Anda untuk mencapai apa yang Anda sedang cari.
Berikut sedikit penjelasan mengenai beberapa bab yang akan kita bahas
bersama:
6
pembahasan mengenai copywriting, khususnya di insta-stories, dan
bagaimana cara untuk memanfaatkannya agar bisa dikonversi ke
penjualan.
Anda juga perlu tahu cara-cara untuk menang di ‘kolam’ orang lain
karena kita tentu tidak bisa hanya membuat konten di platform sendiri.
Saya yakin Anda akan melakukan distribusi konten ke platform atau
‘kolam’ orang lain setidaknya satu kali dalam menjalankan bisnis melalui
media sosial. Disini saya akan menjabarkan bagaimana cara membuat
‘native’ copywriting yang baik.
7
sendiri. Agar lebih jelas, saya akan memberikan beberapa gambaran
contoh iklan berikut ini:
Bisa dibilang, kalau di bangku sekolah kita belajar cara menulis (writing)
dengan benar sesuai tata bahasa S-P-O-K yang lengkap dan mungkin
terkesan kaku. Sebaliknya, dalam copywriting kita menulis dengan
8
format yang sifatnya lebih fleksibel karena bertujuan untuk mendapatkan
hati audiens dan membawa mereka masuk ke dalam cerita kita.
9
COPYWRITING VOICE
Saya yakin kita semua sama-sama setuju bahwa media sosial itu
diciptakan untuk berinteraksi. Jadi, kalau tujuan awal menulis di media
sosial adalah duit-duit-duit, kita pasti akan pusing sendiri karena yang
seharusnya menjadi perhatian utama kita adalah interaksi.
10
Pernahkah Anda membaca tulisan dan berpikir hal-hal seperti di atas?
Jika Anda pernah menilai sebuah tulisan sembari membacanya, maka
Anda bisa menyadari bahwa copywriting voice dalam sebuah tulisan
akan menentukan citra dari penulisnya sendiri.
Funny - Serious
Apakah Anda akan membuat identitas sebagai seseorang yang lucu dan
jenaka? Ataukah Anda lebih cenderung membangun identitas sebagai
sosok yang serius? Melalui media sosial, Anda dapat membangun citra
Anda sendiri melalui tulisan yang akan Anda buat, baik sebagai sosok
yang suka bercanda ataupun yang serius. Saya akan memberikan
contoh penggalan copywriting untuk kedua voice ini.
11
Fun Fact:
Di kantor, saya dikenal sebagai sosok yang cukup serius. Kolega saya di
kantor hampir tidak bisa membayangkan kalau saya bisa bercanda juga,
lho :D *padahal kalau di tongkrongan saya suka banget dengan
saat-saat ice-breaking dan seringkali melontarkan candaan-candaan.
Teman-teman nongkrong saya justru paling tidak bisa membayangkan
bagaimana kalau saya menjadi sosok yang serius.
Casual - Formal
Casual dan formal ini adalah pilihan copywriting yang bisa juga menjadi
bahan pertimbangan Anda jika Anda ingin dinilai sebagai sosok yang
formal dengan membawa kesan profesionalnya atau kasual dengan
kesan friendly. Silakan simak contoh berikut ini. Contoh yang pertama
adalah Anda bisa melihat bagaimana akun Instagram resmi menuliskan
bio profile mereka di Twitter:
Kalau dilihat lebih lanjut, kalimat di atas seperti sebuah statement yang
menyatakan apa yang akan kita dapatkan dari penggunaan Instagram
yang dituangkan dalam copywriting dengan menggunakan kata-kata
12
yang formal dan terkesan profesional. Sekarang, mari kita simak bio
profile dari akun resmi Twitter:
Respectful - Mischievous
Gaya bahasa yang satu ini merujuk pada bagaimana kita menggunakan
gaya tulisan yang terkesan sangat sopan vs. nyeleneh. Nah, ini adalah
salah satu contoh konten yang nyeleneh di Instagram. Jangan salah,
justru karena suka nyeleneh, akun ini jadi terkenal dan ramai banget.
Coba intip postingannya yang satu ini, deh!
13
credit: @sebat_project
Yup, ini adalah konten dari salah satu penjual furnitur yang sangat
terkenal di media sosial karena cara berjualannya yang nyeleneh abis!
Penggunaan copywriting voice jenis mischievous ini memang
meninggalkan kesan tersendiri untuk para pembacanya.
14
Saya tidak menemukan kalimat-kalimat nyeleneh dari unggahan di atas
maupun unggahan lainnya dari akun di atas karena memang akun
tersebut mengangkat topik self-healing. Apakah topik yang terkesan
serius harus selalu menggunakan gaya bahasa ini? Tidak juga. Di
Twitter pun ada beberapa akun yang dikenal melakukan edukasi
self-healing dengan bahasa yang sedikit nyeleneh. So, it’s your call
untuk memilih voice seperti apa, ya!
15
Enthusiastic - Matter of Fact
Beberapa akun yang pernah saya lihat kadang terasa begitu seru untuk
diikuti sampai energinya bisa terasa hanya dengan membaca tulisannya.
Salah satu akun yang ketika membacanya kita ikutan antusias adalah
Pak TDW, berikut salah satu caption dari postingan beliau:
-
💪
“Eh nemu akar gantung... jadi deh Tarzan..... au au oooo.... .
Kalau Tarzan kudu buka baju dan pakai Celana Dalam ya...
Saya juga sudah buka baju dan pakai celana dalam.... 😁💪👍💪😁
Selamat Pagi INDONESIA..! 😎😍😎
SEMANGAAAAAT..!
Note: otot bahu mulai nampak…”
Source: https://www.instagram.com/tungdesemwaringin.tdw/
-
Sebaliknya, jika Anda adalah seseorang yang suka melihat dan bekerja
dengan data, maka biasanya voice yang cocok untuk Anda gunakan
adalah gaya tulisan yang sifatnya sesuai dengan fakta. Ingat, tidak ada
yang benar atau salah dengan copywriting voice yang kita pilih, ya. Ini
hanya tentang bagaimana kita menciptakan dan menentukan voice yang
tepat dengan kita sendiri.
16
credit: @investashe, @yummy.idn
17
Dari tulisan “We lost this page”, sangat jelas bahwa ini adalah contoh
tulisan yang merupakan kalimat aktif, ya. Kalau pasif, tulisan ini mungkin
berubah menjadi “Page not found”. Dari contoh tersebut, sudah jelas
bahwa active voice merujuk pada copywriting yang menggunakan sudut
pandang orang pertama, sedangkan passive voice menggunakan gaya
bahasa yang seakan-akan sudut pandangnya adalah sudut pandang
orang ketiga.
18
EFFECTIVE COPYWRITING ANGLE
Pemahaman atas 4 jenis angle ini akan sangat membantu Anda untuk
tahu konten seperti apa yang akan Anda buat. Saya sudah melakukan
kurasi terhadap angle yang paling efektif untuk digunakan di Instagram
dan di media sosial lainnya. Kita juga seringkali bisa mendapatkan dan
menduplikasi hasil konten yang bagus dengan menggunakan
angle-angle ini.
Angle 1: Storytelling
19
Nah, dalam proses mengaduk-aduk emosi itu ada juga rumus yang
disebut sebagai epiphany bridge. Istilah ini saya pelajari dari Russel
Brunson, founder dari Clickfunnel. Epiphany bridge menjelaskan
bagaimana cara membuat storytelling yang baik dan bisa dipecah-pecah
menjadi konten.
20
Untuk membuat ini jadi simple, saya sudah menyiapkan template yang
hanya perlu Anda lengkapi dengan jawaban Anda. Dan voilà, Anda
sudah memiliki konten storytelling versi Anda.
Silakan klik link ini, yaa – penjelasan lebih lanjut mengenai storytelling ini
akan saya buat dalam bentuk video saya akan menjelaskan lebih lanjut
dalam bentuk video :)
Angle 2: Influencing
21
Pada dasarnya, hal yang “racun” tersebut bisa dibuat juga dengan
mengetahui rumusnya, lho! Ikutin ilustrasi ini, yuk!
22
Angle 3: Documenting
Buat saya pribadi, ini jadi angle copywriting favorit saya. Kenapa?
Karena dalam membuat tulisan menggunakan angle ini, kita tidak
23
mencoba untuk creating, namun melakukan documenting terhadap
apa yang menjadi experience kita. Saya akan menjabarkan secara
spesifik hal-hal apa saja yang bisa Anda terapkan untuk
mengimplementasikan angle documenting ini:
Itulah mengapa akun Lambe Turah ramai, ‘kan? Yup, akun tersebut
mayoritas berisi angle konten yang satu ini, nih :D
Tidak harus selalu mengenai produk kita, kita juga bisa membahas
mengenai apa yang dialami orang-orang sebelum mengenal produk kita.
24
Nah, Twitter adalah tempat terbaik untuk menemukan ‘celotehan’
audiens yang bisa jadi adalah target market-mu, lho!
25
4. Gunakan notes di HP, lalu gambar atau tulis
Cara yang sedang ramai digunakan untuk membuat konten yang unik
adalah dengan menggunakan gambar sendiri atau notes HP yang
kemudian di screenshot. Tulisan tangan si pembuat konten yang unik
akan membuat kontennya jadi berbeda dengan yang lain!
26
5. Meme
Siapa yang tidak suka hal yang entertaining? Semua orang pasti butuh
hiburan. Nah, Anda juga bisa menggunakan variasi experience yang
berbeda mengenai produk melalui meme, nih!
27
Angle 4: Novelty
Jika Anda menemukan sebuah konten yang bisa Anda upgrade sesuai
dengan tema yang ingin Anda bawa, lakukanlah! Salah satu contoh
novelty konten sudah dilakukan oleh Pocari Sweat dalam iklan yang
sempat viral menembus 15 juta views. Pada iklan ini, Pocari Sweat
melakukan novelty dari film anime ‘Kimi No Nawa’ yang juga sempat
booming.
28
Klik gambar di atas untuk menonton video lengkapnya, yaa. Selamat
mencoba! :)
29
COPYWRITING MANNER ON SOCIAL MEDIA
Pentingnya ENTER
30
Tapi, ternyata... di copywriting media sosial, hal itu malah kurang
dianjurkan. Kenapa bisa?
31
Awalnya saya juga merasa aneh karena setiap mau menulis kalimat
harus enter dan enter. Tapi, turns out tulisan saya jadi lebih enak untuk
dibaca dan seakan lebih mengajak pembaca untuk ngobrol santai
dengan saya.
Ingat lagi bahwa yang terpenting dari media sosial adalah interaksi.
Fungsi utamanya media sosial ini untuk terkoneksi antara satu dengan
yang lainnya. Jadi, cara kita menulis juga baiknya seakan mengajak
ngobrol :D
32
Hentikan panggilan “fans” di awal
Batasi CTA
33
COPYWRITING ON INSTAGRAM STORIES
Fitur insta-stories menjadi salah satu hal penting yang perlu dikerjakan
juga secara terpisah dari konten feeds. Saya pribadi memisahkan antara
copywriter feeds dan insta-stories karena keduanya sangat berbeda tapi
sama pentingnya. Saya bahkan merekrut seorang copywriter yang
khusus membuat insta-stories setiap hari. Dalam tim saya, mereka
disebut sebagai Social Media Officer. Anda bisa cek disini untuk SOP
SMO dan apa saja yang dikerjakan seorang SMO dalam tim: SOP SMO.
34
○ Poll Yes or No
Tujuan dari pilar ini adalah untuk berinteraksi, namun sesuatu yang
bukan “seadanya” saja. Ikuti step-by-step ini untuk membangun
insta-stories yang engage dengan audiens.
1. Warming up
Di fase ini, silakan buat konten yang lebih santai. Tidak harus ada
hubungannya dengan yang akan kita bahas. Konten yang terkesan
netral dan tidak menjurus ke “jualan” justru membuat audiens akan
menebak-nebak dan lebih tertarik untuk lanjut membaca.
2. Opening
Pada fase ini, kita buka dengan pertanyaan. Gunakan fitur question box
dengan pertanyaan yang akan menarik mereka untuk memberikan
jawaban.
3. Interaction
35
Note:
Ketika audiens sudah mau DM dan bercerita atau menanggapi konten
kita, maka level kepercayaan mereka terhadap akun media sosial kita
berarti sudah bertambah, lho!
4. High-Value
5. Summary/CTA
Ajakan atau kesimpulan dari topik yang dibahas. Penutup ini penting
agar mereka bisa mendapatkan garis besar dari apa yang Anda bahas.
36
37
Conversion Stories
1. Berikan pertanyaan
1st story
38
2. Tambahkan stiker / fitur question box
1st story
QUESTION BOX
2nd story
39
Masukan CTA
3rd story
Opsi 1:
Dapatkan [produk/jasa] ini sekarang!
SWIPE UP
Opsi 2:
DM jika Anda ingin mengetahui caranya dengan
menggunakan [produk/jasa] saya.
4th story
*CTA ke-2
40
3. Penutup : FOMO (Fear of Missing Out)
DM sekarang juga!
*CTA ke-3
Filler
Ini adalah pilar konten yang simple tapi seru! Buatlah perbandingan this
vs. that dimana yang adalah sebuah pilihan yang mungkin seringkali
dipikirkan dan jadi perdebatan antara followers. Ingat, konten ini sifatnya
tidak harus selalu selling. Misalnya Anda menjual skincare, Anda bisa
41
membahas mengenai industri kecantikan secara menyeluruh, seperti
AM routine vs PM routine, dan sebagainya. Ini contoh kontennya:
2. Documenting
3. Poll Yes or No
Pilar konten Yes/No ini memang hampir sama seperti this vs that;
bedanya adalah pilihan mereka sekarang bukan lagi this atau that,
melainkan yes atau no. Sejauh pengalaman saya, audiens sebenarnya
sangat suka memilih dan ketika mereka menekan tombol poll, maka
42
mereka sebenarnya sudah masuk ke dalam salah satu prioritas kita
dalam hitungan algoritma. Ini artinya, akun kita akan muncul di atas kiri
jejeran insta-stories orang-orang yang mengikuti poll kita.
Bonus!
43
COPYWRITING FOR E-MAIL MARKETING
44
Menurut getresponse, rata-rata open rate adalah 20,81%. Seperti data
yang terlihat di atas, sekarang kami sudah berhasil menembus open rate
di atas angka 40%. Jadi, apa sih rahasianya? Sederhana, kok. Yuk, kita
intip apa saja yang harus diperhatikan dalam e-mail marketing agar bisa
mendapat open rate yang tinggi.
Judul/Subject Line
Kunci pemegang open rate terbesar ada di headline. Ingat bahwa e-mail
marketing ini umumnya datang dalam format push notification. E-mail
yang kita kirimkan hanya akan muncul di bagian notification handphone
dengan hanya menampilkan judul e-mail saja. Nah, teknik penulisan
judul yang sangat sering saya gunakan adalah:
1. Pertanyaan
45
Saya akan memberikan salah satu contoh e-mail marketing yang saya
gunakan saat hendak launching produk:
JUDUL:
[firstname], Pernah Ketinggalan Kereta?
ISI:
Kalau saya pernah, bahkan sering #tepukjidat.
Ada yang lebih mengejutkan besok, sih. Saya akan segera kabari lagi,
ya!
46
2. Menggantung
Ya, judul email yang menggantung juga tidak jarang membuat si
penerima ingin tahu kelanjutan dan maksud dari e-mail yang mereka
terima. Beberapa contoh judul e-mail tipe ini adalah:
- Selamat malam
- [first name] → ini bener-bener hanya menaruh nama depannya
saja tanpa menambahkan kalimat apapun lagi, maka dijamin
pembaca semakin penasaran 😂
- Jujur, saya sedang pusing...
Ini contoh e-mail marketing dari seorang marketer yang sangat suka
menggunakan headline menggantung:
Hahaha awalnya saya selalu membuka e-mail yang dia kirimkan karena
memang sangat menarik bagaimana dia bisa menimbulkan rasa
47
penasaran melalui judul yang menggantung. Tapi, karena digunakan
terlalu sering jadi sudah terbiasa dengan cara membangun rasa
penasarannya dari headline tersebut. Untuk mengatasi rasa bosan yang
mungkin muncul dari kalangan audiens (seperti saya ini), gunakan
campur antara headline biasa, pertanyaan, dan juga yang sifatnya
ngegantung. Selamat mencoba!
Isi E-mail
1. Kalimat terakhir
48
Hal ini yang kemudian akan membuat audiens memiliki excitement
tersendiri dan merasa penasaran terhadap e-mail berikutnya.
Source: getresponse
49
NATIVE COPYWRITING
Copywriting Ads
Kesalahan lain yang saya lihat adalah konten ads yang dibuat dengan
meniru kompetitor karena mereka berhasil mendapatkan sales yang
tinggi, padahal belum tentu ketika meniru hasilnya pasti bagus karena
setiap produk pun memerlukan personalisasi ads yang berbeda-beda
50
tergantung targetnya. Hari ini saya akan memberikan kepada Anda
langkah-langkah bagaimana saya menyusun copywriting untuk konten
ads (dalam bentuk video) yang bisa menghasilkan CTR > 2%. Berikut ini
adalah framework-nya:
Topic PDKT
Problem Apalagi hal yang sama terjadi berulang kali kayak gitu
Set-up – salah siapa?
51
Hasil konkret iklan dari framework di atas dapat Anda lihat disini: contoh
iklan
52
Copywriting untuk konten yang di-endorse oleh akun Bank Bahtera ini
akan terasa jauh lebih kasual ketimbang konten di akun mereka sendiri
seperti di bawah ini:
53
PENUTUP
54
buatlah 1 konten per hari, daripada membuat konten sekaligus untuk
stok posting konten 1 bulan di 1 hari. Begini perumpamaannya:
Oleh karena itu, supaya bisa membiasakan diri untuk menulis dengan
perspektif dan topik yang tidak monoton, buatlah konten per hari agar
Anda bisa mendapatkan ide dan inspirasi yang baru serta lebih fresh
untuk para audiens. Jangan lupa kalau setiap hari selalu ada trend baru
yang bisa saja kita gunakan menjadi topik “emas” untuk ditulis!
Cheers,
Jordan.
55
FAQ
Saya secara khusus membuat halaman ini karena melihat banyak sekali
pertanyaan yang masuk ke DM. Beberapa pertanyaan akan coba saya
jawab dalam segmen FAQ ini.
Kok bisa? Kita ambil saja contoh Squid Game yang sedang ramai
belakangan ini. Anda pasti melihat banyak sekali konten yang dibuat
mengadopsi seri tersebut. Pada awalnya mungkin Anda merasa
konten-konten tersebut sangat up-to-date, lalu Anda tertarik
menontonnya. Namun, kalau dibahas terus menerus, apakah Anda
tertarik untuk terus menonton konten dengan tema yang sama?
Atau Billboard New York yang sempat trending di awal dan membuat
orang-orang kagum. Sekarang? Orang justru melewatkan begitu saja
ketika ada brand yang ngiklan lagi di Billboard New York.
56
Jadi, pastikan Anda membuat konten trend secepatnya sebelum trend
tersebut basi.
- Menambah followers
- Berinteraksi
Nah, untuk menjangkau audiens baru, akan lebih baik jika konten
diunggah dalam bentuk feeds karena konten tersebut berpeluang masuk
dalam explore. Konten feeds juga biasanya bisa kita lengkapi dengan
57
hashtag sehingga orang-orang yang sebelumnya tidak kenal jadi bisa
mengenal akun kita.
Jadi mana yang lebih baik, feeds atau stories? Sebenarnya, saya tidak
suka jawaban aman, tapi keduanya memang sama pentingnya. Yang
jelas, bagi saya sendiri, untuk awal Anda bisa fokus di feeds terlebih
dahulu. Setelah pengikut Anda mencapai 10.000, barulah Anda bisa
mulai fokus engagement di stories.
Jadi, kalau Anda ingin mengejar konten untuk masuk explore, cobalah
membuat konten dengan format carousel :)
58
4. Saya sudah rajin upload dan bikin copywriting, tapi akun
tetap tidak berkembang. Kenapa, ya?
Sebenarnya, ada satu hal yang sangat penting untuk Anda pahami dan
mungkin saja Anda lewatkan ketika Anda sudah rajin, tapi akun Anda
tidak kunjung berkembang. Hal itu adalah relevancy.
Nah, hal ini bisa terjadi karena konten yang Anda buat mungkin telah
dimakan oleh jaman. Dulu, hanya dengan mengunggah quotes saja,
akun kita bisa ramai, tapi sekarang hal semudah itu sudah pasti tidak
bisa terjadi lagi.
Jadi hal yang perlu Anda lakukan adalah: Anda perlu membuat
konten-konten Anda menjadi lebih relate lagi dengan audiens yang ingin
Anda reach. Hal ini dapat dilakukan dengan:
59
1. Mengubah visual agar lebih fresh.
60