Anda di halaman 1dari 4

NASKAH DRAMA DEMO EKSKUL RECAPTURE

Adegan 1

Disleksia. Mungkin kata itu cukup asing bagi beberapa orang, khususnya bagi mereka yang saat ini
sedang memperhatikan seseorang yang tengah fokus pada kertas, sebuah pulpen, dan tulisan
dihadapannya. Empat orang ini boleh jadi sedang merencanakan suatu hal yang tidak baik.

Pada suatu hari, diketahui ada seorang siswa yang mengidap penyakit disleksia. Disleksia merupakan
gangguan belajar yang ditandai dengan kesulitan membaca.

Di waktu istirahat, si culun tampak sedang menulis dan duduk sendirian di kantin. Dari kejauhan, ada
segerombolan siswi yang terkenal gemar membuli menaruh pandangan mereka kepada si culun dan
berkata:

Pembuly 1 : Guys liat tuh si culun lagi ngapain. (sambil tersenyum remeh) samperin yu.

Pembuly 3 : skuy lah (sambil senyum gak jelas)

Pembuly 1 : Hai culun lagi apa nih,owh lagi nulis. Sini gw liat tulisan lu (sambil narik bukunya) ,grils
liat deh dia buat puisi cinta.hahah

Pembuly 2 : watt siculun bikin puisi cinta?

Pembuly 3 : iwhh siculun bisa jatuh cinta juga ternyata /(sambil tertawa pembuly 1234)

Pembuly 3 : (Interaksi sm kelas 10 yg baru) HOY Penonton!! Mau tau gak apa yang ditulis sama si
culun? Hahahaha

Si culun : Ja... ngan.. jangan.. ba.li..kin. (berusaha mengambil kembali kertasnya)

Pembuly 2 : Eh kasian tuh ntar si culun nangis lagi hahaha

Pembuly 4 : Mana sih? Liat (merebut kertas puisi dari pembuli 3)

Pembuly 3 : Udah sini ah biar gua bacain aja (merebut kembali kertas puisi dari pembuli 4)

<Puisi Dibacakan>

Pembuli 1 : Iyuh apaan tuh wkwk baper banget gue.

Lalu buku tersebut ditarik paksa dan dirobek oleh pembully 1

Pembuly 1 : Upss sorry gw gak sengaja nyobek puisi lo 🥹😱

Pembuly 2,3,4: Mereka tertawa senang 🤣🤣

Si culun : Ja..hat.. Jahat.. ka..lian

Pembuly 2 : lo ngomong apa si culun udah deh gausah ngomong,kuping gue sakit dngr lo ngomong,
ya ga guys.

MEREKA SEMUA TERTAWA TERBAHAK ² 🤣🤣🤣


Adegan 2

Si culun yang merasa kesal pun akhirnya memutuskan untuk meredam emosinya dengan pergi ke
toilet dan meninggalkan para pembully.

Setelah berhasil meredam rasa kesalnya, si culun kemudian keluar dari toilet, dan berjalan di koridor.
lalu tiba-tiba para pembully datang kembali dan menghadang si culun

Pembully 2 : Eh ketemu lagi nih, abis nangis ya Lo?

Pembully 1 : gitu aja nangis, cengeng!!

Si Culun : ma..u.. a..paa.. ka..

Pembully 3 : apa sihh ga jelas ngomongnya,

Mereka ber 4 tertawa🤣🤣

Pembully 2 : (mendorong si culun)

(si culun tidak terima, dan balik membalas pembully)

Akhirnya terjadi pertengkaran antara mereka.

Pembully 1 : Oh ngelawan lu skrng? Berani lu skrng Ama gw? Mending minggir lu ngalangin jalan.

(Para pembuli berjalan melewati si culun)

Si Culun tak kuasa lagi untuk menahan. Tak jauh dari sudut matanya, ia melihat sebongkah balok
yang tergeletak. Segera ia mengambil balok itu untuk di lemparkannya sebagai pelampiasan atas
segala pendaman.

Si Culun : (agak berteriak sambil hendak melempar balok)

Para pembuli : (menoleh ke belakang, ke arah culun)

(Balok yang dilemparkan culun mengenai perut pembuli 3)

Pembuli 3 : (berteriak kemudian pingsan)

Pembully 1 : WOY CULUN! Lu ngapain?

Si culun : (berteriak histeris)

Pembuli 2 : Dasar pembunuh! Lu apain temen kita, hah?

Mendengar teriakan si culun, para siswa segera mengerubungi koridor.

Siswa 2 : Itu dia kenapa teriak teriak?

Siswa 1 : Gak ngerti aku. Eh Ya Allah itu kenapa ada darah!?

Siswa 2 : Iya kenapa itu, hii

Siswa 3 : (Mulai ngefotoin kejadian) Info info, terjadi penganiayaan di sekolah, post
Para murid segera mengerubungi koridor karena penasaran dengan apa yang terjadi dan turut
merekam kejadian tersebut dengan ponsel masing-masing.

Siswa 4 : Eh, ada apa? Ada apa?

Siswa 5 : Ada divisi writer, divisi desain, divisi fotografi, dan divisi videografi.

Siswa 4 : Elah bukan itunya. Maksudnya itu di sana ada kejadian apa?

Siswa 5 : Oh.. gaktau juga. Dari sini gak kelihatan.

Siswa 4 : 😑Yasudah

Akhirnya sekolah mereka viral dikarenakan tragedi itu.

Adegan 3

Tragedi tersebut menjadi viral dan membuat para reporter datang ke sekolah itu untuk meliput
kejadian tersebut , para reporter pun menanyakan kajadian tersebut kepada saksi mata yang
melihatnya.

Kameramen : 🎥🎥

Reporter : Selamat siang pemirsa, berjumpa lagi dengan saya ( nama reporter ) dalam wawancara
kali ini, kita akan menyelidiki kasus penganiayaan yang berujung pada pembunuhan yang terjadi di
lingkungan sekolah ini. Baik disamping saya sekarang sedang bersama saksi mata yang melihat
kejadian tersebut.

Reporter : Bagaimana awal mula kejadian ini bisa terjadi ?

Siswa 1 : Ketika saya berjalan diarea koridor, saya melihat *si culun* sedang bersama *para
pembully*, kemudian saya hanya melihat *pembully 3* sudah tergeletak dengan darah keluar dari
mulutnya. Dan disana, saya melihat *si culun sedang memegang sebuah balok.

Siswa 3 : (menyaut dari belakang) Woii, boong itu boong

Reporter : Lalu bagaimana respon sekolah untuk menyikapi masalah ini?

Siswa 1 : Sekolah akan menindak lanjuti kejadian ini dan menyelidiki bersama warga sekolah lainnya.

Siswa 4 : (menyaut dari belakang) Emang eak?

Reporter : Baik terimakasih atas informasinya.

Oke permirsa demikian yang saya laporkan saat ini, saya (nama reporter) dan juru kamera pamit
undur diri. Terima kasih.

Selamat siang dan sampai jumpa.

Adegan 4

Kepala sekolah akhirnya memanggil si culun dan pembully itu ke ruangannya, ia meminta penjelasan
tentang apa yang terjadi kepada si culun dan para pembully itu.
Kepala sekolah : Apa yang sebenarnya terjadi?

(si culun ingin menjawab pertanyaan dari kepala sekolah tapi ia disela oleh pembully 1)

Pembully 1 : Si culun yang mulai duluan pak, padahal kami cuman bercanda.

(katanya sambil pura pura terisak)

Pembully 2 : Iya pak, kami bercanda aja tadi. Tapi si culun malah baper beneran dan menusuk teman
kami.

(katanya sambil pura-pura terisak)

Si Culun : Ti..tidak Pak.. Bukan.. Bukan. Sa.. saya.

Pembully 4 : Iya Pak, semuanya sudah jelas. Si culun yang menancapkan pisaunya ke teman kami. Dia
jelas bersalah, Pak.

Kepala sekolah : Baik, semuanya harap tenang. Saya harus mendengarkan penjelasan dari dia (si
culun) terlebih dahulu. Apakah kejadiannya benar-benar seperti itu.

(ujar kepala sekolah sambil menatap si culun, berharap ia menceritakan kejadian tadi menurut sudut
pandangnya)

Si Culun diam. Tidak mengiyakan tidak pula mengelak. Ia hanya diam, tidak membuka suaranya.
Tidak berusaha melawan. Sebab terakhir kali ia berusaha melawan, justru berakhir dengan fitnah
sekejam ini. Bukan ia pelakunya.

Culun terdiam namun tidak dengan pikirannya, semrawut. Kejadian itu berlangsung begitu cepat.
Secepat kilat. Rasanya ia baru saja mengerjapkan mata. Matanya kini berkaca-kaca, ternyata
sedaritadi si culun menahan tangisnya.

Pak Kepala Sekolah : Bagaimana Culun? Mengapa kamu diam saja? Apakah kamu tidak ingin
membela dirimu?

Buka suaramu, berbicaralah sepatah kata saja. Culun, ayo. Kamu bisa. Jelaskan kepada mereka, kamu
tidak bersalah. Culun. Bela dirimu.

Anda mungkin juga menyukai