“Teman”
Penokohan
Maya dan Sosol mulai menyadari bahwa Memel dalam beberapa bulan terakhir
berubah cukup banyak.
Memel yang dahulunya dikenal oleh Maya dan Sosol adalah sosok sahabat yang rajin
dan pintar kini berubah menjadi seorang remaja yang menjalani hari-harinya dengan
amburadul dan berantakan karena terjerumus dalam kenakalan remaja.
Keduanya sudah mencoba menyadarkan Memel dari lingkungan tersebut.
Mereka tidak ingin Memel menyesal di kemudian hari karena menyia-nyiakan masa
remajanya dengan melakukan berbagai aktivitas tidak bermanfaat.
Pada suatu hari di sebuah kelas yang sedang melaksanakan pembelajaran, tiba-tiba
Puput dan memel masuk ke dalam kelas dengan seenaknya tanpa mengatakan apa-
apa terlebih dahulu pada pak faris
Pak faris : (menengok ke arah puput dan memel yang sedang berjalan)
kalian berdua, maju ke depan! Cepat!
Pak faris : kamu.. (sambil menggeram) darimana saja kalian! Kalian tidak
tahu kalau ini sudah masuk jam pelajaran?
Memel : sudah tahu pak, masa kita tidak tau yakan put (sambil tertawa
bersama puput)
Pak faris : (menghela nafas) saya sudah tidak sanggup dengan kalian ini.
Sekarang keluar dan bersihkan lapangan! Setelah jam istirahat kalian baru boleh
kembali. Mengerti tidak!
puput dan memel : Iya, Pak. Mengerti (sambil berjalan keluar kelas).
Setelah itu puput dan memel menuju lapangan sekolah sesuai apa yang dikatakan
oleh pak faris, namun Puput malah mengajak memel ke belakang sekolah untuk
merokok
Memel : put amun ketahuan keapa anjir? Mana boleh kita beroko di
sekolahan lo
Puput : bah itu gampang ja pina takutan banar kam nih, amun kada
ketahuan mana bisa kita kena sariki, iyakada?
Memel : ay ayuja, kasi dah gass . Tapi beingat ai jangan lawas lawas
disana, yang ada kena ketahuan
Setelah itu puput dan memel pun menuju ke belakang sekolah, lalu puput dan memel
menyalakan rokok tanpa ragu sedikitpun.
Memel dan Puput yang sedang merokok dan sambil bercakap-cakap, maya yang
sedang mengambil barang di gudang sekolah tidak sengaja melihat mereka yang
sedang merokok.
Maya : haa? itu memel lawan puput kah? beapa buhan disitu (kaget)
(bisiknya sendiri, ia pun sedikit mendekat ke arah mereka untuk memastikan itu
beneran memel dan puput ia pun berlindung di balik tumpukan meja)
Maya : astaga itu bujuran memel lawan puput, sosol harus tahu
tentang ini
Maya pun beranjak pergi dan meninggalkan memel dan puput, setelah dia sampai ke
kelas ia pun memanggil sosol
Maya : sosolll sosoll !! Ada berita hot niee (teriak sambil berlarian )
Sosol : sssttt diem may kada usah bekuciak jua pang may ini di kelas lain
di pasar
Maya : bujuran cuy rill ini no pek pek ini, ayo na kita ke belakang sekolah
Sola pun ikut dengan maya untuk memastikan itu benar atau tidak. Ketika maya dan
sosol sudah sampai di belakang sekolah, sosol pun terkejut melihat puput dan memel
lalu ia memanggil memel
Sosol : memel!
Memel pun sedikit terkejut dengan datangnya sosol dan maya. Sosol dan Maya
langsung menghampiri memel.
Sosol : Ya Allah memel, kam tuh kenapa gerang? Makin hari makin aneh
aneh aja! (sedikit berteriak)
Maya : sol kam keristen cuy kok bilang ya allah sii (sambil nepuk pundak
sosol)
Sosol : kam ni may ae mauk banar kena ja itu di pandir akan kada liat
sikon banar
Sola pun udah agak geram dengan tingkah laku maya ia pun melanjutkan
percakapannya dengan memel yang tertunda tadi.
Sosol : Belakangan ini kam sudah kada terkontrol kaya hilang kendali.
Kalo Pina kam menyesal ke depannya keapa!
Memel : Kam yang kenapa sol ai?! kada perlu mengingatkan aku, kam
tenang ja aku meumpati arus aja kadeda apa apa
Sosol : Kam pikir ini kayak sungai kah meumpati arus aja mel?
Maya : nah bujur mel maka kam manusia laen sungai jangan meumpati
arus kena kam mati
Maya : ashiapp
Memel : emang iya lo? Buhan kam kada usah khawatir lawan ku. Ini hidup
ku lain hidup buhan kam kosah meatur aku.
Maya : mel, maksud kami ni gin jua gasan kebaikan kam jua. Supaya kam
tu kd terlalu terjerumus. Jadi, kam tu harus sadar bahwa apa aja yang akan kam
lakukan di masa ini akan berdampak ke masa depan ikam.
Sosol : Tahu? Tahu keapa? Amun sudah tahu seharusnya kam jauhi hal itu.
Maya : amun dirasa ngalih meubah kebiasaan kam yg kd baik tu, kam bisa
coba begimitan sedikit demi sedikit. Kada harus semua dalam satu waktu.
Memel : iyaa, aku coba begimitan ai . Tapi aku kada kawa janji bisa langsung
merubah seberataan.
Sosol : Kam tenang ja, kami pasti membantu kam begimitan tapi pasti mel.
(Maya mengangguk menyetujui)
Maya : sama sama mel, itu kewajiban kita sebagai kawan km mel, harus
mengingatkan Amun diantara kita ni ada yang terjerumus yang kd baik
Maya : serah ku lah otak bisa kapan ja lancar lwn bisa kapan ja nyendat
Mereka pun tertawa hingga terdengar bunyi lonceng menyadarkan mereka untuk
segera kembali ke kelas.
Persahabatan yang tulus dari mereka membuat suatu hal menjadi mudah dilakukan.