Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENYEHATAN UDARA B

“Cerobong Asap Industri”


Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Penyehatan Udara B

Dosen Pembimbing :
Kuat Prabowo, SKM.MKes.
Budi Pramono, SKM.MKes.

Disusun Oleh : Kelompok 4


Afaf Aufa Rofifah (P21335120001)
Aldyth Zahra (P21335120003)
Bryan Novianjaya Putra (P21335120007)
Cindy Shafira Az Zahra (P21335120008)
Ega Arfanza (P21335120012)
Haerlintiniyah Huriyandah (P21335120017)
Nabilah Kurnia Putri (P21335120026)

Program Studi Sanitasi Lingkungan


3- DIV Kesehatan Lingkungan
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA II
Jl. Hang Jebat III No.4 No.8, RT.4/RW.8, Gunung, Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12120
Kata Pengantar
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, tak lupa shalawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW. Atas limpahan nikmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas Mata Kuliah Penyehatan Udara B.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya tak sedikit hambatan yang kami hadapi. Akan tetapi
hambatan itu berhasil diatasi berkat semangat, kerja keras, doa dan bimbingan dosen kami
yakni Bapak Kuat Prabowo, SKM.MKes., dan Bapak Budi Pramono, SKM.MKes.
Dengan disusunnya makalah ini kami berharap dapat memberikan pengetahuan baru bagi para
pembaca mengenai cerobong asap industri. Makalah ini disusun berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber informasi, referensi, jurnal, dan berita.
Semoga makalah ini dapat memberikan ilmu yang bermanfaat dan dapat memperluas ilmu para
pembaca, khususnya mahasiswa/I Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II jurusan
Kesehatan Lingkungan. Penulis menyadari bahwa selama penulisan makalah ini terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis harap dosen pembimbing dapat memberikan
masukannya agar penulis dapat memperbaiki kesalahan dan membuat makalah dengan lebih
baik lagi. Begitupun kepada pembaca, penulis sangat terbuka untuk menerima kritik dan saran
dari para pembaca.

Jakarta, 26 Februari 2023

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ...................................................................................................................................... i


Daftar Isi ................................................................................................................................................ ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang. ..................................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah. ............................................................................................................... 1
1.3. Tujuan Penulisan. ................................................................................................................. 1
BAB II .................................................................................................................................................... 2
2.1. Fungsi dan Tipe Cerobong Asap Industri. ......................................................................... 2
2.2. Mekanisme Kerja Cerobong Asap Industri. ...................................................................... 4
2.3. Aksesoris Cerobong Asap Industri...................................................................................... 5
2.4. Evaluasi dan Pengambilan Sampel Gas Emisi. .................................................................. 5
BAB III................................................................................................................................................... 9
3.1. Kesimpulan. ........................................................................................................................... 9
3.2. Saran. ..................................................................................................................................... 9
Daftar Pustaka .................................................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penulisan makalah, rumusan masalah,
dan tujuan penulisan makalah.

1.1. Latar Belakang.


Pencemaran udara merupakan salah satu problematika lingkungan yang terus menerus
meningkat seiring dengan tingkat aktivitas manusia yang juga didukung dengan kegiatan
revolusi industri. Secara umum, Pencemaran udara pada suatu tempat dapat terjadi karena
campuran dua atau lebih bahan pencemar, baik padat, cair maupun gas yang terdispersi ke
udara kemudian menyebar ke lingkungan sekitar (Maulana, 2012). Suatu lingkungan dikatakan
tercemar apabila indeks standar pencemaran udara terukur lebih tinggi atau lebih rendah dari
nilai baku mutu yang ditetapkan. Meninjau hal tersebut, salah satu sumber pencemaran udara
yang sering terjadi adalah pencemaran asap kendaraan yang merupakan sumber utama
pencemaran di Indonesia, terutama di perkotaan yang kawasannya sering mengalami
kemacetan lalu lintas. Disisi lain juga disebabkan dengan kegiatan industri, dimana pada pabrik
industri yang memiliki cerobong asap akan mengeluarkan sumber cemaran berupa gas yang
dapat tertahan di udara, bahkan mengendap dan turun kembali ke permukaan atau menuju ke
arah yang lebih rendah dari tempat keluarnya polutan tersebut. Ada pula beberapa faktor yang
juga menjadi pendukung tingginya tingkat pencemaran di udara secara eksternal yaitu dari segi
sumber emisi atau cemarannya (Ningrum, Yoza, & Arlita, 2016).

1.2. Rumusan Masalah.


1.2.1.Apa fungsi dan tipe cerobong asap industri?
1.2.2.Bagaimana mekanisme kerja cerobong asap industri?
1.2.3.Apa saja asesoris cerobong asap industri?
1.2.4.Bagaimana evaluasi dan pengambilan sampel gas emisi?

1.3. Tujuan Penulisan.


1.3.1 Mengetahui dan memahami fungsi dan tipe cerobong asap industri.
1.3.2 Mengetahui dan memahami mekanisme kerja cerobong asap industri.
1.3.3 Mengetahui dan memahami asesoris cerobong asap industri.
1.3.4 Mengetahui dan memahami evaluasi dan pengambilan sampel gas emisi.

1
BAB II
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas tentang fungsi dan tipe cerobong asap industri, mekanisme
kerja cerobong industri, aksesoris cerobong asap industri, serta evaluasi dan pengambilan
sampel gas emisi.

2.1. Fungsi dan Tipe Cerobong Asap Industri.


2.1.1.Fungsi Cerobong Asap Industri.

Fungsi utama cerobong asap adalah untuk mengontrol asap ketika api dinyalakan
sehingga tidak akan memenuhi ruangan. Cerobong juga memainkan peran yang sangat
penting dalam menjaga rumah tetap hangat dan juga memastikan bahwa perapian berfungsi
dengan baik. Untuk itulah, ketika memasang chimney, sangatlah penting untuk memakai
bahan yang sangat tahan lama dan berkualitas.

Adapun fungsi lain cerobong asap yaitu untuk meningkatkan menarik udara,
untuk pembakaran dan untuk membubarkan polutan dalam gas buang di wilayah yang lebih
besar sehingga mengurangi konsentrasi polutan sesuai dengan batasan peraturan atau lainnya
(Muhammad, Rusdi:2012).

2.1.2.Tipe Cerobong Asap Industri.

1) Tipe LOOPING

▪ Gradient temperatur lebih besar dari adiabatic (lebih positif)


▪ Bersifat unstable
2) Tipe COOSING

2
3

▪ Gradient temperatur menuju ke arah adiabatic (neutral).


3) Tipe FANNING

▪ Inversi ada suatu kejadian dimana lapisan udara yang dingin terkurung oleh
lapisan udara yang panas di atasnya sehingga udara tersebut tidak bisa naik
& bercampur dengan udara di atasnya.
▪ Gradient temperature lebih kecil dari adiabatic (negative)
▪ Bersifat stable
4) Tipe LOFTING

▪ Kebanyakan dari gambaran polusi udara


4

▪ Bersifat stable.
5) Tipe FUMIGATING & TRAPPING

▪ Kebanyakan titik kritis semua tipe untuk level konsentrasi polutan


▪ Tipe Fumigating ada hasil transisi permukaan lapisan stabil ke
pengembangan neutral atau lapisan unstable. Penyebab pemanasan
permukaan atmosphere selama jam – jam pagi mengikuti kondisi stabil
malam hari.
▪ Tipe Trapping ada kejadian periode yg lama dari lapisan stable. Neutral
atau kondisi unstable membuat asap turun sehingga menghasilkan
konsentrasi tinggi utk beberapa jam.

2.2. Mekanisme Kerja Cerobong Asap Industri.


Prinsip Bernoulli ditemukan oleh Daniel Bernoulli pada tahun 1700-1782 di awal abad
kedelapan belas. Apa itu hukum bernoulli ? di dalam hukum bernoulli terdapat prinsip bernoulli
yang merupakan penyederhanaan dari hukum bernoulli yang dinyatakan bahwa pada suatu
aliran fluida peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada
aliran tersebut. Prinsip hukum Bernoulli menyebutkan bahwa jika pergerakan aliran udara
tinggi tekanannya menjadi kecil. Sebaliknya jika laju aliran udara rendah tekanannya akan
besar.

Dari prinsip tersebut dapat dijelaskan bahwa proses naiknya asap dalam cerobong diawali
karena kondisi asap itu sendiri. Asap yang dihasilkan oleh pabrik memiliki suhu yang panas.
Artinya lebih tinggi dari suhu udara yang berada di sekitar atau di atas cerobong asap. Karena
sekitar atau di atas cerobong asap. Karena tingginya suhu ini, mengakibatkan massa jenis udara
kecil sehingga bergerak ke atas. Selain itu, terdapat angin yang bertiup di bagian atas cerobong,
5

yang menyebabkan tekanan udara di sekitar cerobong menjadi lebih kecil. Sedangkan di dalam
ruangan tertutup tidak terdapat angin yang bertiup, sehingga tekanan udara lebih besar. Inilah
yang mengakibatkan asap pabrik tergiring naik ke dalam cerobong asap dan akhirnya keluar

2.3. Aksesoris Cerobong Asap Industri.


▪ Triple roof: melindungi sistem tungku pembakaran dari hujan.
▪ Splitcell: komponen yang berfungsi menangkap partikel-partikel karbon dan mengurangi
tingkat polusi asap.
▪ Insulation wall: struktur pelindung sistem. penyangga bak pembakar sampah, dan menahan
suhu udara tungku agar tidak mempengaruhi udara luar.
▪ Waste entrance: lubang untuk memasukkan sampah ke dalam tungku
▪ Waste Chamber: ruang pembakaran sampah dengan volume 1.2 M3 & 1.8 M3
▪ Chamber wall: dinding pembakar sampah dari baja setebal 3 mm.
▪ Hydroprocess: berisi air yang berfungsi mengimbas asap sehingga bersifat magnet dan bisa
ditangkap oleh splitcell.

2.4. Evaluasi dan Pengambilan Sampel Gas Emisi.


Pengambilan sampel emisi cerobong industri membutuhkan sarana pendukung sebagai
berikut:

1) Tangga besi dan selubung pengaman berupa pelat besi


2) Lantai kerja dengan ketentuan sebagai berikut:
▪ dapat menahan beban minimal 500 kilogram
▪ mempunyai keleluasaan kerja bagi minimal tiga orang
▪ mempunyai lebar terhadap lubang pengambilan sampel sebesar 1,2 meter
dengan lantai melingkari cerobong
▪ mempunyai pagar pengaman minimal setinggi satu meter
▪ dilengkapi dengan katrol pengangkat alat pengambilan sampel
3) Stop kontak yang sesuai dengan peralatan yang digunakan
4) Sumber aliran listrik dekat dengan lubang pengambilan sampel
5) Perlengkapan keamanan bagi pengambil sampel (Kepka Bapedal 205/1996,
lampiran III)

Penentuan Lokasi Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan pada bagian cerobong yang berukuran 8 kali diameter bawah
atau 2 kali diameter atas dan bebas dari gangguan aliran seperti bengkokan, ekspansi atau
penyusutan aliran di dalam cerobong.
6

Untuk cerobong dengan diameter dalam cerobong atas (d) lebih kecil daripada diameter
dalam cerobong bawah (D), diameter ekuivalen (De) harus ditentukan dulu dengan
perhitungan sebagai berikut:

(2. 𝑑. 𝐷)
𝐷𝑒 =
(𝑑 + 𝐷)

Keterangan :

De = diameter ekivalen

d = diameter dalam cerobong bagian bawah

D = diameter dalam cerobong bagian atas

Untuk cerobong berpenampang empat persegi panjang diameter ekuivalen (De) dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

(2 . 𝐿 . 𝑊)
𝐷𝑒 =
(𝐿 + 𝑊)

Keterangan :

De = diameter ekivalen

L = panjang penampang cerobong

W = lebar penampang cerobong

Penentuan Titik Lintas

Titik lintas (traverse point) adalah jumlah minimum titik pengambilan sampel representatif
melalui penampang lintang cerobong. Penentuannya dilakukan pada saat sampel partikel
emisi gas buang sumber tidak bergerak diambil. Titik tersebut ditentukan berdasarkan bentuk
penampang cerobong, yaitu:

1) Penampang cerobong berbentuk lingkaran.


Apabila diameter cerobongnya telah diketahui, jumlah pembagian jari-jari dan titik
lintasnya ditentukan berdasarkan tabel 1. Sementara itu, jarak titik lintas terhadap pusat
cerobong ditentukan dengan perkalian konstanta jari-jari cerobong sebagaimana
diilustrasikan dalam gambar 12.
7

Table 1 Titik lintas pengukuran untuk cerobong berbentuk lingkaran

Gambar 1 Penempatan lubang pengambilan sampel pada cerobong serta sarana pendukungnya

Gambar 2 Ilustrasi titik-titik lintas pengukuran untuk cerobong berbentuk lingkaran dengan pembagi jari-jari 3 dan jumlah
titik 12

2) Penampang cerobong berbentuk persegi panjang atau bujur sangkar.


8

Untuk cerobong berbentuk persegi panjang atau bujur sangkar penentuan titik lintas
pengukuran berdasarkan tabel 2. dan gambar 13. mengilustrasikan titik-titik lintas
pengukuran untuk cerobong ini.

Table 2 Titik lintas pengukuran untuk cerobong berbentuk persegi panjang atau bujur sangkar

Table 3 Penentuan matriks berdasarkan jumlah titik lintas pada penampang cerobong persegi panjang dan bujur sangkar

Jumlah titik Matriks


lintas
9 3x3

12 3x4

16 4x4

20 5x4

25 5x5

30 6x5

36 6x6

42 7x6

49 7x7

Gambar 3 Cerobong berbentuk persegi panjang dan bujur sangkar dengan 12 titik lintas dan 16 titik lintas pengukuran
BAB III
PENUTUP
Pada bab ini akan dibahas tentang kesimpulan isi dari makalah dan saran agar penulisan
makalah ini menjadi lebih baik kedepannya.

3.1. Kesimpulan.
Fungsi utama cerobong asap adalah untuk mengontrol asap ketika api dinyalakan
sehingga tidak akan memenuhi ruangan. pada mekanismenya, proses naiknya asap dalam
cerobong diawali karena kondisi asap itu sendiri. Asap yang dihasilkan oleh pabrik memiliki
suhu yang panas yang mengakibatkan massa jenis udara kecil sehingga bergerak ke atas
tergiring naik ke dalam cerobong asap dan akhirnya keluar cerobong asap mempunyai 7
aksesoris yakni Triple roof, Splitcell, Insulation wall, Waste entrance, Waste Chamber,
Chamber wall, dan Hydroprocess yang dimana masing masing tersebut dimiliki oleh cerobong
asap yang juga mempunyai beberapa tipe yaitu looping, coosing, fanning, lofting, fumigatting
dan trapping. Pengambilan sampel gas emisi harus memperhatikan beberapa hal yaitu sarana
pendukung emisi cerobong, dan penentuan lokasi pengambilan sampel.

3.2. Saran.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah penyehatan udara B, pada
makalah ini penulis mencari informasi berdasarkan hasil pengamatan pada beberapa sumber
seperti jurnal dan buku. Oleh karena itu, penulisan makalah ini sangat jauh dari kata sempurna,
penulis sangat terbuka atas saran dari para pembaca dan semoga penulisan makalah ini dapat
bermanfaat oleh mahasiswa/I Poltekkes Jakarta II.

9
Daftar Pustaka

Scribd. (n.d.). Cerobong ASAP. Scribd. Retrieved February 27, 2023, from
https://www.scribd.com/document/403194987/Cerobong-Asap#

Scribd. (n.d.). Aksesoris Cerobong Asap. Scribd. Retrieved February 28, 2023, from
https://www.scribd.com/presentation/384588799/Aksesoris-Cerobong-Asap

Kurniawan, A. (2016, August 29). Mengapa Cerobong ASAP Suatu pabrik dapat
mengeluarkan ASAP. Academia.edu. Retrieved February 27, 2023, from
https://www.academia.edu/28111445/Mengapa_cerobong_asap_suatu_pabrik_dap
at_mengeluarkan_asap#:~:text=tekanannya%20akan%20besar.-
,Bagian%20atas%20cerobong%20berada%20di%20luar%20ruangan%20dan%20t
erdapat%20angin,dalam%20bisa%20keluar%20melalui%20cerobong.
Anwar Hadi, ”Prinsip Pengelolaan Pengambilan Sampel Lingkungan”, Penerbit PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2005
repository.dinus.ac.id. (2013). Pengambilan Sampel Analisa Kualitas Udara. Diakses pada 28
Februari 2023, dari https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/TM-10-
Teknik_Sampling_Kualitas_Udara_2.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai