Anda di halaman 1dari 2

2.

4 Analisis Kelayakan Usaha


2.4.1 HPP (Harga Pokok Produksi)
Dalam satu kali produksi, dibuat produk Brownis Biji Salak sebanyak 100 buah.
Maka, Harga Pokok Produksi (HPP) yang didapat adalah sebesar :
HPP = Biaya Habis Produksi : Total Produksi
= Rp. 6.000.000 : 100
= Rp. 60.000
Artinya untuk mendapatkan keuntungan, harga produk harus diatas Rp. 40.000
perbuah . Berdasarkan Harga Pokok Produksi diatas, harga produk Brownis Biji
Salak ditetapkan sebesar Rp. 80.000
2.4.2 BEP (Break Event Point)
BEP = Total Biaya Produksi : Harga Jual Perbuah
= Rp 6.000.000 : Rp. 80.000 = 75
2.4.3 Hasil Penjualan (Omset)
Omset/hasil penjualan dalam sekali produksi Brownis Biji Salak yaitu sebesar
Rp. 80.000 x 100 buah = Rp. 8.000.000
2.4.4 B/C ratio (Benefit and Cost Ratio)
B/C Ratio = Hasil Penjualan : Total Biaya Produksi
= Rp. 8.000.000 : Rp. 6.000.000 = 1,34
Karena nilai ratio lebih dari 1, maka usaha Brownis Biji Salak ini layak dijalankan.
Artinya satuan biaya dikeluarkan diperoleh dari hasil penjualan sebesar 1,34 kali
lipat.
2.4.5 Keuntungan
Keuntungan perbuah = Harga jual perbuah – HPP perbuah
= Rp. 80.000 – Rp. 60.000
= Rp. 20.000
Keuntungan produksi = Rp. 20.000 x 100 = Rp. 2.000.000 dalam sekali produksi
2.4.6 PBP (Pay Back Period)
PBP = Total investasi : (BEP x Keuntungan perbuah)
= Rp. 10.700.000 : (75 x 20.000) = 7,1 kali produksi (7 kali)
2.5 Aspek Produksi
Proses produksi Brownis Biji Salak merujuk pada kebiasan mengkonsumsi dessert.

Anda mungkin juga menyukai