Raya
Pertemuan 14.2
Oleh : Ir. Wilton Wahab, M.Eng
Program Studi Sarjana Teknik Sipil - FT
Institut Teknologi Padang
Penetapan Stasiun
(Stationing)
• Penomoran (stationing) panjang jalan pada tahap perencanaan
adalah memberikan nomor pada interval-interval tertentu dari
awal pekerjaan.
• Nomor jalan (STA jalan) dibutuhkan sebagai sarana komunikasi
untuk dengan cepat mengenal lokasi yang sedang dibicarakan,
selanjutnya menjadi panduan untuk lokasi suatu tempat.
• Nomor jalan ini sangat bermanfaat pada saat perencanaan dan
pelaksanaan.
• Disamping itu dari penomoran jalan tersebut akan diperoleh
informasi tentang panjang jalan secara keseluruhan.
• Setiap STA akan dilengkapi dengan gambar potongan
melintangnya.
Penetapan Stasiun (Stationing)
Nomor jalan atau STA jalan ini sama fungsinya dengan patok
km di sepanjang jalan.
Perbedaannya adalah :
• Patok km merupakan petunjuk arah yang diukur dari patok
km 0, yang umumnya terletak di ibukota propinsi atau kota.
• Patok STA merupakan petunjuk arah yang diukur dari awal
pekerjaan (proyek) sampai dengan akhir pekerjaan.
• Patok km berupa patok permanen yang dipasang dengan
ukuran standar yang berlaku. Patok STA merupakan patok
sementara selama masa pelaksanaan ruas jalan tersebut.
Metoda Penomoran
▪ STA jalan dimulai dari 0+000 m yang berarti 0 km dan 0 m dari
awal pekerjaan.
▪ Jika tidak terjadi perubahan arah tangen pada alinyemen
horizontal maupun alinyemen vertikal, maka penomoran
selanjutnya dilakukan :
✓ Setiap 100 m pada medan datar
✓ Setiap 50 m pada medan berbukit
✓ Setiap 25 m pada pegunungan
▪ Pada tikungan penomoran dilakukan pada setiap titik penting, jadi
terdapat STA titik TC, dan STA titik CT pada tikungan jenis
lingkaran sederhana (Full Circle).
▪ STA titik TS, STA titik SC, STA titik CS, dan STA titik ST pada
tikungan jenis spiral-busur lingkaran (SCS), dan spiral (SS)
Penomoran pada Tikungan
Semakin kecil jarak antara station dengan yang lainnya, maka akan
didapatkan volume galian dan timbunan yang mendekati volume
sesungguhnya.
Dasar-Dasar Perhitungan
▪ Dalam perhitungan harus dimasukkan faktor-faktor :
✓ Kembang susut butiran tanah
✓ Kepadatan dari timbunan
✓ Side slopes yang tergantung dari material
✓ Penampang
f Koordinat
CL Titik
X Y
e
d a= 0,5 12,3
b f b= 2,5 12,7
a
c c= 6,8 11,9
d= 11,3 14,4
CL = 15,0 16,5
e= 17,2 18,9
f= 25,6 20,2
2 g= 34,8 25,7
1= 25,0 9,8
3 1 2= 15,0 10,0
STA 0 + 100 3= 1,0 9,8
a
Koordinat
b c CL f Titik
g X Y
d e a= 0,3 22,5
f b= 5,3 19,4
c= 9,6 16,7
d= 10,4 13,4
CL = 14,3 13,6
e= 16,8 14,8
f= 25,6 18,9
2 g= 34,8 16,5
1= 25,0 9,8
3 1 2= 14,3 10,0
STA 0 + 200 3= 2,0 9,8
a
Koordinat
c CL Titik
b X Y
d f a= 0,8 24,5
e g b= 4,2 20,8
c= 8,7 21,2
d= 10,3 16,8
CL = 14,8 14,3
e= 17,4 12,7
f= 23,2 15,6
2 g= 34,8 14,2
1= 26,8 9,8
3 STA 0 + 300 1 2= 14,8 10,0
3= 2,0 9,8
Perhitungan Luas Penampang Galian
LUAS PENAMPANG STA 0+000
Koordinat [(Yn-1) -
Titik Xn 2 Luas
X Y Yn+1)]
a= 0,0 16,7 -4,80 0,00 -
b= 1,5 14,6 0,40 1,50 0,60
c= 7,4 16,3 -5,10 7,40 (37,74) RUMUS BIASA
d= 12,5 19,7 -4,20 12,50 (52,50)
2 LUAS = 479,44 M2
CL = 14,0 20,5 -1,10 14,00 (15,40)
e= 16,1 20,8 2,40 16,10 38,64 LUAS = 239,72 M2
f= 22,6 18,1 -2,80 22,60 (63,28)
g= 32,4 23,6 8,30 32,40 268,92
1= 26,0 9,8 13,60 26,00 353,60
2= 14,0 10,0 0,00 14,00 -
3= 2,0 9,8 -6,70 2,00 (13,40) LUAS PENAMPANG STA 0+100
Koordinat [(Yn-1) -
2 LUAS 479,44 M2 Titik Xn 2 Luas
X Y Yn+1)]
LUAS PENAMPANG STA 0+000 239,72 M2
a= 0,5 12,3 -2,90 0,50 (1,45)
b= 2,5 12,7 0,40 2,50 1,00
c= 6,8 11,9 -1,70 6,80 (11,56)
d= 11,3 14,4 -4,60 11,30 (51,98)
RUMUS BIASA CL = 15,0 16,5 -4,50 15,00 (67,50)
e= 17,2 18,9 -3,70 17,20 (63,64)
2 LUAS = 382,91 M2
f= 25,6 20,2 -6,80 25,60 (174,08)
LUAS = 191,46 M2 g= 34,8 25,7 10,40 34,80 361,92
1= 25,0 9,8 15,70 25,00 392,50
2= 15,0 10,0 0,00 15,00 -
3= 1,0 9,8 -2,30 1,00 (2,30)
2 LUAS 382,91 M2
LUAS PENAMPANG STA 0+100 191,46 M2
Perhitungan Luas Penampang Galian
LUAS PENAMPANG STA 0+200
Koordinat [(Yn-1) -
Titik Xn 2 Luas
X Y Yn+1)]
a= 0,3 22,5 -9,60 0,30 (2,88)
b= 5,3 19,4 5,80 5,30 30,74
c= 9,6 16,7 6,00 9,60 57,60 RUMUS BIASA
d= 10,4 13,4 3,10 10,40 32,24
2 LUAS = 419,30 M2
CL = 14,3 13,6 -1,40 14,30 (20,02)
LUAS = 209,65 M2
e= 16,8 14,8 -5,30 16,80 (89,04)
f= 25,6 18,9 -1,70 25,60 (43,52)
g= 34,8 16,5 9,10 34,80 316,68
1= 25,0 9,8 6,50 25,00 162,50
2= 14,3 10,0 0,00 14,30 -
3= 2,0 9,8 -12,50 2,00 (25,00)
LUAS PENAMPANG STA 0+300
2 LUAS 419,30 M2 Koordinat [(Yn-1) -
LUAS PENAMPANG STA 0+200 Titik Xn 2 Luas
209,65 M2 X Y Yn+1)]
a= 0,8 24,5 -11,00 0,80 (8,80)
b= 4,2 20,8 3,30 4,20 13,86
c= 8,7 21,2 4,00 8,70 34,80
d= 10,3 16,8 6,90 10,30 71,07
RUMUS BIASA CL = 14,8 14,3 4,10 14,80 60,68
2 LUAS = 399,59 M2 e= 17,4 12,7 -1,30 17,40 (22,62)
LUAS = 199,80 M2 f= 23,2 15,6 -1,50 23,20 (34,80)
g= 34,8 14,2 5,80 34,80 201,84
1= 26,8 9,8 4,20 26,80 112,56
2= 14,8 10,0 0,00 14,80 -
3= 2,0 9,8 -14,50 2,00 (29,00)
2 LUAS 399,59 M2
LUAS PENAMPANG STA 0+300 199,80 M2
Perhitungan Volume Galian
VOLUME GALIAN
Luas
Luas Volume
STA ReRata Jarak (m)
(m2) (m3)
(m2)
0+000 239,72
215,59 100 21.558,75
0+100 191,46
200,55 100 20.055,25
0+200 209,65
204,72 100 20.472,25
0+300 199,80
JUMLAH GALIAN TANAH (M3) 62.086,25
TERIMA KASIH