Anda di halaman 1dari 4

Terpisahkan Oleh Takdir

BAGIAN 1 :
karena mereka sudah bersahabat sejak kecil. Sedangkan Dion bersahabat dengan
Akame dan Mala baru dua tahun yang lalu atau tepatnya saat kelas satu SMA.
Pada hari itu Mala tidak masuk sekolah.Aku Akame,Dan Mala saling bersahabat.
Meskipun begitu, Akame dan Mala lebih dekat
      Akame :Eh, Mala kemana ya ? Kok dia nggak masuk sekolah?.
Dion : Tapi kan nggak biasanya Mala nggak masuk. Jangan-jangan Mala
kenapa-napa lagi?
      Akame    :Bagaimana kalau pulang sekolah nanti kita jenguk Mala di
rumahnya. Kamu mau nggak?
      Dion       :Tapi tunggu dulu. Hari ini kan ada ekskul. Jadi kita pulangnya jam
setengah empat.
     Akame    : Oh iya, kalau begitu nanti saja setelah ekskul selesai, kita baru  ke
rumah Mala.
     Dion       : OK! Siap.
  BAGIAN 2 :
       Sepulang sekolah, Akame dan Dion pun mengikuti ekskul. Jam setengah
empat ekskul selesai dan mereka segera ke tempat parkir kendaraan untuk pulang.
Namun di tengah perjalanan ke tempat parkir, mereka melihat sesosok gadis yang
sedang berdiri di pinggir lapangan basket.
    Dion       :Dia siapa ya ?
    Akame   :Murid pindahan mungkin. (memerhatikan gadis yang sedang
membelakangi mereka)
Dion     : Kalau dia murid pindahan, kenapa dia ada di sekolah saat jam
ekskul basket?
    Akame   : Tau. Kita samperin yuk!
    Dion       : Bentar-bentar.
          Tiba-tiba handphone Dion berdering.
    Dion       : Duh, Akame. sepertinya aku nggak bisa ikut jenguk Mala. Soalnya
kakakku SMS, katanya dia mau ke bandara jemput temannya yang datang dari
luar kota. Aku disuruh menemani adikku dirumah. Maaf ya. Sampaikan salamku
untuk Mala ya.
              Akame   : Ya sudah deh. Nggak apa-apa kok.
              Dion    : Kalau gitu, aku pergi dulu ya..
              Akame   : Ya. Hati-hati di jalan.
    BAGIAN 3 :
      Akame menghampiri gadis yang ada di pinggir lapangan tersebut untuk
menjawab rasa penasarannya.
         Akame   : (Bergumam karena penasaran) Kok dia mirip Mala ya? Mala!
(memanggil gadis tersebut)
              Mala     :(berbalik) Akame?
              Akame   :Mala, kamu kok nggak masuk sekolah? terusi kenapa kamu jam
segini di  sekolah?
              Mala      : (Menggenggam secarik kertas) Aku datang kesini karena aku
mau kasih tahu sesuatu ke kamu.
              Akame  : Kasih tahu apa?
              Mala      : Aku mau ngucapin terima kasih karena selama ini kamu sudah
baik banget sama aku. Kamu sudah mau jadi sahabat aku, pengertian sama aku,
dan aku juga minta maaf kalau aku punya salah sama kamu.
              Akame    : Kamu kenapa La? Kenapa kamu ngomong begitu? Apa yang
kamu sembunyiin dari aku?
              Mala      : (Menangis tersedu-sedu) Aku nggak tahu apa yang harus aku
lakukan untuk ngebalas kebaikanmu di sisa-sisa waktuku ini.
              Akame   : Sisa-sisa waktu? Maksudnya? Memangnya kamu mau kemana
La?
              Mala      : Kamu tahu kan kalau kepala aku itu sering sakit?
              Akame    : Iya. Terus kenapa memangnya?
Mala      : Karena aku sudah nggak tahan sakitnya, kemarin aku periksa ke dokter,
terus saat itu juga dokter menyuruhku untuk dironsen, dan tadi pagi aku ambil
hasil ronsennya.

             Akame   : Terus, bagaimana hasil ronsennya?


          
BAGIAN 4
Mala tak menjawab pertanyaannya. Langsung saja Akame merebut secarik kertas
yang sedari tadi digenggam oleh Mala.
Akame  :Apa? Ini nggak mungkin. Saudari Mala Salsabila Putri positif mengidap
kanker otak? Kamu bohong kan La?
  Mala      : Kamu bisa lihat sendiri kan Akame. Itu semua bukan rekayasa. Hidup
aku sebentar lagi berakhir. Sebentar lagi aku akan ninggalin kamu untuk selama
lamanya. Harapan hidup aku sudah kecil banget.
              Akame   : Nggak, kamu nggak boleh bilang begitu, kita nggak boleh
pisah, nggak boleh.
              Mala    : Tapi Akame, setiap ada pertemuan, di situ juga pasti ada
perpisahan.
              Akame  : Nggak, aku nggak mau La. Aku nggak mau pisah sama kamu.
          Tiba tiba Mala merintih kesakitan sambil memegangi kepalanya. Lalu
kemudian pingsan.Mala, kamu kenapa? (Menopang tubuh Mala yang pingsan)
La bangun La! Bangun! Ya Tuhan, Mala kenapa? Tolong… tolong…
          Mala pun segera dibawa ke rumah sakit. Kemudian, Mala segera ditangani
oleh Bu Dokter. Akame pun menelfon ibu Mala, Bu Yulianti  agar segera datang
melihat keadaan Mala.
              Akame       : Hallo Bu Yulianti
Bu Yulianti : Hallo. Ada apa nak?
Akame : Ibu bisa datang ke rumah sakit Sehat Sejahtera, tidak bu?
             Bu Yulianti  : Memangnya ada apa nak?
              Akame    :Mala pingsan bu. Dan saat ini ada di rumah sakit.
              Bu Yulianti   : Iya. Ibu secepatnya kesana. Terima kasih ya sudah
memberi tahu.
              Akame        : Iya bu. Sama-sama.

       BAGIAN 5
   Tak berapa lama kemudian, Bu Yulianti pun datang. Setelah satu jam
menunggu, akhirnya Bu Dokter pun telah selesai memeriksa keadaan Mala.
Namun, Bu Dokter terlihat tidak bahagia.
              Bu Yulianti   : Bu Dokter, bagaimana keadaan Mala?
        Bu Dokter     :Sebelumnya saya minta maaf yang sebesar besarnya, saya
sudah bekerja dengan semaksimal mungkin, tapi saya bukanlah Tuhan yang bisa
mengubah jalan hidup seseorang. Maaf, anak ibu tidak bisa di selamatkan.
Kondisinya sudah sangat kritis, dan sel kanker tersebut telah menyebar keseluruh
tubuhnya.
              Bu Yulianti  : Maksud Bu Dokter, Mala sudah meninggal?
             Bu  Dokter        : Saya sudah berusaha bu. Ini sudah takdir.
              Bu Yulianti   : Mala, ini tidak mungkin. tidak mungkin.
        Bu  Dokter pun pergi meninggalkan Farel dan Bu Yulianti.Akame pun
menghampiri Bu Yulianti yang sedang meratapi kepergian Mala.
Akame       : Ibu yang sabar ya bu. Saya yakin di balik semua ini pasti ada hikmah
yang bisa dipetik.
              Bu Yulianti   :Terima kasih selama ini kamu sudah menjadi sahabat
terbaik Mala .
              Akame : Sama sama Bu
          Keesokan harinya,  jenazah Mala sudah sampai di pemakaman.
              Dion     :  Me !!! (berlari dengan terengah-engah) Aku sudah dengar dari
teman-teman kalau Mala meninggal karena kanker otak.
              Akame    : Iya. Hari ini dia akan dimakamkan.
              Dion       : Kalau begitu, ayo kita ke pemakaman Mala. Aku ingin melihat
Mala meski untuk yang terakhir kalinya.
              Akame    : Ya. (bergegas menuju pemakaman)
Sesampai di pemakaman, Akame dan Dion melihat Bu Yulianti yang berlinang air
mata.
Akame   :Mala, kenapa kamu cepet banget tinggalin aku? Aku nggak mau pisah
sama kamu.
             Dion       : Sudahlah bro, kita harus relakan kepergian Mala. Ini semua
sudah takdir Tuhan.
Tamattt

Anda mungkin juga menyukai