Anda di halaman 1dari 5

BAB I

DEFINISI

Percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi membutuhkan suatu upaya yang
serius dan tidak biasa-biasa saja. Revisi pola antenatal care di Indonesia sekaligus penguatan
kemampuan pemeriksaan antenatal oleh dokter di fasilitas kesehatan tingkat primer sangat
diperlukan. Dokter umum diharapkan dapat menjadi ujung tombak dalam penapisan awal
kehamilan patologis untuk kemudian melakukan rujukan dan kolaborasi dengan dokter
spesialis di rumah sakit rujukan. Oleh karenanya, salah satu bagian penting yang tidak dapat
dipisahkan pada peningkatan kemampuan antenatal itu adalah dengan kemampuan sonografi.
Dengan mengenali awal problem kehamilan, penanganan di rumah sakit pasca
rujukan akan dapat lebih efektif, sehingga mortalitas dapat terhindarkan. Dokter umum
diharapkan memiliki kompetensi antenatal baik, mulai dari kompetensi anamnesis,
kompetensi pemeriksaan fisik diagnostik, serta kompetensi dalam pemeriksaan penunjang.
Kompetensi dalam pemeriksaan penunjang tersebut salah satunya adalah kompetensi
sonografi obstetri dasar terbatas.
Sebelum melakukan pemeriksaan USG, dokter harus menjelaskan kenapa dilakukan, apa
yang akan dirasakan, harapan hasil dan rencana selanjutnya setelah pemeriksaan USG. Komunikasi
yang baik dapat membantu mencegah masalah medikolegal. Sampaikan kepada pasien, bahwa
pemeriksaan USG normal tidak menjamin bahwa janin akan dilahirkan normal. Kesulitan teknis yang
dapat menghalangi pemeriksaan anatomi janin adalah obesitas, oligohidramnion, rentang waktu saat
pemeriksaan USG

BAB II
RUANG LINGKUP

Pemeriksaan USG di Puskesmas meliputi pemeriksaan:


1. Hamil/ tidak

2. Intra/ ekstrauterin
3. Hidup/ Meninggal
4. Menghitung denyut jantung janin

Pedoman USG Puskesmas Alian Page 1


5. Jumlah janin
6. Presentasi janin
7. Biometri janin (TM1: GS, CRL; TM3: BPD, HC, AC, FL)
8. Taksiran berat janin
9. Umur kehamilan berdasar USG
10. Taksiran tanggal persalinan berdasar USG/ HPL
11. Lokasi plasenta serta ada tidaknya solusio plasenta
12. Jumlah cairan amnion

BAB III
TATA LAKSANA

Teknik pemeriksaan USG obstetri dasar terbatas diperlukan agar Dokter Umum
dapat mengoperasikan mesin USG secara efisien dengan menghasilkan akurasi pemeriksaan
yang baik. Dokter umum pada layanan primer diharapkan memiliki kemampuan penapisan
awal abnormalitas kehamilan dan melakukan rujukan, bukan untuk menegakkan diagnosis
dan tatalaksana. Rujukan yang lebih awal dan terencana akan meningkatkan kualitas luaran
kehamilan. Penapisan awal yang ketat di layanan primer akan mengurangi pitfall ANC, atau
lolosnya kasus-kasus kehamilan bermasalah tanpa penanganan.
Teknik pemeriksaan 6 langkah (Six Step Approach), telah terlegitimasi oleh The International
Society of Ultrasound in Obstetrics and Gynecology (ISUOG, 2016), digunakan untuk :
 Menentukan kehamilan/bukan kehamilan
 Posisi produk kehamilan Intra/ekstrauterin
 Hidup/Meninggal (embrio/fetus pada fase awal atau pada fase akhir)
 Menghitung denyut jantung janin (Menggunakan M-mode)
 Menentukan jumlah janin (tunggal/kembar/multiple fetus)
 Presentasi janin (presentasi kepala/presbo/letak lintang)
 Memeriksa dan mengukur biometri janin (untuk menduga adannya Fetal Growth
Restriction atau Macrosomia).

6 langkah pemeriksaan tersebut yaitu :

Pedoman USG Puskesmas Alian Page 2


1. Probe ditempelkan diatas Simfisis/ Suprasimphisis dengan posisi transversal dan

marker pada jam 9. Pada Trimester 3 digunakan untuk Menentukan presentasi/ letak
janin
2. Dari Langkah ke-1, probe sliding ke kanan atas, tengah atas, dan kiri atas abdomen
dari
pasien gravida tersebut, dengan posisi tetap tegak lurus dan transversal marker pada
jam 9. Pada Trimester 3 difungsikan untuk menemukan gerakan jantung janin
sekaligus menghitung denyut jantung janin dan menilai iramanya dengan M-mode.
Janin hidup/ meninggal.
3. Pada Langkah ke 3 probe transversal marker jam 9 mulai dari suprasimfisis kanan
probe sliding ke atas hingga habis, kemudian diulang sama di tengah dan di kiri.
Probe kemudian dipindah posisi longitudinal marker jam 9 mulai dari sisi kanan atas
bergeser ke kiri hingga habis, kemudian turun ke tengah dan kemudian bawah. Pada
trimester 1 difungsikan untuk menentukan hamil/ tidak kemudian;
Intra/ekstrauterin; jumlah janin dan mengukur GS atau CRL untuk menentukan umur
kehamilan serta taksiran persalinan.
4. Pada Langkah Ke-4 posisi probe longitudinal marker jam 12 posisi mulai dari kanan
atas bergerak ke bawah hingga habis, kemudian dilanjutkan ke tengah dan ke kiri.
Langka ini difungsikan untuk menentukan lokasi plasenta sehingga probe dimulai di
fundus bila ditemukan di sini berarti normal (lokasi normal) bila ditemukan di bawah
berarti curiga previa.
5. Langkah ke 5, menempelkan probe pada posisi tegak lurus di 4 kuadran abdomen
kemudian mencari jarak vertikal terdalam ytang terbebas dari organ janin dan tali
pusat untuk diukur. Langkah ini difungsikan untuk mengukur kecukupan jumlah
cairan ketuban. Nilai normal 2-8 Menentukan jumlah cairan ketuban.
6. Langkah ke 6 ini sama dengan langkah ke 3 probe transversal marker jam 9 mulai dari
suprasimfisis kanan probe sliding ke atas hingga habis, kemudian diulang sama di
tengah dan di kiri. Probe kemudian dipindah posisi longitudinal marker jam 9 mulai
dari sisi kanan atas bergeser ke kiri hingga habis, kemudian turun ke tengah dan
kemudian bawah. Pada trimester 3 difungsikan untuk menentukan ukuran biometri
janin, BPD, HC, AC, FL.

Pedoman USG Puskesmas Alian Page 3


Jika mengetahui batasan tersebut tidak normal pada layanan primer, maka dapat
dilakukan rujukan yang terarah dan terencana sehingga mendapatkan tatalaksana dengan
cepat di rumah sakit rujukan dan menghasilkan outcome yang baik. Pada Trimester 1,
pengukuran Gestational Sac dan Crown Rump Length, dapat digunakan sebagai taksiran
persalinan. Pada Trimester 3, digunakan untuk mengukur jarak antara tulang parietal
(BiParietal Diameter) ditemukan CSP, falx cerebri, thalamus dan insula dengan mengukur
outer to inner pada tulang parietal; mengukur lingkar kepala (Head Circumference);
mengukur Abdominal Circumference (lingkar perut) tampak lambung, vena porta bentuk
seperti J-Shape dan mengukur lingkar luar; mengukur tulang paha (Femur Length), mengukur
diaphisis
Hasil pemeriksaan kemudian diintegrasikan dalam Buku KIA tahun 2020 yang berisi
lembar ANC Trimester 1 (sejak hamil s/d hamil 12 minggu) (Buku KIA 2020 halaman 6) dan
Trimester 3 (32 – 36 minggu) (Buku KIA halaman 10). Dokter umum di layanan primer wajib
melakukan pemeriksaan ANC pada ibu hamil pada kunjungan ke-1 (K-1) dan kunjungan ke-6
(K-6) dengan harapan peningkatan kualitas ANC sehingga terjadi percepatan penurunan AKI
dan AKB.

Skema rujukan pasca penerapan penapisan awal di layanan primer:


1. Hamil/tidak à PP test (+) tidak ditemukan produk kehamilan à rujuk
2. Jumlah janin > lebih dari 1 à rujuk
3. Intra/ekstrauterin ditemukan kantung kehamillan dan atau janin ekstrauterin à
rujuk
4. Meninggal à rujuk
5. Menghitung denyut jantung janin < 100 atau > 180 à rujuk
6. Presentasi janin trimester 3 bukan presentasi kepala à rujuk
7. Biometri janin tidak sesuai dengan umur kehamilan à rujuk
8. Taksiran berat janin tidak sesuai dengan umur kehamilan à rujuk
9. Umur kehamilan berdasar USG berbeda 4 minggu dibanding hitungan berdasar
HPMT à rujuk
10. Taksiran tanggal persalinan berdasar USG/HPL berbeda > 4 minggu dibanding
hitungan berdasar HPMT à rujuk
11. Lokasi plasenta serta ada tidaknya solusio plasenta kesan dibawah atau kesan solusio

Pedoman USG Puskesmas Alian Page 4


à rujuk
12. Jumlah cairan amnion à kesan sedikit atau kesan terlalu banyakàrujuk
Dirujuk ke Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut Rumah Sakit guna mendapatkan
kepastian diagnosis dan tata laksana kolaboratif dengan Dokter Spesialis Obstetri dan
Ginekologi. Pada kelainan medis terkait problem interna dan kardiologi dilakukan juga
kolaborasi penanganan lebih lanjut.

BAB IX
PENUTUP

Panduan pelaksanaan pemeriksaan USG ini dibuat untuk memberikan petunjuk dalam
pelaksanaan kegiatan pelayanan USG di Puskesmas Alian, penyusunan panduan disesuaikan
dengan kondisi riil yang ada di puskesmas, tentu saja masih memerlukan inovasi-inovasi yang
sesuai dengan pedoman yang berlaku secara nasional. Perubahan perbaikan, kesempurnaan
masih diperlukan sesuai dengan kebijakan, kesepakatan yang menuju pada hasil yang optimal.
Panduan ini digunakan sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan pelayanan
USG di puskesmas agar tidak terjadi penyimpangan atau pengurangan dari kebijakan yang
telah ditentukan.

Pedoman USG Puskesmas Alian Page 5

Anda mungkin juga menyukai