Anda di halaman 1dari 5

Proses pembuatan film plastic BOPP di PT.

Karuniatama Polypack pada


mesin pull roll melibatkan proses pemotongan edgetrim (fluff) atau pinggir film
yang dijepit pada clip saat melewati unit MDO dan TDO. Oleh karena pinggir
film plastik yang dijepit ini tidak mengalami proses penarikan seperti pada bagian
tengah film maka ketebalanya pinggir film plastik ini berkisar antara 2-3,5 mm
yang tidak berbeda jauh dengan ketebalan film plastic yang keluar dari unit die.

Proses produksi berjalan secara kontinu dan konstan dari unit extruder
sampai pada unit pullroll sehingga tidak memungkinkan jika ada alat yang
mampu mengukur berat massa edgetrim yang masuk ke corong pemotong. Aliran
recyle tersebut bergerak secara kontinu selama proses produksi berlangsung.
Maka dari itu, tugas khusus ini adalah menghitung laju alir massa fluff dalam
satuan kg/jam. Tugas khusus ini meenghitung massa fluff film plastik BOPP tipe
XPP 20 yang diambil pada tangal 31 Januari 2016. Berikut data pemakaian bahan
baku serta bahan penunjang pada tanggal tersebut.

Metode dan Pembahasan

Metode perhitungan neraca massa dan laju alir massa fluff ini memiliki beberapa
asumsi, antara lain:

1. Tidak terjadi kehilangan massa dari unit MDO sampai pull roll dan
winder.
2. Film plastik yang terbentuk homogen disetiap permukaan baik dari berat
jenis dan ketebalan film.

Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa bahan baku yang digunakan pada
produksi XPP 20µ pada tanggal tersebut membutuhkan 69.500 kg homo PP, 2000
kg reclaim dan 750 kg masterbatch.sehingga total bahan baku yang dibutuhkan
sebesar 72.250 kg/24 jam. Produk XPP 20µ yang dihasilkan dari bahan bakut
tersebut sebesar 68.248 kg/24 jam sehingga yield yang dihasilkan sebesar 94,4609
%. Bahan baku yang digunakan pada hari itu dapat menghasilkan 6 jumbo rol
dengan data lebar setelah melalui pemotongan fluff adalah sebagai berikut:

No Lebar film setelah


pemotongan fluff (mm)
1 8085
2 8105
3 8095
4 8095
5 8070
6 8070

Pada hari itu lebar film sebelum dipotong adalah 8550 mm. Dari data tersebut
dapat diketahui lebar fluff yang masuk ke aliran recyle adalah: (Perhitungan dapat
dilihat di Apendix ..)

No Lebar fluff (mm)


1 465
2 445
3 455
4 455
5 480
6 480

Berdasarkan data lebar diatas maka massa fluff dimasing-masing jumbo


rol dapat dihitung dan menghasilkan laju alir massa rata-rata 3.915,468 kg/hari
atau 163,445 kg/jam. Perhitungan ini dapat dilihat pada Apendixdjnf. Laju alir
masa ini akan di recycle ke extruder sehingga dalam terjadi penambahan laju alir
massa, yaitu laju alir massa total bahan baku ditambah dengan laju alir massa
fluff. Maka dari itu yield setelah recycle dari produksi XPP 20µ ini akan berubah
menjadi 89,6049 %.

Metode perhitungan laju alir massa (fluff) pada produksi XPP 20µ
menggunakan pendekatan yang paling memungkinkan berdasrkan pada asumsi
yang diambil Pada kondisi aktual, banyak pengaruh internal dan eksternal yang
dapat mengganggu kondisi ideal produk yang dihasilkan . Pengaruh-pengaruh
tersebut antara lain tidak terjadi proses kritsalisasi yang seragam disetiap titik
film, karena fenomena pembentukan inti kristal pada molekul polimer merupakan
suatu kejadian yang dapat dikontrol. Molekul polimer pada beberapa wilayah
dapat mengatur diri pada arah yang sama membentuk struktur yang teratur.
Sebaliknya beberapa wilayah lain membentuk struktur yang tidak beraturan.

Selain itu berat jenis yang dipengaruhi oleh kritalisasi, inhomogenitas dan
friksi pada setiap rol di unit MDO dan TDO maupun friksi yang ada disetiap
dinding-dinding pipa sirkulasi maupun unit ekstruder. Suatu material yang
mengalami gesekan secara terus-menerus dan terejadi pada tekanan dan
temperature yang tinggi maka material tersebut akan mengalami perubahan/cacat
yang tidak kasat mata.
Bibliography
Agustinus, S. (n.d.). Diktat Kuliah Rheologi dan Proses Fabrikasi Plastik .
Depok: Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI.

Andrew, W. (2005). Plastic Design Library. Andrew William, Inc.

Brown, R. (2002). Handbook of Polymer Properties; 3 rd edition. New York:


Marcel Decker, Inc.

Brydson, J. (1999). Plastic Material. 7th Edition. Oxford: Butterwort-Heinemann.

David, L. (n.d.). Investigation Of Structure Property Relationships in


Semicrystalline Thermoplastic Polymer: Blown Polyethylene Films and
Polyacrylonitrile.

Harper, C. (1999). Modern Plastic Handbook. New York: McGarw Hill.

Hayden, H. W., & Moffat, W. G. (1965). The Structure and Properties of


Material. New York: Jhon Wiley and Sons.

J.Karger-Kocsis. (1999). Polypropylene An A-Z reference. Dordrecht: Khiwer


Academic Publisher.

Kanai, T., & G.A, C. (1999). Film Processing. Munich: Hanser publisher.

Satoshi Samura, K. O. (2011). Study of Crater Structure Formation on the Surface


of Biaxially Oriented Polypropylene Film. Wiley Online Library.
BAB IV

Kesimpulan

Selama proses kegiatan kerja praktik di PT. Karuniatama Polypack yang


dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Proses produksi film plastik BOPP di PT. Karuniatama Polypack meliputi


Raw Material Handling, proses pelelehan material, proses penarikan
searah MD dan penarikan tegak lurus searah TD, proses corona treatment
di pull rol, pengujian di laboratoium sebelum dan sesudah aging, proses
slitting sampai pada proses packing. Selain itu untuk menunjang proses
produksi terdapat unit utilitas proses yang menggunakan Coal Fired
Boiler dan unit pengolahan air proses.
2. Berdasarkan hasil perhitungan neraca massa, didapat yield sebelum dan
sesudah recycle fluff adalah 94,4609 % dan 89,6049 % . Metode
perhitungan ini menggunakan asumsi bahwa film plastik yang terbentuk
homogen disetiap permukaan dan tidak terjadi kehilangan massa dari unit
MDO sampai pull roll dan winder.

Saran

Mengingat hanya ada 6 pabrik produksi film plasti BOPP di Indonesia,


sebaiknya PT. Karuniatama Polypack meningkatkan kapasitas produksi agar
mampu memenuhi kebutuhan pasar dan menjadi produsen film plastic BOPP
terunggul di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai