Anda di halaman 1dari 2

Kisah Bob Sadino

Pria kelahiran 3 Maret 1933 ini merupakan anak bungsu dari lima bersaudara. Bob Sadino berasal dari
keluarga yang terbilang berkecukupan.

Namun, di saat usianya menginjak 19 tahun, kedua orangtua Bob meninggal dunia. Bob pun ditinggalkan
warisan oleh kedua orangtuanya itu. Ia menggunakan sebagian warisannya tersebut untuk keliling
dunia.
Salah satu negara yang menjadi tujuan Bob yaitu Belanda. Ia berada di negara ini selama 9 tahun. Selain
bekerja, Bob juga berhasil menemukan jodohnya di negeri kincir angin.

Pada akhirnya, di tahun 1967, Bob dan sang istri kembali lagi ke Indonesia untuk menjalani kehidupan
sebagai keluarga kecil yang baru.
Bob Sadino membawa serta dua mobil Mercedes keluaran tahun 1960-an miliknya. Ia memutuskan
untuk menjual salah satu mobilnya itu untuk membeli tanah di Kemang, Jakarta Selatan.

Sementara mobil satunya ia simpan untuk disewakan dan digunakan secara pribadi. Saat disewakan,
Bob sendiri lah yang menjadi supirnya karena ia merasa masih mampu melakukannya dan belum
membutuhkan orang lain untuk mengisi posisi sebagai supir.

Namun, di suatu saat, Bob mendapat permasalahan besar. Mobil yang ia sewakan mengalami kerusakan
yang cukup parah karena kecelakaan. Bob merasa frustasi karena tidak mampu memperbaiki mobilnya
karena membutuhkan biaya yang sangat besar. Akhirnya, ia memutuskan bekerja kembali menjadi kuli
batu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bob hanya dibayar Rp100 untuk pekerjaannya itu.

Mungkin nominal Rp100 pada waktu itu terbilang besar, namun tetap saja tidak cukup untuk kebutuhan
hidup keluarga Bob.

Pria kelahiran Lampung ini pun mengalami depresi yang cukup parah, hingga tidak tahu lagi mau
berbuat apa untuk memperbaiki kehidupannya seperti sedia kala.

Padaha, saat itu istrinya bisa saja membantu mencari uang dengan bekerja karena ebetulan istrinya
memiliki pengalaman menjadi sekretaris di perusahaan luar negeri.

Namun, Bob melarangnya dan bersikeras menasihati bahwa Bob adalah kepala keluarga, jadi hanya Bob
lah yang berkewajiban memberi nafkah untuk sang istri dan anak-anaknya. Bob Sadino mendapat
banyak dukungan dari sekitarnya, termasuk teman terdekat. Temannya tersebut memberi masukan
untuk Bob agar memelihara ayam sebagai hiburan, sekaligus untuk menyembuhkan depresinya. Dalam
pikirannya, muncul ide untuk membuka usaha dengan ayam-ayam yang telah diberikan temannya itu.
Karena ia pikir, ayam saja bisa bertahan untuk hidup di dunia sekeras ini, mengapa dirinya kalah dengan
ayam?

Hingga pada akhirnya, Bob memulai usahanya dari nol, ia dan istri membuka peternakan ayam. Mereka
pun hidup sejahtera dengan berjualan ayam dan telur-telurnya dari hasil peternakan. Cacian dan makian
para pelanggan membuat bisnisnya berkembang. Bob selalu berkaca dan terus menerus memperbaiki
pelayanan usahanya. Dengan begitu, usaha peternakan ayam yang ia miliki semakin menghasilkan cuan
yang melimpah.
Tidak berhenti sampai di situ, ia berhasil membuka toko swalayan bernama Kem Chicks. Di sana ia
menjual bermacam-macam
sayuran dan buah segar, serta segala macam hasil pertanian..
Selain itu, Bob juga membuka PT Kemfood yang merupakan pabrik untuk memproduksi makanan olahan
berbahan dasar daging.

Bob Sadino sukses memperluas bisnisnya ini menjadi agrobisnis. Ia pun terus menerus menjalin
hubungan baik dengan para petani dan peternak di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai