Anda di halaman 1dari 36

PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PRODUK NUGGET AYAM

(SUATU KASUS DI SUPERMARKET ASIA PLAZA KOTA


TASIKMALAYA)

USULAN PENELITIAN

Oleh:
Nisrina Hasna Luthfiyah Rosyadi
NPM 175009100

JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN


UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2021
PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PRODUK NUGGET AYAM
(SUATU KASUS DI SUPERMARKET ASIA PLAZA KOTA
TASIKMALAYA)

USULAN PENELITIAN
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Melaksanakan Penelitian dalam rangka
Penulisan Skripsi Pada Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Siliwangi

Oleh:
Nisrina Hasna Luthfiyah Rosyadi
NPM 175009100

JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN


UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Preferensi Konsumen Terhadap Produk Nugget Ayam


(Suatu Kasus Di Supermarket Asia Plaza Kota Tasikmalaya)

Nama Mahasiswa : Nisrina Hasna Luthfiyah Rosyadi


NPM : 175009100
Jurusan : Agribisnis
Fakultas : Pertanian

Menyetujui dan Mengesahkan

Ketua Pembimbing Anggota Pembimbing

Hj. Rina Nuryati, Ir., M.P. Dr. H. D. Yadi Heryadi, Ir., M.Sc.

KATA PENGANTAR

i
Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian ini dengan
baik. Sholawat beserta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad
S.A.W yang membawa dunia kegelapan menjadi dunia penuh penerangan, kepada
keluarganya, kepada para sahabatnya, dan mudah-mudahan sampai kepada kita
selaku umatnya. Aamiin. Alhamdulillah atas hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan penyusunan usulan penelitian ini yang berjudul “Preferensi
Konsumen terhadap produk Nugget Ayam”.
Usulan penelitian ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada, Dr. Hj. Rina Nuryati, Ir., M.P.
selaku Ketua Komisi Pembimbing. Dr. H. D. Yadi Heryadi, Ir., M.Sc. Selaku
Anggota Pembimbing. Dr. Hj. Ida Hodiyah, Ir., M.P selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Siliwangi. Dedi Darusman, Ir., M.Sc. selaku Ketua Jurusan
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi. Serta seluruh Dosen dan Staf
Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi. Ucapan terimakasih juga penulis
sampaikan kepada orang tua dan keluarga serta teman-teman Agribisnis Angkatan
2017 yang selalu memberikan doa dan dukungan kepada penulis dan kepada
semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran penyusunan usulan
penelitian ini.
Akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan usulan penelitian ini.
Penulis pun berharap semoga usulan penelitian ini dapat bermanfaat dan semoga
Allah SWT memberi lindungan bagi kita semua.

Tasikmalaya, 24 Februari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................i

KATA PENGANTAR.......................................................................................ii

DAFTAR TABEL.............................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR.........................................................................................v

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................vi

BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah...........................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN...........5


2.1 Tinjauan Pustaka................................................................................5
2.1.1 Agroindustri Daging Ayam........................................................5
2.1.3 Pengertian Preferensi Konsumen...............................................8
2.1.4 Atribut Produk...........................................................................9
2.2 Penelitian Terdahulu........................................................................12
2.3 Kerangka Pemikiran........................................................................14

BAB III. METODE PENELITIAN................................................................16


3.1 Tempat dan Waktu Penelitian..........................................................16
3.2 Metode Penelitian............................................................................16
3.3 Jenis dan Teknik Pengambilan Data................................................17
3.4 Populasi dan Sampel........................................................................18
3.5 Definisi dan Operasionalisasi Variabel...........................................19
3.6 Kerangka Analisis............................................................................20

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................22

LAMPIRAN.....................................................................................................25

iii
DAFTAR TABEL

No Judul Hal

DAFTAR GAMBAR

No Judul Hal

iv
DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Hal
1.

v
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang
memiliki peranan penting dalam menopang perekononiam masyarakat.
Pembangunan sektor ini dapat diwujudkan dengan mengembangkan sistem
agribisnis peternakan yang diharapkan dapat meningkatkan populasi,
produktifitas, kualitas, pemasaran dan efisiensi usaha ternak, baik yang dikelola
secara mandiri maupun secara kemitraan. Salah satu komoditas peternakan yang
memiliki potensi yang cukup tinggi di Indonesia adalah peternakan ayam ras
pedaging (Aisyah dan Sitti Khadijah, 2017). Ayam merupakan salah satu jenis
unggas yang paling banyak dipelihara dan dibudidayakan untuk dimanfaatkan
daging, dan telurnya. Ayam pedaging salah satu komoditi unggas yang
memberikan kontribusi besar dalam memenuhi kebutuhan protein asal hewani
bagi masyarakat Indonesia. Ayam pedaging atau lebih dikenal dengan sebutan
ayam broiler ini telah banyak dikonsumsi dan dikembangkan karena bernilai
ekonomis dalam bentuk daging (Yuwanta, 2004). Menurut Kasih et al. (2012),
saat ini masyarakat Indonesia lebih banyak mengenal daging ayam broiler
sebagai daging ayam potong yang biasa dikonsumsi karena kelebihan yang
dimiliki seperti kandungan atau nilai gizi yang tinggi sehingga mampu memenuhi
kebutuhan nutrisi dalam tubuh, mudah di peroleh, dagingnya yang lebih tebal,
serta memiliki tekstur yang lebih lembut dibandingkan dengan daging ayam
kampung dan mudah didapatkan di pasaran maupun supermarket dengan harga
yang terjangkau. Daging ayam mengandung gizi yang tinggi, protein pada ayam
yaitu 18,2 g / 100 g daging ayam broiler, sedangkan lemaknya berkisar 25,0 g.
(Depkes, 1996). Daging ayam merupakan salah satu komoditas peternakan yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani karena mengandung
protein bermutu tinggi dan mampu memenuhi zat gizi yang dibutuhkan oleh
tubuh. Daging ayam dapat diolah dalam berbagai jenis produk yang menarik
dengan aneka bentuk dan rasa untuk tujuan memperpanjang masa simpan serta
dapat meningkatkan nilai ekonomis tanpa mengurangi nilai gizi dari daging yang
diolah (Soeparno, 2009).

1
2

Agroindustri dapat dijabarkan sebagai kegiatan industri yang


memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang, dan menyediakan
peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut, dengan demikian agroindustri
meliputi industri pengolahan hasil pertanian, industri yang memproduksi
peralatan dan mesin pertanian, industri input pertanian dan industri jasa sektor
pertanian. (Udayana, 2011) Apabila dilihat dari sistem agribisnis, agroindustri
merupakan subsistem agribisnis yang memproses hasil pertanian menjadi barang
setengah jadi yang langsung dapat dikonsumsi dan barang hasil produksi industri
yang digunakan dalam proses produksi. Daging ayam bisa diolah menjadi
beberapa produk yang dapat dikonsumsi oleh manusia. Produk olahan daging
ayam terdiri atas produk olahan daging yang melalui proses penggilingan seperti
nugget, bakso dan sosis.
Pengolahan daging segar menjadi produk olahan beku merupakan proses
yang sangat penting yang berfungsi untuk memperpanjang masa simpan terutama
dengan teknik pembekuan (Lampila dan Lahteenmaki, 2007), Terdapat
kecenderungan konsumsi pangan masyarakat yang mengarah kepada konsumsi
makanan beku. Dikarenakan kebiasaan dan gaya hidup khususnya masyarakat
perkotaan yang mengkonsumsi produk makanan siap saji, hemat waktu, praktis,
mudah dimasak, dan mudah didapatkan telah berdampak pada semakin
terbukanya peluang pasar produk makanan olahan beku yang memenuhi selera
konsumen. Produk makanan olahan beku antara lain meliputi chicken nugget,
smoked beef, sosis, karagee dan lain sebagainya (Lailatul Mufidah, 2006).
Akibatnya terjadi perubahan pola konsumsi pangan yang sebelumnya
mengkonsumsi produk olahan tradisional menjadi produk olahan modern yang
lebih mudah diperoleh dan dapat disajikan dengan cepat. Salah satu produk yang
mudah dan dapat disajikan dengan cepat dari olahan daging ayam adalah nugget
(Astawan, 2004). Nugget merupakan produk olahan siap saji yang telah
berkembang dan diminati masyarakat luas, mulai dari anak-anak hingga kalangan
lanjut usia. Nugget dicetak dalam bentuk potongan persegi empat, dimasak,
dibuat dari campuran daging ayam giling. Pembuatan Nugget ayam selain
bertujuan untuk meningkatkan nilai ekonomi bertujuan juga untuk meningkatkan
nilai gizi, meningkatkan mutu, dan memperpanjang masa simpan daging ayam
3

(Aisyah, 2017). Pada proses pembuatan nugget diperlukan bahan yang


mengandung karbohidrat sebagai bahan pengikat agar semua bahan dapat
menyatu dalam satu adonan sehingga menghasilkan tekstur adonan yang baik.
Bahan pengikat merupakan bahan yang digunakan dalam makanan untuk
mengikat air yang terdapat dalam adonan. Bahan pengikat yang digunakan dapat
berupa tepung (R. P. Astriani, Kusrahayu dan S. Mulyani, 2013).
Perkembangan jaman telah mengubah preferensi konsumen menjadi lebih
bebas dalam memilih produk olahan ayam dengan berbagai macam pilihan yang
akan dibeli. Preferensi konsumen adalah pemilihan suka atau tidak sukanya
seseorang terhadap produk yang dikonsumsi. Preferensi menunjukkan kesukaan
konsumen dari berbagai produk pilihan yang ada (Aisyah, 2017). Tingkat
preferensi konsumen terhadap produk olahan ayam berbeda-beda tergantung dari
konsumen. Kesukaan masyarakat terhadap produk olahan ayam dipengaruhi oleh
beberapa atribut yang berbeda-beda. Perkembangan jaman telah mengubah
preferensi konsumen menjadi lebih bebas dalam memilih produk yang akan
dibeli. Hal ini terjadi karena pasar menyediakan berbagai pilihan produk yang
sangat banyak, sehingga preferensi pada diri konsumen dan tentunya konsumen
berhak membeli produk sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Hal ini
dikarenakan konsumen memiliki berbagai kriteria untuk membeli produk,
diantaranya adalah membeli produk yang sesuai dengan kebutuhannya, seleranya,
dan daya belinya. (Sumarwan dan ujang, 2002). Salah satu cara untuk
mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen yaitu melalui karakteristik
konsumen yang dapat mempengaruhi konsumen dalam menentukan
preferensinya. Karakteristik konsumen merupakan suatu gambaran mengenai
identitas konsumen, dimana setiap konsumen memiliki karakteristik yang
berbeda yang dilihat dari umur, jenis kelamin, pekerjaan, Pendidikan, pendapatan
(Santi, 2012)
Atribut adalah faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam
mengambil keputusan tentang pembelian suatu merek atau kategori produk yang
melekat pada produk atau menjadi bagian produk itu sendiri (Simamora dan
Bilson, 2008). Dimana atribut dari tipe ciri berupa harga, rasa, kesegaran, warna,
ukuran, dan kemasan, sedangkan atribut dari tipe manfaat adalah kandungan
4

vitaminnya. Nilai kegunaan ini menunjukkan preferensi konsumen terhadap taraf


suatu atribut dimana kegunaan yang tertinggi dari suatu taraf tersebut cenderung
disukai konsumen (contoh atribut rasa, sedangkan taraf misalnya manis, asam
dan tawar). Dimana dalam hal ini yang menjadi pertimbangan adalah atribut dari
produk tersebut (Andi Rizkiyah, 2019).
Dikarenakan masa simpan daging ayam yang tidak tahan lama maka
diperlukan kegiatan agroindustri yaitu pengolahan hasil pertanian menjadi barang
setengah jadi untuk bisa di konsumsi serta mendapatkan nilai tambah produk.
Salah satunya dengan pengolahan daging ayam menjadi produk olahan beku.
Terdapat kecenderungan konsumsi pangan masyarakat di perkotaan yang
mengarah kepada konsumsi makanan beku, salah satu produk makanan beku
yang berasal dari olahan daging ayam adalah nugget ayam. Dari berbagai jenis
produk nugget ayam memiliki atribut produk yang dapat menjadi pertimbangan
konsumen untuk memilih preferensinya memilih produk nugget ayam yang
konsumen suka. Inilah yang mendorong peneliti mengadakan penelitian
mengenai preferensi konsumen terhadap produk olahan nugget ayam. serta
adakah hubungan antara karakteristik konsumen dengan dengan preferensi
konsumen.

1.2 Identifikasi Masalah

Bedasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka masalah yang dapat
di identifikasikan dalam penelitian ini, yaitu:
1) Bagaimana karakteristik konsumen nugget ayam di Supermarket Plaza Asia?
2) Bagaimana preferensi konsumen nugget ayam di Supermarket Plaza Asia?
3) Bagaimaa hubungan antara karakteristik konsumen dengan preferensi
konsumen nugget ayam di Supermarket Plaza Asia?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:


1) Karakteristik konsumen nugget ayam di Supermarket Plaza Asia.
2) Preferensi konsumen nugget ayam di Supermarket Plaza Asia.
3) Karakteristik konsumen dengan preferensi konsumen nugget ayam di
Supermarket Plaza Asia.
5

1.4 Manfaat Penelitian


Kegunaan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah :
1) Bagi penulis, sebagai informasi dan pengetahuan berkaitan dengan prefereni
konsumen dan juga sebagai pengalaman bagi penulis.
2) Bagi peternak ayam, untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan.
3) Bagi Pemerintah, sebagai bahan acuan dalam menentukan kestabilan harga
dan distribusi yang merata
4) Bagi peneliti lain, sebagai tambahan informasi maupun sebagai bahan acuan
berkaitan dengan preferensi konsumen terhadap produk nugget ayam.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Agroindustri Daging Ayam
Agroindustri merupakan suatu kegiatan dimana sebagai bahan baku
utamanya adalah hasil pertanian atau suatu industri yang menghasilkan suatu
produk yang digunakan dibidang pertanian sebagai sarana ataupun input.
Pengertian agroindustri yaitu perusahaan yang memproses bahan nabati (yang
berasal dari tanaman) dan hewani (yang berasal dari hewan). Proses yang
digunakan mencakup pengubahan dan pengawetan melakukan perlakuan fisik
atau kimiawi, penyimpanan, pengemasan, dan distribusi (Austin, 1981). Hasil
akhir dari agroindustri ini nantinya masih dapat dipergunakan sebagai bahan baku
dalam pengolahan lanjutan suatu industri dan dapat juga langsung dimanfaatkan
atau dinikmati oleh konsumen. Menurut Udayana (2011) agroindustri dibedakan
menjadi dua, yaitu agroindustri hilir (down stream) dan agroindustri hulu (up
stream). Agroindustri hilir adalah industri yang mengolah komoditas pertanian
primer menjadi produk olahan baik produk antara (intermediate product) maupun
produk akhir (finish product). Sedangkan agroindustri hulu adalah industri yang
menghasilkan barangbarang modal bagi pertanian dalam artian yang luas yakni
industri pembibitan tumbuhan dan hewan, industri agrokimia (pupuk,
pestisida,obat) dan agroindustri otomotif atau mesin dan peralatan pertanian serta
industri pendukungnya.

Menurut Hicks (1995), agroindustri adalah kegiatan dengan ciri


meningkatkan nilai tambah, menghasilkan produk yang dapat dipasarkan atau
digunakan atau dimakan, meningkatkan daya simpan, menambah pendapatan dan
keuntungan produsen. Menurut Soekartawi (2002) ada beberapa ciri produk
pertanian yaitu antara lain:

a. Produk pertanian adalah produk musiman. Artinya tiap macam produk


pertanian tidak mungkin tersedia setiap saat bila tanpa diikuti dengan
manajemen stok yang baik.
b. Produk pertanian bersifat segar dan mudah rusak. Artinya tiap macam produk
pertanian sebenarnya diperoleh dalam keadaan segar sehingga tidak dapat

6
7

disimpan dalam waktu yang relatif lama. Kalau saja diinginkan penyimpanan
dalam waktu yang relatif lama, maka diperlukan perlakuan tambahan.
c. Produk pertanian itu bersifat “bulky”. Artinya, volumenya besar tetapi nilainya
relative kecil. Akibatnya ialah dalam proses pengelolaannya diperlukan tempat
yang luas. Ini artinya perlu biaya penyimpanan atau perawatan yang lain dalam
jumlah yang relatif besar.
d. Produk pertanian lebih mudah diserang hama dan penyakit. Sehingga tingkat
kerusakan yang diakibatkan oleh hama dan penyakit itu juga besar. Bila
dikehendaki agar produk tersebut terhindar dari serangan hama dan penyakit.,
maka diperlukan juga biaya yang tidak sedikit.
e. Produk pertanian juga tidak mudah didistribusikan ke lain tempat. Ini artinya
dimaksudkan agar bila produk tersebut terserang hama dan penyakit, maka
diharapkan tidak terjadi penularan.

Agroindustri daging ayam adalah salah satu sub kegiatan dalam subsistem
agribisnis. Kemajuan teknologi agroindustri mampu mendorong kearah
diversifikasi produk untuk memenuhi kebutuhan manusia maupun pengguna
lainnya atau meningkatkan pangsa-pasar hasil olahan. Tujuan agroindustri
pengolahan hasil pertanian dengan teknologi tertentu, antara lain adalah untuk
mendapatkan produk yang sesuai dengan kebutuhan manusia, baik selera maupun
nilai gizinya, memperpanjang masa simpan karena karakteristik produk pertanian
yang mudah rusak, bulky dan rentan terhadap hama dan penyakit.

2.1.2 Olahan Daging Ayam


Sejak dahulu hingga sekarang, daging ayam masih tetap menjadi menu
masakan yang banyak disukai semua kalangan. Ada banyak sekali varian olahan
daging ayam seperti bakso ayam, sosis ayam dan nugget ayam. Nugget
merupakan produk olahan daging ayam yang menggunakan teknologi
restrukturisasi daging, yaitu teknik pengolahan daging dengan memanfaatkan
daging berkualitas rendah karena potongan daging yang relatif kecil dan tidak
beraturan untuk dilekatkan kembali menjadi ukuran yang lebih besar menjadi
olahan dan meningkatkan nilai tambah daging tersebut (Purnomo, 2012).
Nugget ayam  adalah salah satu pangan hasil pengolahan daging yang
memiliki cita rasa khas daging, biasanya berwarna kuning orange. Biasanya
8

daging-daging sisa dan atau kulitnya diolah menjadi satu dan digoreng memakai
tepung roti. Umumnya nugget dikonsumsi setelah digoreng. Nugget ayam dibuat
dari daging ayam giling yang diberi bumbu, dicampur bahan pengikat, kemudian
dicetak membentuk tertentu, dikukus, dipotong dan dilumuri perekat tepung
(batter) dan diselimuti tepung roti (breading). Nugget digoreng setengah matang
dan dibekukan untuk mempertahankan mutunya selama penyimpanan (Astawan,
2004).
Pembuatan nugget mencakup lima tahap, yaitu penggilingan yang disertai
oleh pencampuran bumbu, es dan bahan tambahan, pengukusan dan pencetakan,
pelapisan perekat tepung dan pelumuran tepung roti, penggorengan awal (pre-
frying) dan pembekuan (Alamsyah dan Yuyun, 2007). Tahapan pembuatan nugget
adalah sebagai berikut :
a. Penggilingan
Penggilingan daging diusahakan pada suhu di bawah 15ºC, yaitu dengan
menambahkan es pada saat penggilingan daging (Tatono, 1994). Pendinginan ini
bertujuan untuk mencegah denaturasi protein aktomiosin oleh panas. Pada proses
penggilingan daging terjadi gesekan-gesekan yang dapat menimbulkan panas. Air
yang ditambahkan ke dalam adonan nugget pada waktu penggilingan daging
dalam bentuk serpihan es. Air es digunakan untuk mempertahankan temperatur
selama pendinginan.
b. Pengukusan
Pengukusan menyebabkan terjadinya pengembangan granula– granula pati
yang disebut gelatinisasi. Gelatinisasi merupakan peristiwa pengembangan
granula pati sehingga granula tersebut tidak dapat kembali seperti keadaan
semula. Mekanisasi gelatinisasi, diawali oleh granula pati akan menyerap air yang
memecah kristal amilosa dan memutuskan ikatan–ikatan struktur heliks dari
molekul tersebut. Penambahan air dan pemanasan akan menyebabkan amilosa
berdifusi keluar granula, sehingga granula tersebut hanya mengandung sebagian
amilopektin dan akan pecah membentuk suatu matriks dengan amilosa yang
disebut gel (Winarno, 1997).
c. Batter dan Breading
9

Menurut Fellow (2000), perekat tepung (batter) adalah campuran yang


terdiri dari air, tepung pati, dan bumbu-bumbu yang digunakan untuk
mencelupkan produk sebelum dimasak. Pelumuran tepung roti (breading)
merupakan bagian yang paling penting dalam proses pembuatan produk pangan
beku dan industri pangan yang lain. Nugget ayam termasuk salah satu produk
yang pembuatannya menggunakan batter dan breading. Batter yang digunakan
dalam pembuatan nugget berupa tepung halus dan berwarna putih, bersih dan
tidak mengandung benda–benda asing. Breading dapat membuat produk menjadi
renyah, enak dan lezat.
d. Penggorengan
Penggorengan merupakan proses termal yang umum dilakukan orang
dengan menggunakan minyak. Bahan pangan yang digoreng mempunyai
permukaan luar berwarna coklat keemas an (BSN, 2002). Penggorengan awal
akan memberikan warna pada produk, membentuk kerak pada produk setelah
digoreng, memberikan penampakan goreng pada produk serta berkontribusi
terhadap rasa produk (Fellow, 2000). Penggorengan awal dilakukan dengan
menggunakan minyak mendidih (180-195°C) sampai setengah matang. Suhu
penggorengan jika terlalu rendah, pelapis produk menjadi kurang matang. Jika
suhu terlalu tinggi, pelapis produk akan berwarna gelap dan gosong. Waktu untuk
penggorengan awal adalah sekitar 30 detik. Penggorengan awal dilakukan karena
penggorengan pada produk akhir hanya berlangsung sekitar 4 menit, atau
tergantung pada ketebalan dan ukuran produk.
e. Pembekuan
Pembekuan merupakan langkah akhir yang dilakukan setelah nugget atau
produk telah melewati tahap – tahap diatas, dimana pada proses pembekuan ini
bertujuan untuk memperpanjang daya simpan produk sehingga produk dapat
digunakan dalam jangka waktu yang panjang. Pembekuan biasanya menggunakan
alat refrigrator atau kulkas yang diatur dalam suhu -18 derajat celcius (BSN,
2002).
2.1.3 Karakteristik Konsumen
konsumen adalah seseorang yang menggunakan produk dan atau jasa yang dipasarkan.
10

2.1.4 Pengertian Preferensi Konsumen


Menurut Kotler dan Keller, (2009:181) Preferensi konsumen merupakan
suatu sikap konsumen terhadap satu pilihan merek produk yang terbentuk melalui
evaluasi atas berbagai macam merek dalam berbagai pilihan yang tersedia.
Preferensi konsumen adalah pemilihan suka atau tidak sukanya seseorang
terhadap produk (barang atau jasa) yang dikonsumsi. Preferensi menunjukkan
kesukaan konsumen dari berbagai produk pilihan yang ada. Pemahaman
preferensi konsumen bertujuan untuk meneruskan strategi pemasaran yang secara
berkelanjutan agar barang atau jasa yang dijual atau dipasarkan tetap diminati oleh
konsumen (Aisyah R dan Sitti Khadijah, 2017). Kotler (2005) menyatakan bahwa
preferensi konsumen adalah derajat suka atau tidak suka seseorang terhadap suatu
jenis produk.

Preferensi terhadap produk pangan merupakan gambaran atas sikap


sesorang terhadap pangan dan seseorang. dapat melakukan pilihan dari produk
yang ada sedikitnya dua jenis pangan yang berbeda, Menurut Kotler (2000), ada
tiga komponen preferensi yang mempengaruhi konsumen pangan dimana semua
komponen tersebut saling mempengaruhi dan berkaitan satu sama lain yaitu:

1) Karakteristik produk meliputi rasa, warna, aroma, kemasan dan tekstur.


2) Karakteristik lingkungan meliputi jumlah keluarga, tingkat sosial, musim dan
mobilitas.

2.1.4 Atribut Produk


Atribut adalah faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam
mengambil keputusan tentang pembelian suatu merek atau kategori produk yang
melekat pada produk atau menjadi bagian produk itu sendiri (Simamora, 2008).
Atribut yang dimiliki suatu produk menunjukan keunikan dari produk tersebut dan
dapat juga mudah menarik perhatian konsumen. Atribut menurut Simamora
(2004) terdiri dari tiga tipe yaitu:
1) Ciri atau rupa (feature)
Ciri dapat berupa ukuran, bahan dasar, karakteristik estetis, proses
manufaktur, servis atau jasa, penampilan, harga, susunan maupun trandemark
2) Manfaat (benefit)
11

Manfaat dapat berupa kegunaan, kesenangan yang berhubungan dengan


panca indera, manfaat non material seperti waktu.
3) Fungsi (function)
Atribut fungsi jarang digunakan dan lebih sering diperlakukan sebagai
ciri-ciri atau manfaat.
Pengertian atribut produk menurut Kotler & Amstrong (2008) adalah
manfaat yang dikomunikasikan dan dihantarkan produk, seperti kualitas, fitur,
serta gaya dan desain. Karakteristik produk harus digambarkan dengan jelas, yang
menekankan komponen apasaja yang menjadikan produk tersebut lebih diminati
daripada produk sejenis yang ditawarkan oleh para pesaing.
Menurut (Sanzo et al, 2006:649), terdapat 2 dimensi atribut yaitu atribut
intrinsik atau sentral dan atribut ekstrinsik. Atribut intrinsik merupakan atribut-
atribut spesifik untuk masing-masing produk yang akan menghilang ketika produk
dikonsumsi dan tidak dapat diubah tanpa mengubah sifat dari produk itu sendiri.
Atribut intrinsik terdiri dari: kandungan gizi, kelezatan, rasa, aroma, warna,
tekstur dan bentuk. Atribut ekstrinsik merupakan segala aspek yang berhubungan
dengan produk tetapi tidak menjadi bagiannya secara fisik. Atribut ekstrinsik
terdiri dari: merek, label, harga, desain, kemasan, bersih, dan polusi terhadap
lingkungan. Pengembangan suatu produk melibatkan pendefinisian manfaat yang
akan ditawarkan produktersebut.
Kotler dan Amstrong (2004:347) mengungkapkan bahwa manfaat ini
dikomunikasikan dan dihantarkan oleh atribut produk seperti: product quality
(kualitas produk), product features (fitur produk), dan product design (desain
produk). Atribut-atribut produk dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi
pembelian konsumen, yang mana semakin lengkap dan komplit atribut sebuah
produk, semakin besar peluang produk tersebut untuk diminati oleh konsumen
(Tjiptono, 2008). Berdasarkan ketiga pendapat di atas, maka yang dijadikan dasar
dalam bahan penelitian atribut produk dan disesuaikan dengan produk yang
diteliti berupa produk nugget ayam adalah rasa, aroma, tekstur, warna, harga,
label dan kemasan.
1) Atribut Rasa dan Aroma
12

Wood (2007:112) menyatakan bahwa aspek sensory (seperti rasa, aroma)


merupakan hal yang paling penting dalam beberapa produk. Fandos dan Flavian
(2006:654) menganalisis aroma sebagai atribut yang membentuk atribut produk
intrinsik karena aroma dapat diidentifikasi ketika produk akan dikonsumsi. Aroma
dari suatu produk akan mempengaruhi reaksi konsumen terhadap produk bahkan
sebelum mereka mengkonsumsinya.
2) Atribut Tekstur
Fandos dan Flavian (2006:654) menganalisis special texture (atribut
tekstur) sebagai atribut yang membentuk atribut produk intrinsik, karena tekstur
dapat diidentifikasi ketika produk dikonsumsi. Ada banyak tekstur produk,
seperti: halus atau tidak, keras atau lembut, cair atau padat, kering atau lembab,
empuk atau tidak, tingkat tipis dan halus serta bentuk produk yang dapat
dirasakan lewat tekananan gerakan dari receptor di mulut.
3) Atribut Warna
Warna makanan memegang peranan utama dalam penampilan makanan.
Warna yang menarik dan tampak alamiah dapat meningkatkan cita rasa. Oleh
sebab itu dalam penyelenggaraan makanan harus mengetahui prinsip-prinsip dasar
untuk mempertahankan warna makanan yang alami, baik dalam bentuk teknik
memasak maupun dalam penanganan makanan yang dapat mempengaruhi warna
makanan (Arifiati, 2000).
4) Atribut Harga
Menurut Kotler dan Amstrong (2001:439) harga adalah sejumlah uang
yang dibebankan atas suatu produk atau jasa atau jumlah dari nilai yang
ditukarkan konsumen atas manfaatmanfaat karena memiliki atau menggunakan
produk atau jasa tersebut.

5) Atribut Label
Menurut Stanton dalam Fandy Tjiptono (2008:107) label merupakan ciri
lain dari produk yang perlu diperhatikan. Sebuah label bisa merupakan bagian dari
kemasan, atau bisa pula merupakan etiket (tanda pengenal) yang dicantelkan
kepada produk.
6) Kemasan
13

Menurut Kotler ( 2003) kemasan merupakan kegiatan merancang dan


membuat wadah atau bungkus sebagai suatu produk, sedang menurut Swasta,
Basu ( 1999) mengatakan kemasan (packaging) adalah kegiatan-kegiatan yang
bersifat umum dan perencanaan barang yang melibatkan penentuan betuk atau
desain pembuatan bungkus atau kemasan suatu barang.
2.2 Penelitian Terdahulu
Pada bagian ini, memuat beberapa hasil penelitian-penelitian sebelumnya
yang digunakan sebagai acuan penulis. Dengan mempelajari penelitian terdahulu,
dapat membantu penulis dalam mengembangkan penelitian lebih lanjut.

Tabel 1. Penelitian Terdahulu


No. Penelitian Alat Analisis Judul dan Hasil Penelitian
Judul: Preferensi Konsumen dalam Keputusan
Pembelian Produk Nugget Ayam di Kota
Palopo
Hasil Penelitian: Nugget ayam yang menjadi
preferensi konsumen di Kota Palopo adalah
nugget dengan harga 20.000-40.000 dengan
Andi merek fiesta, rasa yang gurih, kemasan ukuran
Rizkiyah Analisis Chi- sedang, label yang berSNI, jenis produk sticky
1
Hasbi square dan mudah diperoleh di berbagai swalayan.
(2010) Sikap konsumen terhadap atribut nugget ayam
yang dipertimbangkan dalam pembelian nugget
ayam di kota Palopo secara berurutan dari yang
paling dipertimbangkan sampai dengan yang
sedikit kurang dipertimbangkan yaitu label,
jenis produk, kemudahan memperoleh, harga,
merek, rasa dan kemasan
2 Ammar Analisis Judul: Analisis Preferensi Konsumen Dalam
Aiman, Deksriptif dan Pengambilan Keputusan Membeli Produk
Asep Agus Analisis Chi- Olahan Perikanan Di Kota Tasikmalaya
Handaka, Square Hasil Penelitian: produk olahan perikanan yang
dan Walim menjadi preferensi konsumen di Pasar
Lili (2016) Tradisional Cikurubuk adalah bakso ikan. Hal
yang paling dipertimbangkan responden dalam
memilih produk pindang ikan tongkol, bakso
ikan, dan otak – otak ikan secara berturut-turut
dari yang paling dipertimbangkan sampai
dengan yang kurang dipertimbangkan adalah
sama, yakni: rasa, harga, warna produk, jenis
kemasan, dan warna kemasan. Sedangkan
atribut yang paling dipertimbangkan
ditunjukkan dengan hasil perhitungan analisis
chi square. Atribut produk pindang ikan tongkol
yang dipertimbangkan konsumen dalam
keputusan pembelian diantaranya: warna
kemasan coklat, jenis kemasannya anyaman
14

bambu, warna produknya alami, rasa original


dan dengan harga yang berkisar Rp. 5.000 – Rp.
10.000 per 250 gram. Atribut produk bakso ikan
yang dipertimbangkan konsumen dalam
pengambilan keputusan pembelian diantaranya:
warna kemasannya putih, jenis kemasannya
plastik, warna produknya alami, rasa original
dan dengan harga yang berkisar Rp. 5.000 per
250 gram. Atribut produk otak – otak ikan yang
dipertimbangkan konsumen dalam keputusan
pembelian diantaranya: warna kemasannya
warna bening, jenis kemasannya plastik, warna
produknya alami, rasa original dan dengan
harga yang berkisar Rp. 5.000 – Rp. 10.000 per
250 gram.

Judul Penelitian: Analisis Preferensi Konsumen


Dalam Membeli Produk Egg Roll Pada Home
Zamrotul Industry Egg Roll Di Kecamatan Cepu
Analisis Chi-
Muflihah Kabupaten Blora
square
Fitriati , Hasil Penelitian: analisis Chi-square diketahui
Dan
3. Heru Irianto, bahwa terdapat perbedaan preferensi konsumen
Analisis
Rr. Aulia terhadap atribut-atribut produk egg roll.
Multivarant
Qonita Berdasarkan analisis Multiatribut Fishbein
Fishbein
(2017) atribut yang paling dipertimbangkan konsumen
dalam keputusan pembelian produk egg roll
adalah atribut rasa.
Terdapat persamaan dan perbedaan dari penelitian-penelitian di atas
dengan penelitian penulis. Persamaan penelitian penulis dengan penelitian-
penelitian di atas di antaranya yaitu tujuan dari penelitian untuk mengetahui
karakteristik konsumen, preferensi konsumen, dan hubungan antara karakteristik
konsumen dengan preferensi konsumen. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian penulis dan penelitian di atas adalah metode survei. Sedangkan
perbedaan dengan penelitian di atas yaitu komoditas penelitian, variabel dan
indikator yang digunakan.
15

2.3 Kerangka Pemikiran


Subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang
memiliki peranan penting dalam menopang perekononiam masyarakat. Salah satu
komoditas peternakan yang memiliki potensi yang cukup tinggi di Indonesia
adalah peternakan ayam ras pedaging. Ayam merupakan salah satu jenis unggas
yang paling banyak dipelihara dan dibudidayakan untuk dimanfaatkan daging dan
telurnya. Apabila dilihat dari sistem agribisnis, agroindustri merupakan subsistem
agribisnis yang memproses hasil pertanian menjadi barang setengah jadi yang
langsung dapat dikonsumsi dan barang hasil produksi industri yang digunakan
dalam proses produksi. Daging ayam bisa diolah menjadi beberapa produk yang
dapat dikonsumsi oleh manusia. Pengolahan daging ayam menjadi produk olahan
beku merupakan proses yang sangat penting yang berfungsi untuk
memperpanjang masa simpan dan dapat meningkatkan nilai tambah terutama
dengan teknik pembekuan dikarenakan karakteristik produk pertanian yang
bersifat mudah rusak dan tidak tahan lama. Banyak sekali produk yang terbuat
dari olahan daging ayam salah satunya adalah nugget ayam.
Saat ini terdapat kecenderungan masyarakat khususnya masyarakat di
perkotaan mengkonsumsi makanan beku. Keberadaan produk makanan beku juga
dimanfaatkan untuk menyajikan kepraktisan dan meningkatkan nilai tambah dari
produk daging olahan. Akibatnya terjadi perubahan pola konsumsi pangan yang
sebelumnya mengkonsumsi produk olahan tradisional menjadi produk olahan
modern yang lebih mudah diperoleh dan dapat disajikan dengan cepat.
Terdapat karakteristik konsumen dalam penelitian ini terdiri dari beberapa
kategori yaitu umur, jenis kelamin, pekerkaan, pendapatan, dan tanggungan
keluarga. Selera konsumen ini dipengaruhi oleh atribut-atribut yang melekat pada
setiap nugget ayam yang akan mereka beli. Konsumen memilih nugget ayam
berdasarkan kombinasi atribut – atribut yang ada pada nugget ayam menurut
preferensinya. Seperti atribut rasa, aroma, warna, tekstur, harga, label, dan
kemasan. Tingkat preferensi konsumen terhadap produk olahan ayam berbeda-
beda tergantung dari atribut nugget ayam yang disukai konsumen. Oleh karena
itu, preferensi adalah suatu pilihan yang diambil dan dipilih konsumen dari
berbagai macam pilihan yang tersedia dan disertakan atribut – atribut produk
16

nugget ayam yang dapat mendukung preferensinya untuk memilih atribut


manakah yang konsumen suka. Serta hubungan antara karakteristik konsumen
dengan preferensi konsumen nugget ayam.

Skema kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1.

Daging ayam yang mudah rusak


dan tidak tahan, maka diperlukanlah
kegiatan agroindustri

Olahan daging ayam


salahsatunya nugget ayam

Konsumen Nugget Ayam


di Supermarket Plaza Asia

Atribut – atribut nugget ayam


Rasa Aroma
Karakteristik Konsumen
Warna Tekstur
nugget ayam
Harga Label
Kemasan

Hubungan Karakteristik Konsumen


Preferensi Kosumen dengan Preferensi Konsumen
nugget ayam nugget ayam

Uji chi-square Uji chi-square

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran


17

2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap identifikasi masalah
penelitian (Sugiyono, 2016). Hipotesis dari penelitian ini yaitu:
1. Terdapat perbedaan preferensi konsumen terhadap produk nugget ayam
2. Terdapat hubungan karakteristik konsumen dengan preferensi konsumen
nugget ayam.
18

BAB III. METODE PENELITIAN


3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Supermarket Asia Plaza Kota
Tasikmalaya. Dikarenakan Supermarket yang paling banyak menjual produk
nugget ayam dengan merek yang beragam. Pemilihan tempat dilakukan secara
sengaja (purposive). Penelitian dilakukan terhitung sejak November 2020 – April
2021. Jadwal penelitian selanjutnya disajikan pada Tabel Jadwal Penelitian

2021
Jadwal
November Desember Januari Febuari Maret April
Penelitian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
Perencanaan
Penelitian
Penulisan Usulan
Penelitian
Seminar Usulan
Penelitian
Revisi Proposal
Usulan Penelitian
Pembuatan Surat
izin Penelitian
Pengumpulan
data
Pengolahan dan
Analisis data
Penulisan Hasil
Penelitian
Seminar
Kolokium
Revisi Hasil
Kolokium
Sidang Skripsi
Revisi Skripsi
Tabel 2. Jadwal Penelitian
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan adalah menggunakan Kasus. Kasus
merupakan suatu keadaan yg sebenarnya dari suatu perkara; keadaan, kondisi
khusus yang berhubungan dengan seseorang atau suatu perkara.

Pemilihan tempat di Supermarket Asia Plaza dilakukan karena memiliki


keunggulan. Penilaian terhadap Supermarket tersebut antara lain memiliki akses
yang mudah, tingkat keamanan dan kenyamanan yang tinggi, dan produk nugget
yang bervariasi.
19

3.3 Jenis dan Teknik Pengambilan Data


3.3.1 Jenis Pengambilan Data
1) Data Primer
Menurut Sugiyono (2017) data primer yaitu sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Data primer untuk penelitian ini
diperoleh melalui kuesioner yang disebar terhadap responden. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden (Sugiyono,
2018). Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari
perusahaan melalui wawancara dan kuesioner dari konsumen yang membeli
produk nugget ayam di Supermarket Asia Plaza.

2) Data Sekunder
Menurut Sugiyono (2017) data sekunder adalah sumber yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sumber data sekunder dalam
penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber antara lain dari dokumen
perusahaan, laporan, buku, artikel, jurnal dan informasi lainnya yang mempunyai
hubungan dan relevan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini.
3.3.2 Teknik Pengambilan Data
1) Kuesioner
Menurut Sugiyono (2016:137) kuesioner merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atas penyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
2) Observasi
Observasi menurut Sugiyono (2016: 145) yaitu observasi sebagai teknik
pengumpulan data yang mempunyai ciri spesifik berkenaan dengan perilaku
manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan responden yang diamati tidak
terlalu besar.
3) Wawancara
Menurut Sugiyono (2016:186) Wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu
20

pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara


(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

3.4 Populasi dan Sampel


3.4.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016). Populasi
dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli nugget ayam di Supermarket
Asia Plaza Tasikmalaya.
3.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2016). Pengambilan sampel pada penelitian ini ditentukan
dengan Accidental Sampling yang merupakan teknik penentuan sampel secara
kebetulan atau siapa saja yang bertemu dengan peneliti.
Karena populasi tidak diketahui secara pasti, maka pengambilan sampel
menggunakan metode Roscoe dalam Sugiyono (2016), bila dalam penelitian akan
melakukan analisis dengan multivariate, maka jumlah anggota sampel 10 dikali
dari jumlah variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini memiliki 7 variabel yang
akan diteliti, maka jumlah anggota sampel sebanyak 70 (10 x 7) responden.

3.5 Definisi dan Operasionalisasi Variabel


3.5.1 Definisi
Definisi variabel yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1) Konsumen adalah pembeli nugget ayam di Supermarket Plaza Asia,
2) Nugget ayam adalah salah satu pangan hasil pengolahan daging yang memiliki
cita rasa khas daging, biasanya berwarna kuning orange.
3) Preferensi konsumen adalah pilihan suka atau tidak suka konsumen terhadap
suatu produk produk nugget ayam.
4) Atribut Rasa adalah sekumpulan anggapan atau kesan konsumen terhadap
nugget ayam yang dirasakan. Atribut ini dibedakan menjadi dua kategori yaitu
asin gurih dan asin gurih pedas.
21

5) Atribut Aroma adalah sekumpulan anggapan atau kesan konsumen terhadap


aroma nugget ayam. Atribut ini dibedakan menjadi dua kategori yaitu ayam,
dan beraroma ayam dengan bumbu.
6) Atribut Warna sekumpulan anggapan atau kesan konsumen terhadap warna
nugget ayam. Atribut ini dibedakan menjadi dua kategori yaitu kuning dan
kuning kecoklatan
7) Atribut Tekstur sekumpulan anggapan atau kesan konsumen terhadap tekstur
nugget ayam saat dikonsumsi. Atribut ini dibedakan menjadi dua yaitu halus
dan berserat.
8) Atribut Harga adalah serangkaian anggapan mengenai kepuasan yang
didapatkan dari harga nugget. Harga tersebut dibedakan menjadi dua kategori
yaitu murah dan mahal
9) Atribut label sangatlah berhubungan erat dengan pengemasan. Label tersebut
dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu standar SNI dan tidak standar SNI.
10) Atribut kemasan adalah serangkaian anggapan mengenai keputusan memilih
kemasan. Kemasan tersebut dibedakan menjadi dua kategori yaitu sedang dan
besar.
11) Chi-Square digunakan untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap produk
nugget ayam dan hubungan karakteristik konsumen dengan preferensi
konsumen nugget ayam.

3.5.2 Operasionalisasi Variabel

Tabel 3. Operasionalisasi Variabel


Indikato Parameter Definisi Operasional Skala Ukur
r Pengukuran
Rasa Memilih nugget ayam Kesan yang dapat Nominal
untuk dibeli dirasakan konsumen
berdasarkan rasa. saat mengkonsumsi
nugget ayam.
Aroma Memilih nugget ayam Kesan yang dapat Nominal
untuk dibeli ditangkap oleh indera
berdasarkan aroma. penciuman konsumen
terhadap aroma nugget
ayam.
Warna Memilih nugget ayam Kesan konsumen Nominal
untuk dibeli terhadap warna nugget
berdasarkan warna. ayam saat ingin
melakukan pembelian.
Tekstur Memilih nugget ayam Kesan yang didapatkan Nominal
22

untuk dibeli konsumen saat


berdasarkan tekstur. mengkonsumsi tekstur
nugget ayam.
Harga Memilih nugget ayam Kesan konsumen saat Nominal
untuk dibeli melakukan pembelian
berdasarkan harga. terhadap suatu produk
nugget ayam.
Label Memilih nugget ayam Kesan konsumen Nominal
untuk dibeli mengenai label nugget
berdasarkan label. ayam
Kemasan Memilih nugget ayam Kesan konsumen Nominal
untuk dibeli mengenai kemasan
berdasarkan ukuran nugget ayam

3.6 Kerangka Analisis


3.6.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara atau menggambarkan data dengan cara mendeskripsikan data
yang telah terkumpul (Sugiyono, 2016). Untuk identifikasi masalah yang pertama
yaitu, mengetahui karakteristik konsumen nugget ayam penyelesaiannya
menggunakan statistik deskriptif.

3.6.2 Uji chi-square


Uji Chi-square digunakan untuk mengetahui preferensi konsumen nugget
ayam dan hubungan antara karakteristik konsumen dengan preferensi konsumen
nugget ayam dengan rumus menurut (Simamora, 2002):
k
2 (fo−fe)2
X =∑
i=1 fe
Keterangan :
x2 = Chi Square
fo = frekuensi yang diamati pada penelitian
fe = frekuensi yang diharapkan pada penelitian
i…k = kategori atribut dalam variabel nugget ayam
Dimana :
Ri x Ci
f e=
∑ Ri
Keterangan :

Ri = jumlah baris ke-1


Ci = Jumlah kolom ke-1
∑Ri = Jumlah Pengamatan
23

Hipotesis
Kaidah keputusan
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Alamsyah, Agus Basuki, Agustono Prarudiyanto, dan Siska Cicilia. 2018.
Diversifikasi Produk Olahan Daging Ayam. Jurnal Abdi Mas TPB. 1(1): 63-
69.

Aisyah R dan Sitti Khadijah. 2017. Analisis Preferensi Konsumen Terhadap


Produk Olahan Ayam Di Kota Makassar. Jurnal Galung Tropika. 6(3): 174 –
184.

Alamsyah, dan Yuyun. 2007. Aneka Nugget Sehat nan Lezat. Agromedia Pustaka.
Depok

Andi, Rizkiyah. 2019. Preferensi Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Produk


Nugget Ayam Di Kota Palopo. Jurnal Ilmu Pertanian. 4(1): 136-139

Astawan, M. 2004. Tetap Sehat dengan Produk Makanan Olahan. Solo: Tiga
Serangkai.
Austin, J.E. 1981. Agroindustrial Project Analysis. EDI Series in
Economic Development. Washington, D.C. USA.

Badan Standardisasi Nasional. 2002. Standardisasi Nasional Indonesia. SNI 01-


6683-2002. Nugget Ayam (Chicken nugget). Badan Standardisasi
Nasional. Jakarta.
Basu Swastha. 1999. Manajemen Pemasaran Modern. Edisi Ketiga. Yogyakarta:
Liberty

Bilson, Simamora. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama

Fandos, Carmina dan Flavia Carlos. 2006. Atribut Kualitas Intrinsik Dan
Ekstrinsik, Loyalitas Dan Niat Beli: Analisis Untuk Produk Pdo. Jurnal
British Food Journal. Vol. 108(8): 646-662.
Fellows, PJ. 2000. Food Processing Technology, Principles and Practice.
Woodhead Publishing Ltd. Cambridge.
Hicks, P. A. 1995. An Overview of Issues and Strategies in The Development of
Food Processing Industries in Asia and The Pacific, APO
Symposium.Tokyo

Kotler, P & Armstrong, Gary. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi 12. Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.

Lampila, P. And L. Lahteenmaki. 2007. Sikap Konsumen Terhadap Pembekuan


Makanan Tekanan Tinggi. Emerald Group Publishing Limited.

24
25

Malhotra, Naresh K. 2010. Marketing Research: An Applied Approach Third


European Edition. Great Britain: Pearson Education

Nur Lailatul Mufidah. 2006. Pola Konsumsi Masyarakat Perkotaan: Studi


Deskriptif Pemanfaatan Foodcourt oleh Keluarga. 1(2): 157-178
Khotler, P. 2003. Manajemen Pemasaran, Edisi Sebelas. Jakarta : Pt. Indeks

Purnomo, H. 2012. Teknologi Pengolahan dan Pengawetan Daging. Malang:


Universitas Brawijaya Press.

R. P. Astriani, Kusrahayu, dan S. Mulyani. 2013. Pengaruh Berbagai Filler


(Bahan Pengisi) Terhadap Sifat Organoleptik Beef Nugget. Jurnal
Pertenakan. 2(1): 247-252

Rakhmat, Jalaluddin, 2004. Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi Contoh


Analisis Statistik, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Simamora, Bilson, 2008. Memenangkan Pasar Dengan Pemasaran Efektif Dan


Profitabel. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Simamora, Bilson. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta:


PT.Gramedia Pustaka Utama.

Singarimbun, Masri Dan Sofian Effendi. 2008. Metode Penelitian Survei, Jakarta:
Lp3es

Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian: Teori dan Aplikasi. Jakarta :
PT Raja Grafindo Persada.

Soekarto, Ts. 1985. Penilaian Organoleptik Untuk Industri Pangan Dan Hasil
Pertanian. Jakarta: Bharata Karya Aksara.

Soeparno. 2009. Ilmu Dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif


Dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sumarwan, Ujang. 2002. Perilaku Konsumen, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Tjiptono, Fandy, 2008. Strategi Pemasaran. Edisi Iii. Yogyakarta.

Udayana Igb. 2011. Peran Agroindustri Dalam Pembangunan Pertanian.


Singhadwala. Edisi 44.

Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
26

Wood, Lisa. 2007. Atribut Fungsional Dan Simbolik Pemilihan Produk. Jurnal
British Food Journal. 109(2): 108-118.
27

LAMPIRAN
Kuesioner Penelitian

Perkenalkan nama saya Nisrina Hasna Luthfiyah Rosyadi Mahasiswa


Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi. Saya sedang melakukan
penelitian mengenai “Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Produk Nugget
Ayam”. Kuesioner ini merupakan bagian dari penelitian untuk mendapatkan data
yang sesuai dengan kepentingan penelitian. Oleh karena itu saya minta
kesediaannya untuk mengisi kuesioner ini. Terimakasih.

Bagian I

Identitas Responden, Berilah tanda silang pada pernyataan berikut yang sesuai
dengan anda

Nama :

No Hp :

Alamat :

Umur : ….. tahun

Jenis Kelamin : Pria

Wanita

Pekerjaan : Pelajar/Mahasiswa PNS

Pengusaha/Wiraswasta Pegawai Swasta

Ibu Rumah Tangga Lainnya, ……..

Pendapatan perbulan : < Rp 2.000.000

Rp 2.000.000 – Rp 5.000.000

>Rp 5.000.000

Tanggungan Keluarga :
28

Bagian 2

Preferensi Konsumen

Pada bagian ini anda diminta untuk memberikan jawaban sesuai dengan preferensi
atau kesukaan yang anda miliki terhadap produk nugget ayam.
1. Dengan sekian banyak merek nugget ayam yang tersedia di Supermarket
Plaza Asia. Bagaimana rasa nugget ayam yang menjadi kesukaan anda?
a. Asin dan Gurih
b. Asin, Gurih dan Pedas

2. Dengan sekian banyak merek nugget ayam yang tersedia di Supermarket


Plaza Asia. Bagaimana Aroma nugget ayam yang menjadi kesukaan anda?
a. Beraroma Ayam
b. Beraroma Ayam dengan Bumbu

3. Dengan sekian banyak merek nugget ayam yang tersedia di Supermarket


Plaza Asia. Bagaimana warna nugget ayam yang menjadi kesukaan anda?
a. Kuning
b. Kuning Kecoklatan

4. Dengan sekian banyak merek nugget ayam yang tersedia di Supermarket


Plaza Asia. Bagaimana tekstur nugget ayam yang menjadi kesukaan anda?
a. Halus
b. Berserat

5. Dengan sekian banyak merek nugget ayam yang tersedia di Supermarket


Plaza Asia. Bagaimana harga nugget ayam yang menjadi kesukaan anda?
a. Murah
b. Mahal

6. Dengan sekian banyak merek nugget ayam yang tersedia di Supermarket


Plaza Asia. Bagaimana label nugget ayam yang menjadi kesukaan anda?
a. Berlabel SNI
29

b. Berlabel non SNI

7. Dengan sekian banyak merek nugget ayam yang tersedia di Supermarket


Plaza Asia. Bagaimana kemasan nugget ayam yang menjadi kesukaan
anda?
a. Kecil
b. Besar

Anda mungkin juga menyukai