Anda di halaman 1dari 7

4.

1 Pelaksanaan Kegiatan Agroindustri Pengolahan Kopi Robusta


Panawangan Coffee

4.4.1 Penyediaan Sarana Produksi

Penyediaan sarana produksi dalam usaha pengolahan kopi robusta

Panawangan Coffee dilakukan sendiri oleh perajin, termasuk didalamnya alat-alat

yang digunakan dan bahan baku berupa biji kopi berasan (Green bean).

Penyediaan bahan baku dipenuhi dari kebun sendiri dan petani kopi lain yang

bekerjasama dengan perusahaan

4.4.2 Proses Produksi

Proses produksi yang dilaksanakan oleh agroindustri pengolahan kopi

robusta Panawangan Coffee dilakukan satu kali dalam satu bulan. Diawali dengan

penyediaan bahan baku yang dilakukan oleh pengusaha dari kebun milik keluarga

pengusaha dan kebun petani lain yang bekerjasama dengan pengusaha. Bahan

baku tersebut merupakan biji kopi berasan (Green bean) yang sesuai dengan

kriteria yang ditetapkan oleh pengusaha, yaitu berasal dari buah kopi robusta

pilihan yang dipetik saat matang (merah), proses pengolahanya kering/natural,

lolos ayakan 6,5 mm maksimum 0,5%, kadar air biji kopi 12%, dan jumlah nilai

cacat maksimum 11.

Selanjutnya proses penyangraian yang dilakukan dengan menggunakan

mesin sangrai kopi (Coffee roaster) modern berkapasitas 1 kg/batch.

Penyangraian bertujuan untuk mengubah biji kopi mentah menjadi biji kopi

23
24

sangrai (Roasted bean) yang memiliki kualitas baik. Pada proses ini kandungan

air pada biji kopi akan hilang dan aroma kopi akan muncul. Namun dalam proses

penyangraian, pengusaha masih bekerjasama dengan perusahaan pengolahan kopi

lain karena pengusaha belum memiliki mesin sangrai kopi (Coffee roaster)

sendiri.

Setelah proses penyangraian, selanjutnya adalah proses penggilingan.

Penggilingan dilakukan dengan menggunakan mesin penggiling kopi (Coffee

grinder) yang bertujuan untuk mengubah biji kopi sangrai (Roasted bean) menjadi

kopi bubuk. Dalam proses penggilingan menggunakan 1 (satu) orang tenaga kerja.

Setelah proses penggilingan, selanjutnya kopi di kemas menggunakan

kemasan khusus untuk kopi berbahan aluminium foil dengan bentuk kemasan

gusset flat bottom dengan kapasitas 100 gr kopi bubuk. Dalam proses pengemasan

menggunakan tenaga kerja sebanyak 2 orang.

4.2 Analisis Usaha Agroindustri Pengolahan Kopi Robusta Panawangan


Coffee

Analisis usaha agroindustri pengolahan kopi robusta Panawangan Coffee

terdiri atas analisis biaya, penerimaan, pendapatan, R/C dan titik impas (break

even point) yang dihitung selama satu kali proses produksi.

4.5.1 Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh besar

kecilnya produksi. Adapun biaya tetap yang dikeluarkan oleh responden adalah

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), nilai penyusutan alat, biaya perizinan PIRT
25

(Pangan Industri Rumah Tangga) dan bunga modal. Biaya tetap yang dikeluarkan

responden adalah Rp 216.682,46. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada Lampiran

5.

4.5.2 Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan responden besarnya

dipengaruhi oleh besarnya produksi dan sifatnya habis dalam satu kali proses

produksi. Biaya variabel yang dikeluarkan oleh responden terdiri atas sarana

produksi, upah tenaga kerja dan bunga modal. Adapun jumlah biaya variabel yang

dikeluarkan oleh responden adalah Rp 9.236.872,84. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Lampiran 5.

4.5.3 Biaya Total

Biaya total merupakan penjumlahan dari biaya tetap total dan biaya

variabel total. Dari hasil perhitungan dapat diketahui biaya tetap yang digunakan

adalah Rp 216.682,46 dan biaya variabel adalah Rp 9.236.872,84 per satu kali

produksi, sehingga biaya total yang digunakan adalah Rp 9.453.555,3.

4.3 Analisis Penerimaan

Penerimaan merupakan hasil perkalian dari jumlah produk yang dihasilkan

dengan harga jual produk yang berlaku pada saat penelitian. Jumlah produk yang

dihasilkan dalam satu kali proses produksi adalah 600 bungkus kopi robusta

premium bubuk kemasan 100gr, sedangkan harga per bungkusnya Rp 23.000.


26

Maka penerimaan usaha agroindustri pengolahan kopi robusta Panawangan

Coffee adalah Rp 13.800.000 per satu kali proses produksi. Untuk lebih jelasnya

bias dilihat pada Lampiran 6.

4.4 Analisis Pendapatan

Pendapatan atau keuntungan responden dapat diketahui dengan

mengurangi penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan dalam satu kali

proses produksi. Adapun pendapatan yang diperoleh responden agroindustri

pengolahan kopi robusta Panawangan Coffee adalah Rp 4.346.444,7.

4.5 Analisis R/C

R/C digunakan untuk mengetahui kelayakan usaha pada agroindustri

pengolahan kopi robusta Panawangan Coffee di Desa Sagalaherang. R/C

merupakan perbandingan antara penerimaan dengan biaya total. Layak atau

tidaknya suatu usaha dapat dilihat dari nilai R/C

Nilai R/C pada agroindustri pengolahan kopi robusta Panawangan Coffee

adalah :

Total Penerimaan(TR) 13.800.000


R/C = = = 1,46
Total Biaya (TC ) 9.453.555,3

Nilai R/C pada agroindustri pengolahan kopi robusta Panawangan Coffee

adalah sebesar 1,46. Artinya nilai R/C lebih dari 1, maka dapat disimpulkan

bahwa agroindustri pengolahan kopi robusta Panawangan Coffee menguntungkan

dan layak diusahakan.

4.6 Analisis Titik Impas


27

4.9.1 Analisis Titik Impas Penerimaan

Hasil analisis menunjukan titik impas penerimaan agroindustri pengolahan

kopi robusta Panawangan Coffee di Desa Sagalaherang dalam satu kali proses

produksi adalah Rp 656.613,52 dengan perhitungan sebagai berikut :

Biaya Tetap Total


BEP penerimaan (Rp) = Biaya Variabel Total
1-
Nilai Penjualan

= 216.682,46
9.236.872,84
1-
13.800 .000
216.682,46
=
0,3 3
= 656.613,52

Hasil perhitungan menunjukan bahwa penerimaan minimum yang harus

diterima responden dari usaha agroindustri pengolahan kopi robusta Panawangan

Coffee agar tidak mengalami kerugian dalam satu kali proses produksi adalah Rp

656.613,52.

4.9.2 Analisis Titik Impas Produksi

Hasil analisis menunjukan titik impas produksi agroindustri pengolahan

kopi robusta Panawangan Coffee di Desa Sagalaherang dalam satu kali proses

produksi adalah 28,55 bungkus, dengan perhitungan sebagai berikut :

BEP penerimaan
BEP produksi (bungkus) =
Harga produk

656.613,5 2
=
23.000

= 28,55 bungkus
28

Hasil perhitungan menunjukan bahwa volume produksi minimum yang

harus diproduksi dari agroindustri pengolahan kopi robusta Panawangan Coffee

agar mencapai titik impas adalah 28,55 bungkus.

4.9.3 Analisis Titik Impas Harga

Hasil analisis menunjukan titik impas harga produksi agroindustri

pengolahan kopi robusta Panawangan Coffee di Desa Sagalaherang dalam satu

kali produksi adalah Rp 15.755.93, dengan perhitungan sebagai berikut :

Biaya Total
BEP harga =
Produksi Total

9.453.555,3
=
600

= 15.755.93

Hasil perhitungan menunjukan bahwa harga jual minimum hasil produksi

yang harus dikeluarkan agroindustri pengolahan kopi robusta Panawangan Coffee

agar mencapai titik impas adalah Rp 15.755.93 / bungkus.

Secara grafik titik impas agroindustri pengolahan kopi robusta

Panawangan Coffee di Desa Sagalaherang dapat dilihat pada Gambar 2.


29

Gambar 2. BEP (Break Even Point) Agroindustri Pengolahan Kopi Robusta

Panawangan Coffee

Anda mungkin juga menyukai