0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan7 halaman
Cerita ini menceritakan tentang seorang anak bernama Lyla yang sering di-bully di sekolah karena penampilannya yang berbeda. Guru bernama Bu Ester berusaha membantu Lyla dengan mengunjungi rumahnya untuk bertemu ibu Lyla. Namun ternyata Lyla merencanakan ritual untuk membangkitkan ayahnya yang meninggal dengan mengorbankan jiwa Bu Ester.
Cerita ini menceritakan tentang seorang anak bernama Lyla yang sering di-bully di sekolah karena penampilannya yang berbeda. Guru bernama Bu Ester berusaha membantu Lyla dengan mengunjungi rumahnya untuk bertemu ibu Lyla. Namun ternyata Lyla merencanakan ritual untuk membangkitkan ayahnya yang meninggal dengan mengorbankan jiwa Bu Ester.
Cerita ini menceritakan tentang seorang anak bernama Lyla yang sering di-bully di sekolah karena penampilannya yang berbeda. Guru bernama Bu Ester berusaha membantu Lyla dengan mengunjungi rumahnya untuk bertemu ibu Lyla. Namun ternyata Lyla merencanakan ritual untuk membangkitkan ayahnya yang meninggal dengan mengorbankan jiwa Bu Ester.
akan mengisi toples tersebut dengan daging yang segar”
Lyla: “Sudah tidak usah. Dasar malas”
(Lyla menuju ke kamar mandi. Ia mengambil arang hitam
yang dilumurkan ke seluruh tubuhnya)
Lyla: “Kapan aku bisa menjalankan ritual lagi?”
Bagian 2
Lyla berangkat ke sekolah dan mendapatkan cemooh
dari teman-temannya. Teman-temannya merundungnya karena menurut mereka, Lyla adalah anak yang aneh.
(Di pagi hari, pelajaran olahraga)
Teman 1: “ Anak nakal, anak nakal”
Teman 2: “Anak setan, anak setan”
Lyla: “Persetan dengan kalian semua!”
Mendengar emosi muridnya, Bu Ester bersegera melerai
dan membantu Lyla untuk menenangkan dirinya.
(Mereka berjalan melewati koridor sekolah dengan
tangisan Lyla yang memecah keheningan koridor)
Lyla: “Ada apa dengan para binatang itu? Kenapa semua
selalu merundungku?” (sembari menangis kencang, nafasnya naik turun dengan cepat).
Bu Ester: “Lyla anak baik. Mereka merundung Lyla itu
perbuatan yang sangat buruk. Sudah, sekarang Lyla ganti pakaian dahulu.”
(Bu Ester mengantar Lyla sampai ke kamar ganti dan
meninggalkannya dengan keringat yang sudah bercucuran)
Lyla: “Teman-teman woy anak setan! Ambilkan
seragamku di tas ransel. Aku sudah masuk ke kamar ganti, sial!”
(2 jam berlalu dan Lyla masih berada di kamar mandi)
Teman-teman Lyla tidak ada yang mau mengambilkan
Lyla seragam sekolahnya.
(Bu Ester datang mencari Lyla dengan terburu-buru)
Bu Ester: ”Lyla apa kamu masih ada di dalam nak? Pelajaran matematika sudah dimulai. Bu Ratu sudah menunggu.”
Lyla: “Bu saya disini! Kamar ganti pintu nomor 3. Saya
kepanasan dan tidak tahu harus apa”
(Bu Ester menuju ke kamar ganti nomor 3 dengan panik)
Bu Ester: “Ya ampun nak, lama sekali kamu berada
diruang ganti. Apakah kau baik-baik saja?”
Lyla: “Tidak bu, teman-temanku bertindak buruk padaku.
Aku membenci mereka!”
Bu Ester segera membawakan Lyla seragam ganti dari
kantin dan meminta Lyla untuk berganti pakaian secepatnya. Bu Ester khawatir akan keberadaan Lyla yang basah kuyup di ruang ganti. Tak lama, Bu Ester membawa Lyla kembali dalam kelas Ceria.
Lyla: “Teman-temanku jahat semua, lihat bu ini ulah
mereka. Kumintai tolong untuk mengambilkan seragamku yang tertinggal di kelas namun tak ada yang mau. Aku basah kuyup dan menunggu selama dua jam diruang ganti karena mereka bu!”
Teman 3: “Tidak bu, Lyla berbohong. Sejak dari pagi ia
selalu memaksa kami untuk membantunya dan berperilaku aneh”
Lyla: “Lihat dirimu Na! Kamu tidak mau mengambilkan
seragam dan masih memarahiku. Sudah begitu, kamu juga tidak meminta maaf padaku atas perbuatanmu!” Bu Ratu: “Sudah, sudah. Untuk apa bertengkar, tidak ada yang salah. Ini hanyalah kesalahpahaman. Nala tidak ada diruang ganti sewaktu Lyla memintai tolong”
Bu Ester: “Sudah, sudah. Untuk apa bertengkar, tidak ada
yang salah. Ini hanyalah kesalahpahaman. Nala tidak ada diruang ganti sewaktu Lyla memintai tolong”
Bagian 3
Sepulangnya dari sekolah, Lyla masih dipenuhi oleh
amarah. Ia membanting semua benda yang ada dirumahnya. Tak ada yang menghentikannya. Ibunya lebih memilih menggenggam tangan seorang lelaki dengan batu akik besar yang bertebaran di jarinya, daripada menggenggam tangan polos Lyla. Ia sedih harus kehilangan sosok ayah yang sering menceritakan dongeng-dongeng untuknya.
(Prang, prang, prang… suara pecahan kaca dari seluruh
perabot rumah yang Lyla banting)
Lyla yang frustasi mengacak-acak rambutnya dan
menuju ke halaman rumahnya untuk berburu rusa. Ia mengenakan pakaian putih kesukaannya dengan membawa pisau dan membunuh rusa-rusa dirumahnya secara brutal.
(Bel rumah besar itu berbunyi) Bu Ester datang dengan
penuh keramahan yang memang sudah melekat pada dirinya.
Bu Ester: “Selamat sore, saya Bu Ester. Guru Lyla di
sekolah” Simbok: “Selamat sore, oh iya Bu Ester. Silakan masuk!”
Inilah saat-saat yang ditunggu Lyla. Ia mengintip dari
jendela kamarnya saat mengetahui Bu Ester datang kerumahnya. Karena sudah 14 bulan, tak pernah kehadiran tamu dirumahnya.
Dengan sebuah buku yang Lyla bawa ia mulai
membacakan mantra sambil komat-kamit
Lyla: “Sudah lama tidak ada yang berkunjung.
Pengunjung pertama neraka ini akan menjadi tumbalnya. Terima kasih Astreo. Sambiren sampean matengga sambungan Iblis! Sambiren sampean matengga sambungan Iblis” (diulang sampai didepan wajah Bu Ester)
Bu Ester: “Keadaan disekolah makin sulit dikendalikan
Bu. Saya mencoba menghubungi orang tua dari anak- anak yang merundung Lyla, namun tak ada balasan”
Simbok: “Lyla hanya tinggal bersama saya bu, ayahnya
meninggal naas satu tahun yang lalu. Namun, sengaja ibunya tak memberitahu keluarga lain perihal ayah Lyla telah meninggal dengan alasan takut Lyla menangis setiap hari” (Simbok memberi cangkir merah)
Simbok: “Silakan diminum, Bu!”
Bu Ester: “Saya ingin berterus terang saja dengan ibu,
Lyla sekarang semakin labil emosinya. Saya mencoba menggali informasi mengenai Lyla disekolah. Namun tak banyak guru yang mau menjelaskan” Bu Ester yang sudah mengerti percakapan ini ujungnya akan kemana itu, pergi berjalan untuk mencari udara. Dilihatnya sesuatu yang tak bisa dicerna pikiran. Dimana bayi rusa bersimpah darah berceceran di taman. Sungguh pemandangan yang tak mengenakkan mata. Menengok ke kanan, Bu Ester melihat buku hitam dengan judul besar “Ilmu Hitam Keluarga Dazk: Menghidupkan Orang Mati”.
Simbok: “Benar Bu, ini penyebab keluarga ini hancur.
Berawal dari hal kecil lalu hilangnya nyawa Ayah Lyla, hingga para guru bungkam mengenai permasalahan Lyla. Ini penyebabnya”
Bu Ester: “Satu-satunya jalan agar kehidupan Lyla
kembali seperti awal dan ia dapat hidup dengan ayahnya adalah kehadiran ibu dirumah ini”
Mendengar hal itu, Bu Ester segera membuka buku itu
dan menemukan tulisan “akan berjumpa 14 bulan setelah sang ayah dipanggil dan akan kembali”.
Lyla masih melantunkan mantranya itu dan saat
melewati pukul 17.13 ia berhenti.
Lyla: “Hahahahahahhaa inilah mangsaku. Bu Ester, sudah
lama saya menyaksikan bagaimana kejamnya ibu saya disini. Saya lelah menghadapi dunia ini, terlebih satu kesalahan kecil yang saya buat di sekolah membuat semakin banyak orang yang membenci saya. Saya juga rindu pada ayah, dan menunggu sampai 14 bulan agar ayah hadir lagi. Namun, keegoisan ibu saya membuat pertemuan saya dengan ayah tertunda. Lelah sudah saya berburu rusa tetapi ayah saya tetap tak kembali. Kebaikan hati ibu adalah kuncinya, ibu termakan oleh skenario yang saya buat agar ibu hadir kerumah saya. Ini berarti Ibu adalah nyawa pengganti ayah saya agar beliau dapat berjumpa lagi dengan saya ”
Simbok memberi Lyla serpihan kaca dan buku besar
hitam kepada Lyla. Ditikamnya Bu Ester hingga titik darah penghabisannya.
(Ritual pun berjalan)
Source: Cerita ini diambil, dianalisis, dan dikupas tuntas
dengan sumber 5 Kasus Pembunuhan Suami Dengan Dalang Istri Sendiri | Dream.co.id