Anda di halaman 1dari 6

Sinopsis

Seorang gadis remaja ang telah duduk di bangku perkuliahan


bernama...ia memiliki watak yang baik, ramah dan penolong. Namun ia
memiliki masalah yang membuatnya mengalami masa-masa sulit di
perkuliahan. Itu semua dimulai setelah teman-teman perkuliahannya tahu
bahwa dia adalah pengidap penyakt HIV. Berita itu menggemparkan seluruh
kampus.

Hari-hari berlalu, tak seharipun ia tak mendengarkan kata-kata yang


menyakitkan yang dilontarkan kepadanya. Namun untungnya masih ada
teman-temanya yang mendukung dia sehingga dia tetap tegar hari demi hari.
Berbagai konflik terjadi setiap waktunya hingga tiba pada masa ketika orang
yang paling dia sayangi telah pergi itu pun membuat dunianya seakan runtuh
menimpanya hingga seakan tak bisa bangkit lagi.

Ia tak berdaya menerima kenyataan yang ada bahwa ia telah


ditinggalkan orang tersayangnya. Hari-harinya menjadi suram tak berwarna,
wajahnya yang selalu diwarnai dengan senyuman kini sudah langka terlihat.
Bagaimanakah kelanjutan hidup dari ...
NASKAH
SCENE 1
Opening

(scene di kuburan)

SCENE KELAS

Di suasana kelas mahasiswa sedang menikmati waktu kosong dalam kelas,


seperti main game, bercerita, dll.

Pada suatu waktu...

Liyah : Aaaaaaaaaaa........cermin ku manaa

Seisi kelas dibuat gempar oleh teriakannya.

Yaya : Adududuh hee toa, telinga ku jadi budeg nih

Liyah : stttt...mana cerminku

Yaya : meneketehe...cari tuh pake mata jangan pake mulut

Liyah : Ya kan nanya kok nyolot

Salah satu teman dekatnya pun lewat...

Martha : Nih..

Liyah : unchhh makasihhh sayangg

Martha pun berekspresi geli melihat tingkah temannya

...

Yang menonton kelakuan mereka hanya bisa tergeleng-geleng


Disaat bersamaan dilla dan astri yang memiliki hubungan tidak baik secara
tidak sengaja saling bertemu mata..mereka bedua pun saling membuang
muka.

Disamping itu ayu, tina, dan fira sedang asyik-asyikan nonton korea yang
membuat astri menoleh mereka dengan tatapan sinis.

SCENE 2
Dilla dan teman-temannya Amelia dan mutmainnah saling mengobrol di dalam kelas.

PBM telah dimulai, para mahasiswa belajar dengan tenang. tetapi hanya orang" tertentu yang tahu
jika suasana dikelas ini sedang memanas. Tidak asing lagi jika PBM telah dimulai maka bagi Astri dan
Dilla itu adalah waktunya untuk berperang.

(Scene belajar mereka)

Sementara itu ayu, Tina, dan Fira menonton keseruan itu dari belakang.

Fira : nonton apa sih kita?

Ayu : diam jangan ngerusak suasana

Fira : oke okee

Mereka pun lanjut menonton dengan aestheticnya.

Di samping itu ada yang memperhatikan dilla diam-diam.

Jam menunjukkan 15.40 tanda sudah waktunya pulang.

PBM telah usai dan para mahasiswa bersiap" pulang.

Dilla dan teman-temannya bergegas pulang

Mutmainnah : Dill, nanti malem kerja kelompoknya dirumah lo aja yah?

Amel : Iya dil, boleh ga?

Dilla : Iya lah boleh

Amel dan mutmainnah saling bertatapan, seolah ada sesuatu yg ingin mereka katakan kepada dilla.
Tetapi mereka mengurungkan niatnya dan akan mengatakannya nanti jika sudah waktunya.

Amel : kita boleh nginap ga yah?

Mut : gak tau, coba nanti kita tanya aja kali yah
SCENE 3
Malam pun tiba. Amel dan mutmainnah sudah berada dirumah Dilla.

Dilla : Okey, jadi kita bagi yahh. Mel lo ambil bagian 3, bagian 2 lo mut, dan bagian 1 nya gue.

Amel & mut : okeyy

Beberapa jam kemudian.

Amel meringis karena perutnya sedari tadi berbunyi.

Amel : huaaa laperrr. Mau yg pedes"/manis" hiksss

Mutmainnah : Kita kurir aja yuk. Kalian mo pesen apa nih

Dilla : hmm aku sih (...)

Amel : kalo gue (...)

Mut : Okee, gue pesen yah

Setelah beberapa menit makanan mereka pun tiba.

Amel : Asikkk makan makan

Mut : Abis ini kita lanjut lagi yah

Amel : capekk.. kenapa harus besok sih dl nya, baru juga tadi dikasih-,-

Dilla : sabar kerjain aja yuk

Amel : hmm

Malam telah tiba di waktu tengah malam.

Dengan ragu-ragu mutmainnah ingin meminta izin kepada dilla untuk nginap bersama amel. Namun
ternyata keberuntungan mendatangi mereka.

Dilla : Ehh kalian nginep aja yah. Udah jam segini nih. Masih banyak juga yg mau dikerjain. Kabarin
ortu kalian dulu

Amel dan mutmainnah pun saling bertatapan

Amel & mut : yess

Mut : Ortu gue tau kok klo lagi disini

Amel : Asalkan dirumah lo, ortu gue suruh tinggal pun gapapa katanya. Gue diusir deh kayaknya.
Angkat aku aja jadi adekmu huhuu

Dilla : gak
Mutmainnah menepuk" punggung amel sembari tertawa.

Beberapa jam kemudian.

Amel : Akhirnya selesai jugaaaaaa

Mut : Ayo beresin dulu

Setelah membereskan kerjaan mereka, mereka pun bergegas tidur.

Mereka semua telah berbaring. Dan dengan ragu-ragu mutmainnah ingin berbicara dengan dilla.
Dengan kode yang diberikan amel ia pun memberanikan diri.

Mutmainnah : Dill, gue mau nanya

Dilla : hmm? apa?

Mut : kamu sakit yah?

Dilla tersentak, takut jika penyakit yg dideritanya itu terungkap. Tetapi ia jg merasa tidak ingin
memendam & membohongi temannya. Karena ia tahu kalau temannya itu bisa dipercaya. Karena
dari SMA mereka telah bersama", Dilla juga mengetahui karakter teman mereka itu.

Dilla : sakit?

Amel : iyaa.. karena kita ga sengaja lihat obat lo dan juga ada tes pemeriksaan. Tapi kami masih gak
percaya kalo belum dengar dari lo, sebenarnya kta takut buat nanya ini ke lo, tpi kta khawatir

Dilla ingin memarahi temannya karena telah sembarangan melihat privasinya. Tapi ia juga sembrono
telah menaruh obatnya di sembarang tempat.

Dilla : kalian pernah cerita ke org lain?

Amel & dilla : ngga lah, ngapain

Dilla pun mulai menceritakan tentang penyakitnya itu

Dilla : sebenarnya penyakit ini awal nya dari ayahku baru ia dapat penyakit ini karena dulunya kata
ibu dia penggila tatto, ia hidup tanpa tahu jika ia mengidap HIV, geajalanya sih terlihat tetapi ia
hanya mengira itu hanya gejala biasa pada umumnya. Ibuku menikah dengan ayah tanpa tahu dia
mengidap HIV. Beberapa tahun kemudian setelah mereka menikah, aku lahir kedunia. Namun di hari
itu juga ayahku meninggalkan dunia ini tanpa sempat melihatku. Bagaikan jatuh tertimpa tangga
pula, sehari kemudian setelah kematian ayah dan kelahiranku, ibuku mendapat hasil pemeriksaan
dari rumah sakit di hari ia masih berduka, yang mengejutkan baginya adalah di pemeriksaan itu dia
ternyata positif HIV. Ibu benar-benar terkejut tidak tahu lagi bagaimana ia harus bereaksi. Ditambah
lagi kenyataan bahwa aku juga tertular.

Amel dan mut hanya diam tidak bisa berkutik. Mereka tidak tahu jika ternyata temannya mengalami
kejadian sangat-sangat burik seperti itu. Dilla yang tidak tahan lagi menahan air matanya akhirnya
jatuh bagai air yang mengalir deras. Teman-temannya pun juga ikut menangis karena merasa simpati
pada dilla dan saling memeluk. Beberapa lama kemudian setelah sudah lebih tenang.
Dilla : cerita ini Cuma aku beritahu ke kalian. Kalian bisa ga jaga ini?, aku gak mau repot aja kalau ada
yang tahu penyakitku

Amel & dila : ialah, buat apa juga kita kasih tau orang-orang.

Scene 4
Keesokan harinya di kampus.

Saat dilla baru masuk di kelas, tiba-tiba.

Astri : Ehh udah dateng yah. Duh kamu baik-baik aja kan? Kasihan deh kamu jadi pengen peluk ( astri
mendekat lalu berhenti tepat di depan dilla dan berkata ) eeeh gak jadi deng..iiii takut tertular deh.

Dilla diam kebingungan tidak tahu apa yang dikatakan oleh Astri.

Astri : guyss..kalian harus hati-hati lohh nanti ketularan penyakit dia, katanya sih dia kena HIV lohh,
itu kan penyakit menular.

Dilla dan semua tercengang oleh apa yang dikatakan Astri.

Astri : Tapi kok lo bisa kena yah?..gaspp apa jangan-jangan lo ini sering gitu-gitu yahh?

Anda mungkin juga menyukai